You are on page 1of 6

Patofisiologi Osteoarthritis dan Efikasi Glukosamin pada Osteoarthritis Ivan Yoseph Saputra Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida

Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731 Alamat Korespondensi: ivanyoseph@gmail.com

Abstrak: Osteoarthritis (OA) adalah suatu gangguan persendian dimana terjadi perubahan berkurangnya tulang rawan sendi dan terjadi hipertropi tulang hingga terbentuk tonjolan tulang pada permukaan sendi (osteopit). Pemberian glukosamin tidak dianjurkan bagi pasien OA karena tidak ada evidence base efikasi glukosamin terhadap pasien OA. Kata Kunci : osteoarthritis, glukosamin

Abstract: Osteoarthritis (OA) is a joint disorder in which there is a change reduction in joint cartilage and bone hypertrophy occurs to form bone spurs in the joint surface (osteopit). Provision of glucosamine is not recommended for patients with osteoarthritis because no evidence base of efficacy of glucosamine on OA patients. Key words: osteoarthritis, glucosamin Pendahuluan Lutut adalah salah satu sendi utama pemikul berat badan. Namun sebagian orang pernah mengalami nyeri lutut apalagi bagi orang yang melakukan sebuah aktivitas yang cukup padat. Sering kali mereka merasakan sakit dan nyeri di bagian lutut. Pada umumnya nyeri lutut sendiri disebabkan karena pengapuran sendi dan berkurangnya minyak sendi. Penyakit ini disebut dengan osteoarthritis yang bersifat progresif lambat, umumnya terjadi pada usia lanjut, walaupun usia bukan satu-satunya faktor risiko. Osteoarthritis (OA) menyerang terutama sendi tangan atau sendi penyokong berat badan termasuk sendi lutut. Sendi lutut merupakan sendi penopang berat badan yang sering terkena osteoarthritis. Osteoarthritis sendi lutut ditandai oleh nyeri pada pergerakan yang hilang bila istirahat, kaku sendi terutama setelah istirahat atau bangun tidur. Kelainan ini bersifat progresif lambat dan sampai saat ini masih tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Osteoartritis bersifat kronik, dimana kondisi pasien semakin memburuk seiring berjalanya waktu. Glukosamin banyak digunakan sebagai obat untuk pasien OA, untuk itu perlu penjelasan tepat mengenai glukosamin dan efikasinya terhadap pasien OA. 1

Skenario Masalah Seorang ibu pedagang kue keliling, usia 60 tahun mengeluh nyeri pada kedua lutut sejak 2 hari yang lalu. Nyeri bertambah setelah naik tangga. Ia tinggal di lantai 3 rumah susun sejak 10 tahun yang lalu. Setelah berobat ke dokter, ia di berikan obat-obat penghilang nyeri dan glukosamin. Rumusan Masalah Ibu berusia 60 tahun mengeluh nyeri pada kedua lutut. Analisis Masalah Hipotesis Ibu berusia 60 tahun menderita ostheoarthritis dan diberikan obat penghilang rasa nyeri dan glukosamin. Sasaran Pembelajaran 1. Mahasiswa mengetahui struktur lutut 2. Mahasiswa mengetahui patofisiologi osteoarthritis 3. Mahasiswa mengetahui fakto resiko osteoathritis 4. Mahasiswa mengetahui efikasi glukosamin Pembahasan 1. Komposisi yang terdapat pada lutut Kapsul sendi berfungsi untuk melindungi bagian tulang yang bersendi supaya tidak lepas saat bergerak. Cairan dalam rongga sendi berfungsi untuk menguragi gesekan antar tulang pada sendi. Cairan ini terdiri dari 95% air dengan pH 7,4 dan merupakan campuran polisakarida, protein (bubricin), dan lemak.1 ligamen berfungsi sebagai enguhubung antar kedua sendi sehingga tulang sendi menjadi kuat untuk melakukan gerakan tubuh. Ligamen mempunyai sifat yang cukup lentur dan jaringannya cukup kuat yang berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi. Ada beberapa ligamen sendi lutut yaitu : a. Ligamentum cruciatum anterior terletak dari depan fossa intercondyloidea anterior ke permukaan medial condilus lateralis femorisyang berfungsi

menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya tibia ke depan.

b. Ligamentum cruciatum posterior dimulai dari facies lateralis condylus medialis femoris menuju ke fossa intercondylodea tibia yang berfungsi menahan

bergesernya tibia ke arah belakang. c. Ligamentum collateral lateral dimulai dari epicondylus lateralis ke capitulum fibula yang berfungsi menahan gerakan varus atau samping luar. d. Ligamentum collateral mediale dimulai dari epicondylus medial ke

permukaan medial tibia (epicondylus medialis tibia) yangberfungsi menahan gerakan valgus atau samping dalam eksorotasi. Namun secara bersamaan fungsi fungsi ligament collateralle menahan bergesernya tibia ke depan pada lutut 90. e. Ligamentum patella adalah lanjutan dari tendon M. Quadriceps Femoris yang berjalan dari patella ke tuberositas tibia.2

2. Patogenesis osteoarthritis Pada osteoarthritis terdapat proses degenerasi,reparasi dan inflamasi yang terjadi dalam jaringan ikat,lapisan rawan ,sinovium dan tulang subchondral. Bagi penderita usia lanjut kekuatan dan ketahanan lututnya dapat menurun. Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada sendi lutut karena osteoarthritis : Degradasi rawan

Degradasi ini bisa timbul akibat tidak ada keseimbangan antara regenerasi (reparasi) dengan degenerasi rawan sendi melalui beberapa tahap yaitu fibrilasi, pelunakan, pemecahan, dan pengelupasan cairan rawan sendi. Proses ini dapat berlangsung cepat atau pun lambat yang mengakibatkan permukaan sendi menjadi botak tanpa lapisan rawan sendi. Osteofit

Osteofit terbentuk akibat peningkatan pada kawasan permukaan sendi yang rusak. Ini merupakan bentuk biasa bagi permulaan osteoarthritis. Osteofit biasanya mengakibatkan pergerakan sendi dan biasanya menyebabkan kesakitan. Osteofit ini biasanya terbentuk di tulang subchondral. Sclerosis subchondral

Merupakan pemadatan atau penguatan tulang tepat di bawah lapisan rawan sendi yang mulai rusak. Sinovitis 3

Merupakan inflamasi(bengkak kemerahan dan nyeri ) dari sinovium dan terjadi akibat proses sekunder dari degenerasi rawan.2 3. Faktor Resiko Osteoarthritis Pada kasus nyeri sendi, banyak yang dapat menjadi faktor penyebab nyeri sendi ataupun dapat dikarenakan oleh pengaruh jumlah cairan sendi. Jumlah cairan sendi yang digunakan sebagai pelumas dapat sewaktu-waktu berkurang yang menyebabkan terjadinya gesekan antar tulang pada sendi yang terkait. Gesekan yang terjadi ini menyebabkan nyeri pada sendi atau biasa yang dikenal sebagai radang sendi. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan jumlah cairan sendi yaitu; Berat badan tubuh berlebih

Lutut berfungsi menyangga keseluruhan bobot tubuh. Jadi sangatlah penting untuk menjaga berat badan anda agar tetap berada dalam keadaan normal. Sebab orang yang obesitas memiliki resiko yang sangat besar mengalami osteoarthritis karena berat badan berlebihan mempercepat rusaknya tulang rawan . Kurang berolahraga

Olahraga sangatlah penting untuk menjaga kekuatan lutut. Tanpa olahraga otototot,tulang,ligament dan sendi juga rentan terhadap osteoarthritis. Aktivitas fisik berlebih

Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi pemicu terjadinya osteoarthritis oleh karena itu kurangi aktivitas-aktivitas yang memberi beban lebih pada lutut.3 4. Glukosamin Glukosamin adalah amino monosakarida yang ditemukan pada kitin, glikoprotein, dan glikosaminoglikan seperti asam hialunorat dan heparan sulfat. Glikoprotein, dikenal sebagai proteoglikan yang merupakan bentuk dasar matriks ekstraseluler dari jaringan penyambung.4 Glukosamin secara alami disintesis dalam tubuh. Glukosamin merupakan senyawa penting dalam pembentukan kolagen dan pengawetan kartilago, serta berguna untuk meningkatkan kelenturan dan menyerap guncangan.5 Glukosamin (C6H13NO5) merupakan gula amino dan prekusor penting dalam sintesis biokimia dari protein glikosilasi dan lemak. Sebenarnya di dalam tubuh sendiri sudah terbentuk glukosamin, tetapi seiring bertambahnya umur sehingga tubuh pun mengalami kekurangan glukosamin yang mengakibatkan terganggunya produksi cairan sinovial yang dapat berakibat 4

pada kerusakan tulang rawan pada sendi. Tetapi, pemberian glukosamin pada penderita nyeri lutut terdapat efek samping seperti mengantuk, sakit kepala, insomnia, dan gangguan pencernaan seperti mual atau diare. Glikosaminoglikan adalah polisakarida panjang tidak bercabang yang tersusun dari pengulangan unit-unit disakarida. Disakarida yang berulang-ulang tersebut biasanya

mengandung asam uronat dan heksosamin, dan sering bersulfat. Akibatnya mereka membawa muatan negatif, terhidrasi, dan berfungsi sebagai pelumas.6 Terdapat paling sedikit tujuh jenis glikosaminoglikan, yaitu kondroitin sulfat, dermatin sulfat, heparin, heparin sulfat, asam hialuronat, dan keratan sulfat I dan II. Pada asam hialuronat yang merupakan dasar dari pembentukan cairan sendi, glikosaminoglikan terikat ke protein, biasanya melekat secara kovalen ke residu serin atau treonin.6 Glukosamin dikenal sebagai 2 amino 2 deoksi glukosa, 2 amino-2 deoksi-beta D glukopiranosa dan chitosamine.

Gambar 1. Struktur Glukosamin7

Glukosamin diperoleh dari ekstraksi kulit cangkang hewan golongan crustaceae seperti udang, lobster dan kepiting melalui proses deproteinasi dekalsiumisasi menjadi chitin, kemudian di hidrolisis menjadi glukosamin.

Glukosamin tidak memiliki efikasi yang tepat, tidak ada penjelasan ilmiah mengenai kerja glukosamin kepada perbaikan tulang rawan. NSAID dan asetaminofen dianjurkan sebagai terapi farmakologi Osteoarthritis, sementara glukosamin tidak dianjurkan sebagai terapi OA.8 Penutup Faktor penyebab ibu tersebut diserang penyakit osteoarthritis adalah disebabkan faktor usia, jenis kelamin dan perilaku yang dilakukan oleh ibu tersebut dengan menaiki dan menuruni tangga tersebut sejak 10 tahun yang lalu. Oleh itu, penyakit ibu tersebut bisa dirawat dengan terapi nonfarmakologi dan terapi farmakologi dengan obat penghilang nyeri (NSAID) atau asetaminofen. Sementara glukosamin tidak dianjurkan untuk digunakan, karena tidak terbukti secara evidence based sebagai terapi farmakologi OA.

Daftar Pustaka 1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2005. h. 114. 2. Evelyn P.Fisiologi dan anatomi untuk paramedic.Jakarta: PT Gramedia; 2008. h. 50-1, 73 3. Suriya Fred.Konspirasi dokter.medan:PT Media komputindo; 2007. h. 128 4. Nasanius Y. Pertemuan linguistik pusat kajian bahasa dan budaya atma jaya: kedelapan belas. Edisi 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2007. h. 28. 5. Roizen MF, Oz MC. Being beautiful: sehat dan cantik luar dalam ala dr. oz. Bandung: Qanita; 2010. h. 272. 6. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC; 2004. h. 450-1. 7. Gambar 1. diunduh dari: http://patentimages.storage.googleapis.com/US20080279931A1/US20080279931A120081113-C00001.png. 8. Hochberg MC, Altman R, April KT, Benkhalti M, Guyatt G, McGowann J, et all. aAmerican College of Rheumatology 2012. Recommendations for the use of nonpharmacologic and pharmacologic therapies in osteoarthritis of hand, hip, and knee. Arthritis Care & Research 2012; 64(4): 465-74.

You might also like