You are on page 1of 4

Ketuban merupakan hal yang penting dalam kehamilan karena ketuban memiliki fungsi seperti: a. b. c. d. e. Untuk proteksi janin.

Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion. Agar janin dapat bergerak dengan bebas. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin. f. Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.

Faktor Predisposisi Ketuban Keruh Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis). Infeksi yang terjadi selama kehamilan dapat disebabkan karena air ketuban pecah disebabkan oleh infeksi sehingga harus segera dilakukan persalinan, Korioamnionitis adalah keadaan pada perempuan hamil dimana korion, amnion dan cairan ketuban terkena infeksi bakteri. Korioamnionitis merupakan komplikasi paling serius bagi ibu dan janin, bahkan dapat berlanjut menjadi sepsis (Prawirohardjo, 2008). Membrana khorioamnionitik terdiri dari jaringan viskoelastik. Apabila jaringan ini dipacu oleh persalinan atau infeksi maka jaringan akan menipis dan sangat rentan untuk pecah disebabkan adanya aktivitas enzim kolagenolitik. Grup B streptococcus mikroorganisme yang sering menyebabkan amnionitis. Selain itu Bacteroides fragilis, Lactobacilli dan

Staphylococcus epidermidis adalah bakteri-bakteri yang sering ditemukan pada cairan ketuban pada kehamilan preterm. Bakteri-bakteri tersebut dapat melepaskan mediator inflamasi yang menyebabkan kontraksi uterus. Hal ini menyebabkan adanya perubahan dan pembukaan serviks dan pecahnya selaput ketuban (Varney, 2007). Jika terdiagnosis korioamnionitis, perlu segera dimulai upaya untuk

melahirkan janin sebaiknya pervaginam. Sayangnya, satu-satunya indikator yang andal untuk menegakkan diagnosis ini hanyalah demam; suhu tubuh 38C atau lebih, air ketuban yang keruh dan berbau yang menyertai pecah ketuban yang menandakan infeksi (Anonim, 2007). Kehamilan yang melebihi 42 minggu

Sedangkan untuk hamil yang melewati waktu berhubungan dengan kelahiran normal yang harusnya terjadi 37 hingga 42 minggu. Bagi ibu hamil yang melewati masa tersebut biasanya disebut over pregnancy sehingga apabila melewati usia 42 minggu plasenta akan lebih tua dan tidak berfungsi seperti mestinya menyebabkan kekurangan pasokan oksigen pada bayi. Hal ini meningkatkan resiko ketuban pecah dini dan terjadi infeksi pada bayi, selain itu dapat mengakibatkan air ketuban menjadi berwarna hijau keruh. Gangguan pada janin

Selanjutnya penyebab dari bahaya air ketuban keruh adalah gangguan pada janin. Salah satu kasus yang dapat diambil adalah kurangnya pasokan oksigen dari sang ibu dikarenakan gangguaan kesehatan seperti asma atau terjadi karena gangguan dari pergerakan bayi yang terlalu aktif mengakibatkan tali pusar melilit sehingga mengakibatkan bayi stress. Bayi yang stress akan mengeluarkan mekonium yaitu feses yang dihasilkan oleh bayi yang baru lahir. Terjadinya mekonium di dalam kandungan mengakibatkan air ketuban menjadi hijau keruh. Air ketuban memang sangat befungsi ketika kehamilan dan menjelang persalinan akan tetapi apabila sudah melalui masa hamil (37-42 minggu) dan bayi masih di dalam kandungan akan berbahaya. Air ketuban yang mencemari disaat persalinan berlangsung dikenal dengan istilah medis Meconium Aspiration syndrome (MAS). Air ketuban keruh yang berwarna hijau bahkan hingga berwarna hitam akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada bayi apabila tidak segera ditangani. Ketuban Pecah Dini dan Penyebabnya

Ketuban pecah dini atau Spontaneous / Early-Premature Rupture Of The Membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartus yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput janin. Ketuban pecah dini (KPD) dibagi dalam dua jenis:

Ketuban Pecah Dini Preterm, yaitu KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. Ketuban Pecah Dini yang memanjang, yaitu KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

Penyebab terjadinya ketuban pecah dini:


Adanya hipermotilitas yang sudah lama terjadi sebelum terjadinya KPD Selaput ketuban selalu tipis (kelainan ketuban) Polihidramnion (cairan ketuban berlebih) Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis) Riwayat KPD sebelumya Kehamilan kembar Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis Trauma

Tanda dan gejala ketuban pecah dini Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi. Komplikasi ketuban pecah dini

Infeksi intra partum (korioamnionitis) ascendens dari vagina ke intrauterin. Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm. Prolaps tali pusat, bisa sampai gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering terjadi pada presentasi bokong atau letak lintang). Oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban habis

You might also like