You are on page 1of 6

Pembangunan Puskesmas dalam Meningkatkan Mutu Kesehatan Masyarakat

Budi Hartono 102013079/F5


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna utara No. 6 Jakarta Barat 11510. Tlp. 5666952 yohanesbudi_hartono@ymail.com

Pendahuluan
Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang kesehatan membuat masih banyaknya masyarakat yang masih terkena penyakit - penyakit menular lainnya. Disinilah puskesmas mengambil peran yang sangat penting untuk membuat masyarakat memiliki pengetahuan mengenai kesehatan, penyakit - penyakit menular, serta pencegahannya. Tidak hanya memberi pengetahuan tentang penyakit - penyakit menular saja, tetapi juga ada program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan juga Keluarga Berencana (KB). Dengan harapan adanya program tersebut ibu - ibu dapat menjaga kesehatan diri sendiri dan anak, serta membatasi jumlah anak yang dilahirkan menjadi hanya dua saja. Sehingga angka kelahiran tidak meningkat secara drastis.

Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sering dijumpai di daerah - daerah yang jauh dari kota. Karena jauh dari rumah sakit yang berada di kota, maka puskesmas menjadi tempat terdekat yang dituju jika terkena penyakit atau hanya pemeriksaan saja. Dari pengertiannya, puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah dalam bentuk program kesehatan. Program kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas merupakan program pokok yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk melindungi masyarakat, termasuk mengembangkan program khusus untuk penduduk yang miskin. Puskesmas juga memiliki definisi lain, sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan. Sehingga puskesmas memiliki

wewenang serta tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.1

Tujuan dan Fungsi


Puskesmas memiliki tujuan untuk mendukung agar tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu meningkatkan kesadaran dan kemampuan agar hidup sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah kerja puskesmas tersebut. Puskesmas berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang berbagai macam pengetahuan kesehatan, cara hidup sehat, dan cara mencegah penyakit yang menular karena faktor lingkungan. Jika pembangunan puskesmas di desa yang jauh dari kota meningkat, maka warga yang tinggal di desa tersebut lama - lama akan memiliki kesadaran tentang hidup sehat. Ada tiga fungsi pokok puskesmas yaitu sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan fungsinya dapat dilakukan antara lain dengan cara merangsang masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri, memberikan bantuan yang bersifat membimbing secara teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan, memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, dan bekerja sama dengan sektor - sektor yang berhubungan dalam rangka melaksanakan program puskesmas.2

Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Terdapat pelayanan - pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas yang merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan - pelayanan tersebut ditujukan pada semua penduduk, dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan hingga tutup usia. Sebelum hadirnya puskesmas, pelayanan kesehatan pada kecamatan meliputi balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA), usaha higiene sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit penyakit menular, dan lain - lain. Usaha tersebut bekerja secara sendiri - sendiri dan langsung memberi laporan pada kepala dinas kesehatan daerah tingkat II. Petugas balai pengobatan tidak mengetahui apapun yang terjadi di BKIA, begitu juga sebaliknya, petugas BKIA tidak mengetahi apa yang dilakukan oleh petugas higiene sanitasi.1 Ketika kesadaran masyarakat terhadap kesehatan suatu kecamatan sudah memadai, kunjungan warga ke puskesmas berkisar 150 - 300 setiap hari. Selalu yang paling ramai adalah poliklinik KIA - KB puskesmas tersebut.3 Puskesmas dituntut agar mampu memberi pelayanan kesehatan yang cepat. Sehingga tidak ada warga yang akan mengeluh tentang waktu tunggu yang
2

lama karena poliklinik yang selalu ramai. Dapat dengan cara menambah petugas yang bekerja di puskesmas tersebut, agar setiap dari warga yang datang bisa langsung ditangani sesuai kebutuhannya.

Kegiatan Pokok
Puskesmas memiliki beberapa kegiatan pokok yang dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga kerja dan fasilitas yang terdapat pada puskesmas sehingga kegiatan pokok di setiap puskesmas dapat berbeda - beda satu sama lain. Walaupun demikian, kegiatan pokok puskesmas yang wajib dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut: 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kesehatan ibu dan anak (KIA). Keluarga Berencana (KB). Perbaikan gizi. Kesehatan lingkungan. Pencegahan penyakit menular. Penyuluhan kesehatan masyarakat. Pengobatan. Perawatan kesehatan masyarakat. Promosi kesehatan.

Terdapat puskesmas yang hanya berfokus pada kegiatan KIA serta KB dan pencegahan penyakit menular. Karena kegiatan KIA yang dilaksanakan puskesmas dapat membantu para ibu yang memiliki anak. Dan tentu kegiatan KB berguna untuk membatasi keluarga agar tidak memiliki anak lebih dari dua.

Kesehatan ibu dan anak (KIA) - Keluarga Berencana (KB)


Pada kegiatan pokok puskesmas terdapat kegiatan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB). Dapat dijadikan menjadi satu, karena keduanya berhubungan dengan keluarga. Sebelumnya KIA memiliki kepanjangan kesejahteraan ibu dan anak, dan sekarang berubah menjadi kesehatan ibu dan anak. Berarti sekarang kegiatan tersebut lebih mengutamakan kesehatan dari ibu dan anaknya. Terdapat balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) yang terdapat di puskesmas, yang berguna sebagai wadah bagi para ibu hamil dan memiliki anak. Agar mengerti mengenai bagaimana cara mengasuh bayi dan anak - anak mereka, tentang cara hidup sehat serta mendapat pelajaran mengenai makanan yang sehat. Agar setiap anak di mana saja dapat dibesarkan dalam lingkungan keluarga dengan penuh kasih sayang, lepas dari ketakutan. Pelayanan usaha - usaha yang dilakukan oleh BKIA : 5 1. Pemeriksaan bayi sampai umur 1 tahun. 2. Pemeriksaan ibu waktu hamil, dan setelah melahirkan. 3. Pemeriksaan anak sampai umur 6 tahun (termasuk taman kanak-kanak).

4. Pertolongan persalinan di klinik - klinik bersalin / BKIA / Rumah Sakit baik fasilitas dari pemerintah maupun dari swasta. 5. Pemberian suntikan imunisasi dasar dan ulangan. 6. Pemberian pengobatan untuk penyakit - penyakit ringan. 7. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu, bayi, dan balita. 8. Pemberian "Pendidikan Kesehatan Masyarakat". 9. Pencegahan dehidrasi pada anak - ank yang menderita diare, dan mencegah timbulnya penyakit karena kekurangan vitamin, karbohidrat, protein, dsb. 10. Berkunjung ke rumah untuk kegiatan yang sama di luar BKIA. 11. Pelayanan Keluarga Berencana di tempat - tempat yang sudah memungkinkan untuk pelaksanaannya. Lalu yang selanjutnya adalah keluarga berencana (KB). Keluarga berencana atau family planning menurut WHO adalah "An Expert Committee" (1974) adalah usaha menolong individu atau pasangan antara lain untuk mencegah terjadinya kelahiran yang tidak dikehendaki, mengatur interval waktu kehamilan, mengontrol waktu kelahiran berhubungan dengan usia orang tua, menentukan jumlah anak dalam keluarga. Ruang lingkup program keluarga berencana yang modern tidak hanya sebatas pada definisi tersebut, tetapi juga melaksanakan program sterilisasi, pendidikan seks, tes skrining pada kelainan patologis sistem reproduksi, konsultasi sebelum dan sesudah perkawinan, memberi penyuluhan kepada masyarakat bagaimana cara meningkatkan ekonomi dan gizi keluarga dan kegiatan lain.6

Pencegahan penyakit menular


Penyakit menular merupakan masalah kesehatan masyarakat, ada juga yang menjadi penyebab kematian utama pada bayi dan balita. Disebabkan juga oleh mikro-organisme atau agent yang berasal dari suatu sumber penyakit (reservoir) dan ditularkan secara langsung maupun tidak langsung (transimsi) kepada manusia (host).7 Terdapat 3 faktor yang berperan pada penularan penyakit menurut Gordon dan Le Richt : 1. Faktor Pejamu (host). 2. Faktor Lingkungan (Environtment). 3. Faktor bibit penyakit (agent). Bibit penyakit juga memiliki sifat - sifat yang dibedakan menjadi 4 : a) Patogenisiti b) Virolensi c) Antigenisti d) Infektiviti Dalam penularannya dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu cara keluarnya bibit penyakit dari tubuh (mode of exit), cara bagaimana penyakit itu berpindah (mode of transmission), cara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh kita (mode of entry). Jika ditinjau
4

dari kaitan penyakit menular dengan kemungkinan timbulnya wabah dibedakan menjadi 4 kelompok: 1. Penyakit karantina 2. Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi 3. Penyakit menular dengan potensi wabah rendah 4. Penyakit menular tidak berpotensi wabah Cara berpindah nya bibit penyakit dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Langsung a) Sexual transmitted. b) Droplet (percikan ludah). c) Kontak tubuh yang lama. d) Melalui placenta 2. Tidak langsung a) Airborne (melalui udara). b) Foodborne (melalui makanan). c) Waterborne (melalui air). d) Arthropode borne (melalui serangga). e) Vehicle borne (melalui alat). Cara pencegahan penyakit menular memiliki dua prinsip pokok yaitu mengenal serta mengetahui riwayat alamiah perkembangan penyakit, dan memutuskan rantai penularan penyakit. Pada riwayat alamiah perkembangan penyakit terdapat lima tahap perkembangan penyakit yaitu tahap prephatogenesis, tahap inkubasi, tahap penyakit dini, tahap penyakit lanjut, tahap akhir penyakit. Dan menurut Leavel dan Clark, dari tahap - tahap perkembangan itu dapat diambil 5 langkah pencegahan. Dimulai dari health promotion, spesific protection, early diagnosis and prompt treatment, disability limitation, rehabilitation. Sedangkan cara memutuskan rantai penularan penyakit adalah dengan cara memutus hubungan antara host, agent dan lingkungan. Bisa dengan cara menghilangkan agent, menghilangkan sumber penularan (reservoir), mengetahui cara penularan (transmisi), memperbaiki kualitas lingkungan hidup, dan meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh kita.7

Kesimpulan
Jadi betapa pentingnya puskesmas untuk meningkatkan mutu kesehatan di masyarakat. Terlebih lagi jika puskesmas itu terletak di suatu desa kecil yang jauh dari kota. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan program kegiatan pokok yang sudah disiapkan puskesmas untuk melaksakan tugasnya di wilayah kerjanya. Seperti KIA yang memiliki balai kesehatan ibu dan anak sebagai wadah bagi ibu yang memiliki anak dan balita. Sehingga dapat membantu para ibu untuk mengasuh anak - anaknya dengan baik. Sedangkan program P3M (pencegahan penyakit menular), dimana para masyarakat
5

yang masih kurang dalam pengetahuan mengenai kesehatan diberi pengetahuan tentang kesehatan tersebut. Sehingga masyarakat sekitar dapat sadar dan mencegah penularan penyakit tersebut. Jadi mutu kesehatan disekitarnya akan meningkat, menjadikan masyarakat tersebut dapat hidup sehat.

Daftar Pustaka 1. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009. 2. Effendy, N. Dasar - dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC. 3. Pohan, IS. Jaminan mutu layanan kesehatan : dasar - dasar pengertian dan penerapan. Jakarta: EGC; 2007. 4. Notoatmodjo, S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2011. 5. Dainur. Kegiatan KIA di puskesmas dan permasalahannya. Jakarta: EGC. 6. Chandra, B. Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas. Jakarta: EGC; 2009 7. Yatim, F. Macam - macam penyakit menular dan pencegahannya. Jakarta: Pustaka Populer Obor; 2004.

You might also like