You are on page 1of 6

BAB III PENYAJIAN KASUS

3.1. Anamnesis Dilakukan tanggal 4 & 6 Desember 2013. 3.1.1. Identitas Pasien Nama Usia : Ny. A : 26 tahun

Pendidikan terakhir : SD Pekerjaan Agama Suku Dikirim oleh Masuk RS Alamat : ibu rumah tangga : islam : bugis : puskesmas rawat inap : Selasa, 03-12-2013 : Jl. Sui. Keluang Peniti Luar RT 004/ RW 003

3.1.2. Identitas Suami Nama Usia : Tn. I : 33 tahun

Pendidikan terakhir : SD Pekerjaan Agama Suku : pencari kepiting : islam : bugis

3.1.3. Keluhan utama Pengeluaran air sejak pukul 20.00 WIB (Sabtu, 29-11-2013). 3.1.4. Riwayat penyakit sekarang Pengeluaran air sejak pukul 20.00 (29-11-2013), pengeluaran darah lendir (-), mulas-mulas jarang.

14

15

3.1.5. Riwayat perkawinan Pernikahan pertama, sejak tahun 2012. 3.1.6. Riwayat obstetri Kehamilan pertama (G1P0A0M0). HPHT tanggal 20-02-2013, HTP tanggal 27-11-2013. Usia kehamilan 41 minggu. Periksa kehamilan ke bidan 10 kali, ke dokter 1 kali. 3.1.7. Riwayat penyakit dahulu Tahun 2012, pasien sering meracau, gelisah dan sering marah-marah. Pernah berobat ke RSK dan melakukan pengobatan selama 2 bulan. Riwayat keluhan yang sama di keluarga (+). 3.2. Pemeriksaan Fisik Dilakukan tanggal 03-12-2013 : Tanda-tanda vital Keadaan umum Kesadaran Suhu Frekuensi napas Frekuensi nadi Tekanan darah : baik : compos mentis : 36,5oC : 18 kali/menit : 80 kali/menit : 120/80 mmHg

Pemeriksaan obstetrik Berat badan Tinggi badan TFU DJJ Taksiran BJ : 57 kg : 150 cm : 27 cm : 144 kali/menit, regular : 2480 gram

Pemeriksaan dalam : portio tebal lunak, pembukaan 1 cm, ketuban (-), kepala HI.

16

3.3. Diagnosis Ketuban Pecah Dini (KPD) pada G1P0A0M0 hamil 41 minggu in partu kala I fase laten.

3.4. Tindakan a. Observasi DJJ dan kemajuan persalinan. b. Instruksi dokter : induksi.

3.5. Prognosis Ibu : bonam

Anak : bonam

3.6. Follow up 03-12-2013/pukul 20.00 WIB S O : mulas-mulas jarang, pengeluaran air (+), pengeluaran darah lendir (-) : KU baik, kesadaran compos mentis, TD 120/90 mmHg, DJJ 138 x/menit, regular. VT : portio tebal lunak, pembukaan 1 cm, ketuban (-), kepala HI. A P : KPD pada G1P0A0M0 H. 41 minggu in partu kala I fase laten. : memulai induksi (IVFD RL + drip syntocinon 5 IU + ketorolac 1 ampul + inj. valium IV), memantau DJJ dan kemajuan persalinan.

04-12-2013/pukul 06.30 WIB S O : mulas-mulas masih jarang, pengeluaran darah lendir (+) : KU baik, kesadaran kompos mentis, TD 130/90 mmHg, DJJ 138x/menit, regular. VT : portio tebal, pembukaan 1 cm, ketuban (-), kepala HI. Hb pre op : 12,5 gr/dl. A : KPD + gagal induksi pada G1P0A0M0 H. 41 minggu in partu kala I fase laten. P : instruksi dokter : persiapan SC.

17

Operasi dilakukan pukul 09.50-10.30 WIB 1. Pasien dibaringkan di meja operasi 2. Dilakukan a/antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya dengan alkohol dan betadine. 3. Ditutupkan duk steril. 4. Dilakukan insisi pada pfanenstil 1 cm di atas simfisis sampai tampak fascia. 5. Fascia diperlebar secara tumpul ke kanan dan ke kiri 6. Plika vesikouterina dipisahkan lalu segmen bawah rahim diinsisi berbentuk semilunar kemudian diperdalam dan diperlebar secara tumpul. 7. Janin dilahirkan dengan cara meliksir kepala janin, bayi lahir pukul 10.05 WIB, bayi laki-laki, BB 2200 gram, PB 45 cm, A/S : 9/10. 8. Plasenta dilahirkan perabdominal lengkap. 9. Segmen bawah rahim dijahit jelujur terukunci. 10. Plika vesikouterina dijahit jelujur terkunci dengan plain 2.0 11. Dilakukan penjahitan otot untuk menghentikan perdarahan aktif. 12. Peritoneum parietal dijahit jelujur terkunci. 13. Otot dijahit satu-satu, fascia dijahit jelujur terkunci, subkutis dijahit subkutiler. 14. Operasi selesai dikerjakan, perdarahan terkontrol sekitar 150 cc, keadaan pasien sebelum, selama dan setelah operasi : baik.

04-12-2013/pukul 10.55 WIB S O : pusing (+), mual (+), muntah (-), perdarahan (-), gelisah. : KU baik, kesadaran kompos mentis, RR 18x/menit, PR 72 x/menit, TD 140/80 mmHg, TFU 2 jari di bawah umbilikus, kontraksi baik, perdarahan pervaginam (-). A : Post Sectio Caesaria Transperitoneal Profunda (SCTP) + IUD a/i KPD + gagal induksi pada P1A0M0. P : IVFD RL 20 tpm + drip ketorolac 1 ampul, inj. ceftriaxone 1 gr/12 jam, puasa hingga bising usus (+), transfusi bila Hb < 10 gr/dl.

18

05-12-2013 S O : nyeri luka operasi (+) berkurang, perdarahan sedikit : KU baik, kesadaran kompos mentis, suhu 36,6oC, RR 20 x/menit, PR 68x/menit, TD 130/90 mmHg, kondisi luka op : baik, perdarahan : (+) sedikit. Hb post op : 11,3 gr/dl. A P : Post SCTP + IUD a/i KPD + gagal induksi pada P1A0M0 H+1 : IVFD RL 20 tpm, inj. ceftriaxone 1 gr IV

06-12-2013 S : nyeri luka operasi (+) berkurang, perdarahan sedikit, makan minum baik O : KU baik, kesadaran kompos mentis, suhu 36,5oC, RR 18x/menit, PR 80x/menit, TD 130/80 mmHg, kondisi luka op : baik, perdarahan : (+) sedikit. A P : Post SCTP + IUD a/i KPD + gagal induksi pada P1A0M0 H+2 : IVFD RL 20 tpm

07-12-2013 S : nyeri luka operasi (+) berkurang, perdarahan sedikit, makan minum baik O : KU baik, kesadaran kompos mentis, suhu 36,5oC, RR 18x/menit, PR 80x/menit, TD 120/80 mmHg, kondisi luka op : baik, perdarahan : (+) sedikit. A P : Post SCTP + IUD a/i KPD + gagal induksi pada P1A0M0 H+3 : IVFD RL 20 tpm, up kateter kemudian latihan miksi

08-12-2013 S : nyeri luka operasi (+) berkurang, perdarahan sedikit, makan minum baik, BAK normal

19

: KU baik, kesadaran kompos mentis, suhu 36,5oC, RR 18x/menit, PR 80x/menit, TD 130/70 mmHg, kondisi luka op : baik, perdarahan : (+) sedikit.

A P

: Post SCTP + IUD a/i KPD + gagal induksi pada P1A0M0 H+4 : boleh pulang

You might also like