You are on page 1of 18

By ; Anis Murniati, S.

Kep,Ns

Peradangan peritonium merupakan komplikasi berbahaya terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen misalnya : appendisitis, salpingitis, ruptur saluran cerna atau luka tembus abdomen infeksi bakteri ; organisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal atau pada wanita dari organ reproduksi internal.

Peritonitis adalah Inflamasi peritonium, lapisan membran serosa viseral rongga abdomen Peritonitis merupakan inflamasi intra abdomen yang difus, ditandai dengan eksudasi serum, fibrin, sel dan pus dalam peritoneum Peritonitis adalah suatu respon inflamasi atau supuratif dari peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri

Spontaneous Bakterial peritoneum/SBP (penyakit hati kronik) Organisme dari penyakit saluran GI Sumber eksternal : cedera atau trauma (KLL, jahitan pasca operasi) Inflamasi luas berasal adri organ di luar peritonium (ex. ginjal) Bakteri : E. coli, klebsiella, proteus, pseudomonas Komplikasi : apendisitis, perforasi usus, perforasi tukak lambung Kimiawi : getah lambung dan penkreas, empedu, darah, urine serta benda asing

Inflamasi organ abdomen


Inflamasi rongga abdomen

Proliferasi bakteri
Edema jaringan, eksudasi cairan Respon : hipermotilitas, ileus paralitik, akumulasi udara dan cairan

1)

Peritonitis bakterial primer akibat kontaminasi bakterial secara hematogen pada cavum peritoneum tidak ditemukan fokus infeksi dalam abdomen. Penyebabnya bersifat monomikrobial, biasanya E. Coli, Sreptococus atau Pneumococus. Peritonitis bakterial primer dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Spesifik : misalnya Tuberculosis 2. Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis. Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini adalah : adanya malnutrisi, keganasan intraabdomen, imunosupresi dan splenektomi. Kelompok resiko tinggi adalah pasien dengan sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan asites.

2) Peritonitis bakterial akut sekunder (supurativa) Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau

perforasi tractus gastrointestinal atau tractus urinarius. multipel organisme dapat memperberat terjadinya infeksi ini. Bakterii anaerob, khususnya spesies Bacteroides, dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan infeksi. luas dan lama kontaminasi suatu bakteri juga dapat memperberat suatu peritonitis. Kuman dapat berasal dari:

Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam cavum peritoneal. Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitis karena bahan kimia, perforasi usus sehingga feces keluar dari usus. Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra abdominal, misalnya appendisitis.

3) Peritonitis tersier, misalnya:


Peritonitis yang disebabkan oleh jamur Peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan. Merupakan peritonitis yang disebabkan oleh iritan langsung, sepertii misalnya empedu, getah lambung, getah pankreas, dan urine.

4) Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis: - Aseptik/steril peritonitis - Granulomatous peritonitis - Hiperlipidemik peritonitis - Talkum peritonitis

Nyeri

abdomen menyebar, konstan, diperberat oleh gerakan Mual, muntah Penurunan peristaltik sampai hilang Suhu badan meningkat peritonitis bakterial Nadi meningkat, hipotensi, letargi dan syok Leukosit meningkat

Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan BU menurun Kesukaran bernafas Penurunan TTV Tanda-tanda dehidrasi Status nutrisi

Leukosit meningkat Hb, Ht menurun Sinar X : udara dan cairan, serta lengkung usus yang terdistensi CT abdomen : abses Aspirasi peritoneal

Apendisitis Pankreatitis Gastroenteritis Kolesistisis Kehamilan ektopik yang terganggu

Syok Hipovolemik/septik Sepsis intra abdomen Abses Residual Intra Peritoneal Portal pyemia (misal. Abses hepar)

Prognosis

untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik, sedangkan pada peritonitis umum prognosisnya mematikan akibat organisme virulen

Masalah keperawatan
Resiko tinggi penyebaran infeksi (septikemia) Kekurangan volume cairan Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang Gangguan rasa nyaman nyeri Gangguan pola nafas ansietas

Pengkajian

nyeri terus menerus Atur posisi yang nyaman Penggantian cairan dan elektrolit Nutrisi bertahap Analgesik Antibiotik pembedahan

You might also like