You are on page 1of 18

UU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD MATERI

Ketentuan Umum Asas, Pelaksanaan an Lem!a"a Pen#elen""a$a Pem%lu

PASAL
1 2&' Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dan dilaksanakan 5 tahun sekali. Tahapan penyelenggaraan Pemilu meliputi perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu, pemutakhiran data Pemilih dan penyusunan daftar Pemilih, pendaftaran dan verifikasi Peserta Pemilu, penetapan Peserta Pemilu, penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan, pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, masa ampanye Pemilu, masa Tenang, pemungutan dan penghitungan suara, penetapan hasil Pemilu! dan pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Pemungutan suara dilaksanakan pada hari libur atau hari yang diliburkan secara nasional. Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka. Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik ber"akil banyak. Pemilu diselenggarakan oleh P#. Penga"asan penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan oleh $a"aslu. ( & 1) Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah partai politik. Parpol peserta Pemilu adalah Parpol yang pada Pemilu terakhir memenuhi ambang batas perolehan suara dari jumlah suara sah secara nasional serta Parpol yang tidak memenuhi ambang batas perolehan suara pada Pemilu sebelumnya atau Parpol baru setelah memenuhi persyaratan memiliki kepengurusan di seluruh provinsi, memiliki kepengurusan di %5& jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan, memiliki kepengurusan di 5'& jumlah kecamatan di kabupaten/kota yang bersangkutan, menyertakan sekurang(kurangnya )'& keter"akilan perempuan pada kepengurusan

Pese$ta Pem%lu an Pe$s#a$atan Men"%kut% Pem%lu

Pen a*ta$an an +e$%*%kas% Pa$,-l .al-n Pese$ta Pem%lu, Peneta,an Pa$,-l se!a"a% Pese$ta Pem%lu, Pen"a/asan atas Pelaksanaan +e$%*%kas% Pa$,-l .al-n Pese$ta Pem%lu

Hak Mem%l%1

partai politik tingkat pusat. Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan. Perseorangan dapat menjadi Peserta Pemilu setelah memenuhi persyaratan *+, berumur -. tahun atau lebih, berpendidikan paling rendah tamat /01, 01, /0 , 01 atau pendidikan lain yang sederajat, terdaftar sebagai Pemilih, mencalonkan hanya di . lembaga per"akilan dan di . daerah pemilihan serta mendapat dukungan minimal dari Pemilih di daerah pemilihan yang bersangkutan. Persyaratan dukungan minimal dimaksud meliputi provinsi yang berpenduduk sampai dengan ..'''.''' orang harus mendapatkan dukungan dari paling sedikit ..''' Pemilih, dan provinsi berpenduduk lebih dari .5.'''.''' orang harus mendapatkan dukungan dari paling sedikit 5.''' Pemilih. Dukungan dimaksud tersebar di paling sedikit 5'& dari jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan. 10 & 18 Parpol dapat menjadi Peserta Pemilu dengan mengajukan pendaftaran kepada P# dengan surat yang ditandatangani ketua umum dan sekretaris jenderal atau sebutan lain pada kepengurusan pusat Parpol. 2ad"al "aktu pendaftaran Parpol Peserta Pemilu ditetapkan P# paling lambat -' bulan sebelum hari pemungutan suara. P# melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran persyaratan yang disampaikan Parpol. 3erifikasi harus selesai dilaksanakan paling lambat .5 bulan sebelum hari pemungutan suara. Parpol calon Peserta Pemilu yang lulus verifikasi ditetapkan sebagai Peserta Pemilu oleh P#. Penetapan Parpol sebagai Peserta Pemilu dilakukan dalam sidang pleno P#. Penetapan nomor urut Parpol sebagai Peserta Pemilu dilakukan secara undi dalam sidang pleno P# terbuka dan dihadiri oleh "akil seluruh Parpol Peserta Pemilu. $a"aslu, $a"aslu Provinsi, dan Pan"aslu abupaten/ ota melakukan penga"asan atas pelaksanaan verifikasi Parpol calon Peserta Pemilu yang dilaksanakan oleh P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota. 12 an 20 *arga +egara ,ndonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur .% tahun atau lebih atau sudah/pernah ka"in mempunyai hak memilih. #ntuk dapat menggunakan hak memilih, *+, harus terdaftar sebagai Pemilih kecuali yang ditentukan lain dalam #ndang(#ndang ini.

3umla1 Ku$s% an Dae$a1 Pem%l%1an An""-ta DPR, DPRD P$-4%ns%, DPRD Ka!u,aten5K-ta, an DPD

Pen#usunan Da*ta$ Pem%l%16 Data Ke,en u ukan, Da*ta$ Pem%l%1, Pemutak1%$an Data Pem%l%1, Pen#usunan Da*ta$ Pem%l%1 Sementa$a, Pen#usunan Da*ta$ Pem%l%1 Teta,, Pen#usunan Da*ta$ Pem%l%1 !a"% Pem%l%1 % Lua$ Ne"e$%, Reka,%tulas% Da*ta$ Pem%l%1 Teta,, Pen"a/asan an Pen#elesa%an Pe$sel%s%1an alam Pemutak1%$an Data an Peneta,an Da*ta$ Pem%l%1

21 & )1 2umlah kursi anggota DPR ditetapkan sebanyak 54'. Daerah pemilihan 5Dapil6 anggota DPR adalah provinsi, kabupaten/kota, atau gabungan kabupaten/kota. 2umlah kursi setiap Dapil anggota DPR paling sedikit ) kursi dan paling banyak .' kursi. 2umlah kursi DPRD provinsi ditetapkan paling sedikit )5 dan paling banyak .''. 2umlah kursi DPRD provinsi didasarkan pada jumlah Penduduk provinsi yang bersangkutan dengan ketentuan provinsi dengan jumlah Penduduk sampai dengan ..'''.''' orang memperoleh alokasi )5 kursi, dan provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari ...'''.''' orang memperoleh alokasi .'' kursi. Dapil anggota DPRD provinsi adalah kabupaten/kota, atau gabungan kabupaten/kota. 2umlah kursi setiap Dapil anggota DPRD provinsi paling sedikit ) kursi dan paling banyak .- kursi. 2umlah kursi DPRD kabupaten/kota ditetapkan paling sedikit -' dan paling banyak 5'. 2umlah kursi DPRD kabupaten/kota didasarkan pada jumlah Penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan dengan ketentuan kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk sampai dengan .''.''' orang memperoleh alokasi -' kursi, dan kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari ..'''.''' orang memperoleh alokasi 5' kursi. Dapil anggota DPRD kabupaten/kota adalah kecamatan, atau gabungan kecamatan. 2umlah kursi setiap Dapil anggota DPRD kabupaten/kota paling sedikit ) kursi dan paling banyak .- kursi. 2umlah kursi anggota DPD untuk setiap provinsi ditetapkan 7. Dapil untuk anggota DPD adalah provinsi. )2 & 70 Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan data kependudukan sebagai bahan bagi P# dalam penyusunan daerah pemilihan dan daftar pemilih sementara 5DP/6. Data kependudukan dimaksud harus sudah tersedia dan diserahkan paling lambat .4 bulan sebelum hari pemungutan suara. Data kependudukan yang telah disinkronisasikan oleh Pemerintah bersama P# menjadi Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu, yang harus diserahkan oleh Pemerintah dan Pemda paling lambat .7 bulan sebelum hari pemungutan suara. P# abupaten/ ota menggunakan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu sebagai bahan penyusunan daftar Pemilih. P# abupaten/ ota melakukan pemutakhiran data Pemilih berdasarkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu dan diselesaikan paling lama 7 bulan setelah diterimanya Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu. 8asil

pemutakhiran data Pemilih digunakan sebagai bahan penyusunan DP/. DP/ disusun oleh PP/ berbasis domisili di "ilayah rukun tetangga atau nama lain. DP/ disusun paling lambat . bulan sejak berakhirnya pemutakhiran data Pemilih. PP/ "ajib memperbaiki DP/ berdasarkan masukan dan tanggapan masyarakat dan Peserta Pemilu paling lama .7 hari sejak berakhirnya masukan dan tanggapan. DP/ hasil perbaikan diumumkan kembali oleh PP/ selama % hari untuk mendapatkan masukan dan tanggapan masyarakat dan Peserta Pemilu. DP/ hasil perbaikan akhir disampaikan PP/ kepada P# abupaten/ ota melalui PP untuk menyusun daftar pemilih tetap 5DPT6. P# abupaten/ ota menetapkan DPT berdasarkan DP/ hasil perbaikan. DPT dimaksud disusun dengan basis TP/. DPT ditetapkan paling lama % hari sejak berakhirnya perbaikan terhadap DP/ hasil perbaikan. DPT disampaikan oleh P# abupaten/ ota kepada P#, P# Provinsi, PP , dan PP/. P# abupaten/ ota "ajib memberikan salinan DPT kepada Parpol Peserta Pemilu di tingkat kabupaten/kota dan per"akilan di tingkat kecamatan paling lambat % hari setelah ditetapkan. DPT diumumkan oleh PP/ sejak diterima dari P# abupaten/ ota sampai hari pemungutan suara. DPT dimaksud digunakan PP/ dalam melaksanakan pemungutan suara. /etiap epala Per"akilan Republik ,ndonesia menyediakan data Penduduk *+, dan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu di negara akreditasinya untuk menyusun daftar Pemilih di luar negeri. PP9+ melakukan pemutakhiran data Pemilih paling lama ) bulan setelah diterimanya data Penduduk *+, dan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu. PP9+ menyusun DP/ dan dilaksanakan paling lama . bulan sejak berakhirnya pemutakhiran data Pemilih. DP/ diumumkan selama .7 hari oleh PP9+ untuk mendapatkan masukan dan tanggapan masyarakat. PP9+ "ajib memperbaiki DP/ berdasarkan masukan dan tanggapan masyarakat paling lama % sejak berakhirnya masukan dan tanggapan masyarakat. DP/ hasil perbaikan digunakan PP9+ untuk bahan penyusunan daftar pemilih tetap 5DPT6. PP9+ mengirim DPT kepada P# dengan tembusan kepada epala Per"akilan Republik ,ndonesia. P# abupaten/ ota melakukan rekapitulasi DPT di kabupaten/kota, P# Provinsi melakukan rekapitulasi DPT di provinsi, dan P# melakukan rekapitulasi DPT secara

Pe8al-nan An""-ta DPR, DPRD P$-4%ns% an DPRD Ka!u,aten5K-ta

Tata .a$a Pen"a9uan :akal .al-n An""-ta DPR, DPRD P$-4%ns%, an DPRD Ka!u,aten5K-ta

nasional. $a"aslu, $a"aslu Provinsi, Pan"aslu abupaten/ ota, Pan"aslu ecamatan dan Penga"as Pemilu 9apangan melakukan penga"asan atas pelaksanaan pemutakhiran data pemilih, penyusunan dan pengumuman DP/, perbaikan dan pengumuman DP/ hasil perbaikan, penetapan dan pengumuman DPT, daftar pemilih tambahan, daftar pemilih khusus, dan rekapitulasi DPT yang dilaksanakan oleh P#, P# Provinsi, P# abupaten/ ota, PP dan PP/. Penga"as Pemilu 9uar +egeri 5PP9+6 melakukan penga"asan atas pelaksanaan pemutakhiran data pemilih, penyusunan dan pengumuman DP/, perbaikan dan pengumuman DP/ hasil perbaikan, penetapan dan pengumuman DPT, daftar pemilih tambahan, dan rekapitulasi DPT luar negeri yang dilaksanakan oleh PP9+. 71 $akal calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota adalah *+, yang telah berumur -. tahun atau lebih, berpendidikan paling rendah tamat /01, 01, /0 , 01 atau pendidikan lain yang sederajat, terdaftar sebagai pemilih, menjadi anggota Parpol Peserta Pemilu, dicalonkan hanya di . lembaga per"akilan, dan dicalonkan hanya di . daerah pemilihan. 72 & 7( Parpol Peserta Pemilu melakukan seleksi bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Daftar bakal calon anggota DPR ditetapkan pengurus Parpol tingkat pusat, daftar bakal calon anggota DPRD provinsi ditetapkan pengurus Parpol tingkat provinsi, dan daftar bakal calon anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan pengurus Parpol tingkat kabupaten/kota. Daftar bakal calon memuat paling banyak .''& dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan dan memuat paling sedikit )'& keter"akilan perempuan atau dalam setiap ) orang bakal calon terdapat sekurang(kurangnya . orang perempuan bakal calon. Daftar bakal calon anggota DPR diajukan kepada P# dengan ditandatangani ketua umum dan sekretaris jenderal. Daftar calon anggota DPRD Provinsi diajukan kepada P# Provinsi dengan ditandatangani ketua dan sekretaris. Daftar calon anggota DPRD abupaten/ ota diajukan kepada P# abupaten/ ota dengan ditandatangani ketua dan sekretaris. Pengajuan daftar calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota

+e$%*%kas% Kelen"ka,an A m%n%st$as% :akal .al-n An""-ta DPR, DPRD P$-4%ns% an DPRD Ka!u,aten5K-ta

Pen"a/asan atas +e$%*%kas% Kelen"ka,an A m%n%st$as% :akal .al-n An""-ta DPR, DPRD P$-4%ns% an DPRD Ka!u,aten5K-ta Pen#usunan Da*ta$ .al-n Sementa$a An""-ta DPR, DPRD P$-4%ns%, an DPR Ka!u,aten5K-ta

Peneta,an an Pen"umuman Da*ta$ .al-n Teta, An""-ta DPR an DPRD

dilaksanakan .- bulan sebelum hari pemungutan suara. 78 & '0 P# melakukan verifikasi terhadap kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon anggota DPR dan verifikasi terpenuhinya jumlah sekurang(kurangnya )'& keter"akilan perempuan. P# Provinsi melakukan verifikasi terhadap kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon anggota DPRD provinsi. P# abupaten/ ota melakukan verifikasi terhadap kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon anggota DPRD kabupaten/kota. Dalam hal kelengkapan dokumen persyaratan administrasi bakal calon tidak terpenuhi, maka P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota mengembalikan dokumen persyaratan administrasi kepada Parpol Peserta Pemilu. Dalam hal daftar bakal calon tidak memuat sekurang( kurangnya )'& keter"akilan perempuan, maka P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota memberikan kesempatan kepada Parpol untuk memperbaiki daftar bakal calon tersebut. '1 $a"aslu, $a"aslu Provinsi, Pan"aslu abupaten/ ota, melakukan penga"asan atas pelaksanaan verifikasi kelengkapan administrasi bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yang dilakukan P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota. '2 & '7 $akal calon yang lulus verifikasi disusun dalam daftar calon sementara 5D:/6 oleh P# untuk anggota DPR, P# Provinsi untuk anggota DPRD provinsi, dan P# abupaten/ ota untuk anggota DPRD kabupaten/kota. D:/ anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota diumumkan oleh P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota sekurang(kurangnya di . media massa cetak harian dan media massa elektronik nasional dan . media massa cetak harian dan media massa elektronik daerah serta sarana pengumuman lainnya selama 5 hari untuk mendapatkan masukan dan tanggapan masyarakat. '' an '( P# menetapkan daftar calon tetap 5D:T6 anggota DPR, P# Provinsi untuk anggota DPRD provinsi, dan P# abupaten/ ota untuk anggota DPRD kabupaten/kota. D:T disusun berdasarkan nomor urut dan dilengkapi dengan pas foto diri terbaru.

D:T anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota diumumkan oleh P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota. P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota mengumumkan persentase keter"akilan perempuan dalam D:T Parpol masing(masing pada media massa cetak harian nasional dan media massa elektronik nasional. Tata .a$a Pen a*ta$an an +e$%*%kas% '8 & (0 Kelen"ka,an A m%n%st$as% :akal Perseorangan yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal .- dan .al-n An""-ta DPD Pasal .) dapat mendaftarkan diri sebagai bakal calon anggota DPD kepada P# melalui P# Provinsi. P# melaksanakan verifikasi kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan bakal calon anggota DPD. P# Provinsi dan P# abupaten/ ota membantu pelaksanaan verifikasi dimaksud. Persyaratan dukungan minimal Pemilih dibuktikan dengan daftar dukungan yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol jari tangan dan dilengkapi fotokopi kartu tanda penduduk setiap pendukung. Pen"a/asan atas +e$%*%kas% (1 Kelen"ka,an A m%n%st$as% .al-n $a"aslu, $a"aslu Provinsi, dan Pan"aslu abupaten/ ota melakukan penga"asan An""-ta DPD atas pelaksanaan verifikasi kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon anggota DPD yang dilakukan oleh P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota. Peneta,an Da*ta$ .al-n Sementa$a (2 & (7 An""-ta DPD P# menetapkan daftar calon sementara 5D:/6 anggota DPD dan diumumkan sekurang( kurangnya pada . media massa cetak harian dan media massa elektronik nasional dan . media massa cetak harian dan media massa elektronik daerah serta sarana pengumuman lainnya untuk mendapatkan masukan dan tanggapan masyarakat. Peneta,an an Pen"umuman Da*ta$ ('6 .al-n Teta, An""-ta DPD Daftar calon tetap 5D:T6 anggota DPD ditetapkan oleh P# dan disusun berdasarkan abjad dan dilengkapi dengan pas foto diri terbaru. D:T anggota DPD dimaksud diumumkan oleh P#. Kam,an#e Pem%lu, Mate$% Kam,an#e, (( ; 87 Met- e Kam,an#e ampanye Pemilu dilaksanakan oleh pelaksana kampanye, diikuti peserta kampanye dan didukung oleh petugas kampanye. Pelaksana ampanye Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota terdiri atas pengurus Parpol, calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, juru ampanye Pemilu, orang seorang,

La$an"an alam Kam,an#e, Sanks% atas Pelan""a$an La$an"an Kam,an#e

Pem!e$%taan, Pen#%a$an, an Iklan Kam,an#e

dan organisasi yang ditunjuk Peserta Pemilu. Pelaksana ampanye Pemilu anggota DPD terdiri atas calon anggota DPD, orang seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota DPD. Peserta ampanye Pemilu terdiri atas anggota masyarakat. 0ateri kampanye yang dilaksanakan calon anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota meliputi visi, misi, dan program Parpol. 0ateri kampanye Perseorangan Peserta Pemilu yang dilaksanakan calon anggota DPD meliputi visi, misi, dan program yang bersangkutan. ampanye Pemilu melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan ampanye Pemilu kepada umum, pemasangan alat peraga di tempat umum, dilaksanakan sejak ) hari setelah calon Peserta Pemilu ditetapkan sebagai Peserta Pemilu sampai dengan dimulainya 0asa Tenang. ampanye Pemilu melalui pemasangan iklan media massa cetak dan media massa elektronik dan rapat umum dilaksanakan selama -. hari dan berakhir sampai dengan dimulainya 0asa Tenang. 0asa Tenang berlangsung selama ) hari sebelum hari pemungutan suara. 8' & 20 Pelaksana, peserta, dan petugas ampanye Pemilu dilarang menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu yang lain, merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu, menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan, dan menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta ampanye Pemilu. Pelanggaran terhadap larangan merupakan tindak pidana Pemilu. ampanye Pemilu yang mengikutsertakan Presiden, *apres, menteri, gubernur, "agub, bupati, "abup, "alikota, dan "akil "alikota tidak menggunakan fasilitas yang berkaitan dengan jabatannya dan menjalani cuti di luar tanggungan negara. Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup atas adanya pelanggaran larangan ampanye Pemilu oleh pelaksana dan peserta, maka P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota menjatuhkan sanksi sebagaimana diatur dalam #ndang(#ndang ini. 21 & 101 Pemberitaan, penyiaran, dan iklan ampanye Pemilu dapat dilakukan melalui media massa cetak dan lembaga penyiaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang(

Pemasan"an Alat Pe$a"a Kam,an#e

Pe$anan Peme$%nta1, TNI, an Ke,-l%s%an Ne"a$a RI alam Kam,an#e Pen"a/asan atas Pelaksanaan Kam,an#e Pem%lu

Dana Kam,an#e Pem%lu

undangan. 0edia massa cetak dan lembaga penyiaran selama 0asa Tenang dilarang menyiarkan berita, iklan, rekam jejak Peserta Pemilu, atau bentuk lainnya yang mengarah pada kepentingan ampanye Pemilu yang menguntungkan atau merugikan Peserta Pemilu. T3R,, RR,, lembaga penyiaran publik lokal, lembaga penyiaran s"asta, dan lembaga penyiaran berlangganan memberikan alokasi "aktu yang sama dan memperlakukan secara berimbang Peserta Pemilu untuk menyampaikan materi ampanye Pemilu. 0edia massa cetak dan lembaga penyiaran dilarang menjual blocking segment dan/atau blocking time untuk ampanye Pemilu, dilarang menerima program sponsor dalam format atau segmen apa pun yang dapat dikategorikan sebagai iklan ampanye Pemilu. omisi Penyiaran ,ndonesia atau De"an Pers melakukan penga"asan atas pemberitaan, penyiaran, dan iklan ampanye Pemilu yang dilakukan oleh lembaga penyiaran atau media massa cetak. 1026 P#, P# Provinsi, P# abupaten/ ota, PP , PP/, dan PP9+ berkoordinasi dengan Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, desa atau nama lain/kelurahan, dan kantor per"akilan Republik ,ndonesia menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan ampanye Pemilu. 10) Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan,T+,, dan epolisian +egara R, dilarang melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan pelaksana ampanye Pemilu. 100 & 128 $a"aslu, $a"aslu Provinsi, Pan"aslu abupaten/ ota, Pan"aslu ecamatan, Penga"as Pemilu 9apangan, dan Penga"as Pemilu 9uar +egeri melakukan penga"asan atas pelaksanaan ampanye Pemilu. Penga"asan oleh $a"aslu, $a"aslu Provinsi, dan Pan"aslu abupaten/ ota serta tindak lanjut P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota terhadap temuan atau laporan yang diterima tidak memengaruhi jad"al pelaksanaan ampanye Pemilu sebagaimana yang telah ditetapkan. 122 & 100 Dana ampanye dapat berupa uang, barang dan/atau jasa. Dana ampanye dapat

Pe$len"ka,an Pemun"utan Sua$a

Pemun"utan Sua$a

berasal dari sumbangan perseorangan, kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah. Dana ampanye dari sumbangan perseorangan tidak boleh lebih dari Rp . miliar. Dana ampanye dari sumbangan kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah tidak boleh lebih dari Rp %,5 miliar. Pemberi sumbangan dimaksud harus mencantumkan identitas yang jelas. Dana ampanye anggota DPD bersumber dari calon anggota DPD yang bersangkutan dan sumbangan yang sah menurut hukum dari pihak lain. Dana ampanye calon anggota DPD yang berasal dari sumbangan perseorangan tidak boleh lebih dari Rp -5' juta. Dana ampanye yang berasal dari sumbangan kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah tidak boleh lebih dari Rp 5'' juta. Pemberi sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat 5.6 dan ayat 5-6 harus mencantumkan identitas yang jelas. 9aporan dana kampanye Parpol Peserta Pemilu yang meliputi penerimaan dan pengeluaran "ajib disampaikan kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk P# paling lama .5 hari sesudah hari pemungutan suara. 9aporan dana kampanye calon anggota DPD Peserta Pemilu yang meliputi penerimaan dan pengeluaran "ajib disampaikan kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk P# paling lama .5 hari sesudah hari pemungutan suara. 101 & 10( P# bertanggung ja"ab dalam merencanakan dan menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan suara. Perlengkapan pemungutan suara terdiri atas kotak suara, surat suara, tinta, bilik pemungutan suara, segel, alat untuk mencoblos pilihan, dan tempat pemungutan suara. 108 & 1(2 Pemungutan suara Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota diselenggarakan secara serentak. 8ari, tanggal dan "aktu pemungutan suara untuk semua daerah pemilihan ditetapkan dengan keputusan P#. Pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara di TP/ meliputi pemilih yang terdaftar pada daftar pemilih tetap di TP/ yang bersangkutan, pemilih yang terdaftar pada daftar pemilih tambahan, dan pemilih yang tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan.

Pen"1%tun"an Sua$a

Peneta,an Has%l Pem%lu

Pemilih yang tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap atau daftar pemilih tambahan dapat menggunakan kartu tanda penduduk atau paspor. Pemilih untuk setiap TP/ paling banyak 5'' orang. 2umlah surat suara di setiap TP/ sama dengan jumlah Pemilih yang tercantum di dalam daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan ditambah dengan -& dari daftar pemilih tetap sebagai cadangan. Pelaksanaan pemungutan suara dipimpin oleh PP/, disaksikan oleh saksi Peserta Pemilu. Penga"asan pemungutan suara dilaksanakan oleh Penga"as Pemilu 9apangan. Pemantauan pemungutan suara dilaksanakan oleh pemantau Pemilu yang telah diakreditasi oleh P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota. 1() & 200 P#, P# Provinsi, P# abupaten/ ota, dan PP9+ "ajib melaksanakan penghitungan suara Parpol Peserta Pemilu dan suara calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota secara transparan dan dapat dipertanggungja"abkan. P# melakukan rekapitulasi hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara Parpol Peserta Pemilu dan perolehan suara calon anggota DPR dan DPD dalam rapat yang dihadiri saksi Peserta Pemilu dan $a"aslu. P# menetapkan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Parpol Peserta Pemilu dan perolehan suara calon anggota DPR dan DPD. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di P# dituangkan ke dalam berita acara rekapitulasi dan sertifikat rekapitulasi. $erita acara rekapitulasi dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara ditandatangani oleh seluruh anggota P# dan saksi Peserta Pemilu yang hadir. $a"aslu, $a"aslu Provinsi, Pan"aslu abupaten/ ota, Pan"aslu ecamatan, dan Penga"as Pemilu 9apangan/Penga"as Pemilu 9uar +egeri melakukan penga"asan atas rekapitulasi penghitungan perolehan suara yang dilaksanakan oleh P#, P# Provinsi, P# abupaten/ ota, PP , dan PP//PP/9+. 207 & 202 Perolehan suara Parpol untuk calon anggota DPR dan perolehan suara untuk calon anggota DPD ditetapkan oleh P# dalam sidang pleno terbuka yang dihadiri oleh para saksi Peserta Pemilu dan $a"aslu. Perolehan suara Parpol untuk calon anggota DPRD provinsi ditetapkan P# Provinsi dalam sidang pleno terbuka yang dihadiri saksi Peserta Pemilu dan $a"aslu Provinsi. Perolehan suara Parpol untuk calon anggota DPRD

Peneta,an Pe$-le1an Ku$s% an .al-n Te$,%l%1

kabupaten/kota ditetapkan P# abupaten/ ota dalam sidang pleno terbuka yang dihadiri saksi Peserta Pemilu dan Pan"aslu abupaten/ ota. P# menetapkan hasil Pemilu secara nasional dan hasil perolehan suara Parpol untuk calon anggota DPR dan perolehan suara untuk calon anggota DPD paling lambat )' hari setelah hari pemungutan suara. P# Provinsi menetapkan hasil perolehan suara Parpol untuk calon anggota DPRD provinsi paling lambat .5 hari setelah hari pemungutan suara. P# abupaten/ ota menetapkan hasil perolehan suara Parpol untuk calon anggota DPRD kabupaten/kota paling lambat .- hari setelah hari pemungutan suara. Parpol Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara sekurang( kurangnya ),5& dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Dari hasil penghitungan suara sah yang diperoleh Parpol Peserta Pemilu di suatu Dapil ditetapkan angka $PP DPR, $PP DPRD provinsi, dan $PP DPRD kabupaten/kota dengan cara membagi jumlah suara sah Parpol Peserta Pemilu dengan jumlah kursi di satu Dapil. 210 & 21' Perolehan kursi Parpol Peserta Pemilu untuk anggota DPR ditetapkan P#. Perolehan kursi Parpol Peserta Pemilu untuk anggota DPRD provinsi ditetapkan P# Provinsi. Perolehan kursi Parpol Peserta Pemilu untuk anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan P# abupaten/ ota. Penentuan perolehan jumlah kursi anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota Parpol Peserta Pemilu didasarkan atas hasil penghitungan seluruh suara sah dari setiap Parpol Peserta Pemilu yang memenuhi ketentuan Pasal -'; di Dapil yang bersangkutan. Dari hasil penghitungan seluruh suara sah ditetapkan angka $PP DPR, $PP DPRD provinsi, dan $PP DPRD kabupaten/kota. /etelah ditetapkan angka $PP, ditetapkan perolehan jumlah kursi tiap Parpol Peserta Pemilu di suatu Dapil. :alon terpilih anggota DPR dan anggota DPD ditetapkan P#. :alon terpilih anggota DPRD provinsi ditetapkan P# Provinsi. :alon terpilih anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan P# abupaten/ ota. Penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota didasarkan pada perolehan kursi Parpol di suatu daerah pemilihan,dimana calon terpilih

Pem!e$%ta1uan .al-n Te$,%l%1

Pen""ant%an .al-n Te$,%l%1

Pemun"utan Sua$a Ulan", Pen"1%tun"an Sua$a Ulan", an Reka,%tulas% Sua$a Ulan"

ditetapkan berdasarkan calon yang memperoleh suara terbanyak. Penetapan calon terpilih anggota DPD didasarkan pada nama calon yang memperoleh suara terbanyak pertama, kedua, ketiga, dan keempat di provinsi yang bersangkutan. 21( & 212 Pemberitahuan calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilakukan setelah ditetapkan oleh P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota. Pemberitahuan calon terpilih anggota DPD dilakukan setelah ditetapkan oleh P#. 220 Penggantian calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilakukan apabila calon terpilih yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi syarat menjadi anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, atau DPRD kabupaten/kota, atau terbukti melakukan tindak pidana Pemilu berupa politik uang atau pemalsuan dokumen berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 221 & 222 Pemungutan suara di TP/ dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/atau kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan. Pemungutan suara di TP/ "ajib diulang apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan Penga"as Pemilu 9apangan terbukti terdapat keadaan petugas PP/ merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah. Pemungutan suara ulang di TP/ dilaksanakan paling lama .' hari setelah hari pemungutan suara berdasarkan keputusan PP . Penghitungan suara ulang berupa penghitungan ulang surat suara di TP/, penghitungan suara ulang di PP/, dan rekapitulasi suara ulang di PP , di P# abupaten/ ota, dan di P# Provinsi. Penghitungan suara di TP/ dapat diulang apabila terjadi kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan, penghitungan suara dilakukan secara tertutup, penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas, saksi Peserta Pemilu, Penga"as Pemilu 9apangan, dan "arga masyarakat tidak dapat menyaksikan proses penghitungan suara secara jelas. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PP/, PP , P# abupaten/ ota,

Pem%lu Lan9utan an Pem%lu Susulan

Pemantau Pem%lu

dan P# Provinsi dapat diulang apabila terjadi kerusuhan yang mengakibatkan rekapitulasi hasil penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan, rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan secara tertutup, rekapitulasi hasil penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas, dan/atau rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan "aktu yang telah ditentukan. Rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PP/, PP , P# abupaten/ ota, dan P# Provinsi harus dilaksanakan dan selesai pada hari/tanggal pelaksanaan rekapitulasi. 2)0 & 2)2 Dalam hal sebagian atau seluruh daerah pemilihan terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan sebagian tahapan penyelenggaraan Pemilu tidak dapat dilaksanakan, dilakukan Pemilu lanjutan. Dalam hal di suatu daerah pemilihan terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu tidak dapat dilaksanakan, dilakukan Pemilu susulan. Pemilu lanjutan dan Pemilu susulan dilaksanakan setelah ada penetapan penundaan pelaksanaan Pemilu. Penetapan penundaan pelaksanaan Pemilu dilakukan oleh P# abupaten/ ota atas usul PP apabila penundaan pelaksanaan Pemilu meliputi satu atau beberapa desa/kelurahan, P# abupaten/ ota atas usul PP apabila penundaan pelaksanaan Pemilu meliputi satu atau beberapa kecamatan, P# Provinsi atas usul P# abupaten/ ota apabila penundaan pelaksanaan Pemilu meliputi satu atau beberapa kabupaten/kota, atau P# atas usul P# Provinsi apabila penundaan pelaksanaan Pemilu meliputi satu atau beberapa provinsi. Dalam hal Pemilu tidak dapat dilaksanakan di 7'& jumlah provinsi atau 5'& dari jumlah Pemilih terdaftar secara nasional tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih, penetapan Pemilu lanjutan atau Pemilu susulan dilakukan oleh Presiden atas usul P#. 2)) & 207 Pelaksanaan Pemilu dapat dipantau oleh pemantau Pemilu. Pemantau Pemilu meliputi 9/0 pemantau Pemilu dalam negeri, badan hukum dalam negeri, lembaga pemantau pemilihan dari luar negeri, lembaga pemilihan luar negeri, dan per"akilan negara sahabat di ,ndonesia. Pemantau Pemilu harus bersifat independen, mempunyai sumber dana yang jelas, dan terdaftar dan memperoleh akreditasi dari P#, P# Provinsi, atau P# abupaten/ ota sesuai dengan cakupan "ilayah pemantauannya.

Pa$t%s%,as% Mas#a$akat alam Pen#elen""a$aan Pem%lu6 S-s%al%sas% Pem%lu, Pen % %kan P-l%t%k, Su$4e% atau 3a9ak Pen a,at, Pen"1%tun"an .e,at Has%l Pem%lu

Pemantau Pemilu melakukan pemantauan pada satu daerah pemantauan sesuai dengan rencana pemantauan yang telah diajukan kepada P#, P# Provinsi, atau P# abupaten/ ota. Pemantau Pemilu berhak mendapat perlindungan hukum dan keamanan dari Pemerintah ,ndonesia, mengamati dan mengumpulkan informasi proses penyelenggaraan Pemilu, memantau proses pemungutan dan penghitungan suara dari luar TP/, mendapatkan akses informasi yang tersedia dari P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota, dan menggunakan perlengkapan untuk mendokumentasikan kegiatan pemantauan sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu. Pemantau Pemilu "ajib menggunakan tanda pengenal selama menjalankan pemantauan, menanggung semua biaya pelaksanaan kegiatan pemantauan, bersikap netral dan objektif dalam melaksanakan pemantauan, menjamin akurasi data dan informasi hasil pemantauan yang dilakukan, dan melaporkan hasil akhir pemantauan pelaksanaan Pemilu kepada P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota. Pemantau Pemilu dilarang memengaruhi Pemilih dalam menggunakan haknya untuk memilih, memihak kepada Peserta Pemilu tertentu, menggunakan seragam, "arna, atau atribut lain yang memberikan kesan mendukung Peserta Pemilu, menerima atau memberikan hadiah, imbalan, atau fasilitas apa pun dari atau kepada Peserta Pemilu, masuk ke dalam TP/. /ebelum melaksanakan pemantauan, pemantau Pemilu melapor kepada P#, P# Provinsi, P# abupaten/ ota, dan epolisian +egara Republik ,ndonesia di daerah. 20' & 208 Pemilu diselenggarakan dengan partisipasi masyarakat dalam bentuk sosialisasi Pemilu, pendidikan politik bagi Pemilih, survei atau jajak pendapat tentang Pemilu, dan penghitungan cepat hasil Pemilu. Partisipasi masyarakat "ajib mengikuti ketentuan yang diatur oleh P#. Pengumuman hasil survei atau jajak pendapat tentang Pemilu dilarang dilakukan pada 0asa Tenang. Pelaksana kegiatan penghitungan cepat hasil Pemilu "ajib mendaftarkan diri kepada P# paling lambat )' hari sebelum hari pemungutan suara. Pelaksana kegiatan penghitungan cepat "ajib memberitahukan sumber dana, metodologi yang digunakan, dan hasil penghitungan cepat yang dilakukannya bukan merupakan hasil resmi

Penan"anan La,-$an Pelan""a$an Pem%lu

Pelan""a$an K- e Et%k Pen#elen""a$a Pem%lu, Pelan""a$an A m%n%st$as% Pem%lu, Sen"keta Pem%lu, T%n ak P% ana Pem%lu, Sen"keta Tata Usa1a Ne"a$a Pem%lu, an Pe$sel%s%1an Has%l Pem%lu

penyelenggara Pemilu. Pengumuman prakiraan hasil penghitungan cepat Pemilu hanya boleh dilakukan paling cepat - jam setelah selesai pemungutan suara di "ilayah ,ndonesia bagian barat. 202 an 270 $a"aslu, $a"aslu Provinsi, Pan"aslu abupaten/ ota, Pan"aslu ecamatan, Penga"as Pemilu 9apangan dan Penga"as Pemilu 9uar +egeri menerima laporan pelanggaran Pemilu pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu. 9aporan pelanggaran Pemilu dapat disampaikan oleh *+, yang mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu, atau Peserta Pemilu. 9aporan pelanggaran Pemilu disampaikan paling lama % hari sejak diketahui dan/atau ditemukannya pelanggaran Pemilu. Dalam hal laporan pelanggaran Pemilu telah dikaji dan terbukti kebenarannya, $a"aslu, $a"aslu Provinsi, Pan"aslu abupaten/ ota, Pan"aslu ecamatan, Penga"as Pemilu 9apangan dan Penga"as Pemilu 9uar +egeri "ajib menindaklanjuti laporan paling lama ) hari setelah laporan diterima. 272 & 2(2 Pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu adalah pelanggaran terhadap etika penyelenggara Pemilu yang berpedomankan sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara Pemilu. Pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu diselesaikan oleh De"an ehormatan Penyelenggara Pemilu. Pelanggaran administrasi Pemilu adalah pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu di luar tindak pidana Pemilu dan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. P#, P# Provinsi, P# abupaten/ ota menyelesaikan pelanggaran administrasi Pemilu berdasarkan rekomendasi $a"aslu, $a"aslu Provinsi, dan Pan"aslu abupaten/ ota sesuai dengan tingkatannya. /engketa Pemilu adalah sengketa yang terjadi antarpeserta Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu sebagai akibat dikeluarkannya keputusan P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota. $a"aslu ber"enang menyelesaikan sengketa Pemilu. $a"aslu memeriksa dan memutus sengketa Pemilu paling lama .hari sejak diterimanya laporan atau temuan. eputusan $a"aslu mengenai penyelesaian sengketa Pemilu merupakan keputusan terakhir dan mengikat, kecuali keputusan terhadap sengketa Pemilu yang berkaitan

Ketentuan P% ana

dengan verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu dan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Tindak pidana Pemilu adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam #ndang(#ndang ini. #ntuk menyamakan pemahaman dan pola penanganan tindak pidana Pemilu, $a"aslu, epolisian +egara Republik ,ndonesia, dan ejaksaan 1gung Republik ,ndonesia membentuk sentra penegakan hukum terpadu. /engketa tata usaha negara Pemilu merupakan sengketa yang timbul antara P# dan Parpol calon Peserta Pemilu yang tidak lolos verifikasi sebagai akibat dikeluarkannya eputusan P# tentang penetapan Parpol Peserta Pemilu. 1ntara P#, P# Provinsi, dan P# abupaten/ ota dengan calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yang dicoret dari daftar calon tetap sebagai akibat dikeluarkannya eputusan P# tentang penetapan daftar calon tetap. Perselisihan hasil Pemilu adalah perselisihan antara P# dan Peserta Pemilu mengenai penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara nasional. Dalam hal terjadi perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara nasional, Peserta Pemilu dapat mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan perolehan suara oleh P# kepada 0ahkamah onstitusi paling lama ) < -7 jam sejak diumumkan penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara nasional oleh P#. 2() & )21 Peserta Pemilu yang dengan sengaja memberikan keterangan tidak benar dalam laporan dana ampanye Pemilu dipidana dengan pidana kurungan paling lama . tahun dan denda paling banyak Rp .- juta. /etiap orang yang mengumumkan hasil survei atau jajak pendapat tentang Pemilu dalam 0asa Tenang dipidana dengan pidana kurungan paling lama . tahun dan denda paling banyak Rp .- juta. /etiap orang yang dengan sengaja pada hari pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu dipidana dengan pidana penjara paling lama ) tahun dan denda paling banyak Rp )4 juta. /etiap orang, kelompok, perusahan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang memberikan dana ampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan dipidana dengan

Ketentuan La%n;La%n Ketentuan Pe$al%1an Ketentuan Penutu,

pidana penjara paling lama - tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar. Pelaksana kegiatan penghitungan cepat yang tidak memberitahukan bah"a prakiraan hasil penghitungan cepat bukan merupakan hasil resmi Pemilu dipidana dengan pidana penjara paling lama . tahun 4 bulan dan denda paling banyak Rp .= juta. Pelaksana kegiatan penghitungan cepat yang mengumumkan prakiraan hasil penghitungan cepat sebelum - jam setelah selesainya pemungutan suara di "ilayah ,ndonesia bagian barat dipidana dengan pidana penjara paling lama . tahun 4 bulan dan denda paling banyak Rp .= juta. )22 & )20 )27 an )2' )2( an )28

You might also like