You are on page 1of 14

Catatan Kuliah FI-ESDM

STRUKTUR GEOLOGI BUMI

A. PENDAHULUAN Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya yang memiliki jarak terhadap matahari 149.6 x 106 km atau 1 AU (astronomical unit). Usia bumi mencapai 4,6 x 109 tahun dan memiliki massa 59,760 x 109 ton serta luas permukaan bumi adalah 510 x 106 km2. Berat jenis bumi adalah 5.500 kg/m3 dan digunakan sebagai satuan perbandingan berat jenis planet yang lain. Lebih dari 70,8% permukaan bumi diliputi air dan kandungan udaranya terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida serta gas lain. Bumi memiliki lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet (magnetosfer) yang berfungsi untuk melindungi permukaan bumi dari sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian 700 kilometer dan dibagi menjadi 5 (lima) lapisan, yaitu : Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Pada lapisan strastosfer dan mesosfer terdapat lapisan ozon setinggi 50 km, yang berfungsi melindungi bumi dari sinar ultraviolet. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70C hingga 55C bergantung pada iklim setempat. Menurut Plato, bumi terdiri dari massa cair pijar yang dikelilingi oleh lapisan batuan atau kerak bumi (kulit bumi), sedangkan berdasarkan Teori Kant-La Place, bumi selama bermilyar tahun dilepas dari matahari dalam bentuk bola gas yang pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan (kerak bumi). B. Lapisan Bumi Bumi memiliki struktur dalam yang hampir sama dengan telur. Kuning telurnya adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak. Menurut komposisi jenis dari materialnya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut : 1. Kerak Bumi Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu :

a. Kerak samudra, mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%),

Catatan Kuliah FI-ESDM

Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%). b. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada di seluruh dunia. Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Titicaca, dan laut terbesar adalah Laut Kaspia. 2. Mantel/ Selubung Bumi Selubung bumi terdiri dari lapisan silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi. 3. Inti Bumi Inti bumi utamanya terdiri dari lapisan padat yang mempunyai radius 1220 kilometer. Inti bumi mempunyai 2 contoh yaitu : a. Inti luar bumi : inti luar adalah lapisan yang ada di dalam mantel bumi dengan ketebalan 2.300 km. Lapisan ini terdiri dari logam cair yang sangat panas b. Inti dalam bumi :inti dalam adalah bagian bumi yang paling dalam dengan diameter 2.400 km. Bagian ini terdiri dari logam padat yang bersuhu sangat tinggi diperkirakan mencapai 5.5500 C.

Catatan Kuliah FI-ESDM

Gambar I.1. Lapisan Berdasarkan Komposisi Jenis dari Materialnya Sedangkan menurut sifat mekanik dari materialnya, bumi dapat dibagi menjadi lapisanlapisan sebagai berikut : 1. Litosfir Litosfer adalah lapisan paling luar bumi (tebal kira-kira 100 km) dan terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung. Litosfer memiliki kemampuan menahan beban permukaan yang luas misalkan gunungapi. Litosfer bersuhu dingin dan kaku. 2. Astenosfir Di bawah litosfer pada kedalaman kira-kira 700 km terdapat astenosfer. Astenosfer hampir berada dalam titik leburnya dan karena itubersifat seperti fluida. Astenosfer mengalir akibat tekanan yang terjadi sepanjang waktu 3. Mesosfir Mesosfer lebih kaku dibandingkan astenosfer namun lebih kental dibandingkan litosfer. Mesosfer terdiri dari sebagian besar selubung hingga inti bumi. 4. Inti Bumi bagian luar 5. Inti Bumi bagian dalam bumi

Catatan Kuliah FI-ESDM

Gambar I.2. Lapisan Bumi Berdasarkan Sifat Mekanik dari Materialnya

C. Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic Teory) Menurut teori tektonik lempeng, permukaan bumi ini terbagi atas kira-kira 20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km. Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit terluar bumi yang padat. Litosfer terdiri dari kerak dan selubung atas, lempengnya kaku dan lempeng-lempeng itu bergerak di atas astenosfer yang lebih cair.

Gambar I.3. Lapisan Bumi Berdasarkan Teori Tektonik Lempeng

Catatan Kuliah FI-ESDM

* Panah pada peta menunjukkan arah pergerakan lempeng saat ini Gambar I.4. Peta Pergerakan Lempeng di Bumi

D. Batas - batas lempeng Daerah tempat lempeng-lempeng itu bertemu disebut batas lempeng. Pada batas lempeng kita dapat mengetahui cara bergerak lempeng-lempeng itu. Lempeng bisa saling menjauh, saling bertumbukan, atau saling menggeser ke samping.

Catatan Kuliah FI-ESDM

Gambar I.5. Bentuk Pergerakan Lempeng

E. Penyebab gerakan lempeng

Gambar I.6. Pemodelan Arus Konveksi

Arus konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas. Gambar poci kopi menunjukkan dua arus konveksi dalam zat cair. Perhatikan, air yang dekat dengan api akan naik,

Catatan Kuliah FI-ESDM

saat dingin di permukaan air kembali turun. Para ilmuwan menduga arus konveksi dalam selubung itulah yang membuat lempeng-lempeng bergerak. Karena suhu selubung amat panas, bagian-bagian di selubung bisa mengalir seperti cairan yang tipis. Lempeng-lempeng itu bergerak seperti ban berjalan berukuran besar.

F. Patahan Pada umumnya sebuah patahan akan terjadi apabila gaya geser maksimum telah dilampaui. Adapun bentuk-bentuk patahan adalah sebagai berikut : 1. Patahan yang bergeser turun Normal fault; bidang patahan melereng ke sisi bongkah yang turun; dibarengi dengan pemanjangan, seringkali berkaitan dengan regangan di kedalaman

Gambar I.7. Geseran ke Bawah (Normal Fault) 2. Geseran ke atas Reserve Fault; bidang patahan melereng ke sisi bongkah yang naik; lapisan-lapisan bergeser satu di atas yang lainnya; penggandaan; biasanya disebabkan oleh tekanan lateral

Gambar I.8. Geseran ke Atas (Reserve Fault)

Catatan Kuliah FI-ESDM

3. Geseran saling melintas Overthrust; pada umumnya sama dengan geseran ke atas, biasanya kemiringannya lebih kecil dan jumlah geserannya lebih besar. Seringkali berkaitan dengan penglipatan.

Gambar I.9. Geseran Melintas (Overthrust) Patahan transversal transcurrent fault / Wrench fault; ada kalanya, tetapi bukan merupakan suatu ketentuan, bidang patahan berdiri vertikal. Bongkah-bongkah saling geser secara horisontal dan transversal.

4.

Gambar I.10. Geseran Transversal (transcurrent fault / Wrench fault)

5. Fleksur; pembengkokan lapisan-lapisan di sela-sela bongkah yang naik dan bongkah yang turun; seringkali beralih menjadi patahan.

Catatan Kuliah FI-ESDM

Gambar I.11. Fleksur

Adapun gejala-gejala tambahan pada patahan seperti yang ditunjukkan pada gambar I.12, yaitu : 1. Ada kalanya goresan-goresan pada bidang patahan memberikan petunjuk tentang arah gerakan patahan tersebut 2. Breksi gesekan; batuan di dalam atau sepanjang bidang gerak telah patah; fragmenfragmen bisa menjadi lebih kecil hingga akhirnya menyerbuk menjadi milonit (tepung batuan), seringkali mendatangkan kesukaran dalam bidang teknik sipil 3. Seretan, yaitu pembengkokan lapisan-lapisan di betulan bidang patahan, menunjukkan arah dari geseran 4. Patahan tambahan, yaitu patahan-patahan kecil yang mempunyai kaitan dengan patahan utama, sejajar dengannya atau bercabang

Gambar I.12. Gejala-gejala Tambahan pada Patahan

Catatan Kuliah FI-ESDM

Kombinasi dari beberapa patahan seperti pada Gambar I.13, menunjukkan bongkah yang bergeser ke bawah (celah, riat) antara dua patahan. Bongkah yang menonjol antara dua bongkah yang bergeser ke bawah disebut horst. Contoh celah anatara lain Teluk Suez, Laut Merah, Laut Mati dan Lembah Rhine-Atas.

Gambar I.13. Celah dan Horst

Catatan Kuliah FI-ESDM

GUNUNG API

A. Pengenalan Gunung Api Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunungapian dan merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dengan ilmu geologi.Gunung api mempunyai pengertian yang cukup kompleks, yaitu : 1. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah gunungapi. 2. Dapat diartikan sebagai jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung. 3. Merupakan tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi yang berasal dari dalam bumi. Sebuah gunung api disebut aktif apabila kegiatan magmatisnya dapat dilihat sacara nyata. Leleran lava dari kawah puncak atau kawah samping, adanya awan panas letusan dan awan panas guguran, lahar letusan dan lain sebagainya mencirikan bahwa gunung api tersebut masih aktif. Morfologi gunung api aktif biasanya menampakan bentukan kerucut sempurna. Apabila gejala kegiatan magmatisnya tidak teramati, suatu gunungapi dapat dikelompokan menjadi gunung api padam. Tetapi keadaan seperti ini bukan berarti bahwa gunung api tersebut mati, sebab pada suatu saat gunungapi itu dapat aktif kembali. Kenampakan gejala panas bumi di permukaan seperti daerah ubahan hidrotermal, kubangan Lumpur panas, hembusan fumarol dan mata air panas memang sering dikaitkan dengan gejala padamnya suatu gunungapi. Sebagai contoh kontras, jalur panas bumi di Indonesia ternyata merupakan tempat kedudukan gunungapi aktif, sebab gas-gas belerang akan dijumpai melimpah di daerah gunungapi aktif.

B. Proses Terbentuknya Gunung Api 1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah samudra. 2. Tumbukan antar, dimana kerak samudra menunjam dibawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi pelebuaran dan batuan. 3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan

Catatan Kuliah FI-ESDM

atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan. 4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai. Penampang diagram yang memper lihatkan bagaimana gunungapi terbentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengah benua dan busur gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000). Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).

C. Tektonik dan Vulkanisma Berbagai proses geologi, secara fisis maupun kimiawi, antara lain bermula dari adanya gangguan kesetimbangan sistem yang selanjutnya akan mengarah pada pemulihan

kesetimbangan baru. Adanya gangguan kesetimbangan sistem dan beberapa kejadian yang diakibatkannya akan membentuk hubungan yang timbal balik cdan saling pengaruh mempengaruhi. Kesetimbangan sistem isostatik, kesetimbangan gaya tarik bumi, kesetimbangan panas bumi dan lain sebagainya merupakan beberapa contoh kesetimbangan geologi. Kesetimbangan isostatik akan tercapai apabila massa batuan di atas permukaan bidang kompensasi telah sama dan normal,sehingga tidak ada penyimpangan regional. Kesetimbangan yang mempengaruhi magma anatar lain kesetimbangan termal, kesetimbangan hidrostatik, kesetimbangan termodinamika, kesetimbangan fisika, kimia dan lainya. Selama dapur magma belum membeku maka senantiasa akan terjadi gangguan kesetimbangan, misal berupa hilangnya panas, pembentukan kristal, naiknya tekanan gas dan uap, pergerakan magma, letusan dan lain sebagainya. Sistem hidrostatik dikatakan setimbang apabila berta jenis magma membesar ke arah dalam. Suatu penyimpangan terhadap berat jenis, biarpun kecil. Gangguan kesetimbangan pada magma yang berada dibawah permukaan bumi anatara lain akan menyebabkan terjadinya arus terputar yang segera diikuti proses lanjutan berupa pembentukan cekungan (geosinklin), tegangan pada

Catatan Kuliah FI-ESDM

kerak benua yang berakhir dengan pembentukan lurah, retakan dan sesar; orogenesa, tektogenesa dan gejala penerobosan magma ke permukaan bumi. Sehingga jelaslah bahwa tektonik dan vulkanisme merupakan ekspresi gaya-gaya dalam bumi yang dihubungkan dengan proses pengalihan tenaga ke permukaan. Sehingga tektonik merupakan manisfestasi gejala aspek mekanik yang ditimbulkan dan vulkanisme adalah manisfestasi aspek kimiawi dari proses pemindahan tenaga tersebut. Ada tiga lingkungan gunungapi yang dapat dibedakan dengan jelas : 1. Lingkungan tipe busur kepulauan (typical island-arc environment), dimana gunungapi terdapat di bagian puncak punggungan pegunungan yang membusur. Magma basalan dari bagian atas selubung bumi yang terletak dibawah suatu punggungan akan naik sepanjang rekahan yang memotong lapisan granit. Dan sewaktu magma menerobos lapisan tersebut akan terjadi perubahan komposisi,disamping proses difrensiasinya sendiri berjalan tanpa halangan berarti. Di permukaan akan terbentuk gunungapi andesitan. 2. Lingkungan tipe samodra (typical ocean environment), di mana gunungapi muncul dan tersebar berderet di sepanjang puncak punggungan yang mempunyai sistem reakahan pada kerak samodranya. Melalui rekahan yang memotong lapisan basalan, magma primer yang basa bergenerasi ke atas dari asalnya yaitu selubung bumi yang berada di bawah punggungan tersebut. Dan karena hampir tidak menjumpai lapisan granitan, maka magma yang berdiferensiasi selama perjalanannya ke atas tidak mengalami perubahan yang bersifat basalan. 3. Lingkungan tipe benua (typical continental envoronment, di mana pada jalur pegunungan yang tak stabil terdapat lapisan kerak granitan yang tebal. Magma yang bergenerasi dekat dengan dasar akar pegunungan, kemudian naik secara perlahan melalui rekahan pada kerak granitan dan muncul di permukaan sebagai gunungapi andesitan dan riolitan.

Catatan Kuliah FI-ESDM

MINERAL, MIGAS dan PERTAMBANGAN

You might also like