You are on page 1of 44

Peradaban Lembah Sungai Gangga dan Indus

Standar Kompetensi: 2. Menganalisis peradaban Indonesia dan Dunia

Kompetensi Dasar: 2.2. Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia

Comparative Timeline

Sungai itu bermata air di penggunungan Himalaya dan mengalir melalui kota-kota besar seperti : Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares, melalui wilayah Bangladesh dan bermuara di teluk Benggala. Sungai Gangga bertemu dengan Sungai Kwen Lun.

Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo Jerman. Mereka datang dari daerah Kauskasus dan menyebar kearah timur.
Kebudayaan lembah Sungai Gangga merupakan kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Aria dengan bangsa Dravida. Kebudayaan campuran itu lebih dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu

Peradaban lembah Sungai Gangga meninggalkan jejak yang sangat penting dalam sejarah umat manusia hingga kini. Di tempat ini muncul dua agama besar di dunia, yaitu agama Hindu dan Buddha.

Sungai Gangga dianggap sebagai tempat keramat dan suci bagi penganut Hindu India. Air Sungai Gangga dianggap dapat menyucikan diri manusia dan menghapus semua dosanya. Mereka memuja banyak dewa (polytheisme)

Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahan masyarakat di daerah lembah Sungai Sindhu. Sejak runtuhnya kerajaan Maurya, keadaan menjadi kacau akibat terjadi peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan ini baru dapat diamankan kembali setelah munculnya Kerajaan Gupta.

Kerajaan Gupta didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candra-gupta I, agama Hindu dijadikan agama Negara, tetapi agama Buddha tetap dapat berkembang. Kerajaan Gupta mencapai masa yang paling gemilang ketika Raja Samudra Gupta (cucu Candragupta I) berkuasa. Seluruh lembah Sungai Gangga dan lembah Sungai Sindhu berhasil dikuasainya. Ia menetapkan kota Ayodhia sebagai ibu kota kerajaannya.

Pada mulanya raja Harsha memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Wihara dan Stupa banyak dibangun di tepi Sungai Gangga, juga tempat-tempat penginapan dan rumahrumah sakit didirikan untuk memberikan pertolongan dengan cuma-cuma. Candi-candi yang rusak diperbaiki, bahkan candi-candi baru juga dibangun. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-11 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang berkuasa. India mengalami masa kegelapan.

Perkembangan kebudayaan masyarakat Lembah Sungai Gangga mengalami banyak kemajuan pada bidang kesenian. Kesusastraan, seni pahat dan seni patung berkembang pesat. Kuil-kuil yang indah dari Syanta dibangun.

CIRI-CIRI PENINGGALAN KOTA MOHENJO DARO DAN HARAPPA


Diperkirakan antara 2500 1300 SM Jalan-jalan di kota teratur dan lurus Rumah dibangun di tepi jalan raya Wilayah kota dibagi menjadi blok-blok berbentuk bujur sangkar Terdapat saluran pembuangan limbah rumah tangga Adanya fasilitas umum seperti kolam pemandian, gudang gandum, tempat pemujaan

CIRI-CIRI PENINGGALAN KOTA MOHENJO DARO DAN HARAPPA


Kamar-kamar di rumah menggunakan jendela yang lebar Terdapat bangsal tempat pertemuan Namun di kota ini tidak ditemukan reruntuhan benteng Diperkirakan peradaban yang tinggi ini dibangun oleh bangsa Dravida yang memiliki ciri-ciri berkulit hitam,hidung pesek, bibir tebal, berambut keriting

City of Mohenjo Daro from aerial view

View of citadel

View of small, side street

Gateway of Mohenjo Daro (Artists Conception)


by Chris Sloan, courtesy of JM Kenoyer

The Great Bath

A bathroom on a private residence

Granary

Well

A Large Drain

Sistem Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat di kota Mohenjo Daro dan Harappa adalah polytheisme Ada 3 jenis pemujaan yakni ; 1. Terhadap Dewa-Dewi (Dewi Ibu /Mother Goddess/Nature Goddess), Trimukha 2. Terhadap hewan 3. Terhadap pohon keramat (pohon pipal/beringin)

Seated Yogi (Siwa ?)

Priest King

Gold Disc

Sistem Pengetahuan
Telah mengenal tulisan yang disebut Piktograf Namun tulisan ini belum dapat dibaca sampai saat ini

Kegiatan Perekonomian
Telah mengenal perdagangan antara lain perhiasan emas dan perak serta gerabah Hasil utama pertanian adalah gandum, padi-padian, buah-buahan dan kapas Kegiatan perdagangan kemungkinan dilakukan melalui sistem pelayaran Telah menggunakan ukuran berat untuk timbangan

Barang barang perhiasan

Ceramics

Piring Tembaga

Ukuran Timbangan
Berat terkecil 0,856 gram Berat terbesar 13,7 gram Rasio perbandingan berat adalah 1/16

Ditemukan pula stempel-stempel

Kehancuran Peradaban Lembah Sungai Indus


Setidaknya ada 2 teori utama tentang kehancuran peradaban ini yakni : 1. Bencana alam 2. Invasi bangsa Arya, bangsa yang memiliki ciri-ciri berkulit putih, hidung mancung, rambut pirang, berbadan tinggi tegap

Possible route of the Aryan Invasions

Caste System (Varnas)


Brahmans: the priests Kshatriyas: the warriors Vaisyas: merchants and peasants Sudras: non-Aryans

Paria

@2013FEP

You might also like