You are on page 1of 10

Sabtu, 09 Februari 2013

Hordeolum

KATA PENGANTAR

Add caption

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan ridha-Nya yang telah dilimpahkan, taufi dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah di!erikan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.Shala"at ter!ingkai salam semoga a!adi terlimpahkan kepada sang pem!a"a risalah ke!enaran yang semakin teruji ke!enarannya !aginda #uhammad SAW, keluarga dan saha!at-saha!at, serta para pengikutnya. Semoga syafa$atnya selalu menyertai kehidupan ini. Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat !ermanfaat serta !isa menjadi "acana yang !erguna. %enyusun menyadari keter!atasan yang penyusun miliki, untuk itu, penyusun mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang mem!angun demi per!aikan dan penyempurnaan makalah ini . Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis memohon &ahmat dan &idha-Nya. %enyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i DAFTAR ISI..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................. '

'.' (atar )elakang............................................................................... ' '.* Tujuan +mum................................................................................ ' '., Tujuan Khusus............................................................................... ' BAB II KAJIAN TEORITIS......................................................................... * *.' %engertian -ordeolum.................................................................. * *.* .tiologi......................................................................................... * *., /aktor &esiko............................................................................... , *.0 %atofisiologi.................................................................................. , *.1 2ejala Klinis................................................................................. , *.3 #anifestasi Klinis.......................................................................... 0 *.4 Diagnosa Kepera"atan................................................................. 1 *.5 Komplikasi....................................................................................1 *.6 %enatalaksanaan............................................................................1 ,. %enatalaksanaan #edis.................................................................4 ,.' %enatalaksanaan Kepera"atan..................................................... 5 BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................6 ,.' %engkajian....................................................................................6 ,.* Diagnosa Kepera"atan.................................................................6 ,., 7nter8ensi Kepera"atan................................................................6 BAB IV PENUTUP..........................................................................................'* A. Kesimpulan............................................................................................. ...........'* ). Saran................................................................................................................. '* DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... ',

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Hampir setiap orang mengenal timbilen yang dalam bahasa medis disebut Hordeolum. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga orang tua. Disebutkan bahwa angka kejadian pada usia dewasa lebih banyak dibanding anak-anak. Tidak ada perbedaan angka kejadian (insidens rate) antara wanita dengan pria. Adakalanya seseorang mudah sekali mengalami timbilen (berulang). baratnya, baru sembuh yang satu, kemudian mun!ul lagi timbil di tempat yang lain. Hordeolum adalah in"eksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman #ta"ilokokus (#taphylo!o!!us aureus). Hordeolum dapat timbul pada $ kelenjar kelopak mata atau lebih. %elenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar &eibom, kelenjar 'eis dan &oll. 1.2 TU UAN U!U! (ntuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Asuhan %eperawatan pada klien Hordeolum dengan menggunakan metode proses keperawatan. TU UAN KHUSUS &endapatkan gambaran tentang konsep penyakit hordeolum &ampu membuat pengkajian keperawatan pada klien dengan hordeolum &ampu membuat diagnosa keperawatan berdasarkan anamnesa &ampu membuat ren!ana keperawatan berdasakan teori keperawatan

1.3 $. ). *. +.

BAB II KA IAN TE"RITIS 2.1 Pe#$ertia# H%r&e%'u( Hordeolum adalah in"eksi kelenjar pada palpebra. ,ila kelenjar &eibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. #edangkan hordeolum eksterna yang lebih ke!il dan lebih super"isial adalah in"eksi kelenjar 'eiss atau &oll. Hordeolum (#tye) adalah suatu in"eksi pada satu atau beberapa kelenjar di tepi atau di bawah kelopak mata.

gambar - Hordeolum

,isa terbentuk lebih dari $ hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh se!ara spontan. Hordeolum ada ) ma!am - Hordeolum eksternadan Hordeolum nterna. 2.2 Eti%'%$i n"eksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri sta"ilokokkus ). Staphylococcus aureus adalah agent in"eksi pada ./-.01 kasus hordeolum. Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul besamaan dengan atau sesudah ble"aritis, hordeolum bisa timbul se!ara berulang. 2.3 Fa)t%r Re*i)% $. ). *. +. 0. 2. 4. 5. Penyakit kronik. %esehatan atau daya tahan tubuh yang buruk. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis. Diabetes Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia. 3iwayat hordeolum sebelumnya Higiene dan lingkungan yang tidak bersih %ondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 2.+ Pat%,i*i%'%$i Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar ,isa mengenai kelenjar &eibom, 'eis dan &oll Apabila mengenai kelenjar &eibom, pembengkakan agak besar, disebut hordeolum internum. Penonjolan pada hordeolam ini mengarah kekulit kelopak mata atau kearah konjungti6a. %alau yang terkena kelenjar 'eis dan &oll7 penonjolan kearah kulit palpebra, disebut hordeolum ekstenum. 2.- Ge.a'a K'i#i* 8ejala subyekti" dirasakan mengganjal pada kelopak mata rasa sakit yang bertambah kalau menunduk, dan nyeri bila ditekan.8ejala obyekti" tampak suatu benjolan pada kelopak mata atas9bawah yang berwarna merah dan sakit bila ditekan didekat pangkal bulu mata.#e!ara umum gambaran ini sesuai dengan suatu abses ke!il. Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi kelopak mata. &ata mungkin berair, peka terhadap !ahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di matanya.

,iasanya hanya sebagian ke!il daerah kelopak yang membengkak, meskipun kadang seluruh kelopak membengkak. Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik ke!il yang berwarna kekuningan. ,isa terbentuk abses (kantong nanah) yang !enderung pe!ah dan melepaskan sejumlah nanah. Hardeolum terbagi atas 2 jenis yaitu $. Hordeolum eksternum Adalah in"eksi yang terjadi dekat kelenjar :eis dan &oll,tempat keluarnya bulu mata(pada batas palpebra dan bulu mata). $. Hordeolum internum Adalah in"eksi pada kelenjar meibom sebasea. hordeolum yang terbentuk pada kelenjar yang lebih dalam. 8ejalanya lebih berat dan jarang pe!ah sendiri, karena itu biasanya dokter akan menyayatnya supaya nanah keluar. 2./ !a#i,e*ta*i K'i#i*

$. ;yeri pada kelopak mata ). %alau menunduk rasa sakit bertambah *. Tampak suatu benjolan setempat +. <arna kemerahan 0. ;yeri tekan 2. &ata terkadang berair 4. Peka terhadap !ahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di matanya 5. Pembengkakan pada sebagian kelopak mata atau kadang seluruh kelopak membengkak .. Ditengah daerah yang membengkak seringkali bintik ke!il yang berwarna kekuningan

2.0 Dia$#%*a Ke1era2ata#

a. ;yeri berhubungan dengan in"lamasi pada kelenjar meibomian dan kelenjar :eis 9 moll ditandai dengan nyeri pada kelopak mata, kalau menunduk sakit bertambah, kemerahan.

b. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan abses kulit ditandai dengan pasien mengeluh perih dan adanya lesi pada daerah mata. !. Perubahan body image berhubungan dengan !hala:ion (benjolan) ditandai dengan pasien merasa tidak berdaya, dan tidak siap dengan keadaan penyakitnya. d. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan akibat hordeolum ditandai dengan pasien tampak !emas. e. De"isit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya in"ormasi tentang penyakitnya ditandai dengan pasien bertanya-tanya dengan penyakitnya. 2.3 K"!PLIKASI #elulitis palpebra dan abses palpebra 2.9 Pe#ata'a)*a#aa# ,iasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 0-4 hari. $. ). (mum %ompres hangat +-2 kali sehari selama $0 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. =akukan dengan mata tertutup. ,ersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat memper!epat proses penyembuhan. =akukan dengan mata tertutup. >angan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan in"eksi yang lebih serius. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab in"eksi. >angan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan in"eksi ke kornea. ?bat Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama )+ jam tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.

*. +. 0.

A. Antibiotik topikal. ,a!itra!in atau tobrami!in salep mata diberikan setiap + jam selama 4-$/ hari. Dapat juga diberikan eritromi!in salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan. ,. Antibiotik sistemik Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar lim"e di preauri!ular.

Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan !ephale@in atau di!lo@a!ilin 0// mg per oral + kali sehari selama 4 hari. ,ila alergi penisilin atau !ephalosporin dapat diberikan !lindamy!in *// mg oral + kali sehari selama 4 hari atau klaritromy!in 0// mg ) kali sehari selama 4 hari. Pembedahan ,ila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi "iltrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila

Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah "luktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra. Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra. #etelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. Tindakan prainsisi-

,uat klien nyaman >ika klien gelisah berikan penyuluhan kesehatan dan perawat tetap berada di samping klien Tindakan pas!ainsisi-

Tutup mata dengan bebat berat ,eritahu keluarga !ara membuka bebat ?bser6asi kurang lebih$9)jam sebelum pulang Tutup mata dan bebat dibiarkan di tempatnya kira-kira + jam,kemudian di buka se!ara hatihati dan mata di kompres dengan salin hangat se!ara hati-hati. &ata mungkin tampak memar sehingga anjurkan klien untuk memakai ka!amata Penyulit #uatu hordeolum yang besar dapat menimbulkan abses palpebra dan selulitis palpebra

3.Pe#ata'a)*a#aa# !e&i*

$. Diberikan anestesi setempat dengan tetes mata Pantokain. ). %alau perlu diberikan anestesi umum, misal pada anak-anak atau orang-orang yang sangat takut sebelum diberi anestesi umum. *. (ntuk lokal anestesi bisa dipakai prokain )1 dilakukan se!ara in"iltrati" dan tetes mata Panto!ain )1.

+. Pada hordeolum internum insisi dilakukan pada konjungti6a, kearah muka dan tegak lurus terhadapnya (6ertikal) untuk menghindari banyaknya kelenjarkelenjar yang terkena. 0. Pada bordeolum ekstrnum arah insisi horisontal sesuai dengan lipatan kulit. 2. Antibiotika topikal (neomy!in, polirny@in ,, gentamy!in) selama 4 -$/ hari, bila dipandang perlu dapat ditambahkan antibiotika sistemik, misal Ampisillin + @ )0/ mg per-oral9hari

3.1 Pe#ata'a)*a#aa# Ke1era2ata#

$. %ompres hangat selama $/ - $0 menit, * - + kali sehari. ). ,ila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konser6ati" dianjurkan insisi. *. Perbaikan higiene dapat men!egah terjadinya in"eksi kembali. BAB III TIN AUAN KASUS

3.1 Pe#$)a.ia# (mur %eluhan nyeri $. Pemeriksaan "isik nspeksi- adanya tanda tanda radang,adanya oedema atau tonjolan interna9e@sterna dan adanya purulen atau nanah

Palpasi - adanya nyeri tekan 3.2 a. Dia$#%*a Ke1era2ata# 8angguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan pembengkakan pelpepra akibat proses peradangan yang ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada tepi kelopak mata, tepi kelopak mata merah, bengkak dan terdapat tonjolan. 8angguan konsep diri (!itra tubuh) yang berhubungan dengan perubahan bentuk kelopak mata yang memengaruhi penampilan klien. 3esiko tinggi penyebaran in"eksi berhubungan dengan kontak sekret dengan mata sehat atau mata orang lain I#ter4e#*i Ke1era2ata#

b. !.

3.3

a.

8angguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan pembengkakan pelpepra akibat proses peradangan yang ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada tepi kelopak mata, tepi kelopak mata merah, bengkak dan terdapat tonjolan.

%riteria hasil - ;yeri berkurang, pasien merasa nyaman Ajarkan klien !ara melakukan kompres air hangat pada tepi palpebra dan beritahu klien agar mengkompres tepi palpebral selama )/ menit, *-+ kali sehari. 3asional - &emper!epat supurasi sehingga material purulen dapat keluar dan nyeri reda. Pada klien wanita, beritahu agar tidak memakai tata rias (khususnya tata rias mata) untuk sementara. 3asional - &engurangi ritasi. $. %olaborasi Antibiotika salep setiap * jam setelah pemberian kompres hangat. Antibiotika sistemik yang diindikasikan jika terjadi selulitis. nsisi. 3asional - &engeluarkan (drainase) material purulen. $. 8angguan konsep diri (!itra tubuh) yang berhubungan dengan perubahan bentuk kelopak mata yang memengaruhi penampilan klien. nter6ensi keperawatan $. ,eritahu klien bahwa penyakitnya bisa disembuhkan. ). Anjurkan klien untuk melaksanakan anjuran yang telah diberikan (kompres hangat dan penggunaan antibiotika) se!ara tertur. *. ,eritahu klien bahwa salep mata dapat membuat pandangan kabur. 3asional -&enguragi ke!emasan klien. ,ertahu klien, jangan pernah menekan pembengkakan. 3asional - dapat menyebarkan in"eksi. ,eritahu klien untuk meningkatkan status kesehatan. 3asional - ,uruknya status kesehatan merupakan predisposisi berulang hordeolum. 3esiko tinggi penyebaran in"eksi berhubungan dengan kontak sekret dengan mata sehat atau mata orang lain Hasil Aang Diharapkan9 %riteria B6aluasi Pasien Akan &eningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema, dan demam. Tujuan- &engidenti"ikasi inter6ensi untuk men!egah9menurunkan resiko in"eksi Tindakan9inter6ensi$. %aji tanda-tanda in"eksi ). ,erikan therapi sesuai program dokter *. Anjurkan penderita istirahat untuk mengurangi gerakan mata

+. ,erikan makanan yang seimbang untuk memper!epat penyembuhan &andiri 0. Diskusikan pentingnya men!u!i tangan sebelum menyentuh9mengobati mata. 2. 8unakan9tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluar dengan bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan. 4. Tekankan pentingnya tidak menyentuh9menggaruk mata yang sakit kemudian yang sehat 5. Anjurkan untuk memisahkan handuk, lap atau sapu tangan.

BAB III PENUTUP A. KESI!PULAN Hordeolum adalah suatu peradangan supurati" kelenjar 'eis, kelenjar &oll (hordeolum eksterternum) atau kelenjar &eibom (Hordeolum internum). Hordeolum (#tye) adalah suatu in"eksi pada satu atau beberapa kelenjar di tepi atau di bawah kelopak mata. ,isa terbentuk lebih dari $ hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh se!ara spontan. Hordeolum di bagi menjadi dua yaitu hordeolum interna dan hordeolum eksternal. Hordeolum adalah in"eksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari kulit yaitu bakteri sta"ilokokus aureus. B. $. ). SARAN #ebaiknya seorang perawat dapat melaksanakn asuhan keperawatan kepada klien hordeolum sesuai dengan indikasi penyakit #ebaiknya seorang perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien hordeolum dengan baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA

,runner C #uddart.)//).,uku Ajar %eperawatan &edikal ,edah.Bdisis-5, 6ol.*. #u:anne D. #melt:er C ,renda 8. ,are. Penerbit ,uku %edokteran- B8D ;A;DA nternasional Diagnosis %eperawatan De"inisi dan %lasi"ikasi. )//.-)/$/. Penerbit ,uku %edokteran- B8D &asjoer Ari" dkk. %apita #elekta %edokteran. >akarta - &edia Aes!ulapius E% ( 7)///. http-99www.s!ribd.!om9do!9522*$$5.9A#%BP-H?3DB?=(&

You might also like