You are on page 1of 31

BAB I FRAKTUR DEFINISI FRAKTUR Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa

(Mansjoer et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall . dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan bah!a Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. ETIOLOGI 1) Kekerasan langsung "ekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersi#at #raktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring. 2) Kekerasan tidak langsung "ekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. $ang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran %ektor kekerasan. 3) Kekerasan akibat tarikan otot &atah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. "ekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan. PATOFISIOLOGI 'ulang bersi#at rapuh namun (ukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. 'api apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi #raktur, periosteum dan pembuluh darah serta sara# dalam korteks, marro!, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. &erdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. 1

Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon in#lamasi yang ditandai dengan %asodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan in#iltrasi sel darah putih. "ejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya. Faktor !aktor "ang #e#$engaru%i !raktur& Faktor Ekstrinsik )danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, !aktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan #raktur. Faktor Intrinsik *eberapa si#at yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya #raktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang. KLASIFIKASI FRAKTUR "lasi#ikasi #raktur dapat sangat ber%ariasi, beberapa dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu+ a. Berdasarkan si!at !raktur 'luka "ang diti#bulkan() 1). Faktur 'ertutup ( losed), bila tidak terdapat hubungan antara #ragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga #raktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. &ada #raktur tertutup ada klasi#ikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu+ a. b. (. d. 'ingkat 0+ #raktur biasa dengan sedikit atau tanpa (edera jaringan lunak sekitarnya. 'ingkat ,+ #raktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan. 'ingkat 2+ #raktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan. 'ingkat -+ (edera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan an(aman sindroma kompartement.

2). Fraktur 'erbuka (.pen/ ompound),

bila terdapat hubungan antara

hubungan antara #ragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit. Fraktur terbuka terbagi atas - derajat (menurut 0.1ustilo), yaitu+ 2erajat 3+ ,. Luka 4 ,(m. 2. "erusakan jaringan sedikit, tidak ada tanda luka remuk. -. Fraktur sederhana, trans%ersal, oblik, atau komuniti# ringan. 5. "ontaminasi minimal. 2erajat 33+ ,. Laserasi 6,(m. 2. kerusakan jaringan lunak. 'idak luas, #alp/a%ulsi. -. Fraktur komuniti# sedang. 5. "ontaminasi sedang. 2erajat 333+ ,. 'erjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan neuro%askular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat 333 terbagi atas+ a. Jaringan lunak yang menutupi #raktur tulang adekuat, meskipun terdapat laserasi luas/#alp/a%ulsi atau #raktur segmental yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka. b. "ehilangan jaringan lunak dengan #raktur yang terpapar atau kontaminasi masi#. (. Luka pada pembuluh darah arteri/sara# peri#er yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.

Fraktur tertutup b.

Fraktur terbuka

Berdasarkan ko#$lit atau ketidak klo#$litan !raktur) 1). Fraktur "omplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.

2).

Fraktur 3nkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti+ a. Hair Line Fraktur. b. (. Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di ba!ahnya. Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.

c. Berdasarkan

bentuk

garis

$ata%

dan

%ubungann"a

dengan

#ekanis#e trau#a) ,) Fraktur 'rans%ersal+ #raktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. 2) Fraktur .blik+ #raktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasijuga. -) Fraktur Spiral+ #raktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi. 5) Fraktur "ompresi+ #raktur yang terjadi karena trauma aksial #leksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain. 7) Fraktur )%ulsi+ #raktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.

d. Berdasarkan *u#la% garis $ata%) ,) Fraktur "omuniti#+ #raktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan. 2) Fraktur Segmental+ #raktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan. -) Fraktur Multiple+ #raktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama. e. Berdasarkan $ergeseran !rag#en tulang) ,) Fraktur Undisplaced (tidak bergeser)+ garis patah lengkap tetapi kedua #ragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh. 2) Fraktur Displaced (bergeser)+ terjadi pergeseran #ragmen tulang yang juga disebut lokasi #ragmen, terbagi atas+ a) b) () 2islokasi ad longitudinam (um (ontra(tionum (pergeseran searah sumbu dan overlapping). 2islokasi ad a8im (pergeseran yang membentuk sudut). 2islokasi ad latus (pergeseran dimana kedua #ragmen saling menjauh). f. Berdasarkan $osisi !raktur Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian + ,) ,/- proksimal 2) ,/- medial -) ,/- distal 6

g. Fraktur Kelela%an+ #raktur akibat tekanan yang berulang9ulang.

+ANIFESTASI KLINIK ). 2e#ormitas *. *engkak/edema . :(himosis (Memar) 2. Spasme otot :. ;yeri F. "urang/hilang sensasi 1. "repitasi <. &ergerakan abnormal 3. 0ontgen abnormal DIAGNOSIS 2alam mendiagnosis #raktur dan dislokasi sendi, hal pertama yang perlu diketahui adalah mekanisme traumanya. <al ini penting untuk memperkirakan lokasi terjadinya #raktur, misalnya apabila jatuh dari ketinggian dalam posisi berdiri dapat menyebabkan #raktur pada tulang punggung ataupun ujung tumit. "emudian yang kedua, kita harus dapat mengenali keadaan )9*9 . &roblem yang timbul berkaitan dengan #raktur biasanya masalah sirkulasi yang berupa perdarahan atau oklusi pembuluh darah yang akan mengan(am ji!a atau anggota gerak. I) Ri,a"at )namnesis dilakukan untuk men(ari ri!ayat mekanisme trauma (posisi kejadian) dan kejadian9kejadian yang berhubungan dengan trauma tersebut. 'rauma dapat terjadi karena ke(elakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau 7

jatuh dari kamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, ke(elakaan pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olahraga. &enderita biasanya datang denga keluhan nyeri, pembengkakan, gangguan #ungsi anggota gerak, de#ormitas, kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan gejala lain. &erlu juga ditanyakan ri!ayat (edera atau #raktur sebelumnya, ri!ayat sosial ekonomi, pekerjaan, obat9obatan yang dia konsumsi, merokok, ri!ayat alergi dan ri!ayat osteoporosis serta penyakit lain.

II) Pe#eriksaan Fisik &ada pemeriksaan a!al, penderita perlu diperhatikan adanya+ ,. Syok, anemia, perdarahn 2. "erusakan organ9organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ9organ dalam rongga thoraks, panggul, abdomen -. Faktor predisposisi, misalnya #raktur patologis III) Pe#eriksaan Lokal a) 3nspeksi/Look *andingkan dengan anggota gerak yang sehat &erhatikan posisi anggota gerak "eadaan umum penderita se(ara keseluruhan :kspresi !ajah karena nyeri )danya tanda9tanda anemia karena perdarahan )pakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk

membedakan #raktur terbuka atau tertutup :kstra%asasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari &erhatikan ada tidaknya de#ormitas+ angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan, bengkak. b) &alpasi/Feel (nyeri tekan, krepitasi) 8

Status neurologis dan %askuler dibagian distalnya perlu diperiksa. Lakukan palpasi pada daerah ekstremitas tempat #raktur tersebut, meliputi persendian diatas dan diba!ah (edera, daerah yang mengalami nyeri, e#usi, dan krepitasi. 'emperatur kulit juga dapat diperiksa. ;euro%askularisasi bagian distal #raktur meliputi pulsasi arteri, !arna kulit, pengembalian (airan kapiler (Capillar re!ill test). () 1erakan/Mo%ing &ergerakan dengan meminta penderita menggerakan se(ara akti# dan pasi# sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. &ada penderita dengan #raktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan se(ara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan sara#. d) &emeriksaan trauma (kepala, thoraks, abdomen, pel%is) &ada pasien dengan politrauma, pemeriksaan a!al dilakukan menurut protokol )'LS. Langkah pertama adalah menilai air!ay, breathing dan (ir(ulation. &erlindungan pada %ertebra dilakukan sampai (edera %ertebra dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan radiologis. Saat pasien stabil, maka dilakukan se(ondary sur%ey. PE+ERIKSAAN PENUN-ANG A) Pe#eriksaan Radiologi Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah =pen(itraan> menggunakan sinar rontgen (89ray). ?ntuk mendapatkan gambaran dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu )& atau &) dan lateral. 2alam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang di(ari karena adanya superposisi. &erlu disadari bah!a permintaan 89 ray harus atas dasar indikasi ray+ ,) *ayangan jaringan lunak. 9 kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya diba(a sesuai dengan permintaan. <al yang harus diba(a pada 89

2) 'ipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi. -) 'robukulasi ada tidaknya rare #ra(tion. 5) Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi. Selain #oto polos 89ray (plane 89ray) mungkin perlu tehnik khususnya seperti+ ,) 'omogra#i+ menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup yang sulit di%isualisasi. &ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya. 2) Myelogra#i+ menggambarkan (abang9(abang sara# spinal dan pembuluh darah di ruang tulang %ertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma. -) )rthrogra#i+ menggambarkan jaringan9jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa. 5) omputed 'omogra#i9S(anning+ menggambarkan potongan se(ara trans%ersal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak. .) Pe#eriksaan Laboratoriu# ,) 2) -) "alsium Serum dan Fos#or Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang. )lkalin Fos#at meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang. :n@im otot seperti "reatinin "inase, Laktat 2ehidrogenase (L2<97), )spartat )mino 'rans#erase ()S'), )ldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang. /) Pe#eriksaan lain lain (1) (2) &emeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensiti%itas+ didapatkan mikroorganisme penyebab in#eksi. *iopsi tulang dan otot+ pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi in#eksi. 10

(3) (4) (5) (6)

:lektromyogra#i+ diakibatkan #raktur.

terdapat

kerusakan

konduksi

sara#

yang

)rthros(opy+ didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan. 3ndium 3maging+ pada pemeriksaan ini didapatkan adanya in#eksi pada tulang. M03+ menggambarkan semua kerusakan akibat #raktur.

PENATALAKSANAAN +EDIK &enanganan a!al #raktur dan dislokasi sendi berupa immobilisasi. 3mmobilisasi adalah suatu tindakan untuk mem#iksasi dan men(egah pergerakan bagian tubuh yang (idera. 'ujuan immobilisasi+ A) mengatasi nyeri merelaksasi otot men(egah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut

&rinsip immobilisasi+ mem#iksasi bagian yang tidak stabil diantara dua bagian yang stabil men(egah pergerkan tiga dimensi (%ertikal, hori@ontal, dan rotasi) Fraktur Terbuka Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam !aktu A9B jam (golden period). "uman belum terlalu jauh meresap dilakukan+ 1) &embersihan luka 2) :8i(i 3) <e(ting situasi 4) )ntibiotik B) Seluru% Fraktur Rekognisis0Pengenalan

11

0i!ayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya. Reduksi0+ani$ulasi0Re$osisi ?paya untuk memanipulasi #ragmen tulang sehingga kembali seperti semula se(ara optimun. 2apat juga diartikan 0eduksi #raktur "setting tulang) adalah mengembalikan #ragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas#anatomis Reduksi tertutu$, traksi, atau reduksi terbuka dapat

dilakukan untuk mereduksi #raktur. Metode tertentu yang dipilih bergantung si#at #raktur, namun prinsip yang mendasarinya tetap, sama. *iasanya dokter melakukan reduksi #raktur sesegera mungkin untuk men(egah jaringan lunak kehilaugan elastisitasnya akibat in#iltrasi karena edema dan perdarahan. &ada kebanyakan kasus, roduksi #raktur menjadi semakin sulit bila (edera sudah mulai mengalami penyembuhan. Sebelum reduksi dan imobilisasi #raktur, pasien harus dipersiapkan untuk menjalani prosedurC harus diperoleh i@in untuk melakukan prosedur, dan analgetika diberikan sesuai ketentuan. Mungkin perlu dilakukan anastesia. :kstremitas yang akan dimanipulasi harus ditangani dengan lembut untuk men(egah kerusakan lebih lanjut Reduksi tertutup. &ada kebanyakan kasus, reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan #ragmen tulang keposisinya (ujung9ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual. :kstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan, sementara gips, biadi dan alat lain dipasang oleh dokter. )lat immobilisasi akan menjaga reduksi dan menstabilkan ekstremitas untuk benar. 12 penyembuhan tulang. Sinar98 harus dilakukan untuk mengetahui apakah #ragmen tulang telah dalam kesejajaran yang

Traksi) 'raksi dapat digunakan untuk mendapatkan e#ek reduksi dan imoblisasi. *eratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Sinar98 digunakan untuk memantau reduksi #raktur dan aproksimasi #ragmen tulang. "etika tulang sembuh, akan terlihat pembentukan kalus pada sinar98. "etika kalus telah kuat dapat dipasang gips atau bidai untuk melanjutkan imobilisasi. Reduksi Terbuka# &ada #raktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. 2engan pendekatan bedah, #ragmen tulang direduksi. )lat #iksasi interna dalam bentuk pin, ka!at, sekrup, plat paku, atau batangan logam digunakan untuk mempertahankan #ragmen tulang dalam posisnya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. )lat ini dapat diletakkan di sisi tulang atau langsung ke rongga sumsum tulang, alat tersebut menjaga aproksimasi dan #iksasi yang kuat bagi #ragmen tulang. Retensi0I##obilisasi ?paya yang dilakukan untuk menahan #ragmen tulang sehingga kembali seperti semula se(ara optimun. Imobilisasi fraktur# Setelah #raktur direduksi, #ragmen tulang harus diimobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. 3mobilisasi dapat dilakukan dengan #iksasi eksterna atau interna. Metode #iksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips, atau #iksator eksterna. 3mplan logam dapat digunakan untuk #iksasi interna yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi #raktur. Re%abilitasi Menghindari atropi dan kontraktur dengan #isioterapi. Segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. 0eduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan. Status neuro%askuler (mis. pengkajian peredaran darah, nyeri, perabaan, gerakan) dipantau, dan ahli bedah ortopedi diberitahu 13

segera bila ada tanda gangguan neuro%askuler. "egelisahan, ansietas dan ketidaknyamanan dikontrol dengan berbagai pendekatan (mis. meyakinkan, perubahan posisi, strategi peredaan nyeri, termasuk analgetika). Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atro#i disuse dan meningkatkan peredaran darah. &artisipasi dalam akti%itas hidup sehari9hari diusahakan untuk memperbaiki kemandirian #ungsi dan harga9diri. &engembalian bertahap pada akti%itas semula diusahakan sesuai batasan terapeutika. *iasanya, #iksasi interna memungkinkan mobilisasi lebih a!al. )hli bedah yang memperkirakan stabilitas #iksasi #raktur, menentukan luasnya gerakan dan stres pada ekstrermitas yang diperbolehkan, dan menentukan tingkat akti%itas dan beban berat badan. 1) +a2a# #a2a# $enanganan !raktur dan dislokasi Fraktur 'engkorak *ahaya terbesar dari tulang kepala yang pe(ah ialah akibatnya terhadap otak. Fraktur tengkorak dapat terjadi tertutup ataupun terbuka. 'indakan pertolongan+ ,) &enderita tidak boleh terlalu sering diangkat karena dapat memperparah 2) *ersihkan mulut, hidung, dan tenggorokan dari darah, lendir atau muntahan, jaga air!ay 5) 7) *aringkan penderita dengan kedudukan miring atau kepala ditelungkupkan A) )pabila tidak ada tanda9tanda patah tulang belakan, baringkan penderita dengan letak kepala lebih rendah dari tubuhnya D) *ersihkan luka, pada #raktur terbuka jangan men(u(i dengan (airan apapun B) 'utup luka, balut dengan kasa steril (lihat penanganan perdarahan kepala) 14

E) kirim ke rumah sakit Fraktur Leher 'ulang leher adalah bagian dari rangkaian tulang belakang. .leh karena itu patah tulang leher termasuk ke dalam ke(elakaan berat. Jika sumsum tulang belakang yang dilindunginya ikut rusak, akibatnya akan sangat #atal. 'anda9tanda patah tulang leher + o leher yang tertengadah se(ara berlebihan o tangan dan lengan tidak bereaksi bila dirangsang dengan tususkan o bila korban masih sadar, ia tidak dapat menggerakan tangannya

'indakan pertolongan 9 immobilisasi dengan (ollar ne(k 9 jaga )9*9 9 hentikan perdarahan Fraktur 'ulang Selangka )pabila tulang selangka patah, bahu di sisi itu akan (ondong ke arah dada. Selain itu, didaerah yang patah akan terasa nyeri. 'indakan pertolongan+ "enakan balutan >ransel> kepada penderita 15

aranya C 2ari pundak kiri, pembalut disilangkan melalui punggung keketiak kanan. Selanjutnya dari ba!ah ketiak kanan ke depan dan ke atas pundak kanan. 2an dari pundak kanan disilangkan lagi ke ketiak kiri, dan seterusnya. ?jungnya dipenitikan.

Fraktur Lengan )tas 'indakan pertolongan ,. &asanglah bidai di sepanjang lengan atas, dan berikan balutan untuk mengikatnya. "emudian dengan siku terlipat dan lengan ba!ah merapat ke dada, lengan digantungkan ke leher 2. )pabila patah tulang dekat sendi siku, biasanya siku tidak dilipat. 2alam hal ini pasanglah bidai yang juga meliputi lengan ba!ah. 2an lengan tidak digantungkan ke leher 2islokasi Siku Fossa artikularis ulnae tergeser ke belakang. Se(ara klinis tampak lengan ba!ah memendek dan olekranon sangat menonjol. 'indakan pertolongan ,. )sisten memegang lengan atas dan melakukan tarikan ke atas. 2. &enolong memegang pergelangan tangan penderita, dilakukan traksi lengan ba!ah dengan siku dalam keadaan #leksi. 'raksi dipertahankan, kemudian lengan ba!ah di#leksikan dimana terasa FklikF pertanda olekranon kembali ke permukaan sendi yang normal.

16

-. 3mobilisasi dengan lempengan gips posterior dari lengan atas ke basis jari9jari dimana siku #leksi semaksimal mungkin tanpa mengganggu aliran darah. Fiksasi dengan perban elastik dan tangan digantung dengan collar and cu!!#

Fraktur Lengan *a!ah 'indakan pertolongan o pasangkan bidai di sepanjang lengan ba!ah o ikat bidai9bidai itu dengan pembalut o gantungkan lengan yang patah itu ke leher o kirim ke rumah sakit

17

Fraktur Gertebrae 'indakan pertolongan ,. biarkan penderita dalam keadaan berbaring. Jangan diubah atau disuruh duduk 2. siapkan usungan yang beralas keras, misalnya dengan mempergunakan papan/long spine board. 2engan hati9hati angkat penderita ke usungan tersebut -. beri bantal di ba!ah pinggangnya, untuk mengurangi rasa sakit dan agar tidak bergerak ketika diusung

Long Spine Board Fraktur 'ulang &aha 'indakan pertolongan ,. &asanglah sepasang bidai yang memanjang dari pinggul hingga ke kaki. *idai harus sudah dipasang sebelum penderita dipindahkan ke tempat lain 2. )pabila tidak ada bidai, dapat menggunakan kaki yang sehat sebagai bidai

18

Fraktur 'ulang *etis o 2engan dua bidai, betis dibidai dari mata kaki sampai beberapa jari diatas lutut o 2i ba!ah lutut dan mata kaki diberi bantalan o Selama menunggu pengangkutan, kaki diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh lain. 3ni untuk menghambat pembengkakan dan mengurangi rasa sakit o )pabila tulang yang patah terdapat diatas pergelangan kaki , pembidaian berlapis bantal dipasangkan dari lutut hingga menutupi telapak kaki

3)

PROSES PEN4E+BU5AN TULANG 'ulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. 19

Fraktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. 'ulang baru dibentuk oleh akti%itas sel9sel tulang. )da lima stadium penyembuhan tulang, yaitu+ 6( Stadiu# Satu Pe#bentukan 5e#ato#a &embuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah #raktur. Sel9sel darah membentuk #ibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan #ibroblast. Stadium ini berlangsung 25 H 5B jam dan perdarahan berhenti sama sekali. .( Stadiu# Dua Proli!erasi Seluler &ada stadium ini terjadi proli#erasi dan di##erensiasi sel menjadi #ibro kartilago yang berasal dari periosteum,Iendosteum, dan bone marro! yang telah mengalami trauma. Sel9sel yang mengalami proli#erasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. 2alam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua #ragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama B jam setelah #raktur sampai selesai, tergantung #rakturnya. /( Stadiu# Tiga Pe#bentukan Kallus SelHsel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. &opulasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai ber#ungsi dengan mengabsorbsi sel9sel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat #raktur berkurang pada 5 minggu setelah #raktur menyatu. 1( Stadiu# E#$at Konsolidasi *ila akti%itas osteo(last dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi lamellar. Sistem ini sekarang (ukup kaku dan 20

memungkinkan osteo(last menerobos melalui reruntuhan pada garis #raktur, dan tepat dibelakangnya osteo(last mengisi (elah9(elah yang tersisa diantara #ragmen dengan tulang yang baru. 3ni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk memba!a beban yang normal.

3( Stadiu# Li#a Re#odelling Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus9 menerus. Lamellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya 7) KO+PLIKASI 6( Ko#$likasi A,al a) Kerusakan Arteri &e(ahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, 0' menurun, (yanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan. b) Ko#$arte#ent S"ndro# "ompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, sara#, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. 3ni disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, sara#, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat.

21

2) Fat E#bolis# S"ndro# Fat :mbolism Syndrom (F:S) adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus #raktur tulang panjang. F:S terjadi karena sel9sel lemak yang dihasilkan bone marro! kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan perna#asan, ta(hykardi, hypertensi, ta(hypnea, demam. d) In!eksi System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. &ada trauma orthopedi( in#eksi dimulai pada kulit (super#i(ial) dan masuk ke dalam. 3ni biasanya terjadi pada kasus #raktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. e) A8askuler Nekrosis )%askuler ;ekrosis ()G;) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan tulang dan dia!ali dengan adanya GolkmanJs 3s(hemia. !) S%o2k Sho(k terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. 3ni biasanya terjadi pada #raktur. .( Ko#$likasi Dala# 9aktu La#a a) Dela"ed Union 2elayed ?nion merupakan kegagalan #raktur berkonsolidasi sesuai dengan !aktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. 3ni disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang. b) Nonunion ;onunion merupakan kegagalan #raktur berkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah A9E bulan. ;onunion ditandai dengan adanya pergerakan yang 22 nekrosis

berlebih pada sisi #raktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. 3ni juga disebabkan karena aliran darah yang kurang. 2) +alunion Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (de#ormitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik. BAB II DISLOKASI DEFINISI DISLOKASI 2islokasi adalah bergesernya atau keluarnya bonggol sendi dari kapsul sendi. Fraktur dan dislokasi se(ara klinis terlihat gejala berupa adanya de#ormitas, gerak abnormal, dan nyeri pada ekstremitas. Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. "erangka juga ber#ungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot9otot kerangka. .leh karena #ungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang dan atau dislokasi tulang. *entuk kaku (rigid) dan kokoh antar rangka yang membentuk tubuh dihubungkan oleh berbagai jenis sendi. )danya penghubung tersebut memungkinkan satu pergerakan antar tulang yang demikian #leksibel dan nyaris tanpa gesekan. 'ulang dan sendi dipakai untuk melindungi berbagai organ %ital di ba!ahnya disamping #ungsi pergerakan (lo(omotor) / perpindahan makhluk hidup. Sendi merupakan satu organ yang kompleks dan tersusun atas berbagai komponen yang spesi#ik satu dengan lainnya. &ada umumnya terdiri dari air dan tersusun atas serabut kolagen, proteoglikan, glikorptein lain serta lubrikan asam hialuronat, struktur yang kompleks di atas memungkinkan suatu 23

pergerakan

sendi yang luas (#ungsi lo(omotor), #ri(tionless dan tidak

mengakibatkan kerusakan besar dalam jangka panjang 2islokasi terjadi saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. 2islokasi dapat disebabkan oleh #aktor penyakit atau trauma karena dapatan (a(Kuired) atau karena sejak lahir (kongenital). 2islokasi adalah keadaan dimana tulang9 tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan se(ara anatomis, atau "eluarnya (ber(erainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.

(Fra(ture o# the radius !ith shortening and dislo(ation o# the distal ulna) KLASIFIKASI 1. 2islokasi (ongenital+ 'erjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. 2. 2islokasi patologik + )kibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misal9n%a tumor, in#eksi, atau osteoporosis tulang. 3ni disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang. 3. 2islokasi traumati(+ "edaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan sara# rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). 'erjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan 24

mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syara#, dan sistem %askular. "ebanyakan terjadi pada orang de!asa, *eberapa jenis dislokasi pada sendi yang sering terjadi antara lain + A) Dislokasi sendi ba%u "lasi#ikasi + 2islokasi anterior, posterior, in#erior dan dislokasi disertai dengan #raktur 6)Dislokasi anterior (preglenoid, subkorakoid, subkla%ikuler) Mekanisme trauma+ &aling sering, Jatuh dalam posisi out stre(hted atau trauma pada skapula sendiri dan anggota gerak dalam posisi rotasi lateral sehingga kaput humerus menembus kapsul anterior sendi. &ada dislokasi anterior kaput humerus berada diba!ah glenoid, subkorakoid dan subkla%ikuler. 1ambaran "linis+ ;yeri hebat, gangguan gerakan sendi bahu, kontur sendi bahu rata karena kaput humerus bergeser kedepan. &engobatan+ a. 2engan pembiusan umum o Metode hipo(rates + penderita dibaringkan dilantai, anggota gerak ditarik keatas dan kaput humerus ditekan dengan kaki agar kembali ke tempatnya. o Metode ko(her + penderita dibaringkan ditempat tidur dan ahli bedah berdiri disamping penderita ara + sendi siku #leksi E00 dan dilakukan traksi sesuai garis humerus, rotasi kearah lateral, lengan diadduksi dan sendi siku diba!a mendekati tubuh kearah garis tengah, lengan dirotasi ke medial sehingga tangan jatuh didaerah dada. b. 'anpa pembiusan umum o 'eknik menggantung agar lengan+&enderita relaksasi diberi petidin biarkan atau tidur dia@epam ter(apai maksimal,

tengkurap dan membiarkan lengan tergantung dipingggir tempat tidur. Setelah beberapa !aktu dapat terjadi reduksi se(ara

25

spontan. Setelah reposisi di#iksasi didaerah thoraks selama -9A minggu agar tak terjadi dislokasi rekuren "omplikasi+ "erusakan ner%us aksilaris, kerusakan pembuluh darah, tidak dapat direposisi, kaku sendi, dislokasi rekuren. Dislokasi $osterior *iasanya akibat trauma langsung pada sendi bahu dalam keadaan rotasi interna. 2itemukan adanya nyeri tekan serta benjolan dibagian belakang sendi. &engobatan dilakukan dengan (ara menarik lengan kedepan se(ara hati9hati dan rotasi eksterna serta imobilisasi selam -9A minggu. Dislokasi in!erior )kibat kaput humerus mengalami jepitan diba!ah glenoid dimana lengan mengarah keatas sehingga terjadi dislokasi in#erior. 2itangani dengan reposisi tertutup seperti pada dislokasi anterior, bila tidak berhasil dengan reposisi terbuka se(ara operasi. Dislokasi disertai dengan !raktur tuberositas #a"or %u#erus *iasanya tipe dislokasi anterior disertai dengan #raktur. *ila reposisi dilakukan pada daerah dislokasi maka #raktur akan tereposisi dan melekat kembali pada humerus.

26

B) Dislokasi sendi siku Biasan"a $enderita *atu% dengan $osisi tangan out strechted di#ana bagian distal %u#erus terdorong kede$an #elalui ka$sul anterior sedangkan radius dan ulna #engala#i dislokasi ke $osterior) Dislokasi u#u#n"a $osterior atau $osterolateral) Terda$at n"eri disertai $e#bengkakan "ang %ebat disekitar sendi siku ketika siku dala# $osisi se#i !leksi: ole2ranon da$at teraba $ada bagian belakang) Pengobatan dengan re$osisi: $ada *a# *a# $erta#a da$at tan$a $e#biusan u#u#: setela% re$osisi lengan di!leksikan ;<= dan dipertahankan dengan gips selama - minggu. "omplikasi + kekakuan sendi, trauma ner%us medianus, trauma a.brakhialis. C. Dislokasi sendi lutut 2islokasi ini sangat jarang terjadi, biasanya terjadi apabila penderita mendapat trauma dari depan dengan lutut dalam keadaan #leksi. 2islokasi dapat bersi#at anterior, posterior, lateral, medial atau rotasi. 2islokasi anterior lebih sering ditemukan dimana tibia bergerak kedepan terhadap #emur, trauma ini menimbulkan kerusakan pada kapsul, ligamen, yang besar dan sendi. 'rauma juga dapat menyebabkan dislokasi yang terjadi disertai dengan kerusakan pada ner%us peroneus dan arteri poplitea. 1ambaran klinis dijumpai adanya trauma pada daerah lutut disertai pembengkakan, nyeri dan hamartrosis serta de#ormitas. &engobatan, tindakan reposisi dengan pembiusan harus dilakukan sesegera mungkin dan dilakukan aspirasi hamartrosis dan setelahnya dipasang bidai gips posisi selama , minggu kemudian dipasang gips sirkuler diatas lutut selama D9B minggu, bila ternyata lutut tetap tak stabil (%arus ataupun %algus) maka harus dilakukan operasi untuk perbaikan pada ligamen. D) Dislokasi sendi $anggul "lasi#ikasi meliputi dislokasi posterior,anterior dan sentral. 6) . Dislokasi $osterior 27

'rauma biasanya terjadi akibat ke(elakaan lalu9lintas dimana lutut dalam keadaan #leksi dan menabrak dengan keras yang berada dibagian depan lutut, dapat juga terjadi pada saat mengendarai sepeda motor. "lasi#ikasi, untuk ren(ana pengobatan ('hompson :pstein) + L L L L L 'ipe 3 + 2islokasi tanpa #raktur atau dengan #ragmen tulang yang ke(il 'ipe 33 +2islokasi dengan #ragmen tunggal yang besar pada bagian posterior a(etabulum 'ipe 333 + 2islokasi dengan #raktur bibir a(etabulum yang komuniti# 'ipe 3G + 2islokasi dengan #raktur dasar a(etabulum 'ipe G + 2islokasi dengan #raktur kaput #emur &enderita biasanya datang setelah suatu trauma yang hebat dengan keluhan nyeri dan de#ormitas pada daerah sendi panggul. Sendi panggul teraba menonjol kebelakang dalam posisi adduksi, #leksi dan rotasi interna. 'erdapat pemendekan anggota gerak ba!ah. &engobatan dengan reposisi se(epatnya dengan pembiusan umum disertai relaksasi se(ukupnya, &enderita dibaringkan dilantai dan pembantu menahan panggul. Sendi panggul di#leksikan serta lutut di#leksi E00 dan kemudian dilakukan tarikan pada paha se(ara %erti(al. Setelah direposisi, stabilitas sendi diperiksa apakah sendi panggul dapat didislokasi dengn (ara menggerakkan se(ara %erti(al pada sendi panggul. untuk kasus yang melibatkan penanganan #ragmen tulang membutuhkan tindakan operati#. 'raksi kulit 59A minggu, setelah itu tak menginjakkan kaki dan menggunakan tongkat selama - bulan. "omplikasi dini berupa kerusakan ner%us skiatik, kerusakan kaput #emur, dan #raktur dia#isis #emur. "omplikasi lanjut berupa nekrosis a%askuler, osteoarthritis, dan dislokasi yang tak dapat direduksi. .) Dislokasi anterior Lebih jarang dibanding anterior dapat akibat ke(elakaan lalulintas, jatuh dari ketinggian atau trauma dari belakang saat berjongkok dan posisi penderita dalam keadaan abduksi yang dipaksakan, leher #emur atau throkanter menabrak a(etabulum dan terjungkir keluar melalui robekan kapsul anterior. 28

1ambaran klinis, tungkai ba!ah dalam keadaan rotasi eksterna, abduksi dan sedikit #leksi, tungkai tak mengalami pemendekan karena perlekatan otot re(tus #emur men(egah kaput #emur bergeser ke pro8imal, terdapat benjolan didepan daerah inguinal dimana kaput #emur dapat diraba dengan mudah, sendi panggul sulit digerakkan. &engobatan dilakukan dengan reposisi seperti pada dislokasi posterior, dilakukan adduksi pada dislokasi anterior. "omplikasi tersering adalah nekrosis a%askuler. 3. Dislokasi sentral 'ejadi apabila kaput #emur terdorong ke dinding medial a(etabulum pada rongga panggul, kapsul tetap utuh. 'erdapat perdarahan dan pembengkakan didaerah tungkai pro8imal tetapi posisi tetap normal, nyeri tekan pada daerah thro(hanter, dan gerakan sendi panggul terbatas. &engobatan dengan melakukan reposisi dan traksi selama 59 A minggu, setelah itu diperbolehkan berjalan dengan penopang berat badan. E. Fraktur dan !raktur dislokasi sendi $ergelanan kaki &ergelangan kaki merupakan sendi yang kompleks dan penopang badan dimana talus duduk dan dilindungi oleh malleolus lateralis dan malleolus medialis yang diikat oleh ligament, dahulu disebut #raktur pott. 'erjadi akibat adanya #raktur malleolus dengan atau tanpa subluksasi dari talus. "lasi#ikasi 2anis9!eber, berdasarkan lokasi #raktur tehadap sindesmosis tibio#ibuler + Fraktur malleolus diba!ah sindesmosis. Fraktur malleolus lateral, a%ulsi malleolus medial disertai robekan ligamen tibio#ibular bagian depan. Fraktur #ibula diatas sindesmosis a%ulsi tibia disertai robekan malleolus medial (#raktur dupuytren). 'erapi dengan konser%ati# yaitu pada #raktur yang tak bergeser dengan pemasangan gips se(ara sirkuler diba!ah lutut. Sedangkan 29

tindakan operati# dilakukan bila dijumpai adanya robekan ligament dan dislokasi talus.

BAB III KESI+PULAN 'rauma mus(uloskeletal sering sekali terjadi pada keadaan ga!at darurat. Segera dapat mengenai otot, ligament, sendi, dan tulang. )da dua keadaan (edera pada tulang yang memerlukan tindakan penanganan segera, yaitu patah tulang atau #raktur dan dislokasi sendi. $ang sering terjadi adalah patah tulsng atau #raktur, yang sering mengenai anggota gerak. &atah tulang ini jarang mengan(am ji!a, namun mengan(am anggota gerak. &engenalan #raktur sangat penting, karena diagnosis yang salah akan menyebabkan terjadinya penatalaksanaan yang salah pula, sehingga akan menyebabkan terjadinya kematian atau amputasi. :kstremitas terdiri dari empat komponen utama yaitu tulang, jaringan lunak (kulit dan oto), pembuluh darah 30

(arteri dan %ena), dan ner%us. <al ini penting karena pada #raktur dapat juga terjadi (edera pada empat komponen tersebut. &enanganan kasus9kasus #raktur mengikuti kaidah umum penanganan trauma, yaitu dimulai dari penilaian )9*9 , baru melakukan penilaian terhadap ekstremitas.

DAFTAR PUSTAKA ,. 'hompson J .;etter>s on(ise )tlas o# .rthopaedi( )natomy. , st edition.

&hiladelphiaC Mosby :lse%ier. 200,. 2. Mer9 . *asi( on :mergen(y. 200D. Jakarta. -. &ur!adianto, )gus, dkk. 2000. "edaruratan Medik :disi 0e%isi. Jakarta *inarupa )ksara. 5. anale S' and *eaty J<. :ditors. ampbellJs .perati%e .rthopaedi(s. ,, th ed. &hiladelhia, &ennsyl%aniaC Mosby :lsi%ier. 200D. 7. Moore "L, and )gur, )M0. )natomi "linis 2asar. JakartaC<3pokrates .2002.

31

You might also like