You are on page 1of 82

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya, kami telah menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Riau Tahun 2011 yang dapat diselesaikan pada waktunya. Laporan ini berisi tentang pelaksanaan kegiatan Pembangunan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau selama tahun 2011 yang didanai APBD. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan saran dan masukan guna perbaikan selanjutnya. Akhirnya kami berharap agar laporan ini dapat menjadi bahan kebijakan selanjutnya, dan semoga hasil yang telah dicapai dapat bermanfaat bagi masyarakat . Demikian, semoga dapat memberikan informasi bagi semua pihak.

PEKANBARU,

JANUARI 2011

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU

Drs. H. SYAHRIL HERYANTO Pembina Utama Madya NIP.19520403 198503 1 005

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1 BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBD ........................................................... 4 A. B. PROGRAM ............................................................................................................... 4 PROGRAM DAN KEGIATAN .................................................................................. 5

C. REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN .................................... 8 1. PELAKSANAAN PROGRAM ................................................................................ 8 2. KONDISI KETAHANAN PANGAN ...................................................................... 15 3. Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................................ 17 A. Aspek Manajemen Ketahanan Pangan ........................................................... 17 B. Aspek Ketersediaan, Distribusi dan Harga Pangan......................................... 18 C. Aspek Konsumsi Pangan ................................................................................ 33 D. Aspek Kewaspadaan Pangan dan Keamanan Pangan ................................... 44 E. Aspek Kelembagaan Pangan .......................................................................... 56 F. Realisasi Dan Anggaran Pelaksanaan Kegiatan APBD .................................. 64 BAB. III PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBN TA.2011 ........................................ 65 1. Program.................................................................................................................. 65 A. Kebijakan ............................................................................................................ 66 B. Tujuan ................................................................................................................. 66 C. Sasaran 2011...................................................................................................... 67 D. Dekonsentrasi ..................................................................................................... 67 E. Tugas Pembantuan ............................................................................................. 68 Kegiatan APBN 2011 .............................................................................................. 69 Realisasi Pelaksanaan APBN................................................................................. 70

2. 3.

BAB. IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI ....................................................................... 74 A. B. PERMASALAHAN .................................................................................................. 74 SOLUSI .................................................................................................................. 75

Lampiran 1. ...................................................................................................................... 76

ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Dasar Hukum Pembangunan Ketahanan Pangan berdasarkan pada : 1. 2. 3. Undang- Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan Peraturan Pemerintah no 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah anatara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 4. Keputusan Presiden No. 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan 5. Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau. 6. Peraturan Gubernur Riau No.17 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau. 2. Tugas Pokok

Tugas pokok Badan Ketahanan Pangan Propinsi Riau berpedoman pada Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2008 dan Perturan Gubrenur Riau No.17 Tahun 2009. Adapun Tugas Pokok Badan Ketahanan Pangan adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang ketahanan pangan dan dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggraan wewenang yang dilimpahkan oleh pemerintah kepada Gubernur.

Untuk menjalankan tugas pokoknya, Badan Ketahanan Pangan Propinsi Riau mempunyai fungsi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Merumuskan kebijaksanaan Pengambilan keputusan Perencanaan Pengorganisasian Pelayanan umum dan teknis Pengendalian/pengarahan/pembinaan dan bimbingan Pengawasan Pemantauan dan evaluasi Pelaksanaan Pembiayaan

3. Jumlah Pegawai, Tingkat Pendidikan, Pangkat dan Golongan Tabel tingkat pendidikan pegawai sampai dengan Desember 2011
Nomor Tingkat Pendidikan Jumlah pegawai (Orang)

1 2 3 4 5 6 JUMLAH

S2 S1 DIPLOMA SLTA SLTP SD

6 38 2 40 0 1 87

Tabel pangkat dan golongan pegawai Sampai Desember 2011


Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Pangkat Pembina Utama Muda Pembina TK. I Pembina Penata TK. I Penata Penata Muda TK. I Penata Muda Pengatur TK. I Pengatur Pengatur Muda TK. I Pengatur Muda JUMLAH Golongan IV/d IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a Jumlah (Orang) 1 4 6 12 9 32 9 4 2 7 1 87

Tabel Pejabat Struktural dan Fungsional Sampai Desember 2011

Nomor 1 2 3 JUMLAH

Jabatan Eselon II a III a IV a

Jumlah Orang 1 5 11 17

BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBD

A. PROGRAM Tahun anggaran 2011 Badan ketahanan pangan mendapat alokasi anggaran APBD murni setelah perubahan sejumlah Rp. 13.051.945.054,- yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung Rp. 8.031.343.704,- dan Belanja Langsung Rp. 5.020.601.350,- dengan jumlah program sebanyak sebagai berikut : N0 1. 2. 3. 4. 5. Program Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 6. 7. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Ketahanan Pangan/Pertanian/Perkebunan JUMLAH 1.000.000.000 2.749.985.850 5.020.601.350 Anggaran ( Rp ) 706.121.500 440.644.000 43.850.000 50.000.000 30.000.000 7 (tujuh) program

B. PROGRAM DAN KEGIATAN Tahun anggaran 2011 Badan Ketahanan Pangan Melaksanakan 7 (tujuh) program dan 39 kegiatan, 5 (lima ) program dengan 18 kegiatan merupakan program yang ada di setiap SKPD sedangkan 2 (dua) program dengan 21 kegiatan yang lansung dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan sebagai kegiatan pembangunan yaitu program peningkatan kesejahteraan petani dengan 4 (empat) kegiatan dan anggaran sejumlah Rp. 1.000.000.000,Program peningkatan

ketahanan pangan pertainan/perkebunan dengan kegiatan sebanyak 17 (tujuh belas) kegiatan dengan anggaran sejumlah Rp. 2.749.985.850,Tabel Program dan kegiatan tahun anggaran 2011 sebelum dan setelah perubahan sebagai berikut :
No I 1 2 3 4 5 6 7 8 II 9 10 11 12 13 Nama Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Sebelum Perubahan 686.121.500,00 32.121.500,00 175.000.000,00 70.000.000,00 65.000.000,00 54.000.000,00 10.000.000,00 30.000.000,00 250.000.000,00 380.644.000,00 75.000.000,00 58.860.000,00 60.000.000,00 35.000.000,00 51.784.000,00 Setelah Perubahan 706.121.500,00 32.121.500,00 195.000.000,00 70.000.000,00 65.000.000,00 54.000.000,00 10.000.000,00 30.000.000,00 250.000.000,00 440.644.000,00 75.000.000,00 78.860.000,00 60.000.000,00 35.000.000,00 91.784.000,00

14

100.000.000,00

100.000.000,00

III 15 IV 16 17 V

Program Peningkatan Disiplin Aparatur Pengadaan Pakaian Olahraga dan Kelengkapannya Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan Pelatihan Formal Pembinaan Mental dan Fisik Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman (3 B+) Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan

43.850.000,00 43.850.000,00 50.000.000,00 25.000.000,00 25.000.000,00 30.000.000,00

43.850.000,00 43.850.000,00 50.000.000,00 25.000.000,00 25.000.000,00 30.000.000,00

18

30.000.000,00 1.000.000.000,00 400.000.000,00 250.000.000,00

30.000.000,00 1.000.000.000,00 400.000.000,00 250.000.000,00

VI 19 20

21

150.000.000,00

150.000.000,00

22

Penumbuhan dan Pembinaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan Pengembangan Desa Mandiri Pangan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ketahanan Pangan Pengembangan/Koordinasi OKKPD (Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah) Provinsi Riau Penyusunan Statistik Pangan

200.000.000,00

200.000.000,00

VII

2.749.985.850,00

2.749.985.850,00

23 24 25

500.000.000,00 100.000.000,00 100.000.000,00

500.000.000,00 100.000.000,00 100.000.000,00

26

50.000.000,00

50.000.000,00

27 28 29 30

Sinkronisasi Peningkatan ketahanan Pangan Lomba Cipta Menu 3 B+ Tingkat Provinsi dan Nasional Replikasi Special Programme for food Security (SPFS) Hari Pangan Sedunia (HPS) Pemberian Penghargaan Ketahanan

150.000.000,00 350.000.000,00 175.000.000,00 250.000.000,00

150.000.000,00 350.000.000,00 175.000.000,00 250.000.000,00

31 32

Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan

100.000.000,00 300.000.000,00

100.000.000,00 300.000.000,00

33

150.000.000,00

150.000.000,00

34

Pengembagnan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Food Insecurity Atlas (FIA)

100.000.000,00 100.000.000,00

100.000.000,00 100.000.000,00

35

Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga Pangan

36

37

Mengikuti Pameran dalam Rangka Hari Krida Pertanian dan Pekan Nasional Tani Nelayan Andalan, serta HUT Provinsi Riau/Riau Expo Pemantauan dan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM)

100.000.000,00

100.000.000,00

74.985.850,00

74.985.850,00

38

Analisis Situasi Konsumsi Pangan, Penganekaragaman Dan Keamana Pangan Pembinaan dan Analalisis Akses Pangan Masyarakat Pedesaan

75.000.000,00

75.000.000,00

39

75.000.000,00

75.000.000,00

C. REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

1. PELAKSANAAN PROGRAM

Ketahanan Pangan sebagaimana mana di amantkan pada Peraturan Pemerintah nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan adalah adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional harus bertumpu pada sumberdaya pangan lokal yang mengandung keragaman antar daerah dan harus dihindari sejauh mungkin ketergantungan pada pemasukan pangan. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, maka seluruh sektor harus berperan secara aktif dan berkoordinasi secara rapi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan masyarakat untuk meningkatkan strategi demi mewujudkan ketahanan pangan nasional. Oleh karena ketahanan pangan tercermin pada ketersediaan pangan secara nyata, maka harus secara jelas dapat diketahui oleh masyarakat mengenai penyediaan pangan. Penyediaan pangan ini bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang terus terus berkembang dari waktu kewaktu. Untuk mewujudkan penyediaan pangan tersebut, perlu dilakukan pengembangan sistem produksi, efisiensi sistem usaha pangan, teknologi produksi pangan, sarana dan prasarana produksi pangan dan mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif.

Pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Riau pada hakikatnya mempunyai beban tugas dan tanggung jawab untuk mampu menyelenggarakan pengaturan dalam penyediaan pangan yang cukup bagi kebutuhan penduduk Riau, baik ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas dan kontiniuitas penyediaan serta keamanan dan kehalalan sampai di tingkat rumah tangga. Dalam upaya pemantapan ketahanan pangan di Provinsi Riau yang memiliki tipologi, geografi dan kondisi sosiologis yang beragam. Dalam rangka memperbaiki sinergi

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, serta mewujudkan efektifitas kebijakan dan kegiatan operasional pembangunan ketahanan pangan, maka diperlukan suatu acuan bersama yang memuat konsep, kebijakan dan strategi, hingga kegiatan operasional, serta peran masing-masing pihak dalam mewujudkan ketahanan pangan di Provinsi Riau. Implementasi perwujudan Ketahanan Pangan dilaksanakan melalui 2 program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan Peningkatan Kesejahteraan Petani. Program Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan untuk memfasilitasi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat dan halal, sedangkan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani sehingga meningkatkan daya beli terhadap pangan. Secara umum tujuan pembangunan ketahanan pangan yaitu dan Program

mewujudkan dan mengembangkan sistim ketahanan pangan yang kuat, dinamis dan sinergis melalui pengembangan sub sistim ketersediaan pangan sub system konsumsi pangan, sub system distribusi pangan, mutu dan

keamanan pangan dengan memperhatikan potensi, keragaman sumberdaya pangan dan budaya serta kultur setempat secara rinci , tujuan pembangunan ketahanan pangan sebagai berikut : 1. Meningkatkan berkelanjutan. 2. Meningkatkan kewaspadaan pangan ditingkat wilayah dengan kemampuan membangun subsistim ketersediaan,

subsistim konsumsi dan subsistim distribusi yang sinergik dan

meningkatkan kemampuan mengenali dan mengantisipasi secara dini masalah kerawanan pangan. 3. Meningkatkan diversifikasi konsumsi pangan, mengenali mutu dan keamanan pangan yang beragam, bermutu dan bergizi menurunnya tingkat keracunan konsumsi pangan. 4. Meningkatkan koordinasi dan peran aparatur serta masyarakat sehingga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun serta

Ketahanan Pangan.

Sasaran yang ingin dicapai dalam peningkatan ketahanan pangan adalah : 1. Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup sejumlah 2200 KKal/Kap/hari untuk energi dan 50 Gram/Kap/hari untuk protein 2. Tercapainya konsumsi pangan penduduk sesuai dengan Pola Pangan Harapan, dengan konsumsi energi sebesar 2000

KKal/Kap/hari dan Protein sebesar 52 gr/Kap/hari. 3. Meningkatnya keragaman dan kualitas konsumsi dengan

pendekatan beragam, berimbang dan bergizi dengan kontribusi padi-padian 53,6 % umbi-umbian 3,0 %, Kacang-kacangan 2,4 %, pangan hewani 7,1 %, sayur dan buah 3,8 %, minyak dan lemak 16,5 %, gula 6,5 %. 4. 5. Berkurangnya daerah rawan pangan di 11 Kabupaten/Kota. Meningkatnya kapasitas kelembagaan ketahanan pangan

masyarakat di 11 Kabupaten/Kota.

10

Sasaran 1. Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup sejumlah 2200 KKal/Kap/hari untuk energi dan 50 Gram/Kap/hari untuk protein

Realisasi Pencapaian Ketersediaan energi sejumlah

2.965 Kkal/Kap/hr, Protein sejumlah 76,61 Gr/Kap/Hr

2. Tercapainya konsumsi pangan penduduk sesuai dengan Pola Pangan Harapan, dengan konsumsi energi sebesar 2000 KKal/Kap/hari dan Protein sebesar 52 gr/Kap/hari

Konsumsi Energi Penduduk Riau Tahun 2011 sebesar 2.050

Kkal/Kap/Hr, dan Protein sebesar 52 Gr/Kap/Hr Skor Angka Kecukupan Gizi (AKG) 86,5% dari stabdar PPH 100% Skor PPH Rill 78,5 dari standar PPH 100

3. Meningkatnya keragaman dan kualitas Keragaman Konsumsi Pangan konsumsi dengan pendekatan beragam, berimbang dan bergizi dengan kontribusi padi-padian 53,6 % umbi-umbian 3,0 %, Kacang-kacangan 2,4 %, pangan hewani 7,1 %, sayur dan buah 3,8 %, minyak dan lemak 16,5 %, gula 6,5 % 4. Berkurangnya daerah rawan pangan di 11 Kabupaten/Kota Padi-padian 60,1% Umbi-umbian3,7% Pangan Hewani 8,7% Minyak dan Lemak 12,7% Buah/Biji Berminyak 3,0% Kacang-kacangan 3,8% Gula 7,4% Sayur dan Buah 3,4%

Berdasarkan indikator ketersediaan pangan, pada umumnya Kab/kota di Provinsi Riau telah terjadi pangan sebesar

peningkatan

produksi

khusunys padi-padian 8,84%

11

Jumlah keluarga miskin di Provinsi Riau 358.424 mengalami tahun 2010 sebanyak keluarga, sebesar

kepala penurunan

1,02 % dibanding tahun 2009 yang jumlahnya keluarga 5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan Telah di bentuknya 367.673 kepala

ketahanan pangan masyarakat di 11 Badan/Dinas/Instansi yang menangani Kabupaten/Kota ketahanan pangan di Kab/Kota : Badan Ketahanan Pangan (Kab. Pelalawan dan Rokan Hilir) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan /Penyuluhan Pertanian (Kab. Rokan Hulu, Bengkalis,Indragiri Hulu, Kota Pekanbaru) Badan Pelaksana Penyuluhan/Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan ( Kab. Indragiri Hilir,Kampar, Siak) Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian,Tanaman Pangan ( Kab. Kuantan Singingi, Kota Dumai)

Kebijakan yang ditempuh dalam mewujudkan ketahanan pangan, yaitu: 1. Mengembangkan subsistem ketahanan pangan secara

sinergis dan berkelanjutan dalam mempercepat peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan kwalitas sumberdaya manusia dengan tetap mengacu pada keunggulan komperatif dan potensi daerah, peluang dan mekanisme pasar yang kompetitif.

12

2.

Mengembangkan

wilayah/daerah

yang

memiliki

potensi

dengan mewujudkan kondisi kondusif penyediaan pelayanan dan insentif usaha yang mengacu pada system usaha tani dan komoditi terpadu untuk mempercepat pendapatan petani, merangsang dunia usaha dan perwujudan ketahanan pangan.

Implementasi kebijakan ketahanan pangan tersebut dituangkan dalam kebijakan operasional yang ditetapkan yaitu : 1. Memfasilitasi dan memberikan dukungan peningkatan ketersediaan pangan dan gizi berdasarkan potensi dan keunggulan wilayah / daerah. 2. Mengembangkan pola distrubusi spesifik lokasi sesuai dengan kondisi suatu wilayah / daerah 3. Memberikan pembinaan terhadap perkembangan harga, mutu dan keamanan pangan. 4. Mengembangkan pola konsumsi pangan masyarakat dan

penganekaragaman pangan dan gizi menuju Pola Pangan Harapan. 5. 6. Mengembangkan sistem kewaspadaan pangan dan gizi masayarakat Memberikan dukungan terhadap peran serta aparatur dan

masyarakat dalam peningkatan ketahanan pangan. 7. Mengembangkan dan membina sentra produksi pangan untuk menunjang ketersediaan pangan.

Peningkatan

ketahanan

pangan

dilaksanakan

dengan

berbasis

sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal dengan memperhatikan pendapatan masyarakat, hal ini mengisyaratkan sejauh mungkin kebutuhan 13

pangan dipenuhi dari produksi sendiri dengan memanfaatkan secara optimal keunggulan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal masing-masing daerah.

Ketahanan pangan dapat terwujud melalui penetapan beberapa subsistem ketahanan pangan, yaitu subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, subsistem konsumsi dan subsistem manajemen dan penunjang yang saling berintegrasi secara berkesinambungan Pembangunan subsistem ketersediaan mencakup pengaturan kestabilan dan kesinambungan penyediaan pangan baik yang berasal dari produksi dalam negeri, cadangan maupun import. Pembangunan susbsistem distribusi mencakup pengaturan untuk menjamin aksebilitas penduduk secara fisik dan ekonomis terhadap pangan antar wilayah dan atar waktu serta stabilitas harga pangan strategis. Pembangunan subsistem konsumsi mencakup

pengelolaan pangan di tingkat daerah maupun rumah tangga untuk menjamin setiap individu memperoleh pangan dalam jumlah, mutu, gizi, keamanan dan keragaman sesuai dengan kebutuhan. Pembangunan subsistem manajemen dan penunjang mencakup dengan kebijakan-kebijakan yang diperlukan dalam perwujudan ketahanan pangan dan peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas pelaku ketahanan pangan.

14

2. KONDISI KETAHANAN PANGAN

Tabel Perkembangan Produksi Pangan Provinsi Riau Tahun 2005-2010

No Komoditi Pangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Beras Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubi Jlar Ubi Kayu Sagu Buah-buahan Sayuran Daging Telur Ikan

2005 268.034,36 36.421,00 2.923,00 3.546,00 1.950,00 10.848,00 41.668,00 140.070,00 227.873,00 35.690,00 36.357,90 7.549,80 147.918,30

2006 271.368,16 34.728,00 4.205 3.387,00 2.302,00 11.123,00 47.586,00 147.073,50 195.950,00 35.690,00 42.849,28 8.016,18 137.863,70

Produksi 2007 310.713,95 36.309,70 2.419,00 3.224,00 1.740,00 12.813,00 51.785,00 159.574,75 209.666,00 80.619,00 49.697,74 9.035,32 148.904,10

(TON) 2008 312.372,32 47.959,00 4.689,00 2.240,00 1.688,00 11.330,00 50.772,00 171.594,00 172.440,00 57.799,00 44.731,00 8.269,70 132.161,30

2009 332.825,10 49.476,00 5.985,00 1.937,00 989,00 10.189,00 52.214,00 171.594,00 172.440,00 57.799,00 46.019,00 8.269,70 123.851,68

2010 363.314,04 41.862,00 5.830,00 2.007,00 1.228,00 9.967,00 75.904,00 222.097,00 108.199,00 81.395,00 37.983,04 6.176,15 130.481,36

Tabel Perkembangan Kebutuhan Pangan Provinsi Riau Tahun 2005-2010


No Komoditi Pangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Beras Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubi Jlar Ubi Kayu Sagu Buah-buahan Sayuran Daging Telur Ikan Kebutuhan Pangan (TON) 2007 2008 552.270,06 577.028,85 11.294,89 12.194,51 42.920,59 46.287,25 4.768,95 5.137,26 5.019,95 5.396,72 9.788,91 10.533,98 27.107,74 29.214,94 1.003,99 1.089,72 123.490,83 133.101,80 250.345,03 269.887,90 37.379,82 40.319,73 39.211,35 42.291,61 124.563,84 134.295,31

2005 525.373,47 10.744,81 40.830,28 4.536,70 4.775,47 9.312,17 25.787,54 955,09 117.476,59 238.152,75 35.559,35 37.301,68 118.497,35

2006 546.418,84 11.175,23 42.465,95 4.718,43 4.966,77 9.685,20 26.820,54 993,35 122.182,46 247.692,66 36.983,79 38.795,91 123.244,11

2009 557.359,24 11.916,74 45.232,89 5.020,24 5.273,79 10.294,03 28.549,46 1.064,90 130.069,92 263.740,21 39.401,30 41.328,26 131.236,24

2010 576.475,22 47.115,76 37.249,17 6.097,33 6.097,33 16.629,09 74.276,62 1.662,91 138.021,47 144.673,11 46.007,16 48.778,67 149.329,26

15

Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak Provinsi Riau Tahun 2006 - 2010
No Uraian 1 Ketersediaam Energi (Kkal/Kap/Th) Energi Nabati Energi Hewani 2 Ketersediaan Protein (gr/Kap/Th) Protein Nabati Protein Hewani 3 Ketersediaan Lemak Lemak Nabati Lemak Hewani 2006 2.768,00 2.032,36 735,54 75,28 56,52 18,76 92,03 72,49 19,54 2007 2.768,00 2.032,62 735,54 75,29 56,53 18,76 92,06 72,49 19,57 2008 2.887,00 2.139,89 747,00 79,09 59,67 19,42 92,76 73,61 19,15 2009 2.905,00 2.739,68 165,56 72,33 54,47 17,86 119,42 109,93 9,49 2010 2.965,00 2.786,00 179,00 76,61 58,38 18,23 199,09 108,33 10,76

Tabel Pola Pangan Harapan ( PPH ) Pada Tingkat Konsumsi Provinsi Riau Tahun 2011
Kelompok Pangan Eenergi ( Kkal/kap/hr ) % Aktual % AKG Standar Skor PPH AKG 28,8 1,4 16,6 9,9 1,3 5,6 2,7 27,5 0,0 93,8 Skor PPH Riil 25,0 1,4 16,6 5,0 1,3 5,6 2,5 27,5 0,0 84,9 Skor PPH Standar 25.0 2,5 24.0 5.0 1.0 10.0 2,5 30.0 0.0 100.0

No

% AKG

Bobot

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Minyak dan Lemak Buah/Biji berminyak Kacangkacangan Gula Sayur dan Buah Lain-lain Jumlah

1152 57 165 396 50 56 108 110

56 3 8 19 2 3 5 5

57,6 2,9 8,3 19,8 2,5 2,8 5,4 5,5 0,0

50 6 12 10 3 5 5 6 3 100

0,5 0,5 2.0 0,5 0,5 2.0 0,5 5.0 0.0

2050

102

105

16

3. Pelaksanaan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan kegiatan dibagi dalam beberapa aspek sebagai berikut : A. Aspek Manajemen Ketahanan Pangan Rincian Kegiatan 1. Mengikuti pelatihan-pelatihan, rapat-rapat, sosialisasi dan

apresiasi tentang Ketahanan Pangan baik tingkat Propinsi, Regional maupun Nasional 2. 3. Melakukan Identifikasi penyusunan statistik Ketahanan Pangan Mengolah dan menganalisa data dan Informasi Ketahanan Pangan 4. Melakukan pemantauan dan monitoring pelaksanaan

program/kegiatan Peningkatan Ketahanan Pangan 5. Melakukan Evaluasi tentang pelaksanaan program/kegiatan sebagai bahan perencanaan tahun berikutnya 6. Penyusunan laporan, hasil evaluasi dan menyusun rencana program/kegiatan Peningkatan Ketahanan Pangan 7. Rapat-rapat pembinaan terhadap petugas Propinsi

Kegiatan yang menyangkut manajemen ketahanan pangan dibiayai melalui anggaran tahun 2011 yang terdiri dari :.

17

a. Monitoring, evaluasi dan pelaporan ketahanan pangan, dengan jumlah anggaran Rp. 100.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 97.016.800 (97,02%) b. Penyusunan statistik pangan, dengan jumlah angaran Rp. 50.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 48.807.000,(97,61%). c. Sinkronisasi peningkatan ketahanan pangan, dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 150.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 146.686.000,- (97,79%).

B. Aspek Ketersediaan, Distribusi dan Harga Pangan Kegiatan yang dilaksanakan pada aspek ketersediaan, distribusi dan harga pangan pada tahun 2011 adalah: 1) Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui produksi dalam negeri atau daerah, pemasukan dari luar negeri atau luar daerah, dan cadangan pangan yang dimiliki pemerintah atau masyarakat, Salah satu upaya untuk mewujudkan cadangan pangan masyarakat adalah dengan mengaktifkan cadangan pangan masyarakat di lumbunglumbung pangan. Tujuan, sasaran dan output dari kegiatan ini sebagai berikut : Tujuan: Meniingkatkan vokume stok cadangan pangan untuk kebutuhan konsumsi, karena produksi padi tidak merarta sepanjang tahun. Meningkatkan peran kelembagaan lumbung selain berperan sebagai fungsi social dalam penyediaan cadangan pangan masyarakat diharapkan juga berperan sebagai fungsi ekonomi

18

bagi kesejahteraan anggota kelompok dan masyarakat desa sasaran. Berkembangnya usaha pengolahan sagu sebagai cadangan pangan altrenatif pangan pengganti beras. Sasaran : Menguatnya permodalan usaha kelompok Meningkatnya posisi tawar (bargaining position) anggota dalam penjualan hasil usaha tani. Berkembangnya keterampilan teknis anggota kelompok dari fungsi sosial menjadi fungsi ekonomi. Berkembangnya usaha kelompok menuju skala yang mampu memberikan peningkatan pendapatan yang layak bagi anggotanya. Meningkatnya cadangan pangan minimal sebesar 3 bulan kebutuhan konsumsi masyarakat. Pengembangan pangan alternatif penganti beras. Output : Tersalurnya bantuan Sosial Pengembangan Cadangan Pangan Daerah pada 9 (Sembilan) Kelompok lumbung pangan dengan rincian; 2 kelompok lumbung pangan tahap penumbuhan, 7 kelompok lumbung pangan tahap pengembangan 7 (tujuh) Kelompok pengolahan sagu terdiri dari 2 kelompok sagu tahap penumbuhan, 5 kelompok sagu tahap

pengembangan Kegiatan yang dilakukan pada Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Tahun 2011 adalah :
Identifikasi dan Verifikasi Pelatihan Manajemen/Motivator Kelompok Lumbung Pangan Pelatihan Manajemen/Motivator Kelompok Sagu

19

Pembinaan dan Monitoring Cadangan Pangan Pencairan Dana bantuan Sosial

Realisasi kegiatan ini Rp. 387.292.000,- (96,82%) dari dana Rp. 400.000.000,- namun pelaksanaan fisik mencapai 100% Tabel Kelompok Penerima BANSOS Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Tahun 2011
No 1. Kabupaten/Kecamatan/Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa Kabupaten Kecamatan Desa : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : Kuatan Singingi Gunung Toar Siberobah Indragiri Hulu Kuala Cenaku Pulau Jumat Indragiri Hilir Mandah Bolak Raya Indragiri Hilir Mandah Benta Indragiri Hilir Mandah Igal Indragiri Hilir Keritang Kuala Keritang Pelalawan Pangkalan Kuras Betung Siak Bunga Raya Bunga Raya Kampar Bangkinang Seberang Pulau Rokan Hulu Rambah Pasir Maju Rokan Hulu Rambah Samo Karya Mulia Bengkalis Bengkalis Temeran Bengkalis Bengkalis Temeran Rokan Hilir Rimbo Melintang Teluk Pulau Hulu Kepulauan Meranti Tebing Tinggi Barat Tanjung Kepulauan Meranti Tebing Tinggi Banglas Barat Nama Kelompok Kelompok Lumbung Pangan Desa Siberobah Ketua Elka Piandi Jumlah Bantuan Keterangan

Rp 50.000.000 Pengembangan Usaha Lumbung Pangan Rp 50.000.000 Pengembangan Usaha Lumbung Pangan Rp 220.000.000 Pengembangan Usaha Sagu

2.

Husni Ismail Lumbung Pangan Bina Sejahtera Kelompok Tani Santasa Raya Khaider

3.

4.

Kelompok Gantabia

Mazni

Rp 22.000.000 Pengembangan Usaha Sagu

5.

Kelompok Uba Para

Effendi

Rp 22.000.000 Pengembangan Usaha Sagu

6.

Klp. Tani Sayang Jaya

Abdul gani

Rp 50.000.000 Penumbuhan Lumbung Pangan

7.

Lumbung Pangan Karya Bersama Kelompok Lumbung Pangan Mekar Jaya Lumbung Pangan Sumber Rezeki Kel. Pulau Kelompok Tani Mitra Karya Mukti Lumbung Karya Makmur

Taling

Rp 20.000.000 Penguatan Modal Lumbung Pangan Rp 50.000.000 Pengembangan Usaha Lumbung Pangan Rp 50.000.000 Pengembangan Usaha Lumbung Pangan Rp 20.000.000 Penguatan Modal Lumbung Pangan Rp 50.000.000 Pengembangan Usaha Lumbung Pangan Rp 22.000.000 Pengembangan Usaha Sagu

8.

Poniman

9.

Erni Yulis

10.

Nurwia

11.

Alianto

12.

Kelompok Tani Cemerlang

Herman

13.

Kelompok Tani Sejahtera Abadi

Masuar

Rp 22.000.000 Pengembangan Usaha Sagu

14.

Kelompok Lumbung Pangan Abadi Abdul Razak, S.Pdi

Rp 50.000.000 Penumbuhan Lumbung Pangan

15.

Kelompok Tani sagu Mandiri

Israil

Rp 50.000.000 Penumbuhan Cadangan Pangan Altrenatif (Sagu) Rp 50.000.000 Penumbuhan Cadangan Pangan Altrenatif (Sagu)

16.

Kelompok Tani sagu Rumbia

Matori

20

2) Penumbuhan

dan Pembinaan Lembaga Distribusi Pangan

Masyarakat (LDPM) Kebijakan yang mendasari kegiatan Penumbuhan LDPM adalah penguatan ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, untuk petani produksi pangan. Kebijakan tersebut diarahkan untuk : (a)

mendukung upaya petani memperoleh harga produksi yang lebih baik, (b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah dari hasil produksi untuk perbaikan pendapatan, dan (c) memperkuat kemampuan pengelolaan cadangan pangan Gapoktan sehingga dapat meningkatkan akses pangan bagi anggotanya pada saat menghadapi paceklik. Pendekatan yang diterapkan adalah pemberdayaan masyarakat secara partisipatif agar mereka mampu mengenali dan memutuskan cara yang tepat untuk mengembangkan kegiatan produktif secara berkelanjutan. Kelompok masyarakat disadarkan agar dapat

bekerjasama dalam kelompok, menghimpun dan mengelola dana kelompok secara transparan, dengan aturan dan sanksi yang ditetukan sendiri secara musyawarah. Disamping itu juga

ditingkatkan kemampuan membangun kemitraan dan bernegosisasi dengan pihak lain untuk memperjuangkan hak dan kepentingannya. Strategi yang dilaksanakan antara lain : (a) memberikan dukungan kepada unit usaha Gapoktan untuk memperkuat kemampuan mengelola distribusi hasil panen anggotanya secara berkelanjutan; dan (b) memperkuat kemampuan Gapoktan dalam mengelola cadangan pangan sehingga mudah diakses dan tersedia setiap waktu secara berkelanjutan. Berdasarkan strategi tersebut maka komponen kegiatan

Penumbuhan LDPM : (a) Penguatan Kelembagaan Gapoktan; (b) penguatan unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan dalam 21

melakukan pembelian dan penjualan gabah/beras petani pada saat panen raya. Harga pembelian ; (c) peningkatan kemampuan mengelola sebagian gabah/beras untuk cadangan pangan Gapoktan sehingga mendekatkan akses pangan bagi anggotanya saat paceklik dan (d) peningkatan kemampuan unit usaha mengembangkan volume cadangan pangan secara berkelanjutan. Kegiatan penumbuhan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) merupakan pemberian bantuan sosial kepada gabungan kelompok tani (gapoktan), pada tahun 2010 merupakan tahap penumbuhan diberikan bansos sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) yang digunakan untuk pembelian gabah/beras petani yang tergabung dalam gapoktan (18 Gapoktan) dan pada tahun 2011 menjadi tahap pengembangan dan diberikan bansos sebesar Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah). Bila gabah/beras anggota gapoktan tidak ada maka gapoktan dapat membeli gabah/beras di daerah lain dan dijual kembali kepada anggota gapoktan atau pihak lainnya. Kemudian pada tahun 2011 diberikan bansos kepada 4

(empat) Gapoktan tahap penumbuhan sebesar Rp. 50.000.000,- yang digunakan untuk pembelian gabah/pembangunan atau renovasi gudang. Realisasi kegiatan ini Rp. 196.192.500,- (98,10 %) dari Anggaran Rp. 200.000.000,-

22

Nama Gapoktan, Lokasi Dan Jumlah Bansos LDPM Tahun 2010 1. KABUPATEN ROKAN HILIR
No. Nama Gapoktan Alamat Jumlah Anggota Nama Pengurus Jumlah Dana (Rp.) Penambaha n Bansos 2011 (Rp.) 30.000.000

1.

Al Hikmah

Desa Teluk Pulau Hulu Kec. Rimbo Melintang

376 Orang Ketua : H. Zaini

50.000.000 .

2. Mukti Jaya

Desa Mukti Jaya

349 Orang Ketua : Ruwarto 50.000.000

30.000.000

Kec. Rimba Melintang 3. Cahaya Baru Sumber Rezeki Desa Serusa Kec. Bangko 4. Desa Parit Aman 204 Orang Ketua Kec. Bangko 5. Bakti Mulya Kec. Bangko 6. Mandiri Kec. Bangko Pusako 7. Sido Mulyo Kec. Bangko 8. Maju Bersama Kec. Rimbo Melintang 9. Surya Kencana Desa Suak Temenggung Kec. Bangko 325 Orang Ketua : Wagimin 50.000.000 30.000.000 Desa Jumrah 200 Orang Ketua : Ruslan A. Gani 50.000.000 30.000.000 Desa Rokan Baru 242 Orang Ketua : Heri Susanto 50.000.000 30.000.000 Desa Sungai Manasib 323 Orang Ketua : Syamsuri 50.000.000 30.000.000 Desa Pedamaran 834 Orang Ketua : Rajudin Nst 50.000.000 30.000.000 : Supratno. 50.000.000 30.000.000 381 Orang Ketua : Miskun 50.000.000 30.000.000

23

2. KABUPATEN INDRAGIRI HILIR


No. Nama Gapoktan Teska Alamat Jumlah Anggota 130 Orang Ketua : Marsum Nama Pengurus Jumlah Dana (Rp.) 50.000.000. Penambaha n Bansos 2011 (Rp.) 30.000.000

1.

Desa Teluk Sungka Kec. Gaung Anak Serka

2. Sepakat II

Desa Teluk Pinang Kec. Gaung Anak Serka

106 Orang Ketua : Abdul Satari 50.000.000

30.000.000

3.

Muara Baru

Desa Benteng Kec. Sungai Batang

229 Orang

Ketua

: H. Baharuddin.

50.000.000

30.000.000

4. Usaha Baru

Desa Benteng Utara Kec. Sungai Batang

211 Orang Ketua : Ibnu Hasim 50.000.000

30.000.000

5.

Isna Utama Mandiri

Desa Kota Baru Reteh Kec. Keritang

157 Orang Ketua : Syahrani 50.000.000

30.000.000

6. Setia Kawan

Desa Kotabaru Reteh Kec. Keritang

160 Orang Ketua : Muliadi 50.000.000

7.

Mekar Usaha

Desa Sanglar Kec. Reteh

322 Orang

Ketua

: Mahmud Khoiri

50.000.000

30.000.000

8.

Mawar Indah

Desa Sanglar Kec. Reteh

158 Orang

Ketua

: Nur Amin

50.000.000

30.000.000

9. Bina Tani

Desa Kuala Sebatu Kec. Batang Tuaka

72 Orang Ketua : Mahmud Khoiri 50.000.000

30.000.000

Gapoktan Penerima Bansos LDPM Tahun 2011


NO 1. 2. 3. Nama Gapoktan Sidomulyo Mekar Sari Sumber Rejeki Desa/Kecamatan Desa Nusanatara/Kecamatan Keritang Desa Raja Bejamu/Kecamatan Sinaboi Desa Bunga Raya/Kecamatan Bunga Raya 4. Selera Tani Desa Api-Api/Kecamatan Bukit Batu Bengkalis 50.000.000 Kabupaten Indragiri Hilir Rokan Hilir Siak Jumlah Bansos 50.000.000 50.000.000 50.000.000

24

3) Pembinaan dan Peningkatan Akses Pangan Masyarakat Desa Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Akses Pangan Masyarakat Desa bertujuan ; Mengidentifikasi lokasi yang mengalami masalah akses pangan; Mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya masalah akses pangan; Mengidentifikasi dampak masalah terhadap kemampuan akses; Mengidentifikasi upaya mengantisipasi dan menanggulangi masalah akses pangan; Menyiapkan bahan kebijakan dalam rangka intervensi dan kegiatan yang tepat. Sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan Analisis Peningkatan Akses Pangan Perkotaan terdiri dari: a) Sasaran Umum Terbangunnya jaringan data dan informasi akses pangan yang terintegrasi; Meningkatnya kesiapan bahan-bahan memformulasikan kebijakan dalam upaya mengantisipasi dan menanggulangi masalah akses pangan perkotaan; b) Sasaran Khusus Teridentifikasinya lokasi yang mengalami masalah akses pangan; Teridentifikasinya tingkat kedalaman dan penyebab masalah akses pangan; Tersedianya informasi kebijakan dan kegiatan yang tepat untuk menanggulangi masalah akses pangan pada wilayah perkotaan. Realisasi kegiatan ini Rp. 93.200.000,- (93,20 %) dari anggaran Rp. 100.000.000,-

4) Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga Pangan Dalam aspek distribusi, ketersediaan dan keterjangkauan dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kondisi dan struktur sarana dan prasarana, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, serta kelembagaan yang terkait dengan sistem distribusi pangan. Dalam kerangka sistem distribusi, harga pangan sangat menentukan terjadinya aliran barang melalui proses perdagangan. Pada sisi suplay, harga pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor determinan seperti volume produksi,

25

harga internasional dan volume impor. Pada sisi dimana harga ditentukan oleh dinamika permintaan baik untuk konsumsi maupun permintaan industri, selain itu harga pangan juga dipengaruhi oleh dinamika harga barang substitusi dan komplementernya serta kebijakan-kebijakan yang berlaku. Pemantauan dan analisis distribusi dan harga pangan menjadi penting untuk dilaksanakan agar tidak terjadi hambatan distribusi pangan sehingga ketersediaan pangan dapat terjamin dengan baik dan tidak terjadi gejolak harga sehingga tetap terjangkau daya beli masyarakat. Sistem distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen akan memberikan nilai tambah yang besar dalam perekonomian, namun konsekuensinya akan mengakibatkan biaya distribusi dan besar kecilnya biaya distribusi akan menentukan harga pangan ditingkat pedagang pengecer. Tujuan dari kegiatan pemantauan dan analisis distribusi dan harga pangan antara lain: Lancarnya distribusi pangan dalam mempertahankan

ketersediaan pangan untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Dipertahankannya stabilitas harga sehingga tidak terjadi gejolak harga yang dapat mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan masyarakat Terjadinya koordinasi yang baik antar daerah dan antar instansi yang terkait dengan distribusi dan harga pangan Terumuskannya kebijakan distribusi dan harga pangan

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah :

Teridentifikasinya

masalah

maupun

hambatan

tentang

ketersediaan dan distribusi pangan serta dirumuskannya upaya meminimalisasi hambatan tersebut.

26

Tersedianya

data

dan

informasi

mengenai

pemasukan/penyaluran bahan pangan dari dan keluar Provinsi Riau melalui pintu masuk jembatan timbang dan pelabuhan.

Tersedianya data dan informasi harga pangan di masingmasing kabupaten/kota sebagai bahan pengendalian kebijakan stabilitas harga. Kemudian keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : Tersusunnya data dan informasi distribusi dan harga pangan di masing-masing kabupaten / kota di Provinsi Riau. Laporan distribusi dan harga pangan wilayah.

Hasil pelaksanaan kegiatan ini dapat dijelaskan dalam 2 bagian yaitu distribusi dan harga pangan : 1). Distribusi Kelancaran distribusi pangan di Provinsi Riau merupakan factor penting dalam menjaga kestabilan ketersediaan dan harga pangan, mengingat sebagian besar kebutuhan pangan Provinsi Riau dipasok dari luar Provinsi, sehingga ketergantungan dan kelamcaran distribusi menjadi vital. Kelancaran distribusi pangan biasanya berkaitan dengan cuaca/iklim pada suatu daerah, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di sebagian besar daerah di Provinsi Riau, mengingat wilayahnya merupakan dataran rendah. Informasi yang didapat dari Badan Metereologi dan Geofisika, dipredksi sampai akhir tahun 2011 terjadi curah hujan yang tinggi, sehingga akan mengakibatkan terjadinya banjir dan berpengaruh terhadap kelancaran distribusi pangan dengan putusnya jalur distribusi seperti prasarana jalan dan infrastruktur lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan pangan Provinsi Riau, produksi pangan yang berasal dari produksi dala daerah belum mampu

27

memenuhi kebutuhan dan masih didatangkan dari luar Provinsi Riau seperti Sumatera Utara, Sumetera Barat, Jambi dan Sumatera Selatan. Ketergantungan Provinsi Riau dalam rangka ketersediaan pangan cukup tinggi, hal ini disebabkan karena Provins iRiau bukan daerah potensial penghasil padi serta pangan lainnya, karena sumberdaya alamnya kurang mendukung

disebabkan oleh kondisi tanah Podsolik Merah Kuning dan daerah pasang surut. Dengan keterbatasan sumberdaya alam yang ada, fungsi distribusi menjadi sangat vital didalam mentransformasikan bahan pangan dari daerah prodisen ke daerah konsumen, baik melalui jalan darat maupun laut. Pemasukan bahan pangan melalui pintu masuk pelabuhan serta jembatan timbang setiap tahunnya mengalami penigkatan. Tabel Pemasukan Bahan Pangan ke Provinsi Riau Tahun 2007-2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Komoditi Pangan Beras Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubi Jlar Ubi Kayu Buahbuahan Sayuran Daging Telur Ikan Terigu Minyak Goreng Pemasukan Bahan Pangan (TON) 2007 455.650 7.750 52.357 11.345 9.765 1.225 3.755 105.765 234.765 6.457 37.575 27.500 35.211 59.192 2008 466.631 8.433 61.558 12.613 9.674 1.446 4.042 119.621 252.765 8.170 41.352 52.495 37.596 60.904 2009 477.612 9.116 70.759 13.881 9.583 1.668 4.329 133.478 270.765 9.883 45.130 77.490 40.110 62.656 2010 489.123 8.652 64.423 13.550 10.949 1.977 4.057 155.172 292.675 11.826 48.897 132.442 41.313 63.596 2011 496.363 8.696 65.389 13.618 11.004 2.026 4.077 160.603 297.065 12.004 50.120 134.428 42.553 56.345

28

1). Harga Perkembangan harga pangan khususnya beras di Provinsi Riau untuk kualitas premium dan medium sejak Januari Desember 2011 mengalami fluktuasi setiap bulannya, harga rata-rata beras kualitas sedang premium mengalami kenaikan sebesar 0,29%, dengan harga tertinggi pada bulan Februari dan Maret 2011 sebesar Rp. 12.000/Kg. Kenaikan ini disebabkan adanya pergeseran pola tanam yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat sehingga pola panen berubah dan juga didaerah Provinsi Riau sendiri yaitu di Kabupaten Rokan Hilir dan Indragiri Hilir belum panen karena musim panen didaerah ini mulai panen pada bulan Februari dan Mei.

Tabel Perkembangan Rata-rata Harga Pangan Tingkat Pengecer Provinsi Riau Tahun 2011

Kualitas Komoditas Beras Jan Feb Mar April

Harga Rata-rata (Rp.)/Bulan Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nop Des

a. Premium 11.250 12.000 12.000 11.250 11.000 11.000 10.250 10.250 11.000 11.200 11.500 11.500 b. Medium 11.688 12.000 10.625 9.625 9.500 9.500 9.750 9.750 10.000 10.250 10.250 10.500 c. Termurah 8.800 8.700 8.625 7.900 7.625 8.000 8.000 8.000 8.000 8.250 8.750 8.750

Komoditas

Harga Rata-rata (Rp.)/Bulan Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nop Des

Jagung Kedelai Kacang Tanah Ubi Jalar Ubi Kayu

6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 5.500 5.500 6.000 7.000 7.500 7.313 7.125 7.500 7.500 8.000 8.000 8.000 8.000 8.500 8.500 15.250 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000 16.500 18.000 18.000 17.000 17.500 3.875 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500

29

Komoditas Cabe Merah a. Merah Keriting b. Merah Besar

Harga Rata-rata (Rp.)/Bulan Jan 53.750 52.000 20.000 21.500 7.000 7.750 7.750 Feb 31.000 28.875 18.500 21.000 4.750 7.000 7.000 Mar 23.750 20.750 20.000 21.500 2.000 7.000 7.000 April 14.500 13.000 14.750 23.500 4.000 7.000 7.000 Mei 13.000 10.000 14.500 24.000 5.000 7.000 6.000 Juni 13.500 11.000 16.000 22.500 6.500 7.250 6.750 Juli 13.500 11.000 16.000 22.500 7.500 8.000 6.750 Agst 13.500 11.000 16.000 22.500 6.000 8.000 6.750 Sep 20.000 19.500 16.000 22.500 6.000 8.000 6.750 Okt 25.000 24.000 16.000 22.500 6.000 7.000 7.000 Nop 28.000 27.750 14.000 23.000 8.000 7.000 8.000 Des 50.000 49.000 14.000 24.000 9.000 7.000 7.000

Bawang Merah Lokal Bawang Putih Import Tomat Wortel Kentang Medan Medan Sumbar

Realisasi Kegiatan Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga Pangan sebesar Rp. 99.982.000,- (99,98%) dari anggaran Rp. 100.000.000,-

5) Pembinaan dan Analalisis Akses Pangan Masyarakat Pedesaan Akses pangan adalah kemampuan rumah tangga untuk secara periodic memenuhi sejumlah pangan yang cukup melalui kombinasi cadangan pangan mereka sendiri dan hasil dari rumah/pekarangan sendiri, pembelian, barter, pemberian, pinjaman atau bantuan pangan. Tujuan dan sasaran dari kegiatan Analisis Akses Pangan Masyarakat Pedesaan sebagai berikut: a). Tujuan Meningkatkan kemampuan petugas dalam menganalisis akses pangan masyarakat.

30

Mengidentifikasi besaran ketersediaan pangan wilayah. Mengidentifikasi lokasi dan rumah tangga yang mengalami masalah akses pangan. Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi akses pangan masyarakat dan pengaruhnya terhadap kerawanan pangan wilayah. b). Sasaran Umum Terbangunnya jaringan data dan informasi akses pangan yang terintegrasi. Meningkatnya kesiapan bahan-bahan untuk memformulasikan kebijakan dalam upaya mengantisipasi dan menanggulangi masalah akses pangan rumah tangga di pedesaan. c). Sasaran Khusus Teridentifikasinya lokasi dan rumah tangga yang mengalami masalah akses pangan Teridentifikasinya tingkat kedalaman dan penyebab masalah akses pangan Tersedianya informasi kebijakan dan kegiatan yang tepat untuk menanggulangi masalah akses pangan pada wilayah yang bersangkutan Analisis akses pangan dilandaskan kepada kemampuan analisis di tingkat indicator penentu yaitu:

31

Indikator Fisik (ketersediaan pangan pokok) Indikator Ekonomi (ukuran kemampuan masyarakat rata-rata pendudu dalam membeli pangan) yaitu meliputi : o Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan; o Persentase penduduk yang bekerja kurang dari 36 Jam per minggu; o Nilai Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) per kapita
Indikator social yang mencakup persentase penduduk yang

tidak tamat sekolah dasar; Penilaian kondisi akses pangan dibagi dalam 6 tingkatan mulai dari sangat rendah - rendah - cukup rendah - cukup tinggi tinggi sangat tinggi berdasarkan nilai indeks komposit sebagai berikut:

>=0,08 0,64 - < 0,8 0,48 - < 0,64 0,32 - < 0,48 0,16 - < 0,32 < 0,16

Akses Pangan Sanagat Rendah Akses Pangan Rendah Akses Pangan Cukup Rendah Akses Pangan Cukup Tinggi Akses Pangan Tinggi Akses Pangan Sangat Tinggi=

= = = = = =

Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Prioritas 5 Prioritas 6

32

Tabel Komposit Akses Pangan Tahun 2011

Ketersediaan NO Kabupaten/Kota Pangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Dumai

% Panjang Jalan % desa yang % penduduk % penduduk % penduduk Indeks yang tidak dapat berjarak > 3 bekerja < 15 % daya beli miskin tidak tamat SD komposit dilalui kend.roda 4 km dari pasar jam 237,27 3,10 23,65 14,42 21,23 67,82 32,68 0,58 84,14 16,70 13,37 10,25 17,8 58,8 27,12 0,4 312,36 69,32 4,15 11,11 20,2 71,83 27,34 0,5 345,29 19,71 8,08 16,71 21,95 60,94 28,85 0,58 153,49 7,29 8,26 5,71 17,84 58,78 24,87 0,29 121,85 4,8, 11,33 10,04 20,09 60,88 20,9 0,33 196,21 8,60 8,66 15,49 26,84 68,7 29,62 0,49 114,43 21,56 5,71 7,91 16,69 54,88 20,22 0,27 464,3 15,21 12,00 9,32 9,89 67,05 27,43 0,42 93,84 4,00 8,63 6,08 7,53 40,12 11,58 0,04

C. Aspek Konsumsi Pangan Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan konsumsi pangan sebagai berikut : 1) Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman (3 B+). Secara umum tujuan yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah

meningkatkan pemahaman tentang konsep dan gagasan inovatif mengenai percepatan penganekaragaman konsumsi pangan kepada berbagai pihak dan masyarakat luas.

Jumlah anggaran kegiatan ini Rp. 250.000.000.- dengan realisasi Rp. 236.530.900.- ( 94,61 % ). Pelaksanaan kegiatan penganekaragaman konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman (3B+) untuk Tahun Anggaran 2011 melalui dana APBD Provinsi Riau dilakukan pada 12 Kabupaten/ Kota di

33

Provinsi

Riau

dan

terdapat

beberapa

uraian

kegiatan

dalam

pelaksanaanya yaitu 1). Pelaksanaan Kegiatan Promosi dan 2). Pelaksanaan Kegiatan Lokakarya P2KP.

2) Lomba Cipta Menu 3 B+ Tingkat Provinsi dan Nasional Guna memotivasi masyarakat agar terus mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang, diperlukan sosialisasi secara berkesinambungan maupun gerakan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang manfaat berimbang. Sejak tahun 2002 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian telah mensosialisasikan slogan Panganku Beragam, Bergizi, Berimbang (3B) kepada masyarakat luas terutama anggota PKK, Dasawisma di seluruh Indonesia. Seiring dengan banyaknya makanan cepat saji maka diperlukan dorongan minat masyarakat (PKK, Dasawisma dll) agar mau konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan

menerapkan pangan yang beragam, bergizi dan berimbang dan tujuan utamanya adalah untuk mengankat kembali citra makanan khas daerah yang ada di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau yang selama ini dirasakan ada pergeseran dengan makanan modern (cepat saji), maka dipandang perlu bahwa tiap daerah dapat mengembangkan menu 3B yang berbasis pada kearifan lokal. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengimplementasikan hal diatas adalah lomba menyusun menu yang menyajikan menu beragam, bergizi dan berimbang sesuai dengan sumberdaya pangan daerah masing-masing. Lomba yang dilaksanakan meliputi tingkat Provinsi dan di tingkat Nasional. Pada tingkat provinsi diikuti oleh para pemenang yang dilaksanakan di Kabupaten/Kota masing-masing, kemudian pemenang pada tingkat Provinsi akan mengikuti lomba tingkat Nasional. Anggaran kegiatan ini sejumlah Rp. 350.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 333.456.400.,- atau sebesar 95,27 %. secara umum tujuan kegiatan ini adalah: 34

Memperkenalkan

dan

mempromosikan

produk-produk

pangan

unggulan daerah baik segar maupun olahan yang berpotensi untuk dikembangkan di tingkat Provinsi maupun Nasional. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya

mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat pada umumnya dan anggota keluarga (Bapak, Ibu dan anak) khususnya dalam memilih, menentukan, menyusun dan menciptakan menu beragam, bergizi dan berimbang sesuai potensi sumberdaya wilayah. Memasyarakatkan dan membiasakan keluarga untuk mengkonsumsi aneka menu makanan beragam, bergizi dan berimbang untuk kebutuhan sehari-hari, sesuai dengan potensi sumberdaya wilayah. Hasil dari kegiatan Lomba Cipta Menu 3 B+ tingkat Provinsi dan Nasional sebagai berikut : a. Lomba Cipta Menu 3B Tk. Provinsi Lomba yang dilaksanakan di tingkat Provinsi merupakan lomba yang akan diikuti oleh para pemenang tingkat Kabupaten/Kota yang telah dilaksanakan di daerah masing-masing dan pemenang lomba tingkat Propinsi tersebut diikutsertakan dalam lomba dan pameran/bazar tingkat Nasional di Provinsi Gorontalo dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXI tahun 2011. Melalui kegiatan Lomba dan

pameran/bazar tersebut diharapkan berbagai instansi pemerintah dapat mempromosikan programnya dan produk-produk pangan yang aman dikonsumsi, mutunya baik dan halal, disamping itu dapat juga mempromosikan potensi pangan yang berasal dari daerah dan sekaligus sebagai ajang promosi usaha dibidang agribisnis pangan. Pada pelaksanaan kegiatan di Provinsi para peserta dinilai karena ini sifatnya juga memberikan informasi kepada masyarakat pengunjung

35

bahwa yang dinamakan pangan tidak hanya makanan yang bersumber dari beras saja sebagai sumber korbohidrat atau sumber tenaga, sehingga diharapkan masyarakat dapat mengetahui sumber pangan alternatif pengganti beras. Lomba Cipta Menu 3B perlu, hal ini dirasa penting karena kegiatan ini mendukung program nasional dalam rangka mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi, beimbang dengan memanfaatkan kabupaten/kota. Lomba Cipata Menu tingkat Provinsi dilaksanakan di Gedung Wanita jl. Dionegoro Pekanbaru. Adapun sebagai para juara Lomba Cipta Menu 3B Tingkat Provinsi pada tahun 2011 sebagai berikut: sumber pangan potensi wilayah masing-masing

No 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Juara Harapan III Harapan II Harapan I Juara III Juara II Juara I

Nilai 69,7 69,8 70,1 70,2 71,1 71,6

Asal Peserta Kab. Siak Kab. Indragiri Hulu Kab. Rokan Hulu Kota Dumai Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan

Keterangan

Mewakili Prov. Riau di Tk. Nasional

36

b. Lomba Cipta Menu Tingkat Nasional. Lomba yang dilaksanakan di tingkat Nasional merupakan lomba yang diikuti oleh para pemenang tingkat Propinsi se Indonesia yang telah dilaksanakan di daerah masing-masing dan pemenang lomba tingkat Propinsi tersebut diikutsertakan dalam lomba dan pameran/bazar tingkat Nasional di Kecamatan Kabila Kabupate Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Provisni Riau pada Lomba Cipta Menu berbasis Potensi Sumberdaya Wilayah diwakili oleh TP PKK Kab. Pelalawan. Pelaksanaan Lomba Cipta menu Beragam, Bergizi, Berimbang berbasis Potensi Sumberdaya Wilayah tingkat nasional dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2011 yang secara resmi dibuka langsung oleh Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia dan dihadiri oleh Menteri Pertanian dan Gubernur Gorontalo yang bersamaan dengan pelaksanaan puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia XXXI Tahun 2011. Provinsi Riau memperoleh peringkat Juara Harapan II pada Lomba Cipta Menu dengan Kategori Umum.

3) Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dalam penyediaan pangan rumah tangga. Anggaran sebesar Rp. 150.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 144.483.000,atau sebesar 96,32 %. Kegiatan yang akan dicapai dalam kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan khususnya adalah meningkatkan Ketahanan Pangan Keluarga,

pada 2 (dua) kelompok PKK/KWT di 2 (dua) Kabupaten

yakni Pelalawan dan Indragiri Hilir pada tahun 2008 dan 4 (empat) Kabupaten pada tahun 2009 yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak dan Kampar serta 4 (empat) kabupaten pada Tahun 2010 yaitu Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Kota Dumai dan Kota

37

Pekanbaru. Sedangkan pada tahun 2011 di 3 (tiga) Kabupaten yaitu Kabupaten Indragiri Hilir, Pelalawan dan Rokan Hilir. Kegiatan ini diawali dengan melakukan Identifikasi Calon Penerima Bantuan dan Calon

Lokasi yang didampingi oleh petugas dari Kabupaten dan Kecamatan dari masing-masing Kabupaten yang menerima bantuan.

Selanjutnya dilakukan sosialisasi pada masing-masing kelompok dengan memberikan pengarahan kepada peserta tentang teknik pencairan dana, penggunaan dan penyelesaian administrasinya mulai dari pembuatan buku kas, pelaporan pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari pengelolaan pekarangan kelompok tersebut juga materi tentang Pemanfaatan Pekarangan dalam mewujudkan Ketahanan Pangan Keluarga.

Nama-Nama Kelompok Wanita Tani Penerima Pemanfaatan Lahan Pekarangan Tahun 2011
No. Nama Kelompok Kelompok PKK Kepenghuluan Sungai Nyamuk (25 Org) Kecamatan / Kelurahan Kabupaten/Kota Keterangan

1.

Sinaboi / Sungai Nyamuk

Rokan Hilir

2.

Melati (25 Org)

Pangkalan Lesung / Sari makmur Tempuling / Teluk Kiambang

Pelalawan

3.

Maju Bersama (25 Org)

Indragiri Hilir

Kegiatan Pengelolaan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Tahun 2010 diawali dengan melakukan Identifikasi Calon Penerima Bantuan dan Calon Lokasi yang didampingi oleh petugas dari Kabupaten dan Kecamatan dari masingmasing Kabupaten yang menerima bantuan. Selanjutnya dilakukan

sosialisasi pada masing-masing kelompok dengan memberikan pengarahan kepada peserta tentang :

38

pekarangan, cara pengolahan lahan dan cara bercocok tanam


membuat jadwal pertemuan kelompok

membuat laporan pelaksanaan kegiatan

4) Analisis

Situasi

Konsumsi

Pangan,

Penganekaragaman

dan

Kemananan Pangan.

Salah satu sub sistem ketahanan pangan adalah sub sistem konsumsi pangan yang akan membangun ketahanan pangan kabupaten, Provinsi dan Nasional. Dengan tersedianya data konsumsi pangan akan dapat menggambarkan pola konsumsi pangan masyarakat di daerah dan dapat diketahui berapa jumlah pangan yang dibutuhkan untuk daerah tersebut. Diperkirakan ada 50 senyawa dan unsur dari zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang harus diperoleh dari pangan (makanan dan minuman). Karbohidrat berguna sebagai penghasil tenaga (energi), lemak berguna sebagai penghasil tenaga dan asam lemak, protein untuk zat pembangun, vitamin dan mineral serta air berguna untuk zat pengatur yang berperan penting dalam berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Adapun tujuan dari kegiatan analisis konsumsi pangan adalah :
Dalam rengka menghimpun informasi berupa data konsumsi pangan sert apola konsumsi (PPH) Untuk memberikan gambaran tentang mutu konsumsi pangan di daerah dengan pendekatan pola pangan harapan.

Keluaran yang diharapkan adalah :


Diketahuinya dan tersedianya data konsumsi pangan penduduk Diketahuinya pola konsumsi pangan penduduk Tersedianya hasil analisa konsumsi pangan penduduk dengan

pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH)

39

Tabel Standar Nasional Pola Pangan Harapan ( PPH ) Pada Tingkat Konsumsi

No

Kelompok Pangan Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Minyak dan Lemak Buah/Biji berminyak Kacangkacangan Gula Sayur dan Buah Lain-lain Jumlah

Berat ( Gram/kap/hr ) 275 100 150 20 10 35 30 250 ( Kg/kap/Th ) 100 37 55 7 4 13 11 91

Eenergi % AKG ( Kkal/kap/hr ) 1000 120 240 200 60 100 100 120 60 2.000 100 50 6 12 10 3 5 5 6 3 0,5 0,5 2.0 0,5 0,5 2.0 0,5 5.0 0.0 Bobot

Skor PPH 25.0 2,5 24.0 5.0 1.0 10.0 2,5 30.0 0.0 100.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kegiatan analisis konsumsi pangan dilakukan di 12 Kabupten/Kota di Provinsi Riau dengan jumlah Kecamatan 22 yang meliputi 240 Kepala Keluarga, penetapan lokasi dan jumlah kecamatan telah disepakati dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pada dasarnya yang mempengaruhi konsumsi pangan antara lain kegiatan sosial, ekonomi dan budaya suatu keluarga, suatu kelompok masyarakat, suatu negara atau suatu bangsa. Kebudayaan masyarakat dan kebiasaan pangan yang mengikutinya berkembang sekitar arti pangan dan

penggunaan yang cocok, pola kebudayaan ini mempengaruhi orang dalam memilih pangan, jenis pangan yang harus diproduksi dan diolah. Secara umum konsumsi pangan masyarakat Riau pada tahun 2011 belum menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, khusunya pangan sumber dari padi-padian, namun ada beberapa Kabupaten / Kota jumlahnya mengalami penurunan sedangnkan lainnya mengalami peningkatan.

Mengkonsumsi pangan dari padi-padian masih dijadikan sebagai makanan pokok sehari-hari khususnya beras.

40

Penilaian konsumsi pangan keluarga dapat dilakukan dengan cara survei, baik survei secara kuantitatif maupun kualitatif. Survei konsumsi pangan secara kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah pangan yang dikonsumsi. Dari informasi ini dapat dihitung konsumsi gizi dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM). Sedangkan survei pangan secara kualitatif bertujuan untuk mengetahui frekuensi makan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan serta cara memperoleh pangan. Suatu survei dapat dilakukan secara kuantitatif saja atau kualitatif akan tetapi pada umumnya cara kedua-duanya. Terdapat empat metode untuk mendapatkan informasi konsumsi pangan keluarga secara kuantitatif yaitu metode metode mengingat-ingat, pendaftaran dan metode metode

penimbangan,

metode

inventaris,

pencatatan, penilaian yang akan digunakan ditentukan oleh waktu, tenaga dan dana yang tersedia. Masing-masing metode mempunyai kekuatan dan kelemahan ditinjau dari segi ketelitian, waktu, logistik dan biaya. Untuk mengetahui mutu dan keragaman pangan yang telah dikonsumsi masyarakat Riau pada tahun 2011 untuk dianalisa dengan pendekatan Pola Pangan Harapan, dengan membandingkan antara kenyataan yang

dikonsumsi dengan harapan, maka hasil analisis menunjukan terhadap bahan makanan mana yang perlu ditingkatkan atau dikurangi serta dipertahankan untuk mewujudkan konsumsi pangan sesuai Pola Pangan Harapan. Dari hasil pengolahan data monitoring yang dianalisis dengan pendekatan Pola Pangan Harapan, maka dapat digambarkan baik mutu maupun keragamannya sebagai berikut:

41

Tabel Jumlah Konsumsi Pangan Penduduk Riau Tahun 2011 (gram/kap/hari) No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kabupaten Padipadian 3 330 331 338 329 337 333 334 336 340 330 336 330 334 275 Umbiumbian 4 52 53 49 40 37 47 50 39 45 54 51 51 47 100 Pangan Hewani 5 125 114 118 127 119 114 106 123 122 128 112 122 119 150 Minyak dan Lemak 6 96 122 111 99 102 126 146 113 101 89 122 103 111 20 Bh/biji Berminyak 7 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 10 Kacang- Gula kacangan 8 23 20 20 20 17 20 20 23 20 23 20 24 21 35 9 29 30 29 25 33 32 32 29 29 30 29 29 30 30 Sarur dan Buah 10 178 192 164 164 151 151 164 164 151 164 123 178 162 250

2 Kampar Pekanbaru Rokan Hulu Kuansing Inhu Inhil Pelalawan Siak Rokan Hilir Dumai Kep.Meranti Bengkalis Riau Nasional

Sumber: laporan Analisis Situasi Konsumsi Pangan tahun 2011

42

Tabel Perkembangan Konsumsi Pangan Provinsi Riau Tahun 2011 (Kg/Kap/Th)

Padi-padian Kabupaten

Umbi-umbian

Pangan Hewani Minyak dan Lemak Bh/Biji berminyak Kacang-kacangan

Gula

Sayur dan Buah

Beras Jagung Terigu U,Kayu U.Jalar Kentang Sagu Daging Susu Telur Ikan M.Kelapa L.Hewan Kelapa Kemiri Kedelai K.Tanah K.Hijau G.Pasir G.Kelapa Sayur Buah 2 Kampar Pekanbaru Rokan Hulu Kuansing Inhu Inhil Pelalawan Siak Rokan Hilir Dumai 3 103 103 106 102 105 104 104 105 106 103 4 8 8 8 10 8 6 6 11 9 7 7 9 8 5 10 10 10 8 10 12 11 7 9 10 11 9 10 6 16 17 15 11 9 14 15 10 13 17 16 16 14 7 1 1 1 2 3 1 1 3 2 0 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 10 8 7 9 6 10 9 10 7 11 10 8 9 11 12 13 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 28 7 26 8 28 8 29 9 28 7 24 8 21 7 27 8 30 6 28 7 24 7 28 7 27 14 21 23 22 23 21 22 25 24 22 20 20 22 22 15 14 21 18 13 16 24 28 17 15 12 24 16 18 16 4 6 5 5 5 6 4 3 4 4 6 4 5 17 2 1 1 1 2 0 2 3 2 2 0 2 1 18 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 19 2 1 2 2 1 2 2 3 1 2 1 2 2 20 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 21 7 7 8 8 7 6 5 8 8 7 8 7 7 22 3 4 3 1 5 6 6 3 3 4 3 3 4 23 24 45 20 25 45 45 15 35 25 35 20 40 15 25 35 40 20 30 25 45 15 25 20 40 25 36 23

Kep.Meranti 105 Bengkalis Riau 103 104

Sumber: laporan Analisis Situasi Konsumsi Pangan tahun 2011

Dari data tersebut diatas menunjukan bahwa pada umumnya Jumlah konsumsi padi-padian khususnya beras, minyak goreng, buah/biji berminyak rata-rata konsumsinya telah melampaui standar Pola Pangan Harapan, sedangkan rata-rata konsumsi pangan hewani (daging, telur, ikan, susu), sayur dan buah, umbi-umbian dan kacang-kacangan masih dibawah standar Pola Pangan Harapan. Untuk mencapai konsumsi pangan yang seimbang maka konsumsi rata-rata pangan penduduk harus diturunkan antara lain beras, minyak goreng, buah/biji berminyak serta gula, untuk konsumsi energy dapat dlihat pada table berikut:

43

Tabel Perkembangan Konsumsi Energi Penduduk Kabupaten/ Kota Dalam Provinsi Riau Tahun 2011 (kkal/kap/hr )
Sayur dan Umbi-umbian Pangan Hewani Minyak dan Lemak Bh/Biji berminyak Kacang-kacangan Gula Buah Ubi Ubi Mnyk Lmk Kc Kc Gula Gula No Kabupaten Beras Jagung Terigu Kayu Jalar Kentang Sagu Daging Susu Telur Ikan Kelapa Hewan Kelapa Kemiri Kedelai Tanah Hijau Pasir Kelapa Sayur Buah Total Padi-padian 1 2 3 1.013 4 28 28 33 5 97 96 81 6 49 51 45 32 26 41 46 29 38 52 47 47 42 7 2 2 3 7 9 5 3 8 6 2 3 3 4 8 2 2 2 2 3 3 2 9 1 11 7 6 8 9 4 3 9 1 11 1 13 2 10 10 37 35 42 31 48 44 49 33 48 42 11 12 13 7 49 64 3 54 69 4 53 73 2 60 69 5 49 59 2 54 53 8 45 67 3 53 74 9 45 58 7 50 66 14 105 115 110 115 105 110 125 120 108 100 100 109 110 15 228 351 300 210 260 391 307 280 250 200 401 255 286 16 21 29 27 26 24 30 21 16 23 22 30 20 24 17 35 11 18 21 27 7 35 53 30 32 5 38 26 18 15 17 16 13 15 16 15 18 15 14 19 16 16 19 24 6 25 21 8 23 23 32 18 24 13 25 20 20 27 25 12 23 18 14 16 16 19 27 14 27 20 21 73 71 79 81 72 58 55 77 78 72 75 74 72 22 34 38 26 10 48 59 64 29 27 36 31 33 36 23 24 25 2.056 2.162 2.109 1.973 2.055 2.184 2.154 2.112 2.053 2.021 2.156 2.082 2.093 1 Kampar 46 11 45 70 78 41 43 92 78 31 61 51 61 41 70 31 43 71 70 41 52 51 78 31 43 41 70 51 62 47

2 Pekanbaru 1.017 3 Rokan Hulu 1.042 4 Kuansing 5 Inhu 6 Inhil 7 Pelalawan 8 Siak 10 Dumai 12 Bengkalis Riau 1.007 1.037 1.022 1.027 1.035 1.012 1.014 1.026

26 101

26 103 21 117 22 114 37 30 71 91

9 Rokan Hilir 1.047 11 Kep.Meranti 1.032

25 105 23 112 30 28 90 98

2 10 1 12

51 13 44 70 40 10 47 70

D. Aspek Kewaspadaan Pangan dan Keamanan Pangan a) Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan Ketahanan pangan secara umum pada saat ini belum dapat diwujudkan, hal ini ditandai dengan masih banyaknya kejadian kerawanan pangan di berbagai daerah di Kabupaten/ Kota yang bersifat kronis ( terjadi berulang sepanjang waktu) dan transien (terjadi secara mendadak). Kejadian kerawanan pangan kronis disebabkan Penanganan kerawanan pangan kronis dan transien yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena belum adanya pemahaman yang sama tentang kerawanan pangan, belum memadainya sumberdaya dalam oleh ketidak mampuan masyarakat menangani permasalahan kekurangan pangan yang terjadi secara berulang-ulang sepanjang waktu. Sedangkan kejadian rawan pangan 44

transien biasanya disebabkan oleh adanya bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Kejadian yang terjadi secara berulang-ulang maupun yang disebabkan oleh bencana alam dan bencana buatan manusia berakibat pada terjadinya kerawanan pangan karena berpengaruh negatif terhadap produksi pangan, distribusi pangan, kehidupan sosial ekonomi masyarakat, akses pangan maupun status gizi masyarakat. Sampai saat ini penanganan kerawanan pangan belum berjalan sesuai dengan sistem koordinasi dan sinkronisasi yang kita harapkan. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pananganan rawan pangan, maka perlu dilakukan beberapa upaya antara lain penyamaan persepsi tentang rawan pangan dan koordinasi operasional dalam pemberian bantuan.

Tujuan kegiatan ini merupakan suatu dasar dalam menentukan indikator kinerja suatu organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka tujuan yang diinginkan adalah: Menyamakan persepsi dalam menangani kejadian rawan pangan pada tingkat masyarakat Kabupaten/ Kota. Memberikan data dan informasi tentang factor yang mempengaruhi terjadinya kerawanan pangan. Mengidentifikasi kabupaten/kota. Memberikan bantuan pangan kepada masyarakat yang menjadi korban bencana alam masalah pangan yang terjadi di beberapa

Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah: Tersedianya data dan informasi yang mempengaruhi terjadinya kerawanan pangan. Terumuskannya langkah-langkah yang akan ditempuh dalam rangka menghadapi kerawanan pangan di suatu wilayah. Terbangunnya koordinasi lintas sektoral dan kesamaan persepsi dalam hal penanganan kerawanan pangan.

45

Berkurangnya jumlah masayarakat yang mengalami kerawanan pangan disebabkan bencana alam dengan member bantuan pangan.. Pelaksanaan kegiatan Penanggulangan Daerah Rawan Pangan dilakukan melalui tahapan-tahapan yaitu : 1). Persiapan; 2). Rapat Koordinasi ; 3). Pemanatauan Dini Rawan Pangan/Pengumpulan Data Rawan Pangan; 4). Penyaluran Paket bantuan Pangan. Berdasarakan hasil rapat Tim Penanggulangan Daerah Rawan Pangan tingkat Provinsi, bahwa penetapan lokasi didasarkan pada informasi yang berkembang bagi daerah yang mengalami banjir, dan daerah yang mengalami musibah banjir adalah Kota Dumai yang berlokasi di Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, dalam hal penetepan lokasi penerima paket bantuan berdasarkan jumlah kepala keluarga serta mekanisme penyaluran paket bantuan kepada korban banjir, mengingat jumlah paket bantuan jumlahnya terbatas, maka ditetapkan jumlah penerima paket bantuan sebanyak 240 kepala keluarga dengan jenis babtuan berupa beras 4.800 Kg; gula pasir 1.200 Kg; minyak goring 480 Kg dan ikan sarden 480 kaleng. Realisai kegiatan ini adalah Rp. 146.835.600 (97,89%) dari anggaran Rp. 150.000.000,-

Lokasi Penerima Paket Bantuan Daerah Rawan Pangan Tahun 2011


No Kecamatan Kelurahan Jumlah KK 150 Beras (Kg) 3.000 Jenis Paket bantuan Gula Pasir (Kg) 750 Minyak Goreng (Kg) 300 Ikan Sarden (Klg) 300

Dumai Barat

Simpang Tetap Darul Ikhsan

2 3 4

Dumai Barat Dumai Barat Dumai Timur JUMLAH

Ratu Sima Bukit Datuk Bumi Ayu

30 30 30 240

600 600 600 4.800

150 150 150 1.200

60 60 60 480

60 60 60 480

46

b) Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Food Insecurity Atlas (FIA) Saat ini pelaksanaan SKPG dirasakan sangat penting sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota, dimana sebagian aspek-aspek penanganan kerawanan pangan merupakan urusan daerah. Pemerintahan Provinsi mempunyai kewajiban (1) pencegahan dan pengendalian masalah pangan akibat menurunnya ketersediaan pangan didaerah karena berbagai sebab; (2) pencegahan dan penanggulangan masalah pangan sebagai akibat menurunnya mutu, gizi dan keamanan pangan; (3) peningkatan dan pencegahan penurunan akses pangan masyarakat ; dan (4) penanganan dan pengendalian kerawanan pangan. Untuk Pemerintahan Kabupaten dan Kota

mempunyai kewajiban penanganan urusan Ketahanan Pangan yang terkait dengan SKPG seperti (1) melakukan identifikasi kelompok rawan pangan ; (2) melakukan penanganan penyaluran pangan untuk kelompok rawan pangan tingkat Kabupaten; (3) melakukan pencegahan dan pengendalian, serta penanggulangan masalah pangan sebagai akibat penurunan akses pangan, mutu, gizi, ketersediaan dan keamanan pangan ;(4) melakukan pengumpulan dan analisis informasi Ketahanan Pangan di Kabupaten / Kota untuk penyusunan kebijakan Ketahanan pangan tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi .

Mengingat pelaksanaan SKPG melibatkan berbagai lintas sektor khususnya di daerah, diperlukan penyamaan persepsi bagi instansi yang terkait dengan kegiatan ini baik dalam kelembagaan penanganan, pengaplikasian instrument dan indikator serta mekanisme pengumpulan, pengolahan dan analisa data sampai dengan penyusunan rencana tindak atau intervensi.

47

Tujuan kegiatan ini antara lain : Mengoptimalkan

penyelenggaraan

pemantauan

dini

situasi

pangan dan gizi melalui langkah-langkah pengumpulan data dan informasi kondisi pangan dan gizi pada kurun waktu tertentu. Membangun koordinasi dan kerjasama lintas institusi dan stakeholder serta masyarakat dalam penanganan program penanggulangan kerawanan pangan dan gizi. Memperoleh data dan informasi tentang situasi pangan serta program-

faktor yang mempengaruhi kondisi rawan pangan secara priodik dan berkesinambungan. Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan ini adalah : Tersedianya data dan informasi berdasarkan instrument dan indikator SKPG secara periodik, terjadwal dan berkesinambungan seluruh Kabupaten/Kota se Propinsi Riau. Tersedianya bahan analisis dan peramalan situasi pangan dan gizi sebagai bahan kebijakan dalam rangka terjadinya kondisi kerawanan pangan dan gizi. Dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap data / informasi yang didapat dari kegiatan Sistem Kewaspadaan mengantisipasi

Pangan dan Gizi (SKPG), dapat diambil kesimpulan antara lain : Dari hasil analisis terhadap kondisi pangan di Provinsi Riau,

khususnya produksi beras mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 8,17 % dibanding tahun 2009, sedang kebutuhan beras penduduk Riau pada tahun 2010 sebanyak 631.906 ton masih kekurangan sebesar 293.042,72 ton atau 46,37 %. Tingkat ketergantungan kebutuhan beras penduduk Riau terhadap daerah pemasok mengalami peningkatan sebesart 4,05 % pada tanun 2010 menjadi 46,37 % dibanding tahun 2009 sebesar 44,48 %. Penurunan ini antara lain disebabkan meningkatnya jumlah penduduk Provinsi Riau dari 5.189.154 jiwa menjadi 5.593.031 jiwa atau sebesar 6,39 %

48

Dari 11 Kabupaten/Kota se Provinsi Riau hanya kabupaten Rokan Hilir mempunyai produksi beras yang tertinggi yaitu sebanyak 103.968,86 ton dengan kebutuhan penduduknya sebesar 62.977,35 ton sehingga surplus sebanyak 40.991,61 ton. Ketersediaan pangan (Beras, Jagung dan umbi-umbian) di Provinsi Riau tahun 2010 sebesar 402.859 ton yang tertinggi

berada di Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 106.247 ton disusul Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 81.376 ton dan yang terendah berada di Kotamadya Pekanbaru sebesar 4.576 ton. Dari aspek ketersediaan, berdasarkan skor pertanian kabupaten Rokan Hilir dan dikategorikan dikategorikan Pelalawan daerah rawan mempunyai nilai skor sedang tinggi. daerah Daerah yang lainnya yang adalah

surplus,

dengan

resiko

mempunyai nilai skor 4 dengan tingkat resiko sedang Kabupaten Indragiri Hilir. Aspek akses pangan, dilakukan dengan pendekatan sosial masyarakat. Jumlah keluarga miskin

kondisi

di Provinsi Riau

tahun 2010 sebanyak 358.424 kepala keluarga, mengalami penurunan sebesar 1,02 % dibanding tahun 2009 yang jumlahnya 367.673 kepala keluarga. Jumlah Kepala Keluarga miskin yang tertinggi berada di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan

persentase 55,70 % dengan skor 3 disusul Kabupaten Kampar dengan persentase 31,00 % dengan skor 2 dan Kabupaten Indragiri Rokan Hulu 32,43 % dengan kemampuan keluarga tersebut tergolong prioritas 2 dan skor 2, artinya

dalam memenuhi pangannya

harus dilakukan intervensi, kecuali

Kabupaten Kepulauan Meranti penanggulangan keluarga miskin merupakan prioritas 1, selanjutnya keluarga miskin yang terendah berada di Kotamadya Pekanbaru dengan persentase 15,00 %.

49

Penderita gizi buruk dan gizi kurang di Provinsi Riau pada tahun 2010 89,28 berjumlah 4.969 balita mengalami penurunan sebesar

% bila dibanding dengan tahun 2009 yang jumlahnya namun persentase KEP mengalami peningkatan 9,72 %

42.394 balita dimana

persentase KEP pada tahun 2009 sebesar

meningkat menjadi 13,69 % atau

3,97 %. Walaupun

terjadi

penurunan jumlah Balita penderita gizi buruk dan gizi kurang, upaya untuk meminimalisir angka penderita gizi buruk tetap

dilakukan dengan cara advokasi dan optimalisasi Posyandu. Realisasi kegiatan ini sejumlah Rp. 89.506.300,- (89,51%) dari anggaran Rp. 100.000.000,-

c) Koordinasi

dan

Pembinaan

Otoritas

Kompetensi

Mutu

dan

Keamanan Pangan Secara umum tujuan yang akan dicapai dari kegiatan Koordinasi dan Pembinaan Otoritas Kompetensi Mutu dan Kemanan Pangan adalah : Mensosialisasikan peraturan dan perundang-undangan yang

berkaitan dengan mutu dan keamanan pangan produk hasil pertanian kepada masyarakat, produksen pangan dan konsumen Terjalinnya koordinasi dengan instansi stakeholder terkait dalam pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan produk hasil pertanian dalam rangka program kerja OKKP-D Propinsi Riau.
Penyediaan pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi oleh

masyarakat Keluran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan petugas Otoritas Kompeten Keamanan Pangan-Daerah (OKKP-D), dalam upaya menjalin koordinasi pangan dengan yang instansi terkait, dan dalam mendukung oleh 50

tersedianya

bermutu

aman

dikonsumsi

masyarakat. Serta terlaksananya sertifikasi Prima 3 kepada kelompok usaha produk sayur sebanyak 2 kelompok yaitu kelompok Manunggal Abadi dengan komoditi Salak Pondoh di Kecamatan Dayun Kab.Siak dan kelompok Arifin Kecamatan Tameran Kab.Bengkalis dengan komoditi buah naga. Kegiatan pokok Koordinasi dan Pembinaan Otoritas Kompetensi Mutu dan Keamanan Pangan tahun 2011 , terdiri dari beberapa kegiatan antara lain : Melakukan rapat-rapat koordinasi dengan isntansi terkait Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia petugas Propinsi dan Kabupaten Kota. Melakukan Konsultasi dan menghadiri pertemuan dan pelatihan

ditingkat pusat, dalam upaya peningkatan pengetahuan Sumberdaya manusia dalam pemantapan keamanan pangan. Pembuatan bahan materi informasi, berupa leaflet dan poster. Penyusunan Dokumen Sistim Mutu (Doksistu) sebagai dukumen acuan bagi petugas OKKPD dalam operasional Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah. Melakukan Audit Internal Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah. Melakukan uji coba labolatorium beberapa komodi sayuran terhadap kandungan pestisida. Melakukan sertifikasi kelompok usaha yang bergerak dibidang pengembangan sayur-sayuran di Provinsi Riau.
Pembinaan dan pematauan ke Kabupaten Kota terhadap kelompok

usaha yang potensial untuk di sertifikasi.

Dalam upaya untuk mengetahui residu pestisida pada buah dan sayur yang beredar dipasaran atau yang dikonsumsi masyarakat, perlu dilakukan uji sampel labolatorium, uji ini dilakukan untuk mengetahui

51

seberapa besar kandungan residu pestisida yang ada pada buah dan sayur tersebut. Kandungan pestisida yang diperbolehkan adalah sesuai Batas Maksimum Residu (BMR) pestisida hasil pertanian, yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Pengujian labolatorium baru dilakukan pada produk sayuran, dengan mengambil sampel diKota Pekanbaru Data hasil pengujian labor terhadap beberapa jenis sayuran diperoleh dengan hasil sebagian terdeteksi, tetapi masih dibawah Batas Maksimum Residu (BMR), dan sebahagian besar lainya tidak terdeteksi.

Dokumen sistim mutu Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah merupakan suatu panduan yang dapat dijadikan acuan,dan dokumen ini merupakann salah satu persyaratan dalam verifikasi OKKP-D. Dokumen sistim Mutu Doksistu), terdiri dari Panduan Mutu, Dukumen Prosedur dan Form Pendukung. Dokumen sistim mutu ini disusun berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh daerah. Pengerjaan Dokumen Sistim Mutu telah dapat dilakukan pada tahun 2010, walaupun ada perbaikan dan penyempurnaan Dokumen Sistim Mutu terus disempurnakan, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang diperlukan. Dokumen Sistim Mutu telah dikirimkan kepada OKKP-pusat dan telah disempurnakan, hal ini sesuai alur proses yang diatur dalam Pedum OKKP-Pusat dan apabila telah disetujui makan OKKP-D Provinsi Riau dapat diakreditasi dan diberi sertifikat lulus akreditasi.

Sertifikasi adalah pengakuan pada pangan hasil pertanian sebagai bukti bahwa produk tersebut telah melalui proses produksi dan perlakuan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Sertifikasi kepada produk sayur dan buah telah dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP-D) kepada Kelompok Manunggal Abadi buah dengan komoditi Salak Pondoh superdi Kabupaten Siak dan kelompok Arifin dengan komoditi buah naga Kabupaten bengkalis. Sertifikasi yang diberikan adalah Prima 3, dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.

52

Jumlah anggaran untuk kegiatan ini sebear Rp. 193.020.000,- dengan realisasi Rp. 189.155.000 (98% ).

d) Replikasi Special Programme For Food Security (SPFS) Salah satu program yang akan memperbaiki ketahanan pangan melalui percepatan peningkatan produksi, produktivitas pangan dan mengurangi ketidakstabilan produksi serta peningkatan usaha produktif lainnya.
Pada tahun 2011 melalui dana APBD 1 telah dilaksanakan 1) Sosialisasi kegiatan SPFS di 7 Kabupaten/ Kota yakni Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi, Kota pekanbaru, Kepulauan Meranti, Rokan Hilir dan Rokan Hulu dengan masing-masing terdiri dari 1 Kelompok Tani, 2) Pemberian bantuan mesin Penepung dan pencincang ubi kayu TA. 2011 di 2 Kabupaten yakni Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kota pekanbaru. Hal ini untuk mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan yang cukup, merata, dan terjangkau oleh setiap rumah tangga, sehingga pembangunan manusia yang berkualitas melalui pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan dimasa mendatang dapat terwujud.

Secara umum tujuan yang akan dicapai dari kegiatan SPFS adalah sebagai berikut : Mengendalikan air secara mikro untuk dapat melindungi penduduk dari kekurangan/ kelebihan air akibat pengaruh cuaca. Mempercepat peningkatan produksi tanaman pangan, peternakan, perikanan dan perkebunan. Membangun sistem produksi yang dapat diterima secara ekonomi. Membentuk program pertanian dan program investasi yang dapat menjamin ketahanan pangan dan gizi seimbang.

Membantu masyarakat produksi pangan

dalam

meningkatkan kegiatan

kemampuan ekonomi yang

dengan

basis

berkelanjutan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses pangan.

53

Kemudian Output yang dilaksanakan dari kegiatan ini adalah : Terbinanya 31 (tiga puluh satu) kelompok tani peserta replikasi SPFS di Kabupaten Rokan Hulu (7 Kelompok), Kabupaten Kampar (3 Kelompok), kabupaten Indragiri Hulu (2 Kelompok), Kabupaten Kuansing (4 Kelompok), Kabupaten Pelalawan (5 Kelompok), Kabupaten Indragiri Hilir (4 Kelompok), Kabupaten Bengkalis ( 2 Kelompok), Kabupaten Siak (1 Kelompok), Kabupaten Rokan Hilir (1 Kelompok) dan Kota Dumai (2 Kelompok). Terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu Pelatihan Petugas Pendamping dan Pembinaan Monitoring dan Evaluasi. Metoda yang dilakukan diarahkan melalui pendekatan/cara yang aktif yang tersusun dalam proses penyampaian partisipasi masyarakat yang berdasarkan kepada prinsip dasar SPFS yang meliputi; partisipatif (melihat keterlibatan seluruh anggota

masyarakat/ kelompok tani secara aktif dalam setiap tahap kegiatan), Bottom-Up Planning (pelaksanaan SPFS dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dan melakukan penggalian aspirasi masyarakat SPFS), Perencanaan matang (perencanaan yang telaahannya dilakukan petani dan petugas yang dituangkan kedalam farmer group), berkelanjutan (untuk keberlanjutan program dimasa yang akan datang), pembinaan yang terkawal dan dinamis. Kelompok Tani Peserta Replikasi Special Programme For Food Security (SPFS) Tahun Anggaran 2011. Jumlah anggaran sebesar Rp. 175.000.000,dengan

realisasi Rp. 173.980.800,- ( 99,42 % ).

54

Kelompok Tani Peserta Replikasi Special Programme For Food Security (SPFS) di Provinsi Riau.
NO KABUPATEN KEC DESA NAMA KELOMPOK KETUA KELOMPOK TANI JUMLAH PER KLPK 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

1.

Pelalawan

Langgam

Sotol

2.

Kuantan Singingi

Kuantan Hilir

Banuaran Lumbok

Cirenti 3. Kampar Kampar Kiri

Teluk Pauh Sikakak


Lipat Kain Selatan

Harapan Baru Lubuk Kalo Tani Subur Sari Bumi Serumpun Padi RW. Surau Padang Mekar Tani Sei Sikakak
Bungo Setangkai Tunas Harapan Berkat Usaha I Berkat Usaha II

Simel Ibnu Alhajar Ita Sasmita Bejo Basri R. Pudin Amir Husin Ihsan
Kusdianto Darli Tepo Suparno

4.

Indragiri Hulu

Kuala Cinaku

Kuala Cinaku

5.

Indragiri Hilir

Batang Tuaka

Sungai Dusun

Sinar Jaya Tunas Harapan

Syamsul Anwar Alwi Basri

25

Gaung

Sei Baru

Papaya Cahaya Baru

M. Satar Miswandi
Solikin Hartono Kinariyo Salamun

25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

6 7 8 9 10.

Bengkalis Siak Rokan Hilir Dumai Rokan Hulu

Siak kecil Bunga Raya Batu Hampar Sungai Sembilan Rambah

Lubuk Garam Bunga Raya Bantayan Tanjung Penyemba Rambah Baru

Maju Subur Gapoktan Anugrah Mandiri 2 Mekar Sari Maju Jaya Karya Utama Rukun Sentosa Satu Hati Tunas Baru Tunas Harapan Bina Usaha

Rambah Samo

Rambah Utama Pasir Baru Kampung Baru

55

E. Aspek Kelembagaan Pangan Penyelenggaraan Desentralisasi dalam aspek Kelembagaan dan Penyuluhan Pangan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Pengembangan Desa Mandiri Pangan. Masalah keamanan dan kerawanan pangan, gizi kurang/ buruk serta kemiskinan masih menjadi persoalan masyarakat hingga saat ini. Perwujudan Ketahanan Pangan dimulai dari rumah tangga sebagai dasar peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang sangat

menentukan kemampuan bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Berdasarkan hal tersebut diatas dari hasil konfrensi Dewan Ketahanan Pangan tahun 2004 tentang kesepakatan Gubernur/ Ketua Dewan Ketahanan Pangan Propinsi menyepakati pengembangan Desa Mandiri Pangan dengan mengalokasikan dana APBD untuk kegiatan tersebut mulai tahun 2006. Sehubungan hal tersebut pada tahun 2010 sebagai kesinambungan program desa mandiri pangan kegiatan Desa Mandiri Pangan dengan tujuan Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi (mengurangi kerawanan pangan dan gizi) masyarakat melalui pendayagunaan Sumberdaya kelembagaan dan budaya lokal dipedesaan. Kegiatan Desa Mandiri Pangan Tahun 2011 sebesar Rp. 500.000.000,yang dialokasikan pada DPA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau Tahun 2011 merupakan dana operasional, sedangkan untuk bantuan Sosial yang dialokasikan pada Sekretariat Daerah Rp. 600.000.000,merupakan bantuan sosial yg berada pada Pos Sekretariat Daerah. Untuk Tahun 2011 ini penyaluran bantuan sosial dialokasikan pada 12 Kabupaten/Kota Desa Mapan Keputusan

berdasarkan

Gubrenur Riau no. Kpts.1137/XII/2011 tanggal 5 Desember 2011, rincian kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut:

56

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR BENGKALIS PELALAWAN ROKAN HILIR SIAK KUNATAN SINGINGI KAMPAR INDRAGIRI HULU ROKAN HULU DUMAI PEKANBARU KEPULAUAN MERANTI

KECAMATAN TEMPULING SIAK KECIL PANGKALAN KERINCI SINABOI SABAK AUH KUANTAN TENGAH XIII KOT KAMPAR RENGAT RAMBAH HILIR MEDANG KAMPAI RUMBAI TEBING TINGGI

DESA TELUK KIAMBANG LUBUK MUDA KUALA TERUSAN SINABOI SUNGAI TENGAH PULAU KOMANG SENTAJO KOTO MESJID KAMPUNG PULAU SEREMBOU INDAH KELURAHAN MUNDAM LEMBAH DAMAI BANGLAS BARAT

JUMLAH BANTUAN (RP.) 50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,50.000.000,-

Bantuan Sosial kepada masing-masing kelompok Desa Mandiri Pangan sebesar Rp. 50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah ) bersifat dana sosial, bertujuan untuk menunjang usaha yang dlakukan oleh masingmasing kelompok afinitas. Penyaluran bantuan sosial ini berdasarkan rencana usaha kelompok ( RUK ) yang besarnya disesuaikan dengan jenis usaha masing-masing kelompok afinitas dengan jumlah anggota 20 orang / kelompok. Adanya bantuan sosial ini diharapkan dapat meningkatkan usaha masyarakat yang tergabung pada kelompok Desa Mandiri Pangan, sehingga pada akhirnya dapat terwujudnya ketahanan pangan dan gizi masyarakat serta pendapatan rumah tangga. Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan Tahun 2010 sejumlah Rp. 500.000.000,- dengan realiasi Rp. 480.399.500 (96,08%)

2) Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Riau.

Dewan Ketahanan Pangan (DKP) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No.83 Tahun 2006 dengan tujuan untuk menwujudkan

57

ketahanan pangan sebagaimana yang diatur dalam UU No.7 Tahun 1996 tentang Pangan. Dalam rangka pemantapan Dewan Ketahanan Pangan di Propinsi Riau melalui Dewan Ketahanan Pangan yang dibentuk melalui Keputusan Gubernur Riau no. Kpts.23/III/2009 yang membantu Gubernur dalam merumuskan kebijakan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. Pelaksanaan koordinasi Dewan Ketahanan Pangan dilaksanakan melalui forum Rapat Dewan Ketahanan Pangan yang melibatkan Dinas/Instansi selaku anggota DKP di tingkat Provinsi yang terdiri dari: Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten 1 kali. Rapat Kelompok Kerja (POKJA)Teknis Dewan Ketahanan Pangan Provinsi 1 kali. Rapat Kelompok Kerja (POKJA) Ahli Dewan Ketahanan Pangan 1 kali. Kegiatan Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan dibiayai dengan anggaran Rp. 100.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 88.241.000 atau 88,24%.

3) Hari Pangan Sedunia (HPS), Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan a. Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Pelaksanaan meningkatkan HPS dimaksudkan sebagai dan media untuk

pemahaman,

kepedulian

menggalang

kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam meningkatkan dan menangani masalah pangan. Pelaksanaan kegiatan HPS XXXI di tingkat Provinsi pada tanggal 23 Nopember 2011 di halaman / parkiran Ramayana plaza jalan subrantas panam Pekanbaru, dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut :

58

1. Pemberian Penghargaan Pelaksanaan Penilaian administrasi dalam bentuk verifikasi/ penilaian oleh

Seleksi

dilaksanakan

terhadap

usulan

yang

diajukan

Badan/Dinas/Instansi yang menangani ketahanan pangan di 12 Kabupaten/Kota yang masuk ke Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau antara lain; a. Form AP (untuk kelembagaan pemerintah) dan form KM (untuk kelompok masyarakat) b. Profil dari kelompok masyarakat dan aparat

kelembagaan pemerintah Kabupaten/Kota c. Usulan penerima Penghargan Ketahanan Pangan dari Kabupaten/ Kota kepada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau. Verifikasi dilaksanakan oleh tim, langsung turun ke

Kabupaten/Kota dan lapangan dengan mewawancarai para responden sesuai kuesioner yang telah disusun oleh tim penilai dan kemudian dilanjutkan dengan peninjauan lapangan. Hasil Hasil Evaluasi Verifikasi terhadap calon penerima penghargaan

ketahanan pangan di Kabupaten/Kota di evaluasi dalam rapat tim penilai tingkat Provinsi. Hasil evaluasi tim penilai tingkat Provinsi Riau Tahun 2011 sebagai berikut :

59

KELOMPOK MASYARAKAT

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Nama Kelompok Amelia / KPK Melur KWT Melati Dasawisma Rosela Melati Gapoktan Bina Tani Gapoktan Muara Baru Gapoktan Harapan Maju

Kabupaten/ Kota Dumai Pelalawan Kampar Rokan Hilir Indragiri Hilir Siak

Aparat Pemerintah Kabupaten / Kota ( Bupati / Walikota )


No. 1. Nama Bupati Drs. Achmad, MSi Kabupaten Rokan Hulu

Penyerahan Penghargaan Ketahanan Pangan

Dalam acara Hari Pangan Sedunia XXXI, Bapak Gubernur Riau yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang (Drs. Jailani) berkenan menyerahkan penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat

Parovinsi Riau Tahun 2011. Penghargaan diberikan kepada Kelompok Tani, PKK dan Lembaga Usaha Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan (LUEP), Aparat Pemerintah.

60

Selain

penghargaan

tingkat Provinsi, juga diterima penghargaan tingkat nasional tahun 2011 Penghargaan Ketahanan Pangan yaitu

atau Adhi Karya Pangan Nusantara yang diserahkan oleh Presiden RI pada tanggal 6 Desmeber 2011 di Istana Presiden kepada Gubernur Riau (H.M. Rusli Zainal) pengharaan ini merupakan pengharaan ke 4 (empat) kalinya yang diterima oleh Gubernur Riau, dimana Penghargaan ini diterima berkat kerja keras Pemerintah Provinsi Riau

meningkatkan produksi pangan dari tahun ke tahun.

2. Pameran

Pameran/Bazaar dilaksanakan tanggal 23 Nopember 2011 di Halaman/ parkiran Ramaya Plaza, Jl. Subrantas - Pekanbaru. Instansi yang berpartisipasi dalam Pameran / Bazar HPS XXXI Tahun 2011 adalah :
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau Badan Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau ASPARI Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau HIKMARI Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Riau Balai Besar POM Pekanbaru

61

Dasa Wisma Rosela Melati, Kampar Indofood


Masyarakat Pedagang makanan (Pangan lokal olahan)

Kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS), Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan dilaksanakan dengan anggaran Rp.

250.000.000 dengan realisasi Rp. 242.908.800 (97,16%).

4) Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3)

Pada umumnya pondok pesantren yang berada di Provinsi Riau mempunyai keunggulan strategis antara lain : 1).memiliki sumberdaya lahan pertanian sebagai modal untuk mengembangkan usaha

pertanian dan peternakan; 2). Mempunyai sumberdaya kepemimpinan yang unggul terutama tokoh agama yang kharismatik dan merupakan panutan bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya; 3) merupakan lembaga yang strategis untuk mensosialisaikan berbagai inovasi; 4) merupakan pasar potensial dari hasil pertanian dan peternakan selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri dalam

mencukupi kebutuhan oangan dan gizi para santri serta untuk memeuhi berbagai kebutuhan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut diatas, Pemberdayaan LM3 Pondok

Pesantren melalui kegiatan usaha agribisnis tanaman pangan dan peternakan diharapkan dapat menjadi salah satu alternative dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan secara berkelanjutan serta dapat berperan secara optimal sebagai agen pembangunan bagi masyarakat sekitarnya. Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren adalah :

62

Meningkatkan

Keterampilan

dan

kualitas

masyarakat

pondok

pesantren dan masyarakat lingkungannya dalam mewujudkan ketahanan pangan Mengembangkan potensi pondok pesantren sebagai salah satu pelaku utama pengembangan ekonomi pedesaan Meningkatnya lapangan kerja dan lapangan usaha bagi masyarakat di lingkungan pondok pesantren Mewujudkan ketahanan pangan dilingkungan pondok pesantren melalui peningkatan akses ponpes terhadap pangan yang cukup dan berkualitas.

Kegiatan yang ingin dicapai dalam Pemberdayaan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren adalah meningkatkan ketahanan pangan pada lingkungan pondok pesantren di Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai. Sedangkan output yang akan dicapai adalah : Terbinanya LM3 di Pondok Pesantren di Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai Tersalurkannya bantuan induk ayam arab pada 3 (tiga) pondok pesantren di Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai. . Dari Hasil identifikasi maka di dapatkan Pondok Pesantren yang menerima bantuan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : No 1. 2. 3. Kabupaten Rokan Hilir Bengkalis Dumai Kecamatan/Desa Bangko/Bagan Barat Mandau/Petani Bukit Kapur/Bagan Besar Nama Ponpes Al Jamiaah Baiturahman Raudatul Jannah Nurul tauhid

Untuk tahun 2010 bantuan bagi 3 (tiga) pondok pesantren pada Pondok Pesantren Nurul Islam kabupaten Kuantan Singingi, Pondok Pesatren Darul Huda Kabupaten Indragiri Hulu dan Pondok

63

Pesantren Anwarul Ulum Kabupaten Indragiri Hilir diberikan berupa bahan/bibit tanaman dan bahan/bibit ternak berupa bibit kambing dengan rincian bantuan bantuan sebagai berikut :

Jumlah anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 300.000.000,dengan relaisasi Rp. 292.073.500,- (97,36%).

F. Realisasi Dan Anggaran Pelaksanaan Kegiatan APBD

Dari 2 program utama yang dilaksanakan tahun 2011 yaitu Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Rp 1.000.000.000,- dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Rp. 2.749.985.850,00,- sebagai mana termuat dalam tabel dibawah ini.
N0 Program Anggaran ( Rp ) Realisasi Anggaran (Rp) %

1. 2.

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Ketahanan Pangan JUMLAH

1.000.000.000 2.749.985.850 3.749.985.850

966.851.000 2.646.257.650 3.613.108.650

97 96 96

Untuk lebih rinci realisasi pelaksanaan Program/Kegiatan sampai dengan 31 Desember 2011 dapat dilihat pada lampiran 1

64

BAB. III PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBN TA.2011

1. Program Kegiatan ketahanan pangan tahun 2011 yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan, merupakan kegiatan tahun pertama dari RPJM 2010-2014. Kegiatan tersebut direncanakan dengan mempertimbangkan : (1) keberlanjutan program dan kegiatan; (2) fokus dan penajaman pada implementasi tugas pokok dan fungsi kelembagaan; (3) dilakukan sinergi antar program/kegiatan; dan (4) sinkronisasi antara program pusat dan daerah. Program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun pertama RPJM 2010-2014 tersebut, masih menggunakan format program dan kegiatan pada tahun yang lalu, tetapi arah dan substansi kegiatannya sudah menerapkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai keluaran yang dirancang pada sasaran jangka menengah 2010-2014. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau pada tahun 2011 mendapatkan sumber dana APBN Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilaksanakan melalaui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat pada masing-masing sumber dana dengan rincian sebagai berikut: 1. Dekonsentrasi Rp. 3.989.462.000 2. Tugas Pembantuan Rp. 8.710.800.000 Provinsi Rp. 3.055.600.000 Kabuoaten Rp. 5.655.200.000

Program Peningkatan Ketahanan Pangan yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan bertujuan memfasilitasi upaya koordinasi, pemantauan, pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan serta pengembangan di bidang ketahanan pangan.Sedangkan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani bertujuan memfasilitasi upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi masalah rawan pangan dan gizi. Secara umum kebijakan program, tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan 2011 sebagai berikut :

65

A. Kebijakan 1. Peningkatan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan : Ketersediaan dan cadangan pangan berbasis sumberdaya domestik. Pemantapan kemandirian pangan. Pemberdayaan ketahanan pangan.

2. Peningkatan Distribusi Pangan : Pengembangan distribusi pangan. Koordinasi dan sinkronisasi distribusi. Pemberdayaan distribusi pangan.

3. Peningkatan Konsumsi dan Keamanan Pangan : Konsumsi dan keamanan pangan berbasis pangan lokal. Penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya,

kelembagaan, berdaya dan kearifan lokal. Peningkatan keamanan pangan.

4. Peningkatan Manajemen Ketahanan Pangan : Pelayanan prima. Koordinasi pusat dan daerah, lintas sektor. Partisipasi dan peran masyarakat. Optimalisasi Dewan Ketahanan Pangan

B. Tujuan Memberdayakan aparat dan masyarakat supaya memaksimalkan

pemanfaatan sumberdaya dan mengatasi kendala dalam pemantapan ketahanan pangan keluarga.

66

C. Sasaran 2011 1. Dipertahankannya Kkal/kap/hari.

ketersediaan

pangan

sebesar

2.200

2. Terpenuhinya rata-rata konsumsi energi 2.000 Kkal/Kap/Hari dan protein 52 Gram/Kap/Hari . 3. Terbinanya pemantapan ketahanan pangan keluarga : 4. Pengembangan Desa Mandiri Pangan di 11 Kab/Kota se Provinsi Riau (6 Kabupaten TP Murni, 5 Kab/Kota TP Provinsi ; 5. Penanganan Daerah Rawan Pangan di 11Kab/Kota se Provinsi Riau; 6. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat, 3 Gapoktan tahun 2009 dan 3 Gapoktan tahun 2011; 7. Pengembangan Lumbung Pangan 11 Lumbung tahun 2009 , 11 Lumbung DAK; 8. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 130 Desa di 7 Kab 2 Kota Tugas Pembantuan, melalui 120 SD/MI, Kelompok Wanita Tani, Pekarangan dan Usaha Rumah Tangga; 9. Penanganan dan Pengembangan Keamanan Pangan Segar di 3 Kab dan 1 Kota

D. Dekonsentrasi Sesuai Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan disebutkan bahwa Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu. Sedangkan Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka

pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

67

Untuk dana dekonsentrasi yang dikelola oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau tahun 2011 di prioritaskan untuk kegiatan 1). Lembaga Distribusi Pangan Masyaraskat (LDPM) dengan sasaran Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk stabilisasi harga, 2). Lumbung Pangan dengan sasaran pemberdayan lumbung pangan untuk cadangan pangan, dan 3).Percepatan Diversifikasi Pangan dengan sasaran pengembangan lokal serta perbaikan gizi bagi anak SD dan MI di pedesaan

E. Tugas Pembantuan
8. Dasar Hukum

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada

kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan kepada dan yang

mempertanggungjawabkan

pelaksanaannya

menugaskan. Dana Tugas Pembantuan Provinsi adalah dana yang berasal dari APBD Provinsi yang dilaksanakan oleh kabupaten, atau kota dan desa yang mencakup semua

penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah

Kabupaten, atau Kota, dan/atau Desa.


9. Instansi Pemberi Tugas Pambantuan

Pelaksanaan Tugas Pembantuan pada lingkup kerja Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau melalui Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
10. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Melaksanakan Tugas Pembantuan

68

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau pada tahun 2011 juga mendapatkan dana tugas pembantuan, dimana terdapat beberapa kabupaten/kota pelaksana selain Satuan Kerja Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau yaitu Kabupaten Rokan Hilir. Kabupaten Siak, Kabupaten Kuantan Singingi, Kota Dumai dan Kota Pekanbaru. Untuk Kabupaten yang secara langsung

mendapatkan dana tugas pembantuan yaitu Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, kabupaten Indragiri Hilir, Kabpaten

Indragiri Hulu, Kabupaten bengkalis dan Kabupaten Rokan Hulu.

2. Kegiatan APBN 2011 Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan tahun 2011 dilaksanakan melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan

Pangan Masyarakat dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas harga Pangan a. b. c. Jumlah Gapoktan yang diberdayakan Jumlah Lumbung Pangan yang diberdayakan Laporan pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga dan cadangan pangan d. Laporan pengembangan model pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan

2. Pengembangan

Penganekaragaman

Konsumsi

Pangan

dan

Peningkatan Keamanan Pangan Segar a. Pemanatauan, monitoring, evaluasi dan perumusan kebijakan P2KP b. c. d. e. Laporan Promosi P2KP Situasi Konsumsi Pangan Penduduk Laporan hasil kerjasama dengan perguruan tinggi Hasil penguatan kelembagaan keamanan pangan

69

3. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan a. Dokumen perencanaan, penganggaran dan laporan keuangan

3. Realisasi Pelaksanaan APBN Tahun anggaran 2011 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau dialokasikan anggaran dekonsentrasi sebesar Rp. 3.989.462.000 yang yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, serta Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 3.055.600.000 yang juga dilaksanakan melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. Pada alokasi dana tugas pembantuan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau tahun 2011 terdapat 5 (lima) Kabupaten/Kota Pelakana Kegiatan yaitu Kabupaten Rokan Hilir Rp. 316.000.000, Kabupaten Siak Rp. 500.700.00, Kabupaten Kuantan Singingi Rp. 444.000.000, Kota Pekanbaru Rp. 665.700.000, dan Kota Dumai Rp. 447.700.000,. Pada tingkat Kabupaten juga dialokasikan dana Tugas Pembantuan di 6 (enam) Kabupaten yaitu Kabupaten Pelalawan Rp. 1.151.700.000, Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 873.700.000, Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 689.700.000, Kabupaten Kampar Rp. 1.074.700.000, Kabupaten Bengkalis Rp.

1.111.700.000, dan Kabupaten Rokan Hulu Rp. 753.700.000,-

Realisasi

anggaran APBN 2011 per Satuan Kerja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel anggaran dan realisasi Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

70

No

Satker

Jumlah anggaran Jumlah Anggaran Realisasi (Rp) Semula (Rp) Revisi (Rp)

I
1

Dekonsentarsi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau


Jumlah I 3.989.462.000 3.989.462.000 3.989.462.000 3.989.462.000 3.823.087.500 3.823.087.500 95,83 95,83

II

Tugas Pembantuan
3.055.600.000 3.055.600.000 2.751.419.600 960.000.000 872.200.000 1.082.046.200 684.300.000 729.750.000 752.002.000 7.831.717.800 11.654.805.300 90,05 89,33 99,83 93,95 99,22 65,64 99,77 89,91 91,77

1 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau 2 BADAN PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KAB.KAMPAR 3 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN KAB. INDRAGIRI HULU 4 BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PELALAWAN 5 BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KAB. INDRAGIRI HILIR 6 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN KAB.BENGKALIS 7 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULHAN KABUPATEN ROKAN HULU Jumlah II JUMLAH I+II

1.074.700.000 873.700.000 1.151.700.000 689.700.000 1.111.700.000 753.700.000


8.710.800.000 12.700.262.000

1.074.700.000 873.700.000 1.151.700.000 689.700.000 1.111.700.000 753.700.000


8.710.800.000 12.700.262.000

71

Tabel Realisasi Fisik dan Keuangan APBN 2011 DEKONSENTRASI


NO 1 PROGRAM/KODE/ KEGIATAN/OUTPUT Rp. MURNI 2 PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN Jumlah Gabungan Kelompok Tani yang diberdayakan Jumlah Lumbung Pangan yang diberdayakan Laporan Pemantauan/Pengumpulan Data Distribusi, Harga dan cadnagan Pangan Laporan Pengembangan Model Pemantauan Distribusi, Harga dan Cadangan Pangan 3 PENYEDIAAN DANA BLN 4 JUMLAH 5 (3+4) BOBOT 6 Rp. MURNI 7 PELAKSANAAN FISIK REALISASI PENYERAPAN DANA % 8 (6:3) BLN 9 % 10 (8:4) JUMLAH 11 (6+8) % 12 (11:5) REALISASI % 13 TTB % 14

14

I.

1814 1814.01 1814.02 1814.04 1814.05

1.819.462.000 893.900.000 595.562.000 120.000.000 210.000.000

1.819.462.000 893.900.000 595.562.000 120.000.000 210.000.000 -

45,61 22,41 14,93 3,01

1.760.462.000 838.400.000

96,76 93,79

1.760.462.000 838.400.000 595.562.000 119.500.000 207.000.000

96,76 93,79 100,00 99,58 98,57

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

45,61 22,41 14,93 3,01 5,26

595.562.000 119.500.000

100,00 99,58

207.000.000 5,26 98,57

II.

PENGEMBANGAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN SEGAR Pemantauan, Monitoring, Evaluasi dan Perumusan 1816.02 Kebijakan P2KP 1816.03 Laporan Promosi P2KP 1816 1816.04 Situasi Konsumsi Pangan Penduduk Laporan Hasil Kerjasama dengan Perguruan Tinggi 1816.06 (Univ/STPP) 1816.09 Hasil Penguatan Kelembagaan Keamanan Pangan

1.490.000.000 690.000.000 200000000 150.000.000 100.000.000 350.000.000

1.490.000.000 690.000.000 200000000 150.000.000 100.000.000 350.000.000

37,35 17,30 5,01 3,76 2,51

1.384.925.500 672.713.000

92,95 97,49

1.384.925.500 672.713.000

92,95 97,49

85,00 100,00 100,00 100,00 25,00 100,00

31,75 17,30 5,01 3,76 0,63 8,77

194.962.500 150.000.000 18.000.000

97,48 100,00 18,00

194.962.500 150.000.000 18.000.000

97,48 100,00 18,00

349.250.000 8,77 99,79

349.250.000 99,79

III

DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA BADAN KETAHANAN PANGAN Dokumen Perencanaan, Penganggaran dan Laporan 1817.01 Keuangan 1817.12 Output Generik (Pengadaan Laptop) 1817 JUMLAH

680.000.000 660.000.000 20.000.000 3.989.462.000

680.000.000 660.000.000 20.000.000 3.989.462.000

17,04 16,54 0,50 100,00

677.700.000 657.700.000 99,65 20.000.000 3.823.087.500 100,00 95,83

677.700.000 657.700.000

99,66 99,65

100,00 100,00 100,00 95,00

17,04 16,54 0,50 94,40

20.000.000 3.823.087.500

100,00 95,83

72

TUGAS PEMBANTUAN
NO 1 PROGRAM/KODE/ KEGIATAN/OUTPUT Rp. MURNI 2 PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT Pengembangan Ketersediaan dan Penangan Rawan Pangan 1.901.500.000 880.000.000 380.000.000 380.000.000 30.000.000 611.500.000 30.000.000 611.500.000 12,44 0,98 20,01 30.000.000 593.200.000 1.901.500.000 880.000.000 62,23 28,80 1.722.909.600 841.350.000 258.359.600 67,99 100,00 97,01 258.359.600 30.000.000 593.200.000 67,99 100,00 97,01 100,00 100,00 100,00 12,44 0,98 20,01 90,61 95,61 1.722.909.600 841.350.000 90,61 95,61 100,00 100,00 62,23 28,80 3 PENYEDIAAN DANA REALISASI PENYERAPAN DANA BLN 4 JUMLAH 5 (3+4) BOBOT 6 Rp. MURNI 7 % 8 (6:3) BLN 9 % 10 (8:4) JUMLAH 11 (6+8) % 12 (11:5) PELAKSANAAN FISIK REALISASI TTB % 13 % 14

14

I.

1815

1815.01 Jumlah Desa Mandiri Pangan yang diberdayakan Penanganan Daerah Rawan pangan, SKPG 1815.03 1815.05 Penyusunan FSVA 1815.09 Laporan Kegiatan dan Pembinaan

II.

Pengembangan Penganekargaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar 1816.01 Pendampingan P2KPG Promosi P2KPG 1816.03 1816 1816.08 Hasil Sosialisasi/Apresiasi Keamanan Pangan Segar

1.054.100.000 599.100.000 340.000.000

1.054.100.000 690.000.000 200000000

34,50 22,58 6,55 4,91

956.935.000 528.635.000 339.560.000

90,78 76,61 169,78

956.935.000 528.635.000 339.560.000

90,78 76,61 169,78

100,00 100,00 100,00 100,00

34,50 22,58 6,55 4,91

115.000.000

150.000.000

88.740.000

59,16

88.740.000

59,16

III

1817

DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA BADAN KETAHANAN PANGAN

100.000.000 100.000.000

100.000.000 100.000.000

3,27 3,27

71.575.000 71.575.000 71,58

71.575.000 71.575.000

71,58 71,58

100,00 100,00

3,27 3,27

1817.09 Dukungan Manajemen dan Administrasi

JUMLAH

3.055.600.000

3.055.600.000

100,00

2.751.419.600

90,05

2.751.419.600

90,05

100,00

100,00

73

BAB. IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. PERMASALAHAN

1. Percepatan diversifikasi berjalan lambat hal ini disebabkan oleh karena pemahaman masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan sesuai dengan pola pangan harapan masih rendah, demikian juga dengan konsumsi pangan beragam bergizi seimbang aman dan bermutu belum terlaksana dengan baik. 2. Ketersediaan pangan di Propinsi Riau cukup riskan terjadinya kekurangan ketersediaan di pasaran, hal ini disebabkan karena kondisi iklim yang kurang kondusif sehingga terjadinya hambatan distribusi pangan dari propinsi tetangga. 3. Daerah-daerah sekitar aliran sungai berpotensi terjadinya kerawanan pangan setiap tahunnya. 4. Masih lemahnya koordinasi lembaga yang terkait dengan Ketahanan Pangan dan stake holder Ketahanan Pangan dalam mewujudkan Ketahanan Pangan. 5. Masih kurangnya upaya pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan Ketahanan Pangan.

74

B. SOLUSI
1. Melakukan upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang konsumsi pangan dengan apresiasi, sosialisasi, pelatihan,

penyuluhan dan magang ketahanan pangan. 2. Mendorong dan memfasilitasi kecukupan, ketersediaan pangan Kabupaten/Kota. 3. Meningkatkan antisipasi dini terjadinya kerawanan pangan melalui tingkat

pelatihan-pelatihan, mekanisme aliran data rawan pangan dan memberikan bantuan pangan atau work for food. 4. Melaksanakan secara intensif koordinasi lintas pelaku dan sektoral yang terkait dengan ketahanan pangan terhadap penyelesaian masalah-masalah ketahanan pangan yang terjadi di masyarakat. 5. Memfasilitasi peningkatan koordinasi antar instansi terkait dan stake holder dalam mewujudkan ketahanan pangan. 6. Memfasilitasi peningkatan peran masyarakat dalam pemberdayaan

ketahanan pangan 7. Meningkatkan pangan. peran serta masyarakat dalam mewujudkan ketahanan

75

Lampiran 1.
Realisasi pelaksanaan anggaran Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau tahun 2010 per 31 Desember 2011
No 1 A B BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 2 3 4 5 6 7 8 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan Penyediaan Makanan dan Minuman Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 706.121.500 32.121.500 195.000.000 70.000.000 65.000.000 54.000.000 10.000.000 30.000.000 250.000.000 14,06 0,64 3,88 1,39 1,29 1,08 0,20 0,60 4,98 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 91,88 70,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 65,00 100,00 13,66 0,45 3,88 1,39 1,29 1,08 0,20 0,39 4,98 82,50 18,49 63,28 99,79 99,59 99,93 99,91 40,00 97,08 582.572.104 5.940.000 123.392.654 69.851.550 64.732.950 53.962.000 9.990.750 12.000.000 242.702.200 Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan 2 Jumlah Anggaran Rp 3 8.031.343.704 Realisasi Bobot (%) 4 Volume Kegiatan 5 % 6 Fisik Tertimbang 7 % 8 Keuangan Rp 9 7.497.182.924

76

No 1

Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Jumlah Anggaran Rp 3 440.644.000 75.000.000 78.860.000 60.000.000 35.000.000 91.784.000

Realisasi Bobot (%) 4 8,78 1,49 1,57 1,20 0,70 1,83 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun Volume Kegiatan 5 % 6 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Fisik Tertimbang 7 8,78 1,49 1,57 1,20 0,70 1,83 % 8 99,25 99,56 98,77 98,58 99,56 99,30 Keuangan Rp 9 437.337.750 74.671.000 77.889.000 59.149.600 34.845.000 91.138.150

9 10 11 12 13

Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Peralatan Kantor Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

14

100.000.000

1,99

1 Tahun

100,00

1,99

99,65

99.645.000

Program Peningkatan Disiplin Aparatur 15 Pengadaan Pakaian Olahraga dan Kelengkapannya

43.850.000 43.850.000 0,87 95 orang 100,00

0,87 0,87 94,62

41.490.200 41.490.200

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

50.000.000

0,78

36.990.000

16 17

Pendidikan dan Pelatihan Formal Pembinaan Mental dan Fisik Aparatur

25.000.000 25.000.000

0,50 0,50

1 Tahun 1 Tahun

60,00 97,00

0,30 0,48

54,20 93,76

13.550.000 23.440.000

77

No 1

Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan 2

Jumlah Anggaran Rp 3

Realisasi Bobot (%) 4 Volume Kegiatan 5 % 6 Fisik Tertimbang 7 % 8 Keuangan Rp 9

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja dan Keuangan

30.000.000

0,60

30.000.000

18

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

30.000.000

0,60

1 Lap

100,00

0,60

100,00

30.000.000

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 19 20 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman (3B+) Penanggulangan Daerah Rawan Pangan Penumbuhan dan Pembinaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

1.000.000.000,00 400.000.000 250.000.000 7,97 19 klpk

100,00 100,00

14,94 7,97 0,00

0,97 96,82 94,61

966.851.000,00 387.292.000 236.530.900

4,98 6 Kab/kota 100,00

21 22

150.000.000 200.000.000

2,99 11 Kab/Kota 100,00 3,98 18 klpk tani 100,00

2,99 3,98

97,89 98,10

146.835.600 196.192.500

78

No 1

Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan 2

Jumlah Anggaran Rp 3

Realisasi Bobot (%) 4 Volume Kegiatan 5 % 6 Fisik Tertimbang 7 % 8 Keuangan Rp 9

23 24 25

Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pengembangan Desa Mandiri Pangan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ketahanan Pangan Pengembangan/Koordinasi OKKPD (Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah) Provinsi Riau Penyusunan Statistik Pangan Sinkronisasi Peningkatan Ketahanan Pangan Lomba Cipta Menu 3 B+ Tingkat Provinsi dan Nasional Replikasi Special Programme For Food Security (SPFS)

2.749.985.850 500.000.000 100.000.000 100.000.000

9,96 1,99

10 desa 33 orang

99,26 100,00 100,00 98,00

54,57 9,96 1,99 1,95

0,96 96,08 97,02 94,17

2.646.257.650 480.399.500 97.016.800 94.168.700

1,99 11 Kab/kota

26 27 28 29 30

50.000.000 150.000.000 350.000.000 175.000.000 250.000.000

1,00 20 bk,70 Pt 100,00 2,99 33 orang 100,00

1,00 2,99 6,97 3,49 4,98

97,61 97,79 95,27 98,62 97,16

48.807.000 146.686.000 333.456.400 172.580.800 242.908.800

6,97 12 Kab/kota 100,00 3,49 41 klpk tani 100,00 4,98 12 Kab/kota 100,00

Hari Pangan Sedunia (HPS), Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan 31 32 Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Riau Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren 100.000.000 300.000.000 1,99 5,98 50 orang 3 ponpes 100,00 100,00 1,99 5,98 88,24 97,36 88.241.000 292.073.500

33 Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan

150.000.000

2,99

100 org (4 klpk)

100,00

2,99

96,32

144.483.000

79

No 1

Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan 2

Jumlah Anggaran Rp 3

Realisasi Bobot (%) 4 Volume Kegiatan 5 % 6 Fisik Tertimbang 7 % 8 Keuangan Rp 9

34

Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Food Insecurity Atlas (FIA) Pemantauan dan Analisis Distribusi Harga Pangan

100.000.000

1,99

96,00

1,91

89,51

89.506.300

35

100.000.000

1,99 11 Kab/Kota 100,00

1,99

99,98

99.982.000

36

Mengikuti Kegiatan Pameran dalam rangka Hari Krida Pertanian dan Pekan Nasional Tani Nelayan Andalan , serta HUT Provinsi Riau / Riau Expo 2010 Penyusunan dan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM) Analisis Situasi Konsumsi Pangan, Penganekaragaman Dan Keamanan Pangan

100.000.000

1,99 11 Kab/kota 100,00

1,99

99,78

99.783.000

37 38

74.985.850 75.000.000

1,49 1,49

44 44

94,08 100,00

1,41 1,49

94,04 95,87

70.514.850 71.900.000

39

Pembinaan dan Peningkatan Akses Pangan Masyarakat Desa

75.000.000

1,49

20 org petugas

100,00

1,49

98,33

73.750.000

TOTAL DANA KEGIATAN

5.020.601.350

123

94,20 94,44

4.741.498.704

80

You might also like