You are on page 1of 15

ANTIDIABET

A.

PENDAHULUAN Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang

wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa. Pasien dapat dipisahkan menjadi 2, yaitu mereka yang sudah diketahui sebelumya menderita diabetes dan mereka yang didiagnosis menderita diabetes saat sedang hamil (gestasional). Diabetes diklasifikasikan sebagai Tipe tipe (!nsulin Dependent Diabetes "ellitus

#!DD"$) dan tipe 2 (%on !nsulin Dependent Diabetes "ellitus #%!DD"$). Diabetes adalah kasus genetik yang pada umumnya dimiliki sejak kecil dan memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah. Diabetes tipe 2 dipengaruhi oleh keturunan dengan penyebabnya adalah kurangnya penghasil insulin dalam tubuh dan tidak sensitif terhadap hormon insulin. Diabetes tipe 2 adalah kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah. !nsulin sendiri adalah hormon yang membawa glukosa dari darah masuk se dalam sel&sel tubuh. !nsulin hanya diproduksi oleh sel&sel beta pada pulau&pulau 'angerhans pankreas. Tanpa insulin, nutrisi tetap berada dalam plasma dan meningkat. (ebagian nutrisi akhirnya akan hilang dalam urine, hingga sel&sel tubuh mengalami kelaparan. )asil akhir kehamilan yang baik memerlukan perhatian yang teliti terhadap diet, pemantauan dan pemberian insulin. Pada penderita diabetes gestational yang tidak berat, dapat dikendalikan gula darah melalui diet saja. *ila tidak memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia, maka ibu dapat melahirkan secara normal dalam usia kehamilan +,&-. minggu selama tidak ada komplikasi lain. /pabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan dengan insulin, maka sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini

pada kehamilan +0&+1 minggu terutama bila kehamilannya diikuti oleh komplikasi lain seperti makrosomia, pre&ekalmpsia, atau kematian janin. Pengakhiran kehamilan lebih baik lagi dengan induksi (perangsangan) atau operasi 2aesar. 3anita dengan diabetes gestasional memiliki risiko meningkat untuk mengalami diabetes tipe 2 setelah melahirkan. 4adar glukosa darah ibu harus diperiksa 0 minggu setelah melahirkan dan setiap + tahun ke depan.

B.

JENIS OBAT ANTIDIABETIK

1. INSULIN !nsulin adalah pengobatan penderita untuk pertama kali. (ebagian besar pasien diabetes yang hamil mendapatkan suntikan preparat human insulin. 4arena insulin akan dihancurkan bila diberikan per os, maka pemberiannya hanya per injeksi. /da tiga tipe preparat lama menurut lama kerjanya yaitu5 short acting, intermediate acting, dan long acting. !nsulin intermediate dipilih untuk penderita yang cenderung menderita ketoasidodsis. 4emudian diperkenalkan preparat insulin yang baru yaitu5 insulin lispro dan insulin aspart, yang dapat bekerja lebih cepat dibandingkan short acting preparat lama. Preparat ini memungkinkan pasien untuk menyuntik diri sendiri seesaat sebelum makan daripada menunggu +. menit. !nsulin yang sering digunakan selama kehamilan biasanya hanya 2 tipe, yaitu tipe short (actrapid) dan intermediate (monotartd).

Tabel 1. Tipe Insulin INTERMEDIAT SHORT regular, dapat larut E isofan, lente suspensi insulin& 6ink &2 jam 0& 2 jam 1&2- jam LONG ultralente kristalin suspensi insulin&6ink -&0 jam 0& 1 jam 2.&+0 jam

Tipe 2ontoh

/witan kerja Puncak Durasi

+. menit 2&- jam sampai 1 jam

7/8"/49D!%/"!4/ !%(:'!% !nsulin mempunyai efek penting yang memudahkan gerak glukosa menembus membran sel. !nsulin membantu meningkatkan penyimpanan lemak dan glukosa ke dalam sel&sel sasaran, mempengaruhi pertumbuhan sel serta fungsi metabolisme berbagai macam jaringan. !nsulin bekerja pada hidrat arang, lemak serta protein, dan kerja insulin ini pada dasarnya bertujuan untuk mengubah arah lintasan metabolik sehingga gula, lemak dan asam amino dapat tersimpan dan tidak terbakar habis.

7/8"/494!%;T!4/ !%(:'!% )ati dan ginjal adalah organ yang membersihkan insulin dari sirkulasi. )ati membersihkan darah kira&kira 0.< dari insulin dan ginjal membersihkan +=& -.<. %amun, pada pasien diabetes yang mendapatkan pengobatan insulin, rasio tersebut menjadi terbalik, sebanyak 0.< insulin eksogen yang +

dibersihkan oleh ginjal dan hati membersihkan tidak lebih dari +.&-.<. 3aktu paruh waktu insulin dalam sirkulasi adalah +&= menit.

2/8/ P;"*;8!/% !%(:'!% (ebagian ibu hamil dengan diabetes gestasional mungkin hanya memerlukan > suntikan preparat insulin intermediate acting per hari, karena mereka masih memiliki cukup horman dari tubuhnya sendiri untuk mempertahankan keadaan normoglikemia sepanjang malam. (ebelum memberikan terapi, kenali jenis insulin yang ada, kandungan?ml (unit?ml). 4enali pula jenis spuit insulin yang tersedia5 -. u?ml, .. u?ml, =.u?.,= ml. (untikan diberikan subkutan di deltoid, paha bagian luar, perut, sekitar pusat. (untikan diberikan secara tegak lurus. Tempat suntikan sebaiknya diganti&ganti. Pasien segera diberi makan setelah suntikan diberikan. Paling lama setengah jam setelah suntikan diberikan. 4alau pasien suntik sendiri, harus dapat melihat dengan jelas angka pada alat suntik. (aat ini ada alat suntik bentuk pena dengan kontrol dosis yang lebih mudah dan lebih tepat,dan mudah dibawa&bawa.

D9(!( !%(:'!% Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis yang sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda& tanda perlu ditambah atau dikurangi. Terapi insulin direkomendasikan oleh The /merican Diabetes /ssociation ( @@@) ketika terapi diet gagal untuk mempertahankan kadar gula darah puasa # @= mg?dl atau 2 jam setelah makan kadar gula darah # 2. mg?dl. Takaran insulin untuk mencapai konsentrasi -

gula darah normal berkisar dari .,2 unit?kg **?haribagi pasien diabetes yang sehat hingga 2 unit?kg **?hari pada pasien yang obesitas. Dosis insulin dibakukan dalam unit dan terdapat sediaan -., 1., atau .. unit?ml. Dosis bagi bagi seorang penderita ditentukan berdasarkan diagnosis kebutuhan insulin yang dicari dengan pengaturan !nsulin 8eguler dan pengukuran kadar gula darah serta reaksi reduksi air kemih. (ekedar perkiraan dosis, bila tidak tersedia laboratorium maka dapat digunakan reaksi reduksi5 bila A maka tidak memerlukan insulin, bila A A diberi = unit insulin, bila A A A diberi . unit insulin dan dinaikkan = unit hingga reaksi reduksi positif ringan.

!%T;8/4(! !%(:'!% *eberapa hormon melawan efek hipoglikemia insulin misalnya hormon pertumbuhan, kortikotropin, glukokortikoid, tiroid, estrogen, progestin dan glukagon. /drenalin menghambat sekresi insulin dan merangsang glikogenolisis. Buanetidin menurunkan gula darah dan dosis insulin perlu disesuaikan bila obat ini ditambahkan?dihilangkan dalam pengobatan. *eberapa antibiotik (kloramfenikol, tetrasiklin, salisilat dan fenilbutason) meningatkan kadar insulin dalam plasma. %ikotin mengurangi absorpsi insulin dengan menyebabkan Casokonstriksi.

2. ORAL ANTIDIABETIK /ntidiabetik oral mungkin berguna untuk yang alergi insulin atau tidak mau pemakaian suntik. 4emudian akhirnya ditemukan golongan obat 9/D, yaitu (ulfonilurea dan *iguanid. Pemakaian klinis 9/D harus didahului dengan pemeriksaan laboratorium dan penetapan diagnosis. Diabetes pada usia muda, kehamilan dan diabetes berat disertai komplikasi mutlak memerlukan insulin dan tidak dapat ditolong dengan 9/D. )arus berhati&hati pula, bila penderita mempunyai fungsi hati yang menurun, infark jantung dan gangguan hormonal lainnya. (ebaiknya tidak diberikan pada pasien hamil.

7/8"/49D!%/"!4/ D 7/8"/494!%;T!4/ 9/D (ulfonilurea bekerja dengan merangsang sel E pankreas agar menghasilkan insulin, maka dari itu sangat bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin (penderita %!DD"). (ulfonilurea diabsorpsi baik melalui usus, kemudian tersebar ke seluruh cairan ekstrasel. Dalam plasma sebagian terikat pada protein plasma terutama albumin (,.&@.<), dalam hati obat ini diubah menjadi karboksitolbutamid dan diekskresi melalui ginjal. (ediaannya adalah Blibenklamid, 4lorpropamid, Tolbutamid dan Blikuidon. (ulfonilurea dapat memberikan gejala trombositopeni dan agranulositosis. *iguanid meningkatkan pemanfaatan glukosa yang tersedia dalam jaringan tapi tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen. DeriCat *iguanid mempunyai mekanisme yang berlainan dengan deriCat (ulfonilurea, kerjanya tidak melalui perangsangan sekresi insulin tapi langsung terhadap organ sasaran. Terdapat sediaan fenformin dan metformin. Dapat digunakan bersama insulin dan sulfonilurea. (ebagian pasien yang gagal dengan (ulfonilurea dapat ditolong dengan *iguanid. *iguanid sering menimbulkan )ipoglikemia 0

dan asidosis. Pemberian *iguanid pada pasien nondiabetik tidak menurunkan kadar kadar glukosa darah, tetapi ternyata menunjukkan efek potensiasi dengan insulin.

Tabel 2. Na a!na a Oba" An"i#iabe"i$ O%al NAMA OBAT /karbos KONTRA! INDIKASI )ipersensitif, gangg. intestinal kronis, gangg. ginjal berat, kehamilan D laktasi E&EK SAMPING Bangg. pencernaan seperti kembung diare, nyeri saluran cerna

INDIKASI Terapi penambah utk diet penderita D"

DOSIS Dosis awal =. mg, kemudian dpt ditingkatkan menjadi ..& 2.. mg setelah -&1 minggu, +>?hr

2hlorpopamid

D" tanpa komplikasi tipe non&ketotik.

D" Parah D pemeliharaan5 2=. mg?hr. 8ingan D 'ansia5 .. mg?hr.

D" tipe remaja D pertumbuhan, parah?tdk stabil, komplikasi dg ketoasidosis, koma diabetik

;rupsi kulit, eritema multiform, dermatitis eksfoliatif

Blibenklamid

%!DD",

Dosis awal = mg?hr bersama makan pagi.

!DD", penderita diabetik ketoasidosis, penderita Dosis umum5 nondiabetik dg 2,= mg &+ kali glikosuria ginjal, sehari. gangg. fungsi hati D ginjal parah, "aks5 = mg?hr. diabetes melitus dg komplikasi, 'ansia?kondisi lemah fisik5 2,= hamil D menyusui, mg?hr. hipersensitif

;fek gastrointestinal, reaksi )ipoglikemia, reaksi alergi kulit

Blicla6id

%!DD" dimana modifikasi diet gagal utk mengendalikan hiperglikemia

Dosis awal5 -.& 1. mg?hr. Dosis la6im5 -.& +2. mg?hr. Dosis $ 0. mg hrs diberikan 2>?hr.

!DD", diabetes ketoasidosis, koma, hamil, laktasi, bayi D anak, pasca trauma berat?infeksi, hipersensitif, gagal ginjal?hati berat

)ipoglikemia, gangg. fungsi hati D saluran cerna, reaksi kulit, diskrasia darah. Farang5 gagal hati, hepatitis D ikterus.

Blikuidon

%!DD"

/wal =mg?hr,

!DD", koma,

)ipoglikemia, 1

dpt ditingkatkan sampai -=&0. mg?hr diberikan 2&+ dosis terbagi. Dosis tunggal maks. 0. mg, dosis harian maks. 2. mg Blimepiride %!DD" dimana glukosa darah tdk dpt dikendalikan hanya dg diet, latihan jasmani D pengurangan ** saja /wal mg >?hr, kemudian ditingkatkan brtahap dg interCal &2 minggu, pd kasus khusus 1 mg?hr

diabetik ketoasidosis, hamil, laktasi

alergi, ruam kulit, gangg. hematologi, intoleransi sal cerna, mual muntah

)ipersensitif, diabetes ketoasidosis, koma, !DD", gangg. fungsi hati berat?sedang menjalani dialisis

Bangg. penglihatan temporer, mual, muntah, rasa penuh pd epigastrium, nyeri perut, diare, peningkatan en6im hati, kolestasis, ikterus, hepamis, gagal hati. )ipoglisemia, erupsi mukokutis, gangg. saluran cerna, gangg. hati, reaksi hematologi

Blipi6id

:ntuk kontrol hipeglisemia pd %!DD"

> sehari = mg

)ipersensitif, !DD", insufisensi hati D ginjal parah

"etformin )2l (biguanid)

Pengobatan utama D tambahan,

=.. mg +> sehari atau

4oma diabetik D ketoasidosis, gangg. fungsi

Bangg. saluran cerna, koma diabetik D @

tunggal?kombina 1=. mg 2> si dg sehari insulin?sulfonilu rea

ginjal serius, ketoasidosis penyakit hati kronis, kegagalan jantung, miokardial infark, alkoholisme, keadaan penyakit kronik?akut yg berkaitan dg hipoksia jaringan, hipersensitif thd biguanid, infeksi, gangren, selama?segera stlh pembedahan. !DD", diabetik )ipoglikemia, ketosidosis, hamil gangg. sal D laktasi pencernaan (mual, diare), infeksi sal napas atas, nyeri punggung, gejala flu, pusing, artropati, bronkitis, batuk, peningkatan kadar en6im hati

%ateglinide

%!DD" tunggal?kombina si dg "etformin

2. mg +>?hr

Pioglita6on

%!DD". 4ombinasi monoterapi dg sulfonilurea?met formin saat

= atau +. mg sekali sehari

Pernah mengalami kerusakan jantung, kerusakan hati,

;dema ringan hingga sedang

makan, olahraga D monoterapi yg cukup

pasien dialisa, D kombinasi terapi dengan insulin. /nak&anak # 1 thn

8epaglinid

%!DD" yg tdk trkontrol dg diet dan olahraga, kombinasi dg "etformin.

.,= mg setiap sblm makan. Terapi pindahan dr 9/D lain5 mg setiap sblm makan, maks. mg. Total dosis tdk blh melebihi 0 mg?hr.

)ipersensitif, )ipoglikemia bumil D menyusui, !DD", ketoasidosis, gangg. fungsi hati D ginjal parah

'.

E&EK SAMPING ANTIDIABETIK


a.

)ipoglikemia. )ipoglikemia dapat terjadi pada penderita yang tidak mendapat dosis yang tepat, tidak makan cukup atau dengan gangguan fungsi hati dan ginjal. Pemberian insulin yang berlebihan akan menurunkan kadar gula darah dengan akibat syok. Periksa konsentrasi gula darah sebelum melakukan aktifitas penting seperti mengemudi dan setiap 2 jam sekali, dan selalu sediakan gula dalam bentuk permen. Pasien yang tidak sadarkan diri harus mendapat suntikan glukagon atau glukosa intraCena. (erangan )ipoglikemia merupakan keadaan yang berbahaya dan jika terjadi berulang dapat menimbulkan kerusakan otak pada ibu atau neonatus. Pasien harus mengenali gejalanya yaitu, gemetar, berkeringat, mengantuk, ingatan menurun hingga hilang. )ipoglikemia neonatal, berikan /(! segera.

b.

)iperglikemia Bejala )ipoglikemia hampir sama dengan )iperglikemia, karena keduanya berakhir dengan koma. "etabolisme yang berlebihan karena insulin ini menghasilkan 6at&6at keton yang bersifat asam, sehingga p) darah menurun dan mengakibatkan asidosis. Peningkatan keton yang berlanjut mengakibatkan penderita jatuh dalam keadaan koma dan mengeluarkan bau keton.

c.

)ipokalsemia?)ipomagnesemia neonatal 'akukan pemantauan mengingat konsentrasi kedua nutrien ini lebih rendah pada ibu hamil dengan diabetes dan bayinya, tersedia preparat suntikan kalsium dan magnesium.

d.

Polisitemia neonatal 'akukan pemantauan bilirubin, tersedia fasilitas untuk transfusi pertukaran. 2

e.

!nfeksi !nflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit kurang baik. 'akukan pemeriksaan urine, inspeksi kulit, pemberian antibiotik profilaktik, teknik pemberian /(! yang baik penting untuk mencegah abses payudara. !ritasi ditempat suntikan dapat diatasi dengan krim antihistamin. !nsulin babi digunakan untuk desentisasi atau pengobatan sementara penderita insulin dependen dengan alergi sistemik atau alergi lokal persisten.

f.

'ipodistrofi (atropi atau hipertropi) "erupakan penimbunan lemak akibat pajanan insulin berlebihan. Farang terjadi dan merupakan respon imun. Pada lipoatropi terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atropi jaringan lemak. 'ipohipertropi ialah pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat efek lipogenik insulin.

g.

Bejala saluran pencernaan /ntara lain berupa mual, diare, sakit perut, hipersekresi asam lambung yang kadang terasa seperti pirosis substernal di daerah jantung. Bejala ini dapat diatasi dengan mengurangi dosis, memberikannya bersama makanan atau membagi obat dalam beberapa dosis.

D.

INTERAKSI OBAT Pemberian preparat /ntagonis E2 (seperti ritodrin) mengaburkan takikardi dan membuat kesadaran akan hipoglikemia hilang sehingga akan berbahaya terutama untuk ibu hamil dan janinnya. 3arfarin dan /spirin juga meningkatkan resiko )ipoglikemia. 9bat yang dapat meningkatkan resiko )ipoglikemia sewaktu pemberian (ulfonilurea adalah insulin, alkohol, fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar, fenilbuta6on, oksifenbuta6on, probene6id, dikumarol, kloramfenikol, penghambat "/9, guanetidin, anabolik steroid, fenfluramin, dan klofibrat. Terutama pemberian 4lorpopamid dapat menurunkan toleransi terhadap alkohol. Propanolol dan obat penghambat adrenoseptor E lainnya menghambat reaksi takikardi, berkeringat dan tremor pada hipoglikemia oleh berbagai sebab termasuk oleh 9/D, sehingga keadaan )ipoglikemia memberat tanpa diketahui. 4ortikosteroid dan *arbiturat mempunyai efek berlawanan dengan Blica6id. ;fek )ipoglikemik Blica6id dapat dipotensiasi dengan fenilbuta6on, salisilat, sulfonamid, deriCat kumarin, "/9!, penghambat beta adrenergik, tetrasiklin, kloramfenikol, klofibrat, disopiramid, mikona6ol, simetidin oral. 4hasiat Blica6id berkurang oleh kortikosteroid, kontrasepsi oral, tia6ide, deriCate fenotia6in, hormon tiroid dan laksatif. %ateglinide berpotensiasi efek hipoglikemik oleh /!%(, salisilat, penghambat "/9, dan penghambat G adrenergik non selektif, terutama penurunan efek hipoglikemik jika diberikan bersama tia6id, kortikosteroid, produk dari tiroid dan simpatomimetik, alkohol dan 9/D.

E.

RE&ERENSI Farmakologi dan Terapi. Farmakologi Dasar dan Klinik. Farmakologi Kebidanan. !katan (arjana 7armasi !ndonesia. 2..@. Informasi Sosialite Obat Indonesia (vol. 44). Fakarta5 /(7!. 8ochman, /bdul. 2. . Ilmu Pen akit Obstetri Dan !inekologi. Fakarta5 e&book 4likDokter. Sinopsis Farmakolologi.

You might also like