You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah.

Otitis media sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak anak di bawah usia 15 tahun. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (eg sinusitis, hipertrofi adenoid! atau reaksi alergik ( eg rhinitis alergika! dan sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran "ustachius. #ejala yang sering ditimbulkan pada otitis media biasanya ialah rasa nyeri, pendengaran berkurang, demam, pusing, juga kadang disertai mendengar suara dengung (tinitus!. $ebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas (%$P&!, otitis media juga merupakan salah satu penyakit langganan anak. 'i &merika $erikat, diperkirakan (5) anak mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. 'i %nggris, setidaknya *5) anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun. 'i negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia +,- tahun. B. Rumusan Masalah 1. .agaimana konsep dasar teori Otitis /edia $erosa ( O/$ !0 *. .agaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada Otitis /edia $erosa (O/$!0 C. Tujuan 1. 1ntuk mengetahui konsep dasar teori O/$. *. 1ntuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada O/$.

BAB II PEMBAHASAN

A. K NSEP DASAR TE RI !. De"#n#s# O/$ merupakan infeksi telinga tengah yang ditandai dengan

terkumpulnya cairan serosa atau mukoid didalam telinga tengah. Otitis media serosa2efusi adalah terdapatnya cairan didalam telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejalainfeksi aktif. $ecara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negati3e dalam telimga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachius. Otitis media seosa akut adalah keadaan terbentuknya cairan di telinga tengah secara tiba,tiba yang disebabkan gangguan pada fungsi tuba eustachius. 4airan yang terbentuk biasanya encer dan jernih. 5eadaan ini sering terjadi pada orang dewasa dan sering disebut dengan .arotrauma. Otitis /edia $erosa ialah salah satu penyakit pada telinga tengah yang disebabkan oleh transudasi plasma dari pembuluh darah kedalam rongga telinga tengah yang terutama disebakan oleh perbedaan tekanan hidrostatik. $. Et#%l%g# Penyebab sebenarnya belum diketahui, namun banyak sumber yang mengatakan O/$ dapat disebabkan oleh adanya obstruksi tuba "ustachii, alergi, infeksi atau factor kekebalan. O/$ dapat pula terjadi akibat O/& yang tidak kunjung sembuh. 4airan yang terdapat didalamnya merupakan campuran transudat dari plasma akibat tekanan negati3e yang disebabkankarena disfungsi tuba eustachii dan eksudat dari sel sekresi atau sel #oblet.
2

a. $umbatan tuba, dalam hal ini disebabkan perubahan tekanan yang tiba, tiba. b. 6irus yang berasal dari infeksi saluran pernafasan atas. c. &lergi yang biasanya berasal dari saluran pernafasan atas. d. %diopatik 2 tidak diketahui sebabnya &. Klas#"#kas# a. #lue era atau Otitis /edia $erosa 5ronis adalah keadaan timbulnya cairan pada telinga tengah secara bertahap tanpa rasa gejala pada telinga yang berlangsung lama. #lue ear lebih sering terjadi pada anak, anak tarutama usia 5,7 tahun. 4airan terbentuk kental seperti lem. .iasanya terjadi akibat O/& yang tidak sembuh sempurna, infeksi 3irus, keadaan alergi atau gangguan mekanisme pada tuba. b. .ila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus dicari. "fusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan barotraumas (misalnya penyelam! dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustacii akibat infeksi atau alergi saluran napas atas terjadi, hal ini sering disebut dengan Me'#a Ser%sa Akut. .atasan antara kondisi Otitis /edia $erosa &kut dan Otitis /edia $erosa 5ronik hanya pada cara terbentuknya sekret. Pada Otitis /edia $erosa &kut sekret terjadi secara tiba,tiba ditelinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronik sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala,gejala pada telinga yang berlangsung lama. (. Pat%"#s#%l%g# Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat
3

t#t#s

saluran "ustachius. $aat bakteri melalui saluran "ustachius, mereka dapat

menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel,sel darah putih untuk melawan bakteri. $el,sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. $ebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. $elain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran "ustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel,sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga. 8ika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang, tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. 5ehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar *9 desibel (bisikan halus!. :amun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 95 desibel (kisaran pembicaraan normal!. $elain itu telinga juga akan terasa nyeri. 'an yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya. Pada gangguan ini (O/$! biasanya terjadi disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang diakibatkan oleh infeksi saluran nafas atas, sehingga timbul tekanan negati3e ditelinga tengah. $ebaliknya, terdapat gangguan drainase cairan telinga dan kemungkinan refliks sekresi esophagus kedaerah ini secara normal bersifat steril. 4ara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalaui tuba eustachii akibat pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tube eustachii akibat kontaminasi secret dalam nasofaring. .akteri juga dapa masuk telinga tengah bila ada perforasi membrane tympani. "ksudat purulen biasanya ada dalam telinga tengah dan mengakibatkan kehilangan pendengaran konduktif. O/$ mengeluarkan cairan, tanpa bukti adanya infeksi aktif, dalam telinga tengah. $ecara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negatif dalam telinga tengah yang disebabkan obstrusi tubaeustchi. 'isfungsi tubaeustchi akibat infeksi atau alergi saluran napas atas yang terjadi.

). Path*a+ ;erlampir ,. Man#"estas# kl#n#s #ejala otitis media dapat ber3ariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan sementara atau sangat berat. 5eadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa. /embrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negati3e pada telinga tengah dengan insulator balon yang 5eluhan a. :yeri telinga ( otalgia ! b. $akit telinga yang berat dan menetap. c. ;erjadi gangguan pendengaran yang bersifat sementara . d. Pada anak,anak bisa mengalami muntah, diare dan demam sampai 9<,5=4 e. #endang telinga mengalami peradangan dan menonjol. f. 'emam g. &noreksia h. >imfadenopati ser3ikal anterior Pada Otitis /edia $erosa pasien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi ketika tuba eustachii berusaha membuka. /embrane tymphani tampak kusam (warna kuning redup sampai abu,abu pada otoskopi pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah. &udiogram biasanya menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif. ;uli yang nyata karena secret yang kental. #ejala umum yang paling jelas terlihat ialah pendengaranyang berkurang, selain itu juga adanya keluhan rasa tersumbat pada telinga atau
5

dikaitkan

ke

otoskop

!,

dapat

mengalami

perforasi.

Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani.

suara sendiri terdengar lebih keras dari suara luar pada telinga yang terkena. ;elinga nyeri, ;elinga terasa ada cairan, ;elinga berdenging, &danya perasaan berputar (pusing!.;elinga keluar nanah pada #lue ear. -. Pemer#ksaan Penunjang a. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar b. ;impanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani c. 5ultur dan uji sensitifitas ? dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (&spirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani!. .. K%m/l#kas# a. %nfeksi pada tulang di sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis! b. >abirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler!. c. ;uli d. &bses otak. ;anda,tanda terjadinya komplikasi a. $akit kepala b. ;uli yang terjadi secara mendadak c. 6ertigo (perasaan berputar! d. 'emam dan menggigil. 0. Penatalaksanaan 1ntuk otitis media serosa ( otitis media dengan efusi !, terapi yang umum dilakukan adalah menunggu. 5eadaan ini umumnya sembuh sendiri dalam * bulan. 1ntuk otitis media serosa yang persisten, dianjurkan untuk melakukan miringotomi. /iringotomi adalah prosedur bedah dengan memasukkan selang penyeimbang tekanan ke dalam membrane timpani. @al ini memungkinkan 3entilasi dari telinga tengah, mengurangi tekanan negati3e dan memungkinkan drainase cairan. $elang itu umumnya lepas sendiri setelah - sampai 1* bulan. 5ortikosteroid, dosis rendah, kadang dapat mengurangi edema tuba eustachii pada kasus barotrauma.
6

5emungkinan kolesteatoma.

komplikasinya

adalah

atrofi

membrane

timpani,

timpanosklerosis (parut pada membrane timpani!, perforasi kronik, dan

B. K NSEP DASAR ASUHAN KEPERA1ATAN !. Pengkaj#an 'ata yang muncul saat pengkajian a. $akit telinga2nyeri (otalgia! b. Penurunan2tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telingaA;initus c. Perasaan penuh pada telinga d. $uara bergema dari suara sendiri e. .unyi BletupanC sewaktu menguap atau menelan f. 6ertigo, pusing, gatal pada telinga g. Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga h. Penggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin! i. ;anda,tanda 3ital (suhu bisa sampai 9<= 4!, demam j. 5emampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat k. Deflek kejut l. ;oleransi terhadap bunyi,bunyian keras m. ;ipe warna dan jumlah cairan (4airan telinga? hitam, kemerahan, jernih, kuning! n. &lergi saluran nafas bagian atas o. 'engan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram p. &danya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya, alergi $. D#agn%sa Ke/era*atan 'iagnosa pre operatif a. #angguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori, transmisi dan integrasi. b. @ipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada eustachius. c. :yeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (adanya tekanan dan robeknya gendang telinga!
8

d. #angguan citra diri berhubungan dengan adanya penyakit kronis ( keluarnya nanah dan paralisis ner3us facialis!. e. &nsietas2cemas berhubungan dengan tindakan pembedahan . f. 5urang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai tindakan dan terapi. g. Desiko cedera berhubungan dengan penurunan persepsi sensori, infeksi berlanjut. 'iagnosa post operatif a. :yeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik. b. Desiko infeksi berhubungan dengan tindakan mastoidektomi &. Inter2ens# Inter2ens# /re %/3 D#agn%sa3 #angguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori, transmisi dan integrasi. Tujuan 4 KH3 - 5lien dapat menerima pesan melalui metoda pilihan (misal komunikasi tulisan, bahasa lambang! berbicara dengan jelas pada telinga yang baik - 5lien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai!. - .erbicara jelas dan tegas pada klien tanpa perlu berteriak INTER5ENSI RASI NAL a. /emberikan pencahayaan yang a. /enunjukkan perhatian memadai bila klien bergantung pada gerak bibir b. /enggunakan tanda tanda b. /empermudah menerima stimulus klien untuk dan penghargaan

non3erbal (mis."kspresi wajah, menunjuk, atau gerakan tubuh! dan bentuk komunikasi lainnya.

c.

/enunjukkan perhatian dan penghargaan

c. /empermudah gerak bibir untuk d. /empermudah

untuk melihat

d. e.

/embantu

klien

klien

mempersepsikan informasi atau orang terdekat klien

untuk mempersepsikan informasi membantu keluarga dan

%nstruksikan kepada keluarga e. ;eknik komunikasi efektif dapat tentang bagaimana teknik komunikasi yang efektif klien berkomunikas &lat pendengaran dapat

f.

5olaborasi dlm penggunaan alat f. bantu pendengaran, bila klien menginginkan

membantu klien untuk mendengar

D#agn%sa3 @ipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada eustachius. Tujuan 4 KH3 - $uhu tubuh :ormal (+-,+( E 4! a. Pantau suhu pasien (derajat dan a. $uhu +7,F,91,1 E4 menunjukkan pola!, perhatikan diaphoresis b. Pantau suhu lingkungan batasi2 b. suhu ruangan atau jumlah selimut tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi harus normal dapat c. .erikan kompres mandihangat, c. 5ompres mengurangi demam. hindari penggunaan alcohol d. 5olaborasi pemberian antipiretik d. digunakan demam. misalnya aspirin dan membantu diubah untuk mempertahankan suhu mendekati menggigil2 proses penyakit infeksius akut.

untuk mengurangi

10

asetaminofen e. 5olaborasi pemberian antibiotik e. 'igunakan untuk menghambat

proses infeksi

D#agn%sa :yeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (adanya tekanan dan robeknya gendang telinga! Tujuan 4 KH3 - 5lien mengungkapkan bahwa rasa nyeri berkurang. - skala nyeri <,+ - 5lien tampak rileks - 5lien mampu melakukan metode pengalihan suasana a. 5aji skala nyeri pasien (PGD$;! a. 1ntuk mengetahui skala nyeri

pasien untuk dapat menentukan inter3ensi selanjutnya. b. &jarkan melakukan 5lien metode untuk b. /etode relaksasi pengalihan suasana

mengalihkan suasana dengan saat nyeri yang teramat sangat muncul, relaksasi yang seperti menarik nafas panjang. c.

dengan melakukan relaksasi bisa mengurangi nyeri yang diderita klien.

5ompres dingin di sekitar area c. 5ompres dingin bertujuan untuk telinga mengurangi nyeri karena rasa nyeri teralihkan oleh rasa dingin disekitar area telinga.

d.

&tur posisi klien

d. Posisi yang sesuai akan membuat klien merasa lebih nyaman.

e.

5olaborasi,

e. &nalgesik

merupakan

pereda
11

.eri

aspirin2analgesik beri sedatif

sesuai sesuai

nyeri yang efektif pada pasien untuk mengurangi sensasi nyeri

instruki,

indikasi dari dalam. D#agn%sa3 #angguan citra diri berhubungan dengan adanya penyakit kronis ( keluarnya nanah dan paralisis ner3us facialis!. Tujuan 4 KH3 - Pasien dapat menerima kenyataan situasi dirinya. - Pasien mampu memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif a. 'iskusikan dengan pasien, yangakan datang. arti perubahan a. alat identifikasi dalam mengidentifikasi untuk memfokuskan inter3ensi secara

masalah perhatiandan konstruktif

persepsisituasi2harapan

b. 4atat bahasa tubuhnon 3erbal, b. 'apat menunjukan depresi atau peilakunegatif. 5aji pengerusakan diri keputusasaan, untuk pengkajian lanjut tenang c. Pasien dapat mengalami depresi cepat atau reaksi syok dan menyangkal. 'apat membantu menghilangkan takut pasien akan kematian. D#agn%sa3 &nsietas cemas berhubungan dengan tindakan pembedahan. Tujuan 4 KH3 - 5lien mampu mengungkapkan kekhawatirannya2 ketakutannya - Despon klien tampak tersenyum. a. 5aji ulang tingkat kecemasan a. /embantu klien dan anjurkan klien serta mengenai
12

kebutuhan

c. Pertahankan

tindakan

dan meyakinkan.

dalam penentuan

inter3ensi

untuk mengungkapkan kecemasan keprihatinannya pembedahan.

b. %nformasikan mengenai pembedahan untuk diketahui sebelum pembedahan c. 'iskusikan operatif harapan dan klien lingkungan ruang operasi penting

b. Pemberian operasi

informasi

dapat

mengurangi kecemasan sebelum

pasca c. 'apat

membantu

mengurangi

ansietas mengenai hal hal yang tidak diketahui klien

D#agn%sa3 5urang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai tindakan dan terapi. Tujuan 4 KH3 keluarga klien mengungkapkan dirumah a. ;entukan pemahan tentang instruksi perawatan

persepsi a. /embuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran indi3idu kebutuhan belajar indi3idu.

pasiententang proses penyakit. b. 5aji ulang proses

penyakit, b. /embantu untuk mengetahui

penyeb2 efek hubungan factor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan factor pendukung. c. 'orong timbul pertanyaan

faktor pencetus2pemberat indi3idu sehingga dapat menghindari.

c. Pengetahuan dasar yang akurat memberikan kesempatan pasien untuk membuat keputusan masa informasi2pilihan tentang

depan dan control penyakit kronis.

d. 5aji ulang obat, tujuan, frekuensi, d. $teroid dapat digunakan untuk dosis, dan kemungkinan efek mengontrol inflamasi dan
13

samping

mempengaruhi remisi penyakit? namun obat dapat menurunkan ketahanan terhadap infeksi dan menyebabkan retensi cairan. Desiko cedera berhubungan dengan penurunan persepsi

D#agn%sa

sensori, infeksi berlanjut Tujuan 4 KH3 - 5lien dan keluarga memahami faktor yang dapat terlibat dalam kemungkinan cedera. - /enunjukkan perubahan perilaku untuk melindungi diri daricedera dan mampu menciptakan lingkungan sesuai indikasi a. .antu dengan ambulasi dan a. /encegah jatuh dengan cedera akti3itas perawatan diri sesuai kebutuhan tubuh. b. .erikan petunjuj yang sederhana b. 5etidakseimbangan proses dan singkat pada pasien yang sadar. c. Pertahankan penghalang bantalan,tempat posisi yang tengah tempat terpasang, tidur pemikiran akanmembuat pasienkesulitan dalammemahami petunjuk yang panjang. tidur c. /enurunkankemungkinan diberi dalam adanyatrauma

P%st %/ D#agn%sa3 :yeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik. Tujuan 4 KH3 - Pasien tampak rileks, skala nyeri (1,+! Inter2ens# Ras#%nal a. 5aji ulang keluhan nyeri, a. /emberikan untuk membantu menentukan pilihan informasi dalam atau
14

perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas.

keefektifan inter3ensi. b. .erikan posisi yang nyaman b. 1ntuk meningkatkan relaksasi. mengurangi rasa nyeri pada pasien. c. ;ingkatkan periode tidur tanpa c. 'apat gangguan d. 'orong dalam e. 5olaborasi pemberian obat e. 'iberikan nyeridan untuk menghilangkan memberikan relaksasi sesuai indikasi (analgesik!. menggunakan manajemen nyeri, seperti nafas pasien teknik d. /eningkatkanrelaksasi danmengurangi nyeri

mental danfisik. D#agn%sa3 Desiko infeksi berhubungan dengan tindakan mastoidektomi Tujuan 4 KH3 - ;idak ada tanda , tanda infeksi a. 5aji tanda,tanda perluasan a. 1ntuk infeksi,mastoiditis, 3ertigo. mengantisipasi perluasan lanjut. b. 8aga kebersihan pada daerah b. 1ntuk mengurangi pertumbuhan liang telinga ? c. @indari mengeluarkan dengan paksa2 terlalu keras. d. 5olaborasi pemberianantibiotik mikroorganisme ingus c. 1ntuk telinga tengah d. &ntibiotik infeksi. mencegah penyebaran menghindaritransfer organisme darituba eustacius ke lebih

(. Im/lementas# Pelaksanaan tindakan keperawatan atau implementasi keperawatan terhadap pasien yang mengalami O/$ disesuaikan dengan inter3ensi yang telah dirancang atau disusun sebelumnya.

15

). E2aluas# 'iagnosa Pre Operatif #angguan berhubungan integrasi. persepsi dengan sensori - 5lien perubahan melalui "3aluasi dapat menerima pesan (misal dengan tulisan, bahasa metoda pilihan

penerimaan sensori, transmisi dan

komunikasi lambang! berbicara

jelas pada telinga yang baik - 5lien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai!. - .erbicara jelas dan tegas pada @ipertermi berhubungan klien tanpa perlu berteriak dengan - $uhu tubuh :ormal (+-,+( E 4!

proses peradangan pada eustachius. :yeri akut berhubungan dengan - 5lien mengungkapkan bahwa rasa agen cedera biologi (adanya tekanan dan robeknya gendang telinga! nyeri berkurang. - skala nyeri <,+ - 5lien tampak rileks - 5lien mampu melakukan metode #angguan citra diri berhubungan dengan adanya nanah penyakit dan kronis paralisis (keluarnya pengalihan suasana - Pasien dapat - Pasien mampu menerima memasukan

kenyataan situasi dirinya. perubahan dalam konsep diri

ner3us facialis!. &nsietas2cemas berhubungan

tanpa harga diri negatif - 5lien mampu mengungkapkan kekhawatirannya2 ketakutannya

dengan tindakan pembedahan .

- Despon klien tampak tersenyum. 5urang pengetahuan berhubungan 5eluarga klien mengungkapkan dengan kurang informasi mengenai pemahan tentang instruksi perawatan tindakan dan terapi. Desiko cedera berhubungan dengan penurunan persepsi sensori, infeksi dirumah - 5lien dan keluarga memahami faktor yang dapat terlibat dalam
16

berlanjut.

kemungkinan cedera. - /enunjukkan perubahan perilaku untuk melindungi diri daricedera dan mampu menciptakan lingkungan sesuai indikasi E2aluas#

D#agn%sa /%st %/erat#" 3 :yeri akut berhubungan dengan Pasien tampak rileks, skala nyeri (1, agen cedera fisik. tindakan mastoidektomi +! Desiko infeksi berhubungan dengan ;idak ada tanda , tanda infeksi

17

BAB III PENUTUP A. Kes#m/ulan Otitis media serosa (efusi telinga tengah! mengeluarkan carian, tanpa bukti adanya infeksi aktif, dalam telinga tengah. $ecara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negatif dalam telingah tengah yang disebabkan obstruksi tuba eustachi. B. Saran 'alam keterbatasan yang penulis miliki, tentunya makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, masukan 2 saran yang baik sangat diharapkan guna memperbaiki dan menunjang proses perkuliahan.

18

DA6TAR PUSTAKA 4arpenito, >ynda 8uall. *<<1. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. 8akarta "#4. 'oenges /arilynn, dkk. *<<<. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. 8akarta "#4 . Damli &hmad, dkk. *<<<. Kamus Kedokteran.8akarta 'jambatan. #eorge >, &dams. 1FF(. Buku ajar Penyakit THT, edisi ! 8akarta "#4.

19

You might also like