You are on page 1of 6

4 APRIL 2014

SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRAK
Asam salisilat merupakan senyawa golongan asam karboksilat yang digunakan pertama kali sebagai analgesik. Karena sifatnya yang sangat iritatif, penggunaannya secara oral dihindari. Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan dipisahkan. secara teoritis bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan dengan cara distilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang diperoleh makin murni. Distilasi digunakan untuk menarik senyawa organik yang titik didihnya di bawah 250oC. pendistilasian dengan titik didih terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan didistilasi diakibatkan terjadinya oksidasi dan dekomposisi.
JURNAL KIMIA ORGANIK II Page 1

4 APRIL 2014

Dari hasil praktikum didapat bahwa asam salisilat hasil sintesis praktikum kali ini memiliki titik leleh sebesar 181oC.

PENDAHULUAN
Asam salisilat merupakan senyawa golongan asam karboksilat yang digunakan pertama kali sebagai analgesik. Karena sifatnya yang sangat iritatif, penggunaannya secara oral dihindari (Marcellino Rudyanto, 1: 2005). Modifikasi struktur molekul senyawa bertujuan untuk mendapatkan senyawa baru yang mempunyai aktivitas lebih tinggi, masa kerja yang lebih panjang, tingkat kenyamanan yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping yang lebih rendah, lebih selektif dan lebih stabil. Selain itu modifikasi struktur molekul juga digunakan untuk mendapatkan senyawa baru yang bersifat antagonis atau antimetabolit (Marcellino Rudyanto, 1: 2005). Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan sehari-haru serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediet dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik serta pembuatan bahan bakuuntuk keperluan farmasi (Chairul Saleh, 1: 2011). Asam salisilat merupakan obat untuk analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi. Analgesik adalah obat untuk menghilangkan rasa nyeri dengan cara meningkatkan nilai ambang nyeri di sistem saraf pusat tanpa menekan kesadaran, sedangkan antipiretikadalah obat yang menekan suhu tubuh pada keadaan umum. Karena kedua efek ini didapatkan dalam satu obat, istilah analgesik-antipiretik dipakai sebagai satu kesatuan. Sedangkan anti-inflamasi adalah mengatasi inflamasi/pembengkakan (Chairul Saleh, 1: 2011). Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan dalam kehidupan seharihari. Distilasi sangat baik untuk memisahkan bahan-bahan alam yang berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor (Surjani Wonorahardjo, 79: 2012). Adapun prinsip utama metode distilasi bekerja berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-masing senyawa komponen campuran pada tekanan yang tetap. Perbedaan titik didih ini menyebabkan perbedaan volatilitas pada komponen campuran dan merupakan sifat intrinsik dari senyawa penyusun campuran. Perbedaan ini sangat potensial untuk dijadikan sarana pemisahan mereka asalkan tekanan dibuat tetap (Surjani Wonorahardjo, 79-80: 2012).
JURNAL KIMIA ORGANIK II Page 2

4 APRIL 2014

Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan dipisahkan. secara teoritis bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan dengan cara distilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang diperoleh makin murni. Distilasi digunakan untuk menarik senyawa organik yang titik didihnya di bawah 250oC. pendistilasian dengan titik didih terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan didistilasi diakibatkan terjadinya oksidasi dan dekomposisi (Sanusi Ibrahim, 11: 2012).

BAHAN DAN METODE


a. Alat dan bahan 1. Gelas ukur 2. Refluks 3. Bunsen 4. Batang pengaduk 5. Gelas kimia 6. Pipet tetes 7. Corong 8. Ring + statif 9. Thermometer 10. Cawan petri 11. Kertas saring 12. Minyak gandapura 13. Batu didih 14. H2O 15. H2SO4 16. Es batu 17. Indikator pH 18. NaOH b. Metode

JURNAL KIMIA ORGANIK II

Page 3

4 APRIL 2014

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode destilasi betingkat. 1. Masukkan 5 ml minyak gandapura ke dalam refluks 2. Tambahkan NaOH 6 M 15 ml 3. Tambahkan batu didih 4. Rangkai alat percobaan sesuai dengan gambar 5. Panaskan hingga mendidih atau sampai endapan putih hilang 6. Masukkan larutan ke dalam gelas kimia lalu diamkan hingga dingin atau hingga suhunya sama dengan suhu ruangan 7. Tambahkan H2SO4 6 M 15 ml lalu masukkan alam ice bath 8. Uji pHnya antara 1-2 9. Saring lalu cuci residunya dengan air sebanyak 15 ml 10. Pindahkan residunya ke dalam gelas kimia lalu tambahkan dengan air panas (temperatur 50oC) 13 ml 11. Kemudian saring kembali 12. Keringkan residunya, lalu uji titik lelehnya

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan Ketika minyak gandapura ditambahkan degan NaOH terbentuk endapan putih Saat dipanaskan endapan putih tersebut hilang Ketika ditambahkan dengan H2SO4 terbentuk endapan berwaran pink Ketika dicuci endapannya berubah menjadi warna putih Dari hasil uji titik leleh didapat titik leleh dari asam salisilat adalah 181oC

Perhitungan Titik leleh asam salisilat dari hasil praktikum = 181oC Titik leleh asam salisilat berdasarkan literatur = 159oC % kesalahan =
JURNAL KIMIA ORGANIK II

x 100%
Page 4

4 APRIL 2014

x 100%

= 113.8 % % kesalahan = 113.8 100 = 13,8 % Pembahasan Praktikum kali ini mengenai pembuatan asam salisilat dari minyak gandapura. Pada praktikum ini dilakukan berdasarkan metode destilasi di mana pada destilasi dilaukan berdasarkan perbedaan titik didih senyawa. Pada pembuatan asam salisilat ini, dilakukan dengan mendidihkan minyak gandapura yang telah dicampurkan dengan NaOH. Ketika ditambahkan dengan NaOH, terdapat endapat putih. Proses pendidihan ini dihentikan ketika semua endapan telah mencair semua. Untuk menggumpalkan larutan asam salisilat ini ditambahkan dengan H2SO4 15 ml 6 M. setelah ditambahkan dengan H2SO4 maka larutan menggumpal dan berwarna agak pink. Setelah itu gumpalan ini disaring dan dicuci dan ditambahkan denga iar hangat dan disaring lagi. Barulah didapat asam salisilat. Setelah asam salisilat dibuat, didiamkan selama beberapa hari, lalu dilakukan uji titik leleh asam salisilat. Setelah diuji titik lelehnya didapat titik leleh asam salisilat adalah sebesar 181oC.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum mengenai pembuatan asam salisilat dari minyak gandapura yang telah dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan dalam kehidupan seharihari. Distilasi sangat baik untuk memisahkan bahan-bahan alam yang berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor. 2. Prinsip utama metode distilasi bekerja berdasarkan perbedaan titik didih dari masingmasing senyawa komponen campuran pada tekanan yang tetap. Perbedaan titik didih ini
JURNAL KIMIA ORGANIK II Page 5

4 APRIL 2014

menyebabkan perbedaan volatilitas pada komponen campuran dan merupakan sifat intrinsik dari senyawa penyusun campuran. Perbedaan ini sangat potensial untuk dijadikan sarana pemisahan mereka asalkan tekanan dibuat tetap. 3. Bedasarkan hasil praktikum didapat titik leleh dari asam salisilat yang didapat dari praktikum sebelumnya adalah sebesar 181oC.

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Sanusi dan Marham Sitorus. 2012. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Padang: Graha Ilmu. Wonorahardjo, Surjani. 2012. Metode-metode Pemisahan Kimia Sebuah Pengantar. Malang: @akademia. Rudyanto, Marcellino dkk. Sintesis N-Metilsalisilamida, N,N-Dimetilsalisilamida dan

Salisilpiperidida. http://www.analitik.chem.its.ac.id. 2005. Diakses pada 7 April 2014. Pukul 22.13 WIB. Saleh, Chairul dkk. Sintesis 2-Hidroksi-N-fenilbenzamida melalui Esterifikasi Asam Salisilat dilanjutkan Proses Amidasi dengan Frnilamina. http://fmipa.unmul.ac.id. 2011. Diakses pada 7 April 2014. Pukul 22.10 WIB.

JURNAL KIMIA ORGANIK II

Page 6

You might also like