Professional Documents
Culture Documents
VOLUME 6
MONITORING,
EVALUASI &
PENGENDALIAN
Daftar Isi Volume 6
MONITORING, EVALUASI & PENGENDALIAN
Jika hendak membangun sebuah rumah tipe 36, pemilik dana dapat menggunakan dua cara, yaitu
(a) mengerjakannya sendiri, atau (b) menyewa orang lain (misalnya menyewa kontraktor, atau
menyewa tukang). Jika dikerjakan sendiri, maka si pemilik dana menjalankan semua peran.
Dalam hal demikian, si pemilik dana harus mempunyai ketrampilan yang cukup di bidang
pertukangan, pengetahuan yang memadai tentang jenis-jenis material bangunan, kualitasnya, dan
harga barang-barang tersebut.
Ketika menggunakan kontraktor, pemilik dana akan menyerahkan urusan pengadaan material dan
pengadaan tukang kepada si kontraktor. Proses perencanaan (misalnya pembuatan gambar disain
rumah) bisa diserahkan pula kepada si kontraktor, namun bisa pula diserahkan kepada seorang
arsitek untuk membuatnya. Dalam hal demikian, peran pemilik dana adalah (a) menyediakan
dana, (b) mengawasi dan mengecek kualitas material, dan (c) mengawasi proses pembangunan
rumah. Jika si pemilik dana menyewa tukang, peran si pemilik dana adalah (a) menyediakan
dana, (b) menyediakan material bangunan, dan (c) mengawasi pekerjaan tukang. Dalam hal
demikian, seluruh pekerjaan yang dilakukan kontraktor atau tukang adalah pekerjaan pokok
pembuatan rumah. Sedangkan peran pengawasan yang dijalankan si pemilik dana adalah
pekerjaan pendukung.
ANSSP tidak membangun sebuah rumah tipe 36, tetapi membangun ribuan. Bahkan, sesuai
dengan visi dan misi serta tujuannya, ANSSP bukan hanya membangun rumah, melainkan
membangun permukiman dengan segala sistem sosial yang melingkupinya. Hal ini tentu saja amat
berbeda dengan membangun sebuah rumah. Apalagi pendekatan yang digunakan adalah
community-driven approach, di mana peran masyarakat amat tinggi.
Oleh karena itu, ANSSP memerlukan sistem pendukung yang lebih canggih. Masyarakat perlu
diberi ketrampilan teknis untuk menjalankan peran-peran mereka karena hanya sebagian kecil
warga yang secara fisik pernah membangun rumah, apalagi permukiman. Ini mengharuskan
diadakannya pelatihan bagi mereka. Masyarakat juga tercerai-berai, sehingga sulit diharapkan
untuk mengawasi proses pembangunan rumah secara terus-menerus. Kondisi ini menuntut
diadakannya sistem pengawasan, monitoring, dan evaluasi yang tepat. Masyarakat juga harus
mengetahui hak dan kewajiban mereka dan pelaku lain, peran-peran mereka dan pelaku lain, dan
tanggung jawab mereka dan pelaku lain, dan sebagainya, yang jika tidak dilakukan akan dengan
mudah melahirkan kesalahpahaman dan konflik. Keharusan ini memerlukan kegiatan sosialisasi
yang mantap. Terakhir, karena melibatkan banyak orang, maka peluang terjadinya ketidakpuasan
juga amat tinggi yang jika tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan benturan yang tidak
perlu. Hal ini memerlukan manajemen pengaduan yang baik.
Mekanisme pengawasan dan monitoring dan evaluasi, pelatihan, sosialisasi, dan penanganan
pengaduan, secara bersama-sama merupakan sistem pendukung dalam seluruh kegiatan ANSSP.
Hasil kegiatan empat aspek dalam sistem pendukung ini memang bukan kolom, atau jendela, atau
atap, atau pondasi. Karena itulah disebut sistem pendukung. Namun jika sistem pendukung ini
tidak disiapkan dan dikerjakan dengan benar, maka jendela akan terpasang miring, kolom yang
terpasang berhamburan ketika dipukul dengan tangan kosong, dinding akan bergelombang,
pembangunan rumah tipe 36 yang semestinya selesai paling lama 4 bulan menjadi lebih dari 10
bulan.
Buku Panduan ANSSP Volme VI sampai dengan Volume IX akan menyediakan panduan umum
mengenai bagaimana sistem pendukung harus dikerjakan dalam pelaksanaan pekerjaan pokok
ANSSP: membangun kembali permukiman.
A. PENGERTIAN
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu sistem pendukung yang akan turut
menentukan keberhasilan program ANSSP. Monitoring adalah suatu cara untuk mengetahui
apakah suatu kegiatan berjalan sesuai atau sedekat mungkin dengan rencana serta
menggunakan sumber daya secara tepat. Evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana
program dijalankan, apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan,
serta mengecek faktor-faktor penghambat yang dihadapi, dan faktor-faktor pendukung yang
dimiliki, untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, monitoring dan evaluasi adalah kegiatan
untuk mengecek, mengawasi, dan menilai jalannya program mulai dari tahap sosialisasi dan
orientasi awal, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, hingga ke kegiatan penyelesaian
pembangunan fisik dan pemeliharaannya.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam ANSSP dilakukan oleh berbagai pihak. Atas dasar
pembagian pihak yang melakukannya, monitoring dan evaluasi dalam ANSSP dapat
dikelompokkan menjadi (a) monitoring dan evaluasi partisipatif yang dilakukan oleh
masyarakat lokasi ANSSP, (b) monitoring dan evaluasi internal yang dilakukan oleh Tim
ANSSP di semua bagian dan tingkatan, (c) monitoring dan evaluasi eksternal yang dilakukan
oleh pihak-pihak selain (a) dan (b), dan (d) monitoring dan evaluasi khusus yang dilakukan
oleh tim khusus yang disewa oleh UN-HABITAT.
B. TUJUAN UMUM
Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian kegiatan program agar
mencapai sasaran yang diharapkan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat biaya, tepat mutu,
dan tepat sasaran.
C. PRINSIP-PRINSIP UMUM
Sesuai dengan tujuan dan prinsip serta pendekatan yang digunakan dalam ANSSP, maka
kegiatan monitoring dan evaluasi dalam ANSSP harus dilakukan dengan mendasarkan diri
pada prinsip-prinsip berikut ini.
2. Terbuka.
Kegiatan monitoring dan evaluasi harus diketahui bukan hanya oleh pihak yang
melakukan monitoring dan evaluasi, tetapi juga oleh pihak yang dimonitor dan dievaluasi.
Bahkan juga boleh diketahui dan dilakukan pihak manapun sepanjang memakai standar,
acuan, dan indikator monitoring dan evaluasi yang diketahui bersama.
4. Berorientasi solusi.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pembahasan hasil-hasilnya harus diorientasikan
untuk menemukan solusi atas masalah yang terjadi dan karena itu dapat dimanfaatkan
sebagai pijakan untuk peningkatan kinerja. Rekomendasi berupa pemecatan seorang staf
dapat dibenarkan jika memang itulah satu-satunya solusi yang ditemukan.
5. Partisipatif.
Perumusan standar, acuan, dan indikator serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan
pembahasan hasil-hasilnya harus dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang
dimonitor dan dievaluasi agar solusi yang direkomendasikan dapat menjadi agenda
bersama.
6. Berjenjang.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang, artinya sesuai dengan
tingkatan dan kedudukan seseorang. Sedemikian rupa sehingga Program Manager akan
memonitor dan mengevaluasi bawahan terdekatnya, yaitu para Kepala Unit dan para
Manajer Distrik. Manajer Distrik akan memonitor dan mengevaluasi Spesialis dan
Spesialis akan memonitor dan mengevaluasi para Fasilitator. Juga, Manajer Distrik akan
memonitor dan mengevaluasi Admin Asisstant dan selanjutnya Admin Asisstant akan
memonitor dan mengevaluasi staf kantor lainnya. Itu adalah monitoring dan evaluasi
struktural. Selain monitoring dan evaluasi struktural, juga harus dijalankan monitoring
dan evaluasi fungsional.
Dalam monitoring dan evaluasi Fungsional, Tim Lapangan (Fasilitator, Spesialis, dan
Manajer Distrik) bertanggung jawab untuk memonitor dan mengevaluasi pekerjaan
lapangan yang dilakukan masyarakat. Para Tim Lapangan ini selanjutnya juga akan
dimonitor dan dievaluasi oleh Field Coordinator dan Construction Management Unit.
Dalam melakukan fungsi ini, Field Coordinator dan Construction Management Unit
dapat melakukannya dengan mengamati dan mengevaluasi laporan dan kegiatan Tim
Lapangan, namun juga bisa langsung terjun ke lapangan untuk mengamati dan
mengevaluasi kegiatan masyarakat yang sedang merekonstruksi dan merehabilitasi
permukiman mereka.
Berkebalikan dengan itu adalah monitoring dan evaluasi partisipatif. Karena komunitas
adalah pemilik asasi program dan hasil program ANSSP, maka seluruh warga masyarakat
juga berhak dan seharusnya ikut memonitor dan mengevaluasi keseluruhan kinerja dan
kegiatan ANSSP, termasuk kinerja dan kegiatan seluruh Tim ANSSP UN-HABITAT.
Oleh sebab itu, amat penting bahwa seluruh siklus program, terutama tetapi tidak terbatas
pada standar kinerja masing-masing tahapan dan pelaku serta tanggung jawab masing-
masing pelaku, diketahui oleh masyarakat. Sosialisasi, pelatihan, penjelasan teknis, dan
forum musyawarah dapat dijadikan media penyebarannya.
A. PENGERTIAN
Adalah monitoring dan evaluasi yang dijalankan sendiri oleh komunitas. Pelaku monitoring
dan evaluasi partisipatif dapat dibagi menjadi dua kelompok berikut.
Kelompok Pertama, yaitu warga masyarakat yang menduduki posisi tertentu dalam
struktur pelaksana ANSSP tingkat desa, yaitu Panitian Perencana, Juru Ukur, Pengurus
KPR, Pengawas Konstruksi, dan KOMITE DESA.
Kelompok Kedua, masyarakat awam bersama-sama dengan para pemimpin kultural
seperti Tuha Peut, Imeum Mukim, Imeum Meunasah, dan pemimpin formal
pemerintahan desa (Geuchik). Di Nias, nama posisi-posisi kultural ini tentu saja berbeda.
Dalam posisinya sebagai warga komunitas, tentu saja para anggota Kelompok Pertama
sebagai pribadi-pribadi dapat juga menjadi anggota atau bagian dari Kelompok Kedua.
B. TUJUAN
Monitoring dan evaluasi partisipatif dikembangkan dalam pelaksanaan ANSSP untuk
meningkatkan keterlibatan masyarakat, menumbuhkan rasa ikut memiliki masyarakat
terhadap program yang dilaksanakan, dan mengembangkan pengetahuan praktis masyarakat
dalam kegiatan pembangunan di lingkungan terdekat mereka.
A. PENGERTIAN
Monitoring dan evaluasi internal adalah monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara
internal oleh tim ANSSP. Monitoring dan evaluasi internal ini dilaksanakan baik terhadap
kinerja internal Tim ANSSP, maupun terhadap kinerja pelaku ANSSP di tingkat komunitas.
Monitoring dan evaluasi internal dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus ANSSP, mulai
dari sosialisasi dan orientasi awal hingga ke tahapan akhir konstruksi. Untuk kegiatan yang
dilakukan oleh komunitas, sehari-hari monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Fasilitator.
Fasilitator akan dimonitor dan dievaluasi oleh Spesialis. Tim Monitoring dan Evaluasi
Tingkat Pusat dapat melakukan monitoring dan evaluasi baik terhadap laporan tim lapangan
maupun langsung terjung ke komunitas. Jadwal monitoring dan evaluasi oleh Tim Monitoring
dan Evaluasi Pusat sebaiknya dikomunikasikan kepada Tim Lapangan, namun penting juga
untuk sesekali melakukan kunjungan mendadak ke lapangan.
CATATAN.
Meskipun dalam naskah volume 6 ini banyak disebutkan tentang berbagai format sebagai instrument
monitoring dan evaluasi, namun format-format tersebut tidak dilampirkan di akhir naskah seperti pada
volume-volume sebelumnya. Hal ini dilakukan karena format-format yang disebutkan di naskah adalah
format-format yang telah dijelaskan dan digunakan di volume-volume sebelumnya.
Catatan:
1. Jangan lupa membuat berita acara musyawarah desa (gunakan FORMAT UMUM-4:
BERITA ACARA MD)
2. Setelah MD-7 selesai, jangan lupa melakukan uji publik dengan cara menempelkan
hasil-hasil MD-7 di tempat-tempat yang biasa didatangi masyarakat (gunakan
FORMAT UMUM-5: UJI PUBLIK MD).
3. Jangan lupa: Daftar Hadir Peserta dan Foto Kegiatan.
A. PENGERTIAN
Adalah monitoring dan evaluasi yang dilakukan selain oleh masyarakat (dalam konteks
monitoring dan evaluasi partisipatif) dan oleh Tim ANSSP UN-HABITAT (dalam konteks
monitoring dan evaluasi internal). Monitoring dan evaluasi eksternal dapat dan boleh
dilakukan oleh siapapun dan hasilnya boleh dikirim kepada siapapun. Pers, LSM yang
bergerak di bidang lingkungan, LSM antikorupsi, LSM pembela hak-hak anak, LSM
penggerak pengarusutamaan gender (gender mainstreaming), LSM pembela hak-hak minoritas,
LSM pemerhati hak-hak disable person, aparat pemerintah, negara-negara dan lembaga-
lembaga donor, dan UNDP dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas seluruh kegiatan
ANSSP. Negara-negara dan lembaga-lembaga donor dan UNDP memiliki posisi khusus
karena mereka adalah pemilik dana dan lembaga yang by contract ditugaskan untuk menjamin
bahwa dana yang disalurkan negara dan lembaga donor digunakan untuk sebesar-besarnya
kepentingan korban bencana secara benar, sangkil, dan mangkus.
B. TUJUAN
Bagi ANSSP, mendorong dilakukannya monitoring dan evaluasi eksternal bertujuan
untuk memperoleh opini dan penilaian pihak-pihak lain untuk menjadi salah satu acuan
perbaikan kinerja. Untuk memenuhi tujuan ini, ANSSP mendorong dan mengaktifkan
beberapa forum bersama yang dikerjakan oleh Policy Unit. Melalui forum-forum inilah
ANSSP menyerap informasi, opini, dan pandangan berbagai pihak mengenai apa saja
yang dikerjakan ANSSP.
Bagi UNDP, melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan ANSSP bertujuan untuk
menjamin bahwa ANSSP dijalankan dengan benar sebagai pertanggungjawaban terhadap
negara-negara dan lembaga-lembaga donor.
Bagi Negara/Lembaga Donor, melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan ANSSP
bertujuan untuk memperoleh informasi lapangan bahwa dana yang mereka himpun dan
salurkan benar-benar digunakan sebagaimana mustinya.
Bagi Lembaga-lembaga Lain, melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan ANSSP
bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan visi dan misi perjuangan
lembaga mereka.
A. PENGERTIAN
Adalah monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh satu tim khusus yang disewa khusus oleh
UN-HABITAT sehingga mereka bukan staf ANSSP untuk memonitor dan mengevaluasi
suatu kegiatan atau aspek tertentu dalam dalam kegiatan ANSSP. Dalam perjalanan ANSSP,
ada dua tim khusus yang disewa untuk maksud tersebut, yaitu (1) PriceWaterHouse Cooper,
Jakarta, dan (2) The Aceh Institute dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh.
B. TUJUAN
Monitoring dan evaluasi khusus dilakukan dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi
aktivitas atas aspek tertentu yang tidak dimonitor dan dievaluasi oleh kegiatan monitoring dan
evaluasi lain, atau yang telah dimonitor dan dievaluasi oleh pihak lain namun diperlukan
opini dan pandangan dari pihak yang berbeda. Sama seperti seluruh kegiatan monitoring dan
evaluasi, tujuan akhir monitoring dan evaluasi khusus adalah untuk memperoleh input bagi
usaha-usaha memperbaiki dan meningkatkan kinerja.
A. PENGERTIAN
Pelaksanaan ANSSP melibatkan banyak orang; mencakup banyak aspek kegiatan dengan
durasi multiwaktu; menggunakan banyak peralatan dan instrumen; banyak format isian;
banyak sumberdaya finansial dari banyak negara dan lembaga; serta menjadi sorotan dan
perhatian banyak media. Pengelola dan para pimpinan ANSSP, karena itu, memerlukan
sistem pengendalian yang mantap. Salah satu instrumen amat penting dalam sistem
pengendalian tersebut adalah pelaporan yang efektif, efisien, namun cukup sederhana
sehingga bisa dijalankan oleh para pelaku ANSSP hingga ke pelaku tingkat komunitas.
Pelaporan semacam ini mempersyaratkan pendokumentasian dan penyimpanan dokumen
yang rapi dan tertib.
Pelaporan bukan hanya akan menjadi instrumen pengendalian pengorganisasian pekerjaan
yang multiaspek seperti ANSSP. Pelaporan bahkan juga bisa menjadi alat dan sumber
informasi monitoring dan evaluasi, dokumen pendukung pengucuran dana, dan karena itu
menjadi pelumas keseluruhan pekerjaan ANSSP.
B. TUJUAN
Menjamin bahwa seluruh tahapan ANSSP terdokumentasikan dan tersimpan secara tertip dan
lengkap, dan terlaporkan secara berjenjang ke atas, sehingga dapat menjadi instrumen
pengendalian organisasi secara mantap.
C. PENGENDALIAN DOKUMEN
Dasar sistem pelaporan, dan kemudian sistem pengendalian, adalah pendokumentasian
seluruh aktivitas, dan penataan dokumen tersebut secara tertib. Keterceceran dokumen akan
mengakibatkan pelaporan yang tidak sistematis. Lebih dari sekedar keterceceran,
ketidaklengkapan dokumen akan memunculkan pelaporan yang tidak dapat dibuktikan
kebenarannya. Situasi semacam ini akan mengakibatkan jalannya program dan mekanisme
organisasional menjadi tidak terkendali. Boleh saja seluruh anggota tim telah bekerja keras
dan baik, boleh saja seluruh tahapan telah dilaksanakan dengan benar, dan boleh saja seluruh
standar kualitas telah terpenuhi, namun tanpa dokumentasi dan pelaporan yang tertib, maka
organisasi dan program akan berjalan seperti laju mobil yang menjadi kacau karena rodanya
pecah.
Dalam konteks pendokumentasian, seluruh aktivitas ANSSP dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar berikut.
1. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, tukang, dan pemasok material. Kelompok
kegiatan ini mencakup seluruh siklus ANSSP, mulai dari tahap perencanaan hingga ke
tahap penyelesaian konstruksi rumah (lihat buku Panduan ANSSP Volume I-V).
2. Kegiatan yang dilakukan oleh Tim ANSSP, yang terdiri dari:
Kegiatan sosialisasi dan orientasi awal.
Kegiatan pendampingan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ANSSP seperti
tersebut pada nomor 1 di atas.
Kegiatan monitoring dan evaluasi, baik monitoring dan evaluasi atas pekerjaan yang
dilakukan masyarakat dan tukang maupun monitoring dan evaluasi atas pekerjaan
yang dilakukan Tim ANSSP.
D. SISTEM PELAPORAN
Untuk mengendalikan seluruh aktivitas ANSSP dan seluruh Tim ANSSP, maka setiap
kegiatan ANSSP harus terlaporkan. Setiap laporan dibuat berjenjang dari bawah hingga ke
pucuk pimpinan dan harus didasarkan pada dokumen yang bukan hanya dapat ditentukan
keberadaannya, namun juga dapat dibuktikan kebenarannya. Untuk kegiatan staf kantor,
sistem pelaporan diatur tersendiri. Untuk staf lapangan, sistem pelaporan diatur seperti berikut
ini.
2. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan dibuat oleh Spesialis untuk diserahkan kepada Manajer Distrik
dan dibuat oleh Manajer Distrik untuk diserahkan ke Kantor Pusat.
Laporan Spesialis terdiri dari dua bagian berikut.
Kompilasi dari Laporan Kegiatan Harian Fasilitator selama satu minggu sesuai
bidang spesialisasinya berikut komentar kritis atas beberapa masalah. Untuk
membuat kompilasi, Spesialis bisa meminta bantuan Asisten Spesialis SIM. Karena
merupakan kompilasi, maka tentu saja format isiannya sama dengan laporan
Kegiatan Harian Fasilitator. Komentar kritis tentu saja dibuat sendiri oleh spesialis
terkait karena mereka memang dipandang lebih ahli dibandingkan Fasilitator.
Laporan Kegiatan Mingguan Spesialis, tentu saja sesuai bidangnya.
Laporan Spesialis kemudian dibahas dalam forum Rapat Mingguan yang setiap Jumat
petang (dapat dubah sesuai kebutuhan dan kondisi pekerjaan di masing-masing
distrik). Rapat ini terutama membahas perkembangan selama seminggu terakhir dan
antisipasi minggu mendatang, dengan fokus pada masalah-masalah yang menonjol
yang dilaporkan Fasilitator dan masalah-masalah lain yang terdeteksi oleh Spesialis.
Laporan Manajer Distrik juga terdiri dari tiga bagian berikut.
Kompilasi dari Laporan Kegiatan Harian Fasilitator selama satu minggu. Namun
kompilasi ini dibuat menurut desa, bukan menurut bidang spesialisasi. Asisten
Spesialis SIM dapat membantu membuatkan kompilasi ini.
Kompilasi Laporan Mingguan Spesialis (tetap dibuat per bidang spesialisasi).
Catatan Kritis Manajer Distrik tentang perkembangan proyek selama seminggu
terakhir dan antisipasi minggu berikutnya.
Baik Laporan Spesialis maupun Laporan Manajer Distrik dalam bentuk softfile
dikirim melalui Asisten Spesialis SIM kepada Spesialis SIM di Kantor Pusat.
Sedangkan dalam bentuk hardfile dikirimkan kepada Program Manager melalui Field
Coordinator. Dengan demikian, sekali lagi, sebenarnya Kantor Pusat akan
memperoleh informasi terkini tentang perkembangan lapangan dari dan dalam bentuk
dua sumber: hardcopy dan softcopy.
4. Laporan Tahunan
Laporan Tahunan adalah kompilasi perkembangan program selama tahun berjalan
dilengkapi dengan hasil-hasil monitoring dan evaluasi dan penanganan pengaduan.
Laporan Tahunan di buat oleh Manajer Distrik dengan proses penyusunan seperti
Laporan Bulanan.
5. Laporan Khusus
Laporan Khusus terdiri dari Laporan Keuangan, Laporan Penanganan Pengaduan,
Laporan Hasil Monitoring dan evaluasi, dan Laporan Atas Permintaan.
Laporan Keuangan meliputi (a) Laporan Pemakaian Dana Operasional Kantor, dan
(b) Laporan Pemakaian Dana Konstruksi.
Laporan Pemakaian Dana Operasional Kantor dibuat oleh Finance Officer di Kantor
Distrik dan, setelah ditandatangani Manajer Distrik, diserahkan ke Finance Officer
Kantor Pusat.
Laporan Pemakaian Dana Konstruksi dibuat oleh Tim Fasilitator masing-masing desa.
Laporan ini harus mencerminkan pemakaian dana oleh masing-masing KPR dan
dibuat seminggu sekali. Yang harus dilaporakan adalah (a) dana yang sudah diterima
KPR dari ANSSP, (b) dana yang sudah dicairkan KPR dari BRI, (c) dana yang sudah
dibelanjakan, (d) dana yang masih tersimpan di rekening dan di Kas KPR, dan (e)
perkiraan jumlah dan waktu pencairan dana berikutnya.
Penanganan pengaduan yang sudah bisa diatasi di tingkat distrik dilaporkan ke Pusat
secara reguler bersama-sama dengan laporan Bulanan. Penanganan Pengaduan yang
yang memerlukan keputusan dari Pusat segera dilaporkan ke Pusat setelah diproses di
tingkat distrik (lihat Bagian IV. Penanganan Pengaduan).
Kegiatan monitoring dan evaluasi yang menghasilkan penilaian wajar atau baik dan
kegiatan monitoring dan evaluasi yang memperlihatkan adanya masalah kritis namun