You are on page 1of 18

BAB I LAPORAN KASUS 1.1 Identifikasi Nama Jenis Kelamin Usia Kebangsaan Agama Alamat #$S 1.

2 Anamnesis Keluhan Utama : Tidak bisa mengge akkan kedua tungkai $i!a(at )e *alanan )en(akit : : Tn. S : Laki-laki : 54 tahun : Indonesia : Islam : "esa Suka Nega a Lahat : %5 Juli %&&'

Status pe ka!inan : Sudah menikah

+ , minggu S#$S pende ita mengeluh kedua tungkain(a tidak dapat dige akkan. )ada dae ah pinggang te dapat ben*olan sebesa telu a(am. -en*olan te asa n(e i bila te tekan. )ende ita *uga me asakan n(e i pinggang (ang be at. "emam (ang tidak te lalu tinggi ./01 ke ingat malam ./01 na2su makan menu un ./01 penu unan -- ./0. )ende ita memutuskan untuk be obat ke $S#3. + 4 bulan S#$S pende ita mengeluh kedua tungkain(a te asa lemah sehingga sulit be *alan dan pende ita ha us memakai tongkat. -en*olan pada pinggang ./01 n(e i pinggang ./0. Ke ingat malam ./01 demam (ang tidak te lalu tinggi ./01 na2su makan menu un ./01 -- menu un ./0. )ende ita be obat ke dokte lalu dibe i obat ematik dan penghilang asa sakit. Selain itu pende ita *uga mengkonsumsi *amu.

+ ' bulan S#$S pende ita mengeluh timbul ben*olan di pinggangn(a. -en*olan sebesa telu a(am dan n(e i bila te tekan. )ende ita me asa postu tubuhn(a sedikit membungkuk dise tai asa kesemutan (ang se ing timbul di kedua tungkain(a te utama setelah be ge ak. N(e i pinggang ./0. Ke ingat malam ./01 demam (ang tidak te lalu tinggi ./01 na2su makan menu un ./01 -- menu un ./0. -atuk dise tai dahak ./0 selama + , bulan1 dahak !a na hi*au1 + , sendok teh tiap kali batuk. )ende ita be obat ke dokte lalu dibe i obat ematik dan penghilang asa sakit. + , tahun S#$S pende ita mengeluh n(e i pinggang. )ende ita be obat ke dokte dan dibe i obat1 tetapi n(e i pinggangn(a tetap tidak hilang. Lalu pende ita men*alani 2isiote api dan setelah itu pende ita me asa lebih baik. $i!a(at )en(akit "ahulu :

$i!a(at t auma pada tulang belakang disangkal. $i!a(at minum obat lama dan men(ebabkan ken4ing be !a na me ah disangkal. $i!a(at )en(akit "alam Kelua ga :

$i!a(at pen(akit batuk-batuk lama dalam kelua ga .-0. 1.3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan Umum Kesada an 6i7i )e na2asan Nadi Tekanan "a ah Suhu Kepala )upil : Tampak sakit : 5ompos mentis : Ku ang : %589menit : :489menit : ,%&9:& mm3g : ;51<=5 : Kon*ungti>a palbeb a pu4at -9Skle a ikte ik -9: isoko 1 e2leks 4aha(a /9/

Lehe Kelen*a -kelen*a Tho a8 Abdomen 6enitalia ?kste na ?kst emitas Supe io ?kst emitas In2e io Status Lokalis $egio Tho aks Inspeksi )alpasi )e kusi

: tidak ada kelainan : tidak ada pembesa an : lihat status lokalis : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : lihat status lokalis

: statis dinamis simet is kanan@ki i : stem2 emitus kanan@ki i : sono pada kedua hemito aks

Auskultasi : >esikule ./0 no mal pada kedua hemito aks1 onki .-01 !hee7ing .-0 $egio Ae teb a Inspeksi )alpasi : : Ki2osis ./0 setinggi A. Lumbal II-III1 gibus ./0. Te aba massa uku an :8: 4m1 konsistensi ke as1 te 2iksi 1 NT ./0.

$egio ?kst emitas In2e io Inspeksi )alpasi : Tampak otot at o2i : $angsangan n(e i ./0 $B# akti2 pasi2 te batas Status Neurologis ?kst emitas Supe io "e8t a #oto ik Senso ik 5 / Sinist a 5 / ?kst emitas In2e io "e8t a , / Sinist a , /

1.4 Pemeriksaan Penunjan )eme iksaan Labo ato ium .Tanggal ,: Septembe %&&'0 : 3emoglobin 3ematok it L?" Leukosit T ombosit 3itung *enis -SS ) otein total Albumin 6lobulin $adiologis : Eoto tho a8 )A : "idapat gamba an in2ilt at pada kedua lapangan pa u. Kesan: T- pa u dupleks akti2. Eoto >e teb a tho a4olumbal A)9Lat. : "idapat gamba an osteolitik9dest uksi A. Lumbal II-III te utama sisi ante io 1 gibbus ./01 ki2osis ingan ./0. )a a>e teb al massa .-0. 5elah diskus lumbal II-III sempit. Kesan : Susp. Spondilitis T- lumbal II-III. 1.! "ia n#sis Bandin Spondilitis TTumo >e teb a 1.$ "ia n#sis Kerja Spondilitis T- A. Lumbal II-III : ,%1, g 9dl : ;' >olC : ,% mm9*am : '4&&9mm; : ;&D.&&&9mm; : &9%9,9'59'&9% C : <D mg9dl : D1< g9dl : ;1' g9dl : ;1% g9dl

1.% Penata&aksanaan -ed est BAT .selama ; minggu0: $i2ampisin : , 8 45& mg Isonia7id : , 8 ;&& mg )i a7inamid : ; 8 5&& mg ?thambutol : ; 8 %5& mg )a a4etamol ; 8 5&& mg .kalau pe lu0 $en4ana )SSF ; minggu setelah kemote api antitube kulosis $en4ana peme iksaan -TA sputum dan tes #antou8 $en4ana 2isiote api

1.' Pr# n#sis Guo ad >itam : -onam Guo ad 2un4tionam : "ubia ad bonam

BAB II (IN)AUAN PUS(AKA 2.1 Penda*u&uan Tube kulosis tulang belakang atau dikenal *uga dengan spondilitis tube kulosis me upakan pe adangan g anulomatosa (ang be si2at k onik dest ukti2 oleh mikobakte ium tube kulosis. Tube kulosis tulang belakang selalu me upakan in2eksi sekunde menulis tentang pen(akit ini dan men(atakan da i 2okus di bah!a te dapat tempat lain dalam tubuh. Percivall Pott .,'<;0 (ang pe tama kali hubungan anta a pen(akit ini dengan de2o mitas tulang belakang (ang te *adi1 sehingga pen(akit ini disebut *uga sebagai pen(akit )ott., Spondilitis spondilitis tube kulosis tube kulosis me upakan 5&C da i '&C selu uh dan tube kulosis tulang dan sendi (ang te *adi. "i U*ung )andang insidens tube kulosis tulang dan ditemukan sendi. seban(ak Sanmugasunda m *uga menemukan pe sentase (ang sama da i selu uh Spondilitis tube kulosis te utama ditemukan pada kelompok umu %-,& tahun dengan pe bandingan (ang hampi sama anta a !anita dan p ia. Spondilitis paling se ing ditemukan pada >e teb a T:-L;1 dan paling *a ang pada >e teb a 5,-5%. Spondilitis tube kulosis biasan(a mengenai ko pus >e teb a1 tetapi *a ang mengenai a kus >e teb a.% 2.2 K&asifikasi Spondilitis ko pus >e teb a dibagi men*adi tiga bentuk: ,. )ada bentuk sent al "est uksi a!al te letak di sent al ko pus >e teb a1 bentuk ini se ing ditemukan pada anak. %. -entuk pa adiskus

Te letak di bagian ko pus >e te b a (ang be sebelahan dengan diskus inte >e teb al1 bentuk ini se ing ditemukan pada o ang de!asa. ;. -entuk ante io "engan lokus a!al di ko pus >e teb a bagian ante io 1 me upakan pen*ala an pe kontinuitatum da i >e teb a di atasn(a. Umumn(a pen(akit ini men(e ang o ang-o ang (ang be ada dalam keadaan sosial ekonomi endah.; 2.3 +ti#&# i Tube kulosis tulang belakang me upakan in2eksi sekunde da i tube kulosis di tempat lain di tubuh1 <&- <5C disebabkan oleh mikobakte iumn tube kulosis tipik .%9; da i tipe human dan ,9; da i tipe bo>in0 dan 5-,&C oleh mikobakte ium tube kulosis atipik. Lokalisasi spondilitis tube kulosis te utama pada dae ah >e teb a to akal dan lumbal atas , 1 sehingga diduga adan(a in2eksi sekunde da i suatu tube kulosis t aktus u ina ius1 (ang pen(eba ann(a melalui pleksus Batson pada >ena pa a>e teb alis.

2.4 Pat#fisi#&# i )en(akit ini pada umumn(a mengenai lebih da i satu >e teb a. In2eksi be a!al da i bagian sent al1 bagian depan atau dae ah epi2isial ko pus >e teb a. Kemudian te *adi hipe emi dan eksudasi (ang men(ebabkan osteopo osis dan pe lunakan ko pus. Selan*utn(a te *adi ke usakan pada ko teks epi2isis1 diskus inte >e teb alis dan >e teb a sekita n(a. Ke usakan pada bagian depan ko pus ini akan men(ebabkan te *adin(a ki2osis (gambar 1).

'

6amba ,. 6amba skematis te *adin(a ki2osis pada tulang belakang .pen(akit )ott0 akibat osteomielitis tube kulosis.

Kemudian eksudat .(ang te di i atas se um1 leukosit1 kaseosa1 tulang (ang 2ib osis se ta basil tube kulosis0 men(eba ke depan1 di ba!ah ligamentum longitudinal ante io . ?ksudat ini dapat menembus ligamentum dan be ekspansi ke be bagai dae ah di sepan*ang ga is ligamen (ang lemah. )ada dae ah se >ikal1 eksudat te kumpul di belakang 2asia pa a>e teb alis dan men(eba ke late al di

belakang muskulus sternokleidomastoideus. Eksudat

dapat mengalami protrusi ke depan dan menonjoi ke dalam faring yang dikenal sebagai abses faringeal. Abses dapat berjalan ke mediastinum mengisi tempat trakea, esofagus atau kavum pleura.

Abses pada >e teb a to akalis biasan(a tetap tinggal pada dae ah to aks setempat menempati dae ah
paravertebral, berbentuk massa yang menonjol dan fusiform. Abses pada daerah ini dapat menekan medula spinalis sehingga timbul paraplegia.

Abses pada dae ah lumbal dapat men(eba

masuk mengikuti

muskulus psoas dan mun4ul di ba!ah ligamentum inguinal pada bagian medial paha. ?ksudat *uga dapat men(eba ke dae ah k ista iliaka dan mungkin dapat mengikuti pembuluh da ah 2emo alis pada t igonum ska pei atau egio glutea. Kuma membagi pe *alanan pen(akit ini dalam 5 stadium (aitu: ,. Stadium implantasi
Setelah bakteri berada dalam tulang; maka bila daya tahan tubuh penderita menurun, bakteri akan berduplikasi membentuk koloni yang berlangsung selama 6-8 minggu. eadaan ini umumnya terjadi pada daerah paradiskus dan pada anak-anak umumnya pada daerah sentral vertebra.

%. Stadium dest uksi a!al Setelah stadium implantasi1 selan*utn(a te *adi dest uksi ko pus >e teb a se ta pen(empitan (ang ingan pada diskus. ) oses ini be langsung selama ;-D minggu. ;. Stadium dest uksi lan*ut. )ada stadium ini te *adi dest uksi (ang masi21 kolaps >e teb a dan te bentuk massa kaseosa se ta pus (ang be bentuk cold abses .abses dingin01 .(ang te *adi %-; bulan setelah stadium dest uksi a!al. Selan*utn(a dapat te bentuk sekuest um se ta ke usakan diskus inte >e teb alis. )ada saat :

ini te bentuk tulang ba*i te utama di sebelah depan (wedging anterior)


kerusakan korpus vertebra, yang menyebabkan terjadinya kifosis atau gibus. !.

akibat

Stadium gangguan neu ologis 6angguan neu ologis tidak be kaitan dengan be atn(a ki2osis (ang te *adi1 tetapi te utama ditemukan oleh tekanan abses ke kanalis spinalis. 6angguan ini ditemukan ,&C da i selu uh komplikasi spondilitis tube kulosis. Ae teb a to akalis mempun(ai kanalis spinalis (ang lebih ke4il sehingga gangguan neu ologis lebih mudah te *adi pada dae ah ini. -ila te *adi gangguan neu ologis1 maka pe lu di4atat de a*at ke usakan pa aplegia1 (aitu: "e a*at I : Kelemahan pada anggota ge ak ba!ah te *adi setelah melakukan akti>itas atau setelah be *alan *auh. )ada tahap ini belum te *adi gangguan sa a2 senso is. "e a*at II "e a*at III : Te dapat kelemahan pada anggota ge ak ba!ah tapi pende ita masih dapat melakukan peke *aann(a. : Te dapat kelemahan pada anggota ge ak ba!ah (ang membatasi ge ak9akti>itas pende ita se ta hipestesia9anesthesia. "e a*at IA : Te *adi gangguan sa a2 senso is dan moto is dise tai gangguan de2ekasi dan miksi. Tube kulosis pa aplegia atau Pott pa aplegia dapat te *adi se4a a dini atau lambat te gantung da i keadaan pen(akitn(a. )ada pen(akit (ang masih akti21 pa aplegia te *adi oleh ka ena tekanan ekst adu al da i abses pa a>e teb al atau akibat ke usakan langsung sumsum tulang belakang oleh adan(a g anulasi *a ingan. )a aplegia pada pen(akit (ang sudah tidak akti29sembuh te *adi oleh ka ena tekanan pada *embatan tulang kanalis spinalis atau oleh pembentukan *a ingan 2ib osis (ang p og esi2 da i *a ingan g anulasi tube kulosis. Tube kulosis pa aplegia te *adi se4a a pe lahan dan dapat

<

te *adi dest uksi tulang dise tai angulasi dan gangguan >askule >e teb a. "e a*at I-III disebut sebagai pa apa esis dan de a*at IA disebut sebagai pa aplegia. 5. Stadium de2o mitas esidual Stadium ini te *adi ku ang lebih ;-5 tahun setelah timbuln(a stadium implantasi. Ki2osis atau gibus be si2at pe manen oleh ka ena ke usakan >e teb a (ang masi2 di sebelah depan. 2.! ,am-aran K&inis Se4a a klinik ge*ala tube kulosis tulang belakang hampi sama dengan ge*ala tube kulosis pada umumn(a1 (aitu badan lemah9lesu1 na2su makan be ku ang1 be at badan menu un1 suhu sedikit meningkat .sub2eb il0 te utama pada malam . ha i se ta sakit pada punggung. )ada anak-anak se ing dise tai dengan menangis pada malam ha i (night cries). )ada tube kulosis >e teb a se >ikal dapat ditemukan n(e i di dae ah belakang kepala1 gangguan menelan dan gangguan pe napasan akibat adan(a abses et o2a ing. Kadangkala pende ita datang dengan ge*ala abses pada dae ah pa a>e teb al1 abdominal1 inguinal1 poplitea atau bokong1 adan(a sinus pada dae ah pa a>e teb al atau pende ita datang dengan ge*ala-ge*ala pa apa esis1 ge*ala pa aplegia1 keluhan gangguan pe ge akan tulang belakang akibat spasme atau gibus (gambar 2). 2.$ Pemeriksaan Penunjan 2.$.1 Pemeriksaan La-#rat#rium ,. )eningkatan la*u endap da ah dan mungkin dise tai leukositosis %. U*i antou! positi2 ;. )ada peme iksaan biakan kuman mungkin ditemukan mikobakte ium 4. -iopsi *a ingan g anulasi atau kelen*a lim2e egional 5. )eme iksaan histopatologis dapat ditemukan tube kel. 2.$.2 Pemeriksaan radi#&# is

)eme iksaan 2oto to aks untuk melihat adan(a tube kulosis pa u

,&

Eoto polos >e teb a1 ditemukan osteopo osis1 osteolitik dan dest uksi ko pus >e teb a1 dise tai pen(empitan diskus inte >e teb alis (ang be ada dianta a ko pus te sebut dan mungkin dapat ditemukan adan(a massa abses pa a>e teb al .gambar 2).

)ada 2oto A)1 abses pa a>e teb al di dae ah se >ikal be bentuk sa ang bu ung (bird"s nets)# di dae ah to akal be bentuk bulbus dan pada dae ah lumbal abses te lihat be bentuk 2usi2o m.

)ada stadium lan*ut te *adi dest uksi >e teb a (ang hebat sehingga timbal ki2osis. )eme iksaan 2oto dengan 7at kont as. )eme iksaan mielog a2i dilakukai bila te dapat ge*ala-ge*ala penekanan sumsum tulang. )eme iksaan 5T s4an atau 5T dengan mielog a2i. )eme iksaan #$I.

,,

66amba %. 6amba an lesi lan*ut osteomielitis tube kulosis pada tulang belakang. 6amba an kilnis gibbus .A0 gamba an dest uksi ko pus dise tai pen(empitan uang inte >e teb al .-0 dan gamba an patologis .50.

6amba ;. Ke usakan ko pus >e te b a L,-L%

2.% "ia n#sis "iagnosis spondilitis tube kulosis dapat ditegakkan be dasa kan gamba an klinis dan peme iksaan adiologis. Untuk melengkapkan peme iksaan1 maka dibuat suatu standa tube kulosis tulang dan sendi1 (aitu:
1. 2. 3. 4. 5.

peme iksaan pada pende ita

)eme iksaan klinik dan neu ologis (ang lengkap Eoto tulang belakang posisi A) dan late al Eoto polos to aks posisi )A U*i Mantoux -iakan sputum dan pus untuk menemukan basil tube kulosis

2.' Pengobatan ) insipn(a pengobatan tube kulosis tulang belakang ha us dilakukan sesege a mungkin untuk meng hentikan progresivitas penyakit serta men"egah paraplegia.
#engobatan terdiri atas$ %. &erapi konservatif berupa$

,%

a. Ti ah ba ing (bed rest)


b.

#empe baiki keadaan umum pende ita ataupun (ang tidak diope asi

4. )emasangan brace pada pende ita1 baik (ang diope asi d. )embe ian obat antitube kulosis Bbat-obatan (ang dibe ikan te di i atas:

Isonikotinik hid asit .INE0 dengan dosis o al 5 mg9kg be at badan pe ha i dengan dosis maksimal ;&& mg. 'osis oral pada anak-anak %( mg)kg berat
badan.

Asam para amino salisilat 'osis oral 8-%* mg)kg berat badan.

?tambutol. "osis o al ,5-%5 mg9kg be at badan pe ha i. $i2ampisin. "osis o al ,& mg9kg be at badan dibe ikan pada anakanak.
#ada orang de+asa ,((-!(( mg per hari.

St eptomisin1 pada saat ini tidak digunakan lagi Untuk mendapatkan hasil pengobatan (ang e2ekti2 dan men4egah

te *adin(a kekebalan kuman tube kulosis te hadap obat (ang dibe ikan maka dibe ikan kombinasi bebe apa obat tube kulostatik. $egimen (ang dipe gunakan di Ame ika dan di ? opa adalah IN3 dan $i2ampisin selama < bulan. IN3 / $i2ampisin / ?tambutol dibe ikan selama % bulan dilan*utkan dengan pembe ian IN3 / $i2ampisin selama ' bulan1 "i Ko ea dibe ikan kombinasi anta a IN3 / $i2ampisin selama D-,% bulan atau IN3 / ?tambutol selama <-,: bulan. Standa pengobatan di Indonesia be dasa kan p og am1#*&- paru
adalah$ ategori % .ntuk penderita baru -&A /01 dan -&A /-1)rontgen /01, diberikan dalam dua tahap, yaitu$ o

Tahap I1 dibe ikan $i2ampisin 45& mg1 ?tambutol '5& mg1 IN3 ;&& mg dan )i a7inamid ,.5&& mg. &bat dibe ikan setiap ha i selama % bulan pe tama .D& kali0.

,;

Tahap II1 dibe ikan $i2ampisin 45& mg dan IN3 D&& mg. Bbat dibe ikan tiga kali seminggu .inte miten0 selama 4 bulan .54 kali0.

Katego i % Untuk pende ita ba u -TA ../0 (ang sudah pe nah minum obat selama lebih sebulan1 te masuk penderita dengan -&A /01 yang kambuh)gagal
yang diberikan dalam dua tahap, yaitu$ o

Tahap I1 dibe ikan St eptomisin '5& mg .in*eksi01 IN3 ;&& mg1 $i2ampisin 45& mg1 )i a7inamid ,.5&& mg dan ?tambutol '5& mg1 Bbat dibe ikan setiap ha i1 St eptomisin in*eksi han(a % bulan pe tama .D& kali0 dan obat lainn(a selama ; bulan .<& kali0.

Tahap II1 dibe ikan IN3 D&& mg1 $i2ampisin 45& mg dan ?tambutol ,.%5& mg. Bbat dibe ikan ; kali seminggu .inte miten0 selama 5 bulan .DD kali0. K ite ia penghentian pengobatan (aitu apabila:

Keadaan umum pende ita be tambah baik La*u endap da ah menu un dan menetap 6e*ala-ge*ala klinis be upa n(e i dan spasme be ku ang 6amba an adiologik ditemukan adan(a union pada vertebra Falaupun pengobatan kemote api me upakan pengobatan utama

*. &erapi 2peratif

bagi pende ita tube kulosis tulang belakang1 namun tindakan ope ati2 masih memegang pe anan penting dalam bebe apa hal1 (aitu bila te dapat cold abses .abses dingin01 lesi tube kulosis1 pa aplegia dan ki2osis. A-ses din in ./#&d A-ses0 5old abses (ang ke4il tidak meme lukan tindakan ope ati2 oleh ka ena dapat te *adi eso psi spontan dengan pemberian obat tuberkulostatik.
#ada abses yang besar dilakukan drainase bedah.

Ada tiga 4a a untuk menghilangkan lesi tube kulosis1 (aitu: a."eb idement fokal
b. osto-transveresektomi

,4

c. "eb

idement fokal radikal yang disertai bone graft di bagian depan

Para1&e ia )enanganan (ang dapat dilakukan pada pa aplegia1 (aitu:


a. )engobatan

dengan kemote api semata-mata

b. Laminektomi ". Kosto-t d. Bpe

ans>e esektomi pada tulang ba*i se4a a te tutup da i belakang

asi adikal

e. Bsteotomi

lndikasi operasi lndikasi ope asi (aitu: a. -ila dengan te api konse >ati2 tidak te *adi pe baikan pa aplegia atau malah semakin be at. -iasan(a tiga minggu sebelum tindakan ope asi dilakukan1 setiap spondilitis tube kulosis dibe ikan obat tube kulostatik. b. Adan(a abses (ang besa sehingga dipe lukan d ainase abses se4a a te buka dan sekaligus deb idement se ta bone gra$t. 4. )ada peme iksaan adiologis baik dengan 2oto polos1 mielog a2i ataupun peme iksaan 5T dan #$I ditemukan adan(a penekanan langsung pada medula spinalis. Operasi kifosis Bpe asi ki2osis dilakukan bila te *adi de2o mitas (ang hebat. Ki2osis mempun(ai tendensi untuk be tambah be at te utama pada anak-anak. Tindakan ope ati2 dapat be upa 2usi poste io atau melalui ope asi adikal.,

BAB III ANALISIS KASUS

,5

Seo ang p ia be usia 54 tahun be alamat di lua kota )alembang datang be obat ke $S#3 dengan keluhan kedua tungkai tidak dapat dige akkan. "a i anamnesis lebih lan*ut diketahui bah!a a!aln(a pende ita me asakan n(e i di dae ah pinggang. N(e i te utama di asakan saat beke *a. N(e i pinggang (ang di asakan ini makin lama makin be tambah be at. Sei ing dengan be tambahn(a n(e i1 pende ita mengeluh timbul ben*olan pada pinggangn(a dan postu tubuhn(a sedikit membungkuk. )ende ita mulai se ing me asakan kesemutan pada kedua tungkain(a. Lama-kelamaan kedua tungkain(a te asa lemah dan akhi n(a tidak dapat dige akkan. )ende ita *uga me asakan adan(a demam (ang tidak te lalu tinggi dan ke ingat di malam ha i. "i samping itu pende ita *uga mengeluhkan be at badann(a (ang semakin menu un. $i!a(at batuk be dahak .+ , bulan0 di*umpai dengan !a na dahak kehi*auan. )ada peme iksaan 2isik1 status gene alis didapatkan pe na2asan1 nadi1 tekanan da ah1 dan suhu be ada dalam batas no mal. "a i hasil peme iksaan 2isik status lokalis didapatkan adan(a ki2osis setinggi A. Lumbal II-III dan gibus. 6ibus be upa ben*olan dengan konsistensi ke as dan be uku an :8: 4m1 n(e i tekan ./0. )ada ekst emitas in2e io de8t a dan sinist a tampak adan(a at o2i otot dengan $B# akti2 pasi2 te batas. "an pada status neu ologis di*umpai adan(a penu unan kekuatan otot pada ekst emitas in2e io de8t a dan sinist a. )ada pasien ini1 kelemahan pada tungkai dia!ali dengan adan(a n(e i pinggang se ta timbuln(a ben*olan di pinggang (ang 4ukup lama. ) oses pen(akit ini te *adi se4a a be tahap. -e dasa kan hal te sebut di atas dapat dipiki kan adan(a suatu p oses pada tulang belakang. 6angguan pada tulang belakang dapat disebabkan oleh be bagai 2akto 1 anta a lain dapat be upa kongenital1 in2eksi1 t auma1 neoplasma. -e dasa kan usia di mana keluhan pe tama kali di asakan dapat disingki kan kemungkinan adan(a kelainan kongenital1 ka ena usia pende ita saat itu 54 tahun. $i!a(at t auma pada tulang belakang sebelumn(a *uga tidak te dapat pada pasien ini sehingga kemungkinan 2 aktu >e teb a dapat disingki kan. N(e i pada tulang belakang dise tai timbuln(a ben*olan dapat be asal da i suatu keganasan pada tulang belakang maupun in2eksi spesi2ik sepe ti tube kulosis. N(e i pada pasien ini be si2at hilang timbul te utama pada malam ha i dan saat

,D

be ge ak. Si2at n(e i ini lebih menga ah pada in2eksi tube kulosis1 ka ena pada suatu keganasan tulang belakang n(e in(a be si2at di2us dan te us-mene us. Ton*olan pada tulang belakang pasien ini *uga tidak be si2at p og esi21 sehingga tidak mendukung diagnosis ke a ah keganasan. Falaupun da i hasil anamnesis dan peme iksaan 2isik sudah timbul dugaan adan(a suatu p oses in2eksi tube kulosis1 namun kemungkinan diagnosis tumo >e teb a belum dapat disingki kan. Untuk itu dilakukan peme iksaan penun*ang. -e dasa kan hasil peme iksaan labo ato ium didapatkan peningkatan L?"1 namun tidak te lalu tinggi. -ila be upa tumo biasan(a L?" meningkat lebih tinggi .H,&& mm9*am0. )ada hitung *enis di*umpai adan(a pe gese an ke kanan .shi2t to the ight0 (ang menun*ukkan adan(a suatu in2eksi k onik1 te utama peningkatan lim2osit (ang khas untuk suatu in2eksi tube kulosis. "ata-data te sebut menga ah pada suatu p oses in2eksi. "a i hasil peme iksaan adiologis1 pada 2oto to aks A) didapatkan gamba an in2it at pada kedua lapangan pa u1 kesan: T- pa u dupleks akti21 dan pada 2oto tho akolumbal didapatkan adan(a dest uksi A. Lumbal II-III1 gibus ./01 ki2osis ingan dan adan(a pen(empitan sela diskus A. Lumbal II-III. )ada tumo biasan(a tidak mengenai diskus sehingga tidak ditemui adan(a pen(empitan diskus sepe ti (ang ditemukan pada gamba an adiologis pasien ini. Selain itu ke usakan di bagian ante io ko pus >e teb a khas untuk in2eksi tube kulosis. -e dasa kan anamnesis1 peme iksaan 2isik dan data-data te sebut di atas1 diagnosis ke *a Spondilitis T- dapat ditegakkan. Timbuln(a pa aplegi sehingga menimbulkan at o2i otot menun*ukkan sudah adan(a suatu p oses pada medulla spinalis be upa komp esi .penekanan0. )enatalaksaan pasien ini adalah isti ahat di tempat tidu dengan mobilisasi .pasi2 $B#0 selain ka ena pende ita tidak dapat mengge akkan kedua tungkain(a1 isti ahat di tempat tidu *uga dapat men4egah te *adin(a dest uksi (ang lebih lan*ut pada >e teb a. )embe ian tube kulostatik me upakan medikamentosa pilihan untuk pasien ini. "engan pembe ian tube kulostatik ; minggu sebelum dilakukan )SSF1 diha apkan kuman-kuman T- dapat te eliminasi. Te api bedah te pilih be upa deb idement dan stabilisasi. Setelah tindakan ope asi pengobatan BAT dite uskan sampai D bulan sesuai dengan pedoman F3B.

,'

,:

You might also like