You are on page 1of 14

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI IKM PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL

MUHAMAD AFRIZAL FARKHAN 20070310111 VALYANDRA PRASZITA 20070310100

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi Indonesia telah memasuki era industrialisasi. Berdasarkan pengalaman dari negara-negara yang telah lama mencanangkan era industrialisasi, dimana kita tahu bahwa banyak masalah yang muncul pada awal masa industrialisasi, dimana banyak masyarakat industri (karyawan) yang belum siap mental seringkali menjadi korban dari industry tersebut. Kita tahu bahwa industrialisasi dapat mendatangkan suatu kemakmuran untuk bangsa, akan tetapi jika tidak dikelola dengan baik dan professional, dapat mendatangkan bencana,misalnya: dapat menimbulkan angka kecelakaan kerja, munculnya penyakit akibat pekerjaan (occupational disease), dan meningkatkan pencemaran industri. Betapa pentingnya industrialisasi bagi bangsa Indonesia, dan betapa pentingnya pencegahan terhadap dampak buruk tersebut di atas. Kita harus sadar bahwa industrialisasi harus dikembangkan secara produktif, efisien, dan efektif, sehingga diperlukan pengawasan kesehatan pekerja yang benar-benar nyata oleh pihak industri dengan cara pemeriksaan kesehatan secara berkala maupun jaminan kesehatan kerja. Aktivitas industry tersebut tidak hanya sekedar memasok devisa bagi negara, akan tetapi juga berperan dalam mengantisipasi pembengkakan angka pengangguran yang melanda negara kita. Kegiatan produksi hingga pemasaran setidaknya mampu member nafkah bagi tenaga kerja yang bekerja di industry tersebut. Industri kipas merupakan industry yang bergerak di bidang produksi kipas dengan bahan dasar bambu dan batik. Pekerja di berbagai bidang kerja masih tergolong belum mendapatkan pelayanan kesehatan kerja maupun mendapatkan jaminan atas keshatan akibat kecelakaan kerja. Industri kipas serta industri rumahan lainnya merupakan salah satu tempat usaha di masyarakat, juga sebuah perusahaan dalam arti yang sesungguhnya, yaitu

terdapat pekerja yang beraktivitas dalam proses produksinya. Sebagaimana tempat kerja, alat kerja, bahan dan proses produksi serta limbah industry pada umumnya mempunyai resiko terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat menimbulkan suatu bentuk penyakit atau kematian. Industri ini berlokasi di kawasan Jipangan, Bantul, Yogyakarta dengan sejumlah pekerja yang mengoperasikan serangkaian kegiatan produksi guna menghasilkan industri yang maksimal. Peningkatan sumber daya manusia dan kepastian tingkat kesehatan akan berpengaruh positif terhadap hasil produksi yang diharapkan, sehingga memenuhi permintaan konsumen pasae secara maksimal. Kurangnya sumber daya manusia atau terganggunya kesehatan kerja secara langsung juga akan mempengaruhi suatu produksi, berkurangnya jumlah maupun kualitas hasil produksi. Dalam pembangunan jangka panjang menghadapi era globalisasi,

ketenagakerjaan semakin diharapkan kontribusinya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan tercermin dengan meningkatnya profesionalisme, kemandirian, etos kerja dan produktivitas kerja. Untuk mendukung hal tersebut di atas, diperlukan tenaga kerja dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan menjamin peningkatan produktivitas kerja. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakan di atas dapat diambil rumusan masalah Penyakit dan kecelakaan yang bisa timbul sehubungan dengan proses industry kipas C. Tujuan Pengamatan a. Mengetahui proses produksi dan mengidentifikasi penykit yang mungkin terjadi selama proses industri. b. Mengidentifikasi faktor-faktor resiko penyebab penyakit akibat kerja. c. Mengetahui beban kerja yang ada. d. Memberikan solusi jika terdapat faktor resiko yang dapat

menimbulkan kecelakaan kerja.

D. Manfaat Pengamatan a. Bagi Pengamat i. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang diakibatkan oleh bahan dan alat produksi kipas b. Bagi Pemilik Industri i. Memberikan masukan terhadap masalah kesehatan, beban kerja kepada pekerja dan pemecahan permasalahan yang ada. ii. Memberikan informasi kesehatan dan meminimalisasi

terjadinya kecelakaan yang dimungkinkan guna meningkatkan hasil produksi, kualits produksi, dan produktifitas kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Definisi Kedokteran Industri merupakan ilmu dan seni yang mengaplikasikan ilmu

kedokteran dalam perusahaan yang mempelajari penyakit yang timbul dalam perusahaan atau penyakit yang disebabkan oleh perusahaan (Sumamur, 1996). Alifa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kipas dengan bahan dasar bambu serta batik. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2000 dan telah mengeluarkan produk kipas dengan design yang berbahan bambu disertai batik dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan permintaan pasar atau konsumen. Kesehatan kerja adalah upaya perusahaan untuk mempersiapkan, memelihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan tenaga kerja dengan kesehatan fisik, mental, maupun social yang maksimal, sehingga dapat berproduksi secara maksimal. (Dainur, 1998) Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja, lingkungan kerja, serta cara-cara melakukan pekerjaan tersebut. (Dainur 1999) Hiperkes merupakan suatu keilmuan multidissiplin yang menetapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keselamatan, dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, dan pencemaran lingkungan. (Sugeng, 1999)

B.

Kesehatan Kerja Dan Daya Kerja Agar seorang tenaga kerja dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari faktor-faktor.

1.

Kapasitas Kerja Kemampuan kerja seseorang, berbeda dari satu pekerja dengan yang

lainnya dan sangat tergantung pada keterampilan, keserasian, keadaan gizi, jenis kelamin, semakin efisien badan dan jiwa bekerja, sehingga beban kerja menjadi relatfi sedikit. Tidaklah heran jika angka sakit dan kerja sangat kurang pada mereka yang memiliki cukup motivasi dan dedikasi. Kesehatan jasmami dan rohani adalah penunjang produktivitas seseorang dalam kerjanya. Kesegaran jasmani dan rohani tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja. Kesegaran jasmani dan rohani tidak saja pencerminan kesehatan fisik dan mental, tetapi juga gambaran keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaanya, yang banyak dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan dan pegetahuan yang dimilikinya. Begitu juga dengan tingkat gizi, terutama bagi pekerja kasar dan berat, adalah faktor penentu derajat produktivitas kerjanya. 2. Beban Kerja Setiap pekerja merupakan beban bagi pelakunya. Beban yang dimaksud bisa merupakan beban fisik, mental, atau social. Beban-beban tersebut tergantung bagaimana orang tersebut bekerja. Orang yang bekerja dngan fisiknya lebih besar menerima beban fisik dari pada mental atau social begitu juga sebaliknya. Namunsebagaimana persamaan yang umum, mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu. Inilah maksud penetapan tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat atau pemilihan tenaga kerja tersebut untuk pekerjaan yang sehat pula. 3. Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja Sebagai tambahan terhadap beban kerja yang secara langsung akibat pekerjaan sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja.

Terdapat 4 faktor penyebab tambahan beban kerja yang dimaksud: a. Faktor fisik b. Faktor kimia c. Faktor fisiologi d. Faktor psikologi Sedangkan faktor yang dapat mengakibatkan daya kerja seorang tenaga kerja menurun adalah sebagai berikut: a. Penerangan yang kurang menyebabkan kelelahan mata b. Kegaduhan tempat kerja, sehingga mengganggu konsentrai pikiran dan berkaitan kelelahan psikologis. c. Debu dan gas serta penyemprotan saat pewarnaan yang diserap lewat pernafasan dan mempengaruhi berfungsinya jaringan tubuh. Debu-debu yang dihirup ke paru-paru mengurangi penggunaan optimal paru untuk mengambil oksigen ke udara. d. Sikap badan yang salah mengurangi hasil kerja yang menyebabkan timbulnya kelelahan atau kurang maksimalnya alatalat tertentu.

C.

Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja Gangguan pada kesehatan dan daya kerja berbagai faktor dalam pekerjaan

dapat dihindarkan, jika pekerja dan pemimpin perusahaan bekerjasama membuat system yang baik untuk mencegahnya. Cara mencegah gangguan-gangguan tersebut dengan cara sebagai berikut: 1. Substitusi, yaitu dengan cara mengganti bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang tidak terlalu berbahaya atai tidak membahayakan. 2. Isolasi, yaitu mengisolasi operasi atau proses dalam perusahaan yang membahayakan seperti, mesin, generator, dan lainnya.

3. Alat pelindung diri, yaitu masker, kacamata, sarung tangan, sepatu boot, topi. 4. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, yaitu pemeriksaan calon pekerja untuk mengetahui fisik, mental, maupun social. 5. Pemeriksaan berkala, untuk evaluasi apakah faktor-faktor penyebab yang ada di tempat bekerja menimbulkan gangguan atau kelalaian pada pekerja atau tidak. 6. Pengarahan sebelum kerja, agar bekerja mengetahui dan mentaati peraturan yang berlaku dan lebih meningkatkan kedisiplinan. 7. Pendidikan kesehatan dan keselamatan pekerja secara kontinu.

D.

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Akibat Kerja Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemaparan

terhadap lingkungan kerja. Dewasa ini mendapat kesenjangan antara pengetahuan ilmiah tentang bagaimana bahaya-bahaya kesehatan berperan dan usaha-usaha untuk mencegahnya. Selain itu bermunculan pendapat yang sesat mengenai diagnosis secara benar penyakit-penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh bahan yang berbahaya, limbah yang berbahaya di lingkungan kerja, sudah membuat situasi yang terkendali. Pendekatan tersebut tetap memberikan lingkungan kerja yang tidak sehat tetap tidak berubah, dengan demikian potensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan yang tidak diinginkan juga tidak berubah. Hanya dengan diagnosis dan terapi, dapat membuat lingkungan kerja yang sebelumnya tidak sehat menjadi sehat. Dalam lingkunga kerja biasanya terdapat faktor yang menjadi sebab terjadinya penyakit akibat kerja sebagai berikut: 1. Golongan fisik, seperti: a. Suara yang bisa menimbulkan pekak atau tuli, atau gangguan pendengaran lainnya b. Suhu yang terlalu tinggi yang bisa menyebabkan heat

cramps, sedangkan suhu rendah yang bisa mengakibatkan frostbite c. Penerangan lampu yang kurang baik misalnya kelalaian pada indera penglihatan atau kesilauan yang bisa memudahkan terjadinya kecelakaan. 2. Golongan kimia, seperti: a. Debu yang menyebabkan pneumoconioses, diantaranya:

silicosis, absetosis. b. Lem yang digunakan dapat mengiritasi mukosa hidung

Industri kipas merupakan industri yang bergerak dalam produksi kipas yang menggunakan bahan dasar bambu dan kain batik. 1. Identifikasi Lingkungan Industri 2. Bahan-Bahan Yang Digunakan a. Bahan Dasar: bambu serta kain batik b. Bahan pendamping : lem, kanji c. Produk atau bahan yang dihasilkan yaitu: kipas 3. Proses Industri: Bahan dasar berupa bambu dipotong di tempat penggergajian menjadi bentuk papan kecil sepanjang 70cm kemudian masuk ke proses pembahanan dimana bambu dibelah dan dibentuk sesuai dengn kebutuhan sekitar 30 sampai 45 cm. Selannjutnya bambu di tumpuk sekitar 10 bambu agar dapat direntangkan dan ditempelkan kain batik. Sebelum ditempelkan kain batik, sebelumnyakain batik dipotong sesuai ukuran kipas dan diberi kanji supaya konsistensi menjadi keras dan tidak terlalu lembek, selanjutnya dijemur selama 24 jam lalu keesokan harinya ditempelkan ke bambu. 4. Alat-alat yang digunakan

a. Gergaji b. Gunting c. Pisau d. Pahat e. Golok f. Mesin jahit g. Lem h. Glitter (tiner, cat) 5. Lingkungan Kerja Luas tempat produksi kipas 800 m2 , yang terdiri dari gudang, tempat bahan mentah, tempat pembahanan (pengolahan dan pembentukan) dan tempat penjemuran. 6. Limbah Industri a. Limbah padat: sisa gergajian bambu, sisa kain kipas, sisa pengeboran, dan potongan bambu yang kecil-kecil. b. Limbah air tidak ada 7. Pembuangan Limbah Limbah padat yang berupa serpihan bambu itu didaur ulang biasanya untuk kerajinan industry yang lain. Limbah potongan bambu kecil digunakan oleh para pengguna sebagi bahan bakar, misal untuk digunakan memasak atau industry tahu, industry tempe, dan para penjual makanan. 8. Karyawan a. Jumlah Karyawan Alifa memiliki karyawan tidak tetap berjumlah sekitar 10-15 orang. b. Tempat Tinggal Karyawan

Sebagian besar karyawan tinggal di daerah sekitar Bantul. c. Penghasilan Penghasilan rata-rata diberikan sesuai dengan banyaknya pesanan yang masuk. Penghasilan diberikan setiap minggu. d. Faal Kerja Ilmu tentang faal kerja yang dikhususkan untuk manusia yang bekerja secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang sebaikbaiknya dari alat indra (mata, telinga, peraba, perasa, dan lain-lain), otak dan susunan syaraf-syaraf pusat dan perifer serta otot-otot tubuh. Selanjutnya untuk pertukaran zat yang harus dibuang masih diperlukan peredaran darah dari otot-otot. Dalam hal ini jantung, paru-paru, hati, usus, dan lain sebagainya yang menunjang kelancaran proses pekerjaan. Otot dan tulang merupakan faktor terpenting dalam ukuran-ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar tubuh dari tubuh ataupun bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini menentukan kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya. Maka berkembanglah ilmu yang disebut antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh baik dalam keadaan statis ataupun dinamis. Yang sangat penting adalah ukuran-ukuran: i. Berdiri : Tinggi badan, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul dan panjang lengan. ii. Duduk : Tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, tangan, tinggi lutut, jarak lekuk garis punggung, jarak lekuk telapak kaki. Sebagian besar karyawan bekerja melakukan pekerjaannya dengan cara duduk seperti membentuk pola, penjahitan, pengecatan, pengamplasan, pengeleman, penempelan, terkadang ada sebagian karyawan yang melakukan pekerjaannya dengan cara berdiri.

9. Sarana Kesehatan Dan Alat Pelindung Diri. Industri ini menyediakan sarana kesehatan seperti P3K, obat tetes mta, betadine, perban dan sebagainya jika terjadi sesuatu kecelakaan kerja yang tidak dinginkan. Alat pelindung diri diberikan pada bagian pemotongan bambu. 10. Penyakit Akibat Kerja Penyakit-penyakit yang imbul saat proses produksi pada industry kipas ini adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan yang pernah sakit, keluhan yang paling sering adalah batuk, nyeri punggung, trauma mata akibat dari serpihan bambu dan debu, serta luka pada jari akibat kemasukan serat bambu. Tidak terdapat penyakit yang ditimbulkan oleh limba, karena limbah padat berupa serpihan dan potongan bambu diambil oleh tukang yang membutuhkan untuk bahan industry lainnya.

BAB III PENGAMATAN a. A. Jenis Pengamatan

Penelitian yang dilakukan dengan metode observasi dengan alat berupa wawancara terhadap para pekerja industry serta mengamati langsung proses industri. B. Tempat dn waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan di industry kipas Alifa yang berlokasi di Jipangan, Bantul, Yogyakarta. Pengamatan dilakukan pada tanggal 15 September 2012 C. Subyek Penelitian

Karyawan industry kipas Alifa yang terdiri dari 4 responden D. Variabel Pengamatan a. Variabel Beban : Beban Kerja, beban tambahan,

kapasitas kerja, lingkungan pekerjaan, usia, pendidikan, pengetahuan, perilaku b. E. Variabel tergantung : Penyakit-penyakit akibat pekerjaan

Pengumpulan Data a. Wawancara kepada karyawan industry kipas dan pemilik

Alifa dengan kunjungan langsung ke lokasi penelitian. b. Observasi lapangan dengan melihat langsung kondisi

lingkungan insdustri tempat kerja karyawan. F. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dari hasil survey, pemeriksaan fisik, wawancara dengan pekerja dan pemilik insudtri kipas Alifa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN a. A. Data Industri Alifa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kipas dengan bahan dasar bambu serta batik. Berdiri sejak tahun 2000 dan telah mengeluarkan produk kipas bermutu tinggi dengan design yang menarik bagi paea konsumen a. B. Pembahasan Dari penelitian yang kami lakukan terhadap industry kipas Alifa, dalam industry ini sudah mewajibkan penggunaan alat pelindung diri untuk karyawan. Industri ini sudah menyediakan alat pelindung diri tersebut berupa, sarung tngan, masker, kaca mata, sepatu boot, dan lain sebagainya. Selain itu diberikan edukasi dalam menjalankan tugasnya masing-masing bagian agar aman dalam pengerjaan beban kerjanya. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi dan menghindari terjadinya angka penyakit dan kecelakaan saat proses industry.

You might also like