You are on page 1of 11

RADIOLOGI Adalah cabang ilmu kesehatan yang berhubungan dengan studi dan penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk

k mendiagnosis dan mengobati penyakit. Pencitraan dapat menggunakan sinar-X, USG, CT scan, dan MRI. Pencitraan tersebut menciptakan gambar dari konfigurasi dalam dari sebuah objek padat, seperti bagian tubuh manusia, dengan menggunakan energi radiasi. Pencitraan medis biasanya dilakukan oleh radiografer atau penata rontgen. Seorang radiolog (dokter spesialis radiologi) kemudian membaca atau menginterpretasikan gambar untuk menentukan cedera, menentukan seberapa serius cedera tersebut atau membantu mendeteksi kelainan seperti tumor. Radiodiagnostik dan Radioterapi

PRASAYARAT RUANGAN RADIOLOGI Persyaratan ruangan : 1. Letak unit/instalasi radiologi hendaknya mudah dijangkau dari IGD, ICU, IBS dan ruangan lainnya. 2. Di setiap instalasi radiologi dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan alarm sesuai dengan kebutuhan. 3. Suhu ruang pemeriksaan 20-24 C dan kelembaban 40 - 60 %. 4. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat tersebut. 5. Persyaratan ruangan, meliputi jenis, kelengkapan dan ukuran/luas ruangan yang dibutuhkan sebagai berikut : a. Ketebalan dinding Bata merah dengan ketebalan 25 cm dan kerapatan jenis 2,2 g/cm3, atau beton dengan ketebalan 20 cm atau setara dengan 2 mm timah hitam (Pb), sehingga tingkat radiasi di sekitar ruangan Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun. b. Pintu dan ventilasi - Pintu ruangan Pesawat Sinar-X dilapisi dengan timah hitam dengan ketebalan tertentu sehingga tingkat Radiasi di sekitar ruangan Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun. - Ventilasi setinggi 2 meter dari lantai sebelah luar agar orang di luar tidak terkena paparan radiasi. - Di atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu merah yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai tanda sedang dilakukan penyinaran (lampu peringatan tanda bahaya radiasi). c. Ruangan dilengkapi dengan sistem pengaturan udara sesuai dengan kebutuhan. d. Pada tiap - tiap sambungan Pb, dibuat tumpang tindih/overlapping.

6. Jenis dan ukuran ruangan: a. Ruang penyinaran/ Ruang X-ray - Ruang X-ray tanpa fluoroskopi, minimal: 1. Alat dengan kekuatan s/d 125 KV : 4m (p) x 3m (l) x 2,8m (t) 2. Alat dengan kekuatan >125 KV : 6,5m (p) x 4m (l) x 2,8m (t) - Ruang X-ray dengan fluoroskopi : 7.5m (p) x 5,7m (l) x 2,8m (t) b. Ruang Mammography Ukuran: 4m (p) x 3m (l) x 2,8m (t) c. Ruang Panoramic-cephalometri Ukuran : 3 m (p) x 2 m x 2,8 m (t) d. Ruang UltraSonography/USG - Ukuran : 4m (p) x 3m (l) x 2.7m (t) - Dinding : terbuat dari batu bata, tanpa Pb - Perlengkapan : meja/tempat tidur pemeriksaan, kursi pasien e. Ruang Baca dan Konsultasi Dokter - Terpisah dengan ruang pemeriksaan - Luas : disesuaikan dengan kebutuhan, minimal 2m (p) x 2m (l) x 2,7m (t) f. Ruang CR Ukuran : minimal 3m (p) x 3m (l) x 2,8m (t)

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Alat Pelindung Diri atau Perlengkapan proteksi yang biasa digunakan oleh pekerja radiasi adalah : 1. Apron Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp harus menyediakan sekurang kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut. 2. Penahan Radiasi Gonad Penahan radiasi gonad jenis kontak yang digunakan untuk radiologi diagnostik rutin harus mempunyai lempengan Pb, tebal sekurang kurangnya setara 0,25 mm dan hendaknya mempunyai tebal setara lempengan Pb 0,5 mm pada 150 Kvp. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama. 3. Sarung Tangan Proteksi Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus memberikan kesetaraan atenuasi sekurang kurangnya 0,25 mm Pb pada 150 kVp. Proteksi ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan.

4. Penahan Radiasi - Penahan radiasi yang ditempatkan di antara operator atau panel control dan tabung sinar-X atau pasien harus pada posisi dan rancangan yang tepat sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan. Penahan radiasi harus mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 1,5 mm Pb. - Jendela pengamatan yang terpasang di penahan radiasi setidaknya mempunyai ketebalan yang setara dengan 1,5 mm Pb. Ketebalan yang setara dengan Pb tersebut harus tertera pada penahan radiasi dan jendela pengamat atau kaca intip. 5. Masker Masker melindungi radiografer dari penularan dan infeksi nasokimia karena radiografer harus berinteraksi dengan pasien saat melakukan pemeriksaan. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, virus, dsb). 6. Sarung tangan (hand gloves) Sarung tangan adalah untuk melindungi radiografer dari infeksi nasokimia mengingat radiografer selalu melakukan pemeriksaan dan kontak langsung dengan pasien yang dapat menularkan penyakit / infeksi yang diderita pasien.

KELISTRIKAN RADIOLOGI Yang dimaksud dengan sistim kelistrikan untuk bagian radiologi adalah mencakup : - Penyediaan daya listrik - Pengaturan daya listrik - Pengamanan penggunaan daya listrik untuk peralatan Sistim kelistrikan tersebut perlu diterapkan di setiap rumah sakit mengingat karakteristik penggunaan daya listrik yang spesifik dari peralatan radiologi. Peralatan radiologi tersebut menggunakan daya listrik yang besar dengan waktu yang singkat, dan sangat mempengaruhi penggunaan listrik untuk peralatan medik yang sensitif terhadap perubahan tegangan di rumah sakit. Seperti kita maklumi bersama, penambahan daya yang cukup besar hanya untuk satu alat X-ray akan sangat mempengaruhi operasional rumah sakit, terutama terhadap beban listrik. Sehingga perhitungan penambahan daya listrik harus dilakukan secara seksama. Demikian pula pengamanan terhadap jaringan dan peralatan radiologi akan sangat mempengaruhi foto yang dihasilkan oleh peralatan X-ray. Pengamanan pasien dan operator tehadap tegangan sentuh yang mungkin terjadi merupakan prioritas terhadap setiap pemasangan dan operasional suatu peralatan X-ray. Lebih khusus lagi apabila peralatan X-ray digunakan untuk pasien yang peka atau pasien dalam kondisi tidak sadar. Perhitungan Kebutuhan Beban. Kebutuhan listrik yang dipergunakan untuk mensuplai peralatan radiologi memerlukan daya yang cukup besar. Pada umumnya daya yang digunakan oleh peralatan radiologi adalah untuk membangkitkan/menghasilkan sinar X.

Pembangkitan sinar X tersebut berkisar antara 0,01 detik s/d 0,5 detik untuk radiography sehingga pemakaian listrik efektif peralatan radiologi adalah 0,5 detik sedangkan untuk fluoroscophy, berkisar antara 3 s/d 5 menit khusus untuk pemeriksaan tertentu untuk satu kali pemotretan. Dibawah ini merupakan contoh tabel perhitungan kebutuhan energi listrik untuk peralatan radiologi dengan kapasitas rendah, menengah dan tinggi. Generator (mA) 30 60 100 200 300 500 600 RUGI TEGANGAN Toleransi rugi tegangan yang masih diizinkan untuk peralatan radiologi maksimum 6 %. Artinya untuk tegangan 220 V/380 V, minimal tegangan yang ada di titik peralatan adalah : 205 V/354 V. Usaha untuk mengatasi rugi tegangan tersebut antara lain dengan : 1. Memperpendek jarak peralatan radiologi dengan trafo meter PLN. 2. Menyediakan salurankabel yang khusus untuk peralatan radiologi. 3.Memperbesar ukuran kabel yang digunakan untuk peralatan radiologi. Contoh : Menggunakan satu jalur listrik yang mengambil saluran langsung Main Voltage (V) 220 220 220/380 220/380 380 380 380 Main Power (kW) 3,3 6 11 22 36 50 60

dari Panel induk utama/Main Distribution Panel (MDP) Pengamanan Jaringan Pada dasarnya pengamanan instalasi peralatan radiologi sama seperti instalasi lainnya, tetapi ada beberapa yang harus diperhatikan : - Sebaiknya Panel untuk peralatan radiologi dihubungkan langsung melalui jalur/line ke Panel induk utama (MDP) - Jika memungkinkan jarak dari MDP ke Panel radiologi maksimum 50 m. - Jatuh tegangan (drop Voltage) tidak melebihi 5 % - Breaking Capacity dari breaker yang dipakai adalah pada nilai diatas arus hubung singkat (Isc) PEMBUATAN GROUNDING Pembuatan Grounding Sistem menggunakan minimal Kabel BC 16 mm2, dan pada ujung kabel dipasang electrode. Kabel BC dan electrode dimasukkan kedalam Pipa Galvanis yang terlebih dahulu disolder dan kemudian di cor untuk mencegah korosi Nilai Tahanan yang dikehendaki adalah, sebagai berikut : GENERATOR 30 60 100 200 300 500 600 TAHANAN TANAH (OHM) 0,5 0,5 0,3

0,2 0,l 0,1 0,1 Untuk pencapaian nilai resistansi tersebut, dapat dilakukan dengan memparalelkan beberapa electrode apabila 1 (satu) buah electrode tidak dapat mencapai nilai yang diinginkan. Pemasangan Daya- Listrik Daya listrik untuk peralatan radiologi yang akan dipasang di supply dari Panel Gedung Radiologi dengan menggunakan kabel NYY dengan isi dan diameter kawat tergantung dari Kapasitas maksimum dari pesawat X-Ray. Sebuat Saklar 2 pole berfungsi sebagai saklar utama dipergunakan untuk memotong arus pada aliran listrik (termasuk juga terhadap peralatan lain yang ada di rumah sakit). Saklar kontrol panik (Panic button) sebaiknya dipasang dekat dengan operator serta mudah untuk pengoperasiannya, mudah dijangkau serta cepat bekerjanya bilamana sewaktu-waktu ada masalah dengan instalasi listrik maupun peralatan X-ray. Jaringan Power Supplai ini sebaiknya dilengkapi dengan sebuah rangkaian Breaker Over Current Automatic.

You might also like