You are on page 1of 6

1

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬


Pemilu Dalam Pandangan Islam
Tahun 2009 Indonesia akan Undang Dasar, menjalankan segala
menyelenggarakan pemilihan undang-undang dan peraturan
umum (pemilu). yang dibuat tersebut.
Sama dengan pemilu sebelumnya, Dengan demikian, wakil
yaitu untuk memilih anggota rakyat memiliki tiga fungsi pokok,
parlemen, yakni Majelis yaitu (1) fungsi legislasi untuk
Permusyawaratan Rakyat (MPR), membuat UUD dan UU, (2)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melantik presiden/wakil presiden,
dan Dewan Perwakilan Daerah dan (3) fungsi pengawasan, koreksi
(DPD), juga memilih presiden. dan kontrol terhadap pemerintah.
Pemilihan anggota MPR yang
terdiri atas DPR dan DPD Hukum Syara’ Tentang Pemilu
dijadwalkan akan diselenggarakan Pemilu merupakan
pada 9 April 2009. perwakilan (wakalah). Hukum asal
wakalah adalah mubah (boleh).
Pemilu di Indonesia Dalil yang membolehkan wakalah
Pemilu 9 April 2009 nanti diantaranya adalah:
akan memilih anggota DPR dan ِ‫ن عَْبللدِ الللله‬
DPD dimana keduanya akan secara
ِ ‫جللاب ِرِ ْبلل‬ َ ‫ن‬ ْ ‫علل‬ َ َ‫»و‬
‫ت‬ ُ ْ ‫ اَرد‬:‫ل‬ َ َ ‫ما َقللا‬ َ ُ‫ه عَن ْه‬ ُ ‫ي الل‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َر‬
bersama membentuk MPR. َ
Berdasarkan Undang-Undang ‫ت‬ ُ ْ ‫خي َْبللَر َفللأت َي‬ َ ‫ى‬ َ ‫ج ِاللل‬ َ ْ‫خللُرو‬ ُ ْ ‫ال‬
Dasar 1945 Pasal 3 hasil ‫م‬َ ّ ‫س لل‬ َ َ‫ه عَل َي ْهِ و‬ ُ ‫صّلى الل‬ َ ‫ي‬ ّ ِ ‫الن ّب‬
amandemen ditetapkan bahwa ‫خي َْبللَر‬ َ ِ‫ي ب‬ َ َ ِ ‫ إ‬:‫ل‬ َ ‫قا‬ َ َ‫ف‬
wewenang MPR adalah mengubah
ْ ِ ‫ت وَك ِي ْل‬ َ ْ ‫ذا أت َي‬
dan menetapkan Undang-Undang ‫شلللَر‬ َ َ‫ة ع‬ َ ‫سللل‬ َ ‫م‬ ْ ‫خ‬ َ ‫ه‬ ُ ‫مْنللل‬ ِ ْ ‫خلللذ‬ ُ َ‫ف‬
Dasar, melantik Presiden dan/atau «‫قا‬ ً ‫س‬ َ َ‫و‬
Wakil Presiden, dan Dari jabir bin Abdillah
memberhentikan Presiden radliyallâhu ‘anhumâ, dia
dan/atau Wakil Presiden dalam berkata: Aku hendak
masa jabatannya menurut Undang- berangkat ke Khaibar, lantas
Undang Dasar. Pasal 11 ayat 2 aku menemui Nabi SAW.
menegaskan DPR melakukan Seraya beliau bersabda:
persetujuan bersama Presiden “Jika engkau menemui
dalam membuat perjanjian wakilku di Khaibar maka
internasional, keuangan negara, ambillah olehmu darinya
dan perubahan atau pembentukan lima belas wasaq” (HR. Abu
undang-undang. Jadi, DPR Dawud yang menurutnya
memegang kekuasaan membentuk shahih).
undang-undang, membahas
bersama Presiden setiap Begitu juga, dalam Bai’atul
rancangan undang-undang untuk ‘Aqobah II, Rasulullah SAW
mendapat persetujuan bersama meminta 12 orang sebagai wakil
(Pasal 20); memiliki fungsi legislasi, dari 75 orang Madinah yang
fungsi anggaran, dan fungsi menghadap beliau saat itu yang
pengawasan; memiliki hak dipilih oleh mereka sendiri. Kedua
interpelasi, hak angket, dan hak hadits di atas menunjukkan bahwa
menyatakan pendapat; hak hukum asal wakalah dalam syariat
mengajukan pertanyaan, Islam adalah boleh. Wakalah yang
menyampaikan usul dan pendapat hukum asalnya boleh tersebut
serta hak imunitas (Pasal 20A). akan sah apabila semua rukun-
Sedangkan, secara umum tugas rukunnya dipenuhi. Sebaliknya, bila
Presiden melaksanakan Undang- ada rukun yang tidak terpenuhi
maka akad wakalah tersebut
2
menjadi tidak sah, dan karenanya tidak beriman hingga
menjadi tidak boleh. Rukun-rukun mereka menjadikan kamu
tersebut adalah adanya akad atau hakim dalam perkara yang
ijab qabul; dua pihak yang mereka perselisihkan,
berakad, yaitu pihak yang kemudian mereka tidak
mewakilkan (muwakkil) dan pihak merasa keberatan dalam
yang mewakili (wakîl); perkara hati mereka terhadap
yang diwakilkan; serta bentuk putusan yang kamu berikan,
redaksi akad perwakilannya (shigat dan mereka menerima
taukîl). Semua rukun tersebut dengan sepenuhnya. (QS.
harus sesuai dengan syariat Islam. an-Nisa [4]: 65)
Menyangkut pemilu, bila ada
muwakkil, wakîl dan shighat taukîl, Juga firman-Nya:
maka yang menjadi sorotan utama ٍ‫مَنللة‬ ُ ‫ن وََل‬
ِ ْ‫مؤ‬ ٍ ‫م‬ِ ْ‫مللؤ‬ ُ ِ‫ن ل‬ َ ‫كا‬ َ ‫ما‬ َ َ‫]و‬
adalah perkara yang diwakilkan,
‫مللًرا‬ َ ُ ّ َ َ ِ‫إ‬
yakni dalam rangka untuk ْ ‫هأ‬ ُ ‫سللوْل‬
ُ ‫ه وََر‬ ُ ‫ضى الل‬ َ ‫ذا ق‬
‫ن‬ ْ َ ُ َ
melakukan aktivitas apa akad ْ ‫ملل‬ِ ُ‫خَيللَرة‬ ِ ‫م ال‬ ُ ‫ن لُهلل‬ َ ‫ن ي َكللو‬ ْ ‫أ‬
َ
perwakilan itu dilaksanakan. ‫ه‬َ ‫ص الّلللل‬ ِ ‫ن ي َْعللل‬ ْ ‫مللل‬ َ َ‫م و‬ ْ ‫هللل‬ ِ ِ‫مر‬ ْ ‫أ‬
Apakah aktivitas itu sesuai dengan
syariat Islam atau tidak. Bila
‫مِبيًنا‬ ُ ً ‫ضل َل‬ َ ‫ل‬ ّ ‫ض‬َ ْ ‫قد‬ َ َ‫ه ف‬ ُ َ ‫سول‬ ُ ‫وََر‬
sesuai, maka wakalah tersebut 
boleh dilakukan, sebaliknya bila Dan tidaklah patut bagi laki-
tidak sesuai dengan syariat Islam laki yang mu'min dan tidak
maka wakalah tersebut batil yang (pula) bagi perempuan yang
karenanya tidak boleh dilakukan. mu'min, apabila Allah dan
Berkaitan dengan fungsi Rasul-Nya telah menetapkan
legislasi di atas perlu diingatkan suatu ketetapan, akan ada
bahwa setiap muslim yang beriman bagi mereka pilihan (yang
kepada Allah SWT, wajib taat lain) tentang urusan
kepada syariat yang telah mereka. Dan barangsiapa
ditetapkan oleh Allah dalam al- mendurhakai Allah dan
Qur’an dan As Sunnah, baik dalam Rasul-Nya maka sungguhlah
kehidupan pribadi, keluarga, dia telah sesat, sesat yang
maupun dalam kehidupan nyata (TQS. Al Ahzab[33]:
bermasyarakat dan bernegara. 36).
Tidak ada pilihan lain bagi seorang
muslim dalam mengatur kehidupan Untuk perkara yang
pribadinya, masyarakat, dan hukumnya belum ditetapkan
negaranya kecuali dengan secara terang (sharaahah) dalam
menggunakan syariat Allah SWT. al-Qur’an dan As Sunnah, seorang
Firman Allah SWT: muslim (yang berkualifikasi
mujtahid) dengan menggunakan
‫ه‬ ُ ْ ‫ن ال‬
ُ ْ ‫حك‬
ِ ‫م إ ِل ّ لل‬ ِ ِ ‫]إ‬ segenap kemampuannya berijtihad
Keputusan (hukum) itu guna mendapatkan keputusan
hanyalah kepunyaan Allah. hukum atas perkara itu
(QS. Yusuf [12]: 40) berdasarkan wahyu dan
menggunakan metode yang benar.
Firman Allah Swt lainnya: Tidak boleh ia menggunakan
‫حت ّللى‬ َ ‫ن‬ َ ‫من ُللو‬ ِ ْ‫ك ل َ ي ُؤ‬ َ ‫]فَل َ وََرب ّل‬ sumber lain selain wahyu Allah (al-
ّ ُ‫م ث‬
‫م‬ ْ ُ‫جَر ب َي ْن َه‬َ ‫ش‬ َ ‫ما‬ َ ‫ك ِفي‬ َ ‫مو‬ ُ ّ ‫حك‬َ ُ‫ي‬ Qur’an dan As Sunnah) atau
َ menggunakan metode yang tidak
‫جللا‬ً ‫حَر‬َ ‫م‬ ْ ِ ‫س له‬
ِ ‫ف‬ ُ ْ ‫دوا فِللي أن‬ ُ ‫ج‬ ِ َ‫ل َي‬ benar dalam menetapkan hukum.
‫ما‬ً ‫سللِلي‬ْ َ ‫موا ت‬ ُ ّ ‫سل‬ َ ُ ‫ت وَي‬ َ َ‫ما ق‬
َ ْ ‫ضي‬ ّ ‫م‬ِ Penggunaan sumber selain wahyu
 dalam penetapan hukum tidak
Maka demi Tuhanmu, akan menghasilkan kesimpulan
mereka (pada hakikatnya) hukum yang sesuai dengan syariat
3
Allah. Ini bertentangan dengan selain Allah. (QS. at-
perintah Allah dan bertentangan Taubah [9]: 31)
pula dengan keimanan seorang
muslim kepada Allah SWT. Firman Oleh karena itu, menetapkan
Allah SWT: hukum yang bukan bersumber dari
‫ف‬
ُ ‫ص‬ َ ِ ‫قوُلوا ل‬
ِ َ ‫ما ت‬ ُ َ ‫]وَل َ ت‬ wahyu adalah perbuatan yang
َ dilarang oleh syara’. Seorang
ٌ َ ‫حل‬
‫ل‬ َ َ‫ب ه‬
َ ‫ذا‬ َ ِ‫م ال ْك َذ‬ ُ ُ ‫سن َت ُك‬ِ ْ ‫أل‬ muslim sejak awal wajib terikat
ِ ‫فت َُروا عََلى الل‬
‫ه‬ ْ َ ‫م ل ِت‬ ٌ ‫حَرا‬ َ ‫ذا‬ َ َ‫وَه‬ kepada syariat Allah, wajib
‫ب‬َ ِ‫ال ْك َذ‬ mengambil hukum dari wahyu
ِ ‫ن عََلى الل‬
‫ه‬ َ ‫فت َُرو‬ ْ َ‫ن ي‬
َ ‫ذي‬ ِ ّ ‫ن ال‬ ّ ِ‫إ‬ Allah semata, dan menolak
undang-undang buatan manusia
‫ن‬ َ ‫حو‬ ُ ِ ‫فل‬ ْ ُ‫ب ل َي‬ َ ِ‫ال ْك َذ‬ yang bertentangan dengan hukum
Dan janganlah kamu syariat Islam. Berdasarkan hal itu
mengatakan terhadap apa kita paham secara pasti bahwa
yang disebut-sebut oleh satu-satunya yang berhak
lidahmu secara dusta ‘ini mengeluarkan undang-undang
halal dan ini haram’, untuk hanyalah Allah Dzat Maha
mengada-adakan Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
kebohongan terhadap Allah. Dan, setiap aktivitas pembuatan
Sesungguhnya orang-orang perundang-undangan dari selain Al
yang mengada-adakan Kitab dan As Sunnah merupakan
kebohongan terhadap Allah aktivitas menyekutukan Allah
tiadalah beruntung. (QS. Ta’ala.
an-Nahl [16]: 116) Bila menetapkan hukum
yang tidak bersumber dari wahyu
Begitu pula pertanyaan Rasulullah Allah dilarang, maka meridlai
saw kepada Adi bin Hatim: aktivitas seperti itu juga dilarang
‫وا‬
ْ ‫م‬
ُ ‫حر‬
ّ ‫رامَ َو‬
َ َ‫الح‬
ْ ‫م‬ ُ ‫حّلوْا َلُه‬ َ ‫»َأَلْيسَ َأ‬ oleh syara’. Kaedah syara’
«‫ل‬َ َ‫حل‬َ ‫ال‬
ْ ‫م‬ ُ ِ‫عل َي ْه‬
َ menyatakan:
Bukankah mereka (para [‫م‬
ٌ ‫حَرا‬ َ ْ ‫ة ا َِلى ال‬
َ ِ ‫حَرام‬ ُ َ ‫سي ْل‬
ِ َ‫]لا َل ْو‬
pendeta dan rahib,pen) “Wasilah (perantaraan) yang
telah menghalalkan yang pasti menghantarkan
haram buat mereka dan kepada perbuatan haram
mengharamkan yang halal adalah juga haram”
atas mereka?
«‫م‬
ْ ‫ نََع‬:‫ال‬
َ َ‫»ق‬ Jadi, menetapkan hukum
Adi bin Hatim menjawab: dari selain Allah, yakni selain Al
‘Ya’. Quran dan As Sunnah, adalah
haram. Karenanya, kedaulatan
Maka Rasul saw bersabda: dalam Islam adalah milik syara’
«‫م‬
ْ ُ‫م ِإّياه‬
ْ ‫ادُتُه‬
َ ‫عَب‬
ِ ‫ك‬
َ ْ‫»فَِتل‬ bukan milik rakyat sebagaimana
yang terdapat dalam sistem
Itulah ibadah mereka
demokrasi sekuler Barat.
(masyarakat ahlul kitab)
Maka, terdapat perbedaan
kepada mereka (para rahib
yang sangat mendasar antara
dan pendeta mereka)
sistem politik Islam yang
menyatakan bahwa kedaulatan di
Hal itu dikatakan tatkala beliau
tangan syariat Islam dengan
membaca firman Allah SWT:
‫م أ َْرَباب ًللا‬ َ sistem politik lain, yakni sistem
ْ ُ‫م وَُرهْب َللان َه‬ ْ ‫خلذ ُْوا أ‬
ْ ُ‫حب َللاَره‬ َ ّ ‫]ا ِت‬ sekuler demokratis, yang
‫ه‬
ِ ‫ن الل‬
ِ ْ‫ن د ُو‬
ْ ‫م‬
ِ menyatakan bahwa kedaulatan di
Mereka menjadikan orang- tangan rakyat. Kaum muslim
orang alimnya dan rahib- menerapkan syariat Islam pada
rahib mereka sebagai tuhan sistem politik Islam dalam
kedudukannya sebagai hukum
4
syara, dan sumbernya adalah Berdasarkan hal tersebut,
wahyu dari Allah SWT. Halal dan aktivitas memilih penguasa dan
haram, baik dan buruk, haq wakil rakyat untuk melaksanakan
dan batil, serta terpuji dan hukum sekuler tidaklah dibolehkan.
tercela dalam sistem Islam Karenanya, akad wakalah untuk
berasal dari Allah saja. melakukan aktivitas-aktivitas
Sementara, semua itu dalam tersebut juga tidak dibolehkan.
sistem demokrasi berasal dari Sebab, ada rukun wakalah yang
manusia. tidak sah menurut syariat Islam,
Kenyataan menunjukkan yakni adanya perbuatan yang
bahwa sesungguhnya manusia melanggar syariat berupa ijab
manapun, muslim ataukah kafir, qabul untuk menerapkan sistem
tidak mampu membedakan hakikat pemerintahan sekuler. Allah SWT
kebaikan dan keburukan dalam menegaskan hal ini:
berbagai urusan tadi, betapapun َ ‫ما أ َن َْز‬
‫ل‬ ْ ُ ‫حك‬
َ ِ‫م ب‬ ْ َ‫ن ل‬
ْ َ‫م ي‬ ْ ‫م‬
َ َ‫]و‬
besar kemampuan dan
‫ن‬ َ ْ ‫م ال‬
َ ‫كافُِرو‬ َ ِ ‫ه فَُأول َئ‬
ُ ُ‫ك ه‬ ُ ّ ‫الل‬
pengalamannya. Sebab, akalnya
Barangsiapa yang tidak
serba terbatas dan kurang, serta
menghukumi dengan apa
dipengaruhi oleh keinginan dan
yang diturunkan Allah maka
hawa nafsunya. Sungguh Allah
mereka itulah orang-orang
SWT telah menjelaskan hal
kafir (Al Mâidah[5]: 44)
tersebut dalam seruannya kepada
kaum Mukmin:
َ ‫مللا أ َن ْلَز‬
‫ل‬ ْ ‫حك ُل‬
َ ِ‫م ب‬ ْ ‫ن ل َل‬
ْ َ‫م ي‬ ْ ُ ‫مل‬
َ َ‫]و‬
‫و‬
َ ‫هلل‬
ُ َ‫ل و‬ ِ ْ ‫م ال‬
ُ ‫قَتللا‬ ُ ‫ب عَل َي ْك ُل‬
َ ‫]ك ُِتلل‬ ّ َ
ْ ‫ن ت َك َْرهُل‬
‫وا‬ َ
ْ ‫سللى أ‬ َ َ‫م وَع‬ ْ ُ ‫ك ُْرهٌ ل َك‬
‫ن‬ َ ‫مو‬ ُ ِ ‫م الظال‬ ُ ُ‫ك ه‬ َ ِ ‫ه فَأولئ‬ ُ ّ ‫الل‬
Barangsiapa yang tidak
‫سلى‬ َ َ‫م وَع‬ ْ ‫كل‬ ُ َ ‫خْيلٌر ل‬ َ َ‫هلو‬ ُ َ‫شْيئا ً و‬َ menghukumi dengan apa
‫م‬ ُ َ َ َ‫شْيئا وَهُو‬ ً َ ‫وا‬ َ
ْ ‫شلّر لكلل‬ ْ ّ ‫حب‬
ِ ُ‫ن ت‬
ْ ‫أ‬ yang diturunkan Allah maka
َ
‫ن‬ َ ْ‫مو‬ُ َ ‫م ل َ ت َعْل‬ ُ َ ‫ه ي َعْل‬
ْ ُ ‫م وَأن ْت‬ ُ ‫َوالل‬ mereka itulah orang-orang
Telah diwajibkan kepada zhalim (Al Mâidah[5]: 45)
kalian berperang, padahal
berperang itu adalah َ ‫ما أ َن َْز‬
‫ل‬ َ ِ‫م ب‬ ْ ُ ‫حك‬ ْ َ‫ن ل‬
ْ َ‫م ي‬ ْ ‫م‬
َ َ‫]و‬
َ ْ ‫م ال‬ ُ
َ ِ ‫ه فَأول َئ‬
sesuatu yang kalian benci. ‫ن‬
َ ‫قو‬ُ ‫س‬ ِ ‫فا‬ ُ ُ‫ك ه‬ ُ ّ ‫الل‬
Boleh jadi kamu membenci Barangsiapa yang tidak
sesuatu, padahal ia amat menghukumi dengan apa
baik bagimu, dan boleh jadi yang diturunkan Allah maka
(pula) kamu menyukai mereka itulah orang-orang
sesuatu, padahal ia amat fasik (Al Mâidah[5]: 47)
buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu Adapun fungsi pengawasan
tidak mengetahui (TQS. Al berupa koreksi dan kritik
Baqarah[2]:216). (muhasabah) terhadap pemerintah
dan para penguasa diwajibkan
Karenanya, menyerahkan secara syar’iy. Dalam syariat Islam
urusan tersebut kepada ini disebut amar ma’ruf nahi
pemerintah hukumnya haram munkar, yang wajib dilakukan oleh
menurut Islam, khususnya kepada setiap muslim, apalagi oleh para
pemerintahan sekuler yang tidak wakil rakyat. Oleh karena itu,
menghukumi dengan apa yang pencalonan dalam rangka
diturunkan Allah, untuk melaksanakan fungsi pengawasan
menentukan kepala negara, termasuk perkara yang dibolehkan.
menandatangani perjanjian dan Hanya saja pencalonan tersebut
persetujuan, dan membuat terikat dengan syarat-syarat
perundang-undangan dari luar Al syar’iy, bukan dibolehkan secara
Kitab dan As Sunnah.
5
mutlak. Syarat-syarat tersebut serta sebaliknya menjauhi
adalah: individu, kelompok, jamaah dan
1. Tidak menjadi calon partai partai politik yang justru
sekuler dan tidak menempuh berjuang untuk mengokohkan
cara haram seperti penipuan, sistem sekuler. Hal ini harus dia
pemalsuan dan penyuapan, lakukan dengan sungguh-
serta tidak bersekutu dengan sungguh.
orang sekuler. 3. Secara sendiri-sendiri atau
2. Harus menyuarakan secara bersama melakukan kritik dan
terbuka targetnya menegakkan koreksi terhadap para penguasa
sistem Islam, mengubah sistem atas setiap aktivitas dan
sekuler menjadi sistem Islam, kebijakan mereka yang
serta mengumumkan bertentangan dengan Islam.
perjuangannya untuk melawan 4. Tidak terpengaruh oleh
dominasi asing dan propaganda orang-orang atau
membebaskan negerinya dari kelompok tertentu yang
pengaruh asing. Dengan kata menyatakan bahwa mengubah
lain, calon wakil rakyat itu sistem sekuler dan mewujudkan
mengumumkan bahwa dia sistem Islam mustahil
menjadikan parlemen sebagai dilakukan. Tidak boleh ada rasa
mimbar (sarana) untuk putus asa dan berhenti
mendakwahkan Islam dan berjuang, sebab kaum muslimin
mengoreksi penguasa. bisa melakukan perubahan bila
3. Dalam kampanye pemilu dia berusaha keras, sungguh-
harus menyampaikan ide-ide sungguh, dan ikhlas karena
dan program-program yang Allah dalam berjuang.
bersumber dari syariat Islam. Sebab,Allah pasti akan
menolong orang yang
Sikap Muslim Menghadapi menolong (agama)-Nya.
Pemilu Termasuk merealisasikan
Berdasarkan penjelasan di atas, tegaknya Khilafah Islamiyah
maka sikap yang harus ditunjukkan bagi kaum Muslim untuk
oleh setiap muslim adalah: melanjutkan kembali kehidupan
1. Tidak memilih calon manapun Islam (isti’nâfu al-hayah al-
yang tidak memenuhi syarat- Islâmiyah) melalui penerapan
syarat tersebut, tidak syariat Islam di dalam negeri
mendukung kampanyenya, dan dan mengemban risalah Islam
tidak mengucapkan selamat ke seluruh dunia dibawah panji
saat ia berhasil memenangkan Islam, dan dengan
suara pemilihan. kepemimpinan seorang Khalifah
2. Berjuang secara serius untuk menyatukan umat Islam untuk
penerapan syariat Islam dan kembali menjadi umat terbaik
mengubah sistem sekuler ini yang dikeluarkan bagi manusia,
menjadi sistem Islam dengan serta memenangkan dinul Islam
menempuh thariqah dakwah di atas semua agama dan
Rasulullah saw melalui ideologi sekalipun orang-orang
pergulatan pemikiran (as- kafir benci.
shirâul fikriy) dan perjuangan Allah SWT berfirman:
politik (al-kifâh as-siyâsi). ‫ن‬ ِ ْ‫مؤ‬
َ ‫مُنللو‬ ُ ْ ‫ح ال‬
ُ ‫فللَر‬
ْ َ ‫مئ ِذٍ ي‬
َ ْ‫]وَي َو‬
Perjuangannya itu diwujudkan ُ‫شلاء‬ َ َ‫ن ي‬
dengan mendukung individu, ْ ‫مل‬ َ ‫صلُر‬ ُ ْ ‫صلرِ الللهِ ي َن‬ ْ َ ‫ب ِن‬
َ ‫عللد‬ْ َ‫ و‬ ‫م‬ ُ ‫حيلل‬
ِ ‫زيُز الّر‬ ْ
ِ َ‫وَهُوَ الع‬
kelompok, jamaah, dan partai
politik yang nyata dan ُ‫عللد َه‬ْ َ‫ه و‬ ُ ‫ف الللل‬ ُ ‫خِللل‬ ْ ُ ‫اللللهِ ل َ ي‬
َ َ ‫ول َك‬
konsisten
tegaknya
berjuang
Khilafah
demi
dan
‫ن‬ َ ‫مللو‬ ُ ‫س ل َ ي َعْل‬ ِ ‫ن أك ْث ََر الّنا‬ ّ ِ َ

diterapkannya syariat Islam;
6
Dan di hari itu
bergembiralah orang-orang
beriman karena pertolongan
Allah. Dia menolong siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan
Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Penyayang
(sebagai) janji yang
sebenar-benarnya dari Allah.
Allah tidak akan menyalahi
janji-Nya, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.
(QS. ar-Ruum [30]: 4-6)

You might also like