You are on page 1of 22

Pemanfaatan Limbah Organik

Menjadi biogas & Pupuk Organik


LAPORAN PENELITIAN Diajukan iajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan lolaan Lingkungan sebagai syarat dalam UAS jurusan Pendidikan Kimia semester 3 yang dibimbing oleh Aang Mahyani S.Pd.

Disusun Oleh:
Nama NIM : Rofa Yulia Azhar : 208 204 137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Kata Pengantar
Bismillahirohmanirohim, Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas nikmat iman dan islam-Nyalah kita masih merasakan nikmatnya kehidupan ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada jungjungan kita The Leader of Moeslim Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita sekalian selaku umatnya yang setia sampai akhir zaman. Dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih bagi pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua Penyusun, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penyusun. 2. Aang Mahyani S.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini. 3. Dan semua pihak yang telah membantu penyusun dimulai dari penjaga perpustakaan, penjaga warnet, tukang fotokopi, narasumber dalam makalah ini serta pihak-pihak lainnya yang telah membantu penyusun yang tidak mungkin penyusun sebutkan satu-persatu

Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang. Itulah pribahasa yang kiranya dapat mewakili harapan penyusun dalam makalah ini. Secercah harapan yang penyusun siratkan dalam makalah ini adalah semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, manjadi amal baik bagi penyusun, menjadi motivator bagi mahasiswa lainnya untuk menyusun makalah yang lebih baik lagi serta semoga menjadi buah yang manis kelak.

Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya yang penyusun buat ini. Maka dari itu penyusun menantikan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar penyusun dapat mengoreksi kesalahan tersebut dan sebagai bahan pembelajaran bagi penyusun dimasa yang akan datang. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 29 Desember 2009

Penyusun

Daftar Isi
KATA PENGANTAR .............................................................................. 1 DAFTAR ISI ............................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 4 1.2. Fokus Penelitian ................................................................................ 5 1.3. Landasan Teori ................................................................................. 6 1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 7

BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 9 2.2. Lokasi Penelitian ............................................................................... 9 2.3. Sumber Data ..................................................................................... 9 2.4. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 10

BAB III PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 3.1. Biogas ............................................................................................... 11 3.2. Pupuk Organik .................................................................................. 18

BAB IV Senyawa Anorganik Karbon dan Penggunaannya 4.1. Simpulan ........................................................................................... 19 4.2. Saran dan Kritik ................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 21

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dipecahkan serta dicarikan jalan keluarnya pada saat ini adalah masalah limbah rumah tangga dan industri. Salah satu cara yang dapat digalakan adalah dengan proses daur ulang sampah. Proses daur ulang sampah agar memiliki daya guna yang lebih terhadap lingkungan terus diupayakan, tetapi pada kenyataannya dilapangan, pengayaan akan proses pemanfaatan sampah masih minim. Bahkan n masyarakat tidak tahu bagaimana cara mengolah limbah yang ada agar menjadi barang yang lebih bermanfaat lagi. Faktanya masyarakat lebih senang jika sampah yang ada langsung dibakar atau ditumpuk dalam lubang. Ironis sekali memang jika kita melihat kasus diatas. Padahal dengan sedikit keahlian sampah sampah-sampah sampah tersebut terutama sampah organik dapat disulap menjadi biogas dan pupuk organik yang tentunya memiliki nilai guna dan manfaat yang lebih bagi masyarakat. Bahkan dapat menghasilkan income yang cukup menggiurkan giurkan serta mengurangi beban belanja masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian di salah satu TPA di Bandung. Dari 5.000 ton sampah yang masuk setiap harinya sebagina besar merupakan sampah organik.
Perbandingan Jumlah Sampah Organik dan Anorganik
Persentase
100 50 0 Sampah Organik Sampah Anorganik Kategori

Dengan jumlah sampah seperti itu maka jiaka diubah menjadi pupuk organik maka akan menghasilkan pupuk organik sekitar 1.000 ton. Tapi memang harus diakui proses pembuatan pupuk organik itu memang tidak modah. Pembuattan pupuk organik memerlukan proses yang cukup lama (sekitar 1 bulan) dan kendala lainnya yaitu diperlukan tempat yang luas sebagai tempat pembuatan pupuk organik serta bau yang cukup menyengat menjadi salah satu masalah yang timbul ketika kita membuat pupuk organik. Tapi masalah diatas dapat kita atasi jika kita benar-benar memiliki kemauan untuk melakukannya. Sedangkan jika dilihat dari fungsi pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas sebagai salah satu sumber energi alternatif sangat besar manfaatnya. Cadangan Energi Fosil Indonesia 2008

Energi Fosil

Sumber Daya 56,6 Milyar Barel 334,5 TSCF 9!,5 Milyar t"n 453 TSCF

Cadangan 8,4 Milyar Barel2 165 TSCF 18,7 Milyar t"n

Produksi

Cadangan/ Produksi1 24 59 93

Minyak Bumi Gas Bumi Batu ara CBM #Gas$

348 Juta Barel 2,79 TSCF 2!1 Juta t"n

1.2. Fokus Penelitian a. Rumusan Maslah Rumusan masalah yang akan penyusun pecahkan dalam pembuatan laporan penelitian ini adalah bertitik tumpu pada permasalahan yang acapkali hinggap di masyarakat dalam hal pengelolaan sampah. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1 2

Tidak ada temuan cadangan baru Sudah termasuk blok Cepu

Bagaimana cara mengubah sampah organik menjadi biogas dan pupuk organik? Apa saja yang diperlukan dalam pembuatan pupuk organik dan biogas? Apa saja income dan outcome yang didapatkan oleh masyarakat dalam pengelolaan sampah menjadi biogas dan pupuk organik?

Semua rumusan masalah diatas semoga dapat terjawab

melalui laporan

penelitian yang penyusun buat ini. Sehingga dapat menaikan taraf hidup masyarakat sekitar kea rah yang lebih baik.

b. Tujuan Penelitian Tujuan utama pembuatan laporan penelitian ini selain sabagai salah satu syarat dalam UAS semester 3 juga dimaksudkan untuk:

Sebagai sumber ilmu pengetahuan yang menambah wacana dalam mata kuliah pengetahuan lingkungan. Memberikan wawasan kepada masyarakat sekitar tentang

bagaimana caranya membuat pupuk organik beserta biogas. Mensosialisasikan salah satu program yang aplikatif bagi masyarakat agar dapat langsung diusahakan dan terasa manfaatnya.

1.3. Landasan Teori a. Biogas Sejarah Pemanfaatan Biogas Cina Sejak tahun 1975 "biogas for every household". Pada tahun 1992, 5 juta rumah tangga di China menggunakan biogas. Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak dan manusia serta limbah pertanian. India

Dikembangkan sejak tahun 1981 melalui departemen enerhi nonkonvensional. Indonesia Mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981 melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah.

b. Pupuk Organik Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang terbuat dari unsur organik seperti sisa tumbuhan dan kotoran hewan. Lebih tepatnya lagi merupakan gabungan dari pupuk kompos dan pupuk kandang. Walaupun unsur hara yang dikandung dalam pupuk organik lebih sedikit dibandingkan dengan kandungan hara dalam pupuk kimia sintetik tetapi pupuk organik memiliki kelebihan lain yang cukup diperhitungkan. Pertama, pupuk organik harganya relatif rendah terhadap pupuk kimia sintetik dan yang kedua pupuk organik lebih ranah lingkungan dibandingkan pupuk kimia sintetik serta yang ketiga, pupuk organik juga bias dibuat oleh orang awam sekalipun.

1.4. Kegunaan Penelitian .Penelitian yang penyusun telah lakukan ditujukan untuk menjawab segala yang terdapat dalam rumusan masalah dan memenuhi tujuan dari pembuatan laporan penelitian ini sehingga secara nyata dapatmemiliki daya guna bagi

semua pihak. Adapun kegunaan dari penelitian yang penyusun telah lakukan adalah sebagai berikut:

Menambah wawasan bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Sebagai bahan studi banding atas berbagi gejala yang terjadi di dalam masyarakat terutama dalam ruanglingkup sampah dan

pemanfaatannya. Mendorong semua pihak agar ikut mengaplikasikan dan

mengkampanyekan pemanfaatan sampah dengan cara mengubahnya menjadi pupuk organik dan biogas.

BAB I METODE PENELITIAN


2.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penyusun lakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala atau fenomena secara menyeluruh dan konstektual. Adapun pendekatan yang penyusun lakukan selama proses penelitian adalah pendekatan terpadu. Sehingga diharapkan hasil laporan yang penyusun susun ini dapat memberikan gambaran yang se-objektif mungkin bagi para pembaca.

2"2" #okasi $enelitian

Dalam penelitian yang telah penyusun lakukan penyusun memilih lokasinya yang bertempat di: Universitas Fakultas Tempat Tanggal Pukul : UNPAD : Peternakan : Jatinangor Sumedang : 29 Desember 2009 : 08.00 11.00

2.3. Sumber Data Sumber data yang penyusun cantumkan dalam laporan penelitian ini didapatkan berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak terkait. Selain itu penyusun juga melakukan penelaahan tehadap beberapa sumber lainnya berupa buku bacaan dan sumber referensi lainnya yang terdapat di media massa. Narasumber : - Bapak Yaya - Bapak Ade

Sumber lainnya

: Tercantum dalam daftar Pustaka

2.4. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang telah penyusun lakukan terdiri dari beberapa langkah sistematis:

1) Survey lapangan. 2) Proses pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. 3) Mengamati objek dan meneliti bagian-bagiannya. 4) Bertanya kepada narasumber yang terkait. 5) Menelaah kembali hasil yang didapatkan dari lapangan dan

membandingkannya dengan berbagai referensi yang ada.

10

BAB III PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN


3.1. Biogas 1. Karakteristik Biogas Biogas didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik (seperti kotoran hewan, kotoran manusia, jerami, sekam, dan daun-daun hasil sortiran sayur) difermentasi atau mengalami proses metanisasi. Biogas terdiri dari campuran metana (50--75%), CO 2 (25-45%), serta sejumlah kecil H 2, N 2, dan H 2S. Perhatikan tabel di bawah ini :

KOMPONEN Metana Karbondioksida Air Hidrogen Sulfida Nitrogen Oksigen Hidrogen

KONSENTRASI 50% - 75% vol 25% - 45% vol. 2% - 7% vol. 20 20.000 ppm < 2% vol. < 2% vol. < 1% vol.

Dalam aplikasinya, biogas digunakan sebagai gas alternatif untuk memanaskan dan menghasilkan energi listrik. Kemampuan biogas sebagai sumber energi sangat tergantung dari jumlah gas metana. Setiap 1 m metana setara dengan 10 kwh. Nilai ini setara dengan 0,6 fuel oil. Sebagai pembangkit tenaga listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara dengan 60100 watt lampu selama enam jam penerangan. proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya, semua

11

jenis bahan organik yang diproses untuk menghasilkan biogas, tetapi hanya bahan organik yang padat dan cair homogen, seperti kotoran urin hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Diperkirakan ada tiga jenis bahan baku yang prospektif untuk dikembangkan sebagai bahan baku biogas di Indonesia, antara lain kotoran hewan dan manusia, sampah organik, dan limbah cair. Kotoran Hewan dan Kotoran Manusia Berdasarkan hasil estimasi, seekor sapi dalam satu hari dapat menghasilkan kotoran sebanyak 1030 kg. Seekor ayam meghasilkan 25 g/hari, dan seekor babi dewasa dengan berat 4,5--5,3 kg/hari. Berdasarkan hasil riset yang pernah ada diketahui bahwa setiap 1 kg kotoran ternak sapi berpotensi menghasilkan 360 liter biogas dan 20 kg kotoran babi dewasa bisa menghasilakan 1,379 liter biogas. Sampah Padat Organik Secara garis besar sampah dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu anorganik, organik, dan khusus. Sampah organik berasal dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, kegiatan rumah tangga, industri atau kegiatan lainnya ( sampah dapur, sisa sayuran, kulit buah, buah busuk, kertas, daun-daunan, jerami, dan sekam). Sampah organik ini dengan mudah dapat diuraikan dalam proses alami. 2 Berdasarkan hasil penelitian, pembuatan biogas dari sampah organik menghasilkan biogas dengan komposisi metana 51,33--58,58% dan gas CO. 41,82--48,67%. Percampuran sampah organik tersebut dengan kotoran hewan dapat meningkatkan komposisi metana dalam biogas. Limbah Organik Cair Limbah cair merupakan sisa pembuangan yang dihasilkan dari suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi. Kegiatan-kegitan yang berpotensi sebagai penghasil limbah cair antara lain kegiatan industri, rumah tangga, peternakan, dan pertanian. Saat ini, kegiatan rumah tangga mendominasi jumlah limbah cair dengan persentase sekitar 40% dan diikuti oleh limbah industri 30% dan sisanya limbah rumah sakit,

12

pertanian, peternakan, atau limbah lainnya. Komponen utama limbah cair adalah air (90%), sisanya yaitu bahan padat yang bergantung pada asal buangan tersebut. Tidak semua limbah cair dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penghasil biogas. Limbah tersebut antara lain urin hewan ternak, limbah cair rumah tangga, dan limbah cair industri seperti industri tahu, tempe, tapioka, brem, dan rumah potong hewan. Pengolahan limbah cair untuk biogas dilakukan dengan mengumpulkan limbah cair dalam digester anaerob yang diisi dengan media penyangga yang berfungsi sebagai tempat melekatnya bakteri anaerob.

2. Prosedur Pembuatan Reaktor Biogas Proses Pembuatan Biogas dengan Metode Digester Dalam pembangunan dipertimbangkan, yaitu: biodigester, ada beberapa hal yang harus

a. Lingkungan abiotis Biodigester harus tetap dijaga dalam keadaan abiotis (tanpa kontak langsung dengan Oksigen (O 2). Udara (O 2) yang memasuki biodigester menyebabkan penurunan produksi metana, karena bakteri berkembang pada kondisi yang tidak sepenuhnya anaerob.

b. Temperatur Secara umum, ada 3 rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu:

Psicrophilic (suhu 4 20 C) - biasanya untuk negaranegara subtropis atau beriklim dingin; Mesophilic (suhu 20 40 C);

13

Thermophilic (suhu 40 60 C) - hanya untuk men-digesti material,

bukan untuk menghasilkan biogas. Untuk negara tropis seperti Indonesia, digunakan unheated digester (digester tanpa

pemanasan) untuk kondisi temperatur tanah 20 30 C.

Model Biodigester yang Digunakan a. Floating dome Pada tipe ini terdapat bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor ini juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas dalam reaktor biogas. Pada reaktor jenis ini, pengumpul gas berada dalam satu kesatuan dengan reaktor tersebut.

%amabar 1& alat 'ang bernama indikator ini ber(ungsi untuk memberitanda bah)a adan'a aliran gas"

b. Bak (batch) Pada tipe ini, bahan baku reaktor ditempatkan di dalam wadah (ruang tertentu) dari awal hingga selesainya proses digesti. Umumnya digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensi gas dari limbah organik. c. Seluruh tangki biodigester di bawah permukaan tanah. Model ini merupakan model yang paling popular di Indonesia, dimana seluruh instalasi biodigester ditanam di dalam tanah dengan

konstruksi yang permanen, yang membuat suhu biodigester stabil dan mendukung perkembangan bakteri methanogen.

Komponen Biodigester Komponen pada biodigester sangat bervariasi, tergantung pada jenis biodigester yang digunakan. Tetapi, secara umum biodigester terdiri dari komponen-komponen utama sebagai berikut: a. Saluran masuk sampah organik, digunakan untuk memasukkan sampah organik ke dalam reaktor utama. Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan potensi biogas, memudahkan pengaliran, serta menghindari terbentuknya endapan pada saluran masuk.

%amabar 2& 'ang terpenting dari tempat pen'impanan adalah si(atn'a 'ang bersi(at kedap udara" Sehingga proses anaerob dapat berlangsung"

b.

Saluran keluar residu, digunakan untuk mengeluarkan sampah organik yang telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik.

c.

Katup pengaman tekanan (control valve), digunakan sebagai pengatur tekanan gas dalam biodigester. Katup pengaman ini menggunakan prinsip pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih tinggi dari kolom air, maka gas akan keluar melalui pipa T, sehingga tekanan dalam biodigester akan turun.

d.

Sistem pengaduk, dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pengadukan mekanis, sirkulasi substrat biodigester, atau sirkulasi ulang produksi biogas ke atas biodigester menggunakan pompa. Pengadukan ini bertujuan untuk mengurangi

pengendapan dan meningkatkan produktifitas biodigester karena kondisi substrat yang seragam. e. Saluran gas, disarankan terbuat dari bahan polimer untuk menghindari korosi. Untuk pembakaran pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja antikarat. f. Tangki penyimpan gas, terdapat dua jenis tangki penyimpan gas, yaitu tangki bersatu dengan unit reaktor (floating dome) dan terpisah dengan reaktor (fixed dome). Untu Untuk k tangki terpisah, konstruksi dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam tangki seragam, serta dilengkapi H2S Removal untuk mencegah korosi.

3. Pengoprasian Reaktor Biogas


a. Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas) b. Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor. c. Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dan penampung biogas ak akan an terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat digunakan sebagai

bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan. d. Sekali-sekali reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi

penguraian yang sempurna dan gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas, lakukan juga pada setiap pengisian reaktor. e. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) secara otomatis akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.

4. Manfaat Biogas
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian. Potensi pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500 ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan kurang lebih 2 m3 biogas per hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil pula.

17

3.2. Pupuk Organik

1. Karakteristik Pupuk Organik


Pupuk organik merupakan campuran dari 60% sampah organik dan 40% kotoran hewan. Dalam arti lainnya merupakan gabungan dari pupuk kandang dengan pupuk kompos. Kandungan hara yang terdapat dalam pupuk organik lebih rendah daripada kandungan hara dalam pupuk kimia sintetik. Oleh karena itu proses pemupukan dengan pupuk organik memerlukan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk kimia sintetik.

2. Prosedur Pembuatan Pupuk Organik


Proses pembuatan pupuk organik berlangsung selama 1 bulan dengan melalui beberapa proses: a. Sampel berupa kotoran hewan dan sampah organik disiapkan terlebih dahulu. b. Buatlah lapisan awal berbentuk persegi dari sampah organik terlebih dahulu. Kemudian dilapisi dengan kotoran hewan yang telah lah diencerkan. Ulangi pembuatan lapisan 3 4 kali sampai tinggi tumpukan kira-kira kira kira 60 cm. Dengan perbandingan 60% sampah organik dan 40% kotoran hewan. c. Diamkan selama satu minggu sampai terjadi penyusutan pada tumpukan tadi. Perlu juga diperhatikan kadar air yang cocok untuk pembuatan pupuk organik adalah antara 50% - 60% dan suhu yang diharapkan tercapai pada proses ini adalah skitar 70 0C.

%amabar 3& Contoh tumpukan 'ang dibuat dalam proses pembuatan pupuk organik"

d. Setelah proses penyusutan selama satu minggu, maka proses selanjutnya adalah proses pembalikan yang berlangsung sebanyak tiga kali. Setiap minggu satu kali tumpukan itu harus dibalik. e. Setelah empat kali proses pembalikan (satu bulan), proses terakhir adalah proses pengayakan. Sehingga pupuk organik bersifat halus seperti tanah.

3. Manfaat Pupuk Organik


Pupuk organik sangat ramah lingkunagn tidak seperti pada pupuk kimia sintetik. Pupuk organik juga memiliki harga yang lebih terjangkau dari pupuk kimia sintetik. Selain itu pembuatan pupuk organik dapat dilakukan oleh siapa saja, Bahkan oleh orang awam sekalipun.

1!

BAB IV PENUTUP
4.1. Simpulan Salah satu masalah yang ada di masyarakat perkotaan adalah masalah sampah yang tak kunjung henti memusingkan pemikiran. Dimulai dari timbulnya banjir, timbulnya bau tak sedap sampai pada perkembangan wabah penyakit yang semakin cepat akibat ada medium yang cocok bagi kuman dan virus untuk bereproduksi dan menyebar. kata yang paling sederhana yang dapat kita pikirkan untuk saat ini adalah daur ulang sampah. Memanfaatkan sampah dan mengubahnya menjadi barang yang memiliki nilai lebih tinggi dari bahan baku semula. Lewat pendayagunaan pemanfaatan sampah diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat sekitar. Selain itu, proses pemanfaatan sampah juga secara tidak langsung ikut berperan dalam pelestarian lingkungan. Hal yang paling aplikatif dalam pemanfaatan sampah adalah dengan mengubah sampah organik menjadi bahan biogas dan pupuk organik. Walaupun memang perlu keuletan dalam pembuatannya tapi daya guna yang dihasilkan sebanding dengan kerja keras yang telah dilakukan. 4.2. Kritik dan Saran Kritik yang ingin penyusun sampaikan adalah masih lemahnya penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat akan teknologi tepat guna seperti biogas dan pupuk organik ini. Sebaiknya untuk kedepannya kegiatan pengolahan limbah menjadi program pemerintah yang diberlakukan secara masal sehingga masyarakat dapat mengetahuinya dan mengamalkannya.

20

Daftar Pustaka
Dewi, Tjandra. 2005. Bom Waktu Itu Sampah. TEMPO Interaktif. [html]. www.tempointeraktif.com. [15, 02, 2005] Hambali, Erliza, dkk. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta:Agro Media Hamluddin. 2008. Produksi Kompos di Bantargebang Menurun. TEMPO Interaktif. [html]. www.tempointeraktif.com . [19, 02, 2008] Hasan, Rofiqi. 2008. Bali Bangun Proyek Pengolah Sampah Jadi Listrik. TEMPO Interaktif. [html]. www.tempointeraktif.com. [26, 12, 2008 Sitohang, Jonder. 2003. Belajar dari TPA Bantargebang, Sampah Perlu Ditangani dengan Teknologi. Sinar Harapan. [html]. www.sinarharapan.co.id. [23,03,2003]

21

You might also like