Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Demi terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan maka diperlukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Setiap usaha atau kegiatan pada dasarnya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup dan perlu dianalisa sejak awal perencanaanya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin.
Tujuan
1.Mengetahui pengelolaan dan pemantauan lingkungan di Pabrik Slab Steel Plant (SSP). 2. Mengetahui sejauh mana PT. Krakatau Steel (Pesrero) Tbk. telah menerapkan pengelolaan lingkungan. 3. Mempelajari teori dengan melakukan observasi langsung di lapangan. 4. Menambah wawasan dan kemampuan mahasiswa dalam bidang pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Praktik Kerja Lapang (PKL) dilakukan di Divisi Health, Safety and Environment (HSE) PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk. PKL ini dilakukan selama 2 bulan Kegiatan PKL dilakukan setiap hari kerja yaitu hari Senin sampai Jumat. Waktu kegiatan PKL dimulai dari jam 08.00-17.00 WIB.
Studi Pustaka
Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant) terdiri dari dua buah pabrik. Yang pertama adalah SSP-1 yang menerapkan teknologi dari Jerman dan memiliki kapasitas produksi sebesar 1.000.000 ton per tahun, MAN GHH sedangkan yang kedua adalah SSP-2 yang dilengkapi dengan teknologi Voest Alpine dari Austria dan memiliki kapasitas produksi sebesar 800.000 ton per tahun. Pabrik Slab Baja PT. Krakatau Steel mulai berproduksi tahun 1983. Pabrik ini juga menggunakan besi spons sebagai bahan bakunya untuk dijadikan slab. Selain itu juga memanfatkan baja reject hasil proses dari pabrik pengerolan baja lembaran panas (HSM), pabrik pengerolan baja lembaran dingin (CRM), dan pabrik pengerolan kawat baja (WRM).
Pemantauan lingkungan adalah proses pengamatan, pencatatan, pengukuran, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu. Pemantauan lingkungan berfungsi sebagai alat evaluasi terhadap mekanisme kerja dalam sistem pengolaan lingkungan.
Hakekat pengelolaan lingkungan hidup bukan hanya mengatur lingkungannya, tetapi termasuk mengatur dan mengendalikan berbagai kegiatan manusia agar berlangsung dan berdampak dalam batas kemampuan dan keterbatasan lingkungan untuk mendukungnya. Hal ini telah mendorong lahirnya konsep pembangunan berkelanjutan
DEBU
BISING
TEKANAN PANAS
AIR LIMBAH
LIMBAH B3
BISING
PERATURAN TERKAIT AREA PENGHASIL KEBISINGAN PENGELOLAAN
PerMenakerTrans No 13 tahun 2011 frekuensi kebisingan tidak boleh melebihi NAB 85 dB dalam waktu 8 jam/hari, atau 40 jam/minggu.
Proses peleburan, proses pemotongan baja slab, dan proses pembalikan slab. engineering control atau pengendalian secara teknis dengan cara modifikasi alat produksi, perawatan mesin secara berkala, dan penggunaan ear plug untuk pekerja.
kebisingan ditempat kerja diukur setiap enam bulan sekali dibeberapa titik sumber kebisingan dan untuk memantau kebisingan menggunakan sound level meter
PEMANTAUAN
DEBU
PERATURAN TERKAIT AREA PENGHASIL DEBU PENGELOLAAN
PerMenakerTrans No 13 tahun 2011 , berat debu tidak boleh melebihi NAB, yaitu 10 mg/m3 di lingkungan industri dan dan didaerah sekitar pabrik adalah 0,23 mg/m3 proses pembokaran tundish dan ladle, transfer sponge dan slab, transfer dari gudang ke furnace, proses pemasukan bahan baku dalam proses peleburan, dan proses penambahan kapur dan injeksi karbon. dengan cara pemasangan dan pengoperasian alat penyaring debu (dedusting plan), pemasangan dan pengoperasian Canopy Dedusting, pengepakan scrap, penanaman tumbuhan disekitar pabrik Kadar debu dipantau setiap enam bulan sekaliUntuk memantau debu menggunakan LVAS (Low Volume AirSampler).
PEMANTAUAN
TEKANAN PANAS
PERATURAN TERKAIT AREA PENGHASIL PANAS PENGELOLAAN
PerMenakerTrans No 13 tahun 2011 adalah 24oC-26oC
proses peleburan, penuangan slag, penuangan baja cair dalam ladle, proses pencetakan, dan pendinginan terbuka di slabyard
PEMANTAUAN
Dikelola oleh pihak ketiga yaitu PT. Purna Baja Harsco Limbah padat slag dipantau setiap satu bulan sekali
PEMANTAUAN
AIR LIMBAH
PERATURAN TERKAIT AREA PENGHASIL AIR LIMBAH PENGELOLAAN
SK Walikota Cilegon no 4 Tahun 2002
PEMANTAUAN
LIMBAH B3
PERATURAN TERKAIT AREAL PENGHASIL LIMBAH B3 PENGELOLAAN
(PP 18/1999 Jo. PP 85/1999, pasal 1 ayat 2).
minyak dan oli bekas mesin, kemasan bekas bahan kimia,dan majun yang terkena oli, minyak, dan grease limbah B3 diserahkan kepada pengelolan atau pemanfaatan limbah B3 yang berijin pencatatan volume, analisis komposisi kimia dan uji TCLP limbah padat, dan analisis air tanah disekitar lokasi penimbunan secara periodik
PEMANTAUAN
1. PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk. sudah menerapkan pemantauan dan pengelolaan secara berkala. 2. Pemantauan di unit SSP (Slab Steel Plant) sudah bisa dikatakan baik dikarenakan pemantauan dilakukan secara berkala. 3. Pengelolaan limbah hasil produksi yang ada di SSP (Slab Steel Plant) sudah memenuhi standar yang berlaku didalam negeri.
Semboyan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai Lead for Green Industry akan lebih bernilai, jika hasil pengelolaan lingkunganya dapat dilihat secara nyata. Salah satu cara adalah dengan pemasangan alat pemantau kualitas udara, sehingga hasil atau nilai pengukuran dapat terbaca / terlihat secara aktual.