You are on page 1of 37

BAB I PENDAHULUAN Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari tanda tanda kematian dan perubahan yang terjadi setelah

h seseorang mati serta faktor yang mempengaruhinya. Tanatologi merupakan ilmu paling dasar dan paling penting dalam ilmu kedokteran kehakiman terutama dalam hal pemeriksaan jenazah (visum et repertum). Pada tanatologi dipelajari perubahan-perubahan pada manusia setelah meninggal dunia. Perubahan perubahan yang terjadi setelah kematian dibedakan menjadi dua yaitu perubahan yang terjadi secara cepat (early) dan perubahan yang terjadi secara lambat (late). Perubahan yang terjadi secara cepat antara lain henti jantung henti nafas perubahan pada mata suhu dan kulit. !edangkan perubahan yang terjadi secara lanjut antara lain kaku mayat pembusukan penyabunan dan mummifikasi. "epentingan mempelajari tanatologi adalah untuk menentukan apakah seseorang benar benar sudah meningal atau belum menetapkan #aktu kematian sebab kematian cara kematian dan mengangkat atau mengambil organ untuk kepentingan donor atau transplantasi dan untuk membedakan perubahanperubahan yang terjadi post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi pada #aktu korban masih hidup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari tanda tanda kematian dan perubahan yang terjadi setelah seseorang mati serta faktor yang mempengaruhinya. Tanatologi merupakan ilmu paling dasar dan paling penting dalam ilmu kedokteran kehakiman terutama dalam hal pemeriksaan jenazah (visum et repertum). 2.2 Jenis-Jenis Kematian $enis kematian ada % yaitu & a. 'ati klinis ( somatis terjadi gangguan pada sistem pernafasan kardiovaskuler dan persarafan yang bersifat menetap. - )itandai dengan tidak adanya gerakan refleks-refleks **+ mendatar selama , menit serta tidak berfungsinya jantung dan paru-paru. - -rgan organ belum tentu mati masih bisa dimanfaatkan untuk transplantasi. - )efinisi ini yang sering dianut oleh orang a#am. b. 'ati seluler ( molekuler - Proses kematian sel( jaringan setelah mati klinis. - .aktu kematian tiap jaringan ( organ berbeda. -tak merupakan organ yang paling sensitif yaitu sekitar %-, menit. $aringan otot akan mengalami mati seluler setelah / jam dan kornea masih dapat diambil dalam jangka #aktu 0 jam setelah seseorang dinyatakan mati somatis. - Penentuan mati seluler ini terutama penting dalam hal transplantasi organ. - Proses kematian yang hanya dapat dilihat secara mikroskopis karena

c.

'ati cerebral susunan saraf pusat. )efinisi ini adalah definisi yang diakui oleh .2-.

- 1aitu proses kematian yang ditandai dengan tidak berfungsinya otak dan - "erusakan batang otak & pernafasan berhenti namun masih bisa dipertahankan dengan ventilator. 2.3 Manfaat Tanatolo i "epentingan mempelajari tanatologi adalah untuk menetapkan & a. .aktu kematian b. !ebab kematian pasti 3ontoh & keracunan 3- akan terdapat kulit merah terang (terjadi perubahan #arna kulit) c. 3ara kematian (homocide suicide accident) d. Transplantasi (donor organ) !yarat& 4da izin dari korban( keluarganya !udah meninggal

2.! Dia nosa Kematian "a#i Pe#$%a&an 'e(at 5ntuk mendiagnosa perubahan cepat dari kematian digunakan beberapa alat antara lain stetoskop lampu senter palu reflek **+ dan *3+. Prinsipnya adalah mendeteksi traktus respiratorius dan denyut jantung. 6eberapa tes yang dapat digunakan adalah & a. Tes kardiovaskuler. 7. 'agnus test. "arena jantung berhenti maka sirkulasi juga berhenti. 3aranya dengan mengikat(menutup ujung jari korban dengan karet lalu dilepaskan maka tidak tampak adanya perubahan #arna dari pucat menjadi merah.

8.

)iaphonos test. 3aranya dengan menyinari ibu jari korban dengan lampu senter dan tidak terlihat ada sirkulasi (#arna merah terang).

%.

9luorescin test. 3aranya dengan menyuntikkan zat #arna fluorescin maka zat #arna fluorescin akan terlokalisir di tempat suntikan karena tidak ada aliran darah.

/.

Tes lilin. 6agian tubuh korban ditetesi lilin cair maka tidak akan terjadi vasodilatasi (hiperemi) sebagai reaksi terhadap rangsang panas karena sirkulasi tidak ada.

,. 7.

*"+ dan !tetoskop. "aca. Tidak tampak uap air ketika kaca diletakkan di depan hidung atau mulut korban.

b. Tes pernafasan.

8.

6ulu-bulu halus. Tidak terdapat reaksi bersin( geli ketika bulu-bulu halus diletakkan di depan hidung korban.

%.

.inslo# test )ilakukan pada orang yang pernafasannya agonal (tinggal satu-satu nafasnya) dengan cara menempatkan cermin di dada korban dan disinari dengan lampu senter. 6ila bernafas maka sinar lampu senter akan ikut bergerak dengan syarat pemeriksa tidak boleh bergerak. 4tau bisa menggunakan baskom berisi air yang akan bergerak bila ada pergerakan di dada.

/. 7. 8.

!tetoskop. 'emeriksa refle: & refle: kornea **+

c. Tes !araf

2.) Pe#$%a&an-(e#$%a&an *an Te#+a"i Setela& Kematian 4da 8 fase perubahan post mortem yaitu fase cepat (early) dan fase lambat (late). Perubahan cepat (early) & Tidak adanya gerakan. $antung tidak berdenyut (henti jantung). Paru-paru tidak bergerak (henti nafas). "ulit dingin dan turgornya menurun. 'ata tidak ada reflek pupil dan tidak bergerak. lividity). ;ebam mayat. "aku mayat (post mortal rigidity). Pembusukan (decomposition). Penyabunan (adipocere). 'ummifikasi. Perubahan lambat (late) &

- !uhu tubuh sama dengan suhu lingkungan lebam mayat (post mortal

2., Pe#$%a&an Mata Perubahan mata setelah kematian dapat berupa & 2ilangnya refleks kornea refleks konjungtiva dan refleks cahaya. "ornea menjadi pucat ( opa<ue ( keruh. dari otot tetapi kekakuan otot biasanya sukar untuk membuat mata menutup menjadi lengkap sehingga akan tampak sklera sel debris mukus dan debu dalam beberapa jam kematian menjadi merah kecoklatan dan kemudian menjadi hitam (Taches Noire De La Sclerotique).

- "elopak mata biasanya tertutup setelah kematian karena kekakuan primer

"ecepatan kekeruhan dipengaruhi oleh & .aktu kematian keadaan matanya menutup atau membuka (bila menutup maka kekeruhan lambat terjadi tapi bila membuka maka kekeruhan akan cepat terjadi akibat kontak dengan luar). "elembapan udara (bila lembab maka kekeruhan lambat bila kering ( angin kencang maka kekeruhan cepat terjadi). "eadaan korban sebelum mati (bila sakit mata maka kekeruhan akan cepat terjadi). 9aktor faktor penyebab kematian lainnya seperti & 4popla:ia (perdarahan karena hipertensi) akan tampak kornea terang karena terjadi perdarahan retina. "eracunan sianida dan 3- maka kekeruhan akan cepat terjadi. "ematian kurang dari 7 jam otot otot mata masih hidup sehingga bisa ditetesi atropin akan terjadi midriasis pupil. Tekanan intraokuler tidak ada. Tekanan intraokuler menurun dengan cepat setelah kematian tergantung dari tekanan darah arteri. 6ola mata menjadi lunak dan cenderung untuk masuk ke dalam fossa orbital. "ekakuan bola mata dapat dengan mudah ditentukan dengan perabaan. 6ila jantung berhenti berdetak tekanan menurun sekitar setengah sampai satu jam setelah kematian dan menjadi nol setelah 8 jam setelah kematian. "adar kalium yang tinggi karena cairan bola mata keluar (jumlah kalium yang keluar berhubungan dengan #aktu kematian). "edudukan pupil. .alaupun iris berespon terhadap kimia beberapa jam setelah kematian refleks cahaya menghilang segera saat nukleus batang otak mengalami iskemik. =ris mengandung jaringan otot yang banyak sehingga kehilangan tonus dengan cepat dan iris biasanya relaksasi. Perubahan pembuluh darah retina melalui pemeriksaan ophtalmoskop retina akan dapat menentukan satu tanda pasti kematian a#al. !etelah mati aliran darah pembuluh darah retina menjadi segmen seiring dengan tekanan darah yang hilang menyebabkan aliran darah terbagi menjadi

beberapa segmen. 2.- Pe#$%a&an K$lit Perubahan yang terjadi pada kulit setelah kematian dapat berupa & - "ulit menjadi pucat. "arena sirkulasi darah berhenti setelah kematian darah merembes keluar dari pembuluh darah kecil sehingga kulit tampak pucat. "ulit menjadi pucat elastisitasnya. Pada kasus kematian berhubungan dengan spasme agonal dan terdapatnya sumbatan pada pembuluh darah balik karena tekanan pada leher atau karena asfiksia traumatic #ajah tetap ber#arna merah kebiruan selama beberapa saat setelah kematian. .arna kekuningan pada kulit karena menderita sakit kuning #arna pink kemerahan karena keracunan 23> atau 3- biasanya tetap ada selama beberapa saat setelah kematian. *lastisitas (turgor) kulit menurun sampai menghilang. !ehingga bisa menetapkan apakah luka pada tubuh korban intravital atau post mortem yaitu & ;uka pada intravital akan berbekas dengan ukuran lebih kecil daripada ukuran senjata dermis ber#arna merah antara epidermis dan dermis masih ada perekatnya. ;uka post mortem membekas dengan ukuran lebih besar daripada ukuran senjata bahkan menganga dermis pucat epidermis lebih mudah mengelupas. Pada kasus tenggelam kulit tangan keriput (washer woman hand). $ika terjadi pada ujung jari saja maka kematian / jam yang lalu. $ika terjadi pada telapak tangan dan seluruh jari maka kematian 8/ jam yang lalu. $ari tangan yang sudah terlepas digunakan untuk sidik jari. didapat be#arna putih abu dan kehilangan

2.. Pen$#$nan S$&$ T$%$& /Al o# Mo#tis 0 Post Mo#tem 'oolin 1 Penurunan suhu mayat atau algor mortis akan terjadi setelah kematian dan

berlanjut sampai tercapai keadaan dimana suhu mayat sama dengan suhu lingkungan. 6erdasarkan penelitian kurva penurunan suhu mayat akan berbentuk kurva sigmoid dimana pada jam jam penurunan suhu akan berlangsung lambat demikian pula bila suhu tubuh mayat telah mendekati suhu tubuh lingkungan. 6ila telah dicapai suatu keadaan yang dikenal sebagai temperatur gradient yaitu suatu keadaan dimana telah terdapat perbedaan suhu yang bertahap di antara lapisan lapisan yang menyusun tubuh maka penyaluran panas dari bagian dalam tubuh ke permukaan dapat berjalan dengan lancar. "ini penentuan suhu rektal kerap kali sangat berguna dalam investigasi kematian yang mencurigakan kecuali dimana tampak luar mengindikasikan bah#a tubuh sudah didinginkan oleh suhu sekitarnya. 2al ini juga harus dititikberatkan bah#a kegunaan dari perkiraan temperatur ini menetap pada iklim dengan suhu dingin dan menengah dimana tubuh kehilangan panasnya secara lama sebagaimana halnya keseimbangan pada temperatur lingkungan sedangkan pada daerah tropis penurunan suhu tubuh post mortem dapat minimal atau bahkan tidak ada pada iklim yang sangat panas sekali mayat mungkin dapat menghangat setelah mati. !aat mati setelah #aktu yang tidak lama tubuh mulai kehilangan panasnya. Temperatur lazim pada tubuh de#asa sehat adalah antara ?@ / derajat 9ahrenheit atau saat dipastikan melalui mulut adalah sekitar ?? derajat 9ahrenheit dan pada a:illa sekitar ?A derajat fahrenheit. Temperatur juga dapat menunjukkan variasi #aktu yang berbeda selama tiap harinya. Temperatur akan lebih rendah pada pagi hari dan akan lebih tinggi pada sore hari. ;atihan akan meningkatkan temperatur tubuh namun ini akan menurun menjadi normal dalam setengah jam kemudian. 2a3to# *an mem(en a#$&i (en$#$nan s$&$ ma*at 4 - Temperatur dari tubuh saat mati. )alam beberapa kasus seperti kematian karena asfiksia emboli lemak dan air heat stroke beberapa infeksi reaksi obat perdarahan cerebral atau saat tubuh ditinggalkan berada di dekat api atau saat tubuh berada dalam bak mandi hangat maka temperatur akan meningkat. !ebaliknya penyakit

degenerasi seperti cholera gagal jantung kongestif paparan terhadap suhu dingin perdarahan banyak maka temperatur akan menurun. - Perbedaan temperatur tubuh dan lingkungan. Pada daerah dingin penurunan suhu paling sedikit 7 , derajat 9ahrenheit per jam dan pada daerah tropis penurunan suhu paling sedikit B A, derajat 9ahrenheit per jam. !elain itu didalam air kehilangan suhu melalui konduksi dan konveksi. Pada kasus udara kehilangan suhu dapat melalui konduksi (saat bagian dari badan bersentuhan dengan tanah atau suatu material) konveksi (evaporasi dari cairan tubuh) dan sebagian radiasi. Pada kasus yang dikubur penurunan hanya melalui konduksi. )isamping itu penguburan pada tanah berbatu kering akan mempertahankan panas tubuh lebih lama dibanding terkena udara dan tubuh yang dilempar ke timbunan sampah atau comberan suhunya akan lebih cepat turun sedikit dibanding dibiarkan di udara terbuka. 9lora normal atau belatung dapat meningkatkan temperatur tubuh. - "eadaan fisik tubuh serta adanya pakaian atau penutup mayat. Tebalnya jaringan lemak dan jaringan otot serta ketebalan pakaian yang menutupi tubuh mayat akan mempengaruhi kecepatan penurunan suhu. "onduksi dan konveksi secara signifikan diturunkan oleh adanya pakaian. Pakaian yang terbuat dari sutera #ol atau serat sintetik berperan dalam menurunkan suhu. Pakaian basah akan mempercepat pendinginan karena terdapat uptake panas untuk evaporasi. - 5kuran tubuh. 4nak anak dan orang de#asa dengan badan kecil akan mengalami pendinginan yang lebih cepat daripada orang de#asa yang berukuran lebih besar. $umlah dari lemak subkutan dan lemak preperitoneal berperan dalam menentukan cepat lambatnya proses pendinginan. Tubuh seorang yang kurus akan lebih cepat mendingin karena luas permukaan tubuhnya yang kecil dan kurangnya lemak. - 4liran udara dan kelembapan. 5dara disekitar tubuh bertindak sebagai medium pemindah suhu. )alam

beberapa kondisi udara hangat biasanya menyelimuti permukaan tubuh dengan demikian akan memblok perubahan temperatur. Pergerakan udara pada permukaan tubuh memba#a udara dingin yang mempunyai kontak langsung pada tubuh yang mendorong hilangnya panas. 5dara yang lembab akan mengalirkan panas lebih cepat dibanding yang kering. - Post mortem caloricity. 4dalah kondisi dimana terjadi peningkatan temperatur tubuh sesudah mati sebagai pengganti akibat pendinginan tubuh tersebut. .alaupun proses glikogenolisis post mortem yang berlangsung pada kebanyakan tubuh sesudah mati dapat memproduksi kira kira 7/B kalori yang akan meningkatkan suhu tubuh temperatur 8 derajat celcius. Cumus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu lingkungan sebesar AB derajat 9ahrenheit (87 derajat celcius) adalah sebagai berikut & !aat "ematian D ?@ 0 o 9 !uhu Cektal 7, !ecara umum 7 , o 9 ( 7 o 3 per jam teori lain & B @ o 9 per jam. 7 , o 9 ( 7 o 3 per jam 0 jam pertama 7 o 9 jam 0 kedua B 0 o 9 per jam 0 jam ketiga setelah 78 jam mencapai suhu sama dengan suhu lingkungan (untuk kulit). !edangkan untuk organ organ dalam & 8/ jam baru bias sama dengan suhu lingkungan. 6ila tenggelam ( dalam air & 0 jam sudah mencapai suhu lingkungan. 2.5 Le%am Ma*at /Li6o# Mo#tis 0 Post Mo#tem H*(ostasis1 ;ebam mayat atau livor mortis adalah salah satu tanda postmortem yang cukup jelas. 6iasanya disebut juga post mortem hypostasis, post mortem lividity, post mortem staining, sugillations, vibices, dan lain lain. "ata hypostasis itu sendiri mengandung arti kongesti pasif dari sebuah organ atau bagian tubuh. ;ebam terjadi sebagai akibat pengumpulan darah dalam pembuluh pembuluh darah kecil kapiler dan venula pada bagian tubuh yang terendah. )engan adanya penghentian dari sirkulasi darah saat kematian darah mengikuti hukum gravitasi. "umpulan darah ini bertahan sesuai pada area

10

terendah pada tubuh memberi perubahan #arna keunguan atau merah keunguan terhadap area tersebut. )arah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal endotel pembuluh darah. Timbulnya livor mortis mulai terlihat dalam %B menit setelah kematian somatis atau segera setelah kematian yang timbul sebagai bercak keunguan. 6ercak kecil ini akan semakin bertambah intens dan secara berangsur angsur akan bergabung selama beberapa jam kedepan untuk membentuk area yang lebih besar dengan perubahan #arna merah keunguan. "ejadian ini akan lengkap dalam 0 -78 jam. !ehingga setelah mele#ati #aktu tersebut tidak akan memberikan hilangnya lebam mayat pada penekanan. !ebaliknya pembentukan livor mortis ini akan menjadi lambat jika terdapat anemia kehilangan darah akut dan lain lain. 6esarnya lebam mayat bergantung pada jumlah dan keenceran dari darah. )arah akan mengalami koagulasi spontan pada semua kasus sudden death dimana otopsi dilakukan antara 7 jam. "oagulasi spontan ini mungkin akan hilang paling cepat 7 , jam setelah mati. Tidak adanya fibrinogen pada darah post mortem akan menyebabkan tidak terjadinya koagulasi spontan. 9ibrinolisin didapatkan dari darah post mortem hanya bertindak pada fibrin bukan pada fibrinogen. 9ibrinolisin bertindak dengan mengikatkan dirinya pada bekuan yang baru dibentuk dan kemudian akan lepas menjadi cairan bersama bekuan yang hancur. 9ibrinolisin dibentuk oleh sel endotel dalam pembuluh darah. )istribusi lebam mayat bergantung pada posisi mayat setelah kematian. )engan posisi berbaring terlentang maka lebam akan jelas pada bagian posterior bergantung pada areanya seperti daerah lumbal posterior abdomen bagian belakang leher permukaan ekstensor dari anggota tubuh atas dan permukaan fleksor dari anggota tubuh ba#ah. 4rea area ini disebut juga areas of contact flattening. )alam kasus gantung diri lebam akan terjadi pada daerah tungkai ba#ah genitalia bagian distal tangan dan lengan. $ika penggantungan ini lama akumulasi dari darah akan membentuk tekanan yang cukup untuk menyebabkan ruptur kapiler subkutan dan membentuk perdarahan petekiae pada kulit. )alam kasus tenggelam lebam biasa ditemukan pada #ajah bagian atas dada tangan

11

lengan ba#ah kaki dan tungkai ba#ah karena pada saat tubuh mengambang bagian perut lebih ringan karena akumulasi gas yang cukup banyak kuat dibanding mela#an kepala atau bahu yang lebih berat. *kstremitas badan akan menggantung secara pasif. $ika tubuh mengalami perubahan posisi karena adanya perubahan aliran air maka lebam tidak akan terbentuk. ;ebam mayat lama kelamaan akan terfiksasi oleh karena adanya kaku mayat. Pertama tama karena ketidakmampuan darah untuk mengalir pada pembuluh darah menyebabkan darah berada dalam posisi tubuh terendah dalam beberapa jam setelah kematian. "emudian saat darah sudah mulai terkumpul pada bagian bagian tubuh seiring terjadi kaku mayat. !ehingga hal ini menghambat darah kembali atau melalui pembuluh darahnya karena terfiksasi akibat adanya kontraksi otot yang menekan pembuluh darah. !elain itu dikarenakan bertimbunnya sel sel darah dalam jumlah cukupbanyak sehingga sulit berpindah lagi. 6iasanya lebam mayat ber#arna merah keunguan. .arna ini bergantung pada tingkat oksigenisasi sekitar beberapa saat setelah kematian. Perubahan #arna lainnya dapat mencakup& - 3herry pink atau merah bata (cherry red) terdapat pada keracunan oleh carbonmonoksida atau hydrocyanic acid. - 3oklat kebiruan atau coklat kehitaman terdapat pada keracunan kalium chlorate potassium bichromate atau nitrobenzen aniline dan lain lain. - 3oklat tua terdapat pada keracunan fosfor. - Tubuh mayat yang sudah didinginkan atau tenggelam maka lebam akan berada didekat tempat yang bersuhu rendah akan menunjukkan bercak pink muda kemungkinan terjadi karena adanya retensi dari o:yhemoglobin pada jaringan. - "eracunan sianida akan memberikan #arna lebam merah terang karena kadar oksi hemoglobin (2b-8) yang tinggi. Pe#%e"aan anta#a le%am ma*at "an mema# !aat pembusukan sudah terjadi perbedaannya akan semakin sulit karena

12

terjadi hemolisis darah dan difusi pigmen ke dalam jaringan sekitarnya. !aat pembusukan berlangsung lebam akan menjadi gelap berubah menjadi coklat kemudian hijau sebelum hilang seiring hancurnya sel darah.
Ta%el 1. Pe#%e"aan anta#a le%am ma*at "an l$3a mema#

;okasi Permukaan 6atas .arna

;ebam 'ayat 6agian tubuh terba#ah Tidak menimbul Tegas "ebiru biruan atau

'emar )imana saja 6isa menimbul Tidak tegas )ia#ali dengan merah lama kelamaan seiring

merah keunguan #arna yang karena kasus keracunan )istensi kapiler vena 6ila ditekan

spesifik pada kematian berubah Penyebab *fek penekanan 6ila dipotong

bertambahnya #aktu *kstravasasi darah dari ada efek

kapiler akan Tidak

memucat penekanan 4kan terlihat darah yang Terlihat perdarahan pada terjebak antara pembuluh jaringan dengan adanya darah tetesan akan koagulasi atau darah cair yang berasal dari perlahan lahan

'ikroskopis

pembuluh yang ruptur 5nsur darah ditemukan 5nsur darah ditemukan diantara pembuluh darah diluar pembuluh darah dan tidak terdapat dan tampak bukti peradangan peradangan Perubahan terlibat level dari

*nzimatik

Tidak ada perubahan

enzim pada daerah yang

"epentingan medicolegal

'emperkirakan mati

#aktu 'emperkirakan cedera

kematian dan posisi saat senjata yang digunakan

13

Le%am (a"a o# an "alam "arena lebam terjadi pada daerah yang mengandung pembuluh darah maka akan berpengaruh pada organ organ dalam yang mengandung pembuluh darah juga.
Ta%el 2. Pe#%e"aan anta#a le%am ma*at "en an (#oses 3on esti (a"a o# an "alam

;okasi

;ebam mayat 2anya pada organ tertentu

"ongesti organ 6isa seluruh atau beberapa bagian dari organ tersebut dipengaruhi oleh patologi

Penyebab

patologinya )istensi pasif kapiler 6erdasarkan

vena penyakitnya 6engkak dan oedema Tidak ada )apat bermakna Pada penampang )arah mengalir pelan "eluar cairan tercampur potongan 2ollo# viscus pelan dari kapiler yang dengan darah terdistensi ;ambung atau usus saat ;ambung atau usus saat direntangkan akan direntangkan akan tampak #arna yang tampak daerah dengan perubahan perubahan #arna dan seragam tanpa perubahan #arna

As(e3 Me"i3ole al Pa"a Peme#i3saan Le%am Ma*at "egunaan pemeriksaan lebam mayat & )apat memperkirakan saat kematian. )apat memperkirakan posisi kematian. Tanda pasti kematian seluler (mati yang terjadi adalah mati seluler). 'engetahui adanya manipulasi (perubahan pada jenazah). )apat mengetahui penyebab kematian.

14

2.17 Ka3$ Ma*at /8i o# Mo#tis 0 Post Mo#tem Stiffenin 1 )isebut juga cadaveric rigidity. "aku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang kadang disertai dengan sedikit pemendekkan serabut otot yang terjadi setelah periode pelemasan ( relaksasi primer. "aku mayat mulai terdapat sekitar 8 jam post mortal dan mencapai puncaknya setelah 7B 78 jam post mortal keadaan ini akan menetap selama 8/ jam dan setelah 8/ jam kaku mayat mulai menghilang sesuai dengan urutan terjadinya yaitu dimulai dari otot otot #ajah leher lengan dada perut dan tungkai. "ekakuan pertama ditemukan pada otot otot kecil bukan karena itu terjadi pertama kali disana melainkan karena adanya sendi yang tidak luas seperti contohnya tulang rahang yang lebih mudah diimobilisasi. "elenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi. *nergi ini digunakan untuk memecah 4)P menjadi 4TP. !elama masih terdapat 4TP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. 6ila cadangan glikogen dalam otot habis maka energi tidak terbentuk lagi aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. 9aktor faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktifitas fisik sebelum mati suhu tubuh yang tinggi bentuk tubuh yang kurus dengan otot otot kecil dan suhu lingkungan yang tinggi. "aku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. "aku mayat mulai tampak kira kira 8 jam setelah mati klinis dimulai dari bagian luar tubuh (otot otot kecil) ke arah dalam (sentripetal). Teori lama menyebutkan bah#a kaku mayat ini menjalar kraniokaudal. !etelah mati klinis 78 jam kaku mayat menjadi lengkap dipertahankan selama 78 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama. "aku mayat umumnya tidak disertai pemendekan serabut otot tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada dalam posisi teregang maka saat kaku mayat terbentuk akan terjadi pemendekan otot. Proses terjadinya kaku mayat dapat melalui beberapa fase &

15

- 2ase (e#tama !esudah kematian somatik otot masih dalam bentuk yang normal. Tubuh yang mati akan mampu menggunakan 4TP yang sudah tersedia dan 4TP tersebut diresintesa dari cadangan glikogen. Terbentuknya kaku mayat yang cepat adalah saat dimana cadangan glikogen dihabiskan oleh latihan yang kuat sebelum mati seperti mati saat terjadi serangan epilepsi atau spasme akibat tetanus tersengat listrik atau keracunan strychnine. - 2ase 3e"$a !aat 4TP dalam otot berada diba#ah ambang normal kaku akan dibentuk saat konsentrasi 4TP turun menjadi @,E dan kaku mayat akan lengkap jika berada diba#ah 7,E. - 2ase 3eti a "ekakuan menjadi lengkap dan irreversible. - 2ase 3eem(at )isebut juga fase resolusi. !aat dimana kekakuan hilang dan otot menjadi lemas. !alah satu pendapat terjadinya hal ini dikarenakan proses denaturasi dari enzim pada otot. 'etode yang sering digunakan untuk mengetahui ada tidaknya rigor mortis adalah dengan melakukan fleksi atau ekstensi pada persendian tersebut. 6eberapa subyek biasanya bayi orang sakit atau orang tua dapat memberikan kekakuan yang kurang dapat dinilai kebanyakan dikarenakan lemahnya otot mereka. "aku menyebar ke seluruh otot dalam beberapa kondisi dapat mencapai nilai maksimum antara 0 78 jam. "ondisi ini tidak berubah sampai massa otot mulai menjalani autolisis dimana akan melemas berangsur angsur kembali seperti periode perubahan a#al post mortem. "ekakuan mayat lengkap dapat terjadi antara 7@ %0 jam. 8i o# Mo#tis Pa"a Ja#in an T$%$& "ekakuan juga terjadi pada seluruh jaringan muskular dan organ sama seperti terjadi pada otot skelet. "ekakuan dapat terjadi tidak sama pada tiap mata membuat letak pupil tidak sama hal ini memastikan bah#a posisi post mortem

16

menjadi indikator yang tidak dapat dipercaya pada kondisi toksik atau neurologis selama hidup. Pada jantung kekakuan menyebabkan kontraksi ventrikel yang menyerupai pembesaran ventrikel kiri hal ini dapat dihindari dengan pengukuran berat total menilai ukuran normal jantung kiri mengukur ketebalan ventrikel dan yang paling penting dengan pembedahan dan membandingkan berat kedua ventrikel. "ekakuan muskulus dartos pada skrotum dapat menghimpit testes dan epididimis dimana akan membuat kontraksi serabut otot vesikula seminalis dan prostat menyebabkan terjadinya ekstrusi semen dari uretra eksterna pada post mortem. "ekakuan pada muskulus erector pili yang menempel pada folikel rambut dapat mengakibatkan gambaran dengan elevasi dari folikel rambut (goose appearence). P#oses Bio3imia9i *an Te#+a"i Pa"a 8i o# Mo#tis !zent +yorgi (7?/A) menemukan bah#a substansi kontraktil essensial pada otot adalah protein actin dan miosin. *nergi ini didapat dengan membagi kompleks fosfat dari 4)P menjadi 4TP (*rdos 7?/%). +ugus fosfat yang bebas akan membentuk reaksi fosforilasi yang mengubah glikogen menjadi asam laktat. 4)P dibentuk kembali dengan meresintesa 4TP dengan tambahan kreatin fosfat. !ebagai tambahan untuk persediaan energi 4TP bertanggung ja#ab terhadap kekenyalan otot. 4sam laktat disaring kembali masuk kedalam peredaran darah dan kembali ke hati untuk dikonversikan kembali menjadi glikogen. !emua reaksi ini anaerob dan dapat berlanjut setelah kematian. !aat hidup terdapat konsentrasi 4TP yang konstan pada jaringan otot terdapat keseimbangan antara penggunaan dan resintesis 4TP. !aat mati bagaimanapun reaksi perubahan 4)P menjadi 4TP berhenti dan kadar trifosfat berangsur angsur berkurang dengan akumulasi asam laktat. !esudah beberapa #aktu bergantung pada temperatur dan jumlah 4TP yang tersisa aktin dan miosin berikatan mengakibatkan otot menjadi kaku sebagai akibat timbulnya kekakuan pada otot (6ate !mith and 6endall 7?/A) flesh

17

Cesintesis 4TP bergantung pada ketersediaan glikogen

dimana akan

dikurangi dengan adanya aktifitas berat sebelum mati. !ecara normal hal ini muncul pada periode a#al setelah kematian dimana tingkat 4TP dipertahankan atau bahkan meningkat sebagai hasil dari pembebasan fosfat oleh proses glikogenolisis. "ekakuan dimulai saat konsentrasi 4TP turun menjadi @,E dari normal dan kekakuan otot akan maksimal saat kadar turun menjadi 7,E. !aat sudah sempurna kekakuan FdipatahkanG dengan gerakan memaksa dari anggota badan atau leher lalu jika tidak kembali maka hal ini memudahkan dilakukannya pekerjaan dalam kamar mayat atau memasukkan ke dalam peti mati. >amun jika kekakuan tetap terbentuk maka kekakuan tersebut akan berlanjut pada posisi yang baru sesuai gerakan terakhir. "adang kekakuan dapat membantu memperlihatkan bah#a tubuh telah dipindahkan antara saat mati dan saat ditemukan. 2a3to# *an mem(en a#$&i 3e:e(atan te#+a"in*a #i o# mo#tis !ebagai suatu proses kimia kecepatan dan durasi dari kekakuan dipengaruhi oleh temperatur. !emakin tinggi suhu lingkungan akan memperlambat proses ini. 'ayat yang terdapat pada daerah dingin ( salju tidak akan mengalami kekakuan bahkan sampai 7 minggu setelah kematian namun saat mayat tersebut dipindahkan ke tempat yang hangat maka dengan cepat akan mengalami kekakuan. !ebaliknya cuaca panas atau tropis dapat mempercepat sehingga kekakuan akan terjadi dalam beberapa jam atau bahkan kurang. "ekakuan total terbentuk cepat pembusukan. 9aktor lainnya adalah aktifitas fisik sebelum mati. "etersediaan glikogen dan 4TP dalam otot adalah elemen terpenting dalam terbentuknya kekakuan. "erja otot mempengaruhi interaksi dari substansi tersebut dan dapat mempercepat onset terjadinya kekakuan. 3adaveric spasme merupakan bentuk variasi dari kekakuan yang dipercepat. "ondisi rata rata yang sering dialami pada rigor mortis & kemudian akan hilang semenjak hari pertama terjadinya

18

- $ika tubuh mayat terasa hangat dan tidak kaku maka orang itu sudah mati tidak sampai % jam. - $ika tubuh mayat terasa hangat dan kaku maka orang itu sudah mati % @ jam lamanya. - $ika tubuh mayat terasa dingin dan kaku maka orang itu sudah mati @ %0 jam lamanya. - $ika tubuh mayat terasa dingin dan tidak kaku maka orang itu sudah mati lebih dari %0 jam. 2a3to# *an mem(en a#$&i onset "an "$#asi 3a3$ ma*at - Temperatur >ysten (7@77) mengatakan bah#a kekakuan bertahan lama di dalam dingin udara lembab dibanding udara kering. 2al ini menyebabkan kenapa onset kekakuan berjalan lambat dan durasinya berjalan lama pada negara dingin atau cuaca dingin sedangkan onsetnya cepat dan durasi cepat pada cuaca panas. 2al ini dikarenakan perusakan 4TP lebih cepat pada cuaca panas. - "ondisi fisiologis sebelum mati 6erdasarkan observasi tubuh seseorang yang kurus atau mati karena penyakit akan melalui proses yang cepat menuju kekakuan dimana biasanya dengan durasi yang cepat. Pada kasus orang yang meninggal karena septicemia kaku mayat terlihat lebih dini sejak % setengah menit pertama dan hilang pada 7, menit sampai 7 jam saat pembusukan dimulai. Pada kematian karena asfiksia perdarahan hebat apople:y pneumonia dan penyakit saraf dengan paralisis otot maka onset akan lebih lama. - "ondisi otot sebelum mati -nset akan berjalan lambat dan durasi berjalan lama pada kasus dimana otot dalam kondisi sehat sebelum kondisi mati. -nset akan berjalan cepat jika otot berada dalam kondisi kelelahan. Pada orang yang mati saat lari kaku akan terbentuk dengan cepat pada daerah kaki sebelum menuju ke daerah lainnya.

19

- Pengaruh sistem saraf pusat Pada saat stres kaku mayat terjadi karena perubahan kimia yang terjadi pada otot setelah kematian sebagai bentuk dari aktifitas selular dan enzimatik. - 5mur "aku biasanya tidak terjadi pada janin yang tidak lebih dari A bulan tapi masih bisa ditemukan pada bayi yang cukup bulan. "aku bisa timbul dan menghilang dengan sangat dini. As(e3 Me"i3ole al Pa"a 8i o# Mo#tis "egunaan pemeriksaan kaku mayat & Tanda pasti kematian. )apat memperkirakan #aktu ( saat kematian. )apat memperkirakan ( melihat adanya tanda tanda manipulasi. )apat memperkirakan penyebab (#alaupun sulit). )apat memperkirakan posisi. Bent$3 - Bent$3 "a#i Ke3a3$an *an Men*e#$(ai 8i o# Mo#tis a. Heat Stiffenin Protein pada otot akan terkoagulasi pada temperatur diatas 7/? derajat 9ahrenheit atau 0, derajat celcius. Paparan panas yang kuat seperti terbakar terekspos listrik tegangan tinggi terendam air panas kekakuan terbentuk lebih kuat dibanding rigor mortis biasa. Pada otopsi otot dapat tampak menciut dan tampak karbonisasi ke permukaan. )iba#ahnya terdapat daerah pink kecoklatan (Fcoo!ed meat") dan jika proses tidak berlanjut sampai bagian ba#ahnya tampak otot merah normal. Pugilistic attitude pada tubuh yang terbakar disebabkan karena besarnya daerah otot fleksor dibanding otot ekstensor yang mana terjadi pemaksaan daerah anggota badan ke dalam posisi fleksi dan tulang belakang ke dalam posisi opisthotonus.2eat stiffening ini tidak dapat dipatahkan dengan menggerakan ke arah sikap ekstensi seperti halnya pada rigor mortis dan akan menetap sampai timbulnya pembusukan. %. 'ol" Stiffenin
20

Penurunan temperatur pada mayat diba#ah % , derajat celcius atau /B derajat 9ahrenheit akan menghasilkan memadatnya lemak subkutan dan otot. !aat tubuh diba#a untuk dihangatkan akan timbul true rigor mortis. Pada lingkungan bersuhu dingin ekstrim cairan tubuh juga akan membeku termasuk persendian sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi. Pada temperatur yang ekstrim otot akan mengalami kekakuan yang palsu. Pada udara yang sangat dingin saat panas tubuh hilang otot dapat mengeras karena cairan tubuh menjadi beku dan memadat seperti pada daging yang disimpan pada freezer. 'embedakan orang mati karena kedinginan dengan orang yang telah mati sebelum kedinginan & 6ila orang mati di kutub -H kematian terjadi karena kedinginan. )ingin membuat suhu tubuhnya menjadi kaku belum terjadi rigor mortis ( kaku mayat. !ehingga apabila nanti dihangatkan tubuh mayat akan lemas dan kemudian terjadi rigor mortis (kaku mayat). 6ila orang yang mati duluan kemudian dibuang ditempat yang dingin -H tubuh mayat yang dibuang akan tetap kaku karena udara dingin tetapi setelah dihangatkan tubuh mayat akan tetap lemas. Tidak akan terjadi rigor mortis. :. 'a"a6e#i: S(asm 3adaveric spasm terjadi pada kematian yang disebabkan jika seseorang berada ditengah aktifitas fisik atau emosi yang kuat yang kemudian menuntun pada kekakuan post mortem instan yang sedikit kurang dapat dipahami. 2al ini harus dia#ali dengan aktifitas saraf motorik tetapi beberapa alasan mengatakan terdapat kegagalan relaksasi normal. 9enomena biasanya terjadi hanya pada 7 daerah otot contohnya otot fleksor tangan dibanding seluruh tubuh. sesungguhnya merupakan kaku mayat yang timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adakah akibat habisnya cadangan glikogen dan 4TP yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal.

21

"euntungannya kebanyakan penyidik dapat mengetahui saat seseorang diduga mati dibunuh atau bunuh diri saat melihat tangannya yang menggenggam senjata. $ika menemukan korban yang tenggelam atau jatuh dari ketinggian hal ini memiliki nilai yang memastikan bah#a orang tersebut masih hidup saat dia jatuh dengan demikian hal ini membedakan pada korban post mortem yang dibuang.
Ta%el 3. Pe#%e"aan anta#a #i o# mo#tis "en an :a"a6e#i: s(asm

-nset

Cigor 'ortis 3adaveric !pasm )ikarenakan perubahan otot "eadaan lanjut sesudah didahului kematian dengan seluler kontraksi otot

dari sesudah

primary mati dimana otot dalam kondisi mati seketika -tot tertentu sesuai keadaan kontraksi saat mati !angat kuat 6eberapa jam rigor mortis Cangsangan

-tot yang terlibat

flaccidity !emua otot dalam tubuh

=ntensity )urasi

'oderate 78 8/ jam

sampai

digantikan posisinya oleh 9aktor predisposisi 'ekanisme pembentukan 2ubungan medikolegal Penurunan 4TP ketakutan

kelelahan diba#ah Tidak diketahui 'engetahui kematian bunuh diri bisa cara karena kecelakaan

level kritis 'engetahui #aktu kematian

atau pembunuhan 2.11 Pem%$s$3an /De:om(osition; P$t#efa:tion1 'erupakan tahap akhir pemutusan jaringan tubuh mengakibatkan hancurnya komponen tubuh organik kompleks menjadi sederhana. Pembusukan merupakan perubahan lebih lanjut dari mati seluler. "edua proses ini mengakibatkan

22

dekomposisi seperti di ba#ah ini & a. A$tolisis. 'erupakan proses melunaknya jaringan bahkan pada keadaan steril yang diakibatkan oleh kerja enzim digestif yang dikeluarkan sel setelah kematian dan dapat dihindari dengan membekukan jaringan. Perubahan autolisis a#al dapat diketahui pada organ parenkim dan kelenjar. Pelunakan dan ruptur perut dan ujung akhir esofagus dapat terjadi karena adanya asam lambung pada bayi baru lahir setelah kematian. Pada de#asa juga dapat terlihat. %. P#oses Pem%$s$3an Ba3te#i. 'erupakan proses dominan pada proses pembusukan dengan adanya mikroorganisme baik aerobik maupun anaerobik. 6akteri pada umumnya terdapat dalam tubuh akan memasuki jaringan setelah kematian. "ebanyakan bakteri terdapat pada usus terutama #lostridium welchii. 6akteri lainnya dapat ditemukan pada saluran nafas dan luka terbuka. Pada kasus kematian akibat penyakit infeksi pembusukan berlangsung lebih cepat. "arena darah merupakan media yang sangat baik untuk perkembangan bakteri maka organ yang mendapat banyak suplai darah dan dekat dengan sumber bakteri akan terdapat lebih banyak bakteri dan mengalami pembusukan terlebih dahulu. 6akteri menghasilkan berbagai macam enzim yang berperan pada karbohidrat protein dan lemak dan hancurnya jaringan. !alah satu enzim yang paling penting adalah lecithin yang dihasilkan oleh #lostridium welchii, yang menghidrolisis lecithin yang terdapat pada seluruh membran sel termasuk sel darah dan berperan pada pembentukan hemolisis pada darah post mortem. *nzim ini juga berperan dalam hidrolisis post mortem dan hidrogenasi lemak tubuh. 4ktifitas pembusukan berlangsung optimal pada suhu antara AB sampai 7BB derajat 9ahrenheit dan berkurang pada suhu diba#ah AB derajat 9ahrenheit. -leh sebab itu penyebaran a#al pembusukan ditentukan oleh dua faktor yaitu sebab kematian dan lama #aktu saat suhu tubuh berada

23

diba#ah AB derajat 9ahrenheit. :. Pe#$%a&an <a#na. Pembusukan diikuti dengan hilangnya kaku mayat tetapi pada suhu yang sangat tinggi dan kelembapan tinggi maka pembusukan terjadi sebelum kaku mayat hilang. Tanda a#al pembusukan adalah tampak adanya #arna hijau pada kulit dan dinding perut depan biasanya terletak pada sebelah kanan fossa iliaca dimana daerah tersebut merupakan daerah colon yang mengandung banyak bakteri dan cairan. .arna ini terbentuk karena perubahan hemoglobin menjadi sulpmethaemoglobin karena masuknya 28! dari usus ke jaringan. .arna ini biasanya muncul antara 78 7@ jam pada keadaan panas dan 7 8 hari pada keadaan dingin dan lebih tampak pada kulit cerah. .arna hijau ini akan menyebar ke seluruh dinding perut dan alat kelamin luar menyebar ke dada leher #ajah lengan dan kaki. Cangkaian ini disebabkan karena luasnya distribusi cairan atau darah pada berbagai organ tubuh. Pada saat yang sama bakteri yang sebagian besar berasal dari usus masuk ke pembuluh darah. )arah didalam pembuluh akan dihemolisis sehingga akan me#arna pembuluh darah dan jaringan penujang memberikan gambaran marbled appearence. .arna ini akan tetap ada sekitar %0 /@ jam setelah kematian dan tampak jelas pada vena superficial perut bahu dan leher. ". Pem%ent$3an =as Pem%$s$3an. Pada saat perubahan #arna pada perut tubuh mulai membentuk gas yang terdiri dari campuran gas tergantung dari #aktu kematian dan lingkungan. +as ini akan terkumpul pada usus dalam 78 8/ jam setelah kematian dan mengakibatkan perut membengkak. )ari 8/ /@ jam setelah kematian gas terkumpul dalam jaringan cavitas sehingga tampak mengubah bentuk dan membengkak. $aringan subkutan menjadi emphysematous dada skrotum dan penis menjadi teregang. 'ata dapat keluar dari kantungnya lidah

24

terjulur diantara gigi dan bibir menjadi bengkak. 3airan berbusa atau mukus ber#arna kemerahan dapat keluar dari mulut dan hidung. Perut menjadi sangat teregang dan isi perut dapat keluar dari mulut. !phincter relaksasi dan urine serta feses dapat keluar. 4nus dan uterus prolaps setelah 8 % hari. +as terkumpul diantara dermis dan epidermis membentuk lepuh. ;epuh tersebuh dapat mengandung cairan ber#arna merah keluar dari pembuluh darah karena tekanan dari gas. 6iasanya lepuh terbentuk lebih dahulu diba#ah permukaan dimana jaringan mengandung banyak cairan karena oedema hipostatik. *pidermis menjadi longgar menghasilkan kantong berisi cairan bening atau merah muda disebut s!in slippage yang terlihat pada hari 8 %. 4ntara % A hari setelah kematian peningkatan tekanan gas pembusukan dihubungkan dengan perubahan pada jaringan lunak yang akan membuat perut menjadi lunak. +igi dapat dicabut dengan mudah atau keropos. "ulit pada tangan dan kaki dapat menjadi Fglove and stoc!ingG. Cambut dan kuku menjadi longgar dan mudah dicabut. , 7B hari setelah kematian pembusukan bersifat tetap. $aringan lunak menjadi masa semisolid ber#arna hitam yang tebal yang dapat dipisahkan dari tulang dan terlepas. "artilogi dan ligament menjadi lunak. e. Skeletonisasi. !keletonisasi berlangsung tergantung faktor intrinsik dan ekstrinsik dan lingkungan dari mayat tersebut apakah terdapat di udara air atau terkubur. Pada umumnya tubuh yang terkena udara mengalami skeletonisasi sekitar 8 / minggu tetapi dapat berlangsung lebih cepat bila terdapat binatang seperti semut dan lalat dapat pula lebih lama bila tubuh terlindungi contohnya terlindung daun dan disimpan dalam semak. )ekomposisi berbeda pada setiap tubuh lingkungan dan dari bagian tubuh yang satu dengan yang lain. Terkadang satu bagian tubuh telah mengalami mumifikasi sedangkan bagian tubuh lainnya menunjukkan pembusukan. 4danya binatang akan menghancurkan jaringan luna dalam #aktu yang

25

singkat dan dalam #aktu 8/ jam akan terjadi skeletonisasi. f. Pem%$s$3an ># an Dalam. Perubahan #arna muncul pada jaringan dan organ dalam tubuh #alaupun prosesnya lebih lama dari yang dipermukaan. $ika organ lebih lunak dan banyak vascular maka akan membusuk lebih cepat. .arna merah kecoklatan pada bagian dalam aorta dan pembuluh darah lain muncul pada perubahan a#al. 4danya hemolisis dan difusi darah akan me#arnai sekeliling jaringan atau organ dan merubah #arna organ tersebut menjadi hitam. -rgan menjadi lunak berminyak empuk dan kemudian menjadi masa semili<uid.
Ta%el !. S$s$nan (e#$%a&an (em%$s$3an (a"a o# an "alam

A9al ;aring dan trakhea ;ambung dan usus ;impa -mentum dan mesenterium 2ati -tak 5terus gravid

A3&i# Paru paru $antung +injal -esofagus dan diafragma "andung kencing Pembuluh darah Prostat dan uterus

"eadaan yang mempengaruhi onset dan lama pembusukan & a. 2a3to# E3so en 1. Tem(e#at$# atmosfe#. Temperatur atmosfer lingkungan yang tinggi akan mempercepat pembusukan. Pada umumnya proses pembusukan berlangsung optimal pada suhu AB sampai 7BB derajat 9ahrenheit dan bila temperatur diba#ah AB derajat 9ahrenheit proses menjadi lebih lambat #alaupun enzim yang diproduksi bakteri terus berlangsung. Tubuh yang sudah mati dapat dia#etkan selama #aktu tertentu dalam lemari pendingin salju dan sebagainya. Pada beberapa kondisi (khususnya pada bulan

26

musim hujan) #arna hijau ditemukan pada mayat setelah 0 78 jam post mortem. 2. A"an*a $"a#a "an :a&a*a. 5dara sangat mempengaruhi temperatur dan kelembapan yang mengakibatkan seperti hal diatas. !ecara tidak langsung lalat dan serangga biasanya menghindari bagian tubuh yang terekspos sinar cenderung meletakan telurnya pada kelopak mata lubang hidung dan sebagainya. 3. Te#%enam "alam ai#. 6eberapa faktor dapat mempengaruhi proses dekomposisi. 4ir yang diam atau mengalir air laut atau air berpolusi suhu air kedalaman air dan lainnya dapat mempengaruhi pembusukan. Pembusukan berlangsung lebih lambat di air dibandingkan di udara. Cumus 3asper menyatakan bah#a #aktu pembusukan di udara diberi nilai 7 jika di air bernilai 8 dan pada mayat yang terkubur bernilai @.

!. Men a($n "iatas ai#. 6iasanya tergantung dari produksi dan akumulasi gas di jaringan dan rongga tubuh. +aya gravitasi cadaver lebih besar dari air maka tubuh akan cenderung tenggelam sampai adanya cukup gas sehingga membuat tubuh mengapung. 'aka dari itu pembentukan gas akan membantu tubuh untuk naik ke permukaan air. 6eberapa faktor seperti umur jenis kelamin pakaian kondisi tubuh musim keadaan air dapat mempengaruhi #aktu mengapung yang berperan dalam proses pembusukan dan pembentukan gas. Penampakan #arna dekomposisi pada permukaan tubuh menjadi kacau dimana tubuh yang terendam dalam air memiliki postur tertentu yaitu kepala dan #ajah terletak lebih rendah dari bagian tubuh lainnya karena kepala lebih berat dan padat. 6agian batang tubuh berada paling atas dan anggota gerak tergantung secara pasif pada posisi yang lebih

27

rendah. Posisi ini menyebabkan darah banyak menuju kepala dan mempercepat pembusukan.
Ta%el ). Pe#%e"aan (em%$s$3an "alam ai# "an (a"a $"a#a

)ekomposisi dalam air .ajah dan leher )ada 6ahu ;engan Perut Tungkai ). Te#3$%$# "alam tana&.

)ekomposisi pada udara Perut )ada .ajah Tungkai 6ahu ;engan

Pada umumnya tubuh yang terkubur dalam tanah yang dalam akan membusuk lebih lama daripada tubuh yang terkubur dalam tanah yang dangkal. Pada tubuh yang terkubur pada tempat yang basah daerah ra#a tanah liat maka pembusukan akan lebih cepat. Pembusukan akan berlangsung lebih lama jika dikubur di tanah kering tanah kuburan pada dataran tinggi atau kuburan yang dalam. 4danya zat kimia disekitar tubuh khususnya lemon akan memperlambat pembusukan. Tubuh yang terkubur tanpa pakaian atau kafan pada tanah berpori yang kaya bahan organik akan menunjukkan pembusukan yang lebih lama. .aktu antara saat kematian dengan saat dikuburkan dan lingkungan sekitar tubuh pada #aktu ini akan mempengaruhi proses pembusukan. !emakin lama tubuh berada di tanah sebelum dikuburkan maka akan mempercepat pembusukan khususnya bila tubuh diletakkan pada udara yang hangat. %. 2a3to# En"o en 1. Se%a% 3ematian. $ika seseorang meninggal karena kecelakaan pembusukan akan berlangsung lebih lama daripada orang yang meninggal karena sakit. "ematian karena gas gangren sumbatan usus bakteriemia ( septikemia aborsi akan menunjukkan proses pembusukan yang lebih cepat. Cacun

28

yang dapat memperlambat pembusukan yaitu potassium sianida barbiturat fosfor dhatura strychnine dan sebagainya. Pada kasus strychnine terjadi kejang yang lama dan berulang proses pembusukan akan dipercepat dimana terjadi kejang dengan sedikit kelelahan otot pembusukan akan menjadi lebih lama. "eracunan kronis oleh logam akan memperlambat pembusukan karena memperlambat efek jaringan. 4lkoholik kronik umumnya akan mempercepat pembusukan. $ika tubuh terurai saat kematian anggota gerak akan menunjukkan pembusukan yang lambat batang tubuh akan membusuk seperti biasa. 2. Kon"isi t$%$&. "elembapan pada tubuh akan menunjang pembusukan. 3airan pada tubuh manusia kira kira dua per tiga dari berat badan. 'aka dari itu pada tubuh yang mengandung sedikit cairan seperti rambut gigi tulang akan memperlambat pembusukan. Pada kasus dehidrasi akan memperlambat pembusukan. Tubuh yang sangat kurus akan lebih lambat membusuk dibandingkan dengan tubuh yang gemuk karena jumlah cairan pada orang yang kurus lebih sedikit. 3. Pa3aian (a"a t$%$&. Pada tubuh yang terpapar udara pakaian dapat mempercepat pembusukan dengan menjaga suhu tubuh tetap hangat. Pakaian yang ketat dapat memperlambat pembusukan karena menekan bagian tubuh sehingga darah sedikit yang terkumpul pada daerah yang tertekan. !. Um$# "an +enis 3elamin. Tubuh bayi yang baru lahir akan membusuk lebih lambat karena masih steril. $ika bayi baru lahir tersebut mengalami trauma selama atau setelah lahir atau sudah mendapat makanan setelah lahir maka akan membusuk lebih a#al. Tubuh anak anak membusuk lebih cepat daripada orang tua dimana pada orang tua akan membusuk lebih lama karena mengandung cairan lebih sedikit. $enis kelamin tidak terlalu berpengaruh. Tubuh #anita memiliki lemak

29

yang lebih banyak yang akan mempertahankan panas lebih lama yang akan mempercepat proses pembusukan. 2.12 Pen*a%$nan /Sa(onifi3asi1 )ikenal juga sebagai Fgrave #a:G atau adiposera. 4diposera berasal dari bahasa latin adipo untuk lemak dan cera untuk lilin) ber#arna utih kelabu setelah meninggal dikarenakan dekomposisi lemak yang dikarenakan hidrolisis dan hidrogenasi dan lemak (sel lemak) yang terkumpul di jaringan subkutan yang menyebabkan terbentuknya lechitinase #lostridium welchii suatu enzim yang dihasilkan oleh yang berpengaruh terhadap jaringan lemak. )engan

demikian akan terbentuk asam asam lemak bebas (asam palmitat stearat oleat) ph tubuh menjadi rendah dan ini akan menghambat bakteri untuk pembusukan dengan demikian proses pembusukan oleh bakteri akan terhenti. Tubuh yang mengalami adiposera akan tampak ber#arna putih kelabu perabaan licin dengan bau yang khas yaitu campuran bau tanah keju amoniak manis tengik mudah mencair larut dalam alkohol panas eter dan tidak mudah terbakar bila terbakar mengeluarkan nyala kuning dan meleleh pada suhu 8BB derajat 9ahrenheit. 9aktor faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah & "elembapan. ;emak tubuh. !edangkan yang menghambat adalah air yang mengalir. Proses pertama saponifikasi terlihat pada lemak subkutan yang berada pada dagu buah dada bokong dan perut ini dikarenakan karena area tersebut mempunyai lemak lebih banyak. >amun proses saponifikasi dapat terjadi di semua bagian tubuh yamg terdapat lemak. -tot menjadi dehidrasi dan menjadi sangat tipis ber#arna keabuabuan. -rganorgan dalam dan paruparu konsistensinya menjadi seperti perkamen. !ecara histologis makroskopis organ masih dapat dikenali. .alaupun secara mikroskopis sulit untuk dikenali. .alaupun dekomposisi lemak dimulai setelah meninggal namun seringnya pembentukan saponifikasi bervariasi dari dua minggu atau dua bulan tergantung

30

faktorfaktor yang mendukung seperti temperatur ini&

pembalseman

kondisi

penguburan dan barangbarang sekitar jenazah. "euntungan adanya adiposera - Tubuh korban akan mudah dikenali dan tetap bertahan untuk #aktu yang sangat lama sekali sampai ratusan tahun. - )apat pula untuk mengetahui sebab sebab kematian jangka #aktu dekat seperti kecelakaan namun dapat juga digunakan untuk #aktu yang lama. - Tempat untuk pembuangan tubuh dapat diketahui. - Tanda tanda positif dari kematian dapat diketahui dari kematian sampai beberapa minggu atau mungkin beberapa bulan. ;emak tubuh pada #aktu meninggal mengandung hanya sekitar B ,E dari asam lemak bebas namun sekitar empat minggu setelah kematian dapat meningkat sampai 8BE dan setelah 78 minggu dapat meningkat menjadi ABE bahkan lebih. Pada saat ini adiposera dapat terlihat dengan jelas ber#arna putih keabuan menggantikan jaringan lunak. Pada a#al saponifikasi dimana belum terlalu jelas terlihat pemeriksaan dapat dengan menggunakan analisa asam palmitat. 4diposera dapat diketemukan bercampur dengan dekomposisi yang lain tergantung dari letak tubuh dan lingkungan yang bervarias maka salah satu tubuh dapat menjadi saponifikasi di bagian tubuh yang lain dapat menjadi mumifikasi atau pembusukan. 2.13 M$mifi3asi Perubahan perubahan yang terjadi pada tubuh akibat dekomposisi dapat dihambat dan digantikan dengan mumifkasi. 'umifikasi secara harafiah menggambarkan proses pembentukan FmumiG sebuah kata yang diambil dari bahasa Persia FmumG yang berarti lilin. "ata ini diambil dari catatan sejarah 1unan kuni yang menggambarkan bangsa Persia dalam penghormatan terhadap bangsa#annya menga#etkan mereka dengan lilin. 'ayat yang mengalami mumifikasi akan tampak kering ber#arna coklat kadang disertai bercak #arna putih hijau atau hitam dengan kulit yang tampak tertarik terutama pada tonjolan tulang seperti pada pipi dagu tepi iga dan panggul. -rgan dalam umumnya

31

mengalami dekomposisi menjadi jaringan padat ber#arna coklat kehitaman. !ekali mayat mengalami proses mumifikasi maka kondisinya tidak akan berubah kecuali bila diserang oleh serangga. 'umifikasi pada orang de#asa umumnya tidak terjadi pada seluruh bagian tubuh. Pada umumnya mumifikasi terjadi pada sebagian tubuh dan pada bagian tubuh lain proses pembusukan terus berjalan. 'enurut "night mumifikasi dan adiposera kadang terjadi bersamaan karena hidrolisa lemak membantu proses pengeringan mayat. 'umi secara alami jarang terbentuk karena dibutuhkannya suatu kondisi yang spesifik namun proses ini menghasilkan mumi mumi tertua yang dikenal manusia. 'umi alami yang tertua diperkirakan berasal dari tahun A/BB!'. 'umifikasi umumnya terjadi pada daerah dengan kelembapan yang rendah sirkulasi udara yang baik dan suhu yang hangat namun dapat pula terjadi di daerah dingin dengan kelembapan rendah. )itempat yang bersuhu panas mumifikasi lebih mudah terjadi bahkan hanya dengan mengubur dangkal mayat dalam tanah berpasir. 9aktor dalam tubuh mayat yang mendukung terjadinya mumifikasi antara lain adalah dehidrasi premortal habitus yang kurus dan umur yang muda dalam hal ini neonatus. "asus mumifikasi dengan preservasi anatomi dan topografi yang cukup baik di =ndonesia ditemukan pada $anuari 7?@@ di desa 3ibitung kabupaten 6ekasi $a#a 6arat. "asus ini adalah temuan kedua di =ndonesia mayat ditemukan dalam sebuat kamar tertutup dengan suhu kamar %8 %/ derajat 3elcius dengan kelembapan 08 0AE. 'ayat nenek ini ditemukan setelah sang nenek menurut keluarga menghilang tujuh bulan sebelumnya. !aat ditemukan mata hidung dan mulut sudah tidak ada. !ebagian pipi dan bibir tersisa kulit kering ber#arna kelabu. ;eher kiri dan kanan terdapat kulit dan jaringan otot yang mengering. 6agian depan masih utuh seluruhnya berupa kulit dan otot yang mengering kaku dan keras. Pada bagian belakang hanya tulang iga saja yang masih utuh. Congga dada perut telah kosong seluruhnya. ;engan kanan berupa kulit ber#arna kelabu telapak dan punggung tangan masih utuh dan mengering. ;engan kiri mengering #arna kuning kelabu dengan tangan kiri tinggal tulang tulang saja. Tungkai

32

kanan dan kiri tampak sebagai kulit dan otot yang telah kering ber#arna kuning coklat dengan bercak kelabu. !ecara mikroskopis kulit masih menunjukkan gambarang yang dapat dikenali sebagai kulit otot tampak sebagai serabut yang sedikit bergelombang ber#arna eosinofilik dan homogen tanpa inti sel. 'umifikasi sering terjadi pada bayi yang meninggal ketika baru lahir. Permukaan tubuh yang lebih luas dibanding orang de#asa sedikitnya bakteri dalam tubuh dibanding orang de#asa membantu penundaan pembusukan sampai terjadinya pengeringan jaringan tubuh. Pada orang de#asa secara lengkap jarang terjadi kecuali sengaja dibuat oleh manusia. A#ti M$mifi3asi "alam Inte#(#etasi Ke"o3te#an 2o#ensi3 'umifikasi adalah proses yang menginhibisi proses pembusukan alami yang memiliki karakteristik dimana jaringan yang mengalami dehidrasi menjadi kering ber#arna gelap dan mengerut. Pengeringan akan menyebabkan tubuh lebih kecil dan ringan. )ilihat dari sudut forensik mumifikasi memberikan keuntungan dalam bertahannya bentuk tubuh terutama kulit dan beberapa organ dalam bentuk #ajah secara kasar masih dapat diindentifikasi secara visual. 'umifikasi juga dapat mempreservasi bukti terjadinya jejas yang menunjukkan kemungkinan sebab kematian. *lliot !mith (7?78) menemukan mumi yang telah berumur kurang lebih 8BBB tahun dan masih mampu menunjukkan bah#a sebab kematian orang itu adalah akibat kekerasan. ;uka luka yang ada cocok dengan luka akibat bacokan kapak atau pedang tusukan tombak dan pukulan dari pegangan tombak. 9oto kepala menunjukkan korban diserang saat tidur yang disimpulkan *lliot dari luka pada puncak kepala yang menurutnya tidak mungkin atau sulit dilakukan saat korban berdiri. Tidak adanya luka pada daerah lain membuat *lliot menyimpulkan bah#a tidak ada tanda perla#anan. "arena sifat dari jaringan tubuh yang termumifikasi cenderung keras dan rapuh maka untuk dapat memeriksanya potongan kecil jaringan direndam dalam sodium karbonat atau campuran alkohol formalin dan sodium carbonate. Pada proses mumifikasi tubuh yang lebih lengkap maka untuk dapat melakukan pemeriksaan dalam mayat harus direndam dalam glycerin 7,E selama beberapa

33

saat. "epentingan forensik yang tak kalah penting pada mumifikasi adalah identifikasi. .alau terjadi pengerutan namun struktur #ajah rambut dan beberapa kekhususan pada tubuh seperti tato dapat bertahan sampai bertahun tahun. Terperliharanya sebagian dari anatomi dan topografi jenasah pada proses mumifikasi memungkinkan pemeriksaan radiologi yang lebih teliti. )engan pemeriksaan radiologi jejas- jejas yang mungkin terle#atkan dalam pemeriksaan mayat dan bedah mayat dapat ditunjukkan dengan jelas dan dieksplorasi kembali le#at pemeriksaan bedah jenasah. Pemeriksaan 3T scan pada mumi juga dapat mengungkapkan jejas pada lokasi yang sulit dijangkau pemeriksaan bedah mayat. Proses mumifikasi juga memungkinkan dilakukannya pemeriksaan )>4 baha pada jenasah yang berusia ratusan atau ribuan tahun. ;aposan kulit luar yang miskin akan inti sel mungkin tidak cukup baik diambil sebagai sampel namun tulang akar rambut organ dalam dan sisa cairan tubuh yang mengering pada mumi dapat digunakan untuk pemeriksaan )>4. 1ang harus diingat dalam pemanfaatan mumi untuk kepentingan forensik bah#a pada mumifikasi terjadi pengerutan kulit yang dapat menimbulkan artefak pada kulit yang menyerupai luka ( jejas terutama pada daerah pubis daerah disekiter leher dan a:illa. bahkan dengan

34

BAB III KESIMPULAN Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari tanda tanda kematian dan perubahan yang terjadi setelah seseorang mati serta faktor yang mempengaruhinya. Tanatologi merupakan ilmu paling dasar dan paling penting dalam ilmu kedokteran kehakiman terutama dalam hal pemeriksaan jenazah (visum et repertum). Perubahan perubahan yang terjadi setelah kematian dibedakan menjadi dua yaitu perubahan yang terjadi secara cepat (early) dan perubahan yang terjadi secara lambat (late). Tujuan nya yaitu untuk menentukan apakah seseorang benar benar sudah meningal atau belum menetapkan #aktu kematian sebab kematian cara kematian dll.

35

DA2TA8 PUSTAKA 4bdul 'unIim =dries. 7??A. Pedoman =lmu "edokteran 9orensik. *disi pertama. 6inarupa 4ksara. 2al. ,/-AA !aukko PJ "night 6 . 8BB/. The Pathophysiology of )eath in "nightIs 9orensic Pathology. %th edition. 2odder 4rnold. Page ,8-?B !hepherd C. 8BB%. 3hanges 4fter )eath in !impsonIs 9orensic 'edicine. 78 th edition. 4rnold. Page %A-/@ Kij " . 8BB@. )eath and =ts 'edicolegal 4spects (9orensic Thanatology) in Te:tbook of 9orensic 'edicine and To:icology Principles and Practice. / th editon. *lsivier. Page 7B7-7%% Kass 44. )ecomposition. 'icrobiology Today 8BB7 >ov (8@)&7?B-8. 4vailable from & http&((###.socgenmicrobiol.org.uk(pubs(microLtoday(pdf(77B7B@.pdf.

36

37

You might also like