You are on page 1of 5

Nama kelompok : 1. Nur Aini 2. Hosniyatun 3. Yeri Kurniawan 4. Ferdyta Ismibahari 5.

Lilik Indrawati (100231100027) (100231100055) (100231100057) (100231100061) (100231100071)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI JEMBER TAHUN 2004-2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibanyak negara berkembang di dunia ditekankan pada perkembangan ekonomi. Hal ini dikarenakan negara-negara berkembang mengalami keterpurukan ekonomi. Pembanguan ekonomi diarahkan pada terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat dan sebagai upaya untuk mengatasi terjadinya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi terbentuk dari berbagai

macam sektor ekonomi yang menggambarkan tingkat perubahan struktur ekonomi yang terjadi. Laju pertumbuhan ekonomi suatu negara ditunjukkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan laju pertumbuhan ekonomi daerah dinyatakan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerah dibidang ekonomi. Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan juga menerapkan kebijakan dalam bidang ekonomi yaitu kebijakan sektoral

dan kebijakan regional. Kebijakan sektoral, yaitu perencanaan kebijakan dan kegiatan ekonomi tertentu. Melalui kebijakan ini, pembanguanan diarahkan pada peningkatan produksi dan produktivitas, serta pembangunan sarana dan prasarana fisik yang secara langsung menunjang pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan kebijakan regional, yaitu diarahkan pada pengembangan potensi daerah dan kemampuan sumber daya yang ada, khusus di pedesaan. Kebijakan ini dilakukan dengan jalan mendapatkan informasi mengenai kebutuhan yang diperlukan oleh suatu daerah, kemudian mempertimbangkan mana yang merupakan kebutuhan yang obyektif bagi pembangunan di daerah tersebut dan kedua kebijakan tersebut tidak bisa dipisahkan dan harus berjalan secara beriringan. Hal ini penting, tidak hanya dari hal konsep tetapi juga dari segi pelaksanaan khususnya yang menyangkut koordinasi pembangunan di daerah dalam kerangka sistem pemerintah yang ada (Aziz, 1993:230). Seperti pada propinsi jawa timur, Pelaksanaan pembangunan disana sangatlah strategis, sehingga propinsi jawa timur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kabupaten Jember merupakan salah satu bagian dari provinsi Jawa Timur, masing-masing kecamatan memiliki potensi sumber daya yang berbeda dan potensi itu harus dikembangkan secara optimal guna memacu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di daerah Jember yang sudah kearah positif tersebut tentunya perlu di pertahankan dan ditingkatkan walaupun sedikit melambat, khususnya dalam bidang ekonomi dapat dibagi menjadi 3 sektor yang melipuiti : sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. Dari 3 sektor tersebut harus dikembangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi didaerah Jember.

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2008 (Persen) Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jember Jawa Timur 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 1. Pertanian 4.16 4.95 5.40 5.92 5.71 2.28 3.16 3.99 3.89 2. Pertambangan dan Penggalian 1.85 4.63 3.34 5.78 6.10 1.84 9.32 8.58 8.94 3. Industri Pengolahan 3.52 3.30 3.96 6.22 6.18 5.23 4.61 3.05 3.68 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5.24 6.72 8.36 6.59 7.89 14.86 6.18 4.07 11.81 5. Bangunan / Konstruksi 7.60 6.62 6.52 5.99 6.02 1.85 3.48 1.42 0.45 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 5.81 6.73 7.20 6.03 6.15 9.25 9.15 1.62 9.19 7. Pengangkutan & Komunikasi 5.06 3.97 4.73 5.80 7.16 6.77 5.00 6.77 6.85 8. Keuangan, Persew & Jasa Perush 6.65 6.59 7.06 6.59 6.43 5.94 7.49 7.46 7.88 9. Jasa-Jasa 4.46 5.23 5.57 5.71 6.22 3.44 4.23 5.27 5.13 PDRB 4.66 5.31 5.70 5.98 6.04 5.83 5.84 5.80 6.02 sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur, (2007dan 2008)

2008 3.12 9.26 4.32 3.11 2.71 8.27 7.20 8.05 6.27 5.90

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori 2.1.1 Analisis Shift Share Analisis shift share merupakan yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah, metode ini dikembangkan dari industri yang pertama kali oleh Jones dan Leser (dalam Arsyat:1951) di Inggris. Analisis ini memiliki pemikiran bahwasanya industri itu tidak homogen dan ada kalanya beberapa indutri mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dari pada indutri lainnya. Analisis ini meliputi penguraian proses pertumbuhan suatu daerah sebagaimana yang diperlihatkan oleh beberapa variabel penting (tenaga kerja, penduduk, dan pendapatan) yang menjadi sebuah komponennya.

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dalam analisis shift shared di bagi dalam 3 komponen utama, yaitu: 1) pertumbuhan regional, 2) pertumbuhan sektoral, dan 3) pertumbuhan day saing wilayah. Komponen pertama menganalisis regional agregat shift share (RASS), komponen kedua menganalisis propotional shift share (PSS), dan komponen ketiga menganalisis differential shift share (DSS). 2.1.2 Analisis Location Quotient (LQ) Anlisis Location Qoutient adalah teknik yang sering digunakan dalam metode analisis ekonomi basis. Teknik membandingkan aktivitas pada perekonomian daerah dengan perekonomian yang lebih luas yaitu regional atau nasional dalam usaha mengidentifikasi spesialisasi dari perekonomian daerah. Dalam teknik ini, kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua golongan, yaitu (Arsyad, 1999:140): 1. Kegiatan industri yang melayani pasar didaerah itu sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan yang disebut dengan industri basic. 2. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut yang disebut dengan industri non basic atau industri lokal. Dalam hal ini dinyatakan bahwa jika suatu daerah lebih berspesialisasi pada barang yang bersangkutan dalam produksi suatu barang tertentu, maka daerah tersesbut mengekspor barang itu sesuai dengan tingkat spesialisasinya dalam memproduksi barang tersebut. Dengan perkataan lain, spesialisasi lokal dalam produksi mempunyai makna ekspor lokal dari produksi surplus (Ricardson, 2001:17). Pada intinya LQ merupakan suatu indikator sederhana yang menunjang kekuatan suatu sektor di daerah, dengan cara itu pemerintah bisa membandingkan dengan wilayah lain.

BAB III ANALISIS Pertumbuhan Ekonomi yang terjadi di daerah Jember tiap tahun cenderung terjadi peningkatan (data tabel), baik dari sektor pertanian, pertambangan dan penggalian,

industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, maupun dari sektor jasa. Namun ada juga sektor yang cenderung mengalami penurunan yaitu sektor bangunan atau kontruksi, dan ada pula sektor yang cenderung naik turun secara tidak stabil yaitu sektor listrik, gas, dan air bersih, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Meskipun dari setiap sektor-sektor tidak semua menunjukkan peningkatan secara keseluruhan, akan tetapi kabupaten Jember mengalami pertumbuhan

perekonomian yang cukup baik dari pada kabupaten lain di wilayah Jawa Timur. PDRB di wilayah Jember menyumbang besar PDB di Jawa Timur selama tahun 2004-2008. Dengan cara membandingkan dengan wilayah lain, pemerintah bisa meningkatkan sektor apa saja yang unggul di daerah Jember, dan memperbaiki sektor sektor yang kurang atau turun, sehingga banyak sumber daya manusia yang terserap di berbagai sektor. Cara pembandingan ini merupakan analisis Location Quotient (LQ).

You might also like