You are on page 1of 19

PROPOSAL

METODELOGI PENELITIAN
ALAT PENAKAR HUJAN BERBASIS MIKROKONTROLER
AT89S52

OLEH :

1. INDRA RUMMANZAH E11.2006.00165


2. ACHMQD NADHIRI E11.2006.00177
3. ARIS KURNIAWAN E11.2006.00179
4. ARI SUSANTO E11.2006.00182
5. HANDARU PUDY A E11.2008.00280

TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2009

ABSTRAK
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan permasalahan ini. Untuk mengetahui besar intensitas hujan dalam
durasi dan periode tertentu dapat diperoleh dengan menggunakan alat penakar
curah hujan. Oleh karena itu, kami mempunyai gagasan untuk membuat alat
penakar curah hujan berbasis mikrokontroler AT89S52 yang hasil/outputannya
dapat diperoleh melalui data di lapangan/LCD alat serta sekaligus dikirimkan ke
komputer server. Diharapkan pemanfaatan alat penakar hujan ini setidaknya dapat
menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah banjir di daerah-daerah
dataran rendah yang rawan banjir, khususnya di Kota Semarang.

Mikrokontroler AT89S52 adalah adalah produk dari Atmel dengan 4K byte flash
PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) dan 128 Byte RAM
internal. Perbedaan mendasar antara mikrokontroler dan mikroprosesor adalah
mikrokontroler selain memiliki CPU juga dilengkapi dengan memori dan input-output
yang merupakan kelengkapan sebagai sistem minimum mikrokomputer sehingga
sebuah mikrokontroler dapat dikatakan sebagai mikrokomputer dalam keping
tunggal (Single Chip Microcomputer) yang dapat berdiri sendiri.

Sebuah penakar dengan luasan sampling tertentu digunakan untuk menangkap air
hujan. Jumlah air yang tertangkap ditera melalui sistem bejana berjungkit dengan
volume takar yang disesuaikan dengan luas penampang penakar. Pada setiap unit
takaran (mm Hujan) kejadian direkam pada kertas printer mini dengan resolusi detik.
Informasi detik kejadian tiap takaran selanjutnya dimasukkan kedalam perangkat
lunak berbasis Microsof Excel untuk selanjutnya mendapatkan grafik/ hidrograph
rekaman hujan.

Sensor akan bekerja jika ada air hujan yang masuk kedalam sensor tipping bucket
yaitu dengan cara air ditampung pada tampungan air yang berbentuk jungkat-jungkit
jika penuh akan berayun sehingga sensor optocoupler akan membaca inputan
kemudian dari inputan tersebut akan ditampilkan ke LCD oleh mikrokontroler dan
datanya disimpan didalam memori (MMC) dan dapat juga langsung diinterfacekan
ke PC (Personal Computer). Keypad difungsikan sebagai control untuk melihat data
di LCD, sedangkan RTC digunakan sebagai timer atau pengatur waktu.

Kata Kunci : Mikrokontroler AT89S52, Optocoupler, Tipping Bucket

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAKSI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

A. JUDUL
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
D. LANDASAN TEORI
E. PEMBAHASAN DAN ANALISA PERANCANGAN
F. HASIL OUTPUT SISTEM YANG DIHARAPKAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Koneksi Pin Mikrokontroler AT89S52


Gambar 2 Blok Diagram Mikrokontroler AT89S52
Gambar 3 Organisasi RAM Internal
Gambar 4. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52
Gambar 5 Optocoupler
Gambar 6. Desain Alat
Gambar 7. Diagran Blok
Gambar 8. Diagram Alir Sistem dan Software

A. JUDUL : ALAT PENAKAR HUJAN BERBASIS MIKROKONTROLER


AT89S52

B. LATAR BELAKANG
Masalah banjir di kota-kota besar merupakan sebuah masalah yang belum
terselesaikan hingga saat ini. Bencana banjir ini sudah menjadi langganan
pada saat musim penghujan selama puluhan tahun di Jawa Tengah pada
umumnya dan di Kota Semarang pada khususnya.
Banjir adalah aliran/genangan air yang dapat menimbulkan kerugian
ekonomi bahkan menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak,C. 1995).
Aliran/genangan air ini dapat terjadi karena adanya luapan-luapan pada Daerah
Aliran Sungai (DAS) atau di saluran-saluran akibat sungai tidak memiliki
kapasitas yang cukup bagi debit air yang lewat.
Sangat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir.
Bencana banjir selain akibat kerusakan ekosistem dan aspek lingkungan yang
tidak terjaga, juga disebabkan oleh alam itu sendiri, seperti faktor cuaca yang
buruk sehingga mengakibatkan curah hujan yang tinggi secara terus-menerus
yang kemudian mempengaruhi daya tampung sungai untuk menyalurkan air
hujan ke laut menjadi overload. Berbagai cara telah ditempuh untuk menangani
masalah ini, antara lain pembuatan saluran drainase dan pembuatan daerah
tampungan air, pembuatan daerah hijau untuk resapan air, dan sebagainya.
Dalam perencanaan bangunan pengendali banjir (saluran drainase, tanggul,
dll) data masukan curah hujan sangat diperlukan.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dapat dimanfaatkan
untuk menyelesaikan permasalahan ini. Untuk mengetahui besar intensitas
hujan dalam durasi dan periode tertentu dapat diperoleh dengan menggunakan
alat penakar curah hujan. Oleh karena itu, kami mempunyai gagasan untuk
membuat alat penakar curah hujan berbasis mikrokontroler AT89S52 yang
hasil/outputannya dapat diperoleh melalui data di lapangan/LCD alat serta
sekaligus dikirimkan ke komputer server. Diharapkan pemanfaatan alat penakar
hujan ini setidaknya dapat menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaikan
masalah banjir di daerah-daerah dataran rendah yang rawan banjir, khususnya
di Kota Semarang.

C. TUJUAN

Pembuatan alat penakar hujan berbasis mikrokontroler AT89S52 ini

mempunyai tujuan sebagai berikut:


1. Menghasilkan suatu alat untuk mengetahui intensitas curah hujan

sehingga membantu menyelesaikan masalah banjir di kota-kota besar

khususnya di Kota Semarang.

2. Menghasilkan suatu alat penakar hujan berbasis mikrokontroler AT89S52

yang hasil/outputannya dapat diperoleh melalui data di lapangan/LCD alat

serta sekaligus dikirimkan ke komputer server.

D. LANDASAN TEORI

1. Mikrokontroler ATMEL AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 adalah adalah produk dari Atmel dengan

4K byte flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory)

dan 128 Byte RAM internal. Perbedaan mendasar antara mikrokontroler

dan mikroprosesor adalah mikrokontroler selain memiliki CPU juga

dilengkapi dengan memori dan input-output yang merupakan kelengkapan

sebagai sistem minimum mikrokomputer sehingga sebuah mikrokontroler

dapat dikatakan sebagai mikrokomputer dalam keping tunggal (Single

Chip Microcomputer) yang dapat berdiri sendiri.

Memori dalam AT89S52 dapat diprogram ulang ataupun dihapus

berkali-kali. Memori ini biasa digunakan untuk menyimpan instruksi

(perintah) berstandar MCS-51 code sehingga memungkinkan

mikrokontroler ini untuk bekerja dalam mode operasi keping tunggal

(single chip operation). Mikrokontroler AT89S52 adalah mikrokontroler

ATMEL yang kompatibel penuh dengan mikrokontroler keluarga MCS-51,

membutuhkan daya yang rendah, memiliki kemampuan yang tinggi, dan

merupakan mikrokomputer 8 bit yang dilengkapi 4 Kbyte. Dalam sistem

mikrokontroler terdapat dua hal yang mendasar, yaitu perangkat keras dan

perangkat lunak yang keduanya saling terkait dan mendukung.


a. Perangkat Keras Mikrokontroler AT89S52

Arsitektur mikrokontroler AT89S52 adalah sebagai berikut :

• CPU 8 bit dengan register A (accumulator) dan B.

• 16 bit program counter (PC) dan data pointer (DTPR).

• 8 bit program status word (PSW).

• 8 bit stack pointer (SP).

• 4 Kbyte internal EPROM.

• 128 Byte internal RAM :

➢ 4 bank register, masing-masing berisi 8 register

➢ 16 Byte yang dapat dialami pada bit level

➢ 80 byte general purpose memory data

• 32 pin input-output tersusun atas P0-P3, masing-masing 8 bit.

• 2 buah 16 bit Timer/Counter.

• Receive/Transmitter data serial Full duplex : SBUF.

• Control Register, yaitu: TCON, TMOD, SCON, PCON, IP dan IE.

• 5 buah sumber interrupt (2 buah sumber interrupt external dan 3

buah sumber interrupt internal).

• Osilator dan Clock Internal.

Diagram koneksi pin dan diagram blok dari mikrokontroler AT89S52

ditunjukkan pada gambar 1 dan 2


Gambar 1 Diagram Koneksi Pin Mikrokontroler AT89S52

Gambar 2 Blok Diagram Mikrokontroler AT89S52

Fungsi dari tiap-tiap pin adalah sebagai berikut:

a. Port 1 ( pin no. 1 – 8 )

Port 1 berfungsi sebagai I/O (Input/Output) biasa atau menerima

low address order bytes selama pada saat Flash Programming.

Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input


dengan memberikan logika 1, serta sebagai output yang

memberikan output sink ke empat buah input TTL.

b. RST ( pin no. 9 )

Berfungsi untuk reset siklus kerja dari mikrokontroler yang akan

aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle( siklus kerja

mesin ).

c. Port 3 ( pin no. 10 – 17 ).

Port 3 merupakan port I / O 8 data bit yang memiliki fungsi

sebagai berikut :

Pin 10. RDX ( Port 3.0 ) : sebagai Port Serial Input.

Pin 11. TXD ( Port 3.1 ) : sebagai Port Serial Output.

Pin 12. INT0 ( Port 3.2 ) : sebagai Port External Interrupt 0 (aktif

rendah)

Pin 13. INT1 ( Port 3.3 ) : sebagai Port External Interrupt 1 (aktif

tinggi)

Pin 14. T 0 ( Port 3.4 ) : sebagai Port External Timer 0 Input.

Pin 15. T 1 ( Port 3.5 ) : sebagai Port External Timer 1 Input.

Pin 16. WR ( Port 3.6 ) : sebagai External Data Memory Write

Strobe.

Pin 17. RD ( Port 3.7 ) : sebagai External Data Memory Read

Srobe.

d. XTAL2 ( pin no.18)


Merupakan Output inverting Oscilator Amplifier.
e. XTAL1 ( pin no. 19 )

Merupakan Input inverting Oscilator Amplifier.

f. GND ( pin no. 20 )

Merupakan titik hubung pentanahan ( ground ) terhadap catu

daya.

g. Port 2 ( pin no. 21 – 28 )

Port 2 berfungsi sebagai I/O (Input/Output) biasa atau high order

address pada saat mengakses memori secara 16 bit sedangkan

pada saat mengakses memori 8 bit port ini akan mengeluarkan isi

dari P2 Special Funtion Register. Port ini mempunyai internal pull

up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1, serta

sebagai output yang memberikan output sink ke empat buah input

TTL.

h. PSEN ( pin no. 29 )

Pin ini berfungsi pada saat mengeksekusi program yang terletak

pada memori eksternal dan akan aktif 2 kali setiap cycle (siklus

kerja mesin).

i. ALE ( pin no 30 )

Pin ini dapat berfungsi sebagai Address latch Enable ( ALE ) yang

me latch byte address pada saat mengakses memori eksternal.

Sedangkan pada saat Flash Programming ( PROG ) berfungsi

sebagai pulse input. Pada operasi normal ALE akan mengeluarkan

sinyal clock sebesar 1/16 frekuensi oscilator kecuali pada saat

mengakses memori eksternal sinyal clock. ALE hanya aktif pada

saat mengakses memori eksternal.

j. EA ( pin no. 31 )
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu

menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah

sistem di reset. Pada kondisi high, pin ini berfungsi menjalankan

program pada memori internal.

k. Port 0 ( pin no. 32 – 39 )

Port 0 dapat berfungsi sebagai Input / Output biasa, low order

multiplex address / data ataupun menerima kode byte pada saat

Flash Programming. Pada fungsi sebagai Input / Output biasa port

ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau

dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port

tersebut. Pada fungsi sebagai low order multiplex adrress / data port

ini akan mempunyai internal pull up. Pada saat Flash Programming

diperlukan eksternal pull up terutama pada saat ferifikasi program.

l. VCC ( pin no. 40 )

Pin ini sebagai masukan catu daya ( power supply ) yang

mempunyai tegangan kerja positif sebesar 5 volt.

b. Organisasi Memori

Program Memori Internal.

AT89S52 memiliki program memori internal sebesar 8 Kbyte dengan

ruang alamat 0000H-0FFFH. Jika alamat-alamat program lebih tinggi

dari pada 0FFFH, yang melebihi kapasitas ROM internal menyebabkan

AT89S52 secara otomatis mengambil Code byte juga dapat diambil

hanya dari eksternal memori dengan alamat 0000H-FFFFH dengan cara

menghubungkan pin EA ke ground.

Data Memori (RAM) Internal.


Ruang alamat bawah memori data (RAM) internal dengan kapasitas 128

byte yaitu 00H-7FH yang terbagi atas 3 daerah, yaitu:

a. Empat bank register

Setiap bank terdiri dari 8 register (R0-R7) sehingga jumlah register

untuk keempat bank register (bank 0 – bank 3) menjadi 32 buah

register yang menempati ruang alamat 00H-1FH. Mengaktifkan salah

satu bank register dapat dilakukan dengan mengatur RS0-RS1 pada

PSW (Program Status Word) seperti yang ditunjukan pada tabel 2.1.

b. Bit Addressable

Terdiri dari 16 byte yang berada pada alamat 20H-2FH. Masing-

masing 128 bit lokasi ini dapat dialamati secara langsung. Sehingga

hanya dengan sebuah instruksi saja setiap bit dalam area ini dapat

diset, clear, AND dan OR. Dengan adanya sistem bit addressable

RAM, proses yang seharusnya dijalankan dengan tiga cycle seperti

pada listing dapat digantikan dengan sebuah instruksi yang hanya

membutuhkan satu cycle saja. Dalam aplikasinya, lokasi yang dapat

diakses dapat juga digunakan untuk menandai suatu lokasi bit

tertentu baik berupa Register Fungsi Khusus yang dapat dialamati

secara bit ataupun lokasi-lokasi tertentu yang dapat dialamati secara

bit.

7F
1F R7
1E R6
1D R5
Bank 3

1C R4
1B R3
1A R2
19 R 1
18 R 0
17 R 7
16 R 6
15 R5
Bank 2

14 R4
13 R3
12 R2
11 R1
10 R0
0F R7 2F 1F 78
0E R6 2E 7F 70
0D R5 2D 6F 68
Bank 1

0C R4 2C 67 60
0B R3 2B 5F 58
0A R2 2A 57 50
09 R1 29 4F 48
08 R0 28 47 40
07 R7 27 3F 38
06 R6 26 37 30
05 R5 25 2F 28
Bank 0

04 R4 24 27 20
03 R3 23 1F 18
02 R2 22 17 10
01 R1 21 0F 8
00 R0 20 07 00 30
W o rk i n g
B i l . A d d re s s a b l e G e n e ra l p u rp o s e
re g i s te r
Gambar 3 Organisasi RAM Internal
Terdiri atas 80 byte yang menempati alamat 30H-7FH. Yang dapat
dialamati secara langsung dan digunakan untuk keperluan umum
(general purpose) misalnya digunakan untuk lokasi stack.

c. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52

Gambar 4. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52

2. Optocoupler

Optocoupler merupakan salah satu jenis komponen yang memanfaatkan


sinar sebagai pemicu on/off-nya. Opto berarti optic dan coupler berarti
pemicu. Sehingga bisa diartikan bahwa optocoupler merupakan suatu
komponen yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic opto-coupler
termasuk dalam sensor, dimana terdiri dari dua bagian yaitu transmitter dan
receiver. Dasar rangkaian dapat ditunjukkan seperti pada gambar dibawah
ini:
Gambar 5 Optocoupler

Bagian pemancar atau transmitter dibangun dari sebuah led infra merah
untuk mendapatkan ketahanan yang lebih baik daripada menggunakan led
biasa. Sensor ini bisa digunakan sebagai isolator dari rangkaian tegangan
rendah kerangkaian tegangan tinggi. Selain itu juga bisa dipakai sebagai
pendeteksi adanya penghalang antara transmitter dan receiver dengan
memberi ruang uji dibagian tengah antara led dengan photo transistor.

Pada umumnya semua jenis optocoupler pada lembar datanya mampu


dibebani tegangan sampai 7500 Volt tanpa terjadi kerusakan atau
kebocoran. Untuk type 4N25 ini mempunyai tegangan isolasi sebesar 2500
Volt dengan kemampuan maksimal led dialiri arus fordward sebesar 80 mA.
Namun besarnya arus led yang digunakan berkisar antara 15mA - 30 mA
dan untuk menghubungkan-nya dengan tegangan +5 Volt diperlukan
tahanan pembatas.

3. Perekam Curah Hujan (“ARR”)


Curah hujan merupakan salah satu unsur cuaca yang pengaruhnya
terhadap lingkungan bias mengarah ke dalam hal yang positif maupun
negatif. Untuk dapat melihat sifat-sifat dari unsur ini bisanya unsur ini diukur
dengan alat penakar hujan yang pada dasarnya adalah pengukuran jumlah
air yang diterima pada sekuen waktu tertentu. Untuk lebih mengetahui sifat
hujan dengan lebih baik factor intensitas menjadi perhatian banyak pihak.
ARR didesain untuk memonitor kejadian hujan dengan waktu yang panjang
secara otomatis agar dapat mempelajari sifat hujan dengan lebih baik.

Prinsip kerja
Sebuah penakar dengan luasan sampling tertentu digunakan untuk
menangkap air hujan. Jumlah air yang tertangkap ditera melalui sistem
bejana berjungkit dengan volume takar yang disesuaikan dengan luas
penampang penakar. Pada setiap unit takaran (mm Hujan) kejadian
direkam pada kertas printer mini dengan resolusi detik. Informasi detik
kejadian tiap takaran selanjutnya dimasukkan kedalam perangkat lunak
berbasis Microsof Excel untuk selanjutnya mendapatkan grafik/ hidrograph
rekaman hujan.

E. Pembahasan dan Analisa Perancangan


1. Dokumen Desain Alat
SENSOR

M
M
C
LC D M IK R O
PC

RTC KEYPAd R S3 2

Gambar 6. Desain Alat

2. Diagram Blok dan Cara Kerja Alat


SENSOR RTC
OTOCOUPLER

MIKROKONTROLER
MMC
AT89S52

RS 232
KEYPAD

PC

Gambar 7. Diagran Blok

Cara Kerja Alat :


Sensor akan bekerja jika ada air hujan yang masuk kedalam sensor tipping
bucket yaitu dengan cara air ditampung pada tampungan air yang berbentuk
jungkat-jungkit jika penuh akan berayun sehingga sensor otocoupler akan
membaca inputan kemudian dari inputan tersebut akan ditampilkan ke LCD
oleh mikrokontroler dan datanya disimpan didalam memori (MMC) dan dapat
juga langsung diinterfacekan ke PC (Personal Computer). Keypad difungsikan
sebagai control untuk melihat data di LCD, sedangkan RTC digunakan
sebagai timer atau pengatur waktu.

3. Diagram Alir Sistem dan Software


START

TIMER 1 =
COUNTER
TIMER =0 TIMER

RUN TIMER 1
RUN TIMER 0

TIMER 0
1SEC

KONVERSI PC

SAVE TO MMC

LCD
Gambar 8. Diagram Alir Sistem dan Software

F. Hasil Output Sistem yang Diharapkan.


Luaran atau hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
menghasilkan suatu alat yang dapat menakar curah hujan di suatu daerah
tertentu.

You might also like