You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN Pendidikan karakter adalah Salah satu hal yang sederhana karena kata karakter adalah semua

pengembangan diri siswa dalam interaksi belajar hingga awal dan berakhirnya proses pengajaran bisa tercapai pembentukan siswa yang berkarakter. Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Dewasa ini berkembang tuntutan untuk perubahan kurikulum pendidikan yang mengedepankan perlunya membangun karakter bangsa. muda. Pada saat ini yang diperlukan sekarang adalah kurikulum pendidikan yang berkarakter# dalam arti kurikulum itu sendiri memiliki karakter, dan sekaligus diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik.Perbaikan kurikulum merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent$, bahwa suatu kurikulum yang berlaku harus secara terus"menerus dilakukan peningkatan dengan mengadopsi kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan peserta didik. al ini didasarkan pada !akta dan persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak"anak atau generasi

BAB II PEMBAHASAN Perubahan kurikulum pendidikan merupakan agenda yang secara rutin berlangsung dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di negara berkembang.Dewasa ini mengedepankan perlunya membangun karakter bangsa. al ini didasarkan pada !akta dan persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak"anak atau generasi muda.&ang diperlukan sekarang adalah kurikulum pendidikan yang berkarakter# dalam arti kurikulum itu sendiri memiliki karakter, dan sekaligus diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik. 'elihat perjalanan sejarah pendidikan dari dekade sebelumnya, para orang tua, secara subyekti!, membuat perbandingan antara situasi pendidikan masa kini dengan situasi di mana mereka dulu mengalami pendidikan di sekolah, atas situasi, sikap, perilaku sosial anak"anak, remaja, generasi muda sekarang, sebagian orang tua menilai terjadinya kemerosotan atau degradasi sikap atau nilai"nilai budaya bangsa. 'ereka menghendaki adanya sikap dan perilaku anak"anak yang lebih berkarakter, kejujuran, memiliki integritas yang merupakan cerminan budaya bangsa, dan bertindak sopan santun dan ramah tamah dalam pergaulan keseharian. Selain itu diharapkan pula generasi muda tetap memiliki sikap mental dan semangat juang yang menjunjung tinggi etika, moral, dan melaksanakan ajaran agama. (ika ditarik garis lurus bahwa mereka yang kini menjadi orang dewasa adalah produk pendidikan pada beberapa dekade sebelumnya, maka yang dipertanyakan adalah kurikulum pendidikan di masa sebelumnya itu. )pa yang dilakukan oleh beberapa orang tua tersebut tidak sepenuhnya salah. )da baiknya dilakukan *re+iew, menyeluruh terhadap suatu kurikulum pendidikan. Kehendak untuk melakukan peninjauan kurikulum, sesungguhnya, bukan hanya semata"mata atas desakan dan tuntutan para orang tua.Perbaikan kurikulum merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent$, bahwa suatu kurikulum yang berlaku harus secara terus" menerus dilakukan peningkatan dengan mengadobsi kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan peserta didik.Kunci sukses implementasi kurikulum terutama adalah pada pendidik, kelembagaan sekolah, dukungan kebijakan strategis, dan lingkungan pendidikan itu sendiri. De!inisi kurikulum memang sangat beragam, baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit.-etapi untuk tujuan penulisan ini, kiranya perlu dikutip pernyataan Sukmadinata

/.0012%30$ yang mengatakan, kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah.Dalam kurikulum terintegrasi !ilsa!at, nilai"nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Selanjutnya dijelaskan, dalam memahami konsep kurikulum, setidaknya ada tiga pengertian yang harus dipahami, yaitu# /%$ kurikulum sebagai substansi atau sebagai suatu rencana belajar# /.$ kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum yang merupakan bagian dari sistem persekolahan dan sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat# /4$ kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang kajian kurikulum, yang merupakan bidang kajian para ahli kurikulum, pendidikan dan pengajaran. 'engacu pada pendapat tersebut, dapat ditegaskan bahwa kurikulum merupakan rancangan pendidikan, yang berisi serangkaian proses kegiatan belajar siswa. Dengan demikian secara implisit kurikulum memiliki tujuan yaitu tujuan pendidikan.Selain itu juga jelas bahwa banyak !aktor yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, yaitu guru, siswa, orang tua, dan lingkungan. 'anajemen persekolahan juga menjadi +ariabel penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan.5agaimana iklim sekolah diciptakan, turut berperan dalam mewarnai anak didik.)pakah iklim kebebasan, disiplin, ketertiban, dan kreati+itas benar"benar tercipta di lingkungan sekolah. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter bukan merupakan hal yang baru sekarang.penanamannilai"nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala.)kan tetapi, seiring dengan perubahan 6aman, agaknya menuntut adanya penanaman kembali nilai"nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pengajaran. Penanaman nilai"nilai tersebut dimasukkan /embeded) ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini semakin memudar. Setiap mata palajaran mempunyai nilai"nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. al ini disebabkan oleh adanya keutamaan !okus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda"beda. Pendidikan )gama2 Nilai utama yang ditanamkan antara lain2 religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, dan adil. Setiap mata palajaran mempunyai nilai"nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. al ini disebabkan oleh adanya keutamaan !okus dari tiap mapel yang tentunya

mempunyai karakteristik yang berbeda"beda. Distribusi penanaman nilai"nilai utama dalam tiap mata pelajaran dapat dilihat sebagai berikut2 %. Pendidikan )gama2 Nilai utama yang ditanamkan antara lain2 religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, dan adil. .. Pendidikan Kewargaan Negara2 Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, mengahargai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain. 4. 5ahasa 7ndonesia2 5er!ikir logis, kritis, kreati! dan ino+ati!, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis. 1. 7lmu Pengetahuan Sosial2 Nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreati!, dan ino+ati!, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras. 3. 7lmu Pengetahuan )lam2 7ngin tahu, berpikir logis, kritis, kreati!, dan ino+ati!, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu 8. 5ahasa 7nggris2 'enghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerja sama, patuh pada aturan sosial 9. Seni 5udaya2 'enghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin, jujur, disiplin, demokratis :. Penjasorkes2 5ergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, mengahrgai karya dan prestasi orang lain ;. -7K<Ketrampilan2 5erpikir logis, kritis, kreati!, dan ino+ati!, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain. %0. 'uatan =okal2 'enghargai kebersamaan, menghargai karya orang lain, nasional, peduli. 5agaimana kesemuanya diaplikasikan> Setiap nilai utama tersebut dapat dimasukkan ke dalam pembelajaran mulai dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, sampai dengan kon!irmasi. 5agian pertama adalah ?ksplorasi, antara lain dengan cara2 %. 'elibatkan peserta didik mencari in!ormasi yang luas dan dalam tentang topik<tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam terbuka jadi guru dan peserta didik belajar dari aneka sumber /contoh nilai yang ditanamkan2 mandiri, ber!ikir

logis, kreati!, kerjasama$ .. 'enggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain /contoh nilai yang ditanamkan2 kreati!, kerja keras$ 4. 'em!asilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya /contoh nilai yang ditanamkan2 kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan$ 1. 'elibatkan peserta didik secara akti! dalam setiap kegiatan pembelajaran /contoh nilai yang ditanamkan2 rasa percaya diri, mandiri$ 3. 'em!asilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan /contoh nilai yang ditanamkan2 mandiri, kerjasama, kerja keras$ 5agian kedua adalah ?laborasi, nilai"nilai yang dapat ditanamkan antara lain2 %. 'embiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas"tugas tertentu yang bermakna /contoh nilai yang ditanamkan2 cinta ilmu, kreati!, logis$ .. 'em!asilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain"lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis /contoh nilai yang ditanamkan2 kreati!, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun$ 4. 'emberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut /contoh nilai yang ditanamkan2 kreati!, percaya diri, kritis$ 1. 'em!asilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperati! dan kolaborati! /contoh nilai yang ditanamkan2 kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab$ 3. 'em!asilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar /contoh nilai yang ditanamkan2 jujur, disiplin, kerja keras, menghargai$ 8. 'em!asilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara indi+idual maupun kelompok /contoh nilai yang ditanamkan2 jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama$ 9. 'em!asilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja indi+idual maupun kelompok /contoh nilai yang ditanamkan2 percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama$ :. 'em!asilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, !esti+al, serta produk yang dihasilkan /contoh nilai yang ditanamkan2 percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama$ ;. 'em!asilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik /contoh nilai yang ditanamkan2 percaya diri, saling

menghargai, mandiri, kerjasama$ Dan bagian ketiga adalah kon!irmasi, nilai"nilainya antara lain2 %. 'emberikan umpan balik positi! dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik /contoh nilai yang ditanamkan2 saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis$ .. 'emberikan kon!irmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber /contoh nilai yang ditanamkan2 percaya diri, logis, kritis$ 4. 'em!asilitasi peserta didik melakukan re!leksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan /contoh nilai yang ditanamkan2 memahami kelebihan dan kekurangan$ 1. 'em!asilitasi peserta didik untuk lebih jauh<dalam<luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru yang ber!ungsi sebagai2 Narasumber dan !asilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar /contoh nilai yang ditanamkan2 peduli, santun$# 'embantu menyelesaikan masalah /contoh nilai yang ditanamkan2 peduli$# 'emberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi /contoh nilai yang ditanamkan2 kritis$ 'emberi in!ormasi untuk bereksplorasi lebih jauh /contoh nilai yang ditanamkan2 cinta ilmu$# dan 'emberikan moti+asi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi akti! /contoh nilai yang ditanamkan2 peduli, percaya diri$. Penanaman nilai diatas yang nantinya diharapkan akan menjadikan peserta didik menjadi lebih berkarakter. Di masa lalu, dogma atau doktrin negara dilakukan melalui penataran"penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila /P1$ atau melalui mata pelajaran Pendidikan 'oral Pancasila /P'P$. Pelaksanaan penataran P1 juga menjadi program wajib setiap siswa baru pada jenjang sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Pada semua mata pelajaran, secara implisit termuat tujuan pembelajaran yaitu adanya perubahan kogniti!, sikap, dan perilaku pembelajar. Kesemua kegiatan pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran yang terkait langsung dengan pembangunan mental dan moral pembelajar, itu dimaksudkan sebagai usaha untuk membentuk sikap warga negara yang menjunjung tinggi nilai"nilai budaya bangsa,

mempererat persatuan dan kesatuan, menciptakan kesadaran hidup bernegara, dan membangun moral bangsa. @aktanya, setelah berlangsung bertahun"tahun, *produk, penataran P1 itu tidak sesuai dengan yang diharapkan. Penyakit sosial dan penyakit masyarakat masih saja merebak.sudah bukan lagi disebut sebagai kenakalan remaja. &ang terlihat sekarang adalah perilaku tidak jujur, korupsi, kolusi, nepotisme, suap, makelar kasus, bahkan tindakan terorisme, hilangnya sikap kesabaran, pelanggaran norma masyarakat, merosotnya disiplin berlalu"lintas di jalanan, memudarnya rasa malu, meredupnya sikap saling menghargai, dan sebagainya. Selain itu, yang juga tampak menonjol adalah rendahnya penghargaan terhadap karya sendiri dan atau karya bangsa sendiri. al ini diindikasikan dengan tindakan pembajakan produk yang melanggar hak cipta, perilaku mencontek dalam ujian, dan bahkan sikap mengagung"agungkan gelar, telah melunturkan etos belajar, sehingga terjadi pemalsuan ija6ah.)palagi ditambah dengan sikap konsumerisme dan gempuran iklan produk konsumti! yang menyerbu setiap hari melalui berbagai media, kian menunjukkan betapa kita telah kehilangan jati diri dan tidak mempunyai karakter. Dalam tataran ini, belajar atau sekolah dianggap bukan sebagai kebutuhan, tetapi hanya merupakan wahana memburu status. Sekolah dipandang bukan sebagai wahana sosialisasi dan membangun jiwa merdeka, tetapi dipandang sebagai jembatan menuju *kemewahan,. Pendidikan berbeda dengan indoktrinasi.Pendidikan lebih bermuatan nilai"nilai kemanusiaan, sedangkan indoktrinasi berkaitan dengan kepentingan politik.Pendidikan bukan untuk menciptakan kemakmuran lahiriah, karena kemakmuran itu hanya merupakan dampak dari pendidikan. %. Kurikulum Pendidikan Pertanyaannya, adakah yang salah dalam kurikulum pendidikan di masa lalu> )pakah kurikulum di masa lalu tidak memuat pendidikan karakter>)pakah kurikulum itu sendiri telah memiliki karakter, sehingga mampu membentuk karakter peserta didik>Sebagaimana diketahui, bahwa suatu kurikulum diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi pada masanya.Kurikulum yang berlaku pada masanya itu dapat dipandang telah memiliki kesesuaian dengan situasi dan kondisi pada waktu itu dan memiliki tujuan"tujuan ideal yang telah dipertimbangkan dengan matang. Kurikulum pendidikan yang berlaku dalam persekolahan di 7ndonesia telah mengalami berbagai penyempurnaan, terakhir dengan apa yang disebut sebagai

Kurikulum -ingkat Satuan Pendidikan /K-SP$, yang merupakan implementasi Kurikulum 5erbasis Kompetensi /K5K$ /Andang"undang Nomor .0 -ahun .004 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor %; -ahun .003 tentang Standar Nasional Pendidikan$. 7mplikasi lain dalam K-SP dan diberlakukannya Andang"undang Nomor .. -ahun %;;; jo. Andang"undang Nomor 4. -ahun .001 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor .3 -ahun .000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Btonom adalah desentralisasi pengelolaan pendidikan kepada pemerintah daerah. Diskusi yang berkembang kemudian adalah kesiapan daerah dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan dan mewujudkan tujuan"tujuan pendidikan.Selain itu juga terkait dengan batas"batas kewenangan pemerintah pusat dalam memberikan dukungan pelaksanaan K-SP. K-SP telah mengatur segala prinsip dan ketentuan"ketentuan pelaksanaanya.&ang sekarang tampak nyata adalah kendala"kendala dalam implementasi, di mana !aktor kesiapan guru, ketersediaan sarana, kesiapan siswa, dan dukungan dari orang tua atau masyarakat yang kurang memadai. .. Kemandirian 5angsa 7ndonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar. Kondisi ini secara ekonomi menjadi target pasar yang besar pula bagi produk"produk negara lain. )pabila kondisi ini tidak diimbangi dengan perbaikan sektor pendidikan, maka dapat diprediksi situasi yang semakin buruk, yaitu bahwa bangsa dan negara dengan jumlah penduduk yang besar ini hanya akan menjadi target pemasaran produk dan budaya dari luar /asing$. Selama ini masyarakat 7ndonesia juga dikenal sebagai bangsa yang gemar mengkonsumsi, tetapi lalai dalam aspek *produksi,.=onggarnya regulasi, kesiapan mental yang mampu mem!ilter masuknya budaya negati! dari luar, dan tekanan globalisasi atau pasar bebas, semakin memperkeruh situasi ini. Pandangan tentang apa yang datang dari luar selalu baik, tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya, melahirkan ketidakseimbangan peradaban. )tau lebih tepatnya disebut *keterkejutan budaya /cultural shock) Kategorisasi era perkembangan teknologi dari era agraris, era industri, dan era teknologi modern, telah nyata dalam kehidupan sebagian masyarakat kita. Contoh

paling nyata adalah petani di sawah yang memiliki handphone, hanya sekadar agar tidak disebut *kuno,, atau ketinggalan jaman, tetapi tidak menggunakan handphone itu untuk kepentingan"kepentingan !ungsionalnya. Contoh ini hanyalah merupakan salah satu paradok kehidupan yang terkait dengan pendidikan. 'asih banyak contoh lain yang dapat diajukan dalam menunjukkan *keterkejutan budaya, sebagai dampak penerapan kurikulum pendidikan persekolahan. Keterombang"ambingnya generasi muda di *persimpangan budaya, memerlukan komitmen kalangan pendidik untuk mampu memberikan rambu"rambu dan sekaligus menanamkan nilai"nilai dan !alsa!ah budaya bangsa sendiri tetap dalam kerangka kehidupan berbangsa dan bernegara. 4. 'embangun Peradaban 'enghadapi tuntutan era globalisasi yang antara lain ditandai dengan adanya persaingan bebas dalam pergaulan dunia, maka pengelolaan pendidikan harus dirancang secara komprehensi! dan integrati!, direncanakan secara matang, dan mendapat dukungan dari semua pihak. Kurikulum juga harus memiliki keseimbangan dalam hal tujuan"tujuan yang ingin dicapai# tidak saja aspek kogniti! dan keterampilan, tetapi juga penting aspek"aspek mental, etika, moral, dan seni. -rianto /.0%02%%$ mengatakan, perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di 7ndonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, serta seni dan budaya. Dalam kaitan ini, yang terpenting adalah pencapaian substansi tujuan pendidikan dan proses pendidikan yang sesuai dengan ketentuan"ketentuan yang telah ditetapkan. Kurikulum adalah serangkaian proses pembelajaran untuk membentuk siswa yang memiliki integritas dan membangun sikap mandiri dalam rangka menghadapi kehidupan di masa depan. Sikap mental mandiri indi+idual dalam diri siswa, secara kolekti! dan kumulati! pada akhirnya akan mampu membentuk sikap mental kemandirian bangsa. K-SP yang diidealkan sekarang harus dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh semua pihak dan dukungan dari pemerintah pusat berupa kebijakan"kebijakan yang benar"benar berorientasi pada pencapaian tujuan"tujuan diterapkannya K-SP. Konsepsi kompetensi dalam kurikulum adalah# /%$ kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks# /.$ kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten# /4$

kompeten merupakan hasil belajar yang menjelaskan hal"hal dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran# dan /1$ keandalan kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang harus dide!inisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur. Secara prinsip, kebijakan dan implementasi kurikulum pendidikan persekolahan dimaksudkan untuk membentuk manusia seutuhnya, menyiapkan generasi muda menghadapi kehidupan di masa datang, dan membangun sikap mental bangsa yang mandiri.Pembentukan manusia seutuhnya dan segala atribut yang termasuk di dalamnya, hanya bisa dilaksanakan apabila didukung dengan kesiapan semua pihak dan penyediaan !asilitas yang memadai secara merata. 5erdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan kembali bahwa yang terpenting dalam kurikulum adalah kemampuan suatu kurikulum dalam mengadaptasi perkembangan yang terjadi dalam masyarakat dan menerapkannya dalam proses pendidikan. Konsepsi kompetensi siswa yang diharapkan dari suatu kurikulum yang terutama adalah melakukan sesuatu sesuai konteks dan secara kreati!. Kreati+itas manusia sebagai wujud dari pendidikan ini yang kemudian akan menjadi khasanah yang memperkaya budaya dan peradaban bangsa. 7si / content) suatu kurikulum harus merupakan usaha"usaha yang terarah dan terpadu untuk membangun sikap mental bangsa yang memiliki karakter dan mampu membangun peradaban bangsanya sendiri.

BAB III PENUTUP Kesimpulan2 )khirnya, dapat ditarik beberapa poin penting sebagai berikut2 /%$ Kurikulum

%0

pendidikan yang berlaku pada suatu masa sebenarnya telah berusaha mengadopsi semua kebutuhan belajar siswa. Kurikulum pendidikan senantiasa dilakukan penyempurnaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam masyarakat dan melestarikan nilai"nilai budaya bangsa. /.$ Suatu kurikulum harus dirancang secara komprehensi!, integrati!, berimbang antara berbagai tujuan pendidikan, dan adapti! serta ber+isi kedepan, dan bukan semata"mata karena kepentingan politis. /4$ Kompetensi dapat diartikan sebagai kebiasaan berpikir dan bersikap sesuai dengan konteks, dan yang diharapkan dari siswa sebagai hasil pendidikan adalah melakukan sesuatu selain secara kontekstual tetapi juga secara kreati! yang akan memperkaya khasanah budaya bangsa# /1$ Diperlukan kesiapan dan dukungan baik dari guru, siswa, orang tua dan masyarakat dan pemerintah dalam mewujudkan tujuan"tujuan pendidikan dalam sistem persekolahan. /3$ ?ra globalisasi yang ditandai dengan persaingan bebas antar"negara harus diimbangi dengan penerapan kurikulum yang menekankan pentingnya sikap kemandirian bangsa dalam membangun peradaban bangsa sendiri. /D$

%%

DAFTAR PUSTAKA (ohn 'ccain,'ark salter,,Karakter"Karakter yang 'enggugah Dunia,Eramedia Pustaka Atama,(akarta .00; eri Eunawan, S.Pd.7., '.)g., Pendidikan Karakter Konsep dan 7mplementasi, )l!abeta,5andung,.0%% amka )bdul )6i6,,'embangun Karakter 5angsa,Pustaka )l 'awardi.Surakarta,.0%% Supriyoko,Pendidikan Karakter 'embangun Peradaban,Samudera 5iru, (akarta.0%% Sutarjo )disusilo,,Pembelajaran Nilai Karakter,,Fajagra!indo, (akarta,.0%. &oyon 5ahtiar 7rianto,Kebijakan Pembaharuan Pendidikan,Fajawali Press,(akarta,.0%.

%.

You might also like