You are on page 1of 39

PAPARAN PENGEMBANGAN MUSEUM NASIONAL

PENGEMBANGAN MUSEUM NASIONAL

Hingga tahun 2017, pemerintah berencana mengembangkan Museum Nasional menjadi museum modern berteknologi sekaligus jadi tempat gaul anak muda. Pengembangan dimulai dengan membangun gedung baru di sisi barat halaman museum, menyusul Gedung Arca berlantai tujuh yang difungsikan sejak tahun 2007. Gedung yang akan dibangun akan jadi ruang penyimpanan dan konservasi.

SEJARAH PERKEMBANGAN GEDUNG MUSEUM NASIONAL

1862

1880 1947

1934 2000

1934 2006 2013

Gedung Museum Nasional yang meniru vila gaya Romawi kuno, mudah dikenali keberadaannya. Satu-satunya gedung yang di halaman depannya di pasang patung seekor gajah perunggu, cendera mata Raja Chulalongkorn dari Siam (Thailand) waktu berkunjung ke Batavia (1871). Karenanya ia lebih dikenal dengan sebutan Gedung Gajah. Karena koleksinya banyak terdapat patung (arca) ia juga dinamakan Gedung Arca.

1880

GEDUNG MUSEUM NASIONAL DI TAHUN 1934

MASTER PLAN 1996

Museum Nasional telah memiliki Master Plan 1996 yang akan meningkatkan statusnya sebagai museum terpandang di kelas internasional.

Dalam perjalanannya, sejumlah kendala terutama krisis moneter 1998/1999 mengakibatkan penundaan pembangunan. Pembangunan Gedung B baru direalisasikan di tahun 2006.

Foto: by_geryrefinaldy

Upaya pengelola museum dalam mengembangkan, melakukan pembenahan terhadap ruang pamer dan lemari etalase, serta upaya-upaya lain untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke museum terus dilakukan

Gedung A (Gedung Lama)


Sistem penataan pameran di gedung lama (Unit A) berdasarkan pada jenis-jenis koleksi, baik berdasarkan keilmuan, bahan, maupun kedaerahan. Misalnya Ruang pameran Prasejarah, Ruang Perunggu, Ruang Tekstil, Ruang Etnografi daerah Sumatera, dan lain-lain.

Gedung B (Gedung Arca)


Penataan pameran di gedung baru (Unit B atau Gedung Arca) tidak lagi berdasarkan jenis koleksi, melainkan mengarah kepada tema berdasarkan aspek-aspek kebudayaan yang memposisikan manusia sebagai pelaku dalam lingkungan tempat tinggalnya. Tema pameran yang berjudul Keanekaragaman Budaya dalam Kesatuan ini terdiri atas beberapa subtema antara lain [1] Manusia dan Lingkungan, [2] Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Ekonomi, [3] Organisasi Sosial dan Pola Pemukiman, dan [4] Khasanah dan Keramik

Tahun 2011 Museum Nasional Mengadakan Sayembara Rancangan Skematik Perluasan MUSEUM NASIONAL

Memasuki dekade kedua abad XXI, Museum Nasional perlu segera mengejar ketertinggalannya di antara museummuseum kelas internasional, baik di tingkat ASEAN, Asia, maupun dunia. Koleksi yang dimiliki Museum Nasional sudah memiliki kelas tersendiri dan telah dikenal luas di seluruh dunia. Namun bangunan museum dan fasilitas di dalamnya masih memerlukan peningkatan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Sebagaimana perkembangan di dunia saat ini, museum tidak lagi dianggap sebagai sebuah gudang barang antik belaka. Museum tidak lagi dianggap sekadar sebuah tempat menyaksikan koleksi benda-benda masa lalu saja. Museum dewasa ini memiliki peran yang multi-dimensi. Sejumlah pakar bahkan telah mengangkat konsep museum terkini dengan istilah cultural supermarket. Museum juga didorong agar memiliki karakter seperti sebuah "civic center".

Tahun 2012 Museum Nasional merubah wajah tampak depan dengan kegiatan Pembuatan Lanscape dan Program Seni Luar Ruang

MUSEUM NASIONAL INDONESIA BARU TAHUN 2013 - 2017 PEMBANGUNAN GEDUNG C (UNTUK STORAGE DAN LABORATORIUM KONSERVASI) DAN ENTRANCE

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

TERIMA KASIH

You might also like