You are on page 1of 9

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV .1 Hasil Percobaan dan Perhitungan

Tabel IV.1 Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV-1

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air

IV.2 Pembahasan Tujuan percobaan Jar test untuk membandingkan kualitas air sampel sungai kali Benowo sebelum dan sesudah pengolahan Jar test dan sand filter berdasarkan analisa parameter pH, TDS, TSS, TS, Turbidity, Ca Hardness, Total hardness, M-alkalinity dan Palkalinity . Percobaan dilakukan dengan metode secara fisika dan kimia. Secara fisika dilakukan menggunakan metode sand filter dengan cara air dipompa melalui 3 lapisan. Lapisan pertama berisi kerikil, lapisan kedua berisi pasir dan ketiga berisi karbon aktif.secara kimia digunakan metode jar test menggunakan metode jar test menggunakan koagulan poly ethylene dengan konsentrasi 6 ppm, 12 ppm, 18 ppm dengan kecepatan putaran sebesar 160 rpm dan waktu pengadukan selama 10 menit. Sedangkan penambahan flokulan poly aluminium chloride dengan konsentrasi (1:10) dengan injeksi 3 ml dan kecepatan putaran sebesar 10 rpm dalam waktu pengadukan 15 menit, serta waktu pengendapan (sedimentasi) yang berhenti saat proses sedimentasi telah sempurna. Dilakukan juga pengukuran TDS, TSS, TS, alkalinitas, hardness, dan settling time pada sampel air sungai kali Benowo dengan kondisi sebelum dan sesudah pengolahan baik secara fisika maupun kimia agar mengetahui perbandingan antara proses pengolahan air menggunakan metode jar test dan sand filter. Untuk hasil percobaan pada praktikum jar test dan sand filter dapat dilihat di tabel IV.1. IV.2.1. Analisa pH
Hubungan Antara Konsentrasi koagulan dengan persen removel dalam parameter pH

persen removel (%)

20 15 10 5 0 0 5 10 15 20 pH

Konsentrasi koagulan (ppm) Grafik IV.1 Hubungan antara koagulan dengan persen removel pH Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
IV-2

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air

pH merupakan suatu ekspresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air. Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Dari grafik IV.1 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm didapatkan dosis optimum pada konsentrasi koagulan Poly Ethylene 18 ppm. Dan untuk nilai persen removel cenderung mengalami kenaikan serta nilai pH cenderung mengalami penurunan, Hal ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa poly ethylene memilik sifat pH yang cenderung rendah. Sedangkan untuk hasil percobaan sand filter didapatkan nilai pH sebesar 7,8. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan melalui proses filtrasi yang menggunakan pasir silica akan menaikan pH air yang kandungan Fe tinggi dan mempunyai pH rendah. IV.2.2. Analisa P-alkalinity
Hubungan Antara Konsentrasi koagulan dengan persen removel dalam parameter P-Alkalinity

persen removel (%)

1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 5 10 15 20 P-Alkalinity

Konsentrasi koagulan (ppm) Grafik IV.2 Hubungan antara koagulan dengan persen removel P-Alkalinity P-alkalinity Ukuran jumlah ion bikarbonat (HCO-3), Karbonat (CO-) dan hidroksida (OH-) dalam air. Cara pengukuran menggunakan titrasi (volumetric) menggunakan asam kuat (HCl atau H2SO4) dengan indikator PP. Dari grafik IV.2 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm tidak didapatkan dosis optimum. Dan untuk nilai persen removel P-alkalinity cenderung tidak mengalami penurunan atau kenaikan begitu juga nilai P-Alkalinity, hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin besar penambahan koagulan maka semakin kecil pH. Apabila pH semakin kecil maka nilai P-Alkalinity semakin kecil. Ketidak sesuaian hasil praktikum dikarenakan bahan yang digunakan telah terkontaminasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
IV-3

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air

Sedangkan untuk hasil percobaan sand filter didapatkan nilai P-alkalinity sebesar 30,24 mg/l. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa melalui proses filtrasi yang menggunakan pasir silica akan menaikan pH air yang kandungan Fe tinggi dan mempunyai pH rendah. Apabila pH larutan kecil maka menyebabkan karbonat dan hidroksida (penyebab terjadinya alkalinity) kecil. Ketidak sesuaian dikarenakan sand filter terkontaminasi oleh bahan yang memiliki pH tinggi. IV.2.3. Analisa M-Alkalinitas
Hubungan Antara Konsentrasi koagulan dengan persen removel dalam parameter M-Alkalinity

persen removel (%)

0 -20 -40 -60 -80 -100 M-Alkalinity 0 5 10 15 20

Konsentrasi koagulan (ppm) Grafik IV.3 Hubungan antara koagulan dengan persen removel M-Alkalinity M-Alkalinitas dapat diukuran menggunakan titrasi (volumetric) menggunakan asam kuat (HCl atau H2SO4) indikator MO. Dari grafik IV.3 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm didapatkan dosis optimum pada konsentrasi koagulan Poly Ethylene 18 ppm. Dan untuk nilai persen removel M-alkalinity cenderung mengalami penurunan serta nilai M-alkalinity cenderung mengalami kenaikan, hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin besar penambahan koagulan maka semakin kecil pH. Apabila pH semakin kecil maka nilai MAlkalinity semakin kecil. Ketidak sesuaian hasil praktikum dikarenakan bahan yang digunakan telah terkontaminasi. Sedangkan untuk hasil percobaan sand filter didapatkan nilai M-alkalinity sebesar 937,44 mg/l. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa melalui proses filtrasi yang menggunakan pasir silica akan menaikan pH air yang kandungan Fe tinggi dan mempunyai pH rendah. Apabila pH semakin kecil maka nilai m alkalinitas semakin besar, karena nilai m alkalinitas berbanding terbalik dengan nilai pH. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
IV-4

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air

Ketidaksesuaian ini dapat dikarenakan oleh sand filter yang digunakan telah terkontaminasi oleh bahan lain yang memiliki pH tinggi. IV.2.4. Analisa Ca Hardness
Hubungan Antara Konsentrasi koagulan dengan persen removel dalam parameter Ca Hardness
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 5 10 15 20

persen removel (%)

Ca Hardness

Konsentrasi koagulan (ppm)

Grafik IV.4 Hubungan antara koagulan dengan persen removel Ca Hardness Kesadahan kalsium perlu diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang dibutuhkan dalam proses pelunakan air. Dari grafik IV.4 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm didapatkan dosis optimum pada konsentrasi koagulan Poly Ethylene 18 ppm. Dan untuk nilai persen removel Ca Hardness cenderung mengalami penurunan serta nilai Ca Hardness cenderung mengalami kenaikan, hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa Air yang mengandung karbon dioksida mudah melarutkan kalsium dari mineralmineral karbonat yang mengakibatkan Ca Hardness semakin tinggi. Sedangkan untuk hasil percobaan sand filter didapatkan nilai Ca Hardness sebesar 496 (mg CaCO3/l). Hal ini sesuai sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa proses penukar kation atau proses sorpsi dari media penyaring dapat mengurangi kandungan kalsium atau magnesium. (Dadan, 2006)

Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

IV-5

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air

IV.2.5. Analisa Total hardness


Hubungan Antara Konsentrasi koagulan dengan persen removel dalam parameter Total hardness
60 50 40 30 20 10 0 0 5 10 15 20 Total Hardness

persen removel Total hardness (%)

Konsentrasi koagulan (ppm)

Grafik IV.5 Hubungan antara koagulan dengan persen removel Total hardness Total hardness adalah jumlah hardness (kesadahan) dalam air merupakan ukuran kapasitas konsumsi-penyabunan dan tendensi pembentukan kerak. Senyawa kalsium dan magnesium merupakan konstituen utama dari kesadahan pada air. Dari grafik IV.5 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm didapatkan dosis optimum pada konsentrasi koagulan Poly Ethylene 18 ppm. Dan untuk nilai persen removel total hardness cenderung mengalami penurunan serta nilai total hardness cenderung mengalami kenaikan, hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin rendah Ca Hardness maka semakin rendah pula total hardness. Sedangkan untuk hasil percobaan sand filter didapatkan nilai total hardness sebesar 600 (mg CaCO3/l). Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa proses penukar kation atau proses sorpsi dari media penyaring dapat mengurangi kandungan kalsium atau magnesium.

Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

IV-6

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air

IV.2.6. Analisa Turbidity


Hubungan Antara Konsentrasi koagulan dengan persen removel dalam parameter Turbidity

persen removel (%)

120 100 80 60 40 20 0

Turbidity

10

15

20

Konsentrasi koagulan (ppm)


Grafik IV.6 Hubungan antara koagulan dengan persen removel Turbidity Turbidity atau kekeruhan adalah adanya partikel koloid dan supensi dari suatu bahan pencemar antara lain beberapa bahan organik dan bahan anorgnik dari buangan industri, rumah tangga, budidaya perikanan dan sebagainya yang terkandung dalam perairan. Dari grafik IV.6 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm didapatkan dosis optimum pada konsentrasi koagulan Poly Ethylene 18 ppm. Dan untuk nilai persen removel Turbidity cenderung mengalami penurunan serta nilai Turbidity cenderung mengalami kenaikan, hal ini sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa naiknya nilai kekeruhan diakibatkan oleh restabilisasi partikel koloid akibat dari dosis yang berlebih dan pada penambahan dosis yang optimum akan didapatkan penurunan nilai turbidity yang rendah.

Sedangkan untuk hasil percobaan sand filter didapatkan nilai Turbidity sebesar 8,86 NTU. IV.2.7. Analisa TDS
Hubungan Antara Konsentrasi koagulan dengan persen removel dalam parameter TDS 8

persen removel (%)

6 4 2 0 0 TDS

Konsentrasi koagulan (ppm)

10

15

20

Grafik IV.7 Hubungan antara koagulan dengan persen removel TDS Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
IV-7

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air

TDS (Total Dissolved Solids) adalah benda padat yang terlarut yaitu semua mineral, garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut diluar molekul air murni (H2O). Dari grafik IV.7 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm didapatkan dosis optimum pada konsentrasi koagulan Poly Ethylene 18 ppm. Dan untuk nilai persen removel TDS cenderung mengalami penurunan serta nilai TDS cenderung mengalami kenaikan, hal ini sesuai dengan literatur yang nilai TDS berbanding lurus dengan besarnya turbidity suatu larutan. Sedangkan untuk hasil percobaan sand filter didapatkan nilai TDS sebesar 166 mg/l. IV.2.8. Analisa TSS Hubungan Antara Konsentrasi Koagulan Dengan TSS
80 70 60 50 40 30 20 10 0 6 12 18 TSS

TSS (mg/l)

Konsentrasi koagulan (ppm) Grafik IV.8 Hubungan antara koagulan dengan TSS Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2m atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Dari grafik IV.8 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm didapatkan dosis optimum pada konsentrasi koagulan Poly Ethylene 12 ppm. Dan untuk nilai TSS cenderung mengalami kenaikan hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa nilai dari TSS bergantung pada besarnya nilai TDS.

Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

IV-8

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air

IV.2.9. Analisa Waktu Sedimentasi

waktu Sedimentasi (menit)

Hubungan Antara Konsentrasi koagulan Dengan waktu sendimentasi


30 25 20 15 10 5 0 6 12 18 t sendimentasi

Konsentrasi Koagulan (ppm)


Grafik IV.9 Hubungan antara koagulan dengan waktu sendimentasi Dari grafik IV.9 dengan variabel konsentrasi koagulan Poly Ethylene 6 ppm, 12 ppm, dan 18 ppm didapatkan dosis optimum pada konsentrasi koagulan Poly Ethylene 18 ppm. Dan untuk nilai waktu sendimentasi cenderung mengalami penurunan. Menurut literatur bentuk partikel sampel adalah pasir halus.

Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

IV-9

You might also like