You are on page 1of 17

RELIGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi

Disusun

leh!

Yeni Gumiati Al"i Nu##ohman A$i Setia Guna%an &ik' (an$#a Intan

PR GRAM STUDI DIPL MA III KEPERA)ATAN

P LTEKES YAPKES*I SUKA*UMI +,-. AGAMA DAN MASYARAKAT -/ De0inisi Agama Dengan singkat definisi agama menurut sosiologi adalah definisi yang empiris. Sosiologi tidak pernah memberikan definisi agama yang evaluative (menilai). Sosiologi angkat tangan mengenai hakikat agama, baiknya atau buruknya agama atau agama agama yang tengah diamatinya. Dari pengamatan ini sosiologi hanya sanggup memberikan definisi deskriptif (menggambarkan apa adanya) yang mengungkapkan apa yang dimengerti dan dialami pemeluk-pemeluknya. Definisi agama menurut Durkheim adalah suatu sistem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek yang bersatu men adi suatu komunitas moral yang tunggal.! Dari definisi ini ada dua unsur yang penting, yang men adi syarat sesuatu dapat disebut agama, yaitu sifat kudus! dari agama dan praktek-praktek ritual! dari agama. "gama tidak harus melibatkan adanya konsep mengenai suatu mahluk supranatural, tetapi agama tidak dapat melepaskan kedua unsur di atas, karena ia akan men adi bukan agama lagi, ketika salah satu unsur tersebut terlepas. Di sini terlihat bah#a sesuatu dapat disebut agama bukan dilihat dari substansi isinya tetapi dari bentuknya, yang melibatkan dua ciri tersebut. Sedangkan menurut pendapat $endro puspito, agama adalah suatu enis sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyarakat luas umumya. Dalam kamus sosiologi, pengertian agama ada % macam yaitu& a. 'epercayaan pada hal-hal yang spiritual b. (erangkat kepercayaan dan praktek-praktek spiritual yang dianggap sebagai tu uan tersendiri c. )deologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural +/ Ruang Lingku1 Agama Secara garis besar ruang lingkup agama mencakup & a. $ubungan manusia dengan tuhannya $ubungan dengan tuhan disebut ibadah. )badah bertu uan untuk mendekatkan diri manusia kepada tuhannya. b. $ubungan manusia dengan manusia "gama memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan dan kemasyarakatan. 'onsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang a aran-a aran agama mengenai hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai a aran kemasyarakatan. Sebagai contoh setiap a aran agama menga arkan tolong-menolong terhadap sesama manusia. c. $ubungan manusia dengan makhluk lainnya atau lingkungannya. Di setiap a aran agama dia arkan bah#a manusia selalu men aga keharmonisan antara makluk hidup dengan lingkungan sekitar supaya manusia dapat melan utkan kehidupannya. 2/ 3ungsi $an Pe#an Agama Dalam Mas'a#akat

Dalam hal fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi persoalanpersoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahakan secara empiris karena adanya keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. +leh karena itu, diharapkan agama men alankan fungsinya sehingga masyarakat merasa se ahtera, aman, stabil, dan sebagainya. "gama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut & a. ,ungsi edukatif. "gama memberikan bimbingan dan penga aaran dengan perantara petugaspetugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb. b. ,ungsi penyelamatan. -ah#a setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. .aminan keselamatan ini hanya bisa mereka temukan dalam agama. "gama membantu manusia untuk mengenal sesuatu yang sakral! dan makhluk teringgi! atau /uhan dan berkomunikasi dengan-0ya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. "gama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan /uhan dengan alan pengampunan dan (enyucian batin. c. ,ungsi penga#asan sosial (social control) ,ungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu & "gama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral #arga masyarakat. "gama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik )dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum 0egara modern. d. ,ungsi memupuk (ersaudaraan. 'esatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusiamanusia yang didirikan atas unsur kesamaan. 'esatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan sosialisme. 'esatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. -angsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti 0"/+, "S1"0 dll. 'esatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya sa a melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama e. ,ungsi transformatif. ,ungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat. Sedangkan menurut /homas ,. +2Dea menuliskan enam fungsi agama dan masyarakat yaitu& a. Sebagai pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi. b. Sarana hubungan transendental melalui pemu aan dan upacara )badat. c. (enguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada. d. (engoreksi fungsi yang sudah ada. e. (emberi identitas diri. f. (ende#asaan agama.

Sedangkan menurut $endropuspito lebih ringkas lagi, akan tetapi intinya hampir sama. 3enurutnya fungsi agama dan masyarakat itu adalah edukatif, penyelamat, penga#asan sosial, memupuk persaudaraan, dan transformatif. "gama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. "gama men adi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang. (ertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang men adikan nilai agama sebagai norma atau prinsip. 'edua, nilai agama dirasakan di sudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut mistisme. ./ Penga#uh Agama Te#ha$a1 Kehi$u1an Manusia Sebagaimana telah di elaskan dari pemaparan diatas, asa terbesar agama adalah mengarahkan perhatian manusia kepada masalah yang penting yang selalu menggoda manusia yaitu masalah arti dan makna!. 3anusia membutuhkan bukan sa a pengaturan emosi, tetapi uga kepastian kognitif tentang perkara-perkara seperti kesusilaan, disiplin, penderitaan, kematian, nasib terakhir. /erhadap persoalan tersebut agama menun ukan kepada manusia alan dan arah kemana manusia dapat mencari a#abannya. Dan a#aban tersebut hanya dapat diperoleh ika manusia beserta masyarakatnya mau menerima suatu yang ditun uk sebagai sumber! dan terminal terakhir! dari segala ke adian yang ada di dunia. /erminal terakhir ini berada dalam dunia supra-empiris yang tidak dapat di angkau tenaga indra#i maupun otak manusia#i, sehingga tidak dapat dibuktikan secara rasional, malainkan harus diterima sebagai kebenaran. "gama uga telah meningkatkan kesadaran yang hidup dalam diri manusia akan kondisi eksistensinya yang berupa ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk men a#ab problem hidup manusia yang berat. (ara ahli kebuadayaan yang telah mengadakan pengamatan mengenai aneka kebudayaan berbagai bangsa sampai pada kesimpulan, bah#a agama merupakan unsur inti yang paling mendasar dari kebudayaan manusia, baik ditin au dari segi positif maupun negatif. 3asyarakat adalah suatu fenomena sosial yang terkena arus perubahan terus-menerus yang dapat dibagi dalam dua kategori & kekuatan batin (rohani) dan kekuatan lahir ( asmani). 4ontoh perubahan yang disebabkan kekuatan lahir ialah perkembangan teknologi yang dibuat oleh manusia. Sedangkan contoh perubahan yang disebabkan oleh kekuatan batin adalah demokrasi, reformasi, dan agama. Dari analisis komparatif ternyata bah#a agama dan nilai-nilai keagamaan merupakan kekuatan pengubah yang terkuat dari semua kebudayaan, agama dapat men adi inisiator ataupun promotor, tetapi uga sebagai alat penentang yang gigih sesuai dengan kedudukan agama. Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor). (embahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat, pengaruh yang bersifat integratif. Pe#anan sosial agama se4agai 0akto# integ#ati0 bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggotaanggota beberapa masyarakat maupun dalam ke#a iban-ke#a iban sosial yang membantu mempersatukan mereka. $al ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari

sistem-sistem ke#a iban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama men amin adanya konsensus dalam masyarakat. 3ungsi Disinteg#ati0 Agama adalah, meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama uga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. $al ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain 5/ Penga#uh Agama Te#ha$a1 St#ati0ikasi Sosial Didalam a aran sosiologi kita mengenal pengertian stratifikasi sosial yang mempunyai pengertian yaitu, susunan berbagai kedudukan sosial menurut tinggi rendahnya dalam masyarakat. Seorang pengamat menggambarkan masyarakat sebagai suatu tanda yang berdiri yang mempunyai anak tanggga-anak tangga dari ba#ah keatas. Stratifikasi sosial itu tidak sama antara masyarakat satu dengan yang lain karena setiap masyarakat mempunyai stratifikasi sosialnya sendiri . .ika arak antara tangga yang satu dengan anak tangga yang ada diatasnya ditarik hori6ontal, maka terdapat suatu ruang. 7uang itu disebut lapisan sosial. .adi lapisan sosial adalah keseluruhan orang yang berkedudukan lapisan sosial setingkat . 4ontoh pengaruh agama terhadap stratifikasi pada golongan petani, sikap mental golongan petani terbentuk oleh situasi dan kondisi dimana mereka hidup, yang antara lain adalah faktor klimatologis dan hidrologis seperti musim dingin dan musim panas, yang se alan dengan musim kering dan musim penghu an. 8olongan petani selalu bergumul dengan pemainan hukum alam (pertanian). $ukum cocok tanam kadang sulit diperhitungkan secara cermat selalu bersandar pada kederma#anan alam yang datang lambat 9 tidak menentu. 3aka kaum petani lebih cenderung untuk mendayagunakan kekuatan-kekuatan magis (supra-empiris) guna membantu mereka dalam menentukan hari yang tepat. Semangat religius golongan petani itu terlihat dari pengadaan se umlah pesta pertanian pada peristi#a penting, misalnya kaum petani di )ndonesia mengadakan selamatan pada saat menanam benih dan #aktu panen, sampai sekarang ini banyak petani di )ndonesia masih mengadakan ritual tersebut. 6/ Kelesta#ian Agama Dalam Mas'a#akat Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kemudian lahir pemikiran-pemikiran yang berlandaskan pada pemikiran sekuler seperti pemikiran 3a: ;eber yang mengatakan bah#a pada masyarakat modern agama akan lenyap karena pada masyarakat modern dikuasai oleh teknologi dan birokrasi. /etapi pemikiran tersebut itu belum terbukti dalam kurun #aktu terkhir ini. Sebagai contoh yang ter adi di negara-negara komunis seperti 7usia, 774, <ietnam yang menerapkan penghapusan agama karena tidak sesuai dengan ideologi negara tersebut, tetapi beberapa orang berhasil mempertahankan agama tersebut, bahkan umat beragama semakin meningkat. Dengan mengirasionalkan agama bah#a agama adalah sesuatu yang salah dalam pemikiran, tetapi dengan sendirinya umat beragama dapat berpikir dan mengetahui apa yang dipikirkan mengenai agama. Sehingga umat beragama dapat memahami apa arti sebuah agama dam manfaatnya. 'arena semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang demikian dinamis, teori-teori lama kemudian mengalami penyempurnaan dan revisi. -ukan pada tempatnya membandingkan kebenaran ilmu pengetahuan dengan kebenaran yang diperoleh dari informasi agama. (emeluk agama meyakini kebenaran agama sebagai kebenaran yang bersifat kekal, sementara kebenaran ilmu pengetahuan bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan kemampuan pola pikir manusia. )lmu pengetahuan sendiri sebenarnya

bisa men adi bagian dari penafsiran nilai-nilai agama. Sepertia yang dikatakan David /racy bah#a ilmu pengetahuan itu mengandung dimensi religious, karena untuk dapat dipahami, dan diterima diperlukan keterlibatan diri dengan soal 'etuhanan dan agama. ,akta sosial harus diteliti di dalam dunia nyata sebagaimana orang mencari sesuatu yang lainnya. 3enurut 1mile Durkheim ada dua ciri yaitu & a. -entuk materiel> yaitu sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan diobservasi. ,akta sosial yang berbentuk material ini adalah bagian dari dunia nyata. 4ontohnya, arsitektur dan norma hukum. b. -entuk nonmateriel> yaitu sesuatu yang dianggap nyata. ,akta sosial enis ini merupakan fenomena yang bersifat intersub ektif yang hanya dapat muncul dari dalam kesadaran manusia. 4ontohnya, egoisme, altruisme, dan opini. 3enurut tipenya, fakta sosial terdiri dari struktur sosial dan pranata sosial. Struktur sosial adalah aringan hubungan soaial dimana interaksi sosial berproses dan men adi terorganisir, sehingga dapat dibedakan posisi-posisi sosial dari individu dan subkelompok. (ranata sosial adalah antarhubungan norma-norma dan nilai-nilai yang mengitari aktivitas manusia, seperti keluarga, pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama dan ilmu pengetahun. 7/ MET DE8MET DE DALAM S SI L GI a. 3etode deskriptif. ?aitu suatu metode penelitian tentang dunia empiris yang ter adi pada masa sekarang. /u uannya, untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, dan hbungan antar fenomena yang diselidiki. b. 3etode komparatif. ?aitu se enis metode deskripsi yang ingin mencari a#aban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab ter adinya atau munculnya suatu fenomena. .angkauan #aktunya adalah masa sekarang. .ika angkauan #aktu ter adinya pada masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam metode se arah. c. 3etode eksperimental. ?aitu suatu metode pengu ian terhadap suatu teori yang telah mapan dengan suatu perlakuan baru. (engu ian suatu teori dari ilmu#an yang telah dibuktikan oleh beberapa kali pengu ian bisa memperkuat atau memperlemah teori tersebut. /etapi apabila teori itu ternyata dapat dibuktikan oleh suatu eksperimen baru, maka teori tersebut akan lebih menguat dan mungkin akan mencapai taraf hukum teori. 9/ AGAMA DAN RELIGI "gama terdiri dari dua suku kata yaitu @a2 yang berarti @tidak2 dan @gama2 artinya @kacau2, dari bahasa sansekerta yang artinya @tidak kacau2. ?ang dimaksud adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Dalam bahasa )nggris disebut @religion2 atau @religie2 dalam bahasa -elanda. 'eduanya berasal dari bahasa Aatin @religio2, dari akar kata @religare2 yang berarti mengikat. -erdasarkan arti ini, ia berpendapat bah#a agama adalah keterikatan sekelompok manusia dengan /uhan atau de#a .

Dalam bahasa "rab, agama dikenal dengan kata @al din2 dan @milah2. 'ata @al din2 mengandung berbagai arti & al mulk (kera aan), al khidmat (pelayanan), al @i66 (ke ayaan), al d6ull (kehinaan), al )krah (pemaksaan), al )hsan (keba ikan), al aadat (kebiasaan), al )baadat (pengabdian), al Cahr #a alsulthoon (kekuasaan dan pemerintahan), al tad6allul #a alkhudhuu2 (tunduk dan patuh), al thoo2at (taat), al )slaam al tauhied (penyerahan dan mengesakan /uhan). Dalam pengertian sosiologi agama adalah ge ala sosial yang umum dan dimiliki oleh seluruh masyarakat yang ada di dunia ini, tanpa kecuali. )a merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat. Dari sudut kategori pemahaman manusia, agama mempunyai dua segi yaitu & a. 'e i#aan (psychological state), yaitu suatu kondisi sub ektif atau kondisi dalam i#a manusia, berkenaan dengan apa yang dirasakan oleh penganut agama. 1mile Durkheim menyebut kondisi tersebut dengan @7eligious 1motion2 (emosi keagamaan). b. Segi ob ektif (ob ective state), yaitu segi luar yang disebut uga ke adian ob ektif, dimensi empiris dari agama. Segi ini dapat dipela ari apa adanya melalui metode ilmu sosial. Definisi agama menurut para ahli dapat disimpulkan sebagai berikut & a. Sebagian besar ilmu#an membatasi pengertian agama dalam bentuk yang hanya bisa diterapkan pada agama-agama Sama#i yang masih otentik sa a, yakni agamaagama yang berdasarkan #ahyu dari langit, yaitu agama-agama tauhid yang didasarkan pada keyakinan tentang adanya /uhan ?ang 3aha (encipta, 3aha 3engadakan, (emberi petun uk, dan (emelihara segala sesuatu, serta hanya kepada0ya dikembalikan segala urusan. b. sebagai kebalikan dari gambaran tentang agama seperti tersebut di atas, mereka diantaranya para sosiolog dan arkeolog menyisihkan ide tentang /uhan ?ang 3aha (encipta. 3ereka beralasan bah#a setiap agama klasik di /imur, seperti -udha, .ainisme, dan 'ong ,u 4u, semata-mata didasarkan pada etika, tidak memuat unsur ketuhanan dan ibadah. 3enurut ma6hab ilmu sosial (erancis, ide tentang adanya /uhan atau roh-roh bukan ciri khas kehidupan keagamaan. Durkheim beranggapan bah#a masyarakat adalah sumber gambaran keagamaan. Dari sanalah timbul pantangan dan tabu. 3asyarakat uga sumber kultus dan penuhanan. 3a6hab ini melontarkan gagasan-gagasan sebagai berikut & a. /idak ada sekelompok manusia pun yang tidak mempunyai suatu gambaran yang tegas mengenai asal-usul manusia, kemana perginya, apa sebab keberadaannya, ataupun asal-usul alam semesta. b. 8ambaran yang ditempuh ma6hab (erancis didasarkan pada pembagian #u ud men adi dunia suci dan dunia nyata. 0amun, definisi seperti ini ternyata tidak memuat ciri-ciri suatu definisi yang lengkap. Definisi seperti itu berarti memasukkan pula unsur sihir ke dalam agama, karena landasan magic sama dengan

landasan agama, yaitu sama-sama membagi #u ud men adi yang sakral dan yang tidak sakral. :/ TE RI8TE RI S SI L GIS TENTANG ASAL USUL AGAMA a. /eori .i#a (ara penganut teori ini berpendapat, agama yang paling a#al bersamaan dengan pertama kali manusia mengetahui bah#a di dunia ini tidak hanya dihuni oleh makhluk materi, tetapi uga oleh makhluk immateri yang disebut i#a (anima). (endapat ini dipelopori oleh 1d#ard -urnet /aylor (EF%*-EGED). -ukunya yang terkenal /he (rimitif 4ulture (EFD*) yang mengenalkan teori animisme, ia mengatakan bah#a asal mula agama bersamaan dengan munculnya kesadaran manusia akan adanya roh atau i#a. /ingkat yang paling dasar dari evolusi agama adalah ketika manusia percaya bah#a makhluk-makhluk halus itulah yang menempati alam sekeliling tempat tinggal manusia. 'arena mereka bertubuh halus, manusia tidak bisa menangkap dengan pancainderanya. 3akhluk halus itu mampu berbuat berbagai hal yang tidak dapat diperbuat oleh manusia. -erdasarkan kepercayaan semacam itu, makhluk halus men adi ob ek penghormatan dan penyembahan manusia dengan berbagai upacara keagamaan berupa doa, sesa en, atau korban. 'epercayaan seperti itulah yang oleh 1.- /aylor disebut @"nimisme2. b. /eori -atas "kal c. /eori 'risis dalam $idup )ndividu d. /eori 'ekuatan Auar -iasa e. /eori Sentimen 'emasyarakatan f. /eori ;ahyu /uhan -,/ KLASI3IKASI AGAMA8AGAMA Dalam ka ian teologis, para agama#an mengatakan ada dua katagori asal usul agama yang dianut oleh manusia yaitu & a. "gama kebudayaan (culture religion), disebut uga agama thabi2i atau agama ardhi, yaitu agama yang bukan berasal dari /uhan dengan alan di#ahyukan, melainkan agama yang ada karena hasil proses antropologis, yang terbentuk dari adat istiadat dan melembaga dalam bentuk agama formal. b. "gama Sama#i atau agama #ahyu (revealed religion), yaitu agama yang dipercayai di#ahyukan /uhan melalui malaikat-0ya kepada utusan-0ya yang dipilih dari manusia. Dalam ka ian keilmuan (scientific aproach), para ilmu#an membedakan agama men adi dua kelompok besar yaitu Spiritualisme dan 3aterialisme. a. Spiritualisme "dalah agama penyembah sesuatu (6at) yang gaib yang tidak tampak secara lahiriah, sesuatu yang tidak dapat dilihat dan tidak berbentuk. Spiritualisme ini terbagi dalam beberapa kelompok yaitu & E) "gama ketuhanan (theistic religion), yaitu agama yang para penganutnya menyembah /uhan (theos). "gama ini mempunyai keyakinan bah#a /uhan

adalah tempat manusia menaruh kepercayaan, dan kecintaan kepada-0ya merupakan kebahagiaan. ?ang masuk katagori ini yaitu & a) 3onoteisme, yaitu bentuk religi H agama yang berdasarkan kepada kepercayaan terhadap satu /uhan dan yang terdiri dari upacara-upacara guna memu a /uhan tadi. b) (oliteisme, yaitu bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan akan adanya banyak /uhan yang memiliki tradisi upacara keagamaan guna memu a /uhan-tuhan tadi. *) "gama penyembah ruh, yaitu kepercayaan orang primitif kepada roh nenek moyang, roh pemimpin, atau roh para pahla#an yang telah meninggal. ?ang termasuk kategori ini adalah & a) "nimisme, yaitu bentuk agama yang mendasarkan diri pada kepercayaan bah#a disekeliling tempat tinggal manusia itu diam berbagai macam roh yang berkuasa dan terdiri atas aktivitas pemu aan. b) (raanimisme (dinamisme) adalah bentuk agama yang berdasarkan kepercayaan terhadap kekuatan sakti yang ada dalam segala hal. "da tiga bentuk penyembahan kekuatan alam yaitu & (E) (enyembahan terhadap ge ala alam, seperti hu an, guntur, gempa bumi, dan topan. (*) (enyembahan terhadap anasir-anasir alam, seperti tanah, air, api, angin, dan udara, (%) (enyembahan kepada benda-benda alam sekeliling, dalam bentuk & (a) "nimatisme, yaitu suatu kepercayaan bah#a benda-benda dan tumbuh-tumbuhan di sekitar manusia itu ber i#a dan bisa berfikir seperti manusia. (b) ,etishme, yaitu suatu bentuk agama yang berdasarkan kepercayaan akan adanya i#a dalam benda-benda alam tertentu dan mempunyai aktivitas keagamaan guna memu a benda-benda ber i#a tadi. (c) "gama penyembah binatang (animal #orship), yaitu kepercayaan orang-orang kuno dan orang-orang primitif yang menganggap binatang-binatang tertentu memiliki i#a kesucian. b. "gama 3aterialisme "gama materialisme adalah agama yang mendasarkan kepercayaannya terhadap adanya /uhan yang dilambangkan dalam #u ud benda-benda material, seperti patung-patung manusia, binatang dan berhala-berhala atau sesuatu yang dibangun dan dibuat untuk disembah. --/ HAKIKAT DAN 3UNGSI S SI L GI AGAMA 3enurut pandangan sosiolog, agama yang ter#u ud dalam kehidupan masyarakat adalah fakta sosial. Sebagai suatu fakta sosial, agama dipela ari oleh sosiolog dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Disiplin ilmu yang dipergunakan oleh sosiolog dalam mempela ari masyarakat beragama itu disebut sosiologi agama. Sosiologi agama adalah suatu cabang ilmu yang otonom, muncul setelah abad ke EG. (ada prinsipnya, ilmu ini

sama dengan sosiologi umum, sedangkan sosiologi agama membicarakan salah satu aspek dari berbagai fenomena sosial, yaitu agama dalam per#u udan sosial. Sosiologi agama memusatkan perhatiannya terutama untuk memahami makna yang diberikan oleh suatu masyarakat kepada sistem agamanya sendiri, dan berbagai hubungan antaragama dengan struktur sosial lainnya, uga dengan berbagai aspek budaya yang bukan agama. (ara ahli sosiologi agama memandang agama sebagai suatu pengertian yang luas dan universal, dari sudut pandang sosial dan tidak melulu membicarakan suatu agama yang diteliti oleh para penganut agama tertentu, tetapi semua agama dan disemua daerah di dunia tanpa memihak dan memilah-milah. (engka iannya bukan diarahkan kepada bagaimana cara seseorang beragama, melainkan diarahkan kepada kehidupan agama secara kolektif terutama dipusatkan kepada fungsi agama dalam mengembangkan atau menghambat kelangsungan hidup dan pemeliharaan kelompok-kelompok masyarakat. (erhatiannya uga ditu ukan pada agama sebagai salah satu aspek dari tingkah laku kelompok dan kepada peranan yang dimainkannya selama berabad-abad hingga sekarang. -+/ INTERELASI ANTARA AGAMA DAN MASYARAKAT Dalam perspektif sosiologis, agama dipandang sebagai sistem kepercayaan yang di#u udkan dalam perilaku sosial tertentu. )a berkaitan dengan pengalaman manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Sehingga, setiap perilaku yang diperankannya akan terkait dengan sitem keyakinan dari a aran agama yang dianutnya. (erilaku individu dan sosial digerakkan oleh kekuatan dari dalam yang didasarkan pada nilainilai a aran agama yang menginternalisasi sebelumnya. 'arena itu, ;ach lebih auh beranggapan bah#a keagamaan yang bersifat sub ektif, dapat diob ektifkan dalam pelbagai macam ungkapan, dan ungkapan-ungkapan tersebut mempunyai struktur tertentu yang dapat dipahami. "da lima dimensi beragama menurut 4.? 8lock dan 7. Stark yaitu & a. dimensi keyakinan> b. dimensi praktik agama> c. dimensi pengalaman keagamaan> d. dimensi pengetahuan agama> e. dimensi konsekuensi. $ubungan interdipendensi antara agama dan masyarakat, menurut ;ach menun ukkan adanya pengaruh timbal balik antara kedua faktor tersebut yaitu & a. pengaruh agama terhadap masyarakat, seperti yang terlihat dalam pembentukan, pengembangan, dan penentuan kelompok keagamaan spesifik yang baru. b. pengaruh masyarakat terhadap agama. ;ach memusatkan perhatiannya pada faktorfaktor sosial yang memberikan nuansa dan keragaman perasaan dan sikap keagamaan yang terdapat dalam suatu lingkungan atau kelompok sosial tertentu. Seseorang yang menganut agama akan merefleksi dalam bentuk kehidupan masyarakat melalui ekspresi tepritis, ekpresi praktis, dan dalam persekutuan. -egitu pula faktorfaktor sosial dan nilai-nilai kultural lokal memberikan nuansa keragaman perasaan dan sikap keagamaan bagi individu yang terdapat dalam lingkungan sosial tertentu.

EI

.ika salah satu bagian dalam sistem sosial itu berubah, maka bagian lain mereorganisasi, agar timbul keseimbangan dalam masyarakat. Dan ika lingkungan sosial ekonomi berubah, maka agama mengadakan penyesuaian atau bahkan sebaliknya. -erdasarkan hal itu, muncul dugaan hipotesis bah#a perilaku pemeluk agama tarekat di perkotaan berbeda dengan di pedesaan disebabkan oleh adanya penyesuaian dengan lingkungan sosial masing-masing. -2/ INTERELASI AGAMA DAN *UDAYA 3anusia, masyarakat, dan kebudayaan berhubungan secara dialektik. 'etiganya berdampingan dan berimpit saling menciptakan dan meniadakan. ?ang diibaratkan seperti dalam permainan @gamsut2. Satu sisi manusia menciptakan se umlah nilai bagi masyarakatnya, pada sisi yang lain, secara bersamaan, manusia secara kodrati senantiasa berhadapan dan berada dalam masyarakatnya, homosocius. 3asyarakat telah ada sebelum seorang individu dilahirkan dan masih akan ada sesudah individu mati. Aebih dari itu, di dalam masyarakatlah dan sebagai hasil proses sosial, individu men adi sebuah pribadi> ia memperoleh dan berpegang pada suatu indentitas. 3anusia tidak akan eksis bila terpisah dari masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat diciptakan oleh manusia, sedangkan manusia sendiri merupakan produk dari masyarakat. 'edua hal itu menggambarkan adanya dialektika inheren dari fenomena masyarakat. )nilah yang dimaksud dengan dialektika sosial. Dalam kehidupan berbudaya, manusia melakukan proses ob ektivasi. (roses ob ektivikasi ini, menurut 3iller, melibatkan hubungan antar sub ek, kebudayaan, sebagai bentuk eksternal, dan artefak, sebagai ob ek ciptaan manusia. Dalam kaitan ini, sub ek mengeksternalisasikan dirinya melalui penciptaan ob ek-ob ek, yang dimaksudkan untuk menciptakan @diferensiasi2, kemudian menginternalisasikan nilainilai ciptaan tersebut melalui proses sublasi atau pemberian pengakuan. "kan tetapi, dalam proses sublasi ini, sang sub ek selalu merasa tidak puas dengan hasil ciptaannya sendiri karena ia selalu membandingkan hasil ciptaan tersebut dengan pengetahuan atau nilai absolut, yang ustru beran ak lebih auh tatkala ia didekati diacu. Sehingga yang kemudian ter adi adalah rasa ketidakpuasan tanpa akhir serta penciptaan terus menerus untuk pemenuhannya. 7asa ketidakpuasan abadi terhadap hasil ciptaan inilah yang membangkitkan motivasi daya yang tak habis-habisnya bagi pengembangan lebih lan ut dalam suatu dialektika penciptaan (termasuk agama dalam kontek budaya). /eori sosial pada a#alnya bersifat historis dan komparatif. +b ek analisanya berupa kasus tertentu, seperti telaah ;eber mengenai birokrasi .erman atau tulisan 3ar: tentang kapitalisme )nggris. Dalam sudut teori ini, memahami suatu masyarakat berarti memahami perbedaannya dengan berbagai bentuk kehidupan dimasa-masa dan tempat yang berbeda. ;eber menekankan bah#a tu uan akhir dari pemahaman interpretatif! atas tindakan sosial adalah untuk sampai pada pen elasan kausal mengenai berbagai peristi#a beserta akibatnya!. 'adang-kadang ungkapannya, suatu telaah menyeluruh semacam itu memaksa sang analisis untuk keluar dari semua parameter yang berdasarkan penghayatan atau pengamatan yang disadari!.

EE

Sebagai pemahaman interpretatif, realitas dan tindakan sosial dianggap sebagai teks! sebagaimana layaknya kegiatan penafsiran. /eks yang dimaksud berarti apa yang dikatakan! dan apa yang dilakukan! oleh tindakan sosial. (ada akhirnya, pengetahuan kita tentang dunia setempat (native) memang selalu bergantung pada pengetahuan yang lebih luas. -ahkan, suatu uraian yang paling partikularistik sekalipun akan mengandung corak pengetahuan komparatif itu. Sebaliknya, teori sosial selalu mengalami pembaruan melalui aplikasinya dalam #aktu dan tempat-tempat tertentu. ?ang membuat usaha kita men adi suatu disiplin adalah saling mengisi dan keterikatan terus-menerus antara teori umum dan penelitian lokal. -./ MET DE S SI L GI AGAMA "da dua pendekatan penting dalam penelitian agama, yaitu & a. (endekatan teologis, yakni pendekatan ke#ahyuan atau pendekatan keyakinan peneliti sendiri. (endekatan ini biasanya dilakukan dalam penelitian terhadap suatu agama untuk kepentingan agama yang diyakini si peneliti, atau penelitian terhadap suatu agama oleh pemeluk agama itu sendiri untuk menambah pembenaran keyakinan terhadap agama yang dipeluknya itu. b. (endekatan keilmuan, yaitu pendekatan yang memakai metodologi ilmiah, penelitian yang memakai aturan-aturan yang la6im dalam penelitian keilmuan. (endekatan ini memakai metodologi tertentu yang diakui kebenarannya oleh dunia keilmuan, sistematis atau runtut dalam cara ker anya, empiris yang diambil dari dunia nyata bukan dari pemikiran atau angan-angan. "da dua bidang keilmuan yang digunakan dalam penelitian agama, yaitu & a. bidang ilmu budaya. -idang keilmuan ini menekankan pada pencarian informasi substansi ob ek penelitian, tidak terikat oleh model metodologi yang baku dan ketat sebagaimana dalam bidang ilmu alam. b. bidang ilmu sosial. -idang ilmu ini adalah penelitian ilmiah yang mempunyai aturan-aturan yang la6im, yang harus diikuti oleh setiap peneliti. ?ang men adi ob ek penelitian agama dengan memakai pendekatan ilmu sosial ini adalah keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam masyarakat pemeluk agama, yang merupakan akibat dari ter adinya proses interaksi diantara anggota masyarakat, atau antara kelompok dalam suatu masyarakat beragama atau antara suatu masyarakat beragama dengan masyarakat beragama yang lain, baik sebagai proses masyarakat maupun keadaan statis masyarakat tertentu. Sebelum penelitian, harus dirumuskan terlebih dahulu metodologi apa yang akan digunakan dalam penelitian suatu ob ek penelitian. Aangkah penentuan masalah, pencarian konsep-konsep, perumusan hipotesis, pencarian data ke lapangan serta kesimpulan yang diambil merupakan rangkaian sistem yang harus dilalui sebagai suatu disiplin dalam per alanan penelitian yang diker akan. "da beberapa contoh penelitian yang dilakukan oleh para ilmu#an sosial, yaitu& a. Sosiologis, yakni pendekatan tentang interelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk interaksi yang ter adi antar mereka. /okohnya, 1mile Durkheim.

E*

b.

c.

d. e.

Diantara hasil karyanya ditulis dalam buku, Sucide (EGE*), kemudian buku /he 1lementary ,orms of /he 7eligious Aife (EG=G). "ntropologis, yaitu pendekatan kebudayaan> agama dipandang sebagai bagian dari kebudayaan, baik dalam #u ud idea maupun gagasan dianggap sebagai suatu sistem norma dan nilai yang dimiliki oleh anggota masyarakat, yang mengikat seluruh anggota masyarakat. /okohnya, 3a: 3uller, ;. 3annhardit, 1.-. /aylor. 'arya 1.-. /aylor ditulis dalam buku, /he (rimitive 4ulture. (sikologis, yaitu studi ilmiah mengenai agama ditin au dari perspektif psikologis. /okohnya, Sigmund ,reud. $asil karya ditulis dalam buku ber udul /otem und /abu (EGE*). $istoris atau pendekatan kese arahan. /okohnya, ;ilhelm Schmidt. $asil karyanya di tulis dalam buku yang ber udul Jrsprung der 8ottesidee (EGE* dan EG=5). ,enomenologis, yaitu pendekatan yang menggunakan perbandingan sebagai sarana interpretasi yang utama untuk memahami arti dari kepsresi-ekspresi keagamaan.

"dapun #ilayah ka ian Sosiologi "gama, meliputi & a. (er#u udan agama di kepulauan )ndonesia b. (enelitian mengenai berbagai kepercayaan c. (enelitian mengenai pranata keagamaan d. (enelitian mengenai organisasi-organisasi yang berhubungan dengan suatu agama e. (enelitian mengenai berbagai peranan dalam keagamaan f. (enelitian mengenai agama dan pelapisan social g. (enelitian mengenai agama dan masyarakat daerah h. (enelitian mengenai agama dan golongan social i. (enelitian mengenai gerakan keagamaan . (enelitian mengenai perasaan dan pengalaman keagamaan k. (enelitian mengenai agama sebagai motivasi untuk bertindak l. (enelitian mengenai peranan agama dalam perubahan social m. (enelitian mengenai agama sebagai faktor integrasi masyarakat n. (enelitian mengenai agama sebagai faktor pemisah dan pertentangan di masyarakat o. (enelitian mengenai masalah hubungan antarpemeluk agama atau antarkelompok 'eagamaan "dapun tu uan penelitian sosiologi agama adalah untuk memperoleh gambaran (deskripsi) mengenai kemungkinan ya ng ter adi akibat kegiatan atau keputusan pe abat pemerintah atau pe abat agama. "tau akibat rencana pembangunan yang menyebabkan perubahan di masyarakat beragama. 3engenai karakteristik metode penelitian sosiologi agama, yaitu & a. agama adalah fenomena yang ter adi dalam sub ek manusia serta terungkapkan dalam tanda dan simbol. +leh karena itu, perlu kecermatan dari peneliti untuk bisa memilah dan mengkatagorikan mana simbol dan tanda yang masuk sistem kepercayaan, mana tanda dan simbol yang masuk upacara keagamaan, dan apakah fenomena tertentu dikatagorikan suatu ge ala keagamaan atau ge ala yang lain. b. fakta religius bersifat sub ektif.

E%

c. pemahaman makna fenomena agama diperoleh melalui pemahaman ungkapanungkapan keagamaan. d. pemahaman suatu fenomena religius meliputi empati terhadap pengalaman, pemikiran, emosi, dan ide-ide orang yang memeluk suatu agama. e. fakta-fakta keagamaan adalah fakta psikis dan spiritual. "dapun data dalam penelitian sosiologi agama yang dibutuhkan oleh peneliti & a. Data macam apa yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut. b. dimana dan dari mana data tersebut dapat diperoleh. c. bagaimana cara memperoleh data-data tersebut. d. berapa banyak data yang dibutuhkan sehingga data itu dianggap mencukupi sebagai Sebuah bukti atau barang bukti untuk pemecahan masalah. Jntuk sumber data dapat dibagi men adi dua bagian yaitu & a. sumber data lapangan> b. sumber data dokumenter. 'emudian enis data yang dipergunakan dapat berupa data secunder dan data primer. -5/ AGAMA DAN MASYARAKAT "gama memberi makna pada kehidupan individu dan kelompok, uga memberi harapan tentang kelanggengan hidup sesudah mati. "gama dapat men adi sarana manusia untuk mengangkat diri dari kehidupan dunia#i yang penuh penderitaan, mencapai kemandirian spiritual. "gama memperkuat kelompok-kelompok, sanksi moral untuk perbuatan perorangan, dan men adi dasar persamaan tu uan serta nilai-nilai yang men adi landasan keseimbangan masyarakat. "gama berperan dalam tiga ka#asan kehidupan manusia & a. ka#asan yang kebutuhan manusia#i dapat dipenuhi dengan kekuatan manusia sendiri. b. ka#asan manusia yang merasa aman secara moral. /ingkah laku dan tata pergaulan manusia diatur le#at norma-norma rasional yang dibenarkan agama, seperti norma sopan santun, norma hukum serta aturan-aturan dalam masyarakat. c. merupakan daerah yang manusia secara total mengalami ketidakmampuannya. "gama tidak lain adalah proyeksi masyarakat sendiri dalam kesadaran manusia. Selama masyarakat masih berlangsung, agama pun akan tetap lestari. 3asyarakat, bagimanapun akan tetap menghasilkan simbol-simbol pengertian diri kolektifnya> dan dengan demikian, menciptakan agama. 3asyarakat diikat oleh sistem simbol yang umum. Sistem simbol itu akan berpusat pada martabat manusia sebagai pribadi, kese ahteraan umum, dan norma-norma etik yang selaras dengan karakteristik masyarakat itu sendiri. Setiap masyarakat dalam proses menghayati cita-citanya yang tertinggi akan menumbuhkan kebaktian pada representasi diri simboliknya.

E5

-6/ AGAMA DAN G L NGAN MASYARAKAT "gama merupakan suatu hal yang di adikan sandaran penganutnya ketika ter adi hal-hal yang berada di luar angkauan dan kemampuannya karena sifatnya yang supra natural, sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang empiris. Selan utnya, golongan masyarakat dapat diartikan sebagai penggolongan anggotaanggota masyarakat kedalam suatu kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama atau dianggap se enis. 3isalnya & a. penggolongan berdasarkan enis kelamin, pria dan #anita> b. penggolongan berdasarkan usia, tua atau muda> c. penggolongan berdasarkan pendidikan, cendekian atau buta huruf> d. penggolongan berdasarkan peker aan, pega#ai atau bukan pega#ai. (engaruh agama terhadap masyarakat dapat dipela ari melalui kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian. 'etiga aspek itu merupakan fenomena sosial yang komplek dan terpadu yang pengaruhnya dapat diamati pada perilaku manusia. 0ottingham membagi kedalam tiga tipe yaitu & a. 3asyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral. b. 3asyarakat praindustri yang sedang berkembang. -7/ AGAMA SE*AGAI 3AKT R K N3LIK DI MASYARAKAT "gama dalam satu sisi dipandang sebagai sumber moral dan nilai, dan pada sisi lain sebagai sumber konflik. 3asalahnya pemeluk agama kadang menampakkan #a ah ganda. 3ungkin sebagai bentuk solidaritas sosial, maka hampir semua pemeluk agama akan berinteraksi dan berpandangan sama (untuk sementara) dalam menyikapi misalnya sebuah musibah. 'etika masing-masing pemeluk akan menampakkan atidiri sebagai pemeluk yang terbaik, akan berusaha agar pemeluk agama lain mengikuti millahnya, maka konflik antar agama akan diciptakan atau dibuat ada masalah (hanya untuk mengukur respons yang sebenarnya tidak tega melakukannya sebagai hati nurani sesama manusia & bila benar). -9/ AGAMA DAN PELAPISAN S SIAL "gama dan pelapisan sosial adalah dua hal yang berbeda. ;alaupun demikian, membicarakan keduanya dalam satu bahasan atau topik, tetap akan mempunyai aspekaspek positif dalam ka ian akademis, bahkan lebih auh bisa menemukan hal-hal yang baru dalam bidang keagamaan. (ernyataan ini tidak lepas dari anggapan, bah#a agama dan masyarakat, dalam pengertian lapisan sosial> diduga sebagai dua unsur yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam pernyataan tersebut agama difahami sebagai sebuah sestem kepercayaan, sedangkan lapisan sosial sebagai strata orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum status sosial.

E=

-:/ AGAMA SE*AGAI M TI&AT R TINDAKAN S SIAL 3asalah agama merupakan masalah sosial, tetapi penghayatannya amat bersifat individual. "pa yang difahami dan apa yang dihayati sebagai agama oleh seseorang, sangat bergantung pada latar belakang dan kepribadiannya. $al ini membuat adanya perbedaan tekanan penghayatan dari satu orang ke orang lain, dan membuat agama men adi bagian yang amat mendalam dari kepribadian atau privacy seseorang. +leh karena itu, agama senantiasa bersangkutan dengan kepekaan emosional. 3eskipun demikian, masih terdapat kemungkinan untuk membicarakan agama sebagai suatu yang umum dan ob ektif. +,/ KERUKUNAN ANTAR UMAT *ERAGAMA ! 'a ian Sosiologis terhadap (luralisme "gama di )ndonesia )slam adalah agama rahmatan lil2aalamiin. Dengan keyakinan bah#a keberadaan )slam mesti membuat nyaman berada di depan, di tengah, bersama atau dibelakang agamaagama lain. (ersoalannya adalah kekuatan mana yang akan menang sebagai penguasa atau pemegang amanah pemba#a agama )slam, bila umat lain masih belum senang melihat kema uan umat )slam bahkan akan berupaya untuk menciptakan )slam agar terus terkesan lemah dimata agama-agama lain, maka sulit menerapkan kerukunan. .ikapun ada hanya kepura-puraan. Sebenarnya konsep yang telah di elaskan dalam a aran )slam tentang sikap umat )slam terhadap agama lain berkenaan dengan urusan agamanya adalah bagimu agamamu dan bagiku agamaku!. 'emudian di elaskan lagi /idak ada paksaan dalam masuk )slam2. -ahkan 7asulullah sa# pun men adi contoh dalam menge a#antahkan kerukunan engan tidak memaksa agama kepada (amannya "bu /halib, yang berbeda agama. )tu berarti siapa yang akan dibuat repot dengan toleransi, apakah )slam harus melayani atau dilayani atau biarkan sa a sesuai dengan Sunnatullah. +-/ AGAMA DAN M DERNISASI "spek yang paling spektakuler dari modernisasi adalah pergantian teknik produksi, yaitu dari teknik produksi yang bertumpu pada penggunaan energi nya#a! ke energi tak bernya#a. Dalam perkembangannya proses pergantian teknik produksi hanya merupakan salah satu aspek dari proses modernisasi. Dalam bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks-kompleks industri besar, tempat barang konsumsi dan produksi diadakan secara massal. $al ini berkaitan dengan kebutuhan atas pengaturan organisasi-organisasi sosial yang lebih rumit dalam merencanakan, melaksanakan, dan menga#asi orang atau kelompok orang dalam hal produksi, distribusi, dan konsumsi. 1konomi modern serupa itu menuntut adanya suatu masyarakat nasional yang memungkinkan terciptanya ketertiban dan ketenteraman sehingga men amin lalu-lintas barang, orang, dan informasi. Se alan dengan kema uan teknologi komunikasi dan transportasi, mobilitas sosial dan ruang dari masyarakat semakin tinggi. Dalam konteks inilah, sistem nilai dan kepercayaan masyarakat mengenai dunia mengalami perubahan sehingga ter adi proses sekularisasi dan memudarnya fungsi agama, termasuk )slam.

EB

++/ KESIMPULAN DAN TANGGAPAN PENULIS 3akna /oleransi dalam 'ehidupan -eragama dan bermasyarakat 3embicarakan "gama berarti men elaskan dan memahami keberadaan "gama-agama yang berlaku dan diakui secara umum baik yang berlaku pada suatu bangsa tertentu atau bangsa-bangsa lain yang di adikan "gama resmi. -ila tokoh "gama yang berbicara, maka pembicaraannya akan me#akili "gama yang dipeluknya dan "gama-agama lain yang sedang diperbincangkan. )tu berarti harus ada titik persamaan yang dapat di adikan pola fikir dan acuan didalam membahas sesuatu persoalan yang berhubungan dengan kehidupan keagamaan secara menyeluruh. Dalam pandangan )slam, ketika akan membahas terhadap peribadatan atau kehidupan "gama selain )slam, maka konsep dasarnya adalah /oleransi!. 'arena )slam yang sedang membicarakan, maka dasar berpi aknyapun adalah kalam "llah dan Sunnatur 7asul. Dan keterangan-keterangan lain baik yang pernah diamalkan oleh Sahabat maupun /abi2in, bahkan /abiut /abi2in. "tau generasi baru yang dapat diterima dan telah teru i konsep-konsepnya serta agama yang sedang dibicarakan menerimanya. (emeluk )slam tidak akan salah, ketika menyatakan bah#a agama yang paling benar adalah )slam. "dakah akan luntur pembicaraannya saat berhadapan dengan agama lainK -ila pemeluk agama lain yang memahami a aran )slam, maka tidak akan komentar disebabkan ada konsep @toleransi2. )tu berarti kedatangan toleransi di#u udkan dengan amaliah keseharian oleh pemeluk agama selain )slam yang telah memahami makna @toleransi2. -agi umat )slam sendiri tanpa harus men ual konsep @toleransi2, men adi tidak berpengaruh dengan konsep dasar yang telah dia arkan oleh "llah sesuai firman-0ya (L.S EIG & B). "pakah agama lain akan bertoleransi atau tidak. "rtinya keadaan pemeluk )slam tanpa harus berpura-pura untuk menghormati dan harus dihormati oleh agama lain, maka kehidupan akan tetap ber alan. 3isalnya, saat akan berangkat menu u 3as id atau ke 3e elis /a2lim, yang alan menu u ke arah tempat tersebut sedang diadakan kebaktian, maka bukan berarti akan menghentikan kegiatannya lantaran ada yang sedang beribadah cara mereka K -egitu pula sebaliknya, mereka yang sedang beribadah lalu menghentikan acaranya, lantaran memberi kesempatan pada umat )slam yang akan shalat .um2at atau )2dain.

ED

You might also like