You are on page 1of 21

Batuan Metamorf Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature

dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubahbentuk. Batuan yang terkubur sangat dalam mengalami perubahantekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu tertentu, batuan tersebutakan melebur menjadi magma. Namun, saat belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, apa yang terjadi pada batuantersebut? Batuan tersebut berubah menjadi batuan metamorf. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dariproses metamorfosa pada batuan yang sudah ada karena perubahantemperatur(T), tekanan (P), atau Temperatur (T) dan Tekanan (P) secarabersamaan. Batuan metamorf diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas atasdasar derajat metamorfosanya, yaitu: Batuan metamorfosa derajat rendah; Batuan metamorfosa derjat menengah, dan Batuan metamorf derajat tinggi.

A. Klasifikasi Batuan Metamorf (Berdasarkan komposisi kimianya)


Klasifikasi ini di tinjau dari unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam batuan metamorf yang akan mencirikan batuan asalnya. Berdasarkan komposisi kimianya batuan metamorf terbagi menjadi 5 kelompok, yaitu :

1|Batuan Metamorf

Calcic Metamorphic Rock adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kalsik (kaya unsur Al), umumnya terdiri atas batulempung dan serpih. Contoh: batusabak dan Phyllite.

Gambar 1.1 : Batua Phylite Quartz Feldsphatic Rock adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur kuarsa dan feldspar. Contoh : Gneiss

Gambar 1.2 : Batu Gneiss Calcareous Metamorphic Rock adalah batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit. Contoh : Marmer

Gambar 1 .3 : Batu Marmer Basic Metamorphic Rock adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semibasa dan menengah, serta tufa dan batuan sedimen yang bersifat napalan dengan kandungan unsur K, Al, Fe, Mg. Magnesia Metamorphic Rock adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan Mg. Contoh : serpentinite, sekis.

2|Batuan Metamorf

Gambar 1 .4 : Batu serpentinite

B. Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf


Struktur merupakan bentuk dari handspecimen atau masa batuan yang lebih besar. Struktur dibedakand ari teksture berdasarkan skalanya diman teksture merupakan bentuk mikroskopis yang sidudun oleh ukuran, bentuk, orientasi, dan hubungan butirnya. Pada batuan metamorf struktur terjadi karena proses deformasi. Teksture pada batuan metamorf: 1) Teksture foliasi, yaitu adanya kesejajaran orientasi mineral yang memperlihatkan adanya perlapisan dan kenampakan kelurusan. Contoh tekstur ini, yaitu: Tekstur slaty, butirannya sangat halus (< 0,1 mm), kelurusan pada orientasi planardan subplanar, pecahannya berlembar. Contoh batuannya adalah slate. Tekstur phylitic, berbutir sangat halus sampai halus (kurang dari 0,5 mm), contoh batuannya adalah phylite. Tekstur schistose, berbutir halus sampai sangat kasar (>1 mm), contoh batuannya adalah schist.

Gambar 1 .5 : Batu schist

Tekstur gneissose, berbutir halus sampai sangat kasar, memperlihatkan perlapisan karena adanya perbedaan mineralogi.

3|Batuan Metamorf

Tekstur foliasi porphyroblastik, berbutir sangat halus sampai sangat kasar dengan ukuran kristal yang besar (porphyroblastik) tertanam didalam matriks berfoliasi berukuran halus Tektur mylonite. 2) Tekstur diablastik, tekstur yang dicirikan dengan tidak adanya kesejajaran buturan, berorientasi radial sampai acak, contoh tekstur ini adalah: Tekstur sheaf, tekstur yang memperlihatkan kelompok butiran yang berdabang . Tekstur spherolublastik, yaitu tekstur yang memperlihatkan kelompok butiran yang radial. Tekstur fibroblastic, tekstur diablastik yang berukuran sama 3) Tekstur grano blastik Tekstur homogranular, merupakan tekstur yang memperlihatkan ukuran butir yang hampir sama. Tekstur heterogranular, merupakan teksture yang memperlihatkan ukuran butir yang tidak seragam. Tekstur heterogranoblastik, merupakan tekstur yang dicirikan oleh kumpulam mineral yang sama taapi dengan ukuran yang beragam. Tekstur tekstur nodularblastik, merupakan tekstur yang memiliki nodular yang tersusun oleh mineral kecil dengan satu atau dua mineral dalam matrik yang memiliki komposisi berbeda. Diagenesa Batuan Metamorf Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses metamorfosis terjadi hanya di dalam Bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal batuan, susunan mineral batuan, atau keduanya. Proses ini terjadi dalam solid state, artinya, batuan tersebut tidak melebur. Bayangkan sebuah roti yang berubah menjadi roti bakar. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa fluida terutama air memiliki peranan penting dalam proses metamorfosis.
4|Batuan Metamorf

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK BATUAN METAMORF 1. Komposisi Mineral Batuan Asal 2. Temperatur dan Tekanan Selama Metamorfosis 3. Pengaruh Gaya Tektonik 4. Pengaruh Fluida

Facies Metamorfisme Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral-mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap facies pada batuan metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan sifat-sifat fisik atau kimia.

Dalam hubungannya, tekstur dan struktur batuan metamorf sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur dalam proses metamorfisme. Dan dalam facies metamorfisme, tekanan dan temperatur merupakan faktor dominan, dimana

5|Batuan Metamorf

semakin tinggi derajat metamorfisme (facies berkembang), struktur akan semakin berfoliasi dan mineral-mineral metamorfik akan semakin tampak kasar dan besar.

KLASIFIKASI BATUAN METAMORF DASAR KLASIFIKASI BATUAN METAMORF Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan : 1. tekstur 2. struktur 3. komposisi mineral Secara umum komposisi batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu ; - berfoliasi - tak berfoliasi Batuan metamorf diklasifikasikan berdasakan ada atau tidaknya foliasi. Foliasi adalah struktur planar pada batuan metamorf yang disebabkan oleh pengaruh tekanan diferensial saat proses metamorfosis.

JENIS-JENIS METAMORFISME Metamorfisme Kontak/Termal Metamorfisme ini faktor dominannya ialah temperatur tinggi. Tekanan confining (tekanan yang pengaruhnya sama besar ke semua permukaan benda) juga berpengaruh, namun tidak signifikan. Kebanyakan terjadi < 10 km di bawah permukaan Bumi. Metemorfisme kontak terjadi pada batuan intrusi jika ada magma yang mengintrusi batuan tersebut. Prosesnya menghasilkan efek yang dikenal dengan sebutan baking effect. Zona kontak ini (disebut aureole) tidak terlalu luas, hanya sekitar 1 100 meter. Karena tekanan diferensial (tekanan yang pengaruhnya tidak sama besar ke semua permukaan benda) juga tidak terlalu signifikan, batuan metamorf yang terbentuk biasanya tidak terfoliasi. Metamorfisme Regional/Dinamotermal Metamorfisme ini terjadi pada kedalaman yang signifikan yakni > 5 km. Batuan jenis ini merupakan yang paling banyak tersingkap di permukaan.

6|Batuan Metamorf

Biasanya pada dasar pegunungan yang bagian atasnya tererosi. Batuan dari proses ini kebanyakan terfoliasi, menandakan tingginya tingkat tekanan diferensial (akibat gaya tekonik). Temperatur saat terjadi proses ini bervariasi, tergantung oleh kedalaman dan kehadiran badan magma. Kehadiran mineral indeks dapat menentukan tingkat tekanan dan temperatur proses rekristalisasi. Contohnya: schisthijau dan batuschist yang mengandung mineral klorit, aktinolit, dan plagioklas kaya sodium, terbentuk pada P & T lebih rendah; sedangkan amphibolit yang mengandung hornblende, plagioklas feldspar, dan terkadang garnet, terbentuk pada P & T lebih tinggi.

Metamorfosis regional Terjadi karena perubahan temperature dan tekanan bersama-sama. Meliputi daerah yang luas, biasa dijumpai didaerah tektonik, misal pembentukan pegunungan zona tunjam. PENGENALAN BATUAN METAMORF 1. Sifat kristal atau hablur 2. Adanya mineral-mineral khas metamorf 3. terdapat struktur foliasi pada kebanyakan batuan metamorf.

Penamaan Batuan Metamorf Penamaan batuan metamorf didasarkan atas tekstur, struktur dan komposisi mineral yang menyusun batuan tersebut. Adapun tekstur batuan metamorf terdiri dari: Bentuk butir granoblatik (terdiri dari mineral mineral granular), lepidoblastik (terdiri dari mineral-mineral pipih), dan nematoblastik (terdiri dari mineral-mineral orthorombik), sedangkan teksturnya ada foliasi, dan non foliasi. Tekstur foliasi (tekstur batuan metamorf yang memperlihatkan adanya orientasi dari mineralnya). Struktur batuan metamorf dapat terdiri dari struktur schistose (struktur batuan metamorf yang memperlihatkan perselingan orientasi mineral pipih dan mineral granular / nematoblastik), gneistose (struktur batuan metamorf yang memperlihatkan hubungan dari orientasi mineral pipih dan mineral nematoblastik/granular yang saling berpotongan/tidak menerus), hornfelsic (struktur batuan metamorf yang hanya tidak memperlihatkan foliasi). Derajat Metamorfosa Derajat metamorfosa adalah suatu tingkatan metamorfosa yang didasarkan atas temperatur (T) atau tekanan (P) atau keduanya T dan P.

7|Batuan Metamorf

Tabel dibawah ini adalah tingkatan batuan metamorf berdasarkan derajat metamorfosa:

TEKSTUR BATUAN METAMORF Kebanyakan merupakan Kristaloblastik, yaitu tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak tampak lagi), terdiri atas : 1. Lepidoblastik Tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar sperti mineral-mineral biotite dan muscovite. 2. Nematoblastik Tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral-mineral berbentuk menjarum (acicular) yang memperlihatkan orientasi sejajar, misalnya mineral amphibole, silimanit, dan pyroxene. 3. Granoblastik Tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral-mineral berbentuk butiran dengan sisi Kristal yang bergerigi (sutured), misalnya kwarsa, kalsit, dan garnet. 4. Porfiroblastik Tekstur batuan metamorf dimana suatu Kristal besar (fenokris) tertanam pada massa dasar yang relative halus identik dengan porfiritik pada batuan beku

8|Batuan Metamorf

5. Idioblastik Tekstur batuan metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya adalah euhedral. 6. Xenoblastik Sama dengan idioblastik, tetapi bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk anhedral. STRUKTUR BATUAN METAMORF Struktur batuan ini terbagi menjadi dua yaitu : A. Struktur Foliasi Struktur foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas : - Struktur Slatycleavage - Struktur Gneissic - Struktur Phylitic - Struktur Schistosity

B. Struktur Non Foliasi Struktur non foliasi merupakan struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas : - Struktur Hornfelsik - Struktur Milonitik - Struktur Kataklastik - Struktur Flaser - Struktur Pilonitik - Struktur Augen - Struktur Granulosa - Struktur Liniasi BATUAN METAMORF FOLIASI Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut tipe foliasinya. Makin jelas foliasinya, makin tinggi derajat metamorfosisnya (menandakan makin tingginya tekanan/temperatur).

9|Batuan Metamorf

Derajat metamorfos is

Struktur

Nama Batuan

Mineral Penciri

Karakter Khas

Slaty

Slate/ Batusab ak

Lempung, silika melembar

M A K I N R E N D A H

Slaty Schistose

Phyllite

Mika

Biotit,

Schistose
Schist

Amfibol Muskovit

Feldspar, kuarsa,

Gneissic

Gneiss amfibol, biotit

Butiran sangat halus. Kilap earthy. Mudah membelah menjadi lembaran tipis datar. Butiran halus. Kilap sutra. Membelah mengikuti permukaan bergelombang. Berkomposisi mineral melembar dan memanjang dengan susunan mendatar. Variasi mineral yang luas. Mineral gelap dan terang terpisah dan membentuk perlapisan atau lenses. Perlapisan mungkin berlipat. Lapisan gelap: biotit, hornblende; lapisan terang: felspar, kuarsa

10 | B a t u a n M e t a m o r f

Diagenesa Batuan Metamorf Foliasi Berasal dari foliatus atau berdaun yaitu orientasi kesejajaran mineral penyusun batuan metamirf, tetapi harus dibedakan dengan orientasi perlapisan batuan sediment, sama sekalai tidak ada hubungan dengan sifat perlapisan batuan sediment. Berdasarkan kenampakan Batuan asal pembentukan metamorf dibagi menjadi 2 yaitu ; 1. kristaloblastik 2. palimset / sisa / relic 1. Kristaloblastik bila tekstur batuan asal tak kelihatan lagi digunakan istilah blastik kemudaian kita lihat fabriknya. Berdasarkan sifat butir/kristal dan hubungannya dengan yang lain dibagi : a. b. homoblastik : terdiri atasa satuan tekstur saja heteroblastik: terdiri lebih dari satu tekstur. Misal : lepidoblastik dan granoblastik

Jenis Tekstur : - lepidoblastik: sebagian mineralnya berbentuk pipih - nematoblastik : sebagian mineralnya berbentuk prismatic - graniblastik : sebagian mineralnya granular / equidimensional - porfiroblastik :seperti batuan porfiritik dalam batuan beku. Bentuk tekstur : - ididoblastik : bila bagian besar minerlnya berbentuk euhedral - hipidioblastik : sebagian besar mineralnya berbentuk subhedral - xenoblastik : sebagian mineralnya berbentuk anhedral. 2. Palimset/ Sisa Tekstur asli dari batuan asal masih sangat terlihat / tersisa, digunakan awalan BLASTO untuk penamaannya. - Blasto Ofitik ; bila batuan asal mempunyai tekstur ofitik - Blasto porifik : mempunyai tekstur porifik - Blasto psefitik ; bila batuan asal batuan sediment klastik berubah menjadi pebble. - Blasto psamatik : batuan asal sediment berukuran pasir - Blasto pelitik : batuan sediment klastik berukuran lempung.

11 | B a t u a n M e t a m o r f

Contoh batuan metamorf foliasi antara lain : Hornblende Schist Warna : Hitam Struktur : Schistose Tekstur : heteroblastik Komposisi Mineral -Lepidioblastik : mika (mengkilap) -Nematoblastik: hornblende -Granoblastik : mineral quartz Jenis Metamorfosis : Regional Bentuk kristal : hipidioblastik

Gneiss -abu

-Lepidioblastik : mika (mengkilap) -Nematoblastik: hornblende, pyroxene perismatik panjang -Granoblastik : mineral quartz (granular) Jenis Metamorfosis : Regional Bentuk kristal : hipidioblastik

Slate

-Lepidioblastik : mika (mengkilap) 56 Jenis Metamorfosis : Regional Bentuk kristal : hipidioblastik

12 | B a t u a n M e t a m o r f

BATUAN METAMORF NON FOLIASI Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut komposisi mineralnya. Marmer terdiri dari butiran kalsit berukuran kasar. Jika batuan asalnya adalah dolomit, namanya menjadi marmer dolomit. Kuarsit terdiri dari butiran kuarsa yang terlaskan bersama dan terikat kuat pada temperatur tinggi. Hornfels berukuran butir sangat halus. Hornfels mika berasal dari serpih dan hornfels amphibole berasal dari basalt.

Diagenesa Batuan Metamorf Non Foliasi Merupakan batuan metamorf yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf.

Struktur Batuan Metamorf Non Foliasi ini terdiri atas : - Struktur Hornfelsik - Struktur Milonitik - Struktur Kataklastik - Struktur Flaser

Tekstur Batuan Metamorf Non Foliasi - Granulose : terdiri atas mineral berbentuk butir, berukuran relatif sama (equidimensional) - Hornfelsik : terdiri atas mineral tanpa pensejajaran mineral sedikitpun atau tidak ada mineral pipih atau prismatic

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan

13 | B a t u a n M e t a m o r f

strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Batuan Metamorf Non Foliasi antara lain : Marble

-Quartz -orthoclas Jenis Metamorfosis : Kontak Bentuk kristal : hipidioblastik

Amphibolite

-Olivin -Pyroxen -amphibol Jenis Metamorfosis : Kontak Bentuk kristal : hipidioblastik

Quartzite -abu

-quartz Jenis Metamorfosis : Kontak Bentuk kristal : hipidioblastik

Hornfels

14 | B a t u a n M e t a m o r f

Tekstur : hornfelsik -Olivin -Hornblende Jenis Metamorfosis : Kontak Bentuk kristal : hipidioblastik

Macam-macam Batuan Metamorfisme

1. Slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained). Asal Warna Ukuran butir Struktur Komposisi : Metamorfisme Shale dan Mudstone : Abu-abu, hitam, hijau, merah : Very fine grained : Foliated (Slaty Cleavage) : Quartz, Muscovite, Illite

Derajat metamorfisme : Rendah Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

15 | B a t u a n M e t a m o r f

2. Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate. Asal Warna Ukuran butir Stuktur Komposisi : Metamorfisme Shale : Merah, kehijauan : Halus : Foliated (Slaty-Schistose) : Mika, kuarsa

Derajat metamorfisme : Rendah Intermediate Ciri khas 3. Gneiss : Membelah mengikuti permukaan gelombang

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

16 | B a t u a n M e t a m o r f

Asal Warna Ukuran butir Struktur Komposisi Derajat metamorfisme

: Metamorfisme regional siltstone, shale, granit : Abu-abu : Medium Coarse grained : Foliated (Gneissic) : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika : Tinggi

Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.

4. Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap. Asal Warna Ukuran butir Struktur Komposisi : Metamorfisme siltstone, shale, basalt : Hitam, hijau, ungu : Fine Medium Coarse : Foliated (Schistose) : Mika, grafit, hornblende

Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi Ciri khas kristal garnet : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat

17 | B a t u a n M e t a m o r f

5. Marmer

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi. Asal Warna Ukuran butir Struktur Komposisi : Metamorfisme batu gamping, dolostone : Bervariasi : Medium Coarse Grained : Non foliasi : Kalsit atau Dolomit

Derajat metamorfisme : Rendah Tinggi Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

6. Kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami

18 | B a t u a n M e t a m o r f

rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis . Asal Warna Ukuran butir Struktur Komposisi : Metamorfisme sandstone (batupasir) : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah : Medium coarse : Non foliasi : Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi Ciri khas : Lebih keras dibanding glass

7. Milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butirbutir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose. Asal Warna Ukuran butir Struktur Komposisi : Metamorfisme dinamik : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru : Fine grained : Non foliasi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan

Derajat metamorfisme : Tinggi

19 | B a t u a n M e t a m o r f

Ciri khas

: Dapat dibelah-belah

8. Filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika) Asal Warna Ukuran butir Struktur Komposisi : Metamorfisme Shale, Mudstone : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman : Medium Coarse grained : Non foliasi : Beragam (kuarsa, mika, dll)

Derajat metamorfisme : Tinggi Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau

9. Serpetinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit. Asal Warna : Batuan beku basa : Hijau terang / gelap

20 | B a t u a n M e t a m o r f

Ukuran butir : Medium grained Struktur Komposisi Ciri khas : Non foliasi : Serpentine : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

10. Hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi. Asal Warna Ukuran butir Struktur Komposisi : Metamorfisme kontak shale dan claystone : Abu-abu, biru kehitaman, hitam : Fine grained : Non foliasi : Kuarsa, mika

Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

21 | B a t u a n M e t a m o r f

You might also like