You are on page 1of 2

Nyeri Kepala Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang

daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan daerah wajah (Morgan, 2006). Definisi menurut IASP (International assosiation for the study of pain): Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan (Marwoto, 2003).

Morgan Ge, Mikhail Ms. Pain management. In : Clinical Anesthesiology. 4th ed.United State of America: McGraw-Hill Companies, 2006: 359-411.

Marwoto.

Masalah

Nyeri

Anatomi

Fisiologi

dan Manajemen

Nyeri

Secara Rasional. Semarang: Bagian/SMF Anestesiologi Fakultas Kedokteran UniversitasDiponegoro. 2003: 1-6

Tatalaksana MEDIKAMENTOSA Terapi Abortif (Brunton, 2006). 1. Sumatriptan Sumatriptan cukup efektif sebagai terapi abortif jika diberikan secara subkutan dengan dosis 4-6 mg. Dapat diulang sekali setelah 2 jam kemudian jika dibutuhkan. Dosis maksimum 12 mg per 24 jam. Triptan merupakan serotonin 5HT1B/1Dreceptor agonists. Golongan obat ini ditemukan dalam suatu penelitian mengenai serotonin dan migren yang mendapatkan adanya suatu atypical 5-HT receptor. Aktivasi reseptor ini menyebabkan vasokontriksi dari arteri yang berdilatasi. Sumatriptan juga terlihat menurunkan aktivitas saraf trigeminal Indikasi: serangan migren akut dengan atau tanpa aura Dosis & Cara Pemberian: dapat diberikan secara subkutan dengan dosis 4-6 mg. Dapat diulang sekali setelah 2 jam kemudian jika dibutuhkan. Dosis maksimum 12 mg per 24 jam. 2. Analgesik opioid seperti meperidin 100 mg IM atau butorphanol tartat dengan nasal spray 1 mg untuk setiap lubang hidung. Bisa diulang setelah 3 atau 4 jam berikutnya. 3. Eletriptan

Dosis & Cara Pemberian: 2040 mg po saat onset berlangsung, dapat diulang 2 jam kemudian sebanyak 1 kali. Dosis maksimum tidak melebihi 80 mg/24 jam. Efek Samping: parestesia, flushing, hangat, nyeri dada, rasa tidak enak pada perut, mulut kering, dispepsia, disfagia, nausea, pusing, sakit kepala, mengantuk.

Terapi Profilaktif Tujuan dari terapi profilaktif adalah untuk mengurangi frekuensi berat dan lamanya serangan, meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan, serta pengurangan disabilitas. Terapi preventif yang dilaksanakan mencakup pemakaian obat dimulai dengan dosis rendah yang efektif dinaikkan pelan-pelan sampai dosis efektif. Efek klinik tercapai setelah 2-3 bulan pengobatan, pemberian edukasi supaya pasien teratur memakai obat, diskusi rasional tentang pengobatan, efek samping obat. Pasien juga dianjurkan untuk menulis headache diary yang berguna untuk mengevaluasi serangan, frekuensi, lama, beratnya serangan, disabilitas dan respon terhadap pengobatan yang diberikan. Obat-obatan yang sering diberikan (Katzung, 2007) : a. Beta-blocker:

- propanolol yang dimulai dengan dosis 10-20 mg 2-3x1 dan dapat ditingkatkan secara gradual menjadi 240 mg/hari. b. Calcium Channel Blocker: - verapamil 320-480 mg/hari - nifedipin 90-360 mg/hari c. Antidepresan, misalnya amitriptilin 25-125 mg, antidepresan trisiklik, yang terbukti efektif untuk mencegah timbulnya migren. 1. Brunton, LL. Goodman and Gilmans Pharmacology. Boston: McGraw-Hill. 2006. 2. Katzung, Bertram. Basic and Clinical Pharmacology. 10th edition. Boston: McGraw Hill. 2007. p 289

You might also like