You are on page 1of 10

Askep Klien PPOM

( Asuhan Keperawatan pada Klien dengan PPOM )


Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK ) atau Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma. (Bruner & uddarth, !""!). Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau #hronic Obstructi$e Pulmonary %isease (#OP%) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru&paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan #OP% adalah ' bronchitis kronis, emfisema paru&paru dan asthma bronchiale. PPOM merupakan kondisi ire$ersibel yang berkaitan dengan dispnea saat akti$itas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru&paru.

Bronkitis Kronis
Pengertian Bronkitis Kronis Bronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung ( bulan dalam satu tahun selama ! tahun berturut&turut. (Bruner & uddarth, !""!). )stilah bronchitis kronis menun*ukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri, merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mukus trakeobronkial yang berlebihan sehingga cukup untuk menimbulkan batuk dengan ekspektorasi sedikitnya ( bulan dalam setahun untuk lebih dari ! tahun secara berturut&turut. Patofisiologi Bronkitis Kronis +sap mengiritasi *alan nafas mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi yang konstan ini, kelen*ar&kelen*ar yang mensekresi lendir dan sel&sel goblet meningkat *umlahnya, fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. ebagai akibat bronkiolus dapat men*adi menyempit dan tersumbat. +l$eoli yang berdekatan dengan bronkiolus dapat men*adi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag al$eolar yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian men*adi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lan*ut ter*adi sebagai akibat perubahan fibrotik yang ter*adi dalam *alan napas. Pada ,aktunya mungkin ter*adi

perubahan paru yang ire$ersibel, kemungkinan mengakibatkan emfisema dan bronkiektasis. Tanda dan Gejala Bronkitis Kronis Batuk produktif, kronis pada bulan&bulan musim dingin. Pemeriksaan Penunjang -. !. Pemeriksaan analisa gas darah ' hipoksia dengan hiperkapnia .ontgen dada ' pembesaran *antung dengan diafragma normal/mendatar

(. Pemeriksaan fungsi paru ' Penurunan kapasitas $ital (0#) dan $olume ekspirasi kuat (120), peningkatan $olume residual (.0), kapasitas paru total (34#) normal atau sedikit meningkat. 5. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit ' dapat sedikit meningkat

Bronkiektasis
Pengertian Bronkiektasis Bronkiektasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus6 aspirasi benda asing, muntahan, atau benda&benda dari saluran pernapasan atas6 dan tekanan akibat tumor, pembuluh darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus limfe. (Bruner & uddarth) Patofisiologi Bronkiektasis )nfeksi merusak dinding bronkial, menyebabkan kehilangan struktur pendukungnya dan menghasilkan sputum yang kental yang akhirnya dapat menyumbat bronki. %inding bronkial men*adi teregang secara permanen akibat batuk hebat. )nfeksi meluas ke *aringan peribronkial sehingga dalam kasus bronkiektasis sakular, setiap tuba yang berdilatasi sebenarnya adalah abses paru, yang eksudatnya mengalir bebas melalui bronkus. Bronkiektasis biasanya setempat, menyerang lobus atau segmen paru. 4obus yang paling ba,ah lebih sering terkena. .etensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkannya pada akhirnya menyebabkan al$eoli di sebelah distal obstruksi mengalami kolaps (ateletaksis). 7aringan parut atau fibrosis akibat reaksi inflamasi menggantikan *aringan paru yang berfungsi. Pada ,aktunya pasien mengalami insufisiensi pernapasan dengan penurunan kapasitas $ital, penurunan $entilasi dan peningkatan rasio $olume residual terhadap kapasitas paru total. 3er*adi kerusakan campuran gas yang diinspirasi (ketidakseimbangan $entilasi&perfusi) dan hipoksemia.

Tanda dan Gejala Bronkiektasis -. !. Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam *umlah yang sangat banyak 7ari tabuh, karena insufisiensi pernapasan

(. .i,ayat batuk berkepan*angan dengan sputum yang secara konsisten negatif terhadap tuberkel basil Pemeriksaan Penunjang

Bronkografi Bronkoskopi #3& can ' ada/tidaknya dilatasi bronkial

Emfisema
Pengertian Emfisema 2mfisema didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara diluar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding al$eoli. (Bruner & uddarth, !""!) 2mfisema merupakan gangguan pengembangan paru&paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru&paru disertai destruksi *aringan (89O).

Patofisiologi Emfisema
Pada emfisema beberapa faktor penyebab obstruksi *alan napas yaitu ' inflamasi dan pembengkakan bronki6 produksi lendir yang berlebihan6 kehilangan rekoil elastik *alan napas6 dan kolaps bronkiolus serta redistribusi udara ke al$eoli yang berfungsi. Karena dinding al$eoli mengalami kerusakan, area permukaan al$eolar yang kontak langsung dengan kapiler paru secara kontinu berkurang, menyebabkan peningkatan ruang rugi (area paru dimana tidak ada pertukaran gas yang dapat ter*adi) dan mengakibatkan kerusakan difusi oksigen. Kerusakan difusi oksigen mengakibatkan hipoksemia. Pada tahap akhir penyakit, eliminasi karbondioksida mengalami kerusakan, mengakibatkan peningkatan tekanan karbondioksida dalam darah arteri (hiperkapnia) dan menyebabkan asidosis respiratorius. Karena dinding al$eolar terus mengalami kerusakan, *aring&*aring kapiler pulmonal berkurang. +liran darah pulmonal meningkat dan $entrikel kanan dipaksa untuk mempertahankan tekanan darah yang tinggi dalam arteri pulmonal. %engan demikian, gagal *antung sebelah kanan (kor pulmonal) adalah salah satu komplikasai emfisema. 3erdapatnya kongesti, edema tungkai, distensi $ena leher atau nyeri pada region hepar menandakan ter*adinya gagal *antung.

ekresi meningkat dan tertahan menyebabkan indi$idu tidak mampu untuk membangkitkan batuk yang kuat untuk mengeluarkan sekresi. )nfeksi akut dan kronis dengan demikian menetap dalam paru yang mengalami emfisema memperberat masalah. )ndi$idu dengan emfisema mengalami obstruksi kronik ke aliran masuk dan aliran keluar udara dari paru. Paru&paru dalam keadaan heperekspansi kronik. :ntuk mengalirkan udara kedalam dan keluar paru&paru, dibutuhkan tekanan negatif selama inspirasi dan tekanan positif dalam tingkat yang adekuat harus dicapai dan dipertahankan selama ekspirasi. Posisi selebihnya adalah salah satu inflasi. %aripada men*alani aksi pasif in$olunter, ekspirasi men*adi aktif dan membutuhkan upaya otot&otot. esak napas pasien terus meningkat, dada men*adi kaku, dan iga&iga terfiksaksi pada persendiannya. %ada seperti tong (barrel chest) pada banyak pasien ini ter*adi akibat kehilangan elastisitas paru karena adanya kecenderungan yang berkelan*utan pada dinding dada untuk mengembang.

2mfisema

Tanda dan Gejala Emfisema


%ispnea 3akipnea )nspeksi ' barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan Perkusi ' hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru +uskultasi bunyi napas ' krekles, ronchi, perpan*angan ekspirasi 9ipoksemia

9iperkapnia +noreksia Penurunan BB Kelemahan

Pemeriksaan Penunjang -. .ontgen dada ' hiperinflasi, pendataran diafragma, pelebaran interkosta dan *antung normal !. 1ungsi pulmonari (terutama spirometri) ' peningkatan 34# dan .0, penurunan 0# dan 120

Asma
Pengertian Asma +sma adalah penyakit *alan napas obstruktif intermiten, re$ersibel dimana trakea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. (Bruner & uddarth, !""!) Patofisiologi Asma )ndi$idu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. +ntibodi yang dihasilkan ()g2) kemudian menyerang sel&sel mast dalam paru. Pema*anan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel&sel mast (disebut mediator) seperti histamin, bradikinin dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat ( . &+). Pelepasan mediator ini dalam *aringan paru mempengaruhi otot polos dan kelen*ar *alan napas, bronkospasme, pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat banyak. istem saraf otonom mempersarafi paru. 3onus otot bronkial diatur oleh impuls saraf $agal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau non alergi ketika u*ung saraf pada *alan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, *umlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan bronkokonstriksi *uga merangsang pembentukan mediator kimia,i yang dibahas diatas. )ndi$idu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respon parasimpatis. elain itu, reseptor a& dan b&adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak dalam bronki. Ketika reseptor a adrenergik dirangsang , ter*adi bronkokonstriksi6 bronkodilatasi ter*adi ketika reseptor b&adrenergik yang dirangsang. Keseimbangan antara reseptor a& dan b& adrenergik dikendalikan terutama oleh siklik adenosin monofosfat (c+MP). timulasi reseptor &alfa mengakibatkan penurunan c&+MP, yang mengarah pada peningkatan mediator kimia,i yang dilepaskan oleh sel&sel mast bronkokonstriksi. timulasi respon beta& mengakibatkan peningkatan tingkat c+MP, yang menghambat pelepasan mediator

kimia,i dan menyebabkan bronkodilatasi. 3eori yang dia*ukan adalah bah,a penyekatan b&adrenergik ter*adi pada indi$idu dengan asma. +kibatnya, asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimia,i dan konstriksi otot polos.

Patofisiologi +sma Tanda dan Gejala Asma


Batuk %ispnea Mengi 9ipoksia 3akikardi Berkeringat Pelebaran tekanan nadi

Pemeriksaan Penunjang -. .ontgen dada ' hiperinflasi dan pendataran diafragma

!. Pemeriksaan sputum dan darah ' eosinofilia (kenaikan kadar eosinofil). Peningkatan kadar serum )g 2 pada asma alergik (. 5.

+;% ' hipoksi selama serangan akut 1ungsi pulmonari ' Biasanya normal erangan akut ' Peningkatan 34# dan 1.06 120 dan 10# agak menurun

Asuhan Keperawatan PPOM


Pengkajian Pengka*ian mencakup pengumpulan informasi tentang ge*ala&ge*ala terakhir *uga manifestasi penyakit sebelumnya. Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mendapatkan ri,ayat kesehatan yang *elas dari proses penyakit '

udah berapa lama pasien mengalami kesulitan pernapasan < +pakah akti$itas meningkatkan dispnea< 7enis akti$itas apa< Berapa *auh batasan pasien terhadap toleransi akti$itas< Kapan selama siang hari pasien mengeluh paling letih dan sesak napas< +pakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruh< +pa yang pasien ketahui tentang penyakit dan kondisinya<

%ata tambahan dikumpulkan melalui obser$asi dan pemeriksaan6 pertanyaan yang patut dipertimbangkan untuk mendapatkan data lebih lan*ut termasuk '

Berapa frekuensi nadi dan pernapasan pasien< +pakah pernapasan sama dan tanpa upaya< +pakah pasien mengkonstriksi otot&otot abdomen selama inspirasi< +pakah pasien menggunakan otot&otot aksesori pernapasan selama pernapasan< +pakah tampak sianosis< +pakah $ena leher pasien tampak membesar< +pakah pasien mengalami edema perifer< +pakah pasien batuk< +pa ,arna, *umlah dan konsistensi sputum pasien< Bagaimana status sensorium pasien< +pakah terdapat peningkatan stupor< Kegelisahan<

iagnosa Keperawatan PPOM a) 3idak efektifnya bersihan *alan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.

b)

;angguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan $entilasi&perfusi

c) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea d) .esiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, malnutrisi

e) Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang informasi. !nter"ensi PPOM a) Tidak efektifn#a $ersihan jalan nafas $erhu$ungan dengan $ronkokonstriksi% peningkatan pem$entukan mukus% $atuk tidak efektif% infeksi $ronkopulmonal& )nter$ensi ' Mandiri

+uskultasi bunyi nafas Ka*i frekuensi pernapasan Ka*i adanya dispnea, gelisah, ansietas, distres pernapasan dan penggunaan otot bantu pernapasan Berikan posisi yang nyaman pada pasien ' peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur. 9indarkan dari polusi lingkungan misal ' asap, debu, bulu bantal %orong latihan napas abdomen Obser$asi karakteristik batuk misalnya ' menetap, batuk pendek, basah 3ingkatkan masukan cairan sampai (""" ml/hari sesuai toleransi *antung Berikan air hangat

Kolaborasi '

Berikan obat sesuai indikasi ' bronkodilator, =antin, Kromolin, teroid oral/)0 dan inhalasi, antimikrobial, analgesik Berikan humidifikasi tambahan ' misal nebuliser ultranik 1isioterapi dada +,asi ;%+, foto dada, nadi oksimetri

$) Gangguan pertukaran gas $erhu$ungan dengan ketidaksamaan "entilasi' perfusi Mandiri '

Ka*i frekuensi, kedalaman pernapasan. #atat penggunaan alat bantu pernapasan

3inggikan kepala tempat tidur, bantu pasien memilih posisi yang mudah untuk bernapas Ka*i kulit dan ,arna membran mukosa %orong mengeluarkan sputum,penghisapan bila diindikasikan +uskulatasi bunyi nafas Palpasi fremitus +,asi tingkat kesadaran Batasi akti$itas pasien +,asi 30 dan irama *antung

Kolaborasi '

+,asi ;%+ dan nadi oksimetri Berikan oksigen sesuai indikasi Berikan penekan P (antiansietas, sedatif atau narkotik) Bantu intubasi, berikan $entilasi mekanik

() Peru$ahan nutrisi kurang dari ke$utuhan tu$uh $erhu$ungan dengan anoreksia% produksi sputum% efek samping o$at% kelemahan% dispnea )nter$ensi ' Mandiri '

Ka*i kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. 2$alusi berat badan +uskultasi bunyi usus Berikan pera,atan oral sering Berikan porsi makan kecil tapi sering 9indari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat 9indari makanan yang sangat panas dan sangat dingin 3imbang BB

Kolaborasi '

Konsul ahli gi>i untuk memberikan makanan yang mudah dicerna Ka*i pemeriksaan laboratorium seperti albumin serum Berikan $itamin/mineral/elektrolit sesuai indikasi Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi

d) )esiko tinggi infeksi $erhu$ungan dengan tidak adekuatn#a imunitas% malnutrisi )nter$ensi '

+,asi suhu

Ka*i pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan msukan cairan adekuat Obser$asi ,arna, karakter, bau sputum +,asi pengun*ung eimbangkan akti$itas dan istirahat %iskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat

Kolaborasi '

%apatkan spesimen sputum Berikan antimikrobial sesuai indikasi

e) Kurang pengetahuan tentang kondisi*tindakan $erhu$ungan dengan kurang informasi&


7elaskan proses penyakit 7elaskan pentingnya latihan nafas, batuk efektif %iskusikan efek samping dan reaksi obat 3un*ukkan teknik penggunaan dosis inhaler 3ekankan pentingnya pera,atan gigi /mulut %iskusikan pentingya menghindari orang yang sedang infeksi %iskusikan faktor lingkungan yang meningkakan kondisi seperti udara terlalu kering, asap, polusi udara. #ari cara untuk modifikasi lingkungan 7elaskan efek, bahaya merokok Berikan informasi tentang pembatasan akti$itas, akti$itas pilihan dengan periode istirahat %iskusikan untuk mengikuti pera,atan dan pengobatan %iskusikan cara pera,atan di rumah *ika pasien diindikasikan pulang

You might also like