You are on page 1of 2

Anamnesis 1.

Identitas : meliputi nama lengkap pasien, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang tua/ istri/ suami/ penanggungjawab, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, dan agama. 2. Keluhan utama atau chief complaint : keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien tersebut pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu atau berapa lama pasien mengalami hal tersebut.1 3. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) : merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Hal yang harus ditanyakan adalah: a. Waktu dan lamanya keluhan berlangsung b. Sifat dan beratnya serangan c. Lokalisasi dan penyebarannya, menetap, menjalar, atau berpindah-pindah d. Keluhan-keluhan yang menyertai serangan, misalnya keluhan yang mendahului serangan, atau keluhan lain yang bersamaan dengan serangan e. Apakah keluhan baru pertama kali atau sudah berulang kali f. Apakah ada saudara sedarah, atau teman dekat yang menderita keluhan yang sama g. Riwayat perjalanan ke daerah yang endemis untuk penyakit tertentu h. Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi komplikasi atau gejala sisa i. Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat yang telah diminum oleh pasien; juga tindakan medik lain yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita2 4. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : bertujuan untuk mengetahui kemungkinankemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita oleh pasien dengan penyakitnya sekarang. 5. Riwayat Keluarga : untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial, atau penyakit infeksi. 6. Riwayat Pribadi : meliputi data-data lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, dan kebiasaan sehari-hari pasien.1,2
Pemeriksaan fisik

1. Periksa tanda vital dan keadaan umum (Adanya penurunan kesadaran, kejang dan kelemahan; suhu tinggi; nadi cepat,lemah,kecil sampai tidak teraba;tekanan darah menurun (sistolok menurun sampai 80 mmHg atau kurang)
2. Inspeksi (identifikasi adanya lidah kotor, pada mata terdapat pembengkakan, injeksi, konjungtiva, lakrimasi dan fototobia, serta sianosis perifer yang terutama tampak pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki) 3. Palpasi (Hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan yang tak sesuai dengan beratnya penyakit, dan kulit yang terasa lembab dan dingin) 4. Perkusi 5. Auskultasi

Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru. Saat ini tes serologis yang menditeksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM maupun IgG lebih banyak. Parameter laboratoris yang dapat diperiksa antara lain: Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ketiga dapat ditemui limfosit relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat. Trombosit : umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8 Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit > 20% dari hematokrit awal, umumnya mulai pada hari ketiga demam. Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Diner, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah. Protein/albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. SGOT/SGPT dapat meningkat Ureum,kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal Elektrolit : sebagai parameter pemantauan pemberian cairan Golongan darah dan cross match : bila diberikan transfuse darah atau komponen darah. Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue. IgM : terditeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terditeksi pada hari ke 14, pada infeksi sekunder IgG mulai terditeksi pada hari ke 2 b. Pemeriksaan radiologis Pada foto dada didapatkan efusi pleura terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan rongen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kananan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). Asites dengan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG.4

You might also like