You are on page 1of 23

Psikologi Parenting Mutiara keluarga Membangun Keluarga Cerdas Dunia Akhirat!

Anak, bagi rerata orangtua merupakan pendamai hati dan pelipur lara. Bayangkan saat kita pulang bekerja. Anak-anak yang shalih, pintar dan harum berlari menyambut kita dan berteriak, Aayaaah!, dan seketika itu pula mereka memeluk kita dengan sepenuh hati. Kepenatan dan kelelahan hilang seketika oleh keceriaan dan cinta anak yang menanti kehadiran kita. Anak juga merupakan amanah orangtua. Kita sebagai orangtua wajib menunaikan hak pada anak-anak, sebagaimana anak-anak yang wajib memberikan hak orangtuanya. alah satu hak anak adalah pendidikan ebuah mutiara hikmah mengatakan, !endidik anak sewaktu kecil bagaikan menulis di batu dan mendidik anak ketika sudah besar bagaikan menulis di air. !emang tidak mudah mendidik anak menjadi orang yang taat pada Allah dan "asul-#ya. #amun seorang ulama tersohor sepanjang $aman, ayyid %uthb, menguatkan kita tentang pentingnya pendidikan. Beliau berkata, aya percaya dengan kekuatan ilmu, juga percaya dengan kekuatan pengetahuan, namun jauh lebih percaya dengan kekuatan tarbiyah &pendidikan'. &Buku (ara #abi !endidik Anak) *r. !uhammad *bnu Abdul +a,idh uwaid) Al-*-tishom (ahaya .mat' /an tanggung-jawab pendidikan anak terletak pada pundak orangtua. Allah menegaskan dalam Al %ur-an surat At-0ahrim) 1, 2ahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakunya adalah manusia dan batu, dijaga oleh malaikat yang keras dan kasar, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan. Kita harus yakin, Allah pasti akan memberi buah dari hasil jerih payah kita dalam kesuksesan mendidik anak. Bahwa anak yang shalih merupakan amal yang tidak terputus meski orangtua telah meninggal. "asulullah A2 menerangkan bahwa setelah meninggal dunia, manusia masih bisa diangkat derajatnya. i mayit yang merasa diangkat derajatnya terkejut dan berkata, 3a Allah, apa ini4 !aka akan dijawab, *tu &karena' anakmu selalu memintakan ampun untukmu. 5

!aka semoga apa yang kami uraikan di sini akan sedikit memudahkan Anda dalam mendidik putra-putri tercinta. engaja kami tuangkan dalam bentuk poin-poin penting. +arapan kami, pembaca akan lebih mudah memahaminya.

Selamat Membangun Keluarga Cerdas Dunia Akhirat!

(1) KEBAHAG AA! A!AK 6embaca yang budiman, ebagai orangtua, sebenarnya kita bisa berbuat banyak dalam usaha "asulullah A2 selalu membahagiakan anak. Apakah itu melalui hal-hal yang sangat sederhana sampai dengan hal-hal yang membutuhkan ketekunan dan keseriusan kita. mengusahakan agar anak-anak merasa gembira. Beliau menggunakan berbagai cara menggembirakan anak, di antaranya) menyambut anak dengan hangat, mencium dan mencandai anak, mengusap kepala mereka, menggendong dan memangku mereka, menghidangkan makanan yang baik dan makan bersama mereka. Begitulah beliau memberi tuntunan dan teladan kepada kita. .ntuk membahagiakan anak lewat cara-cara yang sederhana, kita bisa melakukan antara lain hal-hal berikut ini. Pertama, ,okuskan perhatian kita pada hal-hal yang mampu dilakukan anak, bukan pada hal-hal yang gagal ia lakukan. Karena mem,okuskan diri pada sisi kemampuan anak akan melahirkan rasa percaya diri anak, dan ini merupakan modal utama rasa bahagianya. Kedua, akui dan hargai setiap upaya yang ia lakukan untuk mewujudkan hal yang lebih baik, karena pengakuan dan penghargaan juga merupakan kebutuhan anak yang pantas untuk kita penuhi. /an ketiga, berikan respon yang tulus dan bersungguh-sungguh ketika anak kita mengekspresikan masalah dan kesulitannya. ebab respon yang tulus dan sungguh-sungguh akan menjadikan anak kita merasa memiliki teman berbagi sekaligus pelabuhan tempat dirinya berlabuh. edangkan untuk hal-hal yang membutuhkan ketekunan dan keseriusan kita lebih banyak mengarah kepada terbentuknya kepribadian anak secara sehat dan utuh. .ntuk memenuhi hal ini, tentu saja, dibutuhkan kesediaan kita untuk terus-menerus belajar berkait dengan pengasuhan, pelatihan, dan pendidikan anak. Apakah itu melalui kegiatan membaca, mengikuti seminar, pelatihan keayahbundaan atau berkonsultasi ke para ahli, 7

atau cara-cara lain yang sangat mungkin kita lakukan. Karena menjadi orangtua alamiah atau apa adanya, sungguh tidak lagi memadai untuk diri kita dewasa ini. elain itu, hal lain yang perlu kita sadari adalah bahwa orangtua tidak bisa memaksakan kehendaknya agar anak menjadi bahagia, walau kita sering mengatakan bahwa niatan kita itu baik lho. ebab, anak sesungguhnya akan menemukan kebahagiaan sejati jika kita mau memahami aspirasi dan kesulitan mereka, jika kita berperan sebagai moti8ator yang mampu menggugah semangat dan kesungguhan mereka, dan akhirnya jika kita sanggup mem,asilitasi dan membiayai perjuangan mereka untuk menjadi anakanak cerdas dan sukses. Bukan memaksa mereka sesuai kemauan kita.

(2) KOKOHNYA P !"AD! Anak-anak kita bisa diibaratkan seperti tanaman. *a akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tempat persemaian dan perawatan yang dijumpainya. Ketika ia berada di tempat persemaian dan perawatan yang tidak baik, besar kemungkinan ia akan tumbuh dan berkembang apa adanya, atau bahkan menjadi liar atau kerdil. 0anaman jenis seperti ini, tentu saja akan dianggap sebagai tanaman yang tidak produkti,, atau bahkan dianggap sebagai tanaman pengganggu. ecara ,isik, ia akan tumbuh menjadi kerdil atau semakin besar. 9ika ia tumbuh dan berkembang menjadi semakin besar, ia memang akan tampak semakin kokoh. #amun, apakah sejatinya ia memang kokoh4 Apakah akarnya cukup kuat untuk mempertahankan dirinya dari terpaan badai4 Apakah ,isiknya cukup kebal terhadap berbagai hama dan penyakit4 Apakah bunga atau buah yang dihasilkannya bisa seharum dan semanis yang kita harapkan4 Nah, anak-anak kita juga bisa menjadi kuat tapi liar, atau kerdil dan tidak produkti,, jika dibiarkan begitu saja. 9ika tidak ada kepedulian dan perhatian dari kita para orangtua. :alu apa akibat selanjutnya4 Kepribadiannya akan rapuh dan mudah goyah. Keberanian dan percaya dirinya akan terhambat perkembangannya. Bakat dan potensi kecerdasannya pun tidak bisa tersalur dengan semestinya. ikap hidupnya akan cenderung pesimis dan gampang putus asa.

ebaliknya, jika kita ciptakan tempat persemaian yang subur, disertai kesediaan untuk merawat, mengasuh, mendidik, dan menghargai mereka sesuai dengan potensi uniknya masing-masing, besar kemungkinan mereka akan menjelma menjadi manusia cerdas yang berkepribadian tangguh. !anusia yang menghargai dirinya dan orang lain sebagaimana mestinya. !anusia yang memiliki jati diri, konsep diri, dan citra diri yang positi,. !anusia yang memiliki 8isi dan sikap hidup yang optimis dan penuh keyakinan. !anusia yang memiliki karakter dan kompetensi yang dibutuhkan jaman. !aka ajarkanlah anak-anak membaca Al-%ur-an sedini mungkin. ebab Al%ur-an mempunyai pengaruh yang kuat kepada jiwa manusia secara umum, akan menggerakkannya, menggetarkannya dan membuatnya tertarik. /ari sekian banyak pengaruh Al-%ur-an pada jiwa anak adalah anak dapat memecahkan banyak permasalahan-permasalahan i-ti<ad dan kejiwaan, serta dapat meluruskan perilakunya, menenangkan gejolak emosinya, dan meluaskan daya nalarnya. &(ara #abi !endidik Anak) *r. !uhammad *bnu Abdul +a,idh uwaid) Al-*-tishom) 9akarta' (#) O AN$%&A "!'AK Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan. ebaliknya, kekuatan tanpa kasih sayang identik dengan ke$aliman. *nilah bahan renungan untuk kita simak pada halaman ini. Bahan renungan yang=boleh jadi=tanpa kita sadari, kita sering keliru atau salah memaknainya. :alu bagaimana sebaiknya kita mesti memaknainya 4 Pertama, menjadi orangtua yang bijaksana adalah identik dengan memiliki kesediaan untuk membesarkan, mendampingi, dan mendidik anak-anak dengan membentuk kasih sayang dan kekuatan yang berimbang. ebab, dengan kasih sayang, kita akan menghantarkan mereka untuk mengasihi dan menyayangi sesama. /i sinilah kecerdasan emosi anak kita bangun sedikit demi sedikit. edang dengan kekuatan, kita akan menjadikan mereka tegar dan tangguh dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan. /engan kata lain, kecerdasan daya juang mereka juga kita tumbuhkan secara perlahan-lahan. Kedua, menjadi orangtua bijak adalah memberi perlindungan secara wajar agar anak tetap bisa berkembang dan mandiri tanpa selalu bergantung pada orang lain. 6roteksi dan kasih sayang yang cenderung berlebihan yang justru berpotensi memanjakan

>

anak, pada akhirnya akan melahirkan ketergantungan anak yang keterusan, yang pada gilirannya justru sangat merugikan anak itu sendiri. Ketiga, menjadi orangtua bijak juga memahami bahwa kekuatan tidaklah sama dengan kekerasan. Artinya, untuk menjadi kuat seorang anak tidak harus diajari dan dilatih agar akrab dengan kekerasan. #amun sebaliknya, anak mesti disadarkan bahwa kekuatan dirinya lebih banyak terletak pada keteguhan prinsip dan karakter yang dimilikinya. Karena itu, membangun prinsip dan karakter anak seyogyanya menjadi salah satu ,okus perhatian kita dalam pendidikan keluarga. /engan demikian, kasih sayang dan kekuatan yang sejati merupakan warisan berharga yang wajib kita persembahkan untuk bekal perjalanan panjang mereka. !enceritakan kisah-kisah teladan pada anak adalah salah satu metode yang sangat e,ekti, dalam membangun prinsip dan karakter. #abi mulia !uhammad mereka termoti8asi untuk berbuat kebaikan. Kisah-kisah yang bisa memberikan teladan akan memberi dorongan pada anak untuk melakukan hal-hal sesuai dengan tokoh dalam kisah tersebut. eorang ulama sala,ushalih berkata, esungguhnya kabar tentang ulama amilin &ulama yang mengamalkan ilmunya' dan para cerdik cendekiawan yang shalih adalah sebaik-baik cara untuk menanamkan nilai-nilai utama ke dalam jiwa anak. (() KAS!H SAYAN$ dan HA %A !ungkin ada di antara kita yang beranggapan bahwa kasih sayang dan harta adalah dua hal yang bisa diidentikkan, atau dua hal yang bisa saling dipertukarkan. !emberikan harta atau materi yang cukup=dan kadang berlebihan=kepada anak-anak dianggap mewakili pemberian kasih sayang kepada mereka. *nilah salah satu dari ? K@ A:A+A# 0@"B@ A" A"A#B0.A=ditulis oleh 9ohn (. Criel dan :inda /. Criel =yang harus kita waspadai. aat kita melakukannya, mungkin dengan pertimbangan atau pemikiran agar kebutuhan anak bisa terpenuhi dengan baik, tidak seperti masa kecil kita dulu. Kita menjadi seperti Dbalas dendam- terhadap masa kecil kita yang sering kita anggap pahit A2 pun menceritakan kisah-kisah #abi terdahulu pada para sahabat dan anak-anak sehingga

dan penuh derita karena kemiskinan begitu akrab dengan kita. ehingga kita pun jadi tidak rela jika anak-anak kita merasakan hal yang sama seperti kita di masa kecil dulu. 6adahal sejatinya kasih sayang dan harta adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Kasih sayang=begitu kata orang-orang bijak=sangat bersentuhan dengan nurani, sedangkan harta lebih banyak berkait dengan pemenuhan hawa na,su. Kasih sayang lebih banyak diwujudkan dengan kesediaan memberi, sedang harta lebih mendorong orang untuk menerima atau memiliki. Kasih sayang akan menajamkan empati dan sikap toleran, sedangkan harta akan cenderung membawa seseorang ke dalam sikap egois dan hedonis. ehingga ujung-ujungnya adalah, saat anak-anak kita perlakukan dengan landasan kasih sayang yang tulus, maka rasa syukurlah yang akan terlahir. #amun jika mereka banyak kita penuhi dengan harta, maka sikap serakahlah yang bakal memenuhi pikiran mereka. Karena itu, jangan pernah berpikir bahwa dengan memenuhi kebutuhan anak akan harta, cukuplah bagi kita untuk menjelma menjadi orangtua bijak. Alangkah baiknya jika kita kembali mendengar kata hati kita yang sejujurnya, kata hati tentang kasih sayang yang tulus. ebab, kasih sayang dan perhatian yang tulus, tak pernah bisa tergantikan oleh harta, berapa pun banyaknya. ()) A O$ANS! O AN$%&A 0anpa banyak disadari, arogansi kita sebagai orangtua kerap kita tampakkan dengan seringnya kita memberi nasehat dan petuah tanpa mau mendengarkan perasaan dan pikiran anak. !ari kita coba runut kembali perjalanan kita. !ungkin menjadi tak terhitung banyaknya ketika kita dengan enaknya memotong pembicaraan anak, meski mereka belum selesai bicara. Atau ingatlah kembali betapa ungkapan dan perkataan kita bisa meluncur demikian derasnya dari mulut kita, tapi tidak begitu lebar telinga kita jika harus mendengar ungkapan dan perkataan anak. 6adahal "asulullah A2 bersabda, Sembahlah Allah dan jangan kau sekutukan dengan yang lain! Berjalanlah kau dengan Al-Quran ke mana pun berada! Terimalah kebenaran dari siapa pun, baik anak kecil maupun dewasa meskipun dia adalah orang jauh yang kamu ben!i! "an tolaklah

kebatilan dari siapa pun baik anak ke!il atau orang dewasa meskipun itu adalah orang dekat yang kamu !intai!# (H* * !bnu Assakir dan Ad+Dailami) !engapa hal ini bisa terjadi 4 Pertama, mungkin karena kita merasa jauh lebih berpengalaman daripada anak-anak kita. Banyaknya asam garam yang sudah kita rasakan sepanjang hidup, menjadikan diri kita merasa lebih superior atau lebih bisa segalanya dibandingkan anak-anak kita. /emikian pula dengan wawasan, ilmu, dan pengetahuan lainnya yang kita miliki. eluas apa pun yang dimiliki anak, toh masih kalah jika dibandingkan dengan kita. Begitu barangkali yang kerap terlintas dalam benak kita. Kedua, mungkin juga karena pikiran dan perasaan anak kita, kita anggap terlampau dangkal dan sederhana untuk ukuran kita, sehingga kita sering menganggapnya sepele. Kita jarang mencoba memahami seberat apa beban pikiran dan perasaan yang sedang disandang anak kita. +al yang bisa kita peroleh lewat bertanya, juga jarang kita lakukan. Akibat selanjutnya, kita jadi sering memotong, bahkan menghentikan perkataan mereka, karena kita merasa sudah tahu apa yang sedang dan akan mereka katakan. :alu kita buru-buru menggantikannya dengan nasehat dan petuah kita, terlepas apakah nasehat dan petuah kita itu cocok apa tidak dengan suasana pikiran dan perasaan anak. 6adahal, yang dibutuhkan anak kala itu sesungguhnya adalah kesediaan kita untuk mendengar dan memahami maksud mereka dengan baik. Kesediaan kita untuk berempati dan mau merespon berbagai problem anak. Bukan menghujani mereka dengan ungkapan dan kata-kata. (,) &MAH PA A '&A A Apakah Anda yakin bahwa rumah Anda bisa menghasilkan para juara4 6ercayakah Anda bahwa putra-putri Anda bisa menjelma menjadi anak-anak hebat dan membanggakan4 9ika Anda ragu, sekaranglah saat yang tepat untuk membuang jauh-jauh keraguan itu. !engapa4 Anak-anak kita sudah ditakdirkan dan dibekali keunikannya masing-masing oleh ang 6encipta. !ereka sudah didesain sedemikian rupa oleh-#ya untuk menjadi makhluk yang paling sempurna, sebagaimana kita. (obalah kita amati dengan sebaik-baiknya.

0entu ada di antara mereka yang terampil dan piawai bermain musik, ada yang jagoan dan hebat di lapangan sepakbola, ada juga yang lantang dan memukau ketika berpidato, kendati mereka biasa-biasa saja nilai matematika dan ilmu pastinya. ebaliknya, mungkin ada di antara putra-putri Anda yang sangat menonjol di bidang matematika dan ilmu pasti =sehingga Anda sering menceritakannya kepada setiap orang=tapi lemah saat melukis, berolahraga, atau berinteraksi dengan orang lain. ehingga Anda sebaiknya tidak perlu mati-matian membuat anak Anda menjadi bintang kelas, jika kemampuannya justru menjadi bintang lapangan atau bintang panggung. *barat anak burung elang, anak kita tidak akan mampu terbang tinggi ke angkasa jika ia kita perlakukan seperti anak itik atau anak ayam. ebaliknya, jangan paksakan anak itik atau anak ayam tadi untuk bisa terbang tinggi seperti anak elang. *ngatkah Anda dengan banyaknya nama "udi dengan kemampuan yang berbedabeda, sekaligus luar biasa4 9ika "udi +artono jagoan di lapangan bulutangkis, maka "udi +abiebie piawai merancang pesawat dan pernah jadi presiden. 9ika "udi Khoirudin sangat terampil di dunia masak-memasak, maka "udi +adisuwarno sangat ahli di bidang kecantikan. /emikian pula "udy Foeler dan "udy Kelces yang namanya berkibar sebagai bintang sepakbola. Karena itu, beri mereka=anak-anak kebanggaan kita=kesempatan memaksimalkan keunikan dan potensi yang dimilikinya. untuk menjadi juara dengan pilihannya sendiri. (-) ".NA KAH ANAK ANDA NAKA/ 0 eperti apa Anda memaknai kenakalan anak selama ini4 Apakah ketika anak Anda usil terus alias tidak bisa duduk manis, Anda lantas mem8onisnya sebagai anak nakal4 Apakah ketika anak Anda berantem dengan anak tetangga, Anda lantas menghakimi sebagai anak nakal4 Atau, apakah ketika anak Anda bandel dan tidak nurut pada perkataan Anda, Anda juga dengan gampangnya menjulukinya sebagai anak nakal4 Apakah perilaku seperti itu memang bisa disebut sebagai nakal4 Anda perlu hati-hati untuk mengatakan ia anak nakal. ebab, pada kenyataannya anak yang akti, dan dinamis dengan anak yang suka usil seringkali sulit dibedakan. untuk ebab, mereka memiliki hak

Begitu pula, anak yang punya keberanian membela diri dengan anak yang cenderung agresi, juga tidaklah mudah untuk dipilahkan. Karena ciri-ciri yang ditampakkan oleh keduanya acapkali memiliki kemiripan atau bahkan kesamaan. aat anak kita membandel dan tidak nurut pada perkataan kita, bisa jadi karena model komunikasi kita yang kurang tepat, bukan semata-mata mereka yang bandel dan menjengkelkan. Kesediaan kita untuk memahami apa kebutuhan anak yang sebenarnya= yang menjadi ,aktor penting komunikasi e,ekti,=mungkin lebih banyak tertutup oleh persepsi yang telah kita bangun selama ini bahwa ia memang anak nakal. bukan oleh tabiat atau perangai anak kita. :ebih dari itu, menjuluki anak sebagai anak nakal=atau sebutan-sebutan negati, lainnya=secara sembrono akan berakibat buruk bagi perkembangan karakter dan kepribadian anak-anak kita. eperti kata $e1rgi /12an13, bahwa sugesti negati, akan cenderung membuat anak-anak menjadi minder dan tidak berdaya, atau brutal dan agresi,. ebab, julukan-julukan atau label-label negati, tadi akan sangat menekan dan membebani kondisi psikologis anak, sehingga potensi dan kemampuan yang sebenarnya dari mereka akhirnya tidak bisa muncul dan berkembang. ayang kan jika ini benar-benar terjadi pada putra-putri Anda4 !ari kita ingat bagaimana #abi mulia !uhammad A2 memperlakukan anak kecil. "asulullah yang kita rindukan itu tidak pernah mencela kelakuan anak-anak. (ara ini ternyata mampu menanamkan kepekaan dan rasa malu pada diri Anas, yang hidup bersama "asul kita. Anas bercerita, aya melayani "asulullah selama sepuluh tahun. 0idak pernah saya dicela oleh beliau walaupun saya melambat-lambatkan atau menyia-nyiakan suatu perkara. 9ika ada diantara anggota keluarganya yang marah beliau berkata, Biarkanlah, kalau sudah menjadi ketetapan pasti akan terjadi. (H* * Ahmad)* (4) M.M"AND!N$+"AND!N$KAN ANAK eperti apa rasanya jika Anda dibanding-bandingkan dengan orang lain4 Boleh jadi perasaan Anda akan terluka, atau minimal merasa tidak enak hati. Bahkan sangat ehingga bentuk hubungan dan komunikasi kita akhirnya menjadi terganggu oleh persepsi tadi,

mungkin harga diri Anda terasa dilecehkan, sehingga Anda menjadi sangat tersinggung dan marah. adarkah Anda jika hal seperti itu juga dirasakan oleh anak-anak kita, ketika mereka mendapat perlakuan yang sama dari kita4 ecara tidak sadar kita mungkin pernah melakukan hal seperti itu pada salah satu atau lebih dari anak-anak kita. i sulung, misalnya, kita bandingkan dengan si bungsu. i Culan kita bandingkan dengan di Badu, dst. 9ika kita ditanya untuk apa, kita sering menjawabnya untuk memoti8asi anak. Benarkah demikian4 *nilah yang kerap terjadi senyatanya. !embanding-bandingkan anak yang satu dengan anak lainnya=apakah itu dalam satu keluarga atau melibatkan keluarga yang lain =ternyata memiliki &lebih banyak' dampak psikologis yang tidak menguntungkan. Banyak kasus menunjukkan bahwa anak pada akhirnya tetap tidak merasa termoti8asi atau terbangkitkan semangatnya. !elainkan justru cenderung jadi rendah diri, merasa tidak berarti, marah, ,rustrasi, dendam, berontak, dan sebagainya. aya teringat sebuah hadits, Bertakwalah kepada Allah, bersikaplah adil terhadap anak-anak kalian! (H* * Muslim) abda beliau yang lain, Bersikaplah adil di antara anak-anak kalian dalam pemberian sebagaimana kalian suka berlaku adil di antara kalian dalam kebaikan dan kelembutan. (H* * !bnu Abid Dun5a) ebuah riwayat menceritakan, bahwa seorang lelaki duduk bersama "asulullah A2 dan didatangi anak laki-lakinya yang masih kecil. *a mendudukkannya di atas pangkuannya. 0idak lama kemudian, anak perempuannya pun datang. Anak itu diambil dan didudukaknnya di sampingnya. !elihat perlakuan sedemikian itu "asulullah A2 bersabda, Kamu tidak bersikap adil di antara keduanya. (H* * "aiha6i dari Anas) :alu apakah salah jika kita memang betul-betul ingin memoti8asi mereka4 0entu saja tidak. 0etapi kita harus tahu cara yang lebih bijak. esungguhnya, jika kita ingin membandingkan anak kita, maka bandingkanlah ia dengan dirinya sendiri pada masa lalu. ebagai misal, kita bisa mengungkapkannya dengan, $"ulu prestasi kamu bisa menjadi yang terbaik mengapa sekarang justru menjadi yang terjelek . Apa yang salah dengan

5I

belajarmu %# Atau, $"ulu kamu termasuk anak penakut tapi syukurlah sekarang sudah jadi pemberani& Ayah turut bangga padamu&# /engan cara seperti itu anak tidak merasa dipermalukan, tidak merasa diremehkan, dan juga tidak merasa tersinggung. !ereka akan tetap percaya diri, tetap bisa menerima dirinya dengan baik, dan memiliki kesediaan untuk memperbaiki diri. 6endek kata, mereka tetap eksis dengan dirinya sendiri. (7) HAK.KA% "./A'A Belajar bagi anak=dan juga bagi diri kita=adalah proses menuju aku tahu, aku paham, aku mengerti secara mendalam, dan akhirnya aku bisa melakukan sesuatu. Karenanya, belajar tidak terbatas pada akti8itas membaca, menulis, dan berhitung, sebagaimana yang sering kita kenali selama ini. Bermain gitar, misalnya, adalah belajar bagaimana memainkan gitar dengan benar. +ujan-hujanan sekalipun adalah belajar menciptakan keriangan dan kesetiakawanan di antara anak-anak. (orat-coret tembok di rumah bagi si kecil adalah juga belajar bagaimana mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara 8isual. Bahkan saat anak melakukan kesalahan, sebenarnya ia sedang belajar bagaimana seharusnya ia berbuat, agar tidak lagi melakukan kesalahan serupa untuk kedua kalinya. ehingga ada benarnya pepatah yang menyatakan bahwa kesalahan adalah bumbu penyedap bagi kita yang sedang belajar. #amun yang sering terjadi, kita pengin agar anak belajar langsung benar, kendati mereka masih bingung dengan apa yang sedang dipelajarinya. Ketika mereka berbuat salah atau tidak sanggup mengerjakan sesuatu, kita sering bersungut-sungut, bahkan mungkin marah-marah, sebagai pertanda ketidaksenangan kita. Ketika nilai rapor tidak seperti yang kita harapkan, respon kita pun menjadi tidak bersahabat. 9engkel dan uringuringan. /emikian pula ketika anak kita ngambek tidak mau tampil di atas pentas, padahal kita sudah siap memotretnya, kita merasa sangat kecewa. ebenarnya kita tidak perlu merasa sangat kecewa, marah dan uring-uringan ketika anak kita berbuat salah atau mengerjakan sesuatu tidak seperti yang kita harapkan. Akan lebih bijak rasanya jika kita bertanya mengapa ia salah atau mengapa ia

55

mengerjakan seperti itu 4 Karena pertanyaan itu bersi,at netral dan tidak mem,onis. /an, jangan kaget jika anak kita ternyata punya cara atau metode yang berbeda dengan kita untuk menjalani proses belajarnya. Karena modalitas belajar kita dan anak-anak kita boleh jadi memang berbeda. (89) S.%!AP ANAK (S.S&N$$&HNYA) C. DAS etiap anak dilahirkan untuk menjadi cerdas, tanpa kecuali. iapa pun mereka, dari mana pun asal mereka. !ereka lahir ke muka bumi ini dengan membawa bekal yang kurang lebih sama untuk menjadi cerdas. Karena cerdas di sini berarti kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah atau memberi man,aat bagi kehidupan ini. ehingga cerdas di sini tidak selalu berhubungan dengan intelektual dan sekolah semata. .ntuk sungguh-sungguh menjadi cerdas, peran orang tua sangatlah besar di awalawal pertumbuhannya, bahkan ketika masih ada dalam rahim ibunya. *bu yang memahami dengan baik proses perkembangan kecerdasan manusia, akan secara teratur memperdengarkan alunan musik klasik pada janinnya. Karena berdasar penelitian, ternyata musik klasik=dan musik-musik lembut lainnya=dianggap mampu meningkatkan kecerdasan janin dalam rahim, utamanya kecerdasan emosional 'emotional intelligen!e(& etelah ia lahir, aneka macam bunyi-bunyian yang berirama masih terus diperkenalkan kepada sang bayi melalui berbagai mainan yang disediakan untuknya. Ketika ia mulai bisa meraih benda dan memasukkannya ke dalam mulut, sang ibu memberinya kebebasan untuk mencerdaskan indra perasa, sejauh benda itu tidaklah berbahaya. aat mulai bisa berjalan, anak diberi arena yang cukup agar leluasa mengembangkan kecerdasan ,isiknya. ebab kecerdasan jenis ini sangatlah dibutuhkan untuk menjadi atlet, pemain akrobat, dokter ahli bedah, dll. /emikian pula saat ia mulai belajar bicara, ibu atau ayah dengan sabarnya mendampinginya untuk melatih kecerdasan bahasa. Kecerdasan yang diperlukan untuk menekuni pro,esi guru, jurnalis, presenter, ad8okat, dll.

57

Begitulah seterusnya, ibu dan ayah bahu membahu memberikan keleluasaan pada anak untuk mengembangkan kecerdasannya. /engan demikian, berbagai potensi kecerdasan yang dimiliki anak=6ro,. +oward Bardner menyebutnya )ultiple *ntelligen!e=akan berkembang dengan optimal. #amun sayang, tidak semua orangtua melakukan hal seperti itu.

(88) M.M". ! /A"./ PADA ANAK 6eristiwa seperti ini sering terjadi di ruang tamu, saat seorang ibu menerima tamu dan anaknya yang masih balita ikut nimbrung menemuinya. #amanya juga anak-anak. *a banyak bertingkah, yang sebenarnya semata-mata untuk menarik perhatian tamunya. Bukan cuma mengeluarkan seluruh mainannya, tapi mungkin berteriak, ngelendhot terus ke ibunya, atau malah meminum secangkir teh yang disuguhkan untuk tamu. $+eng saya minta maa, ya& Anak saya nakalnya bukan main& Bener-bener nggak mau diam& Pegang inilah pegang itulah& Pokoknya nyusahin banget& Saya kadang-kadang sampai kesel menghadapinya !# ungkap sang ibu tadi kepada tamunya. Bagaimana jika Anda menjadi sang ibu tadi4 Apakah Anda juga akan berkata seperti itu4 Anda sebenarnya nggak perlu susah dan kesel jika saja Anda mau memilih untuk mengatakan ) $+eng sungguh saya bersyukur sekali& Anak saya ternyata sangat berani dan kreati,& "ia suka sekali mengutak-utik mainan baru& -esikonya memang banyak mainan baru yang jadi !epet rusak& .api ya nggak apa-apa& "oakan ya jeng semoga saya bisa mengantarkannya menjadi sukses&# !engungkapkan sesuatu secara positi, merupakan ekspresi pikiran yang positi, juga. edang pikiran positi, itu sendiri merupakan kekuatan yang luar biasa bagi pembentukan suasana hati dan kebugaran ,isik sang pemilik. Bahkan secara medis sudah diteliti bahwa berpikir positi, E menit saja bisa memengaruhi keharmonisan ,ungsi syara, selama 7> jam. edang berpikir negati, dalam waktu yang sama bisa memorakporandakan ,ungsi syara, selama 1 jam.

5;

Bagaimana dampak ungkapan positi, itu bagi anak 4 !enurut dr* :aenal Muta6ien; SO< O=penemu Autonomi! Quotient &parameter kecerdasan otonom'= in,ormasi-in,ormasi positi, yang anak-anak terima secara rutin akan mampu membentuk jati diri dan konsep diri anak secara positi, juga. *nilah ,ungsi kerja otak kanan manusia yang mengubah in,ormasi menjadi pencitraan. 9ika in,ormasi yang masuk lebih banyak yang positi,, maka otak kanan juga akan mencitrakan yang positi, pula. /emikian pula sebaliknya. Karenanya, memberi label positi, pada anak menjadi hal yang sangat penting bagi kita para orang tua.

(82) K.SA/ M.N$HADAP! P. %ANYAAN0 Anak balita Anda yang sudah mulai lancar bicara, mengajukan banyak sekali pertanyaan. Apakah saat di rumah, di arisan atau pesta ulang tahun, di pusat perbelanjaan, di tempat-tempat rekreasi, atau di tempat-tempat lainnya. 6ertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan kadang-kadang cukup merepotkan juga. Bahkan sering membuat Anda merasa keki untuk menjawabnya. Apakah karena itu Anda lantas meresponnya dengan... $Adik dari tadi kok nanya melulu& *bu !apek nak& /dah diem ya& Nggak usah nanya terus ! Nanti kalau adik jadi anak manis ibu belikan es krim deh&# aat Anda merespon seperti itu, apakah Anda lupa kalau Anda pernah mendambakan anak Anda kelak menjadi anak yang cerdas4 Anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi4 :alu, mengapa saat anak Anda mulai memperlihatkan tanda-tanda cerdas, dengan cara banyak bertanya, tiba-tiba Anda menjadi tidak siap dengan penjelasan yang memuaskan rasa ingin tahunya4 (oba Anda renungkan, bijak dan adilkah perlakuan Anda4 /engan sedikit kesabaran dan ketekunan, sebenarnya kita berkesempatan untuk menjadi teman yang menyenangkan bagi putra-putri kita. #amun yang sering kita lakukan justru yang sebaliknya bukan4 Kita ingin agar anak segera berhenti bertanya, atau dipaksa puas dengan jawaban yang kita berikan sekenanya. !embatasi rasa ingin tahu anak dengan cara enggan menjawab pertanyaan, atau membelokkan pertanyaan, sungguh merupakan tindakan yang sangat merugikan. Bukan saja bagi anak, tapi juga buat kita. (oba Anda bayangkan. Bagaimana jika anak 5>

memperoleh jawaban dari orang lain, sementara jawaban tersebut menyesatkan4 Kita rugi pada dua sisi sekaligus, lho. atu sisi, anak kita dirugikan, namun pada sisi yang lain kredibilitas kita sebagai orangtua juga turun. Karena kita dianggap tidak punya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. /engan demikian, meski kadang-kadang terasa repot, menjawab setiap pertanyaan anak secara tuntas tetap merupakan pilihan yang lebih baik. Ketahuilah bahwa anak balita memiliki kemampuan menangkap pengetahuan dengan sangat hebat karena otak mereka belum banyak dipengaruhi untuk memikirkan yang lain. !emang butuh kesabaran dalam menjawab setiap pertanyaan anak. #amun bukankah mereka adalah para pembangun hari esok yang kita harapkan mampu menciptakan peradaban yang lebih baik 4

(8#) C.N$.N$ atau C. DAS .MOS!0 6eristiwa berikut ini barangkali pernah juga Anda alami, terlepas apakah Anda menyadarinya atau tidak. Ada seorang ayah menjumpai anak lelakinya berkaca-kaca di depan tele8isi. *a tidak tahu persis apa penyebabnya. Karena ia memang tidak mendampingi si kecil selama si kecil asyik menonton 0F. #amun yang kemudian dilontarkannya adalahJ $0ho anak lelaki ayah kok menangis& Adik tidak boleh !engeng& +adi anak laki-laki tidak boleh nangis& Kan malu laki-laki kok nangis&# 0ahukah Anda bahwa menangis tidak selamanya pertanda cengeng 4 !enangis, apalagi yang disebabkan oleh rasa empati 'tepa selira( terhadap penderitaan dan kesedihan orang lain, adalah wujud kecerdasan emosi. 3akni kemampuan seseorang dalam mengenali, mengendalikan, dan meman,aatkan emosinya, sehingga membantu dirinya dalam menge,ekti,kan hubungannya dengan orang lain. /aniel Bolleman, penulis buku 1motional *ntelligen!e#, bahkan berani menyampaikan analisisnya bahwa kecerdasan emosi sangat penting perannya dalam menentukan keberhasilan seseorang. 6rosentasenya sekitar GI K. edangkan !aurice 9. @lias dkk dalam buku mereka (ara-cara @,ekti, !engasah @% "emaja mengatakan bahwa pengasuhan anak dengan @% meminta orangtua ber,okus pada kekuatan anak-

5E

anak, di samping memberi mereka keterampilan yang mereka butuhkan dalam hidup mereka. (inta dan kasih sayang adalah pilar utamanya. !enurut mereka, cinta dan kasih sayang orangtua akan memperkuat keberhasilan anak-anak dan memberi arti lebih besar pada perbuatan mereka. Karena perasaan anak-anak tentang diri mereka ternyata sangat dipengaruhi oleh anggapan mereka tentang perasaan orangtua terhadap diri mereka. Kini menjadi kian jelas bahwa untuk mematangkan pribadi dan menjadi sukses, laki-laki maupun perempuan perlu melejitkan kecerdasan emosinya. !ereka perlu dilatih dan dikondisikan sejak dini. +indarkan mereka dari anggapan bahwa menangis itu cengeng, 9adi, lelaki pun boleh menangis dong, bila dengan cara itu ia sesungguhnya tengah mencerdaskan emosinya.

(8()

ASA %AK&% PADA ANAK Anak bungsu pak Culan yang baru ; tahun sedang berada di kamar mandi.

/engan isengnya, si sulung yang kelas ; /, mematikan lampu kamar mandi sambil menakut-nakuti adiknya. $Awas gelap lho dik& Nanti ada ke!oa di situ& 1ntar kamu digigit lho& 2ii&&kakak takut&# Kita mungkin jarang menyadari bahwa munculnya rasa takut pada anak sebenarnya lebih banyak karena proses Dpengajaran-, bukan karena kemunculan yang tiba-tiba. (oba Anda ingat baik-baik bagaimana pengalaman putra-putri Anda.. ebagaimana anak-anak lainnya, putra-putri Anda awalnya belum memiliki rasa takut. 9atuh dari tempat tidur, menabrak kursi saat belajar jalan, terpeleset di lantai, dll tidak akan sungguh-sungguh membuat dirinya takut. !ereka tidak akan kapok untuk mengulanginya lagi. :alu mengapa ada di antara mereka yang akhirnya menjadi penakut 4 "asa takut yang akhirnya terbentuk, memang lebih banyak karena Ddiajarkan- oleh orang lain yang lebih dewasa, sebagaimana yang dilakukan oleh anak sulung pak Culan tadi. Anak sulung pak Culan memang tak pernah berpikir bahwa ulahnya bisa melahirkan

51

akibat yang sangat merugikan adiknya. *a tak pernah membayangkan jika adiknya kelak bisa menjadi sangat takut -Lbahkan ngeri dan jijik=pada kecoa. Kalau rasa takut lahir karena ketidakpahaman anak-anak, bisa dimengerti. Bagaimana jika muncul karena tindakan orangtua4 *nilah yang perlu kita waspadai. (obalah tengok masa lalu Anda, apakah hal-hal berikut ini sering Anda lakukan4 $Kalau kamu terus-terusan nangis nanti ibu panggilkan dokter biar disuntik&# $Kalau tidak nurut sama ibu nanti ibu sampaikan pada ayah biar dimarahin&# $Boleh kamu main tapi jangan ke tepi sungai& "i sana angker banyak setannya&# Kini kita perlu lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata agar tidak berpotensi mewariskan rasa takut yang sesungguhnya tidak perlu. Karena, sekali saja anak merasa takut ia akan membawanya sampai dewasa.

(8))

D&N!A ANAK+ANAK eorang ibu dengan serunya bercerita kepada ibu-ibu lainnya dalam sebuah

arisan. *a bercerita tentang putranya yang masih pra sekolah. $*bu-ibu tahu tidak kalau anak saya sudah bisa berhitung sampai seratus% Ba!anya juga sudah sangat lan!ar lho& Bapaknya bahkan sering minta diba!akan koran& Saya memang sengaja manggil guru les untuk ngajari ba!a tulis dan berhitung di rumah&# !embekali anak-anak dengan berbagai kemampuan merupakan kewajiban dan keharusan kita sebagai orangtua. !ereka memang harus kita siapkan dengan bekal kemampuan yang memadai untuk menghadapi berbagai tantangan hidup di masa mendatang. ebab tantangan dan realitas hidup yang akan mereka hadapi memang berbeda dengan tantangan dan realitas hidup yang kita alami. Kita semua tentu tidak berharap bahwa kelak anak-anak kita menjadi orang yang tidak sanggup mandiri. Arang yang sangat bergantung pada pihak lain. #amun, perlu juga kita sadari bahwa dunia anak-anak jangan sampai tercerabut oleh ambisi dan gengsi kita sebagai orang tua. Karena dunia mereka pada hakekatnya adalah dunia bermain. #amun sering tanpa sadar kita memperlakukan mereka seperti orang dewasa dalam bentuk kecil. Kita buat berbagai agenda kegiatan untuk mengisi hari-

5?

harinya tanpa mempertimbangkan apakah mereka mampu menikmatinya atau tidak. 9angan-jangan justru kitalah yang menikmatinya. *nilah yang perlu kita renungi. Karena pekerjaan utama anak adalah bermain, maka ajaklah mereka belajar dan berlatih dalam suasana bermain. Artinya, penciptaan suasana yang riang dan menyenangkan menjadi lebih utama dibandingkan dengan target hasil yang ingin dicapai. Kok begitu4 3a, dalam upaya mendidik=tidak sekedar mengajar=anak, kita memang harus mengedepankan proses terlebih dahulu. ebab, dengan proses yang baik, *nsyaAllah akan memperoleh hasil yang baik pula. /engan demikian, biarlah masa kanak-kanaknya mereka nikmati dengan penuh, mereka nikmati dengan sepuas-puasnya, daripada menjadi dewasa tetapi tetap kekanak-kanakan. (8,) .MPA%! =ada ANAK Anak Anda yang duduk di kelas 7 /, suatu ketika bertanya kepada Anda mengapa Anda tampak cemberut hari itu. "upanya suasana hati yang sedang tidak nyaman berhasil ditangkap oleh anak Anda. !enghadapi hal ini, mungkin Anda pernah meresponnya dengan ) $Sudahlah adik tidak usah tanya ma!am-ma!am ya& *ni urusan orangtua kamu nggak usah ikut-ikutan& Kamu nggak bakalan ngerti deh& .ugas kamu tidak lain adalah belajar titik&# !emang sangat mungkin jika anak kita tidak paham dengan apa yang sedang kita pikirkan dan rasakan. Apalagi jika yang tengah kita pikir dan rasakan adalah persoalan yang berat dan rumit. 6ersoalan yang hanya bisa dihadapi oleh orang yang sudah matang. 0etapi tahukah Anda bahwa dengan bertanya, sebenarnya anak kita sedang mengasah empatinya. 3akni suatu bentuk kecerdasan emosi yang dimaksudkan untuk turut merasakan sesuatu yang sedang dirasakan oleh pihak lain. Bisa berupa sedih atau gembira, putus asa atau penuh harapan, loyo atau bersemangat, dll. /engan bertanya, sesungguhnya ia juga sedang menajamkan kepeduliannya terhadap sesama. 3ang berarti juga mengikis perasaan ego yang berlebihan dalam dirinya. Bayangkan jika empati dan peduli tidak dimiliki dengan baik oleh anak-anak kita4 Apa kira-kira yang bakal terjadi4 angat mungkin jika mereka akhirnya menjelma menjadi manusia yang sibuk memikirkan kebutuhan dan kepentingan sendiri, tidak punya

5G

solidaritas sosial, hatinya beku dan dingin ketika melihat penderitaan dan musibah yang menimpa orang lain. Atau boleh jadi anak kita akan tega untuk Dmenghajar- kita dengan kata-kata=bahkan ,isik=yang sangat menyakitkan hati kita seandainya permintaannya tidak kita kabulkan, dan sebagainya. 0erkait dengan itu semua, haruskah kita pupus niat mulia anak-anak kita itu dengan tidak bersedia jujur dan apa adanya mengungkapkan apa yang sedang kita pikirkan dan rasakan4 (8-) P. %ANYAAN ga5a HAK!M aat itu Anda bersama suami sedang berada di luar kota untuk sebuah urusan. Anak-anak, karena tidak libur sekolahnya, tetap berada di rumah. rumah, apakah ini yang sering Anda katakan4 $Adik udah mandi apa belum% P- nya udah dikerjakan belum% .adi pagi tempat tidur dirapikan nggak% /dah makan belum% )inum obatnya lupa ngga %# &&&&&&&&& Bagaimana jika Anda memperoleh pertanyaan model begitu dari orang lain4 Berah, sebel, dongkol, atau yang lain4 aya yakin, Anda merasa tidak nyaman, bukan4 :alu bagaimana dengan anak-anak kita4 Ketahuilah bahwa mereka juga tidak nyaman dan tidak senang mendengarnya. 6ertanyaan seperti di atas menurut saya adalah pertanyaan gaya hakim terhadap tersangka atau terdakwa dalam sidang pengadilan. (enderung bersi,at searah, kadangkadang memojokkan dan tidak memberi kesempatan untuk menjelaskan, karena jawaban yang diharapkan hanyalah ya atau tidak. Anak kita boleh jadi akan merasa tertekan jika saat Anda di rumah maupun saat bepergian, pertanyaan yang Anda ajukan tetap sama ) pertanyaan gaya hakim. angat berbeda dengan pertanyaan terbuka seperti ini. $2allo ini adik ya& Sedang bermain apa sebelum terima telepon dari mama% Siapa saja teman bermain kamu% 3eritakan dong seperti apa kamu bermain dengan teman-temanmu& )ama benar-benar pengin dengar&&&# !engajukan pertanyaan terbuka kepada anak paling tidak memiliki dua man,aat. Pertama, menunjukkan bahwa kita sebagai orangtua memiliki kesediaan untuk mendengar, bukan sekedar ingin didengar. Kedua, memberi kesempatan kepada anak aat menelpon ke

5H

untuk berlatih mengekspresikan apa yang dipikir dan dirasakan kepada orang lain, apakah melalui omongan atau tulisan. Kemampuan mengekspresikan pikiran dan perasaan pada gilirannya nanti juga melahirkan keuntungan lain, yakni terhindarnya anak dari stres, sekaligus meningkatkan kemampuannya untuk menggali berbagai gagasan.

(84) K.". AN!AN dan P. CAYA D! ! Kebebasan untuk mencoba adalah awal dari pembentukan keberanian dan kepercayaan diri pada seorang anak. Karena itu, sejak dini anak-anak kita perlu mendapatkannya, sepanjang kebebasan itu tidak membahayakannya. #amun yang sering terjadi adalahJ elama *bu tidak di rumah, adik jangan ke mana-mana ya. 0idak boleh nakal, tidak boleh rewel. 0idak boleh ganggu kakak, tidak boleh mainan air, tidak boleh mainan gunting. *ngat ya, pesan *bu. 9angan ini, jangan itu, secara selintas memang bisa membuat perasaan orangtua menjadi aman. Kita bisa terbebas dari perasaan cemas dan was-was. Kita menjadi lebih bebas merdeka dan lebih leluasa saat meninggalkan mereka di rumah. #amun, apakah anak-anak juga merasa aman dan nyaman dengan begitu banyaknya rambu-rambu larangan yang ditujukan pada mereka4 Apakah kemerdekaan mereka dalam berekspresi tidak mengalami banyak hambatan4 Apakah keberanian dan percaya diri mereka akan terbentuk dengan baik, jika kita memberi larangan tanpa penjelasan dan tanpa alternati, 4 aya yakin, Anda tahu persis jawabannya. Anak-anak sesungguhnya menjadi sangat terbatas arenanya dalam melakukan berbagai eksperimen dan eksplorasi. /an jika ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama tentu saja berdampak kurang baik bagi pengembangan keberanian dan kepercayaan dirinya. :alu bagaimana solusinya4 Pertama, jelaskan secara gamblang apa alasan kita melarang mereka melakukan sesuatu. Apakah karena berbahaya untuk dirinya atau orang lain4 Apakah akan merugikan bagi dirinya atau keluarga4 Atau alasan lainnya. Kedua, berikan alternati, kepada anak agar anak tetap bisa melakukan akti8itas. 9ika mereka tidak boleh bermain air, berilah kesempatan untuk bermain ular tangga, misalnya.

7I

Kita perlu menyadari bahwa salah satu penyakit mental bangsa kita adalah kurangnya keberanian dan kepercayaan diri dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Akankah anak-anak kita mesti mengalami hal yang sama4 (87) P&'!AN bagi ANAK /i suatu pagi seorang ayah memberi pujian kepada putranya yang kelas nol besar. $4ah5wah5 kamu memang anak yang sangat hebat& .empat tidur yang biasanya berantakan bisa kamu rapikan dengan baik& Kamu juga tidak ngompol rupanya& Ayah benar-benar merasa sangat bangga nak&# @,ekti,kah pujian seperti itu4 6ujian yang baik ternyata sama dengan memberi penghargaan kepada pihak lain tanpa melebih-lebihkan. /emikian pula bagi anak-anak kita. 9ika cukup dikatakan dengan hebat, jangan ucapkan sangat hebat. Bila kita merasa bangga, dan itu sudah membuat anak kita merasa senang, kita tidak perlu mengatakan sangat bangga. 6ujian yang berlebihan pada anak setidaknya punya 7 dampak negati,. Pertama, yang dipuji ada kemungkinan malah merasa dilecehkan. Anak barangkali akan bicara dalam hatinya, Begini saja dibilang sangat hebat& Kalau begitu ayahku bukanlah orang hebat karena hal sepele saja dikatakan sangat hebat& 4ah payah deh ayahku itu&# Kedua, pujian yang berlebihan itu akan berpotensi menghilangkan kadar moti8asi bagi pujian-pujian berikutnya yang dinilai sedang-sedang saja atau biasa-biasa saja. Kalau sudah begini, pujian-pujian yang kita berikan menjadi kehilangan makna sebagai penggugah dan penggairah bagi anak. /i samping dampak negati, dari pujian yang berlebihan itu, kita juga perlu waspada terhadap apa yang dikatakan 9im 0aylor, 6h./. !enurut dia, pujian yang mudah sekali kita berikan akan menyebabkan anak menjadi tergantung dan senantiasa mengharapkan pujian manakala mereka melakukan sesuatu yang dianggap baik. !ereka akan menjadi anak yang banyak menuntut. Karena itu, pujian yang kita berikan kepada anak sebaiknya jelas dan spesi,ik, di,okuskan pada upaya atau jerih payah anak=bukan semata-mata pada hasilnya=serta tetap menerima kesalahan sebagai bagian dari proses belajar yang sedang dilakukan anak. 6ahamkan kepada anak bahwa Anda mencintai 75

mereka bukan saja karena keberhasilan mereka, tapi juga karena kegigihan perjuangan mereka.

(29) M.N$A'A KAN K."OHON$AN 0ak seorang pun di antara kita yang menginginkan anaknya jadi pendusta atau pembohong. ecara sadar kita selalu berusaha agar anak kita bersikap jujur, di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja. #amun sadarkah kita, jika ada di antara kita yang justru mengajarkan kebohongan 4 *nikah yang pernah atau bahkan sering kita lakukan 4 $Nak kalau nanti Bapak -. datang atau telepon bilang saja kalau ayah tidak di rumah& Ayah mau istirahat dulu badan ayah !apek sekali& Ayah tidak ingin diganggu&# 0idak mau menemui seseorang, atau tidak mau menerima telepon dari seseorang adalah hak pribadi seseorang yang harus dihormati. 0ermasuk diri kita. #amun, apakah ketidaksediaan kita berhubungan dengan orang lain harus dengan cara mengajarkan kebohongan pada anak kita4 Bukankah jujur dan apa adanya justru lebih mulia dan bernilai4 abda "asulullah A2, Barangsiapa berkata kepada anaknya, DKemarilah! &nanti kuberi'- kemudian tidak diberi maka dia adalah pembohong. (H* * Ahmad dari Abu Hurairah) !engajarkan kebohongan, harus diakui lebih banyak yang tidak kita sadari daripada yang kita sadari. ehingga akibat yang ditimbulkannya juga jarang kita sadari. Kita menjadi terkejut jika diri kita merasa banyak dirugikan oleh kebohongan demi kebohongan yang dilakukan anak-anak kita. Biaya sekolah, seingat kita sudah kita berikan, tetapi anak kita menggunakannya untuk keperluan lainnya dengan berbagai alasan. Kita tenang dengan hasil ulangan harian yang selalu mereka laporkan kepada kita. 0api kita terkejut bukan main saat menerima rapor. Karena ternyata nilai-nilai yang mereka laporkan selama ini tidak lebih dari hasil sebuah rekayasa kebohongan. Agar anak lebih mencintai kejujuran, kunci utamanya terletak pada diri kita, para orangtua. *barat sungai, jika ingin air yang mengalir menjadi jernih, maka bersihkan dulu

77

mata airnya. 9ika anak-anak kita, kita harapkan menjadi anak-anak yang jujur, maka harus kita mulai dari diri kita terlebih dahulu. .ntuk contoh di atas, akan menjadi lebih baik jika kita mengatakan, $Nak kalau nanti Bapak -. datang atau telepon bilang saja kalau ayah lagi istirahat& Ayah memang mau istirahat dulu badan ayah !apek sekali& Kali ini ayah benar-benar tidak ingin diganggu&# Bagaimana, lebih baik bukan4 Akhir kata; Selamat Membangun Keluarga Cerdas Dunia Akhirat!

7;

You might also like