You are on page 1of 20

LAPORAN HASIL DISKUSI KASUS II INFERTILITAS

Oleh: KELOMPOK VI

Asmah Bima Nazir Eka Istien Farin Setyowati Elza Astri Safitri Haryanti M. Yusuf Harpan Suheri Sutiasih Tengku Raisya Lopi

Fasilitator : dr. Huda Marlina Wati

PSPD UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU - RIAU 2009/2010

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Diskusi Kasus I tentang Kembar Siam selesai pada waktunya. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Huda Marlina Wati, selaku fasilitator kelompok VI yang telah banyak memberikan langkah-langkah dan masukan sehingga pembelajaran-pembelajaran yang telah dilakukan bisa memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis. 2. Semua anggota kelompok VI yang telah menyumbangkan ide dan telah turut serta dalam penulisan laporan ini. 3. Pihak-pihak bersangkutan yang telah membantu memberikan referensi dalam proses penyelesaian laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam segi apapun penulis minta maaf, dan penulis dengan terbuka menerima saran dari pembaca, guna untuk memperbaiki semua kesalahan-kesalahan dalam penulisan laporan ini.

Pekanbaru, Januari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar. 2 Daftar Isi.. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Tujuan. 4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Klarifikasi Term dan Konsep. 5 2.2 Mendefinisikan Masalah. 5 2.3 Analisis Masalah 6 2.4 Menyusun Penjelasan. 7 2.5 Memformulasikan Sasaran Belajar. 8 2.6 Belajar Mandiri 8 2.7 Melaporkan dan Mensintesa Informasi... 8

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan. 19 3.2 Saran dan Kritik.. 19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kasus infertilitas pada pasangan suami istri banyak terjadi, hal ini bisa disebabkan karena kelainan anatomi urogenital pada pasangan tersebut atau karena sebabsebab lain seperti radiasi, umur pasangan, dan frekuensi coitus pasangan tersebut. Untuk mengatasi masalah infertilitas tersebut, maka kemudian muncul teknologi bayi tabung yang sangat membantu pasangan-pasangan infertile. Angka keberhasilan bayi tabung di Indonesia cukup besar, berkisar dari 30-50% tergantung dari usia ibu. Namun, terkadang bayi dari program bayi tabung terlahir dalam kondisi cacat, seperti sumbing, kelainan jantung, dan lain-lain serta masih menjadi kontroversi dari segi agama. Walaupun begitu, teknologi bayi tabung tetap diminati oleh banyak pasangan infertile demi tujuan untuk mendapatkan keturunan yang mereka idam-idamkan meskipun biaya yang dibutuhkan tergolong dalam kategori mahal. Maka dari itu, dalam laporan ini penulis akan membahas tentang teknologi bayi tabung, berupa proses,kendala,syarat dan lain sebagainya yang berkaitan dengan teknologi bayi tabung.

1.2

Tujuan

1. Mengetahui mengenai proses fertilisasi 2. Mengetahui mengenai definisi infertilitas 3. Mengetahui mengenai penyebab infertilitas 4. Mengetahui mengenai definisi bayi tabung 5. Mengetahui mengenai proses bayi tabung 6. Mengetahui mengenai tujuan program bayi tabung 7. Mengetahui mengenai syarat-syarat untuk melakukan program bayi tabung 8. Mengetahui mengenai alat (teknologi) bayi tabung 9. Mengetahui mengenai kendala-kendala pada proses bayi tabung 10. Mengetahui mengenai risiko bayi tabung 11. Mengetahui mengenai angka keberhasilan bayi tabung 12. Mengetahui mengenai alternatif lain (selain bayi tabung) untuk mengatasi infertilitas 13. Mengetahui mengenai pandangan agama tentang bayi tabung 14. Mengetahui mengenai pandangan hukum tentang bayi tabung

BAB II PEMBAHASAN Infertilitas Keluarga Arman telah berumah tangga selama 10 tahun. Sampai saat ini pasangan tersebut belum berhasil memiliki keturunan meskipun telah melakukan berbagai macam cara. Menurut dokter yang member konsultasi selama ini, mereka bisa saja menggunakan teknik bayi tabung. Keluarga dekat mereka banyak yang tidak setuju, karena mungkin bertentagan dengan prinsip agama, biaya yang mahal dan angka keberhasilannya kecil.

2.1

Klarifikasi Term dan Konsep Infertilitas, yaitu keadaan dimana seorang ibu tidak dapat hamil secara alami. Bayi tabung, yaitu teknologi yang mempertemukan sel telur dengan sperma, setelah terjadi pembuahan dimasukkan ke dalam rahim ibu. Prinsip agama, yaitu pedoman nilai agama. Angka keberhasilan, yaitu persentase keberhasilan program bayi tabung dari keseluruhan percobaan. Konsultasi, yaitu proses komunikasi antara pasien dengan dokter untuk memecahkan suatu masalah si pasien.

2.2

Mendefinisikan Problem 1. Apa tujuan dari bayi tabung? 2. Bagaimana proses bayi tabung? 3. Apakah bayi tabung diperbolehkan dari segi hukum? 4. Apakah bayi tabung diperbolehkan dari segi agama? 5. Apa yang menyebabkan terjadinya infertilitas? 6. Bagaimanakah komunikasi dokter-pasien dalam menjelaskan program bayi tabung? 7. Apakah alternatif lain dalam mengatasi infertilitas selain bayi tabung? 8. Apakah angka keberhasilan bayi tabung itu sangat kecil? 9. Apa syarat untuk melakukan bayi tabung? 10. Permasalahan apa saja yang dapat terjadi pada bayi tabung setelah lahir? 11. Bagaimana jika sperma yang digunakan bukan dari sperma suami? 12. Apa saja kendala pada program bayi tabung?
5

13. Apa saja alat-alat teknologi yang digunakan pada program bayi tabung? 14. Adakah resiko yang ditimbulkan dari program bayi tabung? Jelaskan!

2.3

Analisis Problem (Brainstorming) 1. Tujuan dari bayi tabung adalah untuk mendapatkan keturunan 2. Proses bayi tabung (LO) 3. Dari segi hukum bayi tabung di atur dalam: UU No.23 tahun 1992 pasal 16 ayat 1 & 2 Permenkes 72 tahun 1999 tentang penyelenggaraan teknologi reproduksi buatan 4. Dari Segi Agama Bayi tabung diperbolehkan: Jika sperma berasal dari suami Sudah dianggap sebagai usaha

Bayi tabung tidak diperbolehkan: Jika sperma bukan berasal dari suami Karena tidak melakukan hubungan badan (coitus) Jika ada hasil pembuahan yang di buang

5. Penyebab infertilitas: a) Faktor ibu: terjadi kerusakan permanen pada tuba falopi b) Faktor ayah: terjadi kerusakan testis, kualitas sperma yang abnormal, kurangnya jumlah spermatozoa. c) Faktor lingkungan: adanya pola hidup yang tidak sehat (merokok, minum alcohol, obat-obatan, dan lain-lain) d) Faktor genetik e) Faktor hormonal 6. komunikasi dokter-pasien dalam menjelaskan program bayi tabung (LO) 7. Alternatif lain dalam mengatasi infertilitas adalah dengan metode surrogate mother. 8. Angka keberhasilan bayi tabung (LO) 9. Syarat untuk melakukan bayi tabung adalah: Seorang ibu yang mengalami infertile Dari sperma suami yang sah Keadaan rahim yang bagus
6

Adanya informed consent Tenaga medis yang ahli

10. Permasalahan yang dapat terjadi pada bayi tabung setelah lahir (LO) 11. Jika sperma yang digunakan bukan dari sperma suami dalam agama hukumnya haram, karena termasuk perbuatan zina. 12. Kendala pada program bayi tabung adalah: Biaya mahal Teknologi dan ahlinya belum memadai Gagalnya pembuahan

13. Alat-alat teknologi yang digunakan pada program bayi tabung (LO) 14. Resiko yang ditimbulkan dari program bayi tabung (LO)

2.4

Menyusun Penjelasan

Penyebab Hukum INFERTILITAS ASPEK Angka Keberhasilan Alternatif Lain

Agama

BAYI TABUNG Permasalahan & resiko PROSES Syarat-Syarat Kendala Alat Teknologi

TUJUAN

2.5

Memformulasikan Sasaran Belajar 1. Permasalahan dan resiko bayi tabung 2. Alat teknologi yang digunakan pada proses bayi tabung 3. Kendala dalam penanganan bayi tabung 4. Proses bayi tabung 5. Tujuan bayi tabung 6. Syarat melakukan bayi tabung 7. Bayi tabung di lihat dari aspek hukum 8. Bayi tabung di lihat dari aspek agama 9. Angka keberhasilan pada bayi tabung 10. Penyebab infertilitas 11. Alternatif lain dalam menangani infertilitas 12. Proses pembuahan (fertilisasi)

2.6

Belajar Mandiri

2.7

Melaporkan dan Mensintesa Informasi

Infertilitas adalah hilangnya kemampuan untuk hamil dan melahirkan seorang anak. Keadaan ini tidak sama dengan sterilitas, yang merupakan ketidakmampuan absolute dan irreversible untuk hamil. Secara klinis, suatu pasangan diduga mengalami infertilitas jika tidak terjadi kehamilan setelah coitus yang sering dan tidak menggunakan kontrasepsi selama 12 bulan. Fisiologis utama yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan: Produksi telur yang sehat Produksi sperma yang sehat Transportasi sperma ke tempat fertilisasi Transportasi zigot ke uterus untuk berimplantasi Keberhasilan implantasi pada endometrium Adanya kondisi-kondisi lain, seringkali masalah imunologi

1. Permasalahan dan resiko bayi tabung Permasalahan yang mungkin terjadi pada proses bayi tabung: Menurut penelitian di Jerman tepatnya dikota Mainz tingkat resiko kelahiran bayi tabung dengan cacat bawaan meningkat. Cacat bawaan yang sering terjadi yaitu bibir sumbing, dan celah langit-langit, terbukanya kanal tulang belakang, serta kegagalan jantung, ginjal dan kelenjar pankreas. Selain itu juga diamati penyakit keturunan yang resesif lebih sering muncul pada bayi tabung yaitu sindrom beckwith-wiedemann yakni bayi yang lahir kelebihan berat badan serta organ-organ dalam tubuh yang terlalu besar. Di Amerika dilaporkan enam kali lebih besar dari normal sementara di Inggris resikonya empat kali lebih besar dibandingkan bayi yang dibuahi secara normal. Sindrom beckwith-wiedemann biasanya juga memiliki lidah yang terlalu besar yang kadang keluar melebihi mulutnya. Untuk memungkinkan bayi dengan kelainan ini dapat bicara dokter harus melakukan operasi pengecilan lidah. Resiko yang mungkin terjadi pada proses bayi tabung: Hiperstimulasi ovarium Kehamilan ganda Hamil di luar kandungan Infeksi atau perdarahan saat pengambilan sel telur

2. Alat teknologi yang digunakan pada proses bayi tabung USG transvaginal Kateter khusus Incubator Laporoskopi ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection) Hiteroskopi

3. Kendala dalam penanganan bayi tabung Memerlukan langkah-langkah yang terukur, terarah, dan ilmiah Memakan waktu dan biaya (40-50 juta rupiah)

4. Proses bayi tabung Teknik Fertilisasi In Vitro Dan Transplantasi Embrio Secara teknis, IVF dibagi menjadi 4 (empat) tahap berikut: Tahap pertama, yaitu tahap induksi ovulasi. Pada tahap ini dilakukan stimulasi pertumbuhan sel telur sebanyak mungkin yang dilakukan dengan pemberian Follicle Stimulating Hormone (FSH). Saat ini, FSH telah dimurnikan dan diperbanyak dengan teknologi rekombinasi DNA, misalnya nama dagang Gonal-f, sehingga dapat digunakan untuk membantu stimulasi pertumbuhan sel telur pada perempuan yang kekurangan hormon FSH. Setelah dihasilkan cukup banyak sel telur, diberikan hormon human Chorion Gonadotropin (hCG) untuk menstimulasi pelepasan sel telur yang matang. Seperti halnya FSH, hCG juga telah diproduksi dengan teknologi rekombinasi DNA, misalnya Ovidrel yang dapat diinjeksikan langsung ke jaringan di bawah kulit. Jika tidak terdapat sel telur yang matang, maturasi satu atau lebih sel telur dapat dilakukan dengan menggunakan metode OS (Ovarian Stimulation).

10

Tahap kedua, yaitu tahap pengambilan sel telur. Pada tahap ini, hasil pematangan sel telur dari ovarium diamati, misalnya dengan menggunakan metode laparoskopi atau metode vaginal ultrasonik. Sel telur yang telah matang akan diambil dari ovarium dengan menggunakan jarum yang runcing, kemudian dipindahkan ke dalam cawan petri yang telah berisi medium pertumbuhan. Tahap ketiga, yaitu fertilisasi sel telur. Pada tahap ini, sel sperma motil yang telah diperoleh dari metode swim-up (Henkel dan Schill, 2003) dimasukkan ke dalam cawan Petri yang telah berisi sel telur, kemudian disimpan di dalam inkubator. Pemeriksaan gamet dilakukan pada interval waktu antara fertilisasi dan maturasi. Setelah terjadi fertilisasi, embrio dibiarkan di dalam inkubator selama 3 5 hari. Tahap keempat, yaitu transfer embrio. Tahap ini merupakan tahap akhir, berupa pengembalian embrio hasil fertilisasi yang telah mencapai tahap blastula. Embrio ditransplantasikan ke dalam rahim melalui kateter Teflon tanpa pembiusan. Dengan cara ini pasien dapat kembali ke rumah segera setelah transfer embrio. Untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan, maka beberapa embrio ditransplantasikan ke dalam rahim (Corabian, 1997).

11

5. Tujuan bayi tabung Tujuan melakukan program bayi tabung adalah untuk membantu pasangan suami istri mendapatkan keturunan. Diamana selama 1 tahun menikah belum mendapatkan keturunan dikarenakan faktor-faktor tertentu yang menyebabkan tidak bisa memperoleh keturunan. Namun pada perkembangannya, teknik IVF (bayi tabung) memungkinkan manusia untuk memanipulasi sifat-sifat genetik bahkan menentukan jenis kelamin keturunannya.

6. Syarat melakukan bayi tabung Harus dilakukan pasangan suami istri yang sah Harus diperoleh jumlah sel telur dan sperma yang cukup Bebas dari kencing manis (Diabetes melitus), penyakit hati, tiroid, ginjal, HIV, sindrom antifosfolipid, infeksi TORCH-KM (Toksoplasma Rubella

Cytomegalus Herpes-Klamidia Mikroplasma) Istri memiliki organ reproduksi sehat yang memungkinkannya untuk mengandung.

7. Bayi tabung di lihat dari aspek hukum Undang-undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 16: (1) Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunan. (2) Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat di lakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan: a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal, b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu, dan c. Pada sarana kesehatan tertentu. Undang-undang No.36 tahun 2009 pasal 127: (1) Upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan: 1. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum berasal
12

2. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu, dan 3. Pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu Permenkes No.73 tahun 1999 tentang penyelenggaraan pelayanan teknologi reproduksi buatan: Pasal 1 Dalam peraturan mentri ini yang dimaksud dengan: 1. Teknologi reproduksi buatan adalah upaya pembuahan sel telur dengan sperma di luar cara alami, tidak termasuk kloning. Pasal 4 Pelayanan teknologi reproduksi buatan hanya dapat diberikan kepada pasangan suami istri yang terikat perkawinan yang sah sebagai upaya akhir untuk memperoleh keturunan serta berdasarkan pada suatu indikasi medik. Pasal 5 1. Pelayanan teknologi reproduksi buatan hanya dapat dilakukan terhadap pasangan suami istri sebagaimana dimaksud pasal 4 setelah mendapat informasi dan persetujuan (informed consent) dari pasangan suami istri yang bersangkutan. 2. Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan oleh satu tim yang dibentuk oleh pimpinan rumah sakit. Dasar hukum pasal 255 KUHP Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Inseminasi Buatan (Bayi Tabung) Jika Benihnya berasal dari Suami Istri Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai satus sebagai anak sah (keturunan genetik) dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya. Jika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya telah bercerai dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak
13

sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya.

8. Bayi tabung di lihat dari aspek agama Islam mengharamkan pencangkokan sperma (bayi tabung), apabila

pencangkokan itu bukan sperma suami. Karena dianggap suatu perbuatan zina dalam satu waktu. Proses bayi tabung merupakan upaya medis untuk mengatasi kesulitan yang ada, dan hukumnya boleh (jaiz) menurut syara. Sebab upaya tersebut adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran dan berbanyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda : Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur (peranak), sebab sesungguhnya Aku akan berbangga di hadapan para nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti. (HR. Ahmad) Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan dalam rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai ibu pengganti (surrogate mother).

9. Angka keberhasilan pada bayi tabung Angka keberhasilan bayi tabung masih sekitar 25% (belaku diseluruh dunia). Semakin muda umur isteri, semakin besar peluang kehamilannya. Pada perempuan usia kurang dari 35 tahun angka keberhasilan mencapai 30% sampai 33%. Sementara pada perempuan berusia lebih dari 40 tahun maka peluang kehamilan hanya 8%. Adapun faktor keberhasilan bayi tabung dipengaruhi oleh; usia calon ibu, cadangan sel telur, faktor penyebab ketidaksuburan.

10. Penyebab infertilitas Penyebab pada pria sebagai berikut: a) Anatomi Hypo-epispadia (kelainan terletak lubang kecing), mikropenis (penis sangat kecil) Dan undescencus testis (testis dalam perut atau lipat paha). b) Difungsi ereksi berat( impotensi), ejakulat retrogede (ejakulasi balik) dan lainlain c) gangguan spermatozoospermia (kelainan jumlah dan bentuk gerak sperma
14

d) hernia scrotalis (hernia berat sampai kantong testis), varikokel (varises pembuluhan darah balik testis), imunologis, infeksi dan lain-lain. penyebab pada wanita: faktor vagina vaginismus (kejang otot vagina), vagintis (radang/inveksi vagina) dan lain-lain. faktor uterus( rahim) mioma (tumor otot rahim), endometristis (radang sel ,lendir rahim), endometriosis (tumbuh sel rahim pada tempatnya), uterus becomes, arcuatus, ashermans syndroms retrofeksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), prolap (pemburuan penyembulan rahim kebawah ) faktor cervix (mulut rahim) polip (tumor jinak, stenosis (kelakuan mulut rahim), none nostile mucus (kualitas mulut rahim jelek), anti sperm antibody (antibody terhadap sperma) dan lain-lain. faktor tuba fallopii (saluran telur) pembuntuan, penyempitan, pelengketan saluran telur (biasanya, penyakit ini karena infeksi atau kelainan bawaan) faktor ovarium (indung telur) tumor, kista, gangguan menstruasi (amenoroe,oligomennrohoe dengan/tanpa ovulasi) faktor lain prolactinona (tumor pada hipofisis), hiper/hypotoid (kelebihan atau kekurangan hormone tiroid).

a) b)

c)

d)

e)

f)

11. Alternatif lain dalam menangani infertilitas

15

a. GIFT (Gamete Intrafallopian Transfer) GIFT yang merupakan singkatan dari Gamete Intrafallopian Transfer merupakan teknik yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1984. Tujuannya untuk menciptakan kehamilan. Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium atau indung telur wanita lalu dipertemukan dengan sel sperma pria yang sudah dibersihkan. Dengan menggunakan alat yang bernama laparoscope, sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan tersebut dimasukkan ke dalam tuba falopi atau tabung falopi wanita melalui irisan kecil di bagian perut melalui operasi laparoskopik. Sehingga diharapkan langsung terjadi pembuahan dan kehamilan.

b. ZIFT (Zygote Intrafallopian Transfer) ZIFT atau Zygote Intrafallopian Transfer merupakan teknik pemindahan zigot atau sel telur yang telah dibuahi. Proses ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sel telur dari indung telur seorang wanita lalu dibuahi di luar tubuhnya. Kemudian setelah sel telur dibuahi, dimasukkan kembali ke tuba falopi atau tabung falopi melalui pembedahan di bagian perut dengan operasi laparoskopik. Teknik ini merupakan kombinasi antara teknik IVF dan GIFT. c. ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection) ICSI atau Intracytoplasmic Sperm Injection dilakukan dengan memasukkan sebuah sel sperma langsung ke sel telur. Dengan teknik ini, sel sperma yang kurang aktif maupun tidak matang dapat digunakan untuk membuahi sel telur.

12. Proses pembuahan (fertilisasi)

16

a. Pengangkutan ovum ke oviduktus (tuba falopi) Saat ovulasi, ovum dibebaskan ke dalam rongga abdomen, tetapi ovum tsb dengan cepat diambil oleh oviduktus Ujung oviduktus yang melebar dan menangkap ovum disebut fimbrie (tonjolan-tonjolan seperti jari yang berkontraksi dengan gerakan menyapu untuk memastikan jalannya ovum ke oviduktus) Kemudian di dalam oviduktus, ovum dengan cepat didorong oleh kontraksi peristaltik dan gerakan silia ke arah ampula Di sini ovum akan menunggu dibuahi oleh sperma dalam waktu 24 jam b. Pengangkutan sperma ke oviduktus Setelah di taruh di vagina saat ejakulasi, sperma-sperma tersebut akan berjalan melewati kanalis servikalis uterus ke atas menuju telur di sepertiga distal oviduktus Setelah sperma masuk ke dalam uterus, kontraksi miometrium akan mengaduk sperma seperti pakaian di mesin cuci (menyebabkan sperma menyebar dengan cepat di seluruh rongga uterus) Sperma yang telah tersebar di rongga uterus kemudian menuju ke oviduktus dengan bantuan antiperistaltik (ke atas) otot polos oviduktus, kadar estrogen yang tinggi yang terjadi sesaat sebelum ovulasi, dan prostaglandin seminalis dank arena zat kimia yang dikeluarkan oleh ovum matang yng menarik sperma dan menyebabkan sperma terdorong ke arah gamet wanita yang sudah menunggu (gerakan kemotastik) c. Pembuahan

Saat sperma dan ovum telah bertemu, kemudian sperma ini akan melewati korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi ovum
17

Saat sperma berkontak dengan ovum, membran akrosom akan rusak sehingga memungkinkan sperma membuat terowongan menembus sawarsawar protektif tersebut Sperma kemudian akan berkaitan dengan reseptor spesifik di permukaan lapisan ini sehingga ia bisa melewati zona pelusida Saat sperma pertama mencapai zona pelusida, maka secara otomatis ovum akan mengelluarkan enzim lisosom oosit yang berfungsi untuk

membentengi zona pellucid agar tidak merespon spermatozoa lain yang ingin masuk (block to polispermy banyak sperma) Kemudian, kepala sperma pertama yang tadi telah masuk zona pelucida (berupa nukleus) akan berfusi secara bertahap tertarik ke sitoplasma ovum oleh suatu kerucut yang menelannya. Dalam proses ini ekor sperma akan lenyap Kemudian, dalam satu jam, nukleus sperma dan ovum akan menyatu menjadi zigot.

18

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan dari laporan ini adalah bahwa infertilitas pada pasangan suami istri dapat diatasi dengan adanya program bayi tabung. Dimana program bayi tabung ini memiliki syaratsyarat, kendala, risiko, dan permasalahan yang terjadi karena masih menjadi kontroversi dalam aspek agama. Angka keberhasilan program bayi tabung cukup besar, sekitar 30-50%, tergantung usia sang ibu dan tempat melakukan program tersebut (rumah sakitnya). 3.2 Saran dan Kritik Dengan disusunnya laporan ini, penulis berharap akan bermanfaat bagi seluruh pembaca dan apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan laporan ini, penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga penulis akan lebih baik di masa yang akan datang.

19

DAFTAR PUSTAKA Corabian, P. 1997. In vitro fertilization and embrio transfer as a treatment for infertility Technology Assessment Report . Alberta Heritage Foundation for Medical Research. http://www.indomedia.com/intisari/2001/Jun/infotekno bayi tabung.htm Microsoft Encarta Reference Library 2003. 1993-2002 Microsoft Corporation. Sherwood, Lauralee.2001.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta:EGC.

20

You might also like