You are on page 1of 17

1

1. Jelaskan kebijakan nasional dalam menangani kegawatdaruratan dan bencana ? Di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2 1 tentang Rencana Pembangunan Jangka !enengah "asional #RPJ!"$ tahun 2 1 % 2 1& tertera masalah pela'anan kesehatan lain 'ang perlu mendapat perhatian adalah antisipasi kebutuhan pela'anan kesehatan bagi penduduk di daerah rawan bencana dan didaerah rawan terjadin'a rawan sosial. (etak geogra)is Indonesia 'ang terletak di antara dua lempeng bumi* rawan dengan terjadin'a bencana alam. +antangan ke depan adalah meningkatkan akses dan kualitas pela'anan kesehatan mas'arakat melalui sarana dan )asilitas pela'anan kesehatan 'ang memadai untuk merespons dinamika karakteristik penduduk dan kondisi geogra)is. ,ejak tahun 2 -ementerian -esehatan RI telah mengembangkan konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu

(SPGDT) memadukan penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat rumah sakit dan rujukan antara rumah sakit dengan pendekatan lintas program dan multisektoral. Penanggulangan gawat darurat menekankan respon cepat dan tepat dengan prinsip +ime ,a.ing is (i)e and (imb ,a.ing. Public ,a)et' /are #P,/$ sebagai ujung tombak sa)e communit' adalah sarana publik0mas'arakat 'ang merupakan perpaduan dari unsur pela'anan ambulans gawat darurat* unsure pengamanan #kepolisian$ dan unsur pen'elamatan. P,/ merupakan penanganan pertama kegawatdaruratan 'ang membantu memperbaiki pela'anan pra R, untuk menjamin respons cepat dan tepat untuk men'elamatkan n'awa dan mencegah kecacatan* sebelum dirujuk ke Rumah ,akit 'ang dituju. Pela'anan di tingkat Rumah ,akit Pela'anan gawat darurat meliputi suatu s'stem terpadu 'ang dipersiapkan mulai dari I1D* 2/3* I/3 dan kamar jena4ah serta rujukan antar R, mengingat kemampuan tiap5tiap Rumah ,akit untuk penanganan e)ekti) #pasca gawat darurat$ disesuaikan dengan -elas Rumah ,akit. 3ntuk meningkatkan kemampuan para pimpinan R, dalam manajemen penanggulangan gawat darurat dan bencana* -ementerian -esehatan bersama ikatan pro)esi dan Persatuan Rumahsakit ,eluruh Indonesia #P6R,I$ telah mengembangkan pelatihan 27P6 #2ospital Preparedness )or 6mergenc' and Disaster$ 'ang sampai saat ini telah diikuti oleh 8 2 manajemen rumah sakit. Dengan pelatihan tersebut maka diharapkan semua pimpinan R, dapat membuat dokumen perencanaan dalam penanggulangan bencana 'ang biasa disebut 2ospital Disaster Plan #2osdip$ baik bencana di dalam rumah sakit #internal disaster$ maupun bencana di luar rumah sakit #e9ternal disaster$. Kebijakan dan penanganan krisis pada kondisi Gawat Darurat dan Bencana, meliputi : 1. Ree.aluasi dalam standarisasi model dan prosedur pela'anan 1awat Darurat : ;encana dipelbagai strata )asilitas kesehatan secara berjenjang serta reakti.asi jejaring antar )asilitas kesehatan satu dengan 'ang lain. 2. Perkuat kemampuan dan aksesibilitas pela'anan 1awat Darurat diseluruh )asilitas kesehatan dengan prioritas awal di daerah rawan bencana dan daerah pen'anggan'a. <. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ,D! di bidang 1awat Darurat dan manajemen ;encana secara berjenjang. &. Penanganan krisis menitik beratkan pada upa'a sebelum terjadin'a bencana. 5. 7ptimalisasi pengorganisasian penanganan krisis #gawat darurat dan bencana$ baik di tingkat pusat* propinsi* maupun kabupaten0kota dengan semangat desentralisasi0otonomi daerah serta memperkuat koordinasi dan kemitraan. =. Pemantapan jaringan lintas program dan lintas sektoral dalam penanganan krisis. >. !embangun jejaring sistem in)ormasi 'ang terintegrasi dan online agar diperoleh data 'ang .alid dan real time serta mampu memberikan pelbagai in)ormasi tentang situasi terkini pada saat terjadi bencana. 8. ,etiap korban akibat krisis diupa'akan semaksimal mungkin untuk mendapatkan pela'anan kesehatan cepat* tepat dan ditangani secara pro)esional. ?. !emberda'akan kemampuan mas'arakat #/ommunit' 6mpowerement$ khususn'a para stakeholder 'ang peduli dengan masalah krisis di bidang kesehatan dengan melakukan sosialisasi terhadap pengorganisasian* prosedur* sistem pelaporan serta dilibatkan secara akti) dalam proses perencanaan* monitoring dan e.aluasi. 1 . Pemantapan regionalisasi penanganan krisis untuk mempercepat reaksi tanggap darurat.

2
Guna mencapai SPDGT dan Penanggulangan Krisis akibat bencana, dilakukan upa a!upa a sebagai berikut @ 1. Ree.aluasi terhadap kemampuan dan sumber da'a 'ang ada* serta sejauhmana sistem tersebut masih berjalan saat ini 'ang harus ditindaklanjuti dengan perencanaan dan prioritas dalam penganggarann'a. 2. Re.isi dan pen'empurnaan terhadap peraturan pelaksanaan0pedoman* standar* ,P7* pengorganisasian dan modul pelatihan untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan* teknologi dan kondisi lingkungan saat ini 'ang terkait dengan keterpaduan dalam penanganan gawat darurat dan manajemen bencana. <. !eningkatkan upa'a pencegahan* mitigasi dan kesiapsiagaan penanganan krisis dan masalah kesehatan lain. &. !endorong terbentukn'a unit kerja untuk penanganan masalah krisis kesehatan lain di daerah. 5. !engembangkan sistem manajemen penanganan masalah krisis dan masalah kesehatan lain hingga ke tingkat Desa. ,etiap Pro.insi dan -abupaten0-ota berkewajiban membentuk satuan tugas kesehatan 'ang memiliki kemampuan dalam penanganan krisis dan masalah kesehatan di wila'ahn'a secara terpadu berkoordinasi. =. !en'iapkan sarana dan prasarana 'ang memadai untuk mendukung pela'anan kesehatan bagi korban akibat krisis dan masalah kesehatan lain dengan memobilisasi semua potensi. >. meningkatkan pemberdataan dan kemandirian mas'arakat dalam mengenal* mencegah dan mengatasi krisis dan masalah kesehatan lain di wila'ahn'a. 8. !engembangkan sistem regionalisasi penanganan krisis dan masalah kesehatan lain melalui pembentukan pusat5pusat penanganan regional. ?. !onitoring e.aluasi secara berkesinambungan dan ditindak lanjuti dengan pelatihan dan simulasi untuk selalu meningkatkan pro)esional dan kesiap siagaan. Itu sebabn'a diperlukan upa'a untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas petugas melalui pendidikan dan latihan. 1 . Pengembangan sistem e5health* secara bertahap disesuai dengan prioritas kebutuhan khususn'a sistem in)ormasi dan komunikasi. 11. !emperkuat jejaring in)ormasi dan komunikasi melalui peningkatan intensitas pertemuan koordinasi dan kemitraan lintas program0lintas sektor* organisasi non Pemerintah* mas'arakat dan mitra kerja Internasional secara berkala. Dengan berjalann'a ,P1D+ tersebut* diharapkan terwujudlah ,a)e /ommunit' 'aitu suatu kondisi0keadaan 'ang diharapkan dapat menjamin rasa aman dan sehat mas'arakat dengan melibatkan peran akti) seluruh mas'arakat khususn'a dalam penanggulangan gawat darurat sehari5hari maupun saat bencana.

INITIAL ASSESSMENT D"# P$#G$%&%""##'" Penderita trauma0multitrauma memerlukan penilaian dan pengelolaan 'ang cepat dan tepat untuk men'elamatkan jiwa penderita. Aaktu berperan sangat penting* oleh karena itu diperlukan cara 'ang mudah* cepat dan tepat. Proses awal ini dikenal dengan Initial assessment # penilaian awal $. Penilaian awal meliputi@ 1. Persiapan 2. +riase <. Primary survey #B;/D6$ &. Resusitasi 5. +ambahan terhadap primary survey dan resusitasi =. Secondary surve' >. +ambahan terhadap secondary survey 8. Pemantauan dan re5e.aluasi berkesinarnbungan ?. +rans)er ke pusat rujukan 'ang lebih baik 3rutan kejadian diatas diterapkan seolah5seolah berurutan namun dalam

3
INITIAL ASSESSMENT D"# P$#G$%&%""##'" I. P6R,IBPB" B. Case Pra5Rumah ,akit 1. 2. <. ;. -oordinasi 'ang baik antara dokter di rumah sakit dan petugas lapangan ,ebaikn'a terdapat pemberitahuan terhadap rumah sakit sebelum penderita mulai diangkut dari tempat kejadian. Pengumpulan keterangan 'ang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti waktu kejadian* sebab kejadian* mekanisme kejadian dan riwa'at penderita. Case Rumah ,akit 1. Perencanaan sebelum penderita tiba 2.Perlengkapan airway sudah dipersiapkan* dicoba dan diletakkan di tempat 'ang mudah dijangkau 3. 4. 5. II. +RIB,6 +riase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber da'a 'ang tersedia. Dua jenis triase @ A. Multiple Casualties Jumlah penderita dan beratn'a trauma tidak melampaui kemampuan rumah sakit. Penderita dengan masalah 'ang mengancam jiwa dan multi trauma akan mendapatkan prioritas penanganan lebih dahulu. B. Mass Casualties Jumlah penderita dan beratn'a trauma melampaui kemampuan rumah sakit. Penderita dengan kemungkinan sur.i.al 'ang terbesar dan membutuhkan waktu* perlengkapan dan tenaga 'ang paling sedikit akan mendapatkan prioritas penanganan lebih dahulu. Pemberian label kondisi pasien pada musibah massal @ B. ;. /. (abel hijau Penderita tidak luka . Ditempatkan di ruang tunggu untuk dipulangkan. (abel kuning Penderita han'a luka ringan. Ditempatkan di kamar bedah minor 31D. (abel merah Penderita dengan cedera berat. Ditempatkan di ruang resusitasi 31D dan disiapkan dipindahkan ke kamar operasi ma'or 31D apabila sewaktu5waktu akan dilakukan operasi D. (abel biru Penderita dalam keadaan berat terancam jiwan'a. Ditempatkan di ruang resusitasi 31D disiapkan untuk masuk intensi.e care unit atau masuk kamar operasi. 6. (abel hitam Penderita sudah meninggal. Ditempatkan di kamar jena4ah. /airan kristaloid 'ang sudah dihangatkan* disiapkan dan diletakkan pada tempat 'ang mudah dijangkau Pemberitahuan terhadap tenaga laboratorium dan radiologi apabila sewaktu5waktu dibutuhkan. Pemakaian alat5alat proteksi diri

Gambar ( "lur Skema Triase

Ukur Tanda Vital dan Tingkat Kesadaran


LANGKAH 1
GCS<14 atau !!<1 atau "29

atau

Tek. Darah Sistolik<9 !TS<11 atau

atau
#TS<9

YA. #anggil ti$ trau$a

TIDAK. %ilai anato$i &edera

LANGKAH 2

'lail &hest 'raktur 1(le)ih

*raktur tulang

#an-ang
/$+utasi +roks. 0rist(ankle Cedera Te$)us ke+ala2 leher2

#aralisis ekstre$itas 'raktur +el,is Ko$)inasi trau$a.luka 1uka )akar luas

)akar

toraks a)do$en2 +roksi$al lutut(siku 'r. Tengkorak2 ter)uka dan i$+resi

YA. #anggil ti$ trau$a

TIDAK. %ilai $ekanis$e &edera dan )ukti )enturan keras

LANGKAH 3

Terle$+ar dari $o)il 3eninggal di $o)il 4ang sa$a #e-alan kaki terle$+ar(terlindas 3o)il ke&e+atan tinggi Ke&e+atan "64 k$(-a$ 3o)il +en4ok "5 &$

0aktu ekstrikasi "2 $enit 5atuh " 6 $ 3o)il ter)alik #e-alan kaki 7 3o)il ke&e+atan K11

" 8 k$(-a$ $otor ke&e+atan "

32 k$(-a$ 9nstruksi dala$ ka)in " 3 &$ ter+isah YA. #anggil ti$ trau$a atau ru-uk ke +usat trau$a

atau $oto.+engendara TIDAK

LANGKAH 4

U$ur < 5 atau :a$il 9$unosu+resi

" 55 tahun

#en4akit -antung.+aru 9DD32 Sirosis

$or)id o)esit42 koagulo+ati

YA. #anggil ti$ trau$a ru-uk ke +usat trau$a

TIDAK, !e e,aluasi )ersa$a &ontrol $edik

5
III. PRIMARY SURVEY B. Airway dengan kontrol ser.ikal 1. Penilaian a. b. 2. a. b. c. 3. 4. 5. !engenal patensi airway # inspeksi* auskultasi* palpasi$ Penilaian secara cepat dan tepat akan adan'a obstruksi (akukan c in li!t dan atau "aw t rust dengan kontrol ser.ikal in#line immo$ilisasi ;ersihkan airway dari benda asing bila perlu suctionin% dengan alat 'ang rigid 5 Pasang pipa naso)aringeal atau oro)aringeal . Pasang airwa de)initi) sesuai indikasi # lihat tabel 1 $

Pengelolaan airwa'

Ciksasi leher Bnggaplah bahwa terdapat kemungkinan )raktur ser.ikal pada setiap penderita multi trauma* terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas kla.ikula. 6.aluasi Tabel (! *ndikasi "irwa De)initi)

Kebutu+an untuk perlindungan airwa +idak sadar Bpnea

Kebutu+an untuk ,entilasi D Paralisis neuromuskuler

Craktur maksilo)asial

D +idak sadar 3saha na)as 'ang tidak adekuat D +akipnea D 2ipoksia D 2iperkarbia D ,ianosis /edera kepala tertutup berat 'ang membutuhkan hiper.entilasi singkat* bila terjadi penurunan keadaan neurologis

;aha'a aspirasi D Perdarahan D !untah 5 muntah ;aha'a sumbatan D 2ematoma leher D /edera laring* trakea D ,tridor

Gambar "lgoritme "irwa Keperluan Segera Airway De)initi)

6
-ecurigaan cedera ser.ikal &ksigenasi./entilasi "pneic Intubasi orotrakeal dengan imobilisasi ser.ikal segaris /edera maksilo)asial berat +idak dapat intubasi +idak dapat intubasi +idak dapat intubasi +ambahan )armakologik Intubasi orotrakeal +idak dapat intubasi "irwa Surgical E -erjakan sesuai pertimbangan klinis dan tingkat ketrampilan0pengalaman ;. Breathing dan Fentilasi57ksigenasi 1. Penilaian a. b. c. d. e. 2. a. b. c. d. e. 3. /. ;uka leher dan dada penderita* dengan tetap memperhatikan kontrol ser.ikal in#line immo$ilisasi +entukan laju dan dalamn'a pernapasan Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat de.iasi trakhea* ekspansi thoraks simetris atau tidak* pemakaian otot5otot tambahan dan tanda5tanda cedera lainn'a. Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor Buskultasi thoraks bilateral Pemberian oksigen konsentrasi tinggi # nonre$reat er mas& 11512 liter0menit$ Fentilasi dengan Ba% Valve Mas& !enghilangkan tension pneumot ora' !enutup open pneumot ora' !emasang pulse o'ymeter Berna)as Intubasi "asotrakeal atau orotrakeal dengan imobilisasi ser.ikal segarisE

Pengelolaan

6.aluasi

Circulation dengan kontrol perdara+an 1. Penilaian a. b. c. d. e. 2. a. !engetahui sumber perdarahan eksternal 'ang )atal !engetahui sumber perdarahan internal Periksa nadi @ kecepatan* kualitas* keteraturan* pulsus paradoksus. +idak diketemukann'a pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukann'a resusitasi masi) segera. Periksa warna kulit* kenali tanda5tanda sianosis. Periksa tekanan darah Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal

Pengelolaan

;
b. c. d. e. ). 3. D. 1. 2. 3. 6. 1. 2. Disabilit +entukan tingkat kesadaran memakai skor 1/,0P+, "ilai pupil @ besarn'a* isokor atau tidak* re)lek caha'a dan awasi tanda5tanda lateralisasi 6.aluasi dan Re5e.aluasi aiway* oksigenasi* .entilasi dan circulation. ;uka pakaian penderita /egah hipotermia @ beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan 'ang cukup hangat. -enali perdarahan internal* kebutuhan untuk inter.ensi bedah serta konsultasi pada ahli bedah. Pasang kateter IF 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah untuk pemeriksaan rutin* kimia darah* tes kehamilan #pada wanita usia subur$* golongan darah dan cross#matc serta Bnalisis 1as Darah #;1B$. ;eri cairan kristaloid 'ang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat. Pasang P,B10bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien5pasien )raktur pel.is 'ang mengancam n'awa. /egah hipotermia 6.aluasi

$0posure.$n,ironment

IF. R6,3,I+B,I B. ;. /. Re5e.aluasi B;/D6 Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1 lihat tabel 2 $ 6.aluasi resusitasi cairan 1. 2. D. 1. "ilailah respon penderita terhadap pemberian cairan awal # lihat gambar <* tabel < dan tabel & $ "ilai per)usi organ # nadi* warna kulit* kesadaran dan produksi urin $ serta awasi tanda5tanda s'ok Respon cepat . . . . 2. . . . 3. . . . . Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan maintenance +idak ada indikasi bolus cairan tambahan 'ang lain atau pemberian darah Pemeriksaan darah dan cross#matc tetap dikerjakan -onsultasikan pada ahli bedah karena inter.ensi operati) mungkin masih diperlukan Pemberian cairan tetap dilanjutkan* ditambah dengan pemberian darah Respon terhadap pemberian darah menentukan tindakan operati) -onsultasikan pada ahli bedah # lihat tabel 5 $. -onsultasikan pada ahli bedah Perlu tindakan operati) sangat segera Aaspadai kemungkinan s'ok non hemoragik seperti tamponade jantung atau kontusio miokard Pemasangan /FP dapat membedakan keduan'a # lihat tabe 52 ml pada dewasa dan 2 m(0kg pada anak dengan tetesan cepat #

Pemberian cairan selanjutn'a berdasarkan respon terhadap pemberian cairan awal.

Respon ,ementara

+anpa respon

Tabel -! Perkiraan Ke+ilangan 1airan dan Dara+, Berdasarkan Presentasi Penderita Semula

8
K$%"S * -ehilangan Darah #m($ -ehilangan Darah #H ,ampai 15H .olume darah$ Den'ut "adi +ekanan Darah +ekanan nadi #mm 2g$ Crekuensi Perna)asan 1&52 Produksi 3rin #m(0jam$ /",0 ,tatus !ental Penggantian /airan #2ukum <@1$ Table 2!Penilaian "wal dan Pengelolaan S ok -ristaloid -ristaloid ,edikit cemas Bgak cemas /emas* bingung -ristaloid dan darah ;ingung*lesu (let ar%ic) -ristaloid dan darah G< 2 5< 2 5< < 5& 5515 G<5 +idak berarti I1 "ormal G1 "ormal G12 !enurun !enurun G1& !enurun !enurun 15H5< H < H5& H G& H ,ampai >5 Kelas ** >5 515 Kelas *** 15 52 Kelas */ G2

"ormal atau "aik !enurun

-7"DI,I +ension Pneumothora9

P6"I(BIB" #Pemeriksaan Cisik$ D De.iasi +racheal D Distensi .ena leher D 2ipersonor

P6"16(7(BB" D "eedle decompression D +ube thoracostom'

!assi.e hemothora9

D ;ising na)as #5$ D J De.iasi +racheal D Fena leher kolaps D Perkusi @ dullness

D Fenous access D Perbaikan Folume D -onsultasi bedah D +ube thoracostom' Pericardiocentesis D Fenous access D Perbaikan Folume D Pericardiotom'

/ardiac tamponade

D ;ising na)as #5$ D Distensi .ena leher D ;un'i jantung jauh D 3ltrasound

Perdarahan Intraabdominal

D Distensi abdomen D 3terine li)t* bila hamil D DP(0ultrasonograph' D Pemeriksaan Faginal

D +horacotom' D Fenous access D Perbaikan Folume D -onsultasi bedah D Jauhkan uterus dari .ena ca.a -ontrol Perdarahan D Direct pressure D ;idai 0 ,plints D (uka -ulit kepala 'ang berdarah @ Jahit

Perdarahan (uar

D -enali sumber perdarahan

9
Tabel 3!Penilaian "wal dan Pengelolaan S ok

K&#D*S* Craktur Pel.is

*4"G$ 5*#D*#GS Pel.ic 95ra' D Craktur Ramus Pubic

S*G#*5*1"#1$ D -ehilangan darah kurang dibanding jenis lain D !ekanisme

*#T$6/$#S* D Perbaikan Folume D !ungkin +rans)use D 2indari manipulasi berlebih D Perbaikan Folume D !ungkin +rans)usi D Pel.ic .olume D Rotasi Internal Panggul

D 7pen book

-ompresi (ateral D Pel.ic .olume 7

D Fertical shear

D ,umber perdarahan ban'ak

D PB,1 D 69ternal )i9ator D Bngiograph' D +raksi ,keletal

/edera 7rgan Dalam

/+ scan D Perdarahan intraabdomimal

D Potensial kehilangan darah D 2an'a dilakukan bila hemodinamik stabil

D -onsultasi 7rtopedi D Perbaikan Folume D !ungkin +rans)usi D -onsultasi ;edah

1
Tabel 8!Transient 6esponder $T*&%&G* Dugaan Jumlah perdarahan kurang atau Perdarahan ;erlanjut "onhemorrhagic D /ardiac tamponade P$495*S*K D Distensi Bbdomen D Craktur Pel.is D Craktur Pel.is D Perdarahan (uar D Distensi .ena leher D ;un'i jantung jauh D 3ltrasound D Recurrent0 persistent tension pneumothora9 D ;ising na)as normal D De.iasi +racheal D Distensi .ersa leher D 2ipersonor D ;ising na)as #5$ Tabel ;!#on responder P$495*S*K P$49D*"G#&ST D Distensi Bbdomen T"4B":"# D DP(03,1 D Pericardiocentesis P$49D*"G#&ST*K T"4B":"# D DP( atau ultrasonogra)i *#T$6/$#S* D -onsultasi ;edah D Perbaikan Folume D !ungkin +rans)usi D Pasang bidai D Ree.aluasi toraks D Dekompresi jarum +ube thoracostom'

$T*&%&G* !assi.e blood loss #/lass III atau IF$ D Intraabdominal bleeding "onhemorrhagic D +ension pneumothora9

*#T$6/$#S* D Inter.ensi segera #ahli bedah$ DPerbaikan Folume

D Distensi Fena (eher D +rachea tergeser D ,uara na)as menghilang D 2ipersonor

D Resusitasi 7perati) D /hest Decompresion #"eedle thoracocentesis diteruskan dengan tube thoracostom'$ D !ungkin diperlukan penggunaan monitoring

"onhemorrhagic D/ardiac tamponade

D Distensi .ena leher D ;un'i jantung jauh D 3ltrasound

DPericardiocentesis

in.asi.e D "ilai ulang B;/D6 D "ilai ulang jantung D Pericardiocentesis

D /edera tumpul jantung

D ;ising na)as normal D "adi K teratur D Per)usi jelek

D 6-1 @ kelainan iskemik D +ransesophageal echocardiograph' D 3ltrasonograph' #pericardial$

D Persiapan 7D In.asi.e monitoring D Inotropic support D Pertimbangkan operasi

F.

+B!;B2B" PBDB PRIMARY SURVEY DB" R6,3,I+B,I B. Pasang 6-1 1. 2. ;. ;ila ditemukan bradikardi* konduksi aberan atau ekstrasistole harus dicurigai adan'a hipoksia dan hipoper)usi 2ipotermia dapat menampakkan gambaran disritmia

Pasang kateter uretra

11
1. 2. 3. 4. 5. /. -ecurigaan adan'a ruptur uretra merupakan kontra indikasi pemasangan kateter urine ;ila terdapat kesulitan pemasangan kateter karena striktur uretra atau BP:* jangan dilakukan manipulasi atau instrumentasi* segera konsultasikan pada bagian bedah Bmbil sampel urine untuk pemeriksaan urine rutine Produksi urine merupakan indikator 'ang peka untuk menilai per)usi ginjal dan hemodinamik penderita 7utput urine normal sekitar *5 ml0kg;;0jam pada orang dewasa* 1 ml0kg;;0jam pada anak5anak dan 2 ml0kg;;0jam pada ba'i Pasang kateter lambung 1. 2. D. ;ila terdapat kecurigaan )raktur basis kranii atau trauma maksilo)acial 'ang merupakan kontraindikasi pemasangan nasogastric tube* gunakan orogastric tube. ,elalu tersedia alat suction selama pemasangan kateter lambung* karena baha'a aspirasi bila pasien muntah. !onitoring hasil resusitasi dan laboratorium !onitoring didasarkan atas penemuan klinisL nadi* laju na)as* tekanan darah* Bnalisis 1as Darah #;1B$* suhu tubuh dan output urine dan pemeriksaan laboratorium darah. 6. Pemeriksaan )oto rotgen dan atau CB,+ 1. 2. 3. ,egera lakukan )oto thoraks* pel.is dan ser.ikal lateral* menggunakan mesin 95ra' portabel dan atau CB,+ bila terdapat kecurigaan trauma abdomen. Pemeriksaan )oto rotgen harus selekti) dan jangan sampai menghambat proses resusitasi. ;ila belum memungkinkan* dapat dilakukan pada saat secondary survey. Pada wanita hamil* )oto rotgen 'ang mutlak diperlukan* tetap harus dilakukan.

FI. SEC*+,ARY SURVEY /. Bnamnesis Bnamnesis 'ang harus diingat @ " @ "lergi 4 @ 4ekanisme dan sebab trauma 4 @ 4edikasi # obat 'ang sedang diminum saat ini$ P @ Past illness % @ %ast meal #makan minum terakhir$ $ @ $.ent0$n.irontment 'ang berhubungan dengan kejadian perlukaan. ;. Pemeriksaan Cisik # lihat tabel > $

Tabel <! Pemeriksaan 5isik pada Secondary Survey :al ang dinilai Tingkat Kesadaran *denti)ikasi. tentukan D ;eratn'a trauma kapitis Penilaian D ,kor 1/, Penemuan Klinis D 8* cedera kepala berat D ? 512* cedera kepala sedang Kon)irmasi dengan D /+ ,can D 3langi tanpa relaksasi 7tot

12
D 1<515* cedera Pupil D Jenis cedera kepala D (uka pada mata Kepala D (uka pada kulit kepala D Craktur tulang 4aksilo)asial tengkorak D (uka jaringan lunak D Craktur D -erusakan s'ara) D (uka dalam %e+er mulut0gigi D /edera pada )aring D Inspeksi D Craktur ser.ikal D -erusakan .askular D /edera eso)agus D 1angguan neurologis D Palpasi D Buskultasi D 3kuran D ;entuk D Reaksi D Inspeksi adan'a luka dan )raktur D Palpasi adan'a )raktur D Inspeksi @ de)ormitas D !aloklusi D Palpasi @ krepitus D /edera jaringan lunak D De)ormitas )aring D 6m)isema subkutan D 2ematoma D !urmur D +embusn'a platisma D "'eri* n'eri tekan Toraks D Perlukaan dinding toraks D 6m)isema subkutan D Pneumo0 hematotoraks D /edera bronchus D -ontusio paru D -erusakan aorta torakalis D Inspeksi D Palpasi D Buskultasi / spine D Jejas* de)ormitas* gerakan D Paradoksal D "'eri tekan dada* krepitus D ;ising na)as berkurang D ;un'i jantung jauh D -repitasi mediastinum D "'eri punggung hebat D Coto toraks D /+ ,can D Bngiogra)i D ;ronchoskopi D +ube torakostomi D Perikardio sintesis D 3,1 +rans5 6so)agus D Coto ser.ikal D Bngiogra)i0 Doppler D 6so)agoskopi D (aringoskopi kepala ringan D Mmass e))ectM D Di))use a9ional injur' D Perlukaan mata D (uka kulit kepala D Craktur impresi D Craktur basis D Craktur tulang wajah D /+ ,can tulang wajah D Coto tulang wajah D /+ ,can D /+ ,can

Tabel <! Pemeriksaan 5isik pada Secondary Survey ( lanjutan ) :al ang Dinilai "bdomen. pinggang *denti)ikasi. tentukan D Perlukaan dd. Bbdomen D /edera intra5 peritoneal Penilaian D Inspeksi D Palpasi D Buskultasi D +entukan arah Penemuan klinis D "'eri* n'eri tekan abd. D Iritasi peritoneal D /edera organ Kon)irmasi dengan D DP( D CB,+ D /+ ,can D (aparotomi

13
D /edera retroperitoneal Pel,is D /edera 1enito5 urinarius D Craktur pel.is D Palpasi sim)isis pubis untuk pelebaran D "'eri tekan tulang el.is D +entukan instabilitas pel.is #han'a satu kali$ D Inspeksi perineum D Pem. 4edula spinalis D +rauma kapitis D +rauma medulla spinalis D +rauma s'ara) peri)er Kolumna /ertebralis D Craktur D lnstabilitas kolumna Fertebralis D -erusakan s'ara) $kstremitas D /edera jaringan lunak D Craktur D -erusakan sendi D De)isit neuro5 .ascular D Respon .erbal terhadap n'eri* tanda lateralisasi D "'eri tekan D De)ormitas D Inspeksi D Palpasi D Jejas* pembengkakan* pucat D !al5alignment D "'eri* n'eri tekan* -repitasi D Pulsasi hilang0 berkurang D -ompartemen D De)isit neurologis D Coto ronsen D Doppler D Pengukuran tekanan kompartemen D Bngiogra)i Rektum0.agina D Pemeriksaan motorik D Pemeriksaan sensorik D Mmass e))ectM unilateral D +etraparesis Paraparesis D /edera radiks s'ara) D Craktur atau dislokasi D Coto polos D /+ ,can D Coto polos D !RI penetrasi .iseral D /edera retroperitoneal D /edera 1enito5 rinarius #hematuria$ D Craktur pel.is D Perlukaan perineum* rektum* .agina D Coto dengan kontras D Bngiogra)i D Coto pel.is D 3rogram D 3retrogram D ,istogram D IFP D /+ ,can dengan kontras

FII. +B!;B2B" PBDB SEC*+,ARY SURVEY B. ;. /. ,ebelum dilakukan pemeriksaan tambahan* periksa keadaan penderita dengan teliti dan pastikan hemodinamik stabil ,elalu siapkan perlengkapan resusitasi di dekat penderita karena pemeriksaan tambahan biasan'a dilakukan di ruangan lain Pemeriksaan tambahan 'ang biasan'a diperlukan @ 1. 2. 3. 4. 5. /+ scan kepala* abdomen 3,1 abdomen* transoeso)agus Coto ekstremitas Coto .ertebra tambahan 3rogra)i dengan kontras

FIII. R656FB(3B,I P6"D6RI+B

14
B. ;. /. Penilaian ulang terhadap penderita* dengan mencatat dan melaporkan setiap perubahan pada kondisi penderita dan respon terhadap resusitasi. !onitoring tanda5tanda .ital dan jumlah urin Pemakaian analgetik 'ang tepat diperbolehkan

IN. +RB",C6R -6 P3,B+ R3J3-B" OB"1 (6;I2 ;BI/. <. Pasien dirujuk apabila rumah sakit tidak mampu menangani pasien karena keterbatasan ,D! maupun )asilitas serta keadaan pasien 'ang masih memungkinkan untuk dirujuk. +entukan indikasi rujukan* prosedur rujukan dan kebutuhan penderita selama perjalanan serta komunikasikan dengan dokter pada pusat rujukan 'ang dituju.

1. ;agaimana prosedur e.akuasi korban gawat darurat0bencana ? $,akuasi korban "lat Pengangkutan Dalam melaksanakan proses e.akusi korban ada beberapa cara atau alat bantu* namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi 'ang dihadapi #medan* kondisi korban ketersediaan alat$. Bda dua macam alat pengangkutan* 'aitu@ (9 4anusia !anusia sebagai pengangkutn'a langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut 'ang dilaksanakan. ;ila satu orang maka penderita dapat@ = Dipondong @ untuk korban ringan dan anak5anak = Digendong @ untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang = Dipapa+ @ untuk korban tanpa luka di bahu atas*

Bila dua orang maka penderita dapat: !aka pengangkutn'a tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung. = = = -9 = = = = Dipondong @ tangan lepas dan tangan berpegangan !odel membawa balok !odel membawa kereta "lat bantu +andu permanen +andu darurat -ain keras 0 ponco 0 jaket lengan panjang +ali 0 webbing

15

Persiapan : Oang perlu diperhatikan@ 1. 2. <. &. 5. -ondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian kondisi dari@ keadaan respirasi* pendarahan* !en'iapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses e.akuasi !enentukan lintasan e.akusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut !emilih alat ,elama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh 'ang berjuntai atau badan penderita 'ang tidak daolam posisi benar. luka* patah tulang dan angguan persendian

1. Bpa tanda5tanda kegawatdaruratan #Emer%ency si%n$ dan tanda prioritas #Priority si%n$ kegawatdaruratan pada kasus traumatologi ? -ata triase #triage$ berarti memilih. Jadi triase adalah proses skrining secara cepat terhadap semua anak sakit segera setelah tiba di rumah sakit untuk mengidenti)ikasi ke dalam salah satu kategori berikut@ 5 Dengan tanda kegawatdaruratan (EMER-E+CY SI-+S)@ memerlukan penanganan kegawatdaruratan segera. 5 Dengan tanda prioritas (PRI*RI.Y SI-+S)@ harus diberikan prioritas dalam antrean untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan tanpa ada keterlambatan. 5 Tanpa tanda kegawatdaruratan maupun prioritas@ merupakan kasus +*+#UR-E+. sehingga dapat menunggu sesuai gilirann'a untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.

16

Periksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap@ D Ta+ap (: Periksa jalan napas dan pernapasan* bila terdapat masalah* segera berikan tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan napas bantuan. D Ta+ap -: ,egera tentukan apakah anak dalam keadaan s'ok* tidak sadar* kejang* atau diare dengan dehidrasi berat.

S'&K ,'ok adalah ketidaknormalan dari sistem peredaran darah 'ang mengakibatkan per)usi organ dan oksigenasi jaringan 'ang tidak adekuat. >enis!jenis s ok : 1. S ok +emoragik (+ipo,olemik) * Disebabkan kehilangan akut dari darah atau cairan tubuh. * Jumlah darah 'ang hilang akibat trauma sulit diukur dengan tepat bahkan pada trauma tumpul sering diperkirakan terlalu rendah. Ingat bahwa @ o ,ejumlah besar darah dapat terkumpul dalam rongga perut dan pleura. o Perdarahan patah tulang paha #)emur sha)t$ dapat mencapai 15 o Perdarahan patah tulang panggul #pel.is$ dapat melebihi 2 2. S ok kardiogenik * Disebabkan berkurangn'a )ungsi jantung* antara lain akibat @ o -ontusio miokard o +amponade jantung o Pneumotoraks tension o (uka tembus jantung o In)ark miokard * Penilaian tekanan .ena jugularis sangat penting dan sebaikn'a 6/1 dapat direkam. 3. S ok neurogenik * Ditimbulkan oleh hilangn'a tonus simpatis akibat cedera sumsum tulang belakang #spinal cord$. * 1ambaran klasik adalah hipotensi tanpa disert takhikardiaa atau .asokonstriksi. 5< 52 cc . .

1;
4. S ok septik * Jarang ditemukan pada )ase awal dari trauma* tetapi sering menjadi pen'ebab kematian beberapa minggu sesudah trauma #melalui gagal organ ganda$. * Palingsering dijumpai pada korban luka tembus abdomen dan luka bakar.

You might also like