Professional Documents
Culture Documents
1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus direncanakan berdasarkan data baik spasial dan nonspasial serta informasi lainnya yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, serta pemerintah daerah harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional. Lebih lanjut, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 menegaskan bahwa aspek wilayah/spasial haruslah diintegrasikan ke dalam dan menjadi bagian dari kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan.
Kabupaten Nunukan yang terletak antara 115 33' 00 sampai dengan 118 03' 00 Bujur Timur dan 03 15' 00" sampai dengan 04 24' 55" Lintang Utara merupakan wilayah paling utara dari Propinsi Kalimantan Timur. Posisinya yang berada di daerah perbatasan Indonesia - Malaysia menjadikan Kabupaten Nunukan sebagai daerah yang strategis dalam peta lalu lintas antar negara.
Wilayah Kabupaten Nunukan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Sabah, sebelah Timur dengan Laut Sulawesi, sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau, sebelah Barat berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Serawak.
Kabupaten yang berdiri pada tahun 1999 ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bulungan dengan luas wilayah 14.263,68 km2. Kabupaten ini memiliki 10 sungai dan 17 pulau. Sungai terpanjang adalah Sungai Sembakung dengan panjang 278 km sedangkan Sungai Tabur merupakan sungai terpendek dengan panjang 30 km.
Topografi Kabupaten Nunukan cukup bervariasi, kawasan perbukitan terjal terdapat di sebelah utara bagian barat, perbukitan sedang di bagian tengah dan dataran bergelombang landai di bagian timur memanjang hingga ke pantai sebelah timur.
Perbukitan terjal di sebelah utara merupakan jalur pegunungan dengan ketinggian 1.500 m-3.000 m di atas permukaan laut. Kemiringan untuk daerah dataran tinggi berkisar antara 8 - 15%, sedangkan untuk daerah perbukitan memiliki kemiringan yang sangat terjal, yaitu di atas 15%. Dengan demikian kemiringan rata-rata berkisar antara 0 - 50%.
Pesatnya perkembangan pembangunan infrastruktur dan peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Nunukan berdampak bagi pemanfaatan ruang dan lahan yang ada. Secara umum beberapa fungsi penggunaan lahan yang perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi serta manfaat keberadaan peta foto udara ini adalah antara lain mengenai : pelebaran/penambahan jalan, perubahan/penambahan bangunan, berdirinya kawasan baru (perumahan, industri, pariwisata), ketersediaan RTH, Pemanfaatan lahan pertanian, jumlah kawasan terbangun dan ketersediaan lahan belum terbangun yang menjadi kawasan perencanaan penggunaan ruang kedepannya, hingga pemantauan dan penegasan terhadap batas wilayah. Baik itu batas wilayah antar desa atau kelurahan, kecamatan didalam wilayah Kabupaten Nunukan sendiri maupun batas wilayah dengan kabupaten/kota yang berbatasan .
Cepatnya perubahan kondisi di lapangan dan terbatasnya waktu dalam pembuatan suatu peta, memberikan konsekuensi diterapkannya teknologi komputer dalam proses pembuatan peta. Proses pemetaan dilakukan melalui proses yang melibatkan media Foto Udara, Citra Satelit dengan teknologi pencitraan permukaan bumi untuk
mendapatkan gambaran kenampakannya dengan teknologi Pencitraan Pesawat Udara atau Ruang Angkasa (Space Imaging), dengan didukung oleh teknolologi penentuan posisi secara teliti dengan Global Positioning System (GPS) untuk pengukuran koordinat dengan berbagai pilihan software untuk melakukan pengolahan data spasial dari data mentah menjadi data digital dan diolah menjadi database dalam sistem informasi geografis (SIG) sebagai sumber data bagi pembuat keputusan. kebijakan dalam pengambilan
Mengingat wilayah Kabupaten Nunukan mempunyai cakupan yang cukup luas maka untuk mengadakan peta dengan skala yang besar diperlukan teknologi dan waktu dalam pelaksanaan pekerjaan yang relatif yang tidak sedikit. Tingkat tutupan awan atau cloud cover yang tinggi diatas wilayah Kabupaten Nunukan ini menjadikan foto udara sebagai teknologi pemetaan yang memiliki peluang keberhasilan perolehan data spasial yang cukup baik tentunya dengan mempertimbangkan juga faktor-faktor keterbatasan atau toleransi dari teknologi foto udara yang ada.
Pembuatan Peta Mozaik Pulau Nunukan di Kabupaten Nunukan skala 1: 5.000 dengan system sistem Proyeksi Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator ini menjadi penting sebagai referensi data spasial atau keruangan bagi kegiatan perencanaan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi penggunaan lahan diseluruh instansi pemerintah di Kabupaten Nunukan. Kedepan sumber data spasial ini akan menjadi data dasar spasial dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisa data spasial lainnya yang dibutuhkan pengambil keputusan dalam merumuskan suatu kebijakan daerah di wilayah Kabupaten Nunukan. 1.2.
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang untuk Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah ; 1.3.
1.3.1. Maksud Maksud diadakan kegiatan ini adalah : Melakukan Pekerjaan Pemotretan Udara Digital yang disertai pemetaan photogrametris dan dengan spesifikasi yang sesuai untuk Pekerjaan Pemetaan skala 1:5.000 dengan cakupan wilayah Pulau Nunukan di Kabupaten Nunukan
1.3.2. Tujuan Tujuan dari Kegiatan ini adalah : 1. Digunakan sebagai sumber basisdata spasial wilayah dalam hal untuk percepatan rencana detil tata ruang di kawasan koridor perluasan dan pengembangan pembangunan serta pengelolaan wilayah Pulau Nunukan. 2. Menyediakan data spasial yang memenuhi unsur kekinian dan akurasi data terkini dengan format digital dalam sistem Proyeksi Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator dari mozaik Foto Udara. 3. Dimilikinya Peta Kabupaten Nunukan Skala 1 : 5.000 dengan sistem Proyeksi Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator Sebagai data dasar untuk perencanaan dan pengembangan, analisa dan evaluasi penggunaan dan pemanfaatan lahan dalam wilayah administrasi di Pulau Nunukan Kabupaten Nunukan. 1.4.
Sasaran
Sasaran Pembuatan Foto Udara adalah : 1. Sebagai sumber basisdata spasial wilayah Kabupaten Nunukan
2. Peta Kabupaten Nunukan Skala 1 : 5.000 dengan sistem Proyeksi Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator Sebagai data dasar untuk perencanaan dan pengembangan, analisa, dan evaluasi
penggunaan dan pemanfaatan lahan dalam wilayah administrasi di Kabupaten Nunukan 3. Menyediakan data spasial yang memenuhi unsur kekinian dan akurasi data terkini dengan format digital dalam sistem Proyeksi Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator dari mozaik foto udara. 1.5.
Volume Pekerjaan
Total volume pekerjaan adalah seluas 23.190,00 Ha untuk mendapatkan peta skala 1: 5.000
1.6.
Lingkup Pekerjaan 1. Melakukan pemotretan wilayah Pulau Nunukan, Kabupaten Nunukan seluas 23.000 Ha dengan menggunakan metode Foto Udara. 2. Membuat Peta Mozaik foto udara Kabupaten Nunukan skala 1 :5.000 dengan sistem Proyeksi Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator.
1.7.
Lingkup Wilayah Lingkup wilayah pekerjaan meliputi daerah administrasi Pulau Nunukan, Kabupaten Nunukan
1.8. Laporan Untuk masing-masing tahapan pekerjaan, laporan dibuat secara berkala yang terdiri dari laporan pendahuluan, laporan survey setelah pekerjaan selesai, dan laporan akhir . Pelaporan terdiri dari :
Laporan
Pendahuluan
dibuat
diawal
pelaksanaan
pekerjaan
yang
menyatukan visi dari Spesifikasi Teknis dari pemberi Pekerjaan dan Proposal yang di sampaikan Laporan Bulanan Laporan Antara Laporan Akhir Laporan akhir dibuat sebagai tahap akhir pelaksanaan pekerjaan pemetaan yang berisi antara lain: Metode dan Prosedure Pelaksanaan. Kemajuan pekerjaan untuk setiap proses yang dilaksanakan. Data-data teknis pada setiap sub proses pekerjaan. Mekanisme Kontrol Kualitas yang dilaksanakan. Analisa Produk yang dihasilkan. Kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan. Kesimpulan dan saran terhadap hasil pekerjaan.
1.9.
Hasil keluaran dari masing-masing tahap pekerjaan diatas diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum Bidang Penataan Ruang dalam bentuk sebagai berikut Seluruh foto digital hasil pemotretan yang masih berbentuk Raw data dan belum dilakukan Mosaicking dalam bentuk CD atau DVD rangkap 5 (lima). Daftar foto Titik - Titik Patok Acuan dan Premark sebanyak rangkap 5 (lima). Hasil identifikasi lapangan sebanyak rangkap 5 (lima). Daftar Koordinat (x,y,z) titik-titik Patok Acuan sebanyak rangkap 5 (lima). Peta Foto Digital skala 1 : 5.000 dan Softcopy Peta Foto dalam DVD atau media storage lainnya sebanyak rangkap 10 (sepuluh). Peta Foto Digital ini compatible dengan Software CAD (Computer Aided Design) atau Software GIS (Geographic Information System) dalam sistem koordinat dengan proyeksi UTM dan datum WGS'84 sehingga mudah dikonversi dalam format digital map yang telah dimiliki Proyek atau mudah untuk dilakukan superimpose.
Seluruh hasil Keluaran tersebut diatas diserahkan dalam bentuk hard copy dan soft copy (disimpan dalam media CD/DVD), khusus untuk Citra Foto dalam format digital (JPG/Raw Data)
1.10. Jangka Waktu Pelaksanaan Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan Pekerjaan sebagaimana yang diuraikan diatas harus diselesaikan seluruhnya dalam Waktu 45 (empat puluh lima) hari Kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja.
2.
Status PT
3.
Alamat PT
: Jl. Raya Pasar Minggu No.36 Pasar Minggu Jakarta Selatan : 021 - 790 00 64 : 021 - 790 00 64 : : : : : -
No. Telepon No. Fax. E-mail 4. Alamat Kantor Pusat No. Telepon No. Fax. E-mail
:-
::-
D. LANDASAN HUKUM PENDIRIAAN PERUSAHAAN 1. AKTE PENDIRIAN PT : 118 : 15 Oktober 1987 : Ny. Sumardilah O.R., S.H. 2. AKTE PERUBAHAN TERAKHIR : 03 : 11 Agustus 2008 : Sigit Siswanto, S.H.
E. PENGURUS PERUSAHAAN
1. KOMISARIS No 1. Nama Ir. Husni Tamrin No. KTP 3174051205520003 Jabatan dalam Perusahaan Komisaris Utama
2. DIREKSI/PENANGGUNG JAWAB/PENGURUS PERUSAHAAN No 1. 2. Nama Ir. Harianto Parman, M.M. Giarno No. KTP 3174012507580005 33.7411.210656.0002 Jabatan dalam Perusahaan Direktur Utama Direktur
10
F. DATA KEUANGAN
1. SUSUNAN KEPEMILIKAN SAHAM No 1. Nama Ir. Husni Tamrin
No. KTP
Alamat
3174051205520003 Peninggiran Rt. 006 Rw. 009 Kebayoran Lama Jakarta Selatan
2.
3174012507580005 Jl. Tebet Barat V A/20 Rt. 016 Rw. 004 Tebet Jakarta Selatan
Rp. 175.000.000,(18 %)
3.
Giarno
3174012106560002 Jl. Tebet Barat V A/20 Rt. 016 Rw. 004 Tebet Jakarta Selatan
Rp. 175.000.000,(18 %)
11
2. Bukti Pelunasan Pajak Tahun Terakhir Tahun 2011 PPH Pasal 21 Tahunan PPH Pasal 25/29 Tahunan (PPH Badan) : No. S-01004307/PPH2109/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 20 Januari 2012 : No. 061-02-00000002 Tgl. 28 April 2012
3. Laporan Bulanan PPH/PPN Tiga Bulan Terakhir April 2011 PPH Psl 21 PPH Psl.25 PPN : No. S-01032352/PPH2109/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 10 Mei 2012 : No. S-01032350/PPH25/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 10 Mei 2012 : No. S-01032351/PPN1111/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 10 Mei 2012
Mei 2011 PPH Psl 21 PPH Psl.25 PPN : No. S-01039234/PPH2109/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 14 Juni 2012 : No. S-01039233/PPH25/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 14 Juni 2012 : No. S-01039559/PPN1111/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 14 Juni 2012
Juni 2011 PPH Psl. 21 PPH Psl. 25 PPN : No. S-010436852/PPH2109/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 9 Juli 2012 : No. S-01043684/PPH25/WPJ.04/KP.08032012 Tgl. 9 Juli 2012 : No. S-01043686/PPN1111/WPJ.04/KP.0803/2012 Tgl. 9 Juli 2012
PENGALAMAN KERJA
NO
NAMA PEKERJAAN 2
LOKASI PROYEK 3
1 TAHUN : 2010
Jakarta
Pendidikan
Kegiatan Peningkatan/Pengkajian Kapasitas Kelembagaan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2320/F5.2/L
East Region
Monitoring Evaluasi
13 Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan Nasional Kemdiknas Gedung D Lt 15 Jl. Jenderal Pintu I Senayan Jakarta Pusat
Analisa Unjuk Kerja Energi Peralatan Pemanfaat Tenaga Listrik Dalam Rangka Labelisasi Kipas Angin, Refrigerator Dan Ballast Elektronik
Jawa
Pertambangan
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2, Kav. 07 & 08 Kuninngan Jakarta Selatan
SPK-02/JK.BRESL/DLT/P2K.NF/X
Tanggal : 9 Desember 20
Penyusunan Program Pengembangan Prasarana Nasional Transportasi Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan
06/KONTRAK/KPA-B.I/4/20
14 Transportasi Lintas Batas Negara Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Kementerian Perhubungan Jl. Merdeka Barat No. 8, Jakarta 10110 Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembinaan/Penyusunan Program Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Direktorat Bina Program Kementerian Pekerjaan Umum Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Kupang, Nusa Tenggara Timur
Jakarta
Manajemen
Pemetaan, Survey
SPK.515/P4T-PT2/VI/201
15 Transmigrasi Lokasi Desa Sillu/Noelminta Kec. Fahleo/Takari Kab. Kupang - NTT Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi Direktorat Jenderal Pembinaan Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jl. Taman Makam Pahlawan Kalibata No. 17 Jakarta Selatan Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah Tanggal : 2 Juni 2010
Pemetaan, Survey
280/PUSDATIN/LS/VI/2010
Pusat Data dan Informasi Tata Lingkungan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial Jl. Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kermenterian Energi
Jawa
Studi Manajemen
16 dan Sumber Daya Mineral Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 07 & 08 Kuningan, Jakarta Selatan Evaluasi Dan Interpretasi Potensi Migas di Cekungan Sibolga, Banyumas, North Cirebon, Kendeng, Laut Flores Dan Laut Sulawesi Sibolga, Banyumas, North Cirebon, Kendeng, Laut Flores, Laut Sulawesi
Pertambangan
Direktorat Jenderal. Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Gedung Plaza Centris, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 12910
03/KK/JK/EIPM/DME/P2K-NF/2010
33/02/SPK-MI/VII/2010
Kabupaten Berau
Pertambangan
Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik Ditjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Jl. Prof. Dr Supomo, SH
6/89/91.04/P2K-II/DJB/2010
17 No. 10 - Jakarta Selatan Revisi Masterplan Kampus Universitas Negeri Manado Manado Pejabat Pembuat Komitmen Program Pendidikan Tinggi UNIMA Kampus UNIMA di Tondano
10
Detail Design
11
Kajian Pertimbangan Komersial Terhadap Perusahaan Yang Akan Mengakhiri Atau Menghentikan Kegiatan Pertambangan
Nasional
Pertambangan
Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik Ditjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Jl. Prof. Dr Supomo, SH No. 10 - Jakarta Selatan
12
18 Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Jl. Jakarta No. 27 Bandung
TAHUN : 2009 Implementasi Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas (Capacity Building Action Plan/CB-AP) Klaten Jawa Tengah Proyek Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan Untuk Desentralisasi The Local Government of Kabupaten Klaten Pemerintah Kabupaten Klaten Sustainable Capacity Building for Decentralization Project/SCB-DP (ADB Loan 1964-INO) Jl. Pemuda No. 294 Gedung Pemda II Lantai. 2 Klaten Proyek Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan Untuk Desentralisasi The Local Government of Kabupaten Klaten
Pandeglang Banten
19 Manusia Pemerintah Kabupaten Pandeglang Sustainable Capacity Building for Decentralization Project/SCB-DP (ADB Loan 1964-INO) Jl. A. Antasisriwijaya No. 1 Pandeglang 42213 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Jl. Abdul Muis No. 7 Jakarta Pusat
Pemetaan
Pemerintahan Kabupaten Kotabaru Dinas Tata Kota dan Perumahan Jl. Veteran No. 07 Km. 02 Kotabaru - Kalimantan
602.1/05/PA-DABES-PERUM/
Kabupaten Kotabaru
SIM
20 Selatan
Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Khusus Berupa Rutan Percontohan di Cipinang Tahap IV
Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Jl. Veteran No. 11 Jakarta
Nasional
Satker Pelaksanaan PengemBangan Permukiman Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Jl. Penjernihan I/19A Pejompongan Jakarta Pusat Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi Sekretariat Jenderal Departemen
Nasional
21 Perhubungan Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 Penegasan Batas Daerah Kabupaten Lebak Provinsi Banten dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat serta antara Kota Tangerang Selatan dengan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Provinsi Banten Survey Pemetaan Data Aset Jalan Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Sulawesi Utara Survey Pemetaan Provinsi Banten Survey Pemetaan Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Wilayah Administrasi dan Perbatasan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 31 Jakarta Pusat
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembinaan Administrasi Penggunaan Barang Satuan Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
10
Nasional
Pertambangan
Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik Ditjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI Jl. Prof. Dr Supomo, SH No. 10 Jakarta Selatan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Lubuklinggau Dinas Pekerjaan Umum Jl. Dempo Raya Lubuklinggau Timur 1 Pejabat Pembuat Komitmen Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan
11
12
Tangerang
23 Teknologi Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kawasan PUSPITEK, Serpong Gedung 120 Tangerang 15310 Manajemen Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor A Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Sipil Perencanaan Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Sekretariat STAN Jl. Bintaro Utama Sektor V Bintaro Jaya Tangerang Sipil Perencanaan Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Sub bidang Pengembangan Program Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Departemen keuangan Jl. Sakti Raya No. 1
13
Tangerang
14
Perencanaan Rehab Gedung Aula, Pagar Halaman, Kantor, Selasar, Asrama, Ruang Widyaiswara dan Perpustakaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak Tahun 2009
DKI Jakarta
24 Kemanggisan - Jakarta Barat Penyusunan Data Base Perumahan Wilayah 1 Kab. Kotabaru Wilayah 1 Pemetaan, (Kecamatan Survey P. Laut Utara P. Laut Timur dan SIM Pulau Sebuku) Kecamatan Kotabaru Kalimantan Selatan Surabaya, Manado Pemerintah Kabupaten Kotabaru Dinas Tata kota dan Perumahan Jl. Veteran No. 07 Km Kotabaru 602.1/05/PA-DABESPERUM/DISTAKO/2009 Tanggal : 22 Oktober 2009
15
16
Penyusunan Model Sinkronisasi Program Pembinaan Sistem Akuntansi Proyek Pengembangan Kawasan (SPK1)
Study Manajemen
Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Kementerian Negara Perumahan Rakyat Jl. Raden Patah I No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Pejabat Pembuat Komitmen
17
Yogya, Denpasar,
Survey, Pemetaan
KU.08,08/PK-POKPS/714/2009
25 Makasar Melalui LKM SIM Penyusunan dan Operasionalisasi Kebijakan Perumahan Swadaya Satuan Kerja Pemberdayaan Perumahan Swadaya Kementerian Negara Perumahan Rakyat Jl. Raden Patah I No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Tanggal 13 April 2009
18
Penyusunan Masterplan Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Lokasi Simpang Rimau Kec Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas
Dinas Tenaga Kerja dan Tata Lingkungan Transmigrasi Kab Musi Rawas Komplek Perkantoran PEMDA Km. 12,5 Muara Beliti Sumsel
TAHUN : 2008 Studi Kebijakan Teknis Sistem Audit Nasional Transportasi Studi Kebijakan Sekretariat Balitbang Perhubungan
PL.102/17/3-BLT-2008
26 Nasional Departemen Perhubungan Jl. Merdeka Timur No. 5 Jakarta 10110 Kementerian Perumahan Rakyat Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Jl. Raden Patah I No. 1 Keb. Baru Jakarta Selatan (021) 7264010 Tanggal : 28 Maret 2008
Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Khusus Perbatasan Di Kabupaten Jayapura - Papua
Jayapura Papua
Penyusunan Pedoman dan Mekanisme Akuntansi dan Perhitungan Biaya Listrik Dalam Proses Produksi di Sektor Industri Kimia Dasar,
Banten, Yogya, Jabar, Jatim, Jateng Bali, NTB, Sumsel, Sumut, Sumbar Riau, Kaltim, Kalbar, Kalsel,
Studi Manajemen
SPK-03/JK.I/DLB/P2K.NF/VI/200
Departemen Energi Pertambangan dan Sumber Daya Mineral Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 07 & 08 Kuninngan
27 Sulut, Tekstil dan Komponen Listrik Masukan Teknis Pembiayaan Perumahan Melalui Penerbitan Obligasi Daerah Sulsel Jakarta Selatan
Nasional
Studi Manajemen
Kementerian Negara Perumahan Rakyat Satuan Kerja Pembiayaan Perumahan Pejabat Pembuat Komitmen Pembiayaan Perumahan Jl. Raden Patah I No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan (021) 7262535
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Survey Pemetaan
Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Tata Lingkungan Bina Pembangunan Daerah Jalan TMP No. 20 Kalibata, Jakarta Selatan 021-7942651 Survey Pemerintah Kota
Kegiatan Pengembangan
Kelurahan
381/1.711.51/SDP-JP/2008
28 Masyarakat Dalam Perbaikan Kampung Terpadu Kel. Galur Galur Jakarta Pusat Pemetaan Administrasi Jakarta Pusat Tanggal : 21 Agustus 2008
Tata Lingkungan Suku Dinas Perumahan Jl. Tanah Abang I No. 1 Jakarta 10160 021-3866085
DKI Jakarta
Sipil Perencanaan
Direktorat Jenderal Cirta Karya, Departemen Pekerjaan Umum Satuan Kerja Pelaksanaan Pengembangan Permukiman Jl. Penjernihan I/19A Pejompongan Jakarta Pusat 021-5723693
KU.08.08/Lakbangkim/37.1/I/2009
TAHUN : 2007 1 Pekerjaan Penyuluhan Pengelolaan Sampah Dengan Teknologi Tinggi Kepada Masyarakat DKI Jakarta Tata Lingkungan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Jl.Mandala V No. 67 Cililitan Besar Jakarta Timur 2619/1.799.31 Tanggal : 3 Agustus 2007
29
Penyusunan UKL/UPL Flyover Cengkareng Jakarta, Flyover Rawa Buaya Jakarta, Flyover Pinang Baris Medan dan Underpass Jatingaleh Semarang
Sipil Perencanaan
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Satker Pembinaan dan Pengembangan Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Kota Kegiatan Pembinaan dan Pelaksanaan Teknis Jalan dan Jembatan Jl. Pattimura No. 20 kebayoran Baru Jakarta Selatan Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 - Jakarta Pusat Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Studi Tolok Ukur Keselamatan dan Keamanan Dalam Kerangka Peningkatan Pelayanan Transportasi Evaluasi Kinerja Pelaksanaan NUSSP
Nasional
Studi
Nasional
Tata Lingkungan
KU.08.08/SPMK/SNVT-Bintek-PLP/
30 Jenderal Cipta Karya Satker Non Vertikal Tertentu Pembinaan Teknis Penataan Lingkungan Permukiman Jl. Cipaku V Nomor 1 Keb. Baru - Jakarta Selatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Jl. Segar III Kav.2 Kompleks Perkantoran Pemda Bogor Cibinong Satker BRR, Penataan Ruang dan Lingkungan Permukiman Direktorat Penataan Tata Lingkungan Ruang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-NIAS Survey Pemetaan
Wilayah I (PK-1)
Kabupaten Bogor
Sipil Perencanaan
Banda Aceh
31 Support for Poor And Disadvantage Area Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
Nasional
Evaluasi Penentuan Titik Sumur Pengembangan Panas Bumi di Daerah Tertinggal, Sokoria, Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Pengembangan Sistem Pengisian dan Fasilitas Penyimpanan Untuk Cadangan Strategis Minyak Bumi dan BBM Indonesia
NTT
Survey Pemetaan
Ditjen. Mineral, Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI
Nasional
Survey Pemetaan
Ditjen. Minyak dan Gas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI Gd. Plaza Centris, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 12910
TAHUN : 2006 1 Kajian Pengaruh Biaya Listrik Terhadap Harga Banten, Yogyakarta, Pertambangan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral SPK-19/P2K.3/VI/2006
32 Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan Mataram, Palembang, Padang, Jambi, Batam, Pekanbaru, Lampung Samarinda, Makassar, Pontianak, Manado, Kupang Pulau Sumatera
Studi Manajemen
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 07 & 08 Kuningan - Jaksel
Studi Kelayakan (FS) Pemasangan Kabel Bawah Laut Jaringan Listrik Interconection Lintas Sumatera
Pertambangan
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Studi Perencanaan Pengembangan Kelistrikan Di Kabupaten Bengkalis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkalis Jalan Antara No. 451
27/SPKP/BAPPEDA/2006
Studi Manajemen
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Gedung Plaza Centris, Jl. HR Rasuna Said, Kav.B-5, Jakarta 12910
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Satker Non Vertikal Tertentu Pembinaan Teknis Penataan Lingkungan Permukiman Jl. Cipaku V Nomor 1 Keb. Baru - Jaksel Sekretariat Balitbang Dephub Departemen Perhubungan Jl. Merdeka Timur No.
Studi Kebutuhan Standardisasi Di Sektor Transportasi Dalam Rangka Peningkatan Keselamatan Transportasi
Nasional
Studi Manajemen
34 5 Jakarta 10110 6 Kebijakan Penataan Ruang Koridor Kawasan Sepanjang Jalan Tol/Bebas Hambatan di Pulau Jawa - Bali Jawa - Bali Studi Manajemen Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang Satker Kegiatan Pembinaan Penataan Ruang Kawasan Sangat Berkembang Jl. Pattimura No. 20 Keb. Baru - Jaksel Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang Satker Pembinaan Penataan Ruang Kawasan Pengembangan Baru Jl. Pattimura No. 20 Keb. Baru - Jaksel 45.PKT.7/KU.08.08/KPPRKSB/V/06 Tanggal : 2 Mei 2006
Bantek Penyusunan RTRW Kabupaten di Wilayah IV (Kab. Yahukimo, Prov. Papua dan Kab. Fak - Fak, Prov. Irian Jaya Barat
Semarang, Surabaya
Survey Pemetaan
KU.08.08/P2P-SPK/P5-05/V/2006
35 di Daerah Perkotaan di Wilayah I Palembang, Medan Tata Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Satuan Kerja Peengembangan Permukiman Kegiatan Pengembangan Perumahan Permukiman Jl. Pattimura No. 20 Keb. Baru - Jaksel Tanggal : 10 Mei 2006
Aceh
Sipil Perencanaan
Satuan Kerja Sementara BRR Pengembangan & Tata Lingkungan Pengelolaan Jaringan Irigasi & Rawa Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Jl. Ir. H. Mohd Thaher No. 14 Lueng Bata Banda Aceh Survey Pemetaan Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh
10
Aceh Barat
KU.08.09/TAP/89/SP/
36 Darussalam Dinas Perkotaan dan Permukiman SKS-BRR Tata Ruang, Lingkungan, Pemantauan dan Jl. Pemancar No. 5 Sp. III Banda Aceh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Satuan Kerja Pelaksanaan Pengembangan Permukiman Jl. Penjernihan I/19A Pejompongan Jakarta Pusat Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Gedung Plaza Centris, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-5 Jakarta 12910
Penataan Ruang
11
Penataan Bangunan dan Infrastructure (PSD) Permukiman Dikawasan Bantaran Kali Code Prop. D.I Yogyakarta
D.I Yogyakarta
12
37
13
Nasional
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Satker Pembinaan Pelaksanaan Teknis Rawa dan Pantai Jl. Pattimura No. 20 Keb. Baru - Jaksel Kementerian Perumahan Rakyat R.I Satker Pengembangan Kapasitas Sumberdaya Perumahan Kegiatan Operasionalisasi Kebijakan Perumahan Swadaya Jl. Raden Patah I No. 1 Kebayoran Baru Jaksel
14
Fasilitasi Penyelenggaraan dan Pengelolaan Hasil Implementasi Kebijakan dan Strategi Perumahan Swadaya
Nasional
Studi Manajemen
15
Nasional
Survey Pemetaan
38 Perhubungan Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat Studi Konsultan Pengembangan Masyarakat/ Dampingan Kelurahan Cakung Jakarta Timur Suku Dinas Perumahan Tata Lingkungan Kotamadya Jakarta Timur Program Pengembangan Lingkungan Permukiman Kegiatan Perbaikan Kampung (Dedicated) Jl. Jatinegara Barat No. 142 - Jakarta Timur
16
01/-1.712.3/K/2006
TAHUN : 2005 Kajian Optimalisasi Pemanfaatan dan Formulasi Harga LNG Untuk Keperluan Ekspor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Gedung Plaza Centris, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-5
17
Jakarta
Pertambangan
02/HLNG/P2K-SDM/2005 1-Sep-05
39 Jakarta 12910 Studi Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dan Kemampuan Perusahaan Listrik Dalam Rangka Penetapan Tarif Listrik Regional di Wilayah Non Kompetisi Survey Pemetaan Studi manajemen Direktorat Pembinaan Pengusahaan Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2, Kav. 07 - 08 Kuningan - Jakarta 12950
18
Jakarta
19
Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Tata Lingkungan dan Konservasi Alam Direktorat Jenderal PHKA Departemen Kehutanan Republik Indonesia Gedung Manggala Wanabhakti Blok I Lt 8 Jl. Gatot Subroto Senayan, Jakarta Pusat Studi Manajemen Survey Dinas Perumahan DKI
22/Kontrak/DIPAPHKA/IX/2005 1-Sep-05
20
Jakarta
61/-076.342
40 Percontohan Penataan Kawasan Permukiman Terpadu Penyusunan dan Penetapan PERDA Rencana Umum Pembangunan Sosial (RUPS) Pemetaan Jakarta Jl. Taman Jatibaru No. Tata Lingkungan 1 Jakarta Pusat Studi Manajemen Bidang Kesejahteraan Masyarakat Badan Perencanaan Daerah Provinsi DKI Jakarta Jl. Merdeka Selatan No. 8-9 Jakarta Pusat Satuan Kerja Sementara Pembinaan Teknis Penataan Lingkungan Tata Lingkungan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Jl. Cipaku V No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Survey Pemetaan
18 Agustus 2005
21
22
Penyiapan Base Line Survey Dalam Rangka Evaluasi Manfaat NUSSP Wilayah I
Jakarta
23
Jakarta
Survey Pemetaan
KU.08.08/78/PK-DP/2005
41 Satker Kementerian Negara Perumahan Rakyat Jl. Raden Patah I No. 1 Keb. Baru - Jakarta Selatan P. Rote NTT Survey Pemetaan Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut Deputi Survei Dasar Sumberdaya Alam Bakosurtanal Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong Pemerintah Kabupaten Sumbawa Badan Perencanaan Daerah Jl. Garuda No. 1 Sumbawa Besar Pemerintah Kabupaten Berau Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jl. APT Pranoto No. 5 Tanjung Redeb
Primer
14 Oktober 2005
24
Pengadaan dan Analisis Citra Aster Quickbird Gugusan Pulau Rote Nusa Tenggara Timur
25
Small Scale Natural Sumbawa Resources Management Besar (Pengelolaan Sumberdaya Alam Skala Kecil)
26
Tanjung Redeb
42
TAHUN : 2004 Studi Penetapan Struktur Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik dan Analisis Penerapannya Pada Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Penjabaran RTRW Propinsi (BANTEK) Pada Kabupaten/Kota di Wilayah Barat Survey pemetaan Penataan Ruang Proyek Induk Sarana Penunjang Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Jl. H.R. Rasuna Said Blik X-2, Kav. 07 - 08 Kuningan Jakarta Selatan Proyek Pembinaan Penataan Ruang Daerah Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Proyek Pembinaan Pengelolaan
Jakarta
Sumatera
Survey pemetaan
01/KTR/BP3WB/V/2004
43 Riau, Jambi, Sumsel Babel, Bengkulu Lampung Pembangunan Jaringan Pengairan Wilayah Barat, Bagian Proyek Pembinaan Pembangunan Wilayah Barat Direktorat Jenderal Sumberdaya Air Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Bagian Proyek Pengembangan Pembiayaan Peruhaman Proyek Pembinaan Teknis Pengembangan Perumahan Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Tanggal : 24 Mei 2004
Studi Manajemen
No. KU.08.08/71/P3/2004
44 Jl. Cipaku V No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Phone : 021-72788625 Dukungan Teknis dan Konsolidasi Informasi Dekonsentrasi Antar Daerah Lingkup Departemen Dalam Negeri Pengembangan Jaringan Transmisi Nasional Menjadi Jaringan Transmisi Nusantara dan bagian ASEAN Power Grid Studi Manajemen Proyek Fasilitasi Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Program Strategis Sekretariat Jenderal Departemen Dalam Negeri Indonesia Pertambangan Proyek Pengembangan Sistem Perencanaan Ketenagalistrikan Nasional, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Sumberdaya Energi dan Mineral Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2, Kav. 07 - 08 Kuningan Jakarta Selatan
Indonesia
45 7 Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) pada Unit Manajemen PT. Multi Wahana Wijaya Seluas 139.000 Ha di Propinsi Papua Papua Survey pemetaan Atasan Langsung PUMK Bidang I, Kegiatan Pengembangan dan Tata Lingkungan Penilian Kinerja Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) SKO-R DR Tahun 2004 (Lanjutan Tahun 2003) Gd. Manggala Wanabhakti Blok I Lt.11 Jl. Gatot Subroto Jakarta 10270 Survey Pemetaan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8 - 9 Jakarta Pusat Atasan Langsung Pemegang Kas Dinas Prasarana Jalan Propinsi Sumatera Barat 316/BPHA-4/SKOR-DR/Bid.i/04 Tanggal : 30 September 2004
10
Sumatera Barat
Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P3JJ) Propinsi Sumatera Barat Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Jl. Rasuna Said No. 85 A Padang - Sumatera Barat Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Propinsi Jawa Tengah Jl. Pamularsih No. 28, Semarang - Jawa Tengah
11
Review AMDAL Perpanjangan Landas Pacu Bandar Udara Ahmad Yani Dalam Kegiatan Pelaksanaan Penanganan AMDAL Relokasi Terminal, Apron dan Lapangan Parkir
Tata Lingkungan
050/1797/2004 3-Sep-04
47 di Bandara Ahmad Yani Semarang Reklasifikasi Objek Pajak dan Aplikasi SIG PBB, dengan Kegiatan Pekerjaan Pemetaan, Identifikasi, Pengukuran, Penilaian, Verifikasi dan Regristrasi Objek Pajak. Tegal - Jawa Tengah Survey pemetaan Studi Manajemen Keuangan Bagpro. Reklasifikasi Tanah Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Tegal Kanwil DJP Jawa Bagian Tengah I. Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia Perencanaan dan Semarang Tata Lingkungan Pengawasan Teknis Jawa Tengah Peningkatan Jalan Propinsi Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Tengah Jl. Madukoro Blok AA BB Semarang TAHUN : 2003 1 Survey dan Pemetaan Riau Survey, Marine & Coastal 350/KTK/MCMRP/XI/2003
12
13
48 Lokasi MCRMP ADB Loan No. 1770-INO (SF) Pemetaan Resources management Project Ditjen. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Menteri Kelautan dan Perikanan Marine & Coastal Resources management Project Ditjen. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Menteri Kelautan dan Perikanan Marine & Coastal Resources management Project Ditjen. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Menteri Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran
21-Nov-03
Survey dan Pemetaan Lokasi MCRMP ADB Loan No. 1770-INO (SF)
Jambi
Survey, Pemetaan
351/KTK/MCMRP/XI/2003 21-Nov-03
Survey dan Pemetaan Lokasi MCRMP ADB Loan No. 1770-INO (SF)
Sumatera Utara
Survey, Pemetaan
349/KTK/MCMRP/XI/2003 21-Nov-03
Penyusunan Sistem dan Implementasi SKIM Modal Kerja (SMK) Bagi Pembudidaya Ikan Skala Rumah Tangga
Jakarta
Studi Manajemen
49 Bagpro Pengembangan Investasi & Pemasaran Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jak-Pus Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) pada Unit Manajemen PT. Nusa Padma Corporation Seluas 49.490 Ha. Di Propinsi Maluku Propinsi Kalimantan Timur Propinsi Maluku Studi Manajemen Atasan Langsung Bendaharawan Kegiatan Penilian Kinerja Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) SKO-R 2003 (lnjt) Gd. Manggala Wanabhakti Blok I Lt. 5 Jl. Gatot Subroto Jakarta 10270 Atasan Langsung Bendaharawan Kegiatan Penilian Kinerja Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) SKO-R 2003 (lnjt) Gd. Manggala
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) pada Unit Manajemen PT. Loka Dwi Hutani Seluas 38.000 Ha.
Studi Manajemen
Jakarta
Studi Manajemen
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Dirjen Perumahan dan Permukiman Proyek Pembinaan Teknis Pengembangan Perumahan, Bagpro Pengembangan Pembiayaan Perumahan Jl. Cipaku V No. 1 Kebayoran Baru Jak-Sel Proyek Optimasi Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi Direktorat Eksplorasi dan Eksploitasi Dirjen Minyak dan Gas Bumi (DESDM) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Gedung Plaza Centris,
Jakarta
Pertambangan
51 Jl. HR Rasuna Said Kavling B - 5, Jakarta 12910 8 Studi Penyusunan Pola Kebutuhan dan Prioritas Jaringan Tegangan Menengah Kapasitas Nominal Trafo Distribusi Untuk Pengembangan Listrik Perdesaan Jakarta Studi Manajemen Proyek Pembinaan dan Pengembangan Listrik Perdesaan Ditjen. Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral R.I., Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 07-08 Kuningan, Jakarta 12950 Proyek Pembinaan dan Pengembangan Konservasi Energi Ditjen. Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral R.I., Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 07-08 Kuningan, Jakarta 12950 03/PPLP-SP/VI/2003 Tgl. 04/06/2003
Jakarta
Studi Manajemen
52
10
Jakarta
Studi Manajemen
Bagian Proyek Pengembangan Angkutan Udara Pusat Jakarta, Direktorat Angkutan Udara, Direktorat jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan Proyek Reklasifikasi Tanah Pertanian Kantor Pelayanan PBB Surakarta Kanwil X DJP Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta Departemen Keuangan R.I Proyek Pengembangan Kapasitas Manajemen Pembangunan Prasarana dan Sarana Perkotaan Departemen Kimpraswil
11
Pemeliharaan Basis Data SISMIOP dengan Pola Verifikasi dan Pembentukan Basis Data Informasi Rinci Objek Pajak
Surakarta
12
On the Job Training Sektor Dalam Perencanaan dan Pemrograman Bagi Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah.
Jakarta
53
10
Penyusunan Instrumen dan Dukungan Teknis Kebijakan dan Program Dekonsentrasi Lingkup Depdagri. Pengelolaan dan Aplikasi Sistem Informasi PU-NET
Jakarta
Studi Manajemen
Sekretariat Jenderal Departemen Dalam Negeri Biro Perencanaan. Jl. Merdeka Utara No. 7 Jakarta Pimbagpro Pembinaan Pelaksanaan Penataan Bangunan Wilayah Tengah, Ditjen Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Jl. Patimura No. 20, Jakarta Proyek Penyempurnaan Sistem Akuntansi dan Pengembangan Akuntasi Departemen Keuangan RI.
11
Jakarta
SIM
12
Jakarta
SIM
13
Jakarta
SIM
No. KU.03.08/07-2ch-X/VII/03
54 Bina Pelaksanaan Wilayah Barat, Dit. Perumahan dan Permukiman Dep. Kimpraswil. TAHUN : 2002 1 Reklasifikasi Objek Pajak dan Aplikasi SIG PBB Wonosobo (Jateng) Survey pemetaan SIM Proyek Reklasifikasi Tanah Pertanian KP PBB Temanggung Wilayah X DJP Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Ditjen Pajak, Departemen Keuangan R.I No. SPK : 014/PRTP/2002 Tanggal : 24 Juni 2002 Permukiman Wilayah Tengah Ditjen. Perumahan Permukiman DEP. KIMPRASWIL. tgl 05 Juli 2003
Jasa Konsultansi Manajemen Teknik Perdesaan Program Pengembangan Prasarana ( P2D) Pilot Project Paket XVIII, Propinsi Sumatera Barat (Lanjutan)
Bagian Proyek Tata Lingkungan Penguatan Manajemen 'Pendukung Pembangunan Pemberdayaan Prasarana (PMP3) Ditjen Bina Pembangunan Daerah Dep. Dalam Negeri & Otda Jl. Raya Ps. Minggu, Jakarta Selatan Tata Lingkungan Bagian Proyek
Jasa Konsultansi
Provinsi
No. : 196/KTR/PMP3/0801
55 Manajemen Teknik Perdesaan Program Pengembangan Prasarana ( P2D) Pilot Project Paket XVIII, Propinsi Sumatera Barat Sumatera Barat Pemberdayaan Penguatan Manajemen 'Pendukung Pembangunan Prasarana (PMP3) Ditjen Bina Pembangunan Daerah Dep. Dalam Negeri & Otda Jl. Raya Ps. Minggu, Jakarta Selatan
Tanggal : 09 Agustus 2001 == Revisi Kontrak == No. : 155/SPMK/PMP3/02/2002 Tanggal : 25 Pebruari 2002
TAHUN : 2001 1 Jasa Konsultansi Manajemen Teknik Perdesaan Program Pengembangan Prasarana ( P2D) Pilot Project Paket XVIII, Propinsi Sumatera Barat Provinsi Sumatera Barat Bagian Proyek Tata Lingkungan Penguatan Manajemen 'Pendukung Pembangunan Pemberdayaan Prasarana (PMP3) Ditjen Bina Pembangunan Daerah Dep. Dalam Negeri & Otda Jl. Raya Ps. Minggu, Jakarta Selatan Survey Pemetaan Sipil perencanaan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pekerjaan Umum Irian Jaya No. : 196/KTR/PMP3/0801 Tanggal : 09 Agustus 2001
56 Proyek Pembangunan Prasarana dan Sarana Permukiman Irian Jaya Jl. Sumatera No.15 Dok IV Jayapura, Irian Jaya Manokwari dan Jayapura Propinsi Irian Jaya
Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan Paket 1, Relokasi S. Masabui, Relokasi S. Anggresi, Jemb. S. Aggresi dan Jembatan Kamp. Wolker di Kab. Manokwari dan Jayapura Irian Jaya
Sipil perencanaan
Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Propinsi Irian Jaya Ditjen Prasarana Wilayah, Dep. Kimpraswil Jl. Sumatera No. 15, Dok. IV, Jayapura, Irian Jaya
DKI Jakarta
57 Waropen, Irian Jaya 6 Riset Pasar FGD (Focus Group Discussion) Jasa QA Untuk e-Commerce dan Riset Investigasi Kompetitor Sucofindo Riset Pasar untuk FGD Jasa Quality Assurance pada Transaksi ECommerce dan Jakarta Selatan Survey Pemetaan PT. SUCOFINDO (PERSERO) Jl. Raya Pasar Minggu Kav. 34, Jakarta No. 032/DRK-I/PPU/2001 Tanggal : 29 Januari 2001
Jakarta
Survey Pemetaan
PT. Superintending Company of Indonesia Jl. Raya Ps. Minggu Kav. 34 Jakarta 12780
59
Dari Kerangka Acuan Kerja Pembuatan Foto Udara di Kabupaten Nunukan dan mempelajari teknis pekerjaan, secara prinsip konsultan dapat memahami sepenuhnya materi dan tujuan kegiatan yang terkandung dalam Kerangka Acuan Kerja yang diberikan.
Maksud dan tujuan serta ruang Lingkup pekerjaan yang berisi tahapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan sudah cukup jelas tergambar dalam KAK. Hasil yang diharapkan yang merupakan kewajiban dari Konsultan sebagaimana yang dijabarkan dalam KAK juga cukup jelas.
Metodologi yang digunakan dalam pekerjaan ini, pada dasarnya sudah dipahami dengan baik oleh konsultan, namun perlu ada beberapa tambahan yang perlu dilakukan oleh konsultan agar sasaran dan tujuan pekerjaan dapat tercapai dengan baik sesuai dengan KAK. Untuk itu Konsultan akan menguraikan secara lengkap mengenai pendekatan dan metodologi pekerjaan pada bab tersendiri
60
Dari Kerangka Acuan Kerja Pembuatan Foto Udara di Kabupaten Nunukan dan mempelajari teknis pekerjaan, secara prinsip konsultan dapat memahami sepenuhnya materi dan tujuan kegiatan yang terkandung dalam Kerangka Acuan Kerja yang diberikan.
Walaupun dalam KAK telah disebutkan secara jelas jenis dan jumlah tenaga ahli yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan ini, akan tetapi Konsultan merasa perlu memberikan tanggapan agar sasaran dari pekerjaan ini dapat tercapai dengan optimal. Didalam KAK hanya dijelaskan tenaga ahli yang diperlukan hanya semuanya berasal dari pendidikan Geodesi. Menurut konsultan, selain tenaga ahli yang berpendidikan Geodesi, disiplin ilmu Geografi juga dapat melaksanakan pekerjaan ini.
61
Foto udara didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran pada foto dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto miring sekali. Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi, sedangkan yang disebut dengan foto miring sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara kedua jenis foto tersebut. Secara umum foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf, 1974).
Jenis pemotretan udara dapat dibagi sebagai berikut : 1. Pemotretan Udara Secara Tegak Pemotretan udara secara tegak ini dapat dikatakan
b a h w a pemotretan dilakukan dengan posisi pesawat udara yang membawakamera melakukan pemotretan secara tegak lurus dengan permukaan bumi. Posisi kamera yang tegak lurus didapatkan dengan sudutkemuringan dibawah 1 derajat. Maka akan menghasilkan foto udaradengan pemotretan secara vertical.
62
2.
Pemotretan Udara Secara Condong. Pemotretan udara secara condong atau oblique. Pemotretan
inidilakukan dengan posisi antara pesawat udara yang membawa kameradengan permukaan bumi memiliki sudut yang agak miring
(untuk pemotretan agak condong atau low oblique ) dan dengan kemiringantertentu (untuk pemotretan condong atau oblique).
Pemotretan udara secara condong ini memiliki karakter hasil foto udara terlihat agak miring dan atau miring, namun batas cakrawala atau horizon tidak terlihat. Gambar 5.2
63
3 . P e m o t r e t a n C o n d o n g .
U d a r a
S a n g a t
Pemotretan udara sangat condong atau high oblique. Sedik it berbeda dengan pemotretan udara condong. Perbedaan yang terlihat pada pemotretan udara sangat miring atau sangat condong antara pemotretan udara condong adalah terlihat atau tidaknya garis batascakrawala atau batas horizon. Namun, perbedaan lain adalah sudut pengambilan gambar pada optical axis -nya yaitu poros sumbu optik-nya, sehingga batas cakrawala bisa ikut terpotret. Gambar 5.3. Bentuk Simulasi Pemotretan udara sangat condong
Geometri Foto Udara Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor: Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek.
64
dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang listrik, dsb. Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap arah gaya berat. Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto.
Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap. Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor: a) Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek; b) Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk radial dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang listrik, dsb; c) Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o); d) Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto; e) Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap; Informasi Tepi Informasi tepi adalah sesuatu yang memiliki makna atau manfaat yang berada pada tepi foto udara. Adapun informasi pada photo udara yang perlu diidentifikasi sebagai informasi atau data awal dalam pelaksanaan pekerjaan photogrametri, dan yang termasuk didalamnya adalah :
65
a) Fiducial mark : merupakan 4 tanda titik bidang focus kamera udara yang kegunaannya untuk menentukan titik utama photo udara.yang merupakan titik pusat exposure dan proyeksi. b) Titik utama (principal point) merupakan titik pusat exposure dan proyeksi, dan merupakan titik perpotongan antara 4 titik fiducial mark. c) Nivo merupakan alat pendatar kamera udara yang terbuat dari cairan yang peka terhadap getaran dan kemiringan. d) Jam merupakan alat penentu waktu saat pemotretan. e) Fokus merupakan panjang lensa saat pemotretan objek, bisa diamati pada informasi tepi photo udara. f) Tinggi terbang merupakan ketinggian penerbangan saat pemotretan
dilakukan alat pencatatnya dinamakan altimeter yang dapat dibaca pada informasi tepi photo udara. g) Arah utara merupakan arah utara yang ditunjukkan pada photo udara yang penentuannya mengacu pada waktu pemotretan dan arah bayangan photo. h) Skala merupakan besaran pembanding antara jarak pada photo dan di lapangan yang penentuannya dengan cara nilai fokus kamera saat pemotretan (f) dibagi dengan tinggi terbang (H) (Skala = f / H).
Skala Foto Udara Pengertian skala foto udara adalah perbandingan jarak pada foto udara dengan jarak di permukaan bumi Penentuan skala: S = f/H Keterangan : S : skala h : tinggi f : panjang fokus lensa
66
Identifikasi Foto Udara Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek. Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek. Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis informasi spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh
dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar. Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan pendekatan digital.Keduanya mempunyai
67
prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual. Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran objek objek yang tampak pada foto udara.
5.2. Metodologi Pelaksanaan 5.2.1. Persiapan Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan persiapan adalah: 1. Pengurusan perijinan untuk pengukuran titik kontrol dan pemotretan udara 2. Pembuatan peta rencana distribusi titik kontrol dan peta jalur terbang 3. Pembuatan Rencana pembagian lembar peta 4. Pemeriksaan kesiapan alat yang akan digunakan 5. Pembuatan laporan pendahuluan 5.2.2. Pengukuran Titik Kontrol 5.2.2.1 Perencanaan Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat perencanaan pengukuran titik kontrol adalah:
a. Penempatan titik kontrol harus direncanakan di atas peta rencana jalur
68
terbang dan harus memenuhi syarat geometris, syarat visibilitas dan syarat keamanan.
b. Titik kontrol diberi sistem penomoran yang sistematis.
5.2.2.2. Distribusi Titik Kontrol Distribusi titik kontrol harus memenuhi ketentuan berikut: a. Dalam sebuah blok pemotretan udara, titik kontrol horizontal diletakkan pada pojok pojok blok. Minimal 2 dari titik kontrol horizontal tersebut juga harus merupakan titik kontrol tinggi. b. Titik kontrol tinggi harus ditempatkan di antara setiap ujung jalur terbang, syarat ini dapat dikurangi apabila dilakukan pemotretan silang (cross flight) pada ujung jalur terbang. c. Selain itu titik kontrol horizontal dan vertikal perlu ditambahkan pada jalur terbang pertama dan terakhir pada jarak 6 8 model, juga ditambahkan didalam blok dengan syarat minimal setiap 5 km terdapat satu titik kontrol. d. Penempatan titik kontrol harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat geometris, juga harus dijamin dapat terlihat/terekam nantinya pada foto. e. Sebelum pemasangan dan pengukuran titik kontrol, rencana jumlah dan distribusi titik kontrol harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan dan mendapat persetujuan 5.2.2.3. Premarking Ketentuan pelaksanaan premarking adalah sebagai berikut: a. Untuk dapat menjamin bahwa titik kontrol tersebut dapat terlihat
69
jelas
pada
foto
maka
perlu
ditambahkan
sarana
berupa
tanda/penandaan pada titik kontrol di lapangan yang akan mudah terlihat di foto atau biasa disebut dengan premarking. Premarking berupa tanda simetris dengan titik kontrol berada di pusatnya, biasanya berupa tanda silang yang memotong titik kontrol b. Warna kekontrasan yang maksimum antara premarking dengan latar belakang menjamin keberhasilan titik kontrol dapat terlihat jelas di foto. c. Ukuran minimum di foto pada premark yang berbentuk tanda silang adalah panjang 10 piksel dan lebar 3 piksel untuk masing masing sayap premark sehingga premark dapat dipastikan terlihat jelas di foto. Apabila di lapangan kira kira panjang 2 meter dan lebar 0,5 meter. d. Titik kontrol dan premarknya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak hilang atau berubah tempatnya antara saat pemasangan dengan saat pemotretan. e. Tempatkan titik kontrol di daerah dengan aktivitas manusia rendah, misalnya di tengah jalan, di sawah untuk mempertingi tingkat keamanan titik kontrol ataupun premarknya f. Pemasangan pemotretan. g. Pada semua titik kontrol harus dilakukan premarking. 5.2.2.4. Titik Kontrol Tambahan Titik kontrol tambahan harus dibuat setelah pemotretan bila:
a. Titik kontrol tidak dapat diindentifikasi karena hilang, tertutup, kabur
Premark
harus
dilakukan
mendekati
saat
mulainya
70
ketelitian. 5.2.2.5. Pengukuran GPS Pengukuran titik kontrol pemetaan dilakukan dengan memenuhi persyaratan dibawah:
a.
Pengamatan GPS dilaksanakan secara diferensial dengan berbentuk radial atau jaring menggunakan receiver GPS Geodetik dual frequency
Receiver GPS yang digunakan mampu mengamati satelit sekaligus pada setiap epohnya
minimal 5 (lima)
d. Jarak Baseline pengamatan maksimal 20 km e. Titik kontrol horizontal diukur dengan GPS secara diferensial dengan
mengikatkan pada Jaring Kontrol Horizontal Nasional dengan kode N 0 (N nol) Orde-0 atau N 1 (N satu) Orde-1 yaitu titik kontrol geodesi Bakosurtana ataupun Titik Kontrol Badan Pertanahan Nasional Orde-2.
f.
Titik kontrol vertikal diukur dengan GPS metode levelling menggunakan koreksi model geoid global dan diikatkan terhadap Jaring Kontrol Vertikal Nasional.
g.
Ketelitian titik kontrol horizontal minimal 10 cm dan titik kontrol vertikal minimal 15 cm.
5.2.3. Pemotretan Udara 5.2.3.1. Pelaksanaan Pemotretan Udara Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan pemotretan udara adalah:
71
a. Jalur Terbang (Flight Lines) 1. Arah Jalur Penerbangan Arah jalur penerbangan pemotretan udara sebagai berikut : Arah jalur terbang yang akan dilakukan yaitu Timur-Barat atau Utara-Selatan. Recana jalur terbang dengan arah jalur penerbangan tersebut di atas harus dimasukkan dan digambar dalam usulan teknis pada peta skala 1 : 25.000 atau lebih besar. Sebelum pelaksanaan pemotretan udara, rencana jalur terbang ini harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan dan mendapat persetujuan. 2. Pemotretan Pada Satu Jalur Masing-masing jalur terbang harus dipotret secara berurutan dan setiap jalur terbang harus tercakup dalam 1 kali penerbangan / pemotretan. Terputusnya pemotretan dalam satu strip diperbolehkan apabila kondisi cuaca memang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pemotretan atau dikarenakan mengubah tinggi terbang untuk
penyesuaian skala. Syarat untuk menyambung pemotretan adalah harus ada minimal satu model yang bertampalan 3. Awal dan Akhir Pemotretan Setiap awal dan akhir pemotretan untuk masing - masing jalur terbang harus mencakup minimum 2 eksposur diluar batas area yang dipotret. b. Pertampalan (Overlap) 1. Pertampalan ke muka dan ke samping
72
Pertampalan ke muka antar foto yang berurutan adalah 60% dengan toleransi 5% (60% + 5%)
Pertampalan
ke
samping
(sidelap)
pada
jalur
terbang
yang
berdampingan adalah 30% dengan toleransi 5% (30% + 5%) 2. Perbedaan Tinggi Permukaan Tanah Bilamana terdapat variasi perbedaaan tinggi permukaan tanah yang cukup besar pada wilayah yang dipotret, pihak pemberi pekerjaan akan mengijinkan untuk melakukan perubahan terhadap tinggi terbang dan nilai pertampalannya, apabila Pihak Pelaksana dapat memberikan bukti bukti jelas terhadap perbedaan tersebut. c. Resolusi Tanah (Ground Resolution) Resolusi tanah (ground resolution) yang akan di gunakan harus memenuhi kriteria untuk menghasilkan peta dasar memiliki resolusi tanah sebesar 15 cm. d. Tipe Pemotretan Tipe pemotretan adalah pemotretan udara vertikal. e. Tinggi Terbang 1. Tinggi Terbang di atas Permukaan Tanah Rata - rata Tinggi terbang adalah diatas tinggi rata - rata permukaan tanah dan dihitung berdasarkan rumus : H = f *s skala 1:5.000, yaitu minimal
73
dimana,
H = Tinggi Terbang
s= Faktor Skala 2. Toleransi Perbedaan Tinggi Terbang Tidak diperbolehkan lebih rendah dari 2% dan lebih tinggi dari 5% terhadap tinggi terbang yang telah ditentukan. f. Klasifikasi Tutupan Awan Hasil pemotretan udara yang dapat diterima / tidak diterima oleh Pemberi Pekerjaan adalah sebagai berikut : a. Klasifikasi X, apabila citra foto yang dihasilkan tertutup awan 0% s/d 2%, dapat diterima. b. Klasifikasi Y, apabila citra foto tertutup awan antara 2% s/d 10% (2% < Y < 10%), dapat diterima jika citra foto masih bisa dipakai untuk pemetaan. c. Klasifikasi Z, apabila citra foto tertutup awan > 10%, tidak diterima. g. Ketinggian Matahari Ketinggian matahari minimum adalah 30 diatas Horizontal.
PT. MULTIDECON INTERNAL
0
74
h. Crab Crab tidak melebihi 5 , diukur dari tepi negatif terhadap garis yang sejajar dengan garis arah penerbangan. i. Tilt Tilt tidak melebihi 4 grade, kemiringan relatif antara 2 foto udara yang berurutan tidak melebihi 6 grade. j. Koreksi Arah Pesawat Terbang Koreksi yang diberikan pada arah pesawat terbang antara dua arah pemotretan yang berurutan tidak boleh lebih dari 30.
0
75
5.2.3.2. Pesawat Udara a. Penggunaan Pesawat Udara Pesawat udara yang digunakan adalah pesawat yang dirancang untuk pemotretan udara dan mampu untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan ini. b. Security Clearance (SC), Kelaikan Terbang, Ijin Radio dan Asuransi. Pihak Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan harus mempunyai ketentuan sebagai berikut : Security clearance pemotretan yang diterbitkan oleh Ditwilhan Kementerian Pertahanan. Surat Tanda Layak Terbang dari Dirjen Perhubungan Udara. Surat tanda asuransi pesawat dan ijin pengunaan radio sampai dengan minimal akhir pekerjaan. c. Kaca Kamera Apabila pesawat menggunakan Kaca Kamera (Kamera Port Glass) harus dalam keadaan bersih dari debu serta bebas dari goresan - goresan.
5.2.3.3. Kamera Udara Kamera udara yang digunakan adalah kamera udara digital metrik yang memang didesain untuk tujuan pemotretan udara (aerial survey) dengan jenis lensa Normal Angle. Kamera harus dilengkapi dengan mount kamera yang sesuai.
76
a. Format Kamera Kamera udara digital format medium adalah kamera yang mampu memberikan citra dengan jumlah piksel minimum 5412 x 7216 piksel (sekitar 39 Megapiksel)
b. Kecepatan Rana (shutter
speed)
Pemilihan kecepatan rana Kecepatan penutup kamera akan dipilih sesuai dengan kombinasi pergerakan minimal dan celah lensa untuk mengatasi kondisi cahaya. Pergerakan gambar (image motion) Pergerakan gambar secara normal (image motion) tidak boleh melampaui 30 mikrometer
c. Kalibrasi Kamera
Sertifikat Kalibrasi Kamera udara yang digunakan sudah dikalibrasi oleh pabrikan kamera dan memiliki sertifikat kalibrasi yang dikeluarkan oleh pabrikan Informasi Kalibrasi Kamera Udara Surat tanda kalibrasi yang diserahkan memuat informasi dan data : Nama pelaksana dan tanggal saat kalibrasi. Nomer seri lensa. Kalibrasi panjang fokus kamera dengan toleransi akurasi 0.005
77
mm Distorsi radial kamera udara tidak boleh melebihi 0,005 mm pada setiap posisi diagonal dari pusat lensa ke masing masing tepi. Ukuran sensor yang didefinisikan sebagai jumlah piksel dalam baris dan kolom Ukuran piksel dalam satuan mikron dan harus menyebutkan sensor yang digunakan mempunyai piksel berbentuk persegi atau persegi panjang
d. Mount Kamera Kamera udara dipasang pada mount kamera yang mampu mengurangi efek vibrasi di dalam pesawat dan dilengkapi alat gyro-stabilised agar kamera selalu dalam keadaan vertikal serta mampu mengoreksi kesalahan akibat pergerakan pesawat
5.2.3.4 Triangulasi Udara Triangulasi Udara adalah suatu suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan setiap model dapat diorientasikan secara akurat agar dapat dilakukan pekerjaan kompilasi stereoplotting dalam pembuatan peta garis. Triangulasi udara menghasilkan data parameter Exterior Orientation ( x, y, z,
omega , phi, kappa) pada setiap foto dan koordinat 3D setiap titik
pengamatan.
78
5.2.3.5 Masukan dan Peralatan Foto Udara digital, peta jalur terbang dan sertifikat kalibrasi kamera Daftar koordinat titik-titik kontrol pemetaan beserta deskripsi dan sketsa lokasinya. Pengolahan data (block adjustment) dilakukan dengan metoda Bundle Adjustment -Perangkat lunak yang digunakan untuk perataan blok harus dapat mengolah data koordinat foto Deskripsi peralatan yang digunakan harus diberikan kepada pemberi kerja.
a. Persiapan
Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan persiapan adalah: Pengumpulan data berupa : 1. Foto Udara (foto udara digital, peta jalur terbang dan kalibrasi kamera ) 2. Daftar koordinat titik-titik kontrol lapangan dan diskripsi dari titik kontrol 3. Hasil pengukuran GPS 4. Personil dan peralatan yang digunakan 5. Pembuatan peta indeks titik control
79
c. Sistim Penomoran
1. Titik Kontrol Minor : Sistim penomoran terdiri dari maksimal 7 digit yaitu AAABBBC dimana : AAA adalah nomor jalur terbang (maksimal 3 angka), apabila jalur hanya 2 digit maka ditulis 2 digit. Misal : R 158 atau R 15 ( ditulis 158 atau 15 ) BBB adalah nomor foto udara C adalah nomor indeks ( 0,1,2,9 ) dari pass point dan tie point dimana: 0 adalah titik yang terletak di sekitar titik utama foto
1 adalah titik yang terletak pada daerah pertampalan kesamping (side-overlap) bagian atas. 2 adalah titik yang terletak pada daerah pertampalan kesamping (side-overlap) bagian bawah. 9. adalah titik minor sebagai titik shore-line dan dipakai sebagi
80
titik kontrol tinggi. Contoh : titik no. 1680151 (R 168, foto no 15 dan tie point dibagian atas foto) Sambungan dari 2 jalur yang terputus (line break) harus mempunyai overlap model. Setiap titik ikat (tie point) antar jalur harus saling dipindahkan, agar memperoleh blok AT yang reliabel. 2. Titik Kontrol Lapangan Titik kontrol lapangan dipakai pada saat proses perataan blok. Sistem Penomoran Titik Kontrol Lapangan (x,y,z) : Terdiri dari 4 digit , dimana 2 digit pertama pada umumnya diberi kode 99 dan 2 digit terakhir untuk nomor indeks dari titik tersebut. Contoh : nomor titik kontrol lapangan 9901 berasal dari blok pemotretan udara titik ke 1 dalam blok tersebut. d. Pengukuran koordinat foto Setiap titik minor yang terdapat di model digunakan sebagai titik untuk melakukan orientasi relatif, ketelitian pengamatan titik dengan metode manual sekitar 1/2 ukuran piksel.
e. Cleaning Data
Proses perataan dengan menggunakan data kontrol sementara untuk mendapatkan / menelusuri kesalahan besar (Gross Error) dalam block.
81
a.
Triangulasi udara dilaksanakan untuk seluruh area pemetaan dan dilakukan dalam satu blok.
Metoda
hasil
pengamatan secara simultan dalam satu blok dengan kerapatan dan penyebaran titik kontrol yang sesuai.
d. Minimal dipakai 6 (enam) titik kontrol minor untuk orientasi
Titik kontrol lapangan yang di eliminasi oleh program pada proses pertama dikarenakan kesalahan identifikasi maka diberi priori standard deviasi yang lebih rendah sampai dengan 10 meter (untuk planimetris).
g.
Personil yang bertanggung jawab untuk kegiatan triangulasi udara harus terlibat dalam perencanaan pemilihan titik kontrol.
5.2.4
Pembentukan Orthofoto
Geometri pemotretan udara menyebabkan foto yang dihasilkan memiliki proyeksi sentral. Hal ini mengakibatkan kesalahan pergeseran relief (relief displacement) terutama di daerah pegunungan. Kesalahan ini dapat dikoreksi menggunakan DSM (Digital Setereo Model) yang dibangun dengan metode image matching auto correlation. Data yang diperlukan adalah data foto udara digital dan Eksterior Orientasi (EO) hasil pekerjaan triangulasi udara. Kerapatan grid pada pembentukan DSM ini antara 10 20 m tergantung
82
kemiringan lereng. Setelah DSM terbentuk, maka DSM ini digunakan untuk mengoreksi foto udara digital yang masih berada dalam proyeksi sentral. Hasilnya adalah foto udara digital dengan proyeksi orthogonal atau disebut sebagai orthofoto. Orthofoto ini sudah harus bebas dari kesalahan pergeseran relief. Resolusi yang dihasilkan dari proses resampling adalah 0,2 meter atau lebih baik.
5.2.5 Editting/Kartografi dan Reproduksi 5.2.5.1 Editting/Kartografi Subproses Editing dan Kartografi : Pada Subproses editing dan kartografi, peta foto yang terbentuk diberikan bingkai peta, lengkap dengan informasi yang diperlukan sebagai keterangan peta tersebut, yang terdiri dari informasi geometris (harga koordinat pada grid-grid peta), simbol-simbol untuk memperjelas peta, informasi tepi peta, skala peta, arah utara, judul peta, pembuat peta dan informasi Iainnya yang diperlukan sesuai dengan IDSN (Infrastruktur Data Spasial Nasional) dan siap untuk GIS (Geographic Information System) GIS Ready. Legenda dari masing-masing lembar peta berisi antara lain : arah utara, skala peta, petunjuk lembar peta, nomor lembar, sistem proyeksi, zone, datum, titik dasar vertikal satuan tinggi, selang kontur, jenis obyek, referensi peta. Pengeditan adalah pekerjaan yang meliputi pekerjaan sebagai berikut: a. pemotongan atau penggabungan sesuai dengan koordinat lembar peta b. perbaikan symbol, type garis, layer, warna dari data digital c. Edge matching antara lembar/model digital
83
d. Entry data
adalah penulisan
disebut anotasi yang meliputi: - Nama Lokasi antara-lain Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, elurahan/Desa - Nama jalan, Jalur Transmisi Pipa/Listrik , Rawa - Nomor lembar Peta - Sekala peta ( grafis dan numeris ) - Grid peta setiap 10 cm yang berupa tanda silang dengan sisi 1 cm - Koordinat Grid pada tepi lembar peta
Legenda adalah keterangan dari masing-masing lembar peta yang merupakan informasi dari data yang ada pada tiap lembar peta, yang berupa : Arah Utara Arah dari Utara dari masing-masing lembar peta. Skala Peta Skala Peta adalah satuan perbandingan lembar peta dengan lapangan.
Petunjuk Lembar Peta Petunjuk Lembar Peta memberikan keterangan mengenai posisi masing-masing lembar peta. Nomor Lembar
84
Pemberian
nomor
pada
masingmasing
lembar
peta,
dimaksudkan agar setiap lembar peta mempunyai kode yang berbeda (Unix) agar peta tersebut dapat di
cocokan/disambungkan dengan lembar peta yang berada di sebelahnya. Sistem Proyeksi Menyatakan Sistem Proyeksi yang dipakai sebagai acuan pada saat pembuatan peta yaitu Proyeksi UTM Zone Menyatakan posisi geografis dari wilayah yang dipetakan. Datum Datum menggunakan Datum WGS-84 yang dipakai sebagai acuan pada saat pembuatan peta . Titik Dasar Vertikal Menyatakan pusat Titik Dasar Vertikal yang dipakai sebagai acuan pada saat pembuatan peta. Satuan Tinggi Menyatakan Satuan Tinggi yang dipakai sebagai acuan pada masing-masing lembar peta. Referensi Peta
85
Menyatakan cara pengambilan data, dan tahun pembentukan peta, serta perusahaan yang mengerjakan pembuatan peta tersebut. Dengan adanya Legenda peta dengan mudah dapat untuk di ketahui status dan kondisi peta tersebut. 5.2.5.2 Reproduksi
Peta garis dan peta foto dalam format data hardcopy dan Softcopy, dalam skala 1 : 5.000, dimana peta tersebut kelak dapat digunakan sebagai dasar untuk koordinasi, pengelolaan dan pengembangan wilayah. Peta photo dan peta garis dibundle dala album peta
86
Tinta yang digunakan sesuai dengan karakteristik dari media yang digunakan.
87
6.1. Tenaga Ahli Agar setiap personil yang yang terlibat dalam pekerjaan ini dapat konsisten pada tugasnya masing-masing maka penting untuk dibuat rincian lingkup tugasnya. Uraian tugas masing-masing tenaga ahli dalam pekerjaan ini sebagaimana penjelasan rinci berikut ini.
1. Ketua Tim Ahli Geodesi yang disyaratkan yaitu seorang lulusan Strata 2 (S2) dengan basic pendidikan bidang Geografi atau Geodesi, lulusan universitas negeri ataupun swasta yang telah disamakan dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang fotogrametri dan pengukuran terestris sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Ketua Tim mempunyai tugas-tugas antara lain : a. Sebagai ketua tim, mengorganisasikan tim dalam pelaksanaan pekerjaan teknis, serta terlibat dalam keseluruhan proses pekerjaan. b. Memimpin tim dalam komunikasi, diskusi, dan presentasi dengan Pemberi Tugas serta lembaga/instansi terkait. c. Memimpin team dalam kegiatan survey, pembimbingan dan bantuan teknis di daerah.
88
d.
Mempersiapkan rencana kerja, termasuk metodologi, jadwal pelaksanaan, jadwal personil dan alokasi tugas masing-masing personil.
e. f.
Memimpin persiapan pekerjaan lapangan. Menyiapkan kelengkapan administrasi, seperti surat pengantar untuk pekerjaan lapangan.
g.
Mengatur pembagian pekerjaan masing-masing anggota tim dalam pengumpulan data di tingkat pusat maupun daerah, dan ikut serta dalam sebagian pekerjaan lapangan.
h. i.
Mengarahkan materi teknis dalam kegiatan analisis . Memimpin tim dalam menyusun sistem pelaporan dan ketepatan jadual serta kualitas laporan.
2.
Ahli Teknik Geodesi ( Fotogrametri) Ahli Fotogrametri disyaratkan seorang dengan tingkat pendidikan Stata 2 (S2) jurusan Geodesi atau Geografi baik lulusan universitas negeri dalam ataupun yang telah pekerjaan disamakan di dan
berpengalaman
pelaksanaan
bidangnya
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Ahli Teknik Fotogrametri tugas : a. Terlibat penuh dalam pelaksanaan pekerjaan analisis bidang foto udara dalam keseluruhan proses pekerjaan. b. Ikut serta dalam komunikasi, diskusi, dan presentasi dengan lembaga/instansi terkait di tingkat pusat dan daerah. c. Bersama dengan tim melaksanakan persiapan pekerjaan lapangan.
89
3.
Ahli Teknik Geodesi (Ahli Pengukuran GPS) Ahli Pengukuran GPS disyaratkan seorang dengan tingkat pendidikan strata 2 (S2) jurusan Geografi /Geodesi lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidangnya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Ahli Pengukuran GPS mempunyai tugas : a. Terlibat penuh dalam pelaksanaan Pengambilan Foto Udara, terutama dalam perencanaan dan pembuatan titik kontrol. b. Ikut serta dalam komunikasi, diskusi, dan presentasi dengan lembaga/instansi terkait di tingkat pusat dan daerah. c. Melaksanakan analisis mengenai kondisi geografis wilayah studi. d. Membantu Ketua Tim dalam menyusun kriteria/konsep,
strategi dan rekomendasi kelayakan pemetaan yang harus tertuang dalam peta akhir.
4. Ahli Teknik Geodesi (Ahli Kartografi) Ahli Kartografi disyaratkan seorang dengan tingkat pendidikan strata 2 (S2) jurusan Geografi/ Geodesi lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidangnya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Ahli Kartografi mempunyai tugas : a. Terlibat penuh dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan peta hasil kegiatan. b. Ikut serta dalam komunikasi, diskusi, dan presentasi dengan lembaga/instansi terkait di tingkat pusat dan daerah.
6.2
HARI KALENDER
No 1 2
Tenaga Ahli Ketua Tim Ahli Fotogrametri Ahli Pengukuran GPS Ahli Kartografi
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
3 4
Untuk masing-masing tahapan pekerjaan, laporan dibuat secara berkala yang terdiri dari laporan pendahuluan, laporan survey setelah pekerjaan selesai, dan laporan akhir . Pelaporan terdiri dari : Laporan Pendahuluan dibuat diawal pelaksanaan pekerjaan yang menyatukan visi dari Spesifikasi Teknis dari pemberi Pekerjaan dan Proposal yang kami sampaikan Laporan Antara Laporan Akhir Laporan akhir dibuat sebagai tahap akhir pelaksanaan pekerjaan pemetaan yang berisi antara lain: Metode dan Prosedure Pelaksanaan. Kemajuan pekerjaan untuk setiap proses yang dilaksanakan. Data-data teknis pada setiap sub proses pekerjaan. Mekanisme Kontrol Kualitas yang dilaksanakan. Analisa Produk yang dihasilkan. Kendala-kendala pekerjaan. yang dihadapi selama pelaksanaan
92
sebagai berikut 1. Seluruh foto digital hasil pemotretan yang masih berbentuk Raw data dan belum dilakukan Mosaicking dalam bentuk CD atau DVD rangkap 5 (lima). 2. Daftar foto Titik - Titik Patok Acuan dan Premark sebanyak rangkap 5 (lima). 3. 4. Hasil identifikasi lapangan sebanyak rangkap 5 (lima). Daftar Koordinat (x,y,z) titik-titik Patok Acuan sebanyak rangkap 5 (lima). 5. Peta Foto Digital skala 1 : 5.000 dan Softcopy Peta Foto dalam DVD atau media storage lainnya sebanyak rangkap 10 (sepuluh). 6. Peta Foto Digital ini compatible dengan
Software
CAD
(Computer Aided Design) atau Software GIS (Geographic Information System) dalam sistem koordinat dengan proyeksi UTM dan datum WGS'84 sehingga mudah dikonversi dalam format digital map yang telah dimiliki Proyek atau mudah untuk dilakukan superimpose. Seluruh hasil Keluaran tersebut diatas diserahkan dalam bentuk hard copy dan soft copy (disimpan dalam media CD/DVD), khusus untuk Citra Foto dalam format digital (JPG/Raw Data). Masing laporan akan di cetak 10 eksemplar
93
Fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan Pembuatan Foto Udara di Kabupaten Nunukan, konsultan akan bekerjasama dengan
Sedangkan untuk pengolahan foto udara sampai menjadi peta garis sekala 1 : 5.000, konsultan akan menggunakan perlatan dan fasilitas milik sendiri.
Fasilitas yang dimiliki konsultan untuk mendukung pekerjaan ini : No 1 Jenis ArcGIS 10 Fungsi Software spasial 2 Erdas Imagine Software Udara 3 Er Mapper Software Udara 4 5 MsOffice, SPSS Komputer Pengolahan Data, dengan spesifikasi minimal : Pentium untuk mengolah data quantitatif Milik Sendiri Milik Sendiri Pengolah data Foto Milik Sendiri Pengolah data Foto Milik Sendiri SIG untuk Keterangan analisis Milik Sendiri
94
Core i5 Monitor Grfis inch RAM Minimum 4 GB 6 7 8 Printer Laser A4 Printer Colur A3 Digital Pecission Plotter Colour A0 Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri 20
95
BAB IX PENUTUP
Demikianlah dokumen Penawaran teknis ini disampaikan untuk dapat dilakukan penilaian dan dijadikan pertimbangan. Besar harapan kami untuk dapat berpatisipasi dalam melaksanakan pekerjaan ini. Terima kasih.