You are on page 1of 2

Follicular adenoma of thyroid Epidemiologi: prevalensi nodul tiroid (follicular adenoma tiroid) berkisar antara 5% sampai 50% bergantung

pada populasi tertentu dan sensitivitas dari teknik deteksi; prevalensi nodul tiroid meningkat sesuai dengan umur, keterpanjangan terhadap radiasi pengion dan defisiensi iodium. Di Amerika Serikat prevalensinya berkisar antara 4-7% dari penduduk dewasa, 3-4 kali lebih sering pada wanita dibanding pria. Belum ada data epidemiologi mengenai prevalensi nodul tiroid di berbagai daerah di indonesia yang dikenal memiliki tipologi geografis dan konsumsi iodin yang bervariasi (Masjuhr, JS, 2010) Diagnosis: Biopsi aspirasi jarum halus Sebagian besar ahli endokrin sepakat menggunakan biopsi aspirasi jarum halus sebagai langkah diagnostik awal, dilakukan oleh ahli sitologi yang berpengalaman. Dengan begitu ketepatan diagnostik akan tinggi. Ketepatan diagnostik BAJAH akan meningkat bila sebelum biopsi dilakukan penyidikan isotopik atau ultraonografi. Sidik tiroid diperlukan untuk menyingkirkan nodul tiroid otonom dan nodul fungsional hiperplastik, sedangkan ultrasonografi selain untuk membedakan nodul kistik dari padat dan menentukan ukuran nodul, juga berguna untuk menuntun biopsi. Ultrasonografi Memberikan informasi tentang morfologi kelenjar tiroid dan merupakan modalitas yang andal dalam menentukan ukuran dan volume kelenjar tiroid serta dapat membedakan apakah nodul tersebut bersifat kistik, padat atau campuran kistik-padat. Gambaran ultrasosnogram dengan karakteristik dan risiko keganasan adalah apabila ditemukan nodul yang hipoechogenik, mikroalsifikasi, batas ireguler, peningkatan aliran vaskular pada nodul dan juga ditemukan invasi limfadenopati regional. Sidik tiroid Sintigrafi tiroid merupakan pemancaran isotopik yang memberikkan gambaran morfologi yang fungsional. Yang berarti hasil pencitraan refleksi dari fungsi jaringan tiroid. Radiofarmaka yang dipakai adalah I-131, Tc-99m pertechnetate, Tc-99m MIBI, TI-201 atau F18 FDG. Pencitraan isotopik dilakukan untuk mengetahui apakah suatu nodul tiroid menangkap radioaktivitas atau tidak, mendeteksi tiroid aberan (misalnya tiroid lingual atau substernal), mendeteksi jaringan tiroid sisa pasca-tiroidektomi atau jaringan metastase fungsional dari karsinoma tiroid berdeferensiasi. ST-Scan atau MRI ST-Scan atau MRI merupakan pencitraan anatomi dan tidak digunakan secara rutin untuk evaluasi nodul tiroid. Penggunaannya lebih ditujukan untuk mengetahui posisi anatomi dari nodulatau jaringan tiroid terhadap organ sekitarnya seperti diagnosis struma sub-strenal dan kompresi trakhea karena nodul. Studi in vitro Penentuan kadar hormon tiroid dan TSH diperlukan untuk mengetahui fungsi tiroid. Nodul yang fungsional (nodul autonom) dengan kadar TSH tersupresi dan hormon tiroid normal dapat menyingkirkan keganasan. Kadar kalsitonin perlu diperiksa apabila riwayat kelurga dengan karsinoma tiroid medulare atau Multiple Endocrine Neoplasia (MEN) tipe 2. Algoritma diagnostik

Algorimta diagnostik menurut Hegedus (2004): Bila secara klinis curiga ganas, dianjurkan pembedahan tanpa melihat hasil BAJAH Bila kadar TSH tersupresi, lakukan sidik tiroid; nodul yang berfungsi bukan kanker Bila BAJAH non-diagnostik, biopsi ulangan akan berhasil pada 50% kasus. Bila pada USG ditemukan nodul dengan ukuran >100mm, BAJAH diulangi pada nodul Pilihan pengobatan tersebut berlaku untuk nodul padat dan kistik Bila ada nodul kistik rekuren, pilihannya: ulangi BAJAH, bedah atau etanol. Hegedus tidak menganjurkan terapi suspensi dengan I-tiroksin pada nodul tiroid. (Masjuhr, JS, 2011) Prognosis: dari nodul tiroid soliter umumnya cukup baik, bahkan pada diagnosis keganasan. Meskipun metastasis dini dan agresivitas relatif dari penyakit pada populasi, tingkat kematian 10tahun dan 20-tahun adalah hampir nol. Karena itu, tingkat kelangsungan hidup seringkali didasarkan pada perkembangan angka harapan hidup. Faktor yang berkontribusi terhadap prognosis kurang baik, bervariasi diantara beberapa penelitian, namun pasien anak yang lebih muda dari 10 tahun umumnya dianggap memiliki peningkatan risiko untuk hasil yang buruk. Faktor risiko lain untuk prognosis buruk adalah penyakit serviks sisa setelah tiroidektomi, metastasis paru yang luas, dan invasi trakea dan laring. Sayangnya, pasien yang lebih muda dengan kanker tiroid cenderung di diagnosis memiliki lebih banyak penyakit daripada pasien yang lebih tua. Penanda genetik yang menunjukkan prognosis yang buruk yaitu meliputi DNA nondiploid, overekspresi p21 ras, dan mutasi dari gen n-ras. (Hebra et al, 2012)

Hebra et al. 2012. Solitary Thyroid Nodule. Medscape Reference. Accessed on 11 July 2012. From: <http:// http://emedicine.medscape.com/article/924550-overview>. Masjuhr, JS, 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalan Jilid III: Nodul Tiroid. Interna Publishing: Jakarta.

You might also like