You are on page 1of 41

LAPORAN TUTORIAL I MY FAMILY

DISUSUN OLEH : KELOMPOK TUTORIAL 2

Tutor : dr.Lina Nurbaiti Blok : XXI (kedokteran Keluarga)

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram 2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario I sebagai hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan tutorial pada Blok XXI semester VII yang berjudul my family. Dalam laporan ini kami membahas masalah yang berkaitan keluarga dan masalah di dalamnya. Ucapan terima kasih secara khusus, kami sampaikan kepada tutor kami untuk skenario 1, dr.Lina Nurbaiti atas arahan dan bimbingan beliau sehingga proses tutorial kami berlangsung dinamis dengan hasil yang cukup memuaskan. Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan skenario 1 serta learning objective yang kami cari. Karena ini semua disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan ini dapat memberi pengetahuan serta manfaat kapada para pembaca.

Mataram, Desember 2010

Kelompok 2

2 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... Daftar Isi ..................................................................................................... Skenario 1 .................................................................................................... Peta Konsep ................................................................................................. Learning Objective ...................................................................................... Masalah Pada Skenario .............................................................................. Keluarga Definisi keluarga .................................................................................. Bentuk keluarga ................................................................................... Fungsi keluarga .................................................................................... Tahapan kehidupan keluaga ................................................................ Pengaruh keluarga terhadap kesehatan ................................................ Pengaruh kesehatan terhadap keluarga ................................................
Kriteria keluarga sejahtera ...................................................................

2 3 4 5 6 7

12 12 15 19 19 20 20 24 29 30 32 41

Rumah sehat ................................................................................................ Lingkungan Sehat ....................................................................................... Kriteria Jamban Sehat ............................................................................... Peran dokter terhadap masalah skenario ................................................. Daftar Pustaka .............................................................................................

3 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

SKENARIO 1 My Family
Pak Ali seorang nelayan berusia 33 tahun tinggal bersama dengan seorang istri dengan dua orang anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Di rumah itu tinggal ibu pak Ali dan seorang adik perempuan Pak Ali yang belum bekerja. Rumah tersebut berdinding bedek dan berlantai semen dengan ukuran 5x6 m terdiri dari 2 kamar tidur, satu ruang tamu yang berfungsi juga sebagai ruang keluarga dengan satu dapur. Rumah terlihat gelap karena pencahayaan kurang. Keluarga ini masih menggunakan fasilitas umum karena mereka tidak memiliki fasilitas MCK. Dalam perkampungan yang ditinggali Pak Ali jarak antar rumah kurang dari 2 m. Kebutuhan hidup keluarga sepenuhnya ditanggung oleh Pak Ali. Anak terkecil dari Pak Ali mengalami diare 3 kali dalam 1 bulan terakhir. Ibu dari Pak Ali memiliki riwayat hipertensi namun jarang kontrol. Apakah analisa Anda terhadap keluarga ini?

4 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

PETA KONSEP
Sosial Budaya Politik Ekonomi Religi

Keluarga

Definisi Bentuk Fungsi Tahapan Keluarga Sejahtera

Permasalahan Pada Skenario

Ekonomi Rendah Tempat tinggal tidak layak Huni

Timbul Masalah : Solusi dan Penanganan Diare Hipertensi

Peran Keluarga Promotif Preventif Kuratif Rehabilitasi

Peran Dokter

Peran Pemerintah

5 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

LEARNING OBJECTIVE
1. Analisis permasalahan pada skenario ? 2. Keluarga Definisi keluarga Bentuk keluarga Fungsi keluarga Tahapan kehidupan keluarga Pengaruh Keluarga Terhadap Kesehatan Pengaruh Kesehtaran Terhadap Keluarga Kriteria keluarga sejahtera 3. Criteria Rumah Sehat 4. Lingkungan Sehat 5. MCK yang baik

6. Peran dokter terhadap permasalahn pada skenario?

6 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

ANALISIS PERMASALAHAN DALAM SKENARIO


Berdasarkan kasus yang terdapat pada skenario, terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh pasien, yaitu : kondisi rumah yang masih belum memenuhi kriteria rumah sehat kondisi ekonomi keluarga yang kurang kondisi kesehatan anggota keluarga belum tertangani secara baik Kondisi rumah pasien Pasien tinggal di rumah yang berdinding bedek dan berlantai semen dengan ukuran 5x6 m, terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu yang berfungsi juga sebagai ruang keluarga, dan satu dapur. Rumah juga terlihat gelap karena pencahayaan yang kurang dan tidak memiliki fasilitas MCK sendiri. Selain itu, jarak antara rumah kurang dari 2 meter. Berdasarkan kriteria rumah sehat, maka kondisi rumah pasien tersebut belum memenuhi kriteria rumah sehat. Dinding rumah terbuat dari bedek memungkinkan air hujan masuk meresap melalui pori-pori dinding sehingga mengakibatkan kelembaban tinggi. Kelembaban erat kaitannya dengan pertumbuhan bakteri, virus, atau jamur sehingga penghuni ruangan akan lebih mudah terkena penyakit. Kelembaban udara yang memenuhi standar kesehatan berkisar 40-70%. Rumah yang terlihat gelap sehingga pencahayaan kurang menunjukkan system ventilasi di rumah tersebut buruk. Penilaian baik atau buruk

pencahayaan dapat dinilai dengan : baik bila jelas membaca koran dengan huruf kecil, cukup bila samar-samar bila membaca huruf kecil, kurang jika huruf besar saja terbaca, dan buruk bila sukar membaca huruf besar. Pencahayaan yang baik dapat terpenuhi bila sekurang-kurangnya terdapat 1 atau lebih jendela/lubang yang memungkinkan masuknya sinar matahari ke dalam rumah dengan luas minimum 10% luas lantai. Pencahayaan di dalam rumah yang kurang dapat menyebabkan dapat menyebabkan kelelahan mata sampai gangguan penglihatan, kecelakaan, dan
7 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

menurunkan produktivitas kerja. Cahaya matahari juga berperan dalam membunuh bakteri-bakteri di dalam rumah dalam waktu 5-10 menit dengan intensitas cahaya minimal 60 Lux. Jarak antara rumah kurang dari 2 meter memungkinkan penyebaran

penyakit dari satu rumah ke rumah lain lebih mudah karena jarak yang dekat. 1 rumah ditempati oleh 7 orang anggota keluarga dengan pembagian ruangan yang hanya terdiri dari 2 kamar tidur , 1 ruang tamu, dan 1 dapur, sementara fasilitas MC tidak ada. Penataan ruangan seperti ini belum memenuhi standar criteria rumah sehat dan termasuk padat penghuni. Kepadatan hunian rumah perlu diperhatikan karena rumah yang padat penghuni akan lebih memungkinkan cepat terjadinya penularan panyakit oleh virus dan kontak perorangan serta dapat mempengaruhi psikologis penghuninya. Rumah tinggal dikatakan over crowding bila orang-orang yang tinggal di rumah tersebut menunjukkan hal-hal sebagai berikut : Dua individu atau lebih dari jenis kelamin yang berbeda berumur di atas 10 tahun dan bukan berstatus suami istri tidur dalam satu kamar. Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai melebihi ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu ruang tidur minimal 8 meter, dan tidak dianjurkan untuk digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruangan, kecuali anak di bawah 5 tahun Tingkat kepadatan hunian memiliki hubungan dengan kejadian ISPA, khususnya pada balita. Hal ini terjadi karena tingkat kepadatan hunian rumah mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Semakin banyak jumlah orang yang menghuni ruangan maka semakin banyak jumlah udara segar yang dibutuhkan untuk pernapasan, sedangkan jumlah

karbondioksida yang dihasilkan juga jauh lebih besar. Selain itu, tingkat kepadatan hunian juga memudahkan dalam proses penularan ISPA.

8 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Kondisi ekonomi keluarga Kebutuhan keluarga sepenuhnya ditanggung oleh ayah sebagai kepala keluarga. Ayah (Pak Ali) harus memenuhi kebutuhan anggota keluarganya yang meliputi : istrinya, 2 orang anaknya, dan ibu serta adiknya yang tinggal bersamanya. Jadi, jumlah tanggungan pak Ali sekitar 6 orang selain dirinya sendiri. Akan tetapi, jika ditinjau dari pekerjaan pak Ali yang hanya sebagai nelayan tidak memungkinkan untuk mencukupi kebutuhan keenam anggota keluarganya tersebut. Seperti yang kita ketahui, pekerjaan nelayan sangat bergantung pada kondisi cuaca. Jika kondisi cuaca baik kemungkinan hasil tangkapan yang didapat cukup banyak, namun jika kondisi cuaca buruk (gelombang laut tinggi dan angin kencang) hasil yang didapat bisa sedikit bahkan tidak jarang nelayan tidak berani melaut untuk mencari ikan. Akibatnya penghasilan per hari ataupun per bulan adalah tidak tetap. Oleh sebab itu, kehidupan sebagian petani nelayan identik dengan

kemiskinan dan lekat dengan kondisi serba kekurangan, mereka selalu bergelut dengan berbagai persoalan kehidupan, karena sumber penghasilan mereka senantiasa tergantung dari kondisi alam. Dalam kondisi demikian, fungsi keluarga sebagai fungsi ekonomi yaitu dalam menyediakan sumber ekonomi keluarga secara cukup menjadi tidak dapat terlaksana dengan baik sehingga berdampak pada tingkat kesejahteraan keluarga dan terwujudnya kesehatan optimal bagi setiap anggota keluarga. Kondisi kesehatan anggota keluarga Berdasarkan kasus di skenario, diketahui bahwa anak terkecil dari Pak Ali mengalami diare 3 kali dalam 1 bulan terakhir dan ibu Pak Ali memiliki riwayat hipertensi namun jarang kontrol. Diare yang dialami selama 3 kali dalam 1 bulan terakhir merupakan kejadian yang sering. Ini menunjukkan bahwa penanganan terhadap kondisi diare tersebut masih belum baik. Kemungkinan diare tersebut berulang terjadi pada anak terkait dengan kondisi lingkungan dan kebiasaan anak tersebut
9 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Kondisi rumah yang tidak memiliki fasilitas MCK sehingga keluarga harus menggunakan fasilitas MCK umum menyebabkan penularan/ penyebaran penyakit lebih mudah terjadi. Anak lebih mudah berkontak dengan orang yang membawa kuman penyebab diare pada saat buang air besar di fasilitas MCK tersebut. Fasilitas MCK umum yang tidak terawat (tidak bersih) juga dapat menjadi penyebab berkembangnya kuman penyebab diare sehingga para pengguna MCK (termasuk anak Pak Ali) dapat terjangkit diare.

Sarana air bersih yang masih kurang terutama di daerah pesisir pantai sehingga biasanya para nelayan menggunakan air laut sebagai sarana air minum. Karena alas an kepraktisan ataupun ekonomi mereka biasanya tidak memasak air tersebut. Kebiasaan minum air langsung tanpa dimasak terlebih dahulu, memungkinkan kuman penyebab diare masuk ke dalam tubuh melalui minuman tersebut.

Kebiasaan anak

yang tidak mencuci tangan

memakai sabun dengan

benar, terutama saat sebelum makan atau setelah buang air besar memungkinkan makanan ataupun minuman terkontaminasi oleh bakteri dari tangan yang kotor. Kebiasaan anak buang air besar atau buang air kecil sembarangan atau di sekitar rumah, terutama jika fasilitas MCK penuh sementara anak tidak mampu menahan rasa ingin buang air besar tersebut. Hal ini

menyebabkan tanah sekitar rumah menjadi terkontaminasi dan vector pembawa kuman diare dari tinja yang dibuang sembarangan (misalnya lalat) dapat terbang ke sekitar rumah untuk menyebarkan penyakit sehingga makanan ataupun minuman dapat terkontaminasi. Selain itu, pemahaman keluarga (terutama orang tua) mengenai diare, penyebab dan bahaya diare juga mempunyai peran penting dalam mencegah dan memperbaiki masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga, termasuk

membawa anak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas terdekat. Sedangkan hipertensi yang dialami oleh ibu Pak Ali mungkin disebabkan karena diet (makanan) yang dikonsumsinya mengandung garam tinggi. Kondisi
10 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

ekonomi keluarga yang masih kurang dengan latar belakang sebagai keluarga nelayan kemungkinan menyebabkan keluarga tersebut memiliki kebiasaan mengkonsumsi ikan asin (ikan kering) setiap harinya. Kadar sodium yang

direkomendasikan untuk mengurangi resiko hipertensi adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Selain itu, faktor usia juga berhubungan dengan kejadian hipertensi. Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatanresistensi perifer dan aktivitas simpatik. Stress juga akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal. Di samping itu, pemahaman keluarga yang kurang mengenai penyebab dan bahaya dari hipertensi juga mempunyai peran penting dalam mencegah dan memperbaiki masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga, termasuk membawa ibu Pak Ali ke puskesmas terdekat agar mendapat pengobatan hipertensi. Seperti yang kita ketahui, hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer. Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke . Hal ini menyebabkan hipertensi menjadi tak terkontrol. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.Hipertensi selain

mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderita. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup.

11 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

KELUARGA
Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998) Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie, 1981). Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia,

keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 14) Bentuk Keluarga Bentuk keluarga banyak macamnya. Berikut adalah beberapa bentuk keluarga menurut beberapa ahli. Goldenberg (1980) membedakan bentuk keluarga atas sembilan macam. Kesembilan macam bentuk keluarga tersebut adalah: 1. Keluarga Inti (nuclear family): Yang dimaksud dengan keluarga initi adalah keluarga yang trediri dari suami, isteri serta anak-anak kandung. 2. Keluarga besar (extended family): Adalah keluarga yang disamping terdiri dari suami, isteri dan anak-anak kandung, juga terdiri dari sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit) dan ataupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang dapat berasal dari pihak suami atau pihak isteri. 3. Keluarga campuran (blended family):
12 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Adalah kleuarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak kandung serta anak-anak tiri. 4. Keluarga menurut hukum umum (common law family): Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan syah serta anak-anak mereka tinggal bersama. 5. Keluarga orang tua tunggal (single parent family): Adalah keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungki tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama. 6. Keluarga hidup bersama (commune family): Adalah keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tangguang jawab serta memiliki kekayaan bersama. 7. Keluarga serial (serial family): Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah memiliki anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai suatu keluarga. 8. Keluarga gabungan (composite family): Adalah keluarga yang terdiri dari suami dengna beberapa isteri dan anak-anak (poliandri) atau isteri dengan beberapa suami dan anakanaknya (poligini) yang hidup bersama. 9. Keluarga tinggal bersama (cohabitation family): Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yag sah.

13 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Sedangkan menurut Sussman (1970) membedakan kleuarga atas dua bentuk, yaitu: 1. Keluarga tradisional (traditional family) Adalah keluarga yang pembentukannya sesuai atau tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama. Salah satu norma tersebut adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami dan isteri. Keluarga tradisional ini dibedakan atas delapan macam, yaitu: a. Keluarga inti (nuclear family): Adalah keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anaknya yang hidup bersama dalam satu rumah tangga. b. Keluarga inti diad (nuclear dyad): Adalah keluarga yang terdiri dari suami dan isteri tanpa anak, atau anak-anak mereka telah tidak tinggal bersama. c. Keluarga orang tua tunggal (single parent family): Adalah keluarga inti yang suami atau isteri telah meninggal dunia. d. Keluarga orang dewasa bujangan (single adult living alone): Adalah keluarga yang terdiri hanya dari satu orang dewasa, laki-laki atau wanita, yang hidup sendiri secara membujang. e. Keluarga tiga generasi (three generation family): Adalah keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak mereka. f. Keluarga pasangan umur pertengahan atau jompo (middle age or elderly couple): Adalah kleuarga inti diad yang suami dan isteri telah memasuki usia pertengahan atau lanjut. g. Keluarga jaringan-keluarga (kin network): Adalah keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis vertikal ataupun horizontal, baik dari pihak suami ataupun pihak isteri. h. Keluarga karier kedua (second carrier family):
14 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Adalah

keluarga

inti

diad,

yang

karena

anak-anak

telah

meninggalkan keluarga, suami atau isteri aktif lagi bekerja. 2. Keluarga non-tradisional (non-traditional family): Adalah keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau melanggar norma-norma kehidupan masyarakat secara tradisional dihormati bersama. Norma-norma hukum tradisional yang secara tradisional dihormati tersebut banyak macamnya. Yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami dan isteri. Keluarga non-tradisional ini dibedakan pula atas lima macam, yaitu: a. Keluarga hidup bersama (commune family): Adalah keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama. b. Keluarga orang tua tidak kawin dengan anak (unmarried parent and child family): Adalah pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal bersama dengan anak yang dilahirkannya. c. Keluarga pasangan tidak kawin dengan anak (unmarried couple with children family): Adalah keluarga inti yang hubungan suami isteri tidak terikat dengan perkawinan yang sah. d. Keluarga pasangan tinggal bersama (cohabiting couple): Adalah keluarga yang terdiri dari pri dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah. e. Keluarga homoseksual (homosexual unions): Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan hidup bersama sebagai suami isteri. Fungsi Keluarga Menurut WHO (1978) A. Fungsi Biologis (1) Untuk meneruskan keturunan
15 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

(2) Memelihara dan membesarkan anak (3) Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga (4) Memelihara dan merawat anggota keluarga B. Fungsi Psikologis (1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman (2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga (3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga (4) Memberikan identitas keluarga C. Fungsi Sosialisasi (1) Membina sosialisasi pada anak (2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan Anak. (3) Meneruskan nilai-nilai keluarga D. Fungsi Ekonomi (1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga (2) Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga (3) Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua. E. Fungsi Pendidikan (1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. (2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa. (3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

16 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Menurut Friedman (1998) : A. Fungsi Afektif (1) Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan. (2) Mengenal identitas individu (3) Rasa aman B. Fungsi Sosialisasi Peran (1) Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan. (2) Fungsi dan peran di masyarakat. (3) Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah. C. Fungsi Reproduksi Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat. D. Fungsi Ekonomi (1) Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga (2) Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana E. Fungsi Perawatan Kesehatan (1) Konsep sehat sakit keluarga (2) Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit tujuan kesehatan keluarga keluarga mandiri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 1994 A. Fungsi keagamaan. Sebagai wahana persemian nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa untuk membentuk insan yang agamais yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan yang maha esa. B. Fungsi kasih sayang. Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, serta hubungan kekerabatan antara generasi sehingga keluarga menjadi wahana utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin

17 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

C. Fungsi budaya. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kebudayaan bangsa D. Fungsi melindungi. Untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi segenap anggota keluarga E. Fungsi reproduksi. Merupakan mekanisme untuk melanjutkan

keturunannya yang direncanan dan menunjang untuk terciptanya kesejahteraan umat manusia F. Fungsi sosilaisasi dan pendidikan. Memberikan peran pada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa depan G. Fungsi ekonomi. Sebagai unsur pendukung dan ketahanan keluarga H. Fungsi pembinaan lingkungan. Memberikan kemampuan kepada setiap keluarga dapat menempatkan diri secacra serasi selaras dan seimbang sesuai dengan daya dukung alam danjnn lingkungan yang berubah secara dinamis. Pembagian oleh Ogburn karena berhasil membuktikan adanya perubahan pelaksanaan: A. Fungsi ekonomi. Semua anggota keluarga yang mencari nafkah untuk dirinya masing-masing fungsi ekonomi diambil alih oleh kepala keluarga. B. Fungsi pelindungan. Keluarga yang melindungi keluarga yang melindungi keluarga dari segala ancaman fisik kepolisian; ancaman non fisik seperti kehilangan penghasilan asuransi C. Fungsi agama. Kelaurga yang menanamkan nilai agama diganti oleh lembaga keagamaan D. Fungsi rekreasi. Digantikan oleh wahana rekreasi E. Fungsi pendidikan diganti oleh lembaga pendidikan dimasyarakat F. Fungsi status sosial. Masyarakat tidak menganggap status social tapi lebih melihat prestasi

18 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Tahapan kehidupan keluarga

Tabel di atas adalah siklus kehidupan keluarga, dengan mengetahui hal tersebut kita dapat menganalisis masalah yang ada pada tahapan agar dapat menolong dan mencegahnya.

Pengaruh keluarga terhadap kesehatan. Ada 5 hal utama yang mempengaruhi kesehatan individu: Pengaruh genetik: penyakit-penyakit yang dapat diturunkan. Pengaruh terhadap penykit: panyakti yang dapat ditularkan ke anggota keluarga seperti streptococcal sore throat, viral conjunctivitis, worm infestations. Pengaruh pada perkmbangan anak. Telah ditemukan adanya pengaruh patologi keluarga terhadap gagguan anak baik fisik (e.g. accidents, enuresis) maupun behavioral (e.g. aggression, socialwithdrawal) Pengaruh pada morbiditas dan mortalitas pada dewasa.

19 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Pengaruh pada kesembuhan dari penyakit. Suport dari keluarga sangat berperan penting dalam proses kesembuhan, khususnya pada penyakit kronis dan kecacatan. Pengaruh kesehatan terhadap keluarga Bentuk keluarga. Apabila kesehatan reproduksi terganggu misal salah satu mandul, tentu akan mempengaruhi bentuk keluarga. Keluarga yang terbentuk adalah kleuarga inti tanpa anak Fungsi keluarga. Apabila kesehatan terganggu maka dapat mengancam terganggunya pelbagai fungsi keluarga, terutama fungsi ekonomi dan ataupun fungsi pemenuhan kebutuhan fisik. Siklus kehidupan keluarga. Apabila ada yang mandul salah satunya maka keluarga tersebut akan mengalami siklus kehidupan keluarga yang tidak sempurna. Kriteria Keluarga Sejahtera Keluarga Sejahtera digolongkan ke dalam lima tingkatan (BKKBN, 1945) sebagai berikut : (1) Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS), yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang papan dan kesehatan. (2) Keluarga Sejahtera I (KS I), yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi. (3) Keluarga Sejahtera II (KS II), yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan sosial-psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya (developmental needs) seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

20 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

(4) Keluarga Sejahtera III (KS III), yaitu kelurga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan pengembangan

keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. (5) Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus), yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Nilai Apgar Keluarga. Adalah suatu penentu sehat-tidaknya suatu keluarga yang dikembangkan oleh Rosan, Guyman dan Leyton 1980, dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga, antara lain : 1. Adaptasi (adaptation). Penilaian : dari tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang dibutuhkan. 2. Kemitraan (patnership). Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap komunikasi dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah. 3. Pertumbuhan (growth). Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan kedewasaan semua anggota keluarga. 4. Kasih Sayang (affection). Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih saying serta interaksi emosional yang berlangsung. 5. Kebersamaan (resolve). Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan dan ruang atas keluarga.
21 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

No.

Pertanyaan

Sering/selalu

Kadangkadang/pernah

Jarang/tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali kepada keluarga saya bila menghadapi masalah

Saya puas dengan caracara keluarga saya membahas serta membagi masalah dengan saya

Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya melaksanakan kegiatan dan ataupun arah hidup yang baru

Saya puas dengan cara keluarga saya menyatakan rasa kasih saying dan menghadapi emosi

Saya puas dengan cara keluarga saya membagi waktu bersama

Untuk setiap jawaban sering/selalu diberikan nilai 2, jawaban kadang-kadang diberikan nilai 1, sedangkan jawaban jarang diberikan nilai 0 (nol). Bila hasil penjumlahan kelima nila diatas adalah :

22 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

1. 7 10 berarti keluarga yang dinilai adalah sehat. Dalam arti setiap anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. 2. 4 6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti hunbungan antar anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan. 3. 0 - 3 berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat. Dalam arti sangat memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hunbungan antar anggota keluarga.

23 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

RUMAH SEHAT
Secara umum rumah dinyatakan sehat apabila Memenuhi kebutuhan fisiologis diantaranya pencahayaan, penghawan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghusi rumah Memenuhi pesyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vector penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi. Terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping

pencahayaan dan penghawaan yang cukup Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain, posisi garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir Berdasarkan Susenas 2004 variabel yang dianalisis untuk menggambarkan rumah sehat meliputi 14 variabel, yaitu lokasi rumah, kepadatan hunian, jenis lantai, pencahayaan, ventilasi, air bersih, jenis jamban (WC), kepemilikan jamban, pembuangan akhir tinja, cara pembuangan air limbah, keadaan saluran/got, pembuangan sampah, polusi udara, dan bahan bakar untuk masak. Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan menggunakan metode skoring yaitu masingmasing variable diberikan nilai minimal 1 dan maksimal 3, sehingga dari 14 variabel diperoleh nilai tertinggi 42 . Penetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut : - Baik : skor 35- 42 ( > 83%)

- Sedang : skor 29-34 ( 69-83%) - Kurang : skor < 29 ( < 69%) Cara penilaian 14 parameter yang dipakai sebagai parameter rumah sehat :
24 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

1) Baik

= Memenuhi syarat kesehatan, adalah bila persentase parameter tersebut mencapai di atas 83%.

2) Sedang = Bila persentase parameter tersebut antara 69%-83% 3) Kurang = Bila persentase parameter kurang dari 69%.

25 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Menurut Winslow permukiman sehat dirumuskan sebagai tempat untuk tinggal secara permanen. Berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 terdapat beberapa ketentuan rumah sehat yaitu a) Bahan bangunan Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain Debu total kurang dari 150 mg permeter persegi Asbestos kurang dari 0,5 serat perkubik, per 24 jam Timbal kurang dari 300 mg per kg bahan Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangannya mikroorganisme pathogen b) Komponen dan penataan ruang Lantai kedap air dan mudah dibersihkan Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir Rumah ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya Dapur harus memiliki sarana pembungan asap c) Pencahayaan Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intesitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata d) Kualitas udara Suhu udara nyaman,antara 18-30C Kelembaban udara , antara 40-70%
26 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam Pertukaran udara 5 kali 3 permenit untuk tiap penghuni Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam Gas formaldehid kurang dari 120 mg permeter kubik e) Ventilasi Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai f) Vector penyakit Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah g) Penyediaan air Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang tiap hari Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan air bersih dan/atau air minum h) Pembuangan limbah Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah i) Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.

Menurut Ditjen Cipta Karya (1997), komponen yang harus dimiliki rumah sehat adalah

a) Pondasi yang kuat guna meneruskan beban bangunan ke tanah dasar, memberi kestabilan bangunan, dan merupakan konstruksi penghubung antara bangunan dengan tanah b) Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air , untuk rumah panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu

27 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

c) Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai d) Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap menahan angin dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan penghuninya e) Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari, minimum 2,4 meter dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu, tripleks atau gypsum f) Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta melindungi masuknya debu, angina dan air hujan

28 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

LINGKUNGAN SEHAT
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia lainnya serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen dialam tersebut. Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah : Yang kondusif bagi terwujudnya keadaan lingkungan yang bebas dari polusi Tersedianya air bersih Sanitasi lingkungan yang memadai Pemukiman yang sehat Perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan Terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong.

Menurut Chandra (2007), kriteria rumah yang sehat dan aman dari segi lingkungan, antara lain: Memliki sumber air bersih dan sehat serta tersedia sepanjang tahun. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang baik. Dapat mencegah terjadinya perkembangbiakkan vektor penyakit, seperti nyamuk, lalat, tikus, dsb. Letak perumahan jauh dari sumber pencemaran (mis. Kawasan industri) dengan jarak minimal sekitar 5 km dan memiliki daerah penyangga atau daerah hijau dan bebas banjir.

29 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

KRITERIA JAMBAN SEHAT


Menurut Entjang (2000), macam-macam tempat pembuangan tinja, antara lain: 1. Jamban cemplung (Pit latrine) Jamban cemplung ini sering dijumpai di daerah pedesaan. Jamban ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah dengan diameter 80 120 cm sedalam 2,5 sampai 8 meter. Jamban cemplung tidak boleh terlalu dalam, karena akan mengotori air tanah dibawahnya. Jarak dari sumber minum sekurang-kurangnya 15 meter. 2. Jamban air (Water latrine) Jamban ini terdiri dari bak yang kedap air, diisi air di dalam tanah sebagai tempat pembuangan tinja. Proses pembusukkanya sama seperti pembusukan tinja dalam air kali. 3. Jamban leher angsa (Angsa latrine) Jamban ini berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai sumbat sehingga bau busuk dari kakus tidak tercium. Bila dipakai, tinjanya tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian yang menurun untuk masuk ke tempat penampungannya. 4. Jamban bor (Bored hole latrine) Tipe ini sama dengan jamban cemplung hanya ukurannya lebih kecil karena untuk pemakaian yang tidak lama, misalnya untuk perkampungan sementara. Kerugiannya bila air permukaan banyak mudah terjadi pengotoran tanah permukaan (meluap). 5. Jamban keranjang (Bucket latrine) Tinja ditampung dalam ember atau bejana lain dan kemudian dibuang di tempat lain, misalnya untuk penderita yang tak dapat meninggalkan tempat tidur. Sistem jamban keranjang biasanya menarik lalat dalam jumlah besar, tidak di lokasi jambannya, tetapi di sepanjang perjalanan ke tempat pembuangan. Penggunaan jenis jamban ini biasanya menimbulkan bau. 6. Jamban parit (Trench latrine)
30 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Dibuat lubang dalam tanah sedalam 30 - 40 cm untuk tempat defaecatie. Tanah galiannya dipakai untuk menimbunnya. Penggunaan jamban parit sering mengakibatkan pelanggaran standar dasar sanitasi, terutama yang berhubungan dengan pencegahan pencemaran tanah, pemberantasan lalat, dan pencegahan pencapaian tinja oleh hewan. 7. Jamban empang / gantung (Overhung latrine) Jamban ini semacam rumah-rumahan dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa dan sebagainya. Kerugiannya mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang terdapat didalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air, yang dapat menimbulkan wabah. 8. Jamban kimia (Chemical toilet) Tinja ditampung dalam suatu bejana yang berisi caustic soda sehingga dihancurkan sekalian didesinfeksi. Biasanya dipergunakan dalam kendaraan umum misalnya dalam pesawat udara, dapat pula digunakan dalam rumah. Tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan meningkatkan risiko terjadinya diare berdarah pada anak balita sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai kebiasaan membuang tinjanya yang memenuhi syarat sanitasi. Syarat jamban sehat adalah : 1. Tidak berbau 2. Tinja tidak dapat dijamah oleh serangga ataupun tikus 3. Mudah dibersihkan 4. Aman digunakan 5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung 6. Cukup penerangan 7. Lantai kedap air 8. Bentuk jamban 9. Tersedia alat pembersih 10. Lubang penampung kotoran tertutup
31 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

PERAN DOKTER TERHADAP KASUS DI SKENARIO


Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya. Pada prinsipnya, pelayanan dokter keluarga mencakup 4 hal yakni : Tindakan Promotif Tindakan Preventif Tindakan Kuratif Tindakan Rehabilitatif Pada kasus di skenario, tindakan-tindakan nyata yang dapat dilakukan dalam 4 aspek diatas diantaranya Promotif Promotif merupakan suatu tindakan yang lebih memberikan informasi informasi sebagai edukasi mengenai kesehatan, termasuk masalah penyakit, sehingga keluarga mengetahui bahaya-bahaya dari suatu penyakit dan bagaimana cara menghindari dan mengatasinya termasuk tindakan

preventifnya yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan anggota keluarga. Tindakan promotif yang dapat dilakukan adalah : Menjelaskan tentang diare dan hipertensi itu penyakit seperti apa pada keluarganya, terutama mengenai apa penyebabnya, apa akibatnya, bagaimana cara mengobati dan pencegahannya.

32 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Edukasi kepada keluarga pasien mengenai masalah-masalah yang dapat memunculkan mengatasinya penyakit-penyakit tersebut dan bagaimana cara

Melakukan penyuluhan kepada keluarga di lingkungan sekitarnya mengenai pola hidup yang sehat agar terhindar dari diare dan bagaimana cara mengontrol hipertensi

Preventif Tindakan preventif merupakan tindakan atau program yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi penyakit. Berbagai tindakan preventif yang bisa dilakukan seperti melakukan pengawasan faktor risiko dan penyakit yang memiliki kecenderungan menjadi wabah. Pada diare tindakan preventif yang dianjurkan : 1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: Sebelum makan, Setelah buang air besar, Sebelum memegang bayi, Setelah menceboki anak dan Sebelum menyiapkan makanan; 2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi; 3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain); 4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.
33 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Sedangkan pada hipertensi, tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :


1. 2.

Mengurangi konsumsi garam dalam makanan Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.

3.

Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.

4.

Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.

5.

Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.

6.

Jalankan

terapi

anti

stres

agar

mengurangi

stres

dan

mampu

mengendalikan emosi.
7.

Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.

8. 9. 10.

Kendalikan kadar kolesterol. Kendalikan diabetes jika sudah terkena. Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah.

34 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Kuratif Tindakan kuratif adalah mengobati suatu penyakit dan komplikasi Diare: Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare. Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare. seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan. Penggolongan Obat Diare A. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon. 1. Racecordil Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut. 2. Loperamide Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
35 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

3. Nifuroxazide Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,

Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan. Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa. 4. Dioctahedral smectite Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik

berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulosemanitol urin pada anak dengan diare akut. B. Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara: 1. Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan belladonna) 2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak

alumunium. 3. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh
36 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium. C. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium. Kriteria KLB / Diare : Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah

kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan periode sebelumnya. Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah. 1. Masa pra KLB Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu

melakukakukan langkah-langkah lainnya : a. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik. b. c. d. e. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat Memperbaiki kerja laboratorium Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
37 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Tim Gerak Cepat (TGC) : Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan : Pengamatan : Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat. Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan. Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan. Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap 2. Pembentukan Pusat Rehidrasi : Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan. Tugas pusat rehidrasi : Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung. Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
38 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Memberikan data penderita ke Petugas TGC Mengatur logistik Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi. Penyuluhan bagi penderita dan keluarga Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi). Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.

Pengobatan untuk Hipertensi : 1. Terapi Non-farmakologi a. Penurunan Berat Badan (pelihara berat badan normal BMI 18,5 24,9) b. Adopsi pola makan DASH (Dietary approach to stop hypertension) yang kaya akan kalsium dan kalium dan rendah natrium. Diet yang kaya dengan buah, sayur, dan produk susu rendah lemak c. Olahraga secara teratur d. Kurangi minum alkohol e. Berhenti merokok 2. Terapi farmakologi Ada 9 kelas obat antihipertensi . Diuretik, penyekat beta, penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini.

39 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

Golongan Obat anti-hipertensi 1) Diuretik 2) Calsium Channel Blocker 3) Antagonis aldosteron 4) ACE inihibitor 5) Penyekat reseptor angiotensin 6) Beta blocker 7) Antagonis kalsium Rehabilitatif Tindakan rehabilitatif adalah program untuk meminimalisasi dampak suatu penyakit. Pada kasus di skenario dapat dikatakan tindakan rehabilitatif yang penting adalah untuk mencegah komplikasi dari penyakit Ibu yakni hipertensi, tindakan yang dapat diberikan adalah : Kontrol Penyakit ke dokter minimal sebulan sekali Monitoring : o Tekanan darah o Kerusakan target organ : jantung, ginjal, mata, otak dll o Interaksi obat dan efek samping o Kepatuhan (adherence)

40 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: EGC. Entjang, I., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, cetakan ke XIII. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Azwar, Azrul. 1998. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia Jakarta DEPKES. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Direktorat Bina farmasi Komunitas dan Klinik DEPKES RI Jakarta Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Available from : http://www.depkes.go.id/downloads/SK121601.pdf Zein, Umar dkk. 2004. Diare akut disebabkan bakteri. Bagian Penyakit Dalam FK USU - Medan

41 LAPORAN TUTORIAL I KELOMPOK 2

You might also like