You are on page 1of 19

A.

Definisi Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis tulang belakang adalah peradangan granulomatosa yg bersifat kronis destruktif oleh Mycobacterium tuberculosis . Dikenal pula dengan nama Pottd s disease of the spine atau tuberculous vertebral osteomyelitis. Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebra T8 - L3. Spondilitis tuberkulosis biasanya mengenai korpus vertebra menyerang arkus vertebrae tetapi !arang

". #isiologi pada vertebra abses berekspansi di sepan!ang ligamen

cervical

Thorakal

Lumbal

Abses faringeal

membentuk massa menon!ol & fusiform

mengikuti $. %soas krista iliaka

Tracea 'sopagus cavum pleura

menekan medulla spinalis

dib(h lig inguinal bagian medial paha

paraplegia

cold abses

). 'tiologi %enyakit ini disebabkan oleh karena bakteri berbentuk basil *basilus+. "akteri yang paling sering men!adi penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis (alaupun spesies Mycobacterium yang lainpun dapat !uga bertanggung !a(ab sebagai penyebabnya seperti Mycobacterium africanum *penyebab paling sering tuberkulosa di Afrika "arat+ bovine tubercle baccilus ataupun non-tuberculous mycobacteria *banyak ditemukan pada penderita ,-.+. %erbedaan !enis spesies ini men!adi penting karena sangat mempengaruhi pola resistensi obat.

Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang yang bersifat acid-fastnon-motile dan tidak dapat di(arnai dengan baik melalui cara yang konvensional. Dipergunakan teknik /iehl-0ielson untuk memvisualisasikannya. "akteri tubuh secara lambat dalam media egg-enriched dengan periode 1-8 minggu. %roduksi niasin merupakan karakteristik $ycobacterium tuberculosis dan dapat membantu untuk membedakannnya dengan spesies lain.

D. 2lasifikasi %er!alanan penyakit spondilitis tuberkulosa terdiri dari lima stadium yaitu3 4+ Stadium implantasi Setelah bakteri berada dalam tulang apabila daya tahan tubuh penderita menurun bakteri akan berduplikasi membentuk koloni yang berlangsung selama 1-8 minggu. 2eadaan ini umumnya ter!adi pada daerah paradiskus dan pada anak-anak pada daerah sentral vertebra. 5+ Stadium destruksi a(al Selan!utnya ter!adi destruksi korpus vertebra dan penyempitan yang ringan pada diskus. %roses ini berlangsung selama 3-1 minggu. 3+ Stadium destruksi lan!ut %ada stadium ini ter!adi destruksi yang massif kolaps vertebra dan terbentuk massa kaseosa serta pus yang berbentuk cold abses yang te!adi 5-3 bulan setelah stadium destruksi a(al. Selan!utnya dapat terbentuk sekuestrum dan kerusakan diskus intervertebralis. %ada saat ini terbentuk tulang ba!i terutama di depan *(edging anterior+ akibat kerusakan korpus vertebra sehingga menyebabkan ter!adinya kifosis atau gibbus. 6+ Stadium gangguan neurologis 7angguan neurologis tidak berkaitan dengan beratnya kifosis yang ter!adi tetapi ditentukan oleh tekanan abses ke kanalis spinalis. .ertebra torakalis

mempunyai kanalis spinalis yang kecil sehingga gangguan neurologis lebih mudah ter!adi di daerah ini. Apabila ter!adi gangguan neurologis perlu dicatat dera!at kerusakan paraplegia yaitu3 i. Dera!at 2elemahan pada anggota gerak ba(ah setelah beraktivitas atau ber!alan !auh. %ada tahap ini belum ter!adi gangguan saraf sensoris. ii. Dera!at -2elemahan pada anggota gerak ba(ah tetapi penderita masih dapat melakukan peker!aannya. iii. Dera!at --2elemahan pada anggota gerak ba(ah yang membatasi gerak atau aktivitas penderita disertai dengan hipoestesia atau anestesia. iv. Dera!at -. 7angguan saraf sensoris dan motoris disertai dengan gangguan defekasi dan miksi. T") paraplegia atau %ott paraplegia dapat ter!adi secara dini atau lambat tergantung dari keadaan penyakitnya. %ada penyakit yang masih aktif paraplegia ter!adi karena tekanan ekstradural dari abses paravertebral atau kerusakan langsung sumsum tulang belakang oleh adanya granulasi !aringan. %araplegia pada penyakit yang tidak aktif atau sembuh ter!adi karena tekanan pada !embatan tulang kanalis spinalis atau pembentukan !aringan fibrosis yang progresif dari !aringan granulasi tuberkulosa. T") paraplegia ter!adi secara perlahan dan dapat ter!adi destruksi tulang disertai dengan angulasi dan gangguan vaskuler vertebra 8+ Stadium deformitas residua Stadium ini ter!adi kurang lebih 3-8 tahun setelah stadium implantasi. 2ifosis atau gibbus bersifat permanen karena kerusakan vertebra yang massif di depan *Savant 599:+.

'. $anifestasi 2linis 7ambaran klinis spondilitis tuberkulosa yaitu3 a. "adan lemah lesu nafsu makan berkurang dan berat badan menurun. b. Suhu subfebril terutama pada malam hari dan sakit *kaku+ pada punggung. %ada anak-anak sering disertai dengan menangis pada malam hari. c. %ada a(al di!umpai nyeri interkostal nyeri yang men!alar dari tulang belakang ke garis tengah atas dada melalui ruang interkostal. ,al ini disebabkan oleh tertekannya radiks dorsalis di tingkat torakal. d. 0yeri spinal menetap dan terbatasnya pergerakan spinal e. Deformitas pada punggung *gibbus+ f. %embengkakan setempat *abses+ g. Adanya proses tbc *Tachd!ian 5998+. 2elainan neurologis yang ter!adi pada 89 ; kasus spondilitis tuberkulosa karena proses destruksi lan!ut berupa3 a. %araplegia paraparesis atau nyeri radi< saraf akibat penekanan medula spinalis yang menyebabkan kekakuan pada gerakan ber!alan dan nyeri. b. 7ambaran paraplegia inferior kedua tungkai yang bersifat =$0 dan adanya batas defisit sensorik setinggi tempat gibbus atau lokalisasi nyeri interkostal *Tachd!ian 5998+.

#. %atofisiologi 2uman yg >bangun? kembali dari paru-paru akan menyebar mengikuti aliran darah ke pembuluh tulang belakang dekat dengan gin!al. 2uman berkembang biak umumnya di tempat aliran darah yg menyebabkan kuman berkumpul banyak *u!ung pembuluh+. Terutama di tulang belakang di sekitar tulang thorakal *dada+ dan lumbal *pinggang+ kuman bersarang. 2emudian kuman tersebut akan menggerogoti badan tulang belakang membentuk kantung nanah *abses+ yg bisa menyebar sepan!ang otot

pinggang sampai bisa mencapai daerah lipat paha. Dapat pula memacu ter!adinya deformitas. 7e!ala a(alnya adalah perkaratan umumnya disebut pengapuran tulang belakang sendi-sendi bahu lutut panggul. Tulang ra(an ini akan terkikis menipis hingga tak lagi berfungsi. %ersendian terasa kaku dan nyeri kerusakan pada tulang ra(an sendi pelapis u!ung tulang yg berfungsi sebagai bantalan dan peredam ke!ut bila dua ruang tulang berbenturan saat sendi digerakkan. Terbentuknya abses dan badan tulang belakang yg hancur bisa menyebabkan tulang belakang !adi kolaps dan miring ke arah depan. 2edua hal ini bisa menyebabkan penekanan syaraf-syaraf sekitar tulang belakang yg mengurus tungkai ba(ah sehingga ge!alanya bisa kesemutan baal-baal bahkan bisa sampai kelumpuhan. "adan tulang belakang yg kolaps dan miring ke depan menyebabkan tulang belakang dapat diraba dan menon!ol di belakang dan nyeri bila tertekan sering sebut sebagai gibbus "ahaya yg terberat adalah kelumpuhan tungkai ba(ah karena penekanan batang syaraf di tulang belakang yg dapat disertai lumpuhnya syaraf yg mengurus organ yang lain seperti saluran kencing dan anus *saluran pembuangan+. Tuberkulosis tulang adalah suatu proses peradangan yg kronik dan destruktif yg disebabkan basil tuberkulosis yangg menyebar secara hematogen dari fokus !auh dan hampir selalu berasal dari paru-paru. %enyebaran basil ini dapat ter!adi pada (aktu infeksi pri-mer atau pasca primer. %enyakit ini sering ter-!adi pada anak-anak. "asil tuberkulosis biasanya menyangkut dalam spongiosa tulang. %ada tempat infeksi timbul osteitis kaseasi clan likuifaksi dengan pembentukan pus yg kemudian dapat mengalami kalsifikasi. "erbeda dengan osteomielitis piogenik maka pembentukan tulang baru pada tuberkulosis tulang sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Di samping itu periostitis dan sek(ester hampir tidak ada. %ada tuberkulosis tulang ada kecenderungan ter!adi perusakan tulang ra(an sendi atau diskus intervertebra. Dari pemeriksaan fisik %ada pemeriksaan refleks fisiologis normal. Ditemukan hipestesia *raba+ setinggi .T1. Tidak ditemukan adanya refleks patologis. %ada pemeriksaan nervi cranialis tidak ditemukan adanya kelainan. -nfeksi primer ,ematogen "agian Sentral anterior 'pifisial 2orpus .ertebra

,iperemi 'ksudasi @steoporosis & %erlunakan 2orpus 2erusakan 2ortek 'pifise Discus -ntervertebralis & .ertebra sekitarnya Anterior .ertebra )olapse 2ifosis 7ybus

7. %emeriksaan #isik Anamnesa dan inspeksi 3 4. 7ambaran adanya penyakit sistemik 3 kehilangan berat badan keringat malam demam yang berlangsung secara intermitten terutama sore dan malam hari serta cache<ia. %ada pasien anak-anak dapat !uga terlihat berkurangnya keinginan bermain di luar rumah. Sering tidak tampak !elas pada pasien yang cukup giAi sementara pada pasien dengan kondisi kurang giAi maka demam *terkadang demam tinggi+ hilangnya berat badan dan berkurangnya nafsu makan akan terlihat dengan !elas. 5. Adanya ri(ayat batuk lama *lebih dari 3 minggu+ berdahak atau berdarah disertai nyeri dada. %ada beberapa kasus di Afrika ter!adi pembesaran dari nodus limfatikus tuberkel di subkutan dan pembesaran hati dan limpa. 3. 0yeri terlokalisir pada satu regio tulang belakang atau berupa nyeri yang men!alar. -nfeksi yang mengenai tulang servikal akan tampak sebagai nyeri di daerah telingan atau nyeri yang men!alar ke tangan. Lesi di torakal atas akan menampakkan nyeri yang terasa di dada dan intercostal. %ada lesi di bagiatorakal n ba(ah maka nyeri dapat berupa nyeri men!alar ke bagian perut. Basa nyeri ini hanya menghilang dengan beristirahat. =ntuk mengurangi nyeri pasien akan menahan punggungnya men!adi kaku.

6. %ola !alan merefleksikan rigiditas protektif dari tulang belakang. Langkah kakipendek karena mencoba menghindari nyeri di punggung. 8. "ila infeksi melibatkan area servikal maka pasien tidak dapat menolehkan kepalanya mempertahankan kepala dalam posisi ekstensi dan duduk dalam posisi dagu disangga oleh satu tangannya sementara tangan lainnya di oksipital. Bigiditas pada leher dapat bersifat asimetris sehingga menyebabkan timbulnya ge!ala klinis torticollis. %asien !uga mungkin mengeluhkan rasa nyeri di leher atau bahunya. Cika terdapat abses maka tampak pembengkakan di kedua sisi leher. Abses yang besar terutama pada anak akan mendorong trakhea ke sternal notch sehingga akan menyebabkan kesulitan menelan dan adanya stridor respiratoar sementara kompresi medulla spinalis pada orang de(asa akan menyebabkan tetraparesis *,su dan Leong 4D86+. Dislokasi atlantoaksial karena tuberkulosa !arang ter!adi dan merupakan salah satu penyebab kompresi cervicomedullary di negara yang sedang berkembang. ,al ini perlu diperhatikan karena gambaran klinisnya serupa dengan tuberkulosa di regio servikal *Lal et al. 4DD5+. 1. -nfeksi di regio torakal akan menyebabkan punggung tampak men!adi kaku. "ila berbalik ia menggerakkan kakinya bukan mengayunkan dari sendi panggulnya. Saat mengambil sesuatu dari lantai ia menekuk lututnya sementara tetap mempertahankan punggungnya tetap kaku *coin test+. Cika terdapat abses maka abses dapat ber!alan di bagian kiri atau kanan mengelilingi rongga dada dan tampak sebagai pembengkakan lunak dinding dada. Cika menekan abses ini ber!alan ke bagian belakang maka dapat menekan korda spinalis dan menyebabkan paralisis. :. Di regio lumbar 3 abses akan tampak sebagai suatu pembengkakan lunak yang ter!adi di atas atau di ba(ah lipat paha. Carang sekali pus dapat keluar melalui fistel dalam pelvis dan mencapai permukaan di belakang sendi panggul. %asien tampak ber!alan dengan lutut dan hip dalam posisi fleksi dan menyokong tulang belakangnya dengan meletakkan tangannya diatas paha. Adanya kontraktur otot psoas akan menimbulkan deformitas fleksi sendi panggul. 8. Tampak adanya deformitas dapat berupa 3 kifosis *gibbusEangulasi tulang belakang+ skoliosis bayonet deformity subluksasi spondilolistesis dan dislokasi. D. Adanya ge!ala dan tanda dari kompresi medula spinalis *defisit neurologis+. Ter!adi pada kurang lebih 49-6:; kasus. -nsidensi paraplegia pada spondilitis lebih banyak di temukan pada infeksi di area torakal dan servikal. Cika timbul paraplegia

akan tampak spastisitas dari alat gerak ba(ah dengan refleks tendon dalam yang hiperaktif pola !alan yang spastik dengan kelemahan motorik yang bervariasi. Dapat pula ter!adi gangguan fungsi kandung kemih dan anorektal. 49. %embengkakan di sendi yang ber!alan lambat tanpa disertai panas dan nyeri akut seperti pada infeksi septik. @nset yang lambat dari pembengkakan tulang ataupun sendi mendukung bah(a hal tersebut disebabkan karena tuberkulosa %alpasi 3 4. "ila terdapat abses maka akan teraba massa yang berfluktuasi dan kulit diatasnya terasa sedikit hangat *disebut cold abcess yang membedakan dengan abses piogenik yang teraba panas+. Dapat dipalpasi di daerah lipat paha fossa iliaka retropharyn< atau di sisi leher *di belakang otot sternokleidomastoideus+ tergantung dari level lesi. Dapat !uga teraba di sekitar dinding dada. %erlu diingat bah(a tidak ada hubungan antara ukuran lesi destruktif dan kuantitas pus dalam cold abscess. 5. Spasme otot protektif disertai keterbatasan pergerakan di segmen yang terkena. %erkusi 3 %ada perkusi secara halus atau pemberian tekanan diatas prosesus spinosus vertebrae yang terkena sering tampak tenderness.

,. %emeriksaan %enun!ang 4. Laboratorium 3 4.4 La!u endap darah meningkat *tidak spesifik+ dari 59 sampai lebih dari 499mmE!am. 4.5 Tuberculin skin test E $antou< test E Tuberculine %urified %rotein Derivative *%%D+ positif. ,asil yang positif dapat timbul pada kondisi pemaparan dahulu maupun yang baru ter!adi oleh mycobacterium. Tuberculin skin test ini dikatakan positif !ika tampak area berindurasi kemerahan dengan diameter F 49mm di sekitar tempat suntikan 68-:5 !am setelah suntikan. ,asil yang negatif tampak pada G 59; kasus *Tandon and %athak 4D:3H 2ocen 4D::+

dengan tuberkulosis berat *tuberkulosis milier+ dan pada pasien yang immunitas selulernya tertekan *seperti baru sa!a terinfeksi malnutrisi atau disertai penyakit lain+ 4.3 2ultur urin pagi *membantu bila terlihat adanya keterlibatan gin!al+ sputum dan bilas lambung *hasil positif bila terdapat keterlibatan paruparu yang aktif+ 4.6 Apus darah tepi menun!ukkan leukositosis dengan limfositosis yang bersifat relatif. 4.8 Tes darah untuk titer anti-staphylococcal dan anti-streptolysin haemolysins typhoid paratyphoid dan brucellosis *pada kasus-kasus yang sulit dan pada pusat kesehatan dengan peralatan yang cukup canggih+ untuk menyingkirkan diagnosa banding. 4.1 )airan serebrospinal dapat abnormal *pada kasus dengan meningitis tuberkulosa+. 0ormalnya cairan serebrospinal tidak mengeksklusikan kemungkinan infeksi T"). %emeriksaan cairan serebrospinal secara serial akan memberikan hasil yang lebih baik. )airan serebrospinal akan tampak3 Iantokrom "ila dibiarkan pada suhu ruangan akan menggumpal. %leositosis *dengan dominasi limfosit dan mononuklear+. %ada tahap akut responnya bisa berupa neutrofilik seperti pada meningitis piogenik *2ocen and %arsons 4D:9H Traub et al 4D86+. 2andungan protein meningkat. 2andungan gula normal pada tahap a(al tetapi !ika gambaran klinis sangat kuat mendukung diagnosis ulangi pemeriksaan. %ada keadaan arachnoiditis tuberkulosa *radiculomyelitis+ punksi lumbal akan menun!ukkan genuine dry tap. %ada pasien ini adanya peningkatan bertahap kandungan protein menggambarkan suatu blok spinal yang mengancam dan sering diikuti dengan ke!adian paralisis. %emberian steroid akan mencegah timbulnya hal ini *Jadia 4D:3+. 2andungan protein cairan

serebrospinal dalam kondisi spinal terblok spinal dapat mencapai 46gE499ml. 2ultur cairan serebrospinal. Adanya basil tuberkel merupakan tes konfirmasi yang absolut tetapi hal ini tergantung dari pengalaman pemeriksa dan tahap infeksi. 5. Badiologis 3 7ambarannya bervariasi tergantung tipe patologi dan kronisitas infeksi. #oto rontgen dada dilakukan pada seluruh pasien untuk mencari bukti adanya tuberkulosa di paru *5E3 kasus mempunyai foto rontgen yang abnormal+. #oto polos seluruh tulang belakang !uga diperlukan untuk mencari bukti adanya tuberkulosa di tulang belakang. Tanda radiologis baru dapat terlihat setelah 3-8 minggu onset penyakit. Cika mungkin lakukan rontgen dari arah antero-posterior dan lateral. Tahap a(al tampak lesi osteolitik di bagian anterior superior atau sudut inferior corpus vertebrae osteoporosis regional yang kemudian berlan!ut sehingga tampak penyempitan diskus intervertebralis yang berdekatan serta erosi corpus vertebrae anterior yang berbentuk scalloping karena penyebaran infeksi dari area subligamentous. -nfeksi tuberkulosa !arang melibatkan pedikel lamina prosesus transversus atau prosesus spinosus. 2eterlibatan bagian lateral corpus vertebra akan menyebabkan timbulnya deformita scoliosis *!arang+ %ada pasien dengan deformitas gibbus karena infeksi sekunder tuberkulosa yang sudah lama akan tampak tulang vertebra yang mempunyai rasio tinggi lebih besar dari lebarnya *vertebra yang normal mempunyai rasio lebar lebih besar terhadap tingginya+. "entuk ini dikenal dengan nama long vertebra atau tall vertebra ter!adi karena adanya stress biomekanik yang lama di bagian kaudal gibbus sehingga vertebra men!adi lebih tinggi. 2ondisi ini banyak

terlihat pada kasus tuberkulosa dengan pusat pertumbuhan korpus vertebra yang belum menutup saat terkena penyakit tuberkulosa yang melibatkan vertebra torakal. Dapat terlihat keterlibatan !aringan lunak seperti abses paravertebral dan psoas. Tampak bentuk fusiform atau pembengkakan berbentuk globular dengan kalsifikasi. Abses psoas akan tampak sebagai bayangan !aringan lunak yang mengalami peningkatan densitas dengan atau tanpa kalsifikasi pada saat penyembuhan. Deteksi *evaluasi+ adanya abses epidural sangatlah penting oleh karena merupakan salah satu indikasi tindakan operasi *tergantung ukuran abses+. 3. )omputed Tomography K Scan *)T+ Terutama bermanfaat untuk memvisualisasi regio torakal dan keterlibatan iga yang sulit dilihat pada foto polos. 2eterlibatan lengkung syaraf posterior seperti pedikel tampak lebih baik dengan )T Scan. 6. $agnetic Besonance -maging *$B-+ $empunyai manfaat besar untuk membedakan komplikasi yang bersifat kompresif dengan yang bersifat non kompresif pada tuberkulosa tulang belakang. "ermanfaat untuk 3 $embantu memutuskan pilihan mana!emen apakah akan bersifat konservatif atau operatif. $embantu menilai respon terapi.

2erugiannya adalah dapat terle(atinya fragmen tulang kecil dan kalsifikasi di abses. 8. 0eddle biopsi E operasi eksplorasi *costotransversectomi+ dari lesi spinal mungkin diperlukan pada kasus yang sulit tetapi membutuhkan pengalaman dan pembacaan histologi yang baik *untuk menegakkan diagnosa yang absolut+*berhasil pada 89; kasus+

1. Diagnosis !uga dapat dikonfirmasi dengan melakukan aspirasi pus paravertebral yang diperiksa secara mikroskopis untuk mencari basil tuberkulosa dan granuloma lalu kemudian dapat diinokulasi di dalam guinea babi. -. %enatalaksanaan =mum %ada prinsipnya pengobatan spondilitis tuberkulosa harus dilakukan segera untuk menghentikan progresivitas penyakit dan mencegah atau mengkoreksi paraplegia atau defisit neurologis. %rinsip pengobatan %ottds paraplegia yaitu3 4. %emberian obat antituberkulosis. 5. Dekompresi medula spinalis. 3. $enghilangkan atau menyingkirkan produk infeksi. 6. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang *bone graft+ *7raham 599:+. %engobatan pada spondilitis tuberkulosa terdiri dari3 4. Terapi konservatif a.Tirah baring *bed rest+. b.$emberi korset yang mencegah atau membatasi gerak vertebra. c.$emperbaiki keadaan umum penderita. d. %engobatan antituberkulosa. Standar pengobatan berdasarkan program %5T" paru yaitu3 i. 2ategori - untuk penderita baru "TA *LE-+ atau rontgen *L+. a. Tahap 4 diberikan Bifampisin 689 mg 'tambutol :89 mg -0, 399 mg dan %iraAinamid 4.899 mg setiap hari selama 5 bulan pertama *19 kali+. b. Tahap 5 diberikan Bifampisin 689 mg dan -0, 199 mg 3 kali seminggu selama 6 bulan *86 kali+. ii. 2ategori -- untuk penderita "TA *L+ yang sudah pernah minum obat selama sebulan termasuk penderita yang kambuh. 4. Tahap 4 diberikan Streptomisin :89 mg -0, 399 mg Bifampisin 689 mg %iraAinamid 4899 mg dan 'tambutol :89 mg setiap hari.

Streptomisin in!eksi hanya 5 bulan pertama *19 kali+ dan obat lainnya selama 3 bulan *D9 kali+. 5. Tahap 5 diberikan -0, 199 mg Bifampisin 689 mg dan 'tambutol 4589 mg 3 kali seminggu selama 8 bulan *11 kali+. 2riteria penghentian pengobatan yaitu apabila keadaan umum penderita bertambah baik L'D menurun dan menetap ge!ala-ge!ala klinis berupa nyeri dan spasme berkurang serta gambaran radiologis ditemukan adanya union pada vertebra. 5. Terapi operatif a. Apabila dengan terapi konservatif tidak ter!adi perbaikan paraplegia atau malah semakin berat. "iasanya 3 minggu sebelum operasi penderita diberikan obat tuberkulostatik. b. Adanya abses yang besar sehingga diperlukan drainase abses secara terbuka debrideman dan bone graft. c. %ada pemeriksaan radiologis baik foto polos mielografi )T atau $Bditemukan adanya penekanan pada medula spinalis *@mbregt 5998+. Jalaupun pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan utama bagi penderita spondilitis tuberkulosa tetapi operasi masih memegang peranan penting dalam beberapa hal seperti apabila terdapat cold absces *abses dingin+ lesi tuberkulosa paraplegia dan kifosis. a. )old absces )old absces yang kecil tidak memerlukan operasi karena dapat ter!adi resorbsi spontan dengan pemberian tuberkulostatik. %ada abses yang besar dilakukan drainase bedah. b. Lesi tuberkulosa 4+ Debrideman fokal. 5+ 2osto-transveresektomi. 3+ Debrideman fokal radikal yang disertai bone graft di bagian depan. c. 2ifosis 4+ %engobatan dengan kemoterapi. 5+ Laminektomi. 3+ 2osto-transveresektomi. 6+ @perasi radikal.

8+ @steotomi pada tulang ba!i secara tertutup dari belakang. @perasi kifosis dilakukan apabila ter!adi deformitas hebat. 2ifosis bertendensi untuk bertambah berat terutama pada anak. Tindakan operatif berupa fusi posterior atau operasi radikal *7raham 599:+

C. %ohon $asalah %enyakit

M M

2. Asuhan 2epera(atan 0o
4.

Diagnosa 2ep ,ambatan mobilitas fisik bEd kerusakan neuromuskuler

0@) Dapat melakukan ambulasi 3 ber!alan Ada pergerakan sendi dan otot $enun!ukkan penggunaan alat bantu scr benar dg penga(asan

0-) 0 teknik ambulasidan perpindahan yang aman Bu!uk ke ahli terapi fisik untuk program latihan "erikan penguatan positif selama aktivitas

5.

0yeri bEd proses peradangan

%asien akan menun!ukkan teknik relaksasi yg efektif

7unakan laporan dari pasien sendiri utk mengumpulakan

$empertahankan tingkat nyeri pada.. atau kurang $elaporkan kese!ahteraan fisik dan psikologis

informasi pengka!ian $inta pasien utk menilai nyeri @bservasi isyarat ketidaknyamanan nonverbal

3.

Besiko kerusakan integritas kulit bEd imobilisasi fisik

Terbebas dari adanya lesi !aringan 2eutuhan kulit Suhu elastisitas hidrasi dlm rentang yg diharapkan

-dentifikasi sumber penekanan %encegahan luka penekanan *skala braden+ %antau adanya ruam lecet area kemerahan pada kulit

$@"-L-SASA. %engertian mobilisasi $obilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan keegiatan dengan bebas *kosier 4D8D+. ". Tu!uan dari mobilisasi antara lain 3 4. $emenuhi kebutuhan dasar manusia 5. $encegah ter!adinya trauma 3. $empertahankan tingkat kesehatan 6. $empertahankan interaksi sosial dan peran sehari K hari 8. $encgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh. ). #aktor - faktor yang mempengaruhi obilisasi 4. 7aya hidup 7aya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. $akin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnyaH seorang A"B- akan ber!alan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk. 5. %roses penyakit dan in!uri Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnyaH seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru men!alani operasi. 2arena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallyaH ).A yang berakibat kelumpuhan typoid dan penyakit kardiovaskuler. 3. 2ebudayaan 2ebudayaan dapat mempengarumi poa dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnyaH seorang anak desa yang biasa !alan kaki setiap hari akan berebda

mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Janita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang (anita madura dan sebagainya. 6. Tingkat energi Setiap orang mobilisasi !elas memerlukan tenaga atau energi orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari. 8. =sia dan status perkembangan Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan seorang rema!a. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit. D. Tipe persendian dan pergerakan sendi Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 5 maca persendian yaitu sendi yang dapat digeragan *diartroses+ dan sendi yang tidak dapat digerakan *siartrosis+. '. Toleransi aktifitas %enilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan kardiovaskuler seperti Angina pektoris -nfark $iocard atau pada klien dengan immobiliasi yang lama akibat kelumpuhan.,al tersebut biasanya dika!i pada (aktu sebelum melakukan mobilisai saat mobilisasi dan setelah mobilisasi. Tanda - tanda yang dapat di ka!i pada intoleransi aktifitas antara lain *7ordon 4D:1+. a+ Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan c+ d+ stabilan f+ Status emosi labil. #. $asalah fisik $asalah fisik yang dapt ter!adi akibat immobilitasi dapat dika!i E di amati pada berbagai sistim antara lain 3 a. $asalah muskuloskeletal $enurunnya kekuatan dan kemampuan otot atropi kontraktur penurunan mineral tulang dan kerusakan kulit. %ernafasan Jarna ter!adi kulit peningkatan dan frekuensi suhu posisi irama tidak teratur cepat dangkal. penurunan. tubuh. b+ Tekanan darah biasanya ter!adi penurunan tekanan sistol E hipotensi orthostatic. pernafasan ter!adi tubuh

e+ 2ecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak

b. $asalah urinari Ter!adi statis urine pada pelvis gin!al pengapuran infeksi saluran kemih dan inkontinentia urine. c. $asalah gastrointestinal Ter!adinya anoreksia E penurunan nafsu makan diarrhoe dan konstipasi. d. $asalah respirasi %enurunan ekspansi paru tertumpuknya sekret dalam saluran nafas ketidak seimbangan asam basa *)@5 @5+. e. $asalah kardiofaskuler Ter!adinya hipotensi orthostatic pembentukan trombus. 7. =paya mencegahkan ter!adinya masalah akibat kurangnya mobilisasi antara lain 3 4. %erbaikan status gisi 5. $emperbaiki kemampuan monilisasi 3. $elaksanakan latihan pasif dan aktif 6. $empertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady aligmen *Struktur tubuh+ 8. $elakukan perubahan posisi tubuh secara periodik *mobilisasi untuk menghindari ter!adinya dekubitus E pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh. ,. $acam - macam posisi klien di tempat tidur 4. %osisi fo(ler *setengah duduk+ 5. %osisi litotomi 3. %osisi dorsal recumbent 6. %osisi supinasi *terlentang+ 8. %osisi pronasi *tengkurap+ 1. %osisi lateral *miring+ :. %osisi sim 8. %osisi trendelenbeg *kepala lebih rendah dari kaki+

You might also like