You are on page 1of 638

ABSTRAK

Centrifugal pump is a pump that can make mechanical energy of motor to altering hydraulic energy through centrifugal energy. it works when the mechanical energy of motor move sudu sudu pumps (rotor) and next this mechanical energy will carry over Incompresible's fluid, so fluid will most throw out happening centrifugal force effect. this time attempt give picture about operation influence pumps singles ala, break even, and also parallel on appreciative capacity and head full scale. On this attempt will there is thrice experimental, which is singles centrifugal pump, sentrifugal is parallel, and centrifugal quits and of each that attempt will exist data that gave by greder which is p discharge, and volume, meanwhile data who will be gotten from attempt is pressure come out (P outlet), entering pressure (P inlet), and time (t ) which that data for then is analysed to be able to figures of each operation pump. Of data already being gotten that therefore will look for to outgrow it capacity and head full scale of pumps. On that application at universalizes marine, sentifugal's pump there are many is utilized, e.g. on fire company system, ballast's system, freshwater system, etc. pompa sentrifugal merupakan pompa yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolis dengan menggunakan gaya sentrifugal. Pompa sentrifugal bekerja ketika energi mekanik dari motor menggerakan sudusudu pompa (rotor)dan berikutnya energi mekanik tersebut akan membawa fluida sehingga fluida tersebut akan terlempar keluar karena gaya sentrifugal. kali ini kami mencoba memberikan gambaran tentang operasi mengenai pompa single, terbagi rata dan paralel dengan kapasitas tertentu dan dengan skala penuh. pada percobaan ini akan dilakukan tiga kali percobaan yakni pompa single sentrifugal, sentrifugal parallel dan seri sentrifugal dan tiap percobaan tersebut terdapat data yang diberikan greder berupa p keluar dan volume. sementara itu data yang akan didapat berupa tekanan keluar (P outlet), tekanan masuk (P inlet) dan waktu. dari data tersebut dapat dianalisa operasi dari tiap pompa. dari data yang diperoleh dapat dicari besar kapasitas dan tenaga yang dihasilkan pompa. Dalam dunia marine, pompa sentrifugal digunakan pada beberapa peralatan seperti peralatan pemadam kebakaran, sistem balas dan sistemair tawar.

BAB I DASAR TEORI


Pompa adalah peralatan yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari satu tempat ke tempat lain yang dikehendaki.Sistem kerja dari pompa adalah dengan cara mengubah energi mekanik menjadi energi fluida Pompa memberikan energi kepada fluida sehingga dapat dipindahkan melalui saluran perpipaan. Jenis-jenis pompa= 1. pompa roda gigi (Apablia gerigi roda gigi pada sisi hisap ) cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut.) 2. pompa cuping (Pompa cuping (lobe pump) ini mirip dengan pompa jenis roda gigi-dalam hal aksinya dan mempunyai dua rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi-luarnya) 3. pompa sekrub (Pompa sekrup ini mempunyai satu, dua, tiga sekrup yang berputar dalam rumah pompa yang diam) Pompa sentrifugal mempunyai impeller untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi.

Prinsip kerja pompa sentrifugal secara umum adalah sebagai berikut; Daya dari luar berupa motor listrik diberikan pada poros pompa untuk memutarkan impeler di dalam zat cair. Maka zat cair yang ada di dalam impeller, oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar, karena gaya sentrifugal maka kapasitas zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran di antara sudu-sudu. Di sini head tekanan zat cair menjadi lebih tinggi. Demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan. Zat cair yang keluar dari impeler ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) di keliling impeler dan di salurkan ke luar pompa melalui nosel. Di dalam nosel ini head kecepatan aliran di ubah menjadi head tekanan. (Buku petunjuk praktikum mesin fluida, Tim laboratorium mesin fluida dan system Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya, 2009)

Gambar 1. Pompa Sentrifugal Head Head adalah energi mekanik yang terkandung dalam satu satuan berat zat cair yang mengalir. Secara umum head dirumuskan sebagai: (Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme Hal.3)

H
H

P
F W

v2 2g
v2 2g

Z
Z

A V
s2 2 s2 3

kg m

m m

(m s ) 2
m s2

kg m

m=m+m+m m=m

di mana: P v g Z

: Tekanan zat cair (Kgf/m) : Rata-rata kecepatan aliran zat cair (m/s) : Berat zat cair persatuan volume (kgf/m3) : Percepatan gravitasi (m/s2) : Ketinggian (m)

Head total adalah gabungan antara static head (Hs), pressure head (Hp), velocity head (Hv) dan ditambah losses karena friction (Hf) pada suction dan discharge pump Ht = Hs + Hp + Hv + Hf (Petunjuk Praktikum Mesin Fluida, 2008)

Tangki 2

Tangki 1
Gambar 2. Skema Sistem Pompa Head statis (Hs) Head static merupakan head karena perbedaan ketinggian antara permukaan antara dua permukaan cairan. Dirumuskan sebagai:

Hs

Z2

Z1
(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme hal 27)

m=m-m m=m di mana: Z1 Z2 Head tekanan (Hp)

: ketinggian permukaan cairan pada tangki 1 (m) : ketinggian permukaan cairan pada tangki 2 (m)

Head tekanan adalah head yang diperlukan untuk mengatasi suatu tekanan di dalam aliran fluida dari sistem pada suatu pompa. Dirumuskan sebagai:

Hp

P2 g

P1

N m2 N m3

N m2

m
(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme hal 26) : beda tekananpada permukaan antara dua tangki yang diukur (N/m2) : berat jenis cairan (kg/m3) : percepatan gravitasi (m/s2)

di mana: P2 - P 1 g

Head kecepatan (Hs) Head static merupakan head karena perbedaan kecepatan pada sisi dischrage dan suction. Dirumuskan sebagai:

Hv

(v 2 ) 2 (v1 ) 2 2g
2 (m s ) m s2 2 (m s )

(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme Hal.27)

m
di mana: v1 v2 : kecepatan rata-rata aliran di titik 1, dekat tangki 1 (m/s2) : kecepatan rata-rata aliran di titik 1, dekat tangki 2 (m/s2)

Head losses (Hf) Merupakan head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian gesekan pada pipa (head loss minor) serta head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian karena panjang pipa (head loss major). a. Head loss major adalah kerugian yang diakibatkan karena adanya gesekan dalam pipa. Secara matematis dirumuskan dengan:

H mayor

L v2 D 2g
m (m / s) 2 m m / s2
di mana: L D

(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme Hal.28)

: koefisien kerugian gesekan : panjang pipa (m) : diameter pipa (m)

b. Head loss minor merupakan kerugian yang terjadi pada jalur pipa. Yang antara lain terjadi karena ukuran pipa, bentuk penampang, atau berubahnya arah aliran karena filter. Secara matematis ditulis:

H min or

v2 2g
2

(Pompa dan Kompressor, Ir. Sularso Msme Hal.32)

(m / s) m / s2

di mana: : koefisien kerugian karena perlengkapan pipa f Pompa sentrifugal dapat dirangkai secara tunggal, seri ataupun paralel. Perbedaan terhadap cara merangkai ini akan menghasilkan performa pompa yang berbeda a. Pompa Tunggal

Head H (m)
Kapasitas Q (m3/s)
Grafik hubungan antara head dan kapasitas untuk pompa tunggal

Gambar 3. Kurva Performa Pompa Tunggal

Pada pompa tunggal, head dan kapasitasnya berbanding terbalik. Dalam artian jika kita menginginkan kapasitas maksimum, maka akan mengakibatkan head yang kecil, dan sebaliknya. b. Pompa Paralel

Head H (m)

paralel tunggal

Kapasitas Q (m3/s)
Grafik perbandingan hubungan head dan kapasitas antara pompa tunggal dengan pompa paralel

Gambar 4. Kurva perbandingan Performa Pompa Tunggal dan Paralel Pemasangan dengan cara ini dapat meningkatkan kapasitas pompa hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan menggunakan pompa tunggal dengan kondisi head yang sama. Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa head maksimum rangkaian seri sama dengan pompa tunggal c. Pompa Seri

Head H (m)

seri

Gambar 5. Kurva Perbandingan Performa Pompa Tunggal dan Seri

tunggal

Kapasitas Q (m3/s)
Grafik perbandingan hubungan head dan kapasitas antara pompa tunggal dengan pompa seri

Pada titik Q yang sama dihasilkan head yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pompa tunggal. Namun kapasitas maksimumnya bernilai sama dengan pompa tunggal. Pompa-pompa yang berbeda karakteristiknya dapat pula bekerja sama secara parallel dan seri. Hal ini ditunjukkan dalam gambar dibawah ini dimana kurva 1 adalah pompa kapasitas kecil, kurva 2 dari pompa kapasitas besar dan kurva 3 merupakan karakteristik operasi kedua pompa dalam susunan seri.

R1 R2

Head total H

Ha (head statis) 2 1 Kapasitas Q 3

Operasi seri dari pompa-pompa dengan karakteristik berbeda

Gambar 6. Kurva Operasi Seri dari Pompa dengan Karakteristik Berbeda

Adapun penjelasan dari garfik di atas yaitu untuk satu pompa tunggal diberi tanda (1) dan untuk susunan seri yang terdiri dari dua buah pompa yang diberi tanda (2). Harga head kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan dua untuk kapasitas Q yang sama. Kurva untuk susunan parallel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda (3). Harga kapasitas Q kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan dua untuk head yang sama.

Head total H

R1 R2 Ha 1 Kapasitas Q 2 3

Operasi paralel dari pompa-pompa dengan karakteristik berbeda


Gambar 7. Kurva Operasi Paralel dari Pompa dengan Karakteristik Berbeda

Pompa (1) mempunyai kapasitas kecil dan pompa (2) mempunyai kapasitas besar. Jika keduanya diapasang secara parallel maka akan menghasilkan kurva karakteristik (3). Disini, untuk kurva head-kapasitas system R1 akan dicapai titik operasi parallel di dengan laju aliran total sebesar Q. dalam keadaan ini pompa (1) beroperasi di titik (D) dengan kapasitas Q1 dan pompa (2) beroperasi di titik (E) dengan kapasitas aliran Q2. Apabila kurva head-kapasitas system naik lebih curam dari pada R2 maka pompa (1) tidak dapat lagi meghasilkan aliran keluar karena head yang dimiliki tidak cukup tinggi untuk melawan head system.
Daya Air Daya air merupakan energi yang diterima oleh air dari pompa per-satuan waktu. Daya air sama dengan daya poros dikurangi kerugian daya dalam pompa,ditunjukkan dengan rumus : Pw = . Q . H ( pompa dan kompresor; Ir.Sularso, Msme, tahun 2000 )

kg m3 m (m / s) 2 s kg m 2 / s 3
Dimana : : gravitasi spesifik air ( kg / ms ) Q : Kapasitas air ( m/s ) H : head (m) sedangkan Q dirumuskan yaitu :

Q
m s
di mana V t A v
3

m s

V t3

A.v
m s
3

( Fisika Dasar 1, dosen-dosen FMIPA, hal 151 )

: volume (m3) : waktu (s) : luas penampang (m2) : kecepatan aliran fluida (m/s2)

Gambar 8. Komponen Utama Pompa Sentrifugal Suction nozzle Sebagai jalur masuk cairan ke dalam pompa. Discharge nozzle Sebagai jalur keluar cairan dari pompa. Volute Mengkonversi gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeler menjadi tekanan. Casing Melindungi bagian dalam pompa dari korosi. Bearing Sebagai bantalan dan menjaga shaft dan impeller pada satu posisi saja. Shaft Untuk mentransmisikan torsi pada saat start dan selama operasi sekaligus mendukung impeller dan bagian berputar lainnya. Seal Melindungi pompa dari kebocoran pada titik dimana shaft dipasang terhubung keluar. Oil Ring Melumasi poros sehingga dapat memperlambat penurunan efisiensi pompa yan diakibatkan panas dan vibrasi. Impeller baling-baling atau sudu-sudu yang mengalirkan fluida

BAB II TAHAP PERCOBAAN


3 TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan ini adalah: a. Praktikan dapat merangkai dan mendemonstrasikan pompa secara Tunggal, Seri dan Paralel b. Mengerti karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun secara Tunggal, Seri dan Paralel c. Memahami hubungan antara head pump dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang disusun secara Tunggal, Seri dan Paralel 3 PERALATAN Pressure Gauge (inlet) Pressure Gauge (outlet) On/Off Control valve Diffuser Sump drain valve Pressure gauge (discharge) Pompa sentrifugal Hp Tee connector Manifold Klem Penggaris Indikator volume : untuk mengukur tekanan di sisi masuk pompa 2 : untuk mengukur tekanan di sisi keluar pompa 1 : untuk menyalakan pompa : untuk mengendalikan aliran fluida : untuk pengarah aliran fluida : untuk katub untuk mengeringkan fluida pada bak air : untuk mengukur tekanan pada discharge manifold : untuk memompa fluida : untuk menghitung waktu : untuk memparalelkan pompa : untuk mengatur aliran fluida : untuk mengikat pipa : untuk mengukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifold ke dasar tangki : untuk mengukur besarnya volume yang masuk dalam bak

Pressure gauge outlet

Pressure gauge inlet

sump drain valve

Pressure gauge discharge

pompa sentrifugal I

Pompa sentrifugal II

On / off control Tee conector Klem

Stopwatch 3 LANGKAH PERCOBAAN Pompa Tunggal 1. Peralatan untuk percobaan dipersiapkan

penggaris

volume indikator

2. Dihubungkan saluran pipa dari sump drain valve ke inlet pompa 2 dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem, kemudian buka katub sump drain valve. 3. Dihubungkan saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju inlet discharge manifold dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem. 4. Di cek kembali apakah sump drain valve sudah terbuka 5. Pompa 2 dihidupkan 6. Nilai P discharge manifold divariasikan dengan mengatur katup pada kontrol valve 7. Dicatat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume yang ditentukan dengan bantuan HP 8. Diukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifold ke dasar tangki
Pompa Seri 1. Peralatan untuk percobaan dipersiapkan 2) Katub pada sump drain valve ditutup 2. Tutup katub pada sump drain valve

3. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 1 menuju inlet pompa 2 dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem 4. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju inlet discharge manifold dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem 5. Hidupkan kedua pompa secara bersamaan 6. Variasi nilai P discharge manifold dengan mengatur katub pada control valve 7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume yang ditentukan dengan bantuan hp.
8. Diukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifold ke dasar tangki

Langkah Percobaan Pompa Paralel 1. Siapkan peralatan untuk percobaan 2. Hubungkan saluran pipa dari sump drain valve ke inlet pompa 2 dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem, kemudian buka katub sump drain valve 3. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju Tee connector (sambungan T) dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem 4. Hubungkan outlet pompa 1 di dalam hydraulic bench dengan tee connector dan hubungkan tee connector dengan inlet discharge manifold dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem 5. Hidupkan kedua pompa secara bersamaan 6. Variasi nilai P discharge manifold dengan mengatur katub pada control valve 7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume yang ditentukan dengan bantuan hp.

7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume yang ditentukan dengan bantuan hp. 8. Ukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifold ke dasar tangki
3 GAMBAR INSTALASI Pompa tunggal

Pompa Seri

Pompa Paralel

3.5 Data Hasil Percobaan Data Hasil Percobaan pada Pompa Tunggal Pdischarge (mH2O) P outlet (mH2O) 0.5 7 1 10 1.5 11 2 13 2.5 16 Data Hasil Percobaan pada Pompa Seri Pdischarge (mH2O) P outlet (mH2O) 0.5 8 1 8 1.5 8 2 9 2.5 11

P inlet (kg/cm3) 0 0 0 0 0 P inlet (kg/cm3) 0 0 0 0 0

Waktu (s) 5.33 16.2 33.2 48.51 126.63 Waktu (s) 10.23 12.38 18.25 23.61 18.86

Volume (L) 15 20 25 30 35 Volume (L) 15 20 25 30 35

Data Hasil Percobaan pada Pompa Paralel Pdischarge (mH2O) P outlet (mH2O) P inlet (kg/cm3) Volume (L) Waktu (s) 0.5 14 0 10.23 15 1 14 0 12.38 20 1.5 15 0 18.25 25 2 16 0 23.61 30 2.5 20 0 28.86 35 Z1 : Ketinggian permukaan air dari sisi discharge manifold ke dasar tangki = 0.26 m Z2 : Ketinggian permukaan air pada reservoir ke dasar tangki = 0.88 m

BAB III ANALISA DATA


4.1 PERHITUNGAN
a. Pompa tunggal Pdisch No (mH2O) 1 2 3 4 5 0.5 1 1.5 2 2.5 Poutlet (mH2O) 7 10 11 13 16 Pinlet (kg/cm3) 0 0 0 0 0 t (s) 14 21 31 41 120 V(l) 15 20 25 30 35

Tabel di atas memerlukan konversi satuan karena terdapat beberapa hasil pengamatan tidak menggunakan satuan internasional (SI),konversi tersebut meliputi: = 1000 kg/m3 * Tekanan ( P ) = 1 mH2O = 9810 N / m2 g = 9.8 m/s2

Berikut di bawah ini data hasil percobaan setelah dikonversi satuan: No 1 2 3 4 5 Pdischarge (N/m ) 4905 9810 14715 19620 24525 Q=
2

Poutlet (N/m ) 68670 98100 107910 127530 156960 (m3/ s)


2

Pinlet (kg/cm3) 0 0 0 0 0

t(s) 14 21 31 41 120

V(m3) 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035

V t

b. Hp,Hs HP = (Pout P in)/(.g) = (78480 0)/9.8x1000 = 7.007142857

Hs = Z2 Z1 = 0,88- 0,26 = 0.62 c. Hv bernilai 0 karena V bernilai sama disemua titik, karena diameter pipa inlet dan outlet sama maka kecepatan di outlet dan inlet sama. d. Hf = 0 karena diasumsikan pipa halus A = 1/4 D2 = 0.000285 m2 v = Q/A = 3.759398 m/s d = 3/4 inch = 0.01905 2 fv /(2g) = Hm= 2.1632261 asumsi lubang masuk tajam elbow 90 1 x 0.5 katup terbuka lubang keluar f f 0.5 0.5 1 1 3 TDH(Ht) = HP + Hs + Hm = 9.790369

= 0.015/14 3 = 0.001071 m /s

Dengan cara yang sama untuk perhitungan pompa tunggal di peroleh hasil berikut: Pdischarge Poutlet Pinlet No t(s) V(m3) 2 2 (kg/cm3) (N/m ) (N/m ) 1 2 3 4 5 4905 9810 14715 19620 24525 68670 98100 107910 127530 156960 Hs (m) 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62 0 0 0 0 0 Hp (m) 7.0071429 10.010204 11.011224 13.013265 16.016327 14 21 31 41 120 v (m/s) 3.759398 3.341688 2.829655 2.567394 0.438596 0.015 0.02 0.025 0.03 0.015 Hm (m) 2.16323 1.70922 1.22555 1.0089 0.02944

Q(m3/s) 0.001071 0.000952 0.000806 0.000732 0.000125 Ht (m) 9.79036894 12.3394197 12.8567775 14.6421703 16.6657704

Z2
0.88 0.88 0.88 0.88 0.88

Z1
0.26 0.26 0.26 0.26 0.26

b. pompa seri Pdisch No (mH2O) 1 0.5 2 1 3 1.5 4 2 5 2.5

Poutlet (mH2O) 8 8 8 9 11

Pinlet (kg/cm3) 0 0 0 0 0

t (s) 10.23 12.38 18.25 23.61 28.86

V(l) 15 20 25 30 35

Tabel di atas memerlukan konversi satuan karena terdapat beberapa hasil pengamatan tidak menggunakan satuan internasional,konversi tersebut meliputi: = 1000 kg/m3 * Tekanan ( P ) = 1mH2O = 9810 N / m2 g = 9.8 m/s2

Berikut di bawah ini data hasil percobaan setelah dikonversi satuan: No 1 2 3 4 5 Pdischarge (N/m ) 4905 9810 14715 19620 24525 Q=
2

Poutlet (N/m2) 78480 78480 78480 88290 107910 (m3/ s)

Pinlet (kg/cm3) 0 0 0 0 0

t(s) 10.23 12.38 18.25 23.61 28.86

V(m3) 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035

V t

b. Hp,Hs HP = (Pout P in)/(.g) = (78480 0)/9.8x1000 = 8.008163265 Hs = Z2 Z1 = 0,88- 0,26 = 0.62

0.001466 m /s

c. Hv bernilai 0 karena V bernilai sama disemua titik, karena diameter pipa inlet dan outlet sama maka kecepatan di outlet dan inlet sama. d. Hf = 0 karena diasumsikan pipa halus A = 1/4 D2 = 0.000285 m2 v = Q/A = 5.144827 m/s d = 3/4 inch = 0.01905 2 Hm= fv /(2g) = 6.0771223 asumsi lubang masuk tajam elbow 90 4x 0.5 katub terbuka lubang keluar f f 0.5 2 1 1 4.5 TDH(Ht) = HP + Hs + Hm = 14.70529

Dengan cara yang sama untuk perhitungan pompa seri di peroleh hasil berikut: Pdischarge Poutlet Pinlet No t(s) V(m3) 2 2 (kg/cm3) (N/m ) (N/m ) 1 2 3 4 5 4905 9810 14715 19620 24525 78480 78480 78480 88290 107910 Hs (m) 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62 0 0 0 0 0 Hp (m) 8.008163 8.008163 8.008163 9.009184 11.011224 10.23 12.38 18.25 23.61 28.86 v (m/s) 6.859769 5.668452 3.84523 2.972276 2.431581 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 Hm (m) 10.8038 7.3771 3.3947 2.02831 1.35748

Q(m3/s) 0.001955 0.001616 0.001096 0.000847 0.000693 Ht (m) 19.431936 16.005259 12.022860 11.657496 12.988706

Z2
0.88 0.88 0.88 0.88 0.88

Z1
0.26 0.26 0.26 0.26 0.26

c. pompa paralel Pdisch No (mH2O) 1 0.5 2 1 3 1.5 4 2 5 2.5

Poutlet (mH2O) 14 14 15 16 20

Pinlet (kg/cm3) 0 0 0 0 0

t (s) 17.89 21.1 29.67 40.12 106.39

V(l) 15 20 25 30 35

Tabel di atas memerlukan konversi satuan karena terdapat beberapa hasil pengamatan tidak menggunakan satuan internasional,konversi tersebut meliputi: = 1000 kg/m3 * Tekanan ( P ) = 1mH2O = 9810 N / m2 g = 9.8 m/s2 Berikut di bawah ini data hasil percobaan setelah dikonversi satuan: No 1 2 3 4 5 Pdischarge (N/m ) 4905 9810 14715 19620 24525
2

Poutlet (N/m ) 137340 137340 147150 156960 196200


2

Pinlet (kg/cm3) 0 0 0 0 0

t(s) 17.89 21.1 29.67 40.12 106.39

V(m3) 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035

Q=

V t

(m3/ s)

b. Hp,Hs HP = (Pout P in)/(.g) = (186390 0)/9.8x1000 = 14.01428571 Hs = Z2 Z1 = 0,88- 0,26 = 0.62

0.000838 m /s

c. Hv bernilai 0 karena V bernilai sama disemua titik, karena diameter pipa inlet dan outlet sama maka kecepatan di outlet dan inlet sama. d. Hf = 0 karena diasumsikan pipa halus A = 1/4 D2 = 0.000285 m2 v = Q/A 2 Hm= fv /(2g) = 1.4572363 asumsi lubang masuk tajam sambungan t katub terbuka elbow 90 1x 0.5 lubang keluar f

= f 0.5 0.3 1 0.5 1 3.3

2.941955 m/s

d = 3/4 inch =

0.01905

TDH(Ht) = HP + Hs + Hm = 16.09152 m Dengan cara yang sama untuk perhitungan pompa paralel di peroleh hasil berikut: Pdischarge Poutlet Pinlet No t(s) V(m3) (kg/cm3) (N/m2) (N/m2) 1 2 3 4 5 4905 9810 14715 19620 24525 137340 137340 147150 156960 196200 Hs (m) 0.74 0.74 0.74 0.74 0.74 0 0 0 0 0 Hp (m) 14.014286 14.014286 15.015306 16.016327 20.020408 17.89 21.1 29.67 40.12 106.39 v (m/s) 3.922607 3.32585 2.365198 1.749139 0.659606 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 Hm (m) 2.59064 1.86236 0.94187 0.51512 0.07325

Q(m3/s) 0.001118 0.000948 0.000674 0.000499 0.000188 Ht (m) 17.344928 16.616644 16.697181 17.271444 20.833661

Z2
0.89 0.89 0.89 0.89 0.89

Z1
0.15 0.15 0.15 0.15 0.15

4.2 ANALISA GRAFIK


1. Grafik hubungan antara head total dan kapasitas pada rangkaian tunggal

18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7

Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian tunggal


Hubungan antara head dgn kapasitas pada pompa tunggal Poly. (Hubungan antara head dgn kapasitas pada pompa tunggal)

Head (m)

0.000000 0.000200 0.000400 0.000600 0.000800 0.001000 0.001200 Kapasitas (m3/s)

Dari grafik diatas, terlihat adanya kenaikan kapasitas (Q) yang diikuti dengan penurunan head total (Ht). Dari perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kapasitas aliran maka head total semakin kecil, atau dapat dikatakan bahwa nilai kapasitas kecil justru mempunyai nilai head total yang tinggi. Sesuai dengan persamaan WHP = x Q x Ht , dimana nilai Ht berbanding terbalik dengan Q. Pada grafik diatas terlihat bahwa ada saat bertambahnya kapasitas namun ada kenaikan nilai dari head dan turun pada saat berikutnya.Hasil nilai kapasitas yang fluktuatif dikarenakan kurangnya ketelitian praktikan pada saat pengambilan data khususnya variabel t (waktu) dan melihat besarnya nilai tekanan (P outlet). Kesalahan pengambilan data tersebut mengakibatkan kesalahan perhitugan pada nilai head. Misalkan saja pada saat Q = 0.000806 dan nilai Ht = 11,85575707 terlihat grafik naik dan setelah itu menurun. 2. Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian seri

22.000000 Head total (m) 20.000000 18.000000


16.000000 14.000000

Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian seri


Hubungan antara head dgn kapasitas pada pompa seri Poly. (Hubungan antara head dgn kapasitas pada pompa seri)

12.000000 0.000300 0.000800 0.001300 Kapasitas (m3/s) 0.001800

Dari grafik diatas, terlihat adanya kenaikan kapasitas (Q) yang diikuti dengan kenaikan nilai head total (Ht). Dari perubahan tersebut yang seharusnya terjadi adalah semakin besar kapasitas aliran maka nilai head total semakin kecil, atau dapat dikatakan bahwa nilai kapasitas kecil justru mempunyai nilai head total yang tinggi. Sesuai dengan persamaan WHP = x Q x Ht , dimana nilai Ht berbanding terbalik dengan Q. Pada grafik diatas terlihat bahwa pada saat kenaikan kapasitas maka nilai head terkadang naik dan kadang turun. Hasil nilai kapasitas yang fluktuatif dikarenakan ketidak telitian praktikan pada saat pengambilan data khususnya variabel t (waktu). Kesalahan pengambilan data tersebut mengakibatkan kesalahan perhitugan pada nilai head. Misalkan kita ambil data pada Q = 0,001818 dan pada saat Ht = 16,971326 yang seharusnya nilai head menjadi kecil tapi dalam perhitungan data nilai head tersebut menjadi besar.

tinggi. Sesuai dengan persamaan WHP = x Q x Ht , dimana nilai Ht berbanding terbalik dengan Q. Pada grafik diatas terlihat bahwa pada saat kenaikan kapasitas maka nilai head terkadang naik dan kadang turun. Hasil nilai kapasitas yang fluktuatif dikarenakan ketidak telitian praktikan pada saat pengambilan data khususnya variabel t (waktu). Kesalahan pengambilan data tersebut mengakibatkan kesalahan perhitugan pada nilai head. Misalkan kita ambil data pada Q = 0,001818 dan pada saat Ht = 16,971326 yang seharusnya nilai head menjadi kecil tapi dalam perhitungan data nilai head tersebut menjadi besar. 3. Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian paralel

22.000000 Head total (m) 20.000000 18.000000 16.000000

Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian pararel


Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian pararel Poly. (Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian pararel)

0.000100

0.000600

0.001100

0.001600

Kapasitas (m3/s)

Pada teori dikatakan bahwa kenaikan kapasitas (Q) akan berpengaruh pada penurunan nilai head, hal ini sesuai dengan persamaan : Pw = x Q x Ht . Pada grafik diatas terlihat bahwa pada saat penurunan head maka kapasitas cenderung naik dan kadang turun. Hal ini terjadi karena kapasitas adalah Q=V/t dimana V=Volume dan t=waktu. Hasil nilai kapasitas yang fluktuatif dikarenakan ketidak telitian praktikan pada saat pengambilan data khususnya variabel t (waktu). Kesalahan pengambilan data tersebut mengakibatkan kesalahan perhitugan pada nilai head. Misalkan saja, pada Q = 0,002000 dan Ht = 23,045691 yang

4. Grafik hubungan antara H dan Q pada pompa seri dan tunggal

Grafik hubungan antara H dan Q pada pompa seri dan tunggal


22 20 18 16 14 12 10 8
0.000000 0.000500 0.001000 0.001500 Kapasitas (m3/s) 0.002000 0.002500

Head total (m)

pompa tunggal pompa seri Poly. (pompa tunggal) Poly. (pompa seri)

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada kapasitas yang sama nilai head pada pompa seri lebih besar bila di bandingkan dengan nilai head pada pompa tunggal. Sesuai dengan persamaan untuk pompa seri, HTotal = H1 + H2 dan QTotal = Q1 = Q2, sedangkan untuk pompa tunggal QTotal = Q dan nilai headnya HTotal=H. Dari grafik di atas terlihat bahwa head pompa seri lebih besar dari pada pompa tunggal, begitu pula dengan kapasitasnya. Kita misalkan saja ambil data pada saat Q = 0,001000 maka kita akan melihat besar nilai head untuk pompa seri

5. Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian tunggal dan pararel

23.000000 21.000000 19.000000 17.000000 15.000000 13.000000 11.000000 9.000000 7.000000 5.000000

Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian tunggal dan pararel
Pompa paralel

Head total (m)

Pompa Tunggal
Poly. (Pompa paralel)

Poly. (Pompa Tunggal)

0.000000 0.000200 0.000400 0.0006003 0.000800 0.001000 0.001200 Kapasitas (m /s)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada nilai head yang sama, pompa paralel mempunyai nilai kapasitas yang lebih besar dari pada kapasitas untuk pompa tunggal. Hal ini dapat kita ketahui dari waktu yang dibutuhkan pompa untuk mengalirkan fluida dimana waktu yang diperlukan untuk pompa paralel lebih cepat dari pada waktu yang dibutuhkan untuk pompa tunggal. Daya yang dibutuhkan untuk mengatasi head yang sama ternyata mempunyai harga kapasitasnya berbeda jika pompa disusun secara tunggal dan parallel . Untuk Pompa parallel HTotal = H1 = H2, dan QTotal = Q1 + Q2, untuk pompa tunggal QTotal = Q dan nilai headnya HTotal = H. Terlihat di grafik bahwa kapasitas(Q) pompa paralel lebih besar dari pompa tunggal, tetapi kesamaan heat antara pompa tunggal dan paralel tidak sama. Hal ini dikarenakan rusaknya 6. Grafik hubungan antara head total dengan besarnya kapasitas pada pompa seri &paralel

22.000000 21.000000 20.000000 19.000000 18.000000 17.000000 16.000000 15.000000 14.000000 13.000000 12.000000

Grafik hubungan antara head total dengan besarnya kapasitas pada pompa seri & pararel
pompa seri pompa pararel Poly. (pompa seri)
Poly. (pompa pararel)

Head total (m)

-0.000200

0.000300

0.000800 0.001300 Kapasitas (m3/s)

0.001800

0.002300

Sesuai dengan persamaan untuk pompa seri, HTotal = H1 + H2. (Sularso, 1990) dan QTotal = Q1 = Q2, sedangkan untuk pompa paralel, HTotal = H1 = H2, dan QTotal = Q1 + Q2. Maka pada Pdischarge yang sama pompa seri memiliki head total yang lebih tinggi dari pada pompa paralel. Dan sebaliknya pompa paralel memiliki kapasitas yang lebih besar daripada pompa seri. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ada data yang menunjukkan bahwa heat pompa seri lebih kecil dari heat pompa paralel. Begitu pula dengan kapasitasnya, ada data yang menunjukkan bahwa kapasitas pompa paralel lebih besar dari pompa seri. Hal ini disebabkan oleh rusaknya pressure gauge sehingga tekanan

7. Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian tunggal,seri,parallel

24 22 20 18 16 14 12 10 8

Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian tunggal,seri,parallel


pompa tunggal pompa seri pompa pararel Poly. (pompa tunggal) Poly. (pompa seri)

Head total (m)

-0.000200

0.000300

0.000800

0.001300

0.001800

0.002300 Poly. (pompa pararel)

Kapasitas (m3/s) Pada pompa yang disusun Tunggal,sesuai dengan persamaan (Sularso,1990)maka Qtotal = Q dan nilai HTotal = H,untuk pompa yang disusun secara seri maka Htotalnya = H1 + H2 dan Qtotal = Q1 = Q2,sedangkan Pada pompa yang disusun secara paralel,Htotal = H1 = H2 dan Qtotal = Q1 + Q2.Jadi,dengan Pdischarge yang sama pompa paralel cenderung memiliki nilai kapasitas yang lebih besar dan nilai H yang sama dengan jika dibandingkan dengan pompa tunggal.Sedangkan pompa seri cenderung memiliki head total yang besar dan nilai Q yang sama dengan jika dibandingkan dengan pompa tunggal. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tidak ada data yang menunjukkan bahwa head pompa tunggal sama dengan heat pompa paralel. Hal ini disebabkan oleh rusaknya pressure gauge sehingga tekanan tidak bisa terdeteksi dengan baik sehingga heat total yang didapat juga tdak baik. Selain itu, praktikan kurang teliti dalam pengambilan data berupa waktu sehingga perhitungan kapasitas juga tidak baik.

BAB IV KESIMPULAN
1. Kita dapat mengetahui karakteristik dan cara kerja dari pompa sentrifugal dengan cara merangkai pompa secara tunggal, seri, dan paralel 2. Pada pompa yang disusun secara tunggal, semakin besar kapasitasnya maka head totalnya semakin kecil tetapi ada percobaan yang kapasitasnya tinggi kemudian haednya tinggi.Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada pressure gauge sehingga tekanan tidak terdeteksi dengan baik 3.Pada pompa yang disusun secara seri,semakin besar perubahan kapasitas aliran maka head total semakin kecil. Namun pada percobaan tidak seperti itu. Kapasitas yang diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar tetapi heatnya ada yang semakin besar. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada pressure gauge sehingga tekanan tidak terdeteksi dengan baik 4.Pada Pompa yang disusun secara parallel, semakin besar kapasitas maka semakin turun nilai head totalnya. Tetapi dalam percobaan tidak seperti itu, permasalahan pompa paralel sama dengan pompa seri. Kapasitas yang diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar tetapi heatnya ada yang semakin besar. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada pressure gauge sehingga tekanan tidak terdeteksi dengan baik 5. Pompa tunggal dan seri dengan kapasitas yang sama pompa seri mempunyai head total yang lebih besar. pada percobaan ini terbukti bahwa kapasitas antara pompa tunggal dan seri sama. 6. Pompa seri dan paralel dengan kapasitas yang sama pompa paralel mempunyai head yang lebih rendah . Hal ini telah sesuai dengan dasar teori dan rumus yang ada. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tdak ada data yang menunjukkan bahwa heat pompa seri lebih besar dari heat pompa paralel. tetepi pada kapasitasnya, ada data yang menunjukkan bahwa kapasitas pompa paralel lebih besar dari pompa seri. Hal ini disebabkan oleh rusaknya pressure gauge sehingga tekanan tidak bisa terdeteksi dengan baik sehingga heat total yang didapat juga tidak baik. Selain itu, praktikan kurang teliti dalam pengambilan data berupa waktu sehingga perhitungan kapasitas juga tidak baik. 7. pompa tunggal dan paralel pada head yang sama pompa paralel memiliki kapasitas yang lebih besar. tetapi dalam praktikum tidak seperti itu. Terlihat di grafik bahwa Headnya pompa paralel lebih besar dari pompa tunggal. Hal ini dikarenakan rusaknya peralatan yang digunakan dan kurang telitinya praktikan dalam pengambilan data. 8. Dengan mengetahui hubungan antara head dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal , seri dan paralel maka kita dapat menyusun suatu instalasi pompa dengan baik dengan memperhatikan dari segi untung dan rugi. Kita dapat menyesuaikan instalasi yang tepat dengan pertimbangan-pertimbangan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. 9. Tekanan pada Pinlet diduga mengalami tekanan yang melebihi dibawah dari tekanan vakum, hal ini kurang dapat dibuktikan mengingat indikator pressure gauge mengalami kerusakan pada Pinlet pompa. Dimana tekanan dibawah tekanan vakum sangat diperlukan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ke tempat yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Pompa dan Kompresor, Sularso, Jakarta, Erlangga, 1990 Buku petunjuk praktikum mesin fluida, Tim laboratorium mesin fluida dan system Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya, 2008 Dosen dosen fisika. 2006.Fisika II, Tim Fisika, FMIPA)

LAMPIRAN (FOTO PRAKTIKUM)

Pressure gauge outlet

Pressure gauge inlet

sump drain valve

Pressure gauge discharge

pompa sentrifugal I

Pompa sentrifugal II

On / off control Tee conector Klem

Stopwatch

penggaris

volume indikator

dikator

m/s2

dikator

Kapasitas Q

Operasi pompa tu dengan karakteristik yang

Kapasitas Q (m 3/s)

Operasi pompa tunggal dengan karakteristik yang sama

You might also like