You are on page 1of 13

PENIPISAN LAPISAN OZON

PAPER

Disusun Oleh: Eka Ernawati K5412027

Untuk Tugas Uji Kompetensi Dasar (UKD) II Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan yang Diampu oleh Bapak Drs. Sarwono, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Planet Bumi menjadi tempat tinggal paling ideal bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Selama hidup di bumi, aktivitas penduduk memberi pengaruh sangat besar bagi perubahan bumi. Populasi penduduk terus meningkat disertai berbagai kegiatan dan kemajuan teknologi yang dapat mengancam lingkungan. Di awal kehidupan terciptanya bumi, tidak terdapat oksigen bebas ataupun ozon di udara, sehingga permukaan bumi akan secara langsung terpapar sinar ultra-violet dari matahari. Kini bahaya radiasi ultraviolet mengkhawatirkan penduduk bumi meskipun pada masa awal kehidupan bumi telah dibanjiri oleh cahaya ultra-violet. Sejak awal hadirnya manusia, penebangan pohon-pohon telah dilakukan untuk memenuhi berbagai keperluan membuat api, tempat berlindung, membuat perahu dan sebagainya. Penduduk saat itu juga suka membuka dan membakar hutan secara berpindah-pindah untuk bercocok tanam. Kemudian hari kerusakan hutan menjadi semakin jelas ketika hutan tropis mulai ditebangi untuk kepentingan Perang Dunia II. Secara besar-besaran, kayu hutan tropis yang jenisnya sangat disukai di negara industri maju ditebang menggunakan gergai mesin. Jika dahulu sebuah pohon kayu besar baru dapat dipotong oleh beberapa orang selama beberapa hari, namun kini satu orang saja dapat menebang satu pohon besar tersebut dengan gergaji mesin dalam waktu tidak lebih dari satu hari. Ini artinya aktivitas manusia seperti proses penebangan pohon saja berlangsung begitu mudah dan cepat. Namun menurut J. E. Lovelock (1988), pencemaran bumi seperti yang sekarang terjadi bukan hasil kebejatan moral, seperti yang sering didengar. Sebenarnya ia merupakan konsekuensi yang tak-terhindarkan akibat kegiatankegiatan hayati. Hukum Termodinamika II secara jelas menyatakan bahwa

entropi yang rendah dan sistem hayati dengan organisasi yang rumit namun dinamis, hanya akan dapat berfungsi melalui pengeluaran produk-produk dan energi bertingkat rendah ke dalam lingkungannya.

PEMBAHASAN 1. Susunan atmosfer dan Sinar Matahari Atmosfer bumi terdiri atas beberapa lapisan, yaitu berturut-turut dari bawah ke atas troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer. Terkait dengan pembahasan tentang lubang ozon maka hanya dua lapisan saja yang akan dijelaskan yaitu, troposfer dan stratosfer. Troposfer dan stratosfer dibatasi oleh tropopause. Troposfer adalah lapisan atmosfer terendah yang tebalnya kira-kira sampai 10 km diatas permukaan bumi. Dalam troposfer ini, makin tinggi dari permukaan bumi, maka suhu semakin turun 0,5o C setiap kenaikan 100 m. Penurunan suhu ini terjadi akibat adanya penyinaran kembali energi matahari oleh permukaan bumi dalam bentuk sinar inframerah, sedangkan atmosfer transparan terhadap sinar matahari. Stratosfer adalah lapisan kedua yang memiliki ketebalan 10 km-60 km. Batas antara troposfer dan stratosfer, yaitu tropopause ditandai oleh adanya kenaikan suhu. Hal ini disebabkan penyerapan sinar ultraviolet oleh ozon terjadi di lapisan ini. Karena suhu udara di lapisan atas troposfer lebih dingin daripada udara stratosfer, udaranya menjadi lebih berat daripada suhu udara stratosfer sehingga udara keduanya tidak dapat bercampur. Sinar matahari adalah gelomang elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari. Panjang gelombang elektromagnetik ini bervariasi dari yang sangat pendek, yaitu sinar , sampai pada yang panjang yaitu sinar inframerah atau sinar panas. Makin pendek panjang gelombang, makin besar energi yang terkandung dalam sinar itu.

2. Ozon Ozon yang berada di lapisan stratosfer memiliki sifat melindungi makhluk hidup dari paparan sinar ultraviolet. Sedangkan ozon di dalam troposfer memiliki efek berbeda. Ozon di troposfer atau dapat disebut ozon permukaan merupakan zat pencemar udara yang bersifat racun dan salah satu gas rumah kaca. Ozon yang akan akan dibahas adalah lapisan ozon yang berada di lapisan stratofer, selanjutnya akan disebut lapisan ozon.

Secara kimia, molekul ozon memiliki berat jenis 1,5 kali lebih besar daripada molekul oksigen yang terjadi akibat atom oksigen di dalam molekul ozon lebih banyak. Pada suhu kamar, kenampakan ozon berupa gas. Ozon akan berkondensasi pada suhu -112o C menjadi zat cair berwarna biru. Zat cair ini akan membeku pada -251,4o C. Sedangkan diatas 100o C, ozon akan cepat mengalami dekomposisi. Ozon adalah zat oksidan yang kuat, beracun dan zat pembunuh jasad renik yang kuat. Karena itu, ozon digunaka untuk menyucihamakan air minum, misalnya dalam produksi air minum kemasan. Selain itu ozon juga menghilangkan warna dan bau tidak enak dari air. Lapisan ozon terbentuk secara alamiah dari molekul oksigen (O2) melalui reaksi fotokimia, yaitu reaksi kimia yang menggunakan cahaya sebagai sumber energinya. Untuk reaksi ini diperlukan energi yang besar. Karena itu pembentukan ozon dari molekul oksigen memerlukan sinar ultraviolet dengan gelombang pendek. Sinar UV yang dipancarkan matahari dapat dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama disebut sinar UV-A dengan panjang gelombang 320-400 nm; bagian kedua sinar UV-B 280-320 nm; bagian ketiga sinar UV-C 200-280 nm dan bagian keempat UV ekstrem dengan panjang gelombang 100-200 nm. Menurut hukum fisika, makin pendek panjang gelombang suatu sinar maka makin tinggi energi yang terkandung didalamnya. Sinar UV ekstrem dan UV-C yang berenergi tinggi seluruhnya terserap dalam pembentukan ozon. Ozon yang mengalami reaksi fotokimia dapat saja pecah kembali menjadi O2. Reaksi ini perlu energi yang lebih kecil daripada pembentukan dari oksigen ke ozon, yaitu cukup dengan energi yang terkandung dalam UV-B yang bergelombang lebih panjang. Akibatnya reaksi ini menyerap sebagian besar sinar UV-B. Di dalam alam, pembentukan dan penghancuran ozon ada dalam keadaan seimbang sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi tersebut secara efektif dapat menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar UV-B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV gelombang pendek yang

berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini juga menjawab mengapa terjadi kenaikan suhu di lapisan stratosfer dibandingkan dengan di troposfer. Ozon yang terbentuk di stratosfer berada di ketinggian 12-25 km sebagai suatu lapisan yang menyelimuti bumi. Kadar ozon ini sangat rendah sehingga apabila seluruh ozon dapat dipadatkan pada suhu dan tekanan di permukaan bumi, tebal lapisan itu hanya beberapa sentimeter saja. Dobson Unit merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan ozon. Satu unit Dobson adalah satu seperseratus milimeter tebal lapisan ozon pada suhu dan tekanan standar yaitu Oo C dan tekanan udara 1 atm. Karena ozon berasal dari gas oksigen, maka sebelum oksigen muncul di permukaan bumi tidak ada pula ozon di stratosfer. Pada waktu itu sinar UV yang bergelombang pendek dengan bebas sampai di permukaan bumi. Sinar UV yang berenergi tinggi ini merusak sel hidup sehingga kehidupan di atas daratan tidak mungkin. Kehidupan hanya ada dalam air yang cukup dalam yang melindungi makhluk hidup dari sinar UV. Ketika tumbuhan berklorofil muncul, mulai berlangsung apa yang disebut dengan fotosintesis. Fotosintesis menghasilkan oksigen. Semakin lama kadar oksigen di atmosfer meningkat. Seiring dengan terbentuknya oksigen, terbentuk pula ozon. Semakin banyak ozon ketika itu menghalangi sinar UV bergelombang pendek masuk ke bumi. Keadaan yang membaik ini mendukung kehidupan di darat dapat terbentuk.

3. Lubang Ozon Penemuan mengejutkan tentang lubang ozon diawali oleh penelitian Farman dan teman-temannya di tahun 1985. Mereka tergabung sebagai tim peneliti Antartikaa Inggris. Diumumkan oleh mereka bahwa antara 1977 sampai 1984 kadar ozon diatas stasiun pengamatan mereka di Halley Bay, Antartika, telah turun dengan drastis. Penurunan ini terjadi pada bulan Oktober, saat musim semi di Antartika berlangsung. Antara tahun 1950 dan pertengahan 1970-an, kadar ozon disana berkisar sekitar 300 unit Dobson, yaitu setebal lapisan 3 mm pada suhu dan tekanan standar. Akan tetapi pada Oktober 1978, kadar itu turun menjadi hanya 125 unit

Dobson. Temuan ini menghebohkan peneliti disana karena satelit Nimbus 7 USA tidak melaporkan penurunan yang drastis itu. Padahal satelit yang telah mengorbit sejak tahun 1978 itu secara teratur memantau kadar ozon dengan peralatan pengukuran ozon seperti Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) dan Sollar Backscatter Ultraviolet (SBUV). Para ahli yang berada di tempat dimana para antariksawan NASA bekerja, Goddard Space Flight Centre, tepatnya mereka yang bertanggung jawab atas eksperimen alat TOMS dan SBUV sangat terkejut dan merasa kecolongan. Dengan seksama alat tersebut diperiksa dan ternyata penurunan yang dilaporkan Farman memang terekam. Namun karena para ahli tidak pernah menemui kadar ozon yang sangat rendah tersebut, mereka menginstruksikan kepada komputer pengolah data untuk menolak semua data tersebut. Angka yang terlalu rendah tersebut dianggap salah. Penurunan kadar ozon yang drastis itu disebut dengan lubang ozon. Walaupun sebenarnya adalah bahwa lapisan ozon tidak berlubang, namun mengalami penipisan. Lubang ozon adalah terminologi yang dibuat untuk menggambarkan penipisan lapisan ozon di stratosfer. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan makin bertambahnya sinar UV-B yang sampai ke permukaan bumi. Sinar UV bergelombang pendek ini berbahaya bagi kehidupan ekologi di biosfer. Bahkan ketika ozon belum tercipta kehidupan hanya ada di air, itupun laut dalam karena daratan terpapar oleh sinar UV yang bebas mencapai permukaan bumi.

4. Klorofluorokarbon, Zat Utama Pemicu Lubang Ozon Klorofluorokarbon adalah zat kimia yang terdiri dari tiga jenis unsur, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C), sehingga secara umum klorofluorokarbon dapat disingkat CFC. Selain CFC, zat lain yang dapat merusak ozon adalah halon dan karbontetraklorid (CCl4). CFC merupakan zat hasil rekayasa manusia. Ia ditemukan pada tahun 1920-an. CFC tidak beracun, tidak terbakar, tidak berwarrna dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Karena itu CFC banyak digunakan dan sangat ideal untuk industri. CFC-12 (CCl2F2) sangat banyak digunakan sebagai zat

pendingin dalam kulkas dan AC mobil. Perkembangan mesin pendingin memacu perkembangan industri makanan, pembangunan gedung bertingkat, hotel dan toko swalayan. Di dalam industri CFC-11 (CFCl3) digunakan untuk membuat plastik busa misalnya, bantal kursi dan jok mobil, plastik pelindung dalam kemasan serta piring dan gelas plastik. Campuran CFC-11 dan CFC-12 merupakan bahan utama sebagai gas pendorong dalam aerosol, yaitu bahan yang dikemas dalam kaleng pada tekanan tinggi. Bahan itu dapat disemprotkan dengan memijat sebuah tombol kecil pada kaleng itu. Beberapa contoh ialah kemasan aerosol parfum, zat pewangi, hairspray, deodoran, pembersih kaca dan racun serangga. CFC-113 digunakan sebagai zat untuk membersihkan permukaan mikrocip dari berbagai jenis kotoran serta digunakan juga dalam dry cleaning. Melihat penggunaan CFC tersebut, maka persentase pemakaian CFC hampir tersebar di setiap wilayah. Produksi CFC naik dari 545 ton di tahun 1931 menjadi 20.000 ton di tahun 1945. Dapat dibayangkan berapa besar produksi dan pemakaian CFC pada tahun-tahun akhir ini. Walaupun CFC sangat berguna dan penggunaannya sulit dihindari, namun lebih dari setengah abad setelah ditemukan, CFC sangat berbahaya bagi kehidupan bumi. CFC akan membahayakan penemunya sendiri yaitu manusia. Sifat CFC sangat stabil, mereka tidak rusak di troposfer, hingga mereka nanti sampai di stratofer. Di stratosfer, CFC akan terkena sinar UV yang berenergi tinggi dan mengalami dekomposisi dengan melepaskan atom klor. Atom klor ini sangat reaktif sehingga akan merusak ozon.

5. Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon dan Penyebarannya 6.1.Teori Kimia Sebuah hasil penelitian menunjukan, dalam musim dingin, daerah lubang ozon dibatasi oleh pusaran angin (vortex) pada lintang selatan 60o. Dengan adanya pusaran angin itu, daerah di atas Antartika merupakan daerah dengan udara yang tenang yang terisolasi dari daerah di sekitarnya. Oleh para pakar, daerah itu disebut botol kungkungan (contain men vassel). Perusakan ozon utama terdapat terdapat didalam botol kungkungan itu pada ketinggian

antara 14 dan 24 km. Di dalam daerah ini, terdapat kadar CFC yang rendah dan ClO (kloromonoksida) yang tinggi yang merupakan petunjuk bahwa ClO itu terbentuk dari klor yang berasal dari perombakan CFC. Didalam botol kungkuman itu terdapat korelasi negtif antara kadar ozon dan ClO, yaitu kadar ozon yang tinggi berkaitan dengan kadar ClO yang rendah dan sebaliknya. Dengan demikian, terdapat petunjuk bahwa ClO merupakan perusak ozon. Karena ClO berasal dari CFC, maka CFC-lah sumber terjadinya perusakan ozon. Yang menjadi pertanyaan ialah, meski terdapat cukup klor, mengapa perusakan ozon itu hanya terjadi dalam musim semi Antartika dan tidak terjadi terus-menerus? Penelitian menunjukan, dalam keadaan normal, klor mudah bereaksi dalam zat lain, termasuk air dan beberapa jenis senyawa N. Dari reaksi itu terbentuklah berbagai molekul yang memiliki klor yang tidak reaktif sehingga terhentilah perusakan ozon. Di Antartika dalam musim dingin, matahari tidak bersinar selama berbulan-bulan. Karena udara terisolasi oleh adanya pusaran angin dan karena udara terus memancarkan radiasi inframerah ke angkasa, sedangkan matahari tidak bersinar, suhunya terus menurun. Ada suhu -78o C, terjadilah awan yang terutama terdiri atas kristal asam nitrat. Awan ini disebut Polar Strstospheric Cloud (PSC). Kristal itu kecil-kecil dan awan itu disebut PSC type I. Pada waktu suhu turun di bawah -83o C, air pun membeku dan membetuk butir kristal es yang menempel pada kristal asam nitral sehinggaa menjadi butir butir yang besar. Titik beku air yang amat rendah itu, dan bukan 0o C, disebabkan oleh tekanan udara yang sangat rengah di dalam stratosfer yang tinggi itu. Awan dengan butir yang besar disebut PCS type II. Awan PCS itu terdapat di daerah yang luas di strastosfer di atas Antartika. Dengan pembentukan awan itu hampir seluruh oksida nitrogen dan air terkait pada awan itu sehingga statosfer mengandung sedikit kali oksida sedikit dan air dalam bentuk gas. Karena kadar yang sangat itu, pembentukan klornitrat dan HCI terhenti. Pada permukaan kristal es, klornitrat yang ada dengan cepat berubah menjadi molekul CI2 dan HOCI yang tidak reaktif. Kedunya tetap berupa gas. Pada waktu matahari terbit

pada permulaan musim semi dalam bulan Agustus, gas HOCI terkena sinar UV dan terlepaslah klor dalam bentuk atom. Klor itupun lalu melakukan perusakan ozon. Setelah musim semi berlalu dan suhu naik. Hilanglah pusaran angin. Udara pun bercmpur engan udara lain dan naiklah suhunya. Maka hilanglah awan PCS. Kadar nitrat dan air di dalam atmosfer naik lagi sehingga atom klor terikal lagi dalam molekul berklor yang tidak reaktif. Terhentilah proses perusakan ozon dan kadar ozon naik lagi. Namun, kenaikan itu tidak mencapai kadar sebelum terjadi perusakan sehingga dari tahun ke tahun kadar ozon terus menurun. Dari uraian diatas, nampak terjadinya lubang ozon diatas Antartika dimunginkan oleh adanya kondisi atmosfer yang khusus. Suhu yang dingin menyebabkan terbentuknya pusaran angin yang menyebabkan terisolasinya udara diatas Antartika dari udara di luarnya sehingga terbentuk botol kungkungan dengan udara yang tenang. Suhu yang sangat rendah juga memunginkan berlangsungnya perusakan ozon dalam musim semi berikutnya. Terbentukanya pusaran angin mungkin pula disebabkan ataupun diperkuat oleh naiknya kadar gas rumah kaca yang menghalangi lepasnya panas dari bumi ke angkasa sehingga suhu strastosfer menjadi lebih dingin. Karena itu, masalah lubang ozon dan pemanasan global mungkin saling berkitan. Penurunan kadar ozon di strastosfer yang mengakibatkan berkurangnya penyerapan sinar UV juga menyebabkan suhu stratosfer menjadi lebih dingin. Akibatnya, awan stratosfer dapat bertahan lebih lama setelah matahari mulai bersinar dalam musim semi sehingga proses perusakan ozon dapat berlangsung lebih lama. pengamatan dengan satelit memang menunjukan adanya penurunan suhu pada atmosfer selama dasawarsa yang lalu. Terjadinya umpan balik positif itu sangat

mengkhawatirkan. Di samping daerah utama perusakan ozon terdapat pula lubang mini di luar botol kungkungan. Masing-masing lubang mini hanya berumur beberapa hari saja, kemudian menghilang. Akan tetapi, pada pertengahan

bulan September, beberapa lubang mini muncul dengan bersamaan dan bergabung menjadi satu. Belum diketahui apakah lubang mini tersebut merupakan fenomena yang berdiri sendiri ataukah mereka membantu terbentuknya lubang ozon utama. 6.2.Teori Dinamik Teori lain didasarkan pada dinamika arus angin yang menyebabkan perubahan sistem distribusi ozon. Karena ozon terbentuk melalui proses fotokimia, yaitu penyinaran dengan sinar UV berenergi tinggi, kadar ozon tertinggi seharusnya terdapat di daerah dengan penyinaran yang kuat, yaitu di statosfer daerah katulistiwa dan di bagian atas stratosfer. Tetapi, kenyataanya, kadar ozon yang tinggi tidak terdapat disekitar katulistiwa, yang hanya mempunyai kadar 260 unit Dobson, melainkan didekat kutub. Hal ini disebabkan karena udara stratosfer bersirkulasi dari lapisan tinggi ke lapisan yang lebih rendah di daerah kutub. Dalam gerakan ini, terbawalah ozon yang terbentuk di daerah tropik. Di belahan bumi bagian utara, udara bergerak sampai ke kutub dan kadar ozon maksimum terdapat di statosfer diatas kutub yang dapat mencapai 460 unit Dobson pada akhir musim dingin atau permulaan musim semi, tetapi, dibelahan bumi bagian selatan, gerakan udara itu tertahan oleh pusaran udara pada lintang selatan 60o sehingga tidak dapat mencapai kutub selatan. Dengan demikian, kadar maksimum yang mencapai 380 unit Dobson tercapai pada 60o lintang selatan. Di atas Antartika, kadar ozon bisa mencapai 300 unit Dobson pada musim dingin dan musim semi. Pada musim semi, dengan hilangnya pusaran angin, angin dari daerah tropik dapat sampai ke kutub dengan membawa ozon baru. Maka, dengan cepat, naiklah kadar ozon menjadi 400 unit Dobson didalam musim dingin, terbentuk lagi pusaran angin dan kadar ozon turun lagi menjadi 300 unit Dobson. Kini, kadar ozon boleh dikata tetap selama musim dingin. Akan tetapi, dalam musim semi, kadar itu turun sampai sekitar 200 unit Dobson. Para pendukung teori dinamik menyatakan, penurunan kadar ini disebabkan oleh perubahan gerakan udara. Namun, apa yang menyebabkan perubahan itu belumlah diketahui. Salah satu dugaan ialah bahwa debu yang sangat halus dari ledakan Gunung El Chicon di Meksiko

dalam tahun 1982 telah sampai ke strastosfer. Debu itu menyerap sinar matahari dan memanaskan strastosfer yang menyebabkan bergeraknya udara ke atas dan keluar dari botol kungkungan dengan membawa ozon. Teori ini tidak lagi diterima berdasarkan atas temuan ekspedisi ozon Antartika pada tahun 1987 yang justru menunjukan adanya gerakan udara dari atas ke bawah dan bukanya dari bawak ke atas. Tetapi, ini tidak berarti bahwa dinamika udara tidak mempunyai peranan dalam terjadinya lubang ozon. Jelas, bahwa adanya pusaran angin merupakan salah satu sebab dapat terjadinya lubang ozon. Walaupun teori dinamik masih mempunyai kelemahan, namun sebagian besar pakar sebagian besar pendukung teori ini. Karena pengaruh para pakar itu, secara langsung maupun melalui media massa, masyarakat umum, dan para polotisi pun mendukung teori tersebut.

6. Dampak Lubang Ozon Lapisan ozon dapat menyerap seluruh sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B. Di khatulistiwa, pada keadaan terang tak berawan, sekitar 30 % UV-B dapat sampai ke bumi. Makin jauh dari khatulistiwa, jumlah UV-B yang sampai ke bumi makin berkurang. Namun ketika musim panas, penyinaran UV-B di daerah lintang lebih tinggi akan sama besarnya dengan daerah khatulistiwa. Pengurangan kadar ozon dalam stratosfer berarti berkurangnya penyerapan sinar UV-B oleh lapisan ozon. Dengan demikian akan makin banyak sinar UV-B yang dapat sampai ke bumi. Sinar yang bergelombang pendek mengandung energi tinggi, ia memberi pengaruh bagi sel hidup. Jasad renik dapat dimatikan olehnya. Oleh karena itu sinar UV dapat digunakan untuk menyeterilkan ruangan laboratoorium. Sinar UV-B berdampak negatif pada makhluk bertingkat tinggi, baik hewan atau tumbuhan. Dari 200 jenis dan varietas tumbuhan yang diteliti, duapertiga diantaranya menunjukkan kepekaan terhadap sinar UV (Soemarwoto, 1991). Jenis yang peka antara lain, kapas, peas, melon dan kol. Efek timbul nya

adalah fotosintesis yang terhambat. Ini menyebabkan turunnya laju pertumbuhan daun dan batang dan penurunan berat kering total. Selain itu dapat juga mempengaruhi produktivitas hutan, mengakibatkan gangguan pada ekosistem akuatik, perusakan DNA yang mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyakit katarak serta menurunnya daya imunitas pada manusia. Dengan berkurangnya daya imunitas orang menjadi lebih peka terhadap serangan infeksi termasuk virus herpes dan lepra. 7. Usaha Pengurangan Penggunaan CFC Pengurangan produksi dan penggunaan CFC akan mempunyai dampak ekonomi yang besar karena CFC banyak sekali digunakan dalam dunia industri. Namun dampak lingkungan yang dihasilkan sebenarnya justru akan memakan biaya lebih besar dalam kelangsungan hidup ekosistem biosfer. Di negara maju, pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan mencari alternatif pengganti CFC. Zat pengganti itu harus mempunyai sifat baik seperti CFC tanpa sifat buruknya sebagai perusak ozon. harganya pun harus dapat bersaing dengan CFC. Untuk negara berkembang, mungkin akan kesulitan untuk melakukan usaha tersebut, karena teknologi yang ditemukan negara maju harus dibeli. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah meminimalkan atau mengurangi penggunaan CFC. Penggunaan AC mungkin tidak dapat dihindari namun penggunaaannya dapat dihemat. Misalnya dengan merancang bangunan dengan sirkulasi udara yang baik. Apa yang terjadi pada AC adalah kalor atau panas suatu ruangan dipompa keluar. Ruangan itu menjadi sejuk namun ruang diluarnya panas.

PENUTUP 1. Kesimpulan Penipisan ozon dipicu oleh CFC sebagai penyebab utama. CFC adalah zat buatan manusia yang berguna dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk aerosol, AC, kulkas, mesin pembeku dan dalam proses industri. Walaupun demikia, karena lubang ozon sangat berbahaya maka dunia sepakat untuk mengurangi produksi dan penggunaan CFC melalui usaha penelitian mencari zat pengganti CFC. Usaha ini akan mempunyai dampak ekonomi yang besar.

Daftar Pustaka Greer, Jed., Bruno, Kenny. Kamuflase Hijau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Lovelock, J.E., 1988. Bumi yang Hidup. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Salim, Emil. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Soemarwoto, Otto. 1991. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

You might also like