You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Reksa Dana Reksadana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors Trust yang diterbitkan tanggal 21 Maret 1924, yang hanya dalam waktu setahun telah memiliki sebanyak 200 investor reksadana dengan total aset senilai US$ 392.000. Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan Undangundang Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934). Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada Securities and Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksadana wajib untuk menyediakan prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan, informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksadana. SEC juga terlibat dalam perancangan Undang-undang Perusahaan Investasi tahun 1940 yang menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi untuk setiap pendaftaran reksadana hingga hari ini. Dengan pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham, reksadana mulai tumbuh dan berkembang. Hingga akhir tahun 1960 diperkirakan telah ada sekitar 270 reksadana dengan dana kelolaan sebesar 48 triliun US Dollar. Reksadana indeks pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh John Bogle dengan nama First Index Investment Trust, yang sekarang bernama Vanguard 500 Index Fund yang merupakan reksadana dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai 100 triliun US Dollar Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan reksadana di Amerika yaitu dengan adanya ketentuan mengenai rekening pensiun perorangan (individual retirement account - IRA)
[1]

, yang menambahkan ketentuan kedalam

Internal Revenue Code( peraturan perpajakan di Amerika) yang mengizinkan perorangan (termasuk mereka yang sudah memiliki program pensiun perusahaan) untuk menyisihkan sebesar 4.000 US $ setahun.

Keberadaan reksa dana saat ini sudah tidak asing lagi. Reksa dana telah menjadi instrumen investasi bagi rumah tangga-rumah tangga di Indonesia. Untuk mencapai itu semua diperlukan waktu yang cukup lama. Di bawah ini akan dibahas mengenai sejarah reksa dana. 1.2 Masa-masa Awal Reksa Dana

Sejarah reksa dana dimulai saat seorang pedagang Belanda bernama Adriaan van Ketwich pada tahun 1744 membuat sebuah reksa dana. Reksa dana ini bernama Eendragt Maakt Magt yang berarti persatuan menciptakan kekuatan. Langkah van Ketwich ini kemudian diikuti oleh raja Belanda pada saat itu, William I dengan mendirikan sebuah perusahaan investasi pada tahun 1822. Sejak saat itu, reksa dana lainnya mulai bermunculan, antara lain di Swiss tahun 1849 dan instrumen serupa yang muncul di Skotlandia pada tahun 1880. Satu hal yang perlu dicatat, pada masa-masa tersebut reksa dana yang ada bersifat closed-end. Artinya, penerbit reksa dana tidak memiliki kewajiban untuk membeli kembali reksa dana yang telah dijualnya. Pembeli reksa dana hanya dapat menjual reksa dana yang dimilikinya kepada investor lain. Selanjutnya, ide mengenai reksa dana ini mulai mengakar di Inggris dan Perancis dengan adanya Joint Stock Companies Act pada tahun 1862 dan 1867 yang mengijinkan investor untuk mendapatkan bagian keuntungan perusahan investasi dan risiko investasinya hanya sebatas dana yang diinvestasikan. Reksa dana kemudian dibawa ke Amerika Serikat pada tahun 1890. Reksa dana pertama yang diterbitkan di Amerika Serikat adalah The Boston Personal Property Trust pada tahun 1893. Langkah penting yang menjadi tonggak munculnya reksa dana modern adalah diterbitkannya Alexander Fund di Philadelphia pada tahun 1907. Apa yang menjadikan reksa dana ini disebut sebagai peletak dasar reksa dana modern? Reksa dana ini dijual secara berkala dalam periode 6 bulanan dan hal terpenting lainnya, investor dapat menjual kembali reksa dananya kepada penerbit. Sebelumnya, investor hanya dapat menjual reksa dananya kepada investor lain.

1.3 Munculnya Reksa Dana Modern

Munculnya reksa dana modern ditandai dengan diterbitkannya Massachusetts Investors' Trust di Boston pada tanggal 21 Maret 1924. Penerbitan reksa dana ini dipelopori oleh 3 eksekutif sekuritas di Boston. Reksa dana ini mendapat sambutan yang sangat bagus. Satu tahun setelah kemunculannya, dana kelolaannya tumbuh pesat dari $50.000 menjadi $392.000. Manajer Investasi reksa dana tersebut sampai sekarang masih ada dengan nama MFS Investment Management. Pada saat itu tidak ada yang menyangka bahwa reksa dana akan menjadi industri raksasa dan mendunia. Pada akhir tahun 2007, secara keseluruhan total aset kelolaan reksa dana di dunia adalah $26,1 triliun dengan jumlah produk sebanyak 66.350 buah. Sebuah perkembangan yang sangat luar biasa.

1.4 Sejarah Reksa Dana di Indonesia

Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan reksa dana yang disebut dengan sertifikat Danareksa. Pada tahun 1995, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan mengenai reksa dana melalui UU No. 8 tahun 1995 mengenai pasar modal. Adanya UU tersebut menjadi momentum munculnya reksa dana di Indonesia yang diawali dengan diterbitkannya reksa dana tertutup oleh PT. BDNI Reksa Dana.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN REKSADANA Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu: 1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi 2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi; dan 3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor. Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur. Di Indonesia terdapat dua jenis reksadana yaitu reksadana dalam bentuk hukum perseroan dan rekasadana kontrak investasi kolektif. Dalam reksadana perseroan, perusahaan yang menerbitkan reksadana menghimpun dana dengan cara menjual saham. Hasil penjualan saham ini diinvestasikan pada berbagai efek yang dipasarkan di pasar uang dan pasar modal. Sementara dalam bentuk kontrak investasi kolektif, mempercayakan dananya kepada manajer investasi untuk ditanamkan dan dikelola oleh manajer investasi.

2.2 jenis-jenis investasi reksadana Menurut jenis investasinya, Reksa Dana terbagi 4: 1. Reksadana Pasar Uang, dimana Manajer Investasi akan menginvestasikan uang investornya ke dalam produk-produk investasi pasar uang, seperti SBI, deposito, atau obligasi (surat utang) jangka pendek. Reksa Dana ini bisa dipakai apabila jangka waktu investasi Anda adalah 1 tahun atau kurang. Walaupun tidak dijanjikan, tapi Reksa Dana ini bisa diharapkan untuk memberikan Hasil Investasi sekitar 15% per tahun. 2. Reksadana pendapatan tetap, dimana Manajer Investasi akan menginvestasikan uang investornya ke dalam produk-produk investasi pendapatan tetap, terutama pada obligasi. Untuk menyeimbangkan, maka sisanya, kurang lebih sekitar 20%, dimasukkan pada saham atau produkproduk pasar uang. Saya menyarankan agar Anda memakai reksa dana ini bila jangka waktu investasi Anda adalah diatas 1 s/d 3 tahun. Reksa Dana ini bisa diharapkan untuk memberikan hasil 20% per tahun. 3. Reksadana Saham, dimana Manajer Investasi akan menginvestasikan uang investornya sebagian besar ke dalam saham. Untuk menyeimbangkan, maka sisanya, kurang lebih sekitar 20%, dimasukkan pada produk investasi pendapatan tetap, seperti obligasi atau produk pasar uang. Saya menyarankan agar Anda memakai reksa dana ini bila jangka waktu investasi Anda adalah diatas 10 tahun. 4. Reksadana Campuran, dimana Manajer Investasi akan menginvestasikan uang investornya ke dalam saham dan obligasi, masing-masing dengan komposisi yang kurang lebih sama. Saya menyarankan agar Anda memakai reksa dana ini bila jangka waktu investasi Anda adalah diatas 3 s/d 10 tahun. 2.3 cara kerja reksadana Dengan membeli produk Reksadana dalam bentuk Unit Penyertaan (UP) kepada sebuah Perusahaan Manajer Investasi. Setiap UP Reksadana memiliki harga tertentu yang tiap hari bisa naik dan turun. Harga tersebut disebut dengan istilah Nilai Aktiva Bersih atau NAB (khusus untuk Reksadana Pasar Uang, harga NAB-nya akan tetap sama sampai kapanpun, dimana Hasil Investasi yang Anda dapatkan adalah dari bertambahnya UP Anda setiap harinya). Untuk NAB, perubahan harganya bisa Anda lihat setiap hari di beberapa koran tertentu (saat ini hanya ada dua koran yang memuat harga NAB Reksa Dana setiap harinya, yaitu Bisnis Indonesia dan Koran Tempo). Atau Anda bisa menanyakannya langsung pada Manajer Investasi Anda.

Sekarang bagaimana dengan keuntungannya? Untuk RD Pendapatan Tetap, RD Campuran dan RD Saham, Ada 2 keuntungan yang bisa Anda dapatkan. 1. Dari Selisih NAB Misalkan Anda membeli UP Reksa Dana dengan harga Rp 1000,- per UP. Enam bulan kemudian, harga UP sudah naik menjadi Rp 1200,- per UP. Ini berarti di atas kertas Anda mendapatkan keuntungan Rp 200,- per UP. Tentu saja keuntungan tersebut baru benar-benar Anda dapatkan bila Anda menjual kembali UP Reksa Dana Anda. 2. Pembagian Uang Tunai Ada beberapa perusahaan Reksa Dana yang memberikan Pembagian Uang Tunai kepada nasabahnya. Uang Tunai ini dibagikan secara periodik, bisa setiap bulan, 6 bulan sekali dan seterusnya. 2.4 pihak yang terlibat dalam reksadana a. Manajer Investasi (MI) Dialah yang bertanggung jawab mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana. MI take care terhadap setiap kegiatan investasi, mulai dari analisis investasi, pengambilan keputusan, monitoring pasar, atau mengambil tindakan emergency yang sekiranya diperlukan. MI harus mendapat ijin dari Bapepam LK. MI mendapat imbalan jasa dalam bentuk management fee, performance fee, dan entry/exit fee. Perizinan MI : Pasal 30 ayat 1 UUPasar Modal: Yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh Ijin Usaha dari Bapepam Tata cara dan proses perijinan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Bapepam No. V.A.1 b. Bank Kustodian Adalah pihak yang memegang dana investasi sehingga dana investor tidak dipegang langsung dan/atau disalahgunakan oleh MI. Bank kustodian mengawasi setiap penggunaan dana. Biasanya merupakan bank umum yang disetujui Bapepam LK untuk menyelenggarakan jasa kustodian atau penitipan efek secara kolektif dan harta lain serta menerima dividen, bunga, atau hak-hak lainnya. Bank kustodian mengutip custodian fee sekian persen dari dana kelolaan yang dipotong langsung dari NAB/NAV.

Selain sebagai lembaga penitipan dan pengamanan, bank kustodian juga merupakan administrator yang mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya dan bertugas menghitung NAB/NAV setiap jenis reksadana KIK per akhir hari bursa untuk kemudian diumumkan melalui media. Bank kustodian juga berfungsi sebagai transfer agent, yang mencatat seluruh transaksi seperti pembelian (subscription) atau pencairan (redemption) yang dilakukan tiap nasabah. Selain menyelesaikan transaksi efek, bank kustodian akan memberikan surat konfirmasi sebagai tanda bukti atas setiap transaksi reksadana. Kalau investor melakukan transaksi langsung ke perusahaan pengelola reksadana, tanda bukti akan diberikan langsung kepada investor. Sementara bila investor bertransaksi melalui selling agent (seperti bank), biasanya tanda bukti dititipkan di selling agent tersebut. Perizinan BK : Pasal 43 ayat 1 UUPM: Yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah memperoleh persetujuan dari Bapepam Tata cara dan proses persetujuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Bapepam No. VI.A.1 Kewajiban BK : Peraturan Bapepam No. IV.A.3, IV.A.4, IV.B.1 dan No. IV.B.2 , antara lain menggariskan bahwa Bank Kustodian wajib: Memberikan jasa penitipan kolektif dan kustodian Menghitung NAB setiap hari bursa Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan reksa dana sesuai perintah Manajer Investasi Menyimpan catatan terpisah tentang pemegang unit Membuat ketentuan pembukuan dan pelaporan Membuat tata cara pemutusan kontrak Membukukan semua perubahan dalam portofolio, jumlah unit penyertaan, biayabiaya pengelolaan, dividen, pendapatan bunga dan pendapatan lain sesuai dengan ketentuan Bapepam Membuat rekening terpisah bagi kekayaan reksa dana Membayar kepada pemegang unit setiap pembagian uang tunai yang ditetapkan dalam kontrak Menyelesaikan transaksi efek sesuai instruksi Manajer Investasi

2.5 Prospektus Reksadana Buat sebagian orang mungkin merupakan dokumen yang garing dan membosankan. Tapi sesungguhnya prospektus adalah bacaan wajib yang perlu dipahami dan dijadikan acuan sebelum investor melakukan investasi di reksadana. Biasanya prospektus mendeskripsikan satu jenis reksadana, namun kadang mendeskripsikan juga beberapa reksadana sekaligus yang dikelola oleh perusahaan pengelola reksadana yang sama. Periode perhitungan reksadana biasanya dimulai 1 Januari berakhir 31 Desember. Pada tiap periode tersebut biasanya prospektus diterbitkan oleh perusahaan pengelola reksadana. Berikut beberapa bagian penting dalam prospektus reksadana:

Sampul depan (front cover) Memuat tanggal efektif reksadana pertama kali dikenalkan, tanggal mulai penawaran, pernyataan disclaimer, penjelasan singkat tentang reksadana (bentuk, tujuan, komposisi), informasi penawaran (jumlah UP, NAV/NAB, biaya-biaya, minimum pembelian), MI, bank kustodian, dan tanggal penerbitan prospektus.

Istilah dan definisi Informasi/keterangan reksadana yang ditawarkan . Pada bagian ini berisi berisi mengenai dasar hukum reksa dana, pembentukan reksa dana, penawaran umum, pihak-pihak yang menempatkan dana awal, manfaat dari investasi pada reksa dana yang ditawarkan, dan pengelola reksa dana.

Manajer investasi Bank kustodian Tujuan dan kebijakan investasi Sesuai Peraturan Bapepam LK No. IV.B1 mengenai Pedoman Pengelolaan Reksa Dana berbentuk KIK perlu dijelaskan tentang tujuan dan kebijakan investasi reksadana yang ditawarkan, batasan-batasan, kebijakan pembagian keuntungan (profit-sharing), dan proses investasi itu sendiri.

Metode penghitungan nilai pasar wajar. Biasanya memuat Surat Keputusan Ketua Bapepam LK No. Kep-24/PM/2004 19 Agustus tentang tata cara penghitungan nilai pasar wajar dari efek portofolio reksadana.

Perpajakan Faktor-faktor risiko Imbalan jasa dan alokasi biaya Hak-hak pemegang unit penyertaan Pembubaran dan likuidasi Pendapat dari segi hukum

Pendapat akuntan tentang laporan keuangan Tata cara dan persyaratan pembelian UP Tata cara dan persyaratan penjualan kembali UP Tata cara dan persyaratan pengalihan UP Skema pembelian dan penjualan kembali UP Penyebarluasan prospektus dan form pembelian UP

2.6 Bentuk Hukum Reksadana ` Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk

hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana)

Suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan portofolio investasi.

Kontrak Investasi Kolektif

Kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi investasi. 2.7 Karakteristik Reksadana Berdasarkan karakteristiknya maka reksadana dapat digolongkan sebagai berikut: a. Reksadana Terbuka (Opened End) adalah reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di Bursa efek. Harga jualnya biasanya sama dengan Nilai Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada saat ini adalah merupakan reksadana terbuka.

Karakteristik reksadana terbuka : Reksa Dana Dapat mengeluarkan/menjual saham /unit penyertaan secara terus menerus, sepanjang ada pemodal yang mau membelinya. Saham Reksa Dana tidak perlu di catatkan di Bursa Efek.

Investor dapat membeli kembali saham/unit penyertaan Reksa Dana yang dimilikinya kepada Reksa Dana yang bersangkutan. Harga jual/beli saham/unit penyertaan Reksa Dana berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) Pada hari yang bersangkutan.

b. Reksadana Tertutup (closed End) adalah reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.

Karakteristik reksadana tertutup : Tidak diperbolehkan membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada Investor, atau investor tidak dapat menjual kembali saham reksadana yang dimilikinya kepada Reksa Dana yang bersangkutan. Saham Reksa Dana dapat di catatkan di Bursa Efek. Jual Beli Reksa Dana di lakukan di Bursa Efek

2.8 Risiko Investasi Reksa Dana Untuk melakukan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana. 1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan. Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya. 2. Risiko Likuiditas Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga mempengaruhi investor reksadana untuk melakukan

10

penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut. 3. Risiko Pasar Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri. 4. Risiko Default Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat. 2.9 Keuntungan memiliki Reksa Dana. 1. Pengelolaan secara profesional. Reksa dana dikelola oleh para profesional pasar modal yang memiliki akses pada informasi dan pedagangan efek, sehingga selalu dapat meneliti berbagai peluang investasi terbaik bagi para nasabahnya. 2. Pembagian risiko/minimalisasi risiko. Pola pembagian risiko ini biasa disebut diversifikasi. Pada diversifikasi, dana investasi Anda ditempatkan pada beberapa macam instrumen investasi di pasar modal. Dengan demikian risiko kerugian investasi secara keseluruhan akan lebih kecil. 3. Kemudahan pencairan. Investasi reksa dana mudah untuk diuangkan kembali serta efisien karena Anda dapat menjual kembali kepada pengelola investasi. 5. Kemudahan investasi. Berinvestasi di reksa dana relatif mudah karena selain prosesnya mudah, Anda diberikan beberapa pilihan investasi, dengan strategi yang sesuai dengan risiko dan keuntungan yang diharapkan.

11

6. Keleluasaan investasi. Dalam reksa dana Anda leluasa untuk memilih suatu jenis investasi dan leluasa pula untuk pindah ke jenis lainnya sesuai dengan tujuan investasi Anda. 7. Keringanan biaya. Investasi melalui reksa dana relatif lebih ringan biayanya dibandingkan bila Anda melakukannya sendiri. Hal ini disebabkan karena pengelola investasi menghimpun dana dalam skala besar sehingga dapat mengalokasikannya secara ekonomis. 8. Keringanan pajak. Hasil keuntungan dan hasil penjualan kembali reksa dana tidak dikenai pajak sehingga Anda mendapatkan keuntungan yang bersih. 2.10 strategi investasi reksadana PERSIAPAN 1. Tujuan Investasi a. Kemampuan Keuangan b. Horizon Investasi (jangka panjang/menengah/pendek) 2. Pahami Resiko Investasi di reksadana 3. Pelajari Instruments Reksadana a. Perekonomian Makro b. Jenis reksadana c. Prospektus reksadana d. Karakteristik dan track record Manajer Investasi dan perusahaan sekuritasnya. e. Track record produk reksadananya PELAKSANAAN 1. Pilih reksadana saham/fixed income/pasar horizon investasi dan makro ekonomi. uang/campuran/terproteksi sesuaikan dengan

2. Pilih Perusahaan Asset managent dan Manager investasi yang memiliki track record baik.

12

3. Pilih produk reksadana yang memiliki pertumbuhan konstan dan tinggi untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, satu tahun, dan sejak bediri. Tapi dipilih yang jauh di bawah lima tahun. 4. Hindari produk reksadana yang mayoritas portofolionya tertumpu pada satu instrumens yang terafiliasi dengan perusahaan Asset Management. 5. Pilih produk reksadana yang memberikan kemudahan administrasi dengan tanpa entry fee dan redemtion fee. 1. MONITORING DAN EVALUASI Manfaatkan monitoring secara terus menerus dan evaluasi secara berkala baik per bulan, triwulan, semester, dan tahunan. 2 Perhatikan Perkembangan Ekonomi khususnya pergerakan suku bunga BI rate dan The fed walaupun nun jauh disana. 3. Manfaatkan redemtion pada saat NAB tinggi atau cenderung akan turun selain menyesuaikan horizon investasi. 4. Alihkan ke jenis produk reksadana yang memiliki pertumbuhan lebih baik terutama pada satu Perusahaan Asset Management. 5. Monitor Perkembangan Asset management terhadap kepatuhan arahan investasi yang sudah dibuat.

13

You might also like