You are on page 1of 12

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

HOMOR 10 TAHUN 2012


TENTANG
PENYELENGGARAAN JALAN UMUM DAN J ALAN KHUSUS
UNTUK KEGIATAN PENGANGKUTAN BATUBARA DAN KELAPA SAWIT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KALIMANTAN TIMOR,
Menimbang a. bahwa penyediaan jalan umum yang memiliki tingkat
k eselamatan, kenyamanan, dan memperh atikan kualitas
lingkun gan, merupakan tanggung jawab pemerintah daerah
sehin ggamemerlukanpengatur andalampenggun aannya;
b. bahwa penggunaan jalan u mu m untuk pengangkutan tambang
batubara dan kelapa sawit telah mengur angi tingkat keamanan,
kenyamanan, gangguan sosial, penurunan kualit as lingkungan
sehingga memerlukan pengaturan penggunaan jalan u mum dan
jalankhusus;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
hurufa dan hurufb periu menetapkanPeraturanDaerah tentang
Penggun aan J alan Umum dan Jalan Khusus Untuk Kegiatan
Pengangkut anBatubaradanKelapaSawit;
Mengingat 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tabun 1956 t entang Pembentukan
Daerah-Daerah Ot onom Provinsi Kalimant an Barat, Ka limantan
Selatan, dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahu n 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndon esiaNomor 1106 );
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 t entang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pid ana (Lembaran Negara Republik
Indones ia Tabun 1981 Nomor 76 , Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndonesiaNomor3209);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84,
TambahanLembaranNegara RepublikIndonesia Nomor4411);
5 . Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah(Lemb aranNegara Repu blikIndon esiaTahun2004Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon esia Nomor
4 437) seba gaimana te1ah diubah beberapa k ali t erakhir den gan
Undang-Un dang Nomor 12Tahun200 8 t en tangPerubahanKedu a
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tabun 2008 Nomor 59; Tamb ahan Lembara. "l Negara Repub lik
Indonesia Nomor4844);
6 . Undang-Undang Nomor 38Tahu n 2004 tentang Jalan (Lemb aran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
LembaranNegara RepublikIndon esia Nomor 4444);
- 2-
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4725);
8. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 4. Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor4959);
9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 96, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia
Nomor5025);
10. Undang-UndangNomor32Tabun2009tentangPerlindungandan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RepubJik
IndonesiaTahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran. Negara
RepublikIndonesiaNomor5059);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tabun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndonesiaNomor5234);
12. PeraturanPemerintahNomor27Tahun 1983tentangPelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTabun 1983 Nomor 36, Tambaban Lembaran
NegaraRepublikIndonesia Nomor3258);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tabun 1993 tentang Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor
59,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor3527);
14. Peraturan Pemerintab Nomor 42 Tahun 1993 tentang
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun 1993 NomOI 60, Tambahan Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaNomor3528);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tabun 1993 tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tabun 1993 Nomor 64, Tambaban Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor3530);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 44Tabun 1993 tentangKendaraan
dan Pengemudi (Lembaran Negara RepubJik Indonesia Tahun
1993 Nomor 63,Tambaban Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor3529);
17.Peraturan Pemerintab Nomor 79 Tabun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penye1enggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran NegaraRepublikIndonesiaTahun2005 Nomor
165, Tambaban Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4593);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
(Lembaran Negara Repuhlik Indonesia Tabun 2006 Nomor 86,
TambabanLembaranNegaraRepuhlilcIndonesiaNomor4655);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 38Tabun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Repuhlik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4737);
-3-
20. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan (Lembaran NegaraRepubJikIndonesiaTahun 2010
Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor5110);
21. PeraturanPemerintahNomor23Tahun2010tentangPelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan
LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5111);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 55Tabun 2010 tentangPembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Pertambangan MineraldanBatubara(LembaranNegaraRepubJik
Indonesia Tabun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndonesia Nomor5142);
23. PeraturanPemerintahNomor 32Tahun 2011 tentangManajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta manajemen Kebutuhan
Lalulintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor5221);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2012
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor5285);
25. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tabun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang wajib dilengkapi
Analis MengenaiDampakLingkunganHidup(AMDAL);
26. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26/Permentan/Ot.140/
212007 tentangPedomanPerizinanUsahaPerkebunan;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tabun 2011 tentang
PembentukanProdukHukumDaerah;
28. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 12 Tabun
1993 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan
Timur (Lembaran DaerabProvinsi KalimantanTimurTabun 1993
Nomor 12);
29. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 9 Tahun
2006 tentangKelas JalandanPengamanan Perlengkapan Jalan
di Provinsi Kalimantan Timur (Lembaran Daerah Provinsi
KalimantanTimurTabun2006Nomor9);
30.Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 05 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan
Timur (LembaranDaerah Provinsi KalimantanTimurTahun2008
Nomor05);
31. Peraturan Daerah Frovinsi Kalimantan Timur Nomor 08 Tahun
2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Kaljmantan Timur (Lembaran Daerah
ProvinsiKaHmantanTimurTahun2008Nomor08);
-4-
DengaD Beraama
DEWANPERWAKILAlf RAKYATDAERABPROVINSIKALIMANTANTUdUR
daD.
GUBEJUroRKALIMANTAN TIMtJR
MEMUTUSKAN:
Jlenetapkan: PERATURAlI DAERAR TENTAKG PENYELENGGARAAN JALAN
tJMUM DAN JALAN KHUSUS UNTOK KEGIATAR PENGANGKUTAlf
BATUBARA DAN KELAPASAWIT.
BAD I
KETUTUABtJMUJI
Paaall
DalamPeraturanDaerahiniyangdimaksuddengan:
1. DaerahadalahDaerahProvinsiKalimantanTimur.
2. GubemuradalahGubemurKalimantanTimur.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubemur sebagai unsur penyelenggara
pemerintahandaerah.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerab adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
ProvinsiKalimantanTimur.
5. Kepala Dinas Provinsi adalah Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan
Timur.
6. TimPengawasTerpaduadalab.gabunganunsur SatuanKerjaPerangkatDaerah
(SKPD) terkait,AsosiasiPerusahaanTambang,AsosiasiPerusahaanPerkebunan,
LembagaSwadayaMasyarakat,danAsosiasid.i bidangjalan
7. Jalan adalah seluruh bagian jalan, tennasuk bangunan pelengkap dan
pedengkapannya yang diperuntukkan bagi laIu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaBn tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atauair, sertadiataspermukaanair,kecualijalanreIdanjalankabel.
8. JalanUmumadalahjalanyangdiperuntukkanbagilalulintaaumum.
9. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
perseoranganataukelompokmasyarakatuntukkepentingansendiri.
10. Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan,perizinansertapengawasanjalan.
11. Penggunaan jalan umum adalah kegiatan pemakaian jalan umum secara
terbatasoleh setiappenyelenggarausahajkegiatandalamrangkapengangkutan
hasil tambang batubara dan perkebunan ke1apa sawit berdasarkan izin
penggunaanjalan.
12. lzin penggunaan jalan adalah izin yang diberikan oleh Gubemurj Bupati/
Walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
13. Pengaturan penggunaan jalan umum adalah kegiatan yang meliputi upaya
preventifmelalui perencanaan, perizinan, pembinaan, pengawasan, penertiban,
danpenegakanhukumterhadappenggunaanjaIanumumuntukpengangkutan
hasiltambangbatubaradanperkebunankelapasawit.
14. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untukmencari, mengumpulkan dan
mengoLah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban izin danretribusi, sertauntuktujuanlain dalamrangka
me1aksanakanketentuandalemperaturandaerahini.
15. Perusahaan pertambangan adalah pelaku uaaha dalam rangka pengusahaan
tambang batubarayangmeliputi tahapan kegiatan eksplorasi, atueli kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan,sertapascatambang.
16. Pekebun kelapa sawit adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang
melakukanusahaperkebunankelapasawitdenganskalausahakurangdari25
(dua puluh lima) hektar dan atau yangbergabung dalam suatukelompok tani
ataukoperasiperkebunan.
17. Perusahaan perkebunan kelapasawit adalah pelaku usahaperkebunan kelapa
sawit Warga Negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola usaha
perkebunankelapasawitdenganskalalebihdari25(duapuluh lima) hektar.
BARD
A8AS DAN TUJUAN
BaglaD. Keaatu
Aaaa
Pua12
Pengaturan penggunaan jalan untuk pengangkutan hasil tambang batubara dan.
perkebunankelapasawitdiselenggarakanberdasarkanasas:
a. tanggungjawab;
b. keterpaduan;
c. kenyamanan,keamanan,dankeselamatan;
d. kelestariandankeberlanjutan;
e. keadilan;dan
f. partisipatif.
Bagfa Kedua
Tujuan
Paaa13
Pengaturan penggunaan jalan umum untuk kegiatan pengangkutan hasil tambang
batubaradanperkebunankeJapasawitbertujuanuntuk:
a. mendorongdiwujudkannyapembangunanjalankhususbagi pengangkutanhasil
tambangbatubaradan basilperkebunankelapasawitsecaraterpadu;
b. mewujudkan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan ketertiban dalam
penggunaanjalanumumj
c. mewujudkan sistemjaringanjalanyang berdaya gunadan berhasil gunauntuk
mendukungpenyelenggaraansistemtransportasiyangterpadu;
d. mewujudkan tanggung jawab dan kesadaran perusahaan pertambangan dan
perkebunandalampenggunaanja1an;
e. mewujudkanperanmasyarakatdalampenyelenggaraanjalan;
-6-
f. mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan bagi masyarakat
penggunajalan;dan
g. memeliharakelestarianfungsilingkunganhidupdanmencegahkerusakannya.
BABm
PEIfGATURAN PEIfOOURAANJALAN
Paaa14
(1) Setiap hasil tambang batubara dan hasil perkebunan kelapa sawit yang
diselenggarakanolehperusahaanharusdiangkutmenggunakanjalankhusus.
(2) Pengangkutankelapasawitberupatandanbushsegar(TBS) daripekebunkelapa
sawit yang diusahakan secara perorangan dapat melalui jalan umum setelah
memperolehizin.
Paaa1S
Pemerintah daerah wajib menyediakan kemudahan bagi. perusahaan batubara dan
perusahaan perkebunan kelapa sawit yang akan membangun jalan khusus bagi
pengangkutanhasiltambangbatubaradanperkebunankelapasawit.
BABIV
PElfOGUNAAIf JALAlI
BagIaD Kuatu
Lanmgan claD e ~ f b l U l
Paaa.l6
(1) Setiap angkutan batubara dan hasil Perusahaan Perkebunan kelapa sawit
dilarangmelewatijalanumum.
(2) Setiap hasiltambangbatubara dan basil perkebunan kelapa sawit yang berasal
daTi perusahaan pertambangan dan perusahaan perkebunan wajib diangkut
melaluijalankhusus.
(3) Penggunaan jalan umum untuk pengangkutan hasil perkebunan kelapa sawit
yangberasaldari pekebunkelapasawitdapatmenggunakanjalanumumsetelah
memperolehizindaripejabatberwenang.
(4) Tatacarapermohonani.zin sebagaimanadimaksuddalamayat (1) dan penetapan
kawasanuntukpengadaanjalankhususditetapkandenganPeraturanGubemur.
Paaal7
(1) Setiap perusahaanpertambangan batubaradanperusahaan perkebunan kelapa
sawitwajibmembangunprasaranajalankhusus.
(2) Kewajiban membuat jalan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
termasuk pembuatan underpass dan/atau flyover pada persilangan/crossing
jalanumum.
(3) Pembuatan underpass dan/atau flyover pada persilangan/crossing dilakukan
setelahmendapatpertimbanganteknis dariinstansi terkaitatauketentuanyang
berlaku.
- 7-
(4) PembangunanjalankhususwajibmemperolehpersetujuanPemerintahDaerah.
(5) Kewajiban pembangunan prasanajalan khusus sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan saatpengajuan permohonanizin pertambangan batubaradan
perkebunankelapasawitdanI atausetelahpemberlakuansecaraefektif Peraturan
Daerahini.
BagianKedua
PeDgecaaliaDdanPembataaaD
Paaal8
(1) Pengangkutanhasil tambangbatubaradanhasilperusahaanperkebunankelapa
sawit masih dapat menggunakan jalan umum karena alasan perusahaan
pertambangandanperkebunanyangsudahadapadasaatberlalrunyaPeraturan
Daerah ini sedang dalam tahap melaksanakan konstruksi pembangunan jalan
khusus.
(2) Dalam keadaan darurat karena kerusakan jalan khusus yang disebabkan oleh
bencana ala.m atau oleh sebab lain sehingga tidak dapat dilalui, pengangkutan
dapat dilakukan dengan menggunakan jalan umum dan tetap memperhatikan
pembatasansesuaidenganbebanjalanyangtersediadantatacarapengangkutan
sesuaiketentuanyangberlaku.
Pual9
(1) Hasil tambang batubara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) yang
sudah berupa kemasan dan ditujukan untuk keperluan rumah tangga, dapat
diangkut me1alui jalan umum dengan pembatasan tonase sesuai dengan kelas
jalanberdasarkanketentuanperaturanperundang-undangan.
(2) TandanBuahSegar(TBS) kelapasawithasilpekebunkelapasawitdapatdiangkut
melalui jalan umum setelah memperoleh izin dari pejabat berwenang dengan
pembatasantonase sesuai dengan kelasjalan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BapanKetip
PerencanaaD daDPembaDgunaDJalaDKha.ua
PaaallO
(1) Perencanaan jalan khusus bagi perusahaan pertambangan batubara dan
perusahaan perkebunan kelapa sawit baru wajib dilakukan pada saat proses
pengajuan persyaratan dokumen pengelolaan lingkungan seperti analisis
mengenaidampaklingkungan.
(2) Perencanaan dan pembangunan jalan khusus bagi perusahaan pertambangan
batubaradanperusahaanperkebunankelapasawityangtelahmendapatkanizin
llsaha dIm/ atau kegiatannya wajib memperoleh persetujuan dari Pemerintah
Daerah.
(3) Pembangunan jalan khusus wajib dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah disetujui oleh Pemerintah Daerah dan dengan tetap memperhatikan
keterpaduanperencanaan.
(4) Pemegang izin perkebunan kelapa sawit dan tambang batubara wajib
menyediakan areal untuk akses pembangunan jalan khusus baik kepentingan
sendiriataumaupunkepentinganbersama.
-8-
Paaa111
(1) Perusahaan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit diwajibkan
untukmelengkapisaranadanprasarana jalanberdasarkanperaturanperundang-
undangan untukmelaksanakan kegiatan pembangunanjalan khusus selambat-
lambatnyadalamkurunwaktu 6 (enam) bulanterhitungsejakperaturandaerah
iniberlaku.
(2) Apabila dalam jangka waktu kurang dan waktu yang telah ditetapkan dalam
peraturan daerah ini, pengusaha yang ditetapkan sebagai pelaksana selesai
melakukan pembangunan jalan khusus, maka jalan khusus tersebut harus
digunakandantidakdiperbolehkanlagimenggunakanjalanumum.
Pa.... 12
Dalam haljalankhusus tidaklagi dipergunakan, penyelenggarajalan khusus dapat
menyerahkankepadapemerintahdaerahuntukdinyatakansebagaijalanumum.
BABV
PERIZIRAN
BaglanKeaatu
ldnPenggunaanJalanUmum
Paaal13
(I) Setiap orang yang melakukan angkutan hasil pekebunan kelapa sawit wajib
memilikiIzinPenggunaanJalanUmumdaripejabatyangberwenang.
(2) GubemurberwenangmenerbitkanIzinPenggunaanJalanUmumuntukkegiatan
pengangkutankelapasawitpadajalannasionaldanprovinsibagipekebunke1apa
sawit.
(3) Gubemur berwenang menerbitkan Izin penggunaan jalan umum bagi
pengangkutan pekebun kelapa sawit pada jalan umum yang pergerakannya
melaluidan/ataumelintasbataswilayahantarKabupaten/Kota.
(4) Jangkawaktu berlakunyaIzin PenggunaanJalan Umum adalah selamakegiatan
pekebun kelapa sawit m.asih berlangsung dengan ketentuan harus melakukan
pendaftaran ulang setiap 2 (dua) tahun sekali dan harus mengajukan
perpanjangan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum batas waktu
berakhimyaizin.
(5) Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh Izin Penggunaan Jalan Umum
sertapendaftaran ulang sebagaimanadimaksud padaayat (1) dan ayat (4) akan
ditetapkanIebihIanjutdenganPeraturanGubernur.
(6) Izin Penggunaan Jalan Umum dinyatakan tidak berlaku apabila pemegang izin
menghentikan kegiatan perkebunannya, tidak melaksanakan daftar ulang,
setelahdikeluarkanizin, temyataketeranganataudatayangmenjadipersyaratan
permohonantidakbenarataupalsu,dan/atautidakmelaksanakankegiatan.
-9-
BagiaD Kedua
KeweJlban PemegaDg b1D
Paaal14
Setiap pemegangIzinPenggunaanJalanUmum sebagaimanadirnaksud dalam Pasal
13memilikikewajibansebagaiberikut:
a. menggunakanalatjmodatransportasiyangmemenuhipersyaratansesuaidengan
ketentuandalamperaturanperundang-undangan;
b. melakukan penimbangan dan pemeriksaan beban
sebelummelaluiportalpintukeluardanjalanumum;
muatan seeara internal
c. memasangnomorregisterizineli bagiansampingkiri. kendaraandenganpeneraan
yangmudahuntukdibacaolehPengawas;
d. memasangstikerizinpenggunaanjalanyangditerbitkanolehpejabatpemberiizin
yangdilekatkanpadakacabagiandepanroangkemudikendaraan;
e. memasangpenutupterpalataubahanlainnyapadabagianatasmuatan;
f. melakukan pembersihan jalan umum yang dilaluinya akibat kelalaian dari tata
carapengangkutanjpengemasanmuatan;
g. melakukan pencucian dan/atau memastikan bahwa roda/ban kendaraan
terbebasderikotoran/tanahliat/lumpurketikaakanmemasuki.jalanumum.;
h. mematuhi ketentuanjumlah berat yang diizinkan sesuai spesifikasi kendaraan,
batas ketinggian muataIl, dan pedengkapan kendaraan sebagaimana diatur
dalamperaturanperundang-undanganyangberlaku;
1. pengemudi mendahulukan dan/ atau mengutamakan kendaraan umum lainnya
apabila menggunakan jalan umum sebagaimanayang telah dikecualikan dalam
peraturandaerahini;dan
J. menggunakan pengemudi kendaraan angkut yang cakap, terampil, disiplin di
jalan, dan terhindar dari kebiasaan buruk seperti minum. minuman keras,
temperamentaltinggi, dankebiasaanburuklainnya.
BABVl
PEMBIlfAAN DAR PENGAWASAlf
BaglaD Keaatu
Pemblnaaa
Paaal15
(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan untuk meningkatkan ketaatan
penanggung jawab usaha danI atau pemegang Izin Penggunaan Jalan Umum
dalampengaturanpengangkutankelapasawit.
(2) Pembinaan sebagaimanadimaksudpadaayat (1) herupapemberian penyuluhan
mengenaiPeraturanDaerahini.
(3) Guna melaksanakan tugas pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapatdibentukTimTerpadu.
- 10-
Bagia
D
Redua
PengaWU8Jl
Paaal16
(1) Gubernur sesuai dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap
ketaatan pemegang izin Penggunaan Jalan Umum sesum dengan ketentuan
persyaratandankewajibanyangtelahditetapkandalamPeraturanDaerahUri.
(2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur
dapatmenunjukKepalaDinas dan/ ataudibentukTimPengawasTerpadu.
(3) KepalaDinas/TimPengawasTerpadumelaksanakantugaspengawasan,meliputi:
a. pemantauandanevaluasiketaatanpersyaratandankewajibanizi.n;
b. menyediakanpaspengawas,sertasaranapengawasanlainnya;dan
c. evaluasilaporanpengaturanpengangkutanhasilpekebunankelapasawit.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas/Tim Pengawas Terpadu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibantu Pejabat Pengawas yang
berwenangmelakukanpemantauanterhadapusahadanataukegiatanpemegang
Izin Pengangkutan yang berpotensi menimbulkan pelanggaran yang meliputi
pengamatan,pemotretan,perekamanaudiovisualdanpengukuran.
BABVD
SANKSI
BallaD Keaatu
8&"_1 Admlnutraat
Pua117
(1) Gubernurberwenangmengenakansanksiadministrasikepadasetiappenanggung
jawab usaha dan/ atau pemegang Izin yang melanggar ketentuan larangan dan
kewajibansebagaimanadiaturdalamPeraturanDaerahini.
(2) Bentuksanksiadministrasiyangdikenakansebagaimanadimaksudpadaayat(1)
adalahberupa:
a. suratperingatanuntukpelanggaranringanyangbarudilaku.kansekali;
b. paksaandalambentukperintahmenghentikankendaraanyangdiindikasikan
melanggar sebelum masuk jalan umum, perintah dalam rangka
penanggulangan akibat pelanggaran seperti membongkar dan mengurangi
beban muatan. melengkapi penutup muatan, dan perintah memperbaiki
prasaranadansaranajalanumumdariakibatpelanggaranyangdilakukan;
c. uang paksa atau uang pengganti apabila penanggung jawab usaha atau
pemegangizintidakdapatmemenuhiperintahpaksaanpemerintahan;
d. dendaadministrasi;
e. penghentiansementaraoperasionalangkutandijalanumum;
f. penangguhanizin;dan
g. pencabutanizin.
(3) Denda administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufd maksimum
sebesarRp. 50.000.000,00(limapuluhjutarupiah).
(4) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e,
huruf f, dan huruf g harus didahuJui dengan tindakan sanksi hukum yang
lainnya dan disertai berita acara yang dibuat oleh Kepala Dinas dan/ atau Tim
PengawasTerpadu.
- 11-
BagianKedua
Ketentuan PeDyidnran
Paaal18
(1) Selain Penyidik Umum., Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah
Daerah dapat melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalamperaturandaerahini.
(2) WewenangPenyidiksebagaimanadimaksudpadaayat(1) adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan
daerahini, agarketeranganataulaporantersebutmenjadilengkapdanjelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi
ataubadantentangkebenaranperbuatanyangdilakukan;
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungandengan tindak pidana sebagajrnana dimaksud dalam peraturan
daerah n ~
d. memeriksabuku-bukucatatan-catatandandokumenlain;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan.
pencatatandandolrumen-dolrumenlainsertamelakukanpenyitaanterhadap
barangbuktitersebut;
f. memintabantuantenagaah1idalamrangk:amelaksanakantugaspenyidikan;
g. menyuruh berhenti atau me1arang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat padasaatpemeriksaan sedangberlangsungdan memeriksaidentitas
orangataudokumenyangdibawasebagaimanadimaksudpadahurufe;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana sebagaimana
dimaksuddalamperaturandaerahini;
i. mengambilsidikjariataumemotretseseorangtersangka;
j. memberhentikanpenyidikan;dan
k. melakukan tindakan lain yang diperlukan untuk kelancaran penyidikan
tindakpidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan daerah ini menuru.t
hukumyangdapatdipertanggungjawabkan.
1. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya
penyidikandan
(3) Penyiclik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya
penyidikandanmenyampaikan hasilpenyidikankepadaPenuntutUmum. melalui
PenyidikPejabat Polri sesuai dengan ketentuanUndang-Undang Nomor8 Tabun
1981tentangKitab Undang-UndangHukumAcaraPidana.
(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalarn me1aksanakan pemerikasaan kendaraan
bermotorelijalanwajibdidampingiolehPetugasKepolisianRepublikIndonesia.
(5) Dalam melaksanakan kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil tetap
berpedomanpadaketentuandanperundang-undanganyangberlaku.
Bqta
D
Ketlga
Sanlrai Pidaa.a
Pua119
(1) Setiaporangataubadanusahayangsecaramelawanhukummelakukankegiatan
pengangkutanhasiltambangmelaluijalanumumsebagaimanadimaksuddalam.
Pasal 6 ayat (1) dipidana dengan pidanakurungan paling lama6 (enam) bulan
ataupidanadendapalingbanyakRp50.000.000,00(limapuluhjutarupiah).
(2) Tindakpidanasebagaimanadimaksudpadaayat(1) adaIahpelanggaran.
- 12-
BABVIU
KETENTUAN PERALIHAN
Paaal20
Larangan penggunaan jalan umum untuk angkutan hasil tambang batubara dan
hasilperkebunankelapasawitsebagaimanadimaksuddslsmPasal6ayat(1) berlaku
efektif6 (enam) bulan setelah tanggal pengundangan Peraturan Daerah ini, kecuali
jalan khusus dimaksud telah selesai dibangun sebelum waktu yang ditetapkan
PeraturanDaerahini.
80IX
KETENTUANPEN1JTUP
Paaal21
Peraturan Pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harns ditetapkan paling lama 1
(satu) tahunterhitungsejakPeraturanDaerahinieliundangkan.
Pas 22
PeratuIanDaerahinimulaiberlakupadatanggaldiundangkan.
Agar setiap orangmengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
i.ni denganpenempatannyadalamLembaranDaerahProvinsiKalimantanTimur.
Ditetapkaneli Samarinda
padatanggallBJuli2012
GUBERIroRKALIMANTANTIMUR,
ttd
DRB.AWANOFAROEKISHAK
DiundangkandiSamarinda
padatanggal 18Juli2012
SEKRETARISDAERAHPROVINSI
KALIMANTANTIMUR,
ttd
DR.B.IRIAIfTOLAMBRJE
LEMBARAN DAERAB PROVINSI KALIMANTANTIMURTABUN201250 OR10.
Salinansesuaideoganaslinya
SEKRETARIATDAERAIIPROV. KALTIM
KEPALA $ M__'__
H ~
PEMBINATINOKATI
NIP. 196205271985031006

You might also like