TENTANG PENYELENGGARAAN JALAN UMUM DAN J ALAN KHUSUS UNTUK KEGIATAN PENGANGKUTAN BATUBARA DAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMOR, Menimbang a. bahwa penyediaan jalan umum yang memiliki tingkat k eselamatan, kenyamanan, dan memperh atikan kualitas lingkun gan, merupakan tanggung jawab pemerintah daerah sehin ggamemerlukanpengatur andalampenggun aannya; b. bahwa penggunaan jalan u mu m untuk pengangkutan tambang batubara dan kelapa sawit telah mengur angi tingkat keamanan, kenyamanan, gangguan sosial, penurunan kualit as lingkungan sehingga memerlukan pengaturan penggunaan jalan u mum dan jalankhusus; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hurufa dan hurufb periu menetapkanPeraturanDaerah tentang Penggun aan J alan Umum dan Jalan Khusus Untuk Kegiatan Pengangkut anBatubaradanKelapaSawit; Mengingat 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tabun 1956 t entang Pembentukan Daerah-Daerah Ot onom Provinsi Kalimant an Barat, Ka limantan Selatan, dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu n 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndon esiaNomor 1106 ); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 t entang Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pid ana (Lembaran Negara Republik Indones ia Tabun 1981 Nomor 76 , Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesiaNomor3209); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84, TambahanLembaranNegara RepublikIndonesia Nomor4411); 5 . Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lemb aranNegara Repu blikIndon esiaTahun2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon esia Nomor 4 437) seba gaimana te1ah diubah beberapa k ali t erakhir den gan Undang-Un dang Nomor 12Tahun200 8 t en tangPerubahanKedu a Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2008 Nomor 59; Tamb ahan Lembara. "l Negara Repub lik Indonesia Nomor4844); 6 . Undang-Undang Nomor 38Tahu n 2004 tentang Jalan (Lemb aran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan LembaranNegara RepublikIndon esia Nomor 4444); - 2- 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4725); 8. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4. Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor4959); 9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor5025); 10. Undang-UndangNomor32Tabun2009tentangPerlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RepubJik IndonesiaTahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran. Negara RepublikIndonesiaNomor5059); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesiaNomor5234); 12. PeraturanPemerintahNomor27Tahun 1983tentangPelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik IndonesiaTabun 1983 Nomor 36, Tambaban Lembaran NegaraRepublikIndonesia Nomor3258); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tabun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor3527); 14. Peraturan Pemerintab Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1993 NomOI 60, Tambahan Lembaran NegaraRepublikIndonesiaNomor3528); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tabun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 1993 Nomor 64, Tambaban Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor3530); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 44Tabun 1993 tentangKendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara RepubJik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63,Tambaban Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3529); 17.Peraturan Pemerintab Nomor 79 Tabun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penye1enggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublikIndonesiaTahun2005 Nomor 165, Tambaban Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Repuhlik Indonesia Tabun 2006 Nomor 86, TambabanLembaranNegaraRepuhlilcIndonesiaNomor4655); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 38Tabun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Repuhlik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4737); -3- 20. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran NegaraRepubJikIndonesiaTahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5110); 21. PeraturanPemerintahNomor23Tahun2010tentangPelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5111); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 55Tabun 2010 tentangPembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan MineraldanBatubara(LembaranNegaraRepubJik Indonesia Tabun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor5142); 23. PeraturanPemerintahNomor 32Tahun 2011 tentangManajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta manajemen Kebutuhan Lalulintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5221); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5285); 25. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tabun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang wajib dilengkapi Analis MengenaiDampakLingkunganHidup(AMDAL); 26. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26/Permentan/Ot.140/ 212007 tentangPedomanPerizinanUsahaPerkebunan; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tabun 2011 tentang PembentukanProdukHukumDaerah; 28. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 12 Tabun 1993 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Lembaran DaerabProvinsi KalimantanTimurTabun 1993 Nomor 12); 29. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 9 Tahun 2006 tentangKelas JalandanPengamanan Perlengkapan Jalan di Provinsi Kalimantan Timur (Lembaran Daerah Provinsi KalimantanTimurTabun2006Nomor9); 30.Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 05 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Timur (LembaranDaerah Provinsi KalimantanTimurTahun2008 Nomor05); 31. Peraturan Daerah Frovinsi Kalimantan Timur Nomor 08 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kaljmantan Timur (Lembaran Daerah ProvinsiKaHmantanTimurTahun2008Nomor08); -4- DengaD Beraama DEWANPERWAKILAlf RAKYATDAERABPROVINSIKALIMANTANTUdUR daD. GUBEJUroRKALIMANTAN TIMtJR MEMUTUSKAN: Jlenetapkan: PERATURAlI DAERAR TENTAKG PENYELENGGARAAN JALAN tJMUM DAN JALAN KHUSUS UNTOK KEGIATAR PENGANGKUTAlf BATUBARA DAN KELAPASAWIT. BAD I KETUTUABtJMUJI Paaall DalamPeraturanDaerahiniyangdimaksuddengan: 1. DaerahadalahDaerahProvinsiKalimantanTimur. 2. GubemuradalahGubemurKalimantanTimur. 3. Pemerintah Daerah adalah Gubemur sebagai unsur penyelenggara pemerintahandaerah. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerab adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ProvinsiKalimantanTimur. 5. Kepala Dinas Provinsi adalah Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur. 6. TimPengawasTerpaduadalab.gabunganunsur SatuanKerjaPerangkatDaerah (SKPD) terkait,AsosiasiPerusahaanTambang,AsosiasiPerusahaanPerkebunan, LembagaSwadayaMasyarakat,danAsosiasid.i bidangjalan 7. Jalan adalah seluruh bagian jalan, tennasuk bangunan pelengkap dan pedengkapannya yang diperuntukkan bagi laIu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaBn tanah, di bawah permukaan tanah dan/atauair, sertadiataspermukaanair,kecualijalanreIdanjalankabel. 8. JalanUmumadalahjalanyangdiperuntukkanbagilalulintaaumum. 9. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseoranganataukelompokmasyarakatuntukkepentingansendiri. 10. Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan,perizinansertapengawasanjalan. 11. Penggunaan jalan umum adalah kegiatan pemakaian jalan umum secara terbatasoleh setiappenyelenggarausahajkegiatandalamrangkapengangkutan hasil tambang batubara dan perkebunan ke1apa sawit berdasarkan izin penggunaanjalan. 12. lzin penggunaan jalan adalah izin yang diberikan oleh Gubemurj Bupati/ Walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang- undangan. 13. Pengaturan penggunaan jalan umum adalah kegiatan yang meliputi upaya preventifmelalui perencanaan, perizinan, pembinaan, pengawasan, penertiban, danpenegakanhukumterhadappenggunaanjaIanumumuntukpengangkutan hasiltambangbatubaradanperkebunankelapasawit. 14. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untukmencari, mengumpulkan dan mengoLah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban izin danretribusi, sertauntuktujuanlain dalamrangka me1aksanakanketentuandalemperaturandaerahini. 15. Perusahaan pertambangan adalah pelaku uaaha dalam rangka pengusahaan tambang batubarayangmeliputi tahapan kegiatan eksplorasi, atueli kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,sertapascatambang. 16. Pekebun kelapa sawit adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang melakukanusahaperkebunankelapasawitdenganskalausahakurangdari25 (dua puluh lima) hektar dan atau yangbergabung dalam suatukelompok tani ataukoperasiperkebunan. 17. Perusahaan perkebunan kelapasawit adalah pelaku usahaperkebunan kelapa sawit Warga Negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola usaha perkebunankelapasawitdenganskalalebihdari25(duapuluh lima) hektar. BARD A8AS DAN TUJUAN BaglaD. Keaatu Aaaa Pua12 Pengaturan penggunaan jalan untuk pengangkutan hasil tambang batubara dan. perkebunankelapasawitdiselenggarakanberdasarkanasas: a. tanggungjawab; b. keterpaduan; c. kenyamanan,keamanan,dankeselamatan; d. kelestariandankeberlanjutan; e. keadilan;dan f. partisipatif. Bagfa Kedua Tujuan Paaa13 Pengaturan penggunaan jalan umum untuk kegiatan pengangkutan hasil tambang batubaradanperkebunankeJapasawitbertujuanuntuk: a. mendorongdiwujudkannyapembangunanjalankhususbagi pengangkutanhasil tambangbatubaradan basilperkebunankelapasawitsecaraterpadu; b. mewujudkan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan ketertiban dalam penggunaanjalanumumj c. mewujudkan sistemjaringanjalanyang berdaya gunadan berhasil gunauntuk mendukungpenyelenggaraansistemtransportasiyangterpadu; d. mewujudkan tanggung jawab dan kesadaran perusahaan pertambangan dan perkebunandalampenggunaanja1an; e. mewujudkanperanmasyarakatdalampenyelenggaraanjalan; -6- f. mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan bagi masyarakat penggunajalan;dan g. memeliharakelestarianfungsilingkunganhidupdanmencegahkerusakannya. BABm PEIfGATURAN PEIfOOURAANJALAN Paaa14 (1) Setiap hasil tambang batubara dan hasil perkebunan kelapa sawit yang diselenggarakanolehperusahaanharusdiangkutmenggunakanjalankhusus. (2) Pengangkutankelapasawitberupatandanbushsegar(TBS) daripekebunkelapa sawit yang diusahakan secara perorangan dapat melalui jalan umum setelah memperolehizin. Paaa1S Pemerintah daerah wajib menyediakan kemudahan bagi. perusahaan batubara dan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang akan membangun jalan khusus bagi pengangkutanhasiltambangbatubaradanperkebunankelapasawit. BABIV PElfOGUNAAIf JALAlI BagIaD Kuatu Lanmgan claD e ~ f b l U l Paaa.l6 (1) Setiap angkutan batubara dan hasil Perusahaan Perkebunan kelapa sawit dilarangmelewatijalanumum. (2) Setiap hasiltambangbatubara dan basil perkebunan kelapa sawit yang berasal daTi perusahaan pertambangan dan perusahaan perkebunan wajib diangkut melaluijalankhusus. (3) Penggunaan jalan umum untuk pengangkutan hasil perkebunan kelapa sawit yangberasaldari pekebunkelapasawitdapatmenggunakanjalanumumsetelah memperolehizindaripejabatberwenang. (4) Tatacarapermohonani.zin sebagaimanadimaksuddalamayat (1) dan penetapan kawasanuntukpengadaanjalankhususditetapkandenganPeraturanGubemur. Paaal7 (1) Setiap perusahaanpertambangan batubaradanperusahaan perkebunan kelapa sawitwajibmembangunprasaranajalankhusus. (2) Kewajiban membuat jalan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) termasuk pembuatan underpass dan/atau flyover pada persilangan/crossing jalanumum. (3) Pembuatan underpass dan/atau flyover pada persilangan/crossing dilakukan setelahmendapatpertimbanganteknis dariinstansi terkaitatauketentuanyang berlaku. - 7- (4) PembangunanjalankhususwajibmemperolehpersetujuanPemerintahDaerah. (5) Kewajiban pembangunan prasanajalan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan saatpengajuan permohonanizin pertambangan batubaradan perkebunankelapasawitdanI atausetelahpemberlakuansecaraefektif Peraturan Daerahini. BagianKedua PeDgecaaliaDdanPembataaaD Paaal8 (1) Pengangkutanhasil tambangbatubaradanhasilperusahaanperkebunankelapa sawit masih dapat menggunakan jalan umum karena alasan perusahaan pertambangandanperkebunanyangsudahadapadasaatberlalrunyaPeraturan Daerah ini sedang dalam tahap melaksanakan konstruksi pembangunan jalan khusus. (2) Dalam keadaan darurat karena kerusakan jalan khusus yang disebabkan oleh bencana ala.m atau oleh sebab lain sehingga tidak dapat dilalui, pengangkutan dapat dilakukan dengan menggunakan jalan umum dan tetap memperhatikan pembatasansesuaidenganbebanjalanyangtersediadantatacarapengangkutan sesuaiketentuanyangberlaku. Pual9 (1) Hasil tambang batubara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) yang sudah berupa kemasan dan ditujukan untuk keperluan rumah tangga, dapat diangkut me1alui jalan umum dengan pembatasan tonase sesuai dengan kelas jalanberdasarkanketentuanperaturanperundang-undangan. (2) TandanBuahSegar(TBS) kelapasawithasilpekebunkelapasawitdapatdiangkut melalui jalan umum setelah memperoleh izin dari pejabat berwenang dengan pembatasantonase sesuai dengan kelasjalan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. BapanKetip PerencanaaD daDPembaDgunaDJalaDKha.ua PaaallO (1) Perencanaan jalan khusus bagi perusahaan pertambangan batubara dan perusahaan perkebunan kelapa sawit baru wajib dilakukan pada saat proses pengajuan persyaratan dokumen pengelolaan lingkungan seperti analisis mengenaidampaklingkungan. (2) Perencanaan dan pembangunan jalan khusus bagi perusahaan pertambangan batubaradanperusahaanperkebunankelapasawityangtelahmendapatkanizin llsaha dIm/ atau kegiatannya wajib memperoleh persetujuan dari Pemerintah Daerah. (3) Pembangunan jalan khusus wajib dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh Pemerintah Daerah dan dengan tetap memperhatikan keterpaduanperencanaan. (4) Pemegang izin perkebunan kelapa sawit dan tambang batubara wajib menyediakan areal untuk akses pembangunan jalan khusus baik kepentingan sendiriataumaupunkepentinganbersama. -8- Paaa111 (1) Perusahaan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit diwajibkan untukmelengkapisaranadanprasarana jalanberdasarkanperaturanperundang- undangan untukmelaksanakan kegiatan pembangunanjalan khusus selambat- lambatnyadalamkurunwaktu 6 (enam) bulanterhitungsejakperaturandaerah iniberlaku. (2) Apabila dalam jangka waktu kurang dan waktu yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah ini, pengusaha yang ditetapkan sebagai pelaksana selesai melakukan pembangunan jalan khusus, maka jalan khusus tersebut harus digunakandantidakdiperbolehkanlagimenggunakanjalanumum. Pa.... 12 Dalam haljalankhusus tidaklagi dipergunakan, penyelenggarajalan khusus dapat menyerahkankepadapemerintahdaerahuntukdinyatakansebagaijalanumum. BABV PERIZIRAN BaglanKeaatu ldnPenggunaanJalanUmum Paaal13 (I) Setiap orang yang melakukan angkutan hasil pekebunan kelapa sawit wajib memilikiIzinPenggunaanJalanUmumdaripejabatyangberwenang. (2) GubemurberwenangmenerbitkanIzinPenggunaanJalanUmumuntukkegiatan pengangkutankelapasawitpadajalannasionaldanprovinsibagipekebunke1apa sawit. (3) Gubemur berwenang menerbitkan Izin penggunaan jalan umum bagi pengangkutan pekebun kelapa sawit pada jalan umum yang pergerakannya melaluidan/ataumelintasbataswilayahantarKabupaten/Kota. (4) Jangkawaktu berlakunyaIzin PenggunaanJalan Umum adalah selamakegiatan pekebun kelapa sawit m.asih berlangsung dengan ketentuan harus melakukan pendaftaran ulang setiap 2 (dua) tahun sekali dan harus mengajukan perpanjangan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum batas waktu berakhimyaizin. (5) Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh Izin Penggunaan Jalan Umum sertapendaftaran ulang sebagaimanadimaksud padaayat (1) dan ayat (4) akan ditetapkanIebihIanjutdenganPeraturanGubernur. (6) Izin Penggunaan Jalan Umum dinyatakan tidak berlaku apabila pemegang izin menghentikan kegiatan perkebunannya, tidak melaksanakan daftar ulang, setelahdikeluarkanizin, temyataketeranganataudatayangmenjadipersyaratan permohonantidakbenarataupalsu,dan/atautidakmelaksanakankegiatan. -9- BagiaD Kedua KeweJlban PemegaDg b1D Paaal14 Setiap pemegangIzinPenggunaanJalanUmum sebagaimanadirnaksud dalam Pasal 13memilikikewajibansebagaiberikut: a. menggunakanalatjmodatransportasiyangmemenuhipersyaratansesuaidengan ketentuandalamperaturanperundang-undangan; b. melakukan penimbangan dan pemeriksaan beban sebelummelaluiportalpintukeluardanjalanumum; muatan seeara internal c. memasangnomorregisterizineli bagiansampingkiri. kendaraandenganpeneraan yangmudahuntukdibacaolehPengawas; d. memasangstikerizinpenggunaanjalanyangditerbitkanolehpejabatpemberiizin yangdilekatkanpadakacabagiandepanroangkemudikendaraan; e. memasangpenutupterpalataubahanlainnyapadabagianatasmuatan; f. melakukan pembersihan jalan umum yang dilaluinya akibat kelalaian dari tata carapengangkutanjpengemasanmuatan; g. melakukan pencucian dan/atau memastikan bahwa roda/ban kendaraan terbebasderikotoran/tanahliat/lumpurketikaakanmemasuki.jalanumum.; h. mematuhi ketentuanjumlah berat yang diizinkan sesuai spesifikasi kendaraan, batas ketinggian muataIl, dan pedengkapan kendaraan sebagaimana diatur dalamperaturanperundang-undanganyangberlaku; 1. pengemudi mendahulukan dan/ atau mengutamakan kendaraan umum lainnya apabila menggunakan jalan umum sebagaimanayang telah dikecualikan dalam peraturandaerahini;dan J. menggunakan pengemudi kendaraan angkut yang cakap, terampil, disiplin di jalan, dan terhindar dari kebiasaan buruk seperti minum. minuman keras, temperamentaltinggi, dankebiasaanburuklainnya. BABVl PEMBIlfAAN DAR PENGAWASAlf BaglaD Keaatu Pemblnaaa Paaal15 (1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan untuk meningkatkan ketaatan penanggung jawab usaha danI atau pemegang Izin Penggunaan Jalan Umum dalampengaturanpengangkutankelapasawit. (2) Pembinaan sebagaimanadimaksudpadaayat (1) herupapemberian penyuluhan mengenaiPeraturanDaerahini. (3) Guna melaksanakan tugas pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdibentukTimTerpadu. - 10- Bagia D Redua PengaWU8Jl Paaal16 (1) Gubernur sesuai dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap ketaatan pemegang izin Penggunaan Jalan Umum sesum dengan ketentuan persyaratandankewajibanyangtelahditetapkandalamPeraturanDaerahUri. (2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur dapatmenunjukKepalaDinas dan/ ataudibentukTimPengawasTerpadu. (3) KepalaDinas/TimPengawasTerpadumelaksanakantugaspengawasan,meliputi: a. pemantauandanevaluasiketaatanpersyaratandankewajibanizi.n; b. menyediakanpaspengawas,sertasaranapengawasanlainnya;dan c. evaluasilaporanpengaturanpengangkutanhasilpekebunankelapasawit. (4) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas/Tim Pengawas Terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibantu Pejabat Pengawas yang berwenangmelakukanpemantauanterhadapusahadanataukegiatanpemegang Izin Pengangkutan yang berpotensi menimbulkan pelanggaran yang meliputi pengamatan,pemotretan,perekamanaudiovisualdanpengukuran. BABVD SANKSI BallaD Keaatu 8&"_1 Admlnutraat Pua117 (1) Gubernurberwenangmengenakansanksiadministrasikepadasetiappenanggung jawab usaha dan/ atau pemegang Izin yang melanggar ketentuan larangan dan kewajibansebagaimanadiaturdalamPeraturanDaerahini. (2) Bentuksanksiadministrasiyangdikenakansebagaimanadimaksudpadaayat(1) adalahberupa: a. suratperingatanuntukpelanggaranringanyangbarudilaku.kansekali; b. paksaandalambentukperintahmenghentikankendaraanyangdiindikasikan melanggar sebelum masuk jalan umum, perintah dalam rangka penanggulangan akibat pelanggaran seperti membongkar dan mengurangi beban muatan. melengkapi penutup muatan, dan perintah memperbaiki prasaranadansaranajalanumumdariakibatpelanggaranyangdilakukan; c. uang paksa atau uang pengganti apabila penanggung jawab usaha atau pemegangizintidakdapatmemenuhiperintahpaksaanpemerintahan; d. dendaadministrasi; e. penghentiansementaraoperasionalangkutandijalanumum; f. penangguhanizin;dan g. pencabutanizin. (3) Denda administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufd maksimum sebesarRp. 50.000.000,00(limapuluhjutarupiah). (4) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e, huruf f, dan huruf g harus didahuJui dengan tindakan sanksi hukum yang lainnya dan disertai berita acara yang dibuat oleh Kepala Dinas dan/ atau Tim PengawasTerpadu. - 11- BagianKedua Ketentuan PeDyidnran Paaal18 (1) Selain Penyidik Umum., Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah dapat melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalamperaturandaerahini. (2) WewenangPenyidiksebagaimanadimaksudpadaayat(1) adalah: a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan daerahini, agarketeranganataulaporantersebutmenjadilengkapdanjelas; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi ataubadantentangkebenaranperbuatanyangdilakukan; c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungandengan tindak pidana sebagajrnana dimaksud dalam peraturan daerah n ~ d. memeriksabuku-bukucatatan-catatandandokumenlain; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan. pencatatandandolrumen-dolrumenlainsertamelakukanpenyitaanterhadap barangbuktitersebut; f. memintabantuantenagaah1idalamrangk:amelaksanakantugaspenyidikan; g. menyuruh berhenti atau me1arang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat padasaatpemeriksaan sedangberlangsungdan memeriksaidentitas orangataudokumenyangdibawasebagaimanadimaksudpadahurufe; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana sebagaimana dimaksuddalamperaturandaerahini; i. mengambilsidikjariataumemotretseseorangtersangka; j. memberhentikanpenyidikan;dan k. melakukan tindakan lain yang diperlukan untuk kelancaran penyidikan tindakpidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan daerah ini menuru.t hukumyangdapatdipertanggungjawabkan. 1. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikandan (3) Penyiclik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikandanmenyampaikan hasilpenyidikankepadaPenuntutUmum. melalui PenyidikPejabat Polri sesuai dengan ketentuanUndang-Undang Nomor8 Tabun 1981tentangKitab Undang-UndangHukumAcaraPidana. (4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalarn me1aksanakan pemerikasaan kendaraan bermotorelijalanwajibdidampingiolehPetugasKepolisianRepublikIndonesia. (5) Dalam melaksanakan kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil tetap berpedomanpadaketentuandanperundang-undanganyangberlaku. Bqta D Ketlga Sanlrai Pidaa.a Pua119 (1) Setiaporangataubadanusahayangsecaramelawanhukummelakukankegiatan pengangkutanhasiltambangmelaluijalanumumsebagaimanadimaksuddalam. Pasal 6 ayat (1) dipidana dengan pidanakurungan paling lama6 (enam) bulan ataupidanadendapalingbanyakRp50.000.000,00(limapuluhjutarupiah). (2) Tindakpidanasebagaimanadimaksudpadaayat(1) adaIahpelanggaran. - 12- BABVIU KETENTUAN PERALIHAN Paaal20 Larangan penggunaan jalan umum untuk angkutan hasil tambang batubara dan hasilperkebunankelapasawitsebagaimanadimaksuddslsmPasal6ayat(1) berlaku efektif6 (enam) bulan setelah tanggal pengundangan Peraturan Daerah ini, kecuali jalan khusus dimaksud telah selesai dibangun sebelum waktu yang ditetapkan PeraturanDaerahini. 80IX KETENTUANPEN1JTUP Paaal21 Peraturan Pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harns ditetapkan paling lama 1 (satu) tahunterhitungsejakPeraturanDaerahinieliundangkan. Pas 22 PeratuIanDaerahinimulaiberlakupadatanggaldiundangkan. Agar setiap orangmengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah i.ni denganpenempatannyadalamLembaranDaerahProvinsiKalimantanTimur. Ditetapkaneli Samarinda padatanggallBJuli2012 GUBERIroRKALIMANTANTIMUR, ttd DRB.AWANOFAROEKISHAK DiundangkandiSamarinda padatanggal 18Juli2012 SEKRETARISDAERAHPROVINSI KALIMANTANTIMUR, ttd DR.B.IRIAIfTOLAMBRJE LEMBARAN DAERAB PROVINSI KALIMANTANTIMURTABUN201250 OR10. Salinansesuaideoganaslinya SEKRETARIATDAERAIIPROV. KALTIM KEPALA $ M__'__ H ~ PEMBINATINOKATI NIP. 196205271985031006