Professional Documents
Culture Documents
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 Identitas Pasien
Nama
: Ny. Borgo
Umur
Berat Badan
: 75 Kg
No Mr
: 004412
Alamat
No. HP
: 081364133114
Pekerjaan
Agama
: Islam
Suku
: Batak, Medan
Nama Suami
: Tn. Ihwanuddin
Umur
Alamat
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Islam
Suku
: Batak Medan
Tanggal Masuk
14 tahun
Lama Haid
Jumlah haid
50 cc
Siklus Haid
28 hari
HPHT
: 16 Juli 2013
: 38-39 Minggu
Riwayat KB:
KB Implan sejak tahun 2010 sampai tahun 2012 keluhan : (-)
KB Suntik sejak tahun 2012 sampai tahun 2014, 2 bulan sebelum hamil ini,
keluhan (-)
Riwayat obstetric:
1. Anak 1: Persalinan Normal : Laki-laki : 3500 gr : Tahun 2001
2. Anak 2: Persalinan Normal : Perempuan : 3000 gr : Tahun 2004
3. Anak 3 : Persalinan Normal : Laki-laki: 3600 gr: Tahun 2005
4. Anak 4 : secsio cesaria a/i Perdarahan Pervaginam : 3800 gr : laki-laki
2010
5. Hamil ini
Pasang DC (+)
Pkl. 14.00
Mulai operasi SC
Pkl. 15.15
Selesai operasi SC, lahir bayi laki-laki, 2800 gr, PB:48 cm
8April 2014
Nifas
Sesudah
Operasi
sinistra
Batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis
dextra
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I dan II (+) normal, gallop (-),
murmur (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar , beksa operasi masih di verban (+)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : supel (+)pembesaran hepar (-), lien (-),
nyeri epigastrium (-)
Perkusi : timpani di seluruh lapang perut
Ekstremitas: Akral hangat (+), CRT <2 detik,
Sianosis (-), oedem (-)
.
Bayi :
Anak :5
BB: 2800 gr
JK: Laki-laki
PB: 48 cm
A: P5A0H5 Gravida 38-39 minggu + Post SC a/i Bekas SC
1 kali+ Letak Sungsang + Steril
P :- IVFD D5%: RL (2:1)
- Ceftriaxone 1gr 3x1 (iv)
- Gentamicin 1 amp 3x1 (iv)
- Asam Mefenamat 3 x 1
- SF 1 X 1
9 April 2014
S: kaki terasa kebas (+), nyeri bekas jahitan (+), flatus (+),
BAB (+), BAK (+), lemas (-), mobilisasi (+), keluar darah
dari kemaluan (-).
O: keadaan umum: baik, kesadaran: CM
TD : 120/90 mmHg, N :80 x/i, R:20 x/i, T :36,8 OC
Kepala:
- Mata: conjunctiva anemis: (-), sclera ikterik: (-),
palpebral edem (-)
- Hidung: pernapasan cuping hidung (-), septum
deviasi (-), nyeri tekan sinus maksilaris (-),nyeri
tekan sinus etmoidale (-),nyeri tekan sinus frontal
(-)
- Mulut: sianosis (-), caries gigi (-), lidah kotor (-)
P: -
10 April 2014
P: -
Basofil : 0 %
Eosinofil : 3 %
Netrofil Batang : 0 %
Netrofil Segment : 70 %
b. Urin lengkap
Warna
: kuning
Kejernihan : jernih
BJ
: 1,015
Ph
: 7,0
Leukosit
: (-)
Nitrit
: (-)
Protein
: (-)
Glukosa
: (-)
Keton
: (-)
Urobilinogen: (-)
Bilirubin
: (-)
Eritrosit
: (-)
Sedimen
:
- Leukosit : 31-2/LPB
- Eritrosit : 0-1/LPB
- Epitel : 0-1/LPK
- Bakteri : (-)
- Silinder : (-)
- Lain-lain: (-)
Limfosit :20%
c. Imunoserologi
Monosit : 7%
Hemoglobin : 12
gr/dL
Leukosit
200/mm3
:10.
Hematokrit
%
: 36
Eritrosit
: 4.0
Juta/Ul
Hitung
Leukosit:
Jenis
Masa Pendarahan
(BT) :2 Menit
Masa Pembekuan
10
(CT):9 Menit
Gol. Darah
Rh (+)
: B
Glukosa sewaktu
: 86 gr/dl
1.5 Diagnosis
P5A0H5 Gravid aterm + Post Sectio Caesarea a/i Letak Sungsang + Re SC +
Steril
1.6 Penatalaksanaan
Sebelum Operasi:
Pasang IVFD (+) RL 20 Tetes / Menit
Puasa 8 Jam pre operasi
Injeksi Ceftriaxon 2 gr , 1 Jam sebelum operasi dimulai
Sesudah operasi:
IVFD dex 5 % 20 Tetes / Menit
Injeksi Ceftriaxone
Metrodinazole
Amoxcicilin 3x1
Sf 1 x1 tab
Asam Mefenamad 3 x 1 tab
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang /
membujur dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah
kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki
terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala
janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba
bokong (1,4).
Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%).
Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba
kaki (1,4).
Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or
footling) (10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada
presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki (1,4).
12
Pada kasus ini sesuai dengan pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan
presentasi bokong (frank breech).
2.3 Etiologi
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion,
hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang juga
disebabkan oleh kelainan uterus ( seperti fibroid ) dan kelainan bentuk
uterus (malformasi). Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri
dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi
luas ruangan didaerah fundus.
2.4 Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,
jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri
dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang (6).
13
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat
lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang
yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih
kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa
pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan
dalam presentasi kepala
(6)
14
tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang letaknya tidak
sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan
panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong mengalami edema
sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka
karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan
otot, sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang
rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan
membentuk segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis
lurus. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping
bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempuma hanya
teraba satu kaki disamping bokong. Informasi yang paling akurat
berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis posisi (1).
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan
dalam, sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau
MRI
(Magnetic
Resonance
Imaging).
2.7 Diagnosis
Diagnosis letak s u n g s a n g pada umumnya tidak sulit. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau
penunjang yang telah dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil
akan merasakan perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih
banyak dibagian bawah rahim. Dari riwayat kehamilan mungkin diketahui
15
2.8 Penatalaksanaan
1. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak
sungsang yakni dengan USG, seperti plasenta previa, kelainan
kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan
pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau dengan
versi luar (jika tidak ada kontraindikasi)
(1)
16
Pembukaan serviks
1-2
3-4
5+
Station
-3
-2
-1
+1,+2
Kaku
Sedang
Lunak
posterior
Mid
anterior
Konsistensi
Position
17
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding
perut, penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya
antara lain: narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak
merasakan sakit dan digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga
penggunaan narkosis dihindari pada versi luar (4).
2. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak
ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak
kepala.
Pertama-tama
(1,4)
Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi
18
pers alinan
bokong,
dengan
trokanter
depan
s ebagai hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin
lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke
arah perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah
Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau
miring.
19
20
trokanter
dalam
sehingga
trokanter
belakangnya
Terjadi
pers alinan
bokong,
dengan
trokanter
depan
s ebagai hipomoklion.
Setelah
trokanter
belakang
lahir,
terjadi
trokanter
depan,
sehingga
seluruh
bokong
janin
lahir.
Jika
bokong
tidak
21
yang
menempatkan
bokong
berkelanjutan
sampai
Jika
kaki
keluar,
janin
telah
penolong
dapat
menyusupkan
sepanjang
dan
kaki
melahirkan
tangan
anterior
kaki
bagian
badan
22
Bahu
janin
mencapai
pelvic
'gutter'
sempit)
dan
putar
paksi
(jalan
melakukan
sehingga
dalam
diameter
anteroposterior
diameter
pelvic
bagian
luar.
Secara simultan, bokong
melakukan rotasi anterior
90o.
Kepala
janin
sutura
sagitalis
ke
dalam
23
lahir.
Teknik :
1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan
sekali lagi persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan
kelahiran.janin harus selalu disediakan cunam Piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan vulva.
Ketika timbul his ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal
paha. Pada saat bokong mulai membuka vulva (crowning) disuntikan 2-5
unit oksitosin intramuskuler.
3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah
24
bokong lahir, bokong dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari
penolong
sejajar sumbu
panjang paha,
sedangkan
jani-jari lain
memegang panggul.
4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan
25
Indikasi :
Dilakukan jika pada persalinan dengan cara Bracht mengalami kegagalan,
misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan memang dari
awal sudah direncanakan untuk manual aid.
Tahapan :
1. Tahap pertama :lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :
a) Klasik (Deventer)
b) Mueller
c) Lovset
d) Bickenbach.
Tehnik :
Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua
melahirkan bahu dan langan oleh penolong:
1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan
belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas
(sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah simpisis.
Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan
kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati
perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam
26
jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai
pada fossa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolaholah lengan bawah mengusap muka janin. Untuk melahirkan lengan depan,
pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik
curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan
cara yang sama lengan depan dilahirkan. Keuntunga cara klasik adalah pada
umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang tetapi
kerugiannya lengan janin relative tinggi didalam panggul sehingga jari
penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat manimbulkan infeksi.
2. Cara Mueller
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu dan
lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan
lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuro-pelvik yaitu kedua
ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada
krisat iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan. Kemudian badan
ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di
bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke atas sampai bahu
belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga
mengurangi infeksi.
27
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam
setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah
sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah
simpisis dan lengan dapat dilahirkan. Keuntungannya yaitu sederhana dan
jarang gagal, dapat dilakukan pada semua letak sungsang, minimal bahay
infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan pada sungsang dengan
primigravida, janin besar, panggul sempit.
4. Cara Bickhenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara
klasik.
Tahap ketiga : melahirkan kepala yang menyusul (after coming head)
1. Cara Mauriceau
28
Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan
lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari
keempat mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain mencengkeram leher.
Badan anak diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin
menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain
mencengkeram leher janin dari punggung. Kedua tangan penolong menarik
kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi
kristeller.
Tenaga
tarikan
terutama
dilakukan
oleh
penolong
yang
2. Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak
dimasukkan
ke
dalam
mulut
janin.
Kedua
tangan
penolong
yang
29
Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang
dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong
mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak
tangan penolong. Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan
kaki, kemudian ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin
sehingga perut janin mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion,
kepala janin dapat dilahirkan.
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan
janin diletakkan dipunggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas
sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam piper
sama prinsipnya dengan pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja
cunam dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan pelipatan paha belakang.
Setelah oksiput tampak dibawah simpisis, cunam dielevasi ke atas dan dengan
suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi
dan akhirnya seluruh kepala lahir.
Prosedur
Ekstraksi
Sungsang
30
Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada di
dasar panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolong
yang searah bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan
di pelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan
ditarik curam kebawah, sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka
jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam
31
kebawah sampai bokong lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara
femuro-pelviks kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.
Nilai
0
Paritas
Primi
multi
Tidak
1 kali
2 kali
> 3650 g
3649-3176 g
< 3176 g
> 39 minggu
38 minggu
< 37 minggu
Station
< -3
-2
-1 atau >
Pembukaan serviks
2 cm
3 cm
4 cm
TBJ
Usia kehamilan
Arti nilai:
3 : persalinan perabdominam
32
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.
2. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.
3. Didapatkan distosia
4. Umur kehamilan:
-
Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, milai social janin
tinggi.
6. Komplikasi kehamilan dan persalinan:
-
2.9 Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:
1. Dari faktor ibu:
-
Infeksi
karena
terjadi
secara
ascendens
melalui
trauma
(endometritits)
-
33
2.10 Prognosis
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan letak kepala. Di RS Karjadi Semarang, RS
Umum Dr. Pringadi Medan dan RS Hasan Sadikin Bandung didapatkan
angka kematian perinatal masing-masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%.
Eastmen melaporkan angka-angka kematian perinatal antara 12-14%.
Sebab kematian perinatal yang terpenting akibat terjepitnya tali pusat antara
kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul serta
akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya placenta sebelum
kepala lahir. Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit umbilicus
dilahirkan akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu bila janin
bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan karena
mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksia janin
juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada
presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna, tetapi
jarang dijumpai pada presentasi bokong (1, 7).
BAB III
PEMBAHASAN
34