You are on page 1of 3

Asam borat memiliki massa molar 61,832 gram/mol dan densitas sebesar 1,435 g/cm3.

Asam
borat larut dalam air dengan kelarutan 5,7 gram tiap 100 ml air pada temperatur 250C. Fasa
kristalin asam borat terdiri dari layer-layer molekul B(OH)3 yang diikat bersama oleh ikatan
hydrogen. Jarak antara dua layer yang berdekatan adalah 318 pm. Pada saat dipanaskan di
atas suhu 1700C asam borat akan kehilangan air dan membentuk asam metaborat atau HBO2
(Harsanti, 2010).

Penyerap fluks dari ethanol dapat dilakukan dengan membedakan harga dari gubahan. Pada
teori yang ada, dapat diketahui bahwa ethanol dapat menyerap penyusutan fluks untuk
menaikkan gubahan air dari harga di solusi. Ethanol dapat menyerap penyusutan fluks dari
harga konsentrasi air (Ling, 2008).

Asam salisilat memiliki aktivitas keratorik dan antiseptik lemak jika digunakan secara
topikal. Sifatnya yang asam meningkatkan hidrasi endogen, sehingga keratin terdistribusi di
permukaan kulit yang dapat meningkatkan kemampuan absorbsi ke dalam kulit. Selain itu,
penggunaan jangka panjang pada daerah yang sama akan mengiritasi kulit sehingga
menyebabkan dermatitis (Panjaitan, 2008).

Gliserol merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berwarna, dan merupakan cairan kental
yang memiliki rasa manis. Gliserol dari proses biodiesel banyak mengandung impuritas dan
memiliki kualitas rendah, yang tidak dapat digunakan untuk industry petroleum maupun
untuk bahan bakar diesel. Gliserol dapat dimurnikan dengan proses destilasi agar dapat
digunakan pada industry makanan, farmasi atau juga dapat digunakan untuk water treatment
(Prasetyo, 2012).

Asam salisilat adalah senyawa yang berkhasiat sebagai fungisidal dan bakteriostatis lemah.
Asam salisilat mempunyai sifat sukar larut dalam air. Apabila asam salisilat diformulasikan
sebagai sediaan topikal, maka pemilihan dasar salep merupakan hal yang sangat penting,
yang akan menentukan efek terapi asam salisilat. Asam salisilat bekerja keratolitis sehingga
digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan. Semakin hidrofilik
dasar salep, semakin mudah pula asam salisilat dilepas dari dasar salepnya karena sifat asam
salisilat yang tidak larut dalam air (Astuti dkk, 2007).

Titrasi adalah metode penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan
standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Dalam hal ini, suatu larutan yang
konsentrasinya telah diketahui secara pasti (larutan standar), ditambahkan secara bertahap ke
larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, sampai reaksi kimia antara kedua larutan
tersebut berlangsung sempurna. Sebelum basa ditambahkan harga pH adalah larutan asam
kuat, sehingga pH < 7 dan ketika basa ditambahkan sebelum titik ekivalen, harga pH
ditentukan oleh asam lemah. Pada titik ekivalen jumlah basa yang ditambahkan secara
stokiometri ekivalen terhadap jumlah asam yang ada. Oleh karena itu pH ditentukan oleh
larutan garam (pH=7). Titik ekivalen dalam titrasi adalah titik keadaan (kuantitas) asam-basa
dapat ditentukan secara stokiometri (Chandra,2012).

Pada analisis titrimetri atau volumetrik,untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat
dipergunakan suatu zat yang disebut indikator.Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna,
dimana senyawa tersebut akanberubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat
menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna
karena sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam basa (Suirta, 2010).

















Astuti, Ika Yuni dkk. 2007. Pengaruh Konsentrasi Adaps Lanae Dalam Dasar Salep Cold
Cream Terhadap Pelepasan Asam Salisilat. PHARMACY, Vol. 05 (1). Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Chandra, Achmad Dwiana dan Hendra Cordova. 2012. Rancang Bangun Kontrol pH Berbasis
Self Tuning PID Melalui Metode Adaptive Control. Jurnal Teknik Pomits, Vol. 1,
(1). Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Harsanti, Dini. 2010. Sentesis dan Karakterisasi Boron Karbida Dari Asam Borat, Asam
Sitrat dan Karbon Aktif. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca. Vol. 11 (1).

Ling, Lee Kha, dkk. 2008. Pervaporation Of Ethanol-Water Mixture Using PVA Zeolite-Clay
Membranese. Jurnal Teknologi. Vol. 49(F). Hal. 167177.
Panjaitan, Elman. 2008. Karakterisasi Fisik Liposom Asam Salisilat Menggunakan
Mikroskop Elektron Transmisi. Jurnal SainsMateri Indonesia. Vol. 9 (3). Hal. 226
229.
Prasetyo, Ari Eko, dkk. 2012. Proses Reaksi Gliserl dan Asam Benzoat Dengsn
Menggunakan Katalis Asam Sulfat. Jurnal Teknologi Kimia dan industri. Vol. 1 (1).
Hal. 118-123.
Suirta, I W., 2010. Sintesis Senyawa Orto-Fenizalo-2-Naftol Sebagai Indikator Dalam Titrasi.
Jurnal Kimia, Vol. 4, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.

You might also like