You are on page 1of 73

Short-haired woman

Her hair symbolizes her beauty and elegance. So he needs to take care of the hair while not
extravagant and a waste of time. Abu Huraira said, "A man is more handsome with a beard and a
woman with braided hair more graceful." (Tarikh Dimashq, Ibn 'Asakir, Ash Syamilah, 36: 343)
Then what about the state of the hair, is it okay shortened?
The scholars disagree as to shorten the hair for women. Syafi'iyah scholars argue bolehnya
shorten woman head of hair as mentioned in Roudhotuth Tholibin 1: 382. They evidence the
history of Abu Salmah ibn 'Abdurrahman, he said, "I never met' A'isha with brother sepersusuan
'Aisha. He asked 'Aisha regarding ghusl performed by the Prophet sallallaahu' alaihi wa sallam.
"His brother had said,
- -
"The wives of the Prophet sallallaahu 'alaihi take the hair of his head (meaning: shorten it) until
there are no more than the end of the ear." (Narrated by Muslim no. 320).
Imam Nawawi said,

"This proposition shows bolehnya shortened hair for women." (Sharh Muslim, 4: 5)
While other scholars of the Hanbali argue makruhnya shorten her hair if no udzur. Hambali other
scholars consider it haram.
Of the disagreement, which rojih (strongest) is first expressed the opinion, which shortens
bolehnya hair for women with no requirement for tasyabbuh (in emulation) and infidels style
haircut men. Better yet is to let the hair still disheveled hair long because she is part of her beauty
and elegance.
Some side pentarjihan (reinforcement) may be above opinion:
1 - There is no argument that banning women hair shortened.
2 - In the Hajj or Umrah rituals are among the mandatory take some hair for women. And the
requirement for tahallul.
3 - There are arguments in favor of the wives of the Prophet's deeds sallallaahu 'alaihi wa sallam
which showed shortened bolehnya hair for women.
In essence, short hair is not a problem, but the best is the long-haired woman because that's the
beauty of self. The big problem is that if a woman is not veiled. This is certainly a great sin. See
fatwa Shaykh Salih Al Fauzan on women's legal hair memendakkan here.

References:
Zinatul Sep-ah Al Muslim, Sheikh 'Abdullah bin Salih Al-Fauzan, published by Dar Ibn al-
Jawzi, first printing, 1433 H

@ Sakan 27 Jami'ah Su'ud Malik, Riyadh-KSA, 22 Dhu al-Hijjah 1433 H
www.rumaysho.com
Related Articles

10 Tips harmony Couple
Family Sakinah: 17 Kick happy husband
Keeping Aib husband
Words That You Want To Hear From Your Husband
Communication Tips for Harmonious Household

Posted by Tri Wahadi Mulyanto at 04:53
Email This BlogThis Share to Twitter Share to Facebook
Labels: Muslim Women























Wanita berambut Pendek
Rambut wanita melambangkan kecantikan dan keelokan dirinya. Sehingga ia perlu merawat rambut
tersebut selama tidak boros dan membuang-buang waktu. Kata Abu Hurairah, Seorang pria itu semakin
tampan dengan jenggotnya dan seorang wanita semakin anggun dengan jalinan rambutnya. (Tarikh
Dimasyq, Ibnu Asakir, Asy Syamilah, 36: 343)
Lalu bagaimana keadaan rambut tersebut, apakah boleh dipendekkan?
Para ulama berselisih pendapat mengenai memendekkan rambut bagi wanita. Ulama Syafiiyah
berpendapat bolehnya wanita memendekkan rambut kepala sebagaimana disebutkan dalam
Roudhotuth Tholibin 1: 382. Mereka berdalil dengan riwayat dari Abu Salmah bin Abdurrahman, ia
berkata, Aku pernah menemui Aisyah bersama saudara sepersusuan Aisyah. Dia bertanya pada
Aisyah mengenai mandi janabah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Saudaranya
tadi berkata,

- -


Istri-istri Nabi shallallahu alaihi mengambil rambut kepalanya (artinya: memendekkannya) sampai
ada yang tidak melebihi ujung telinga. (HR. Muslim no. 320).
Imam Nawawi berkata,


Ini dalil yang menunjukkan bolehnya memendekkan rambut bagi wanita. (Syarh Muslim, 4: 5)
Sedangkan ulama lainnya dari Hambali berpendapat makruhnya wanita memendekkan rambut jika tidak
ada udzur. Ulama Hambali yang lain menganggapnya haram.
Dari perselisihan pendapat tersebut, yang rojih (terkuat) adalah pendapat yang dikemukakan pertama,
yaitu bolehnya memendekkan rambut bagi wanita dengan syarat selama tidak tasyabbuh (meniru-niru)
gaya orang kafir dan model rambut laki-laki. Namun yang lebih baik adalah membiarkan rambut
tersebut tetap terurai panjang karena rambut wanita adalah bagian dari kecantikan dan keelokan
dirinya.
Beberapa sisi pentarjihan (penguatan) pendapat boleh di atas:
1- Tidak ada dalil yang melarang wanita memendekkan rambut.
2- Dalam haji atau umrah di antara bagian manasik adalah wajib mengambil sebagian rambut bagi
wanita. Dan ini syarat untuk tahallul.
3- Ada dalil yang mendukung dari perbuatan istri-istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang
menunjukkan bolehnya memendekkan rambut bagi wanita.
Intinya, rambut pendek tidaklah masalah, namun yang terbaik adalah berambut panjang karena itulah
keelokan diri wanita. Yang jadi masalah besar adalah jika wanita tidak berjilbab. Ini tentu dosa besar.
Lihat fatwa Syaikh Sholih Al Fauzan mengenai hukum wanita memendakkan rambut di sini.

Referensi:
Zinatul Mar-ah Al Muslimah, Syaikh Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan
pertama, 1433 H

@ Sakan 27 Jamiah Malik Suud, Riyadh-KSA, 22 Dzulhijjah 1433 H
www.rumaysho.com
Artikel Terkait

10 Tips Keharmonisan Pasangan Suami-Istri
Keluarga Sakinah: 17 Jurus Membahagiakan Suami
Menjaga Aib Suami
Kata Kata Inilah Yang Ingin Suami Dengar Dari Anda
Tips Komunikasi untuk Rumah Tangga Harmonis

Diposkan oleh Wahadi Tri Mulyanto di 04.53
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Wanita muslimah






Keutamaan Ridho Kepada Allah, Rasul dan Agama Islam

Kategori: Hadits

12 Komentar // 6 Mei 2010

Dari Abbas bin Abdil Muththalib radhiyallahu anhu, bahwa dia telah mendengar Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,

((

)

Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya dan
Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya*1+.

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan ridha kepada Allah Taala, Rasul-Nya dan
agama Islam, bahkan sifat ini merupakan pertanda benar dan sempurnanya keimanan seseorang[2].

Imam an-Nawawi semoga Allah Taala merahmatinya ketika menjelaskan makna hadits ini, beliau
berkata: Orang yang tidak menghendaki selain (ridha) Allah Taala, dan tidak menempuh selain jalan
agama Islam, serta tidak melakukan ibadah kecuali dengan apa yang sesuai dengan syariat (yang dibawa
oleh) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tidak diragukan lagi bahwa siapa saja yang memiliki sifat
ini, maka niscaya kemanisan iman akan masuk ke dalam hatinya sehingga dia bisa merasakan kemanisan
dan kelezatan iman tersebut (secara nyata)*3+.

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

- Arti ridha kepada sesuatu adalah merasa cukup dan puas dengannya, serta tidak menginginkan
selainnya*4+.

- Arti merasakan kelezatan/kemanisan iman adalah merasakan kenikmatan ketika mengerjakan ibadah
dan ketaatan kepada Allah Taala, bersabar dalam menghadapi kesulitan dalam (mencari) ridha Allah
Taala dan rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam, dan mengutamakan semua itu di atas balasan duniawi,
disertai dengan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan melakukan (segala) perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya[5].

- Makna ridha kepada Allah Taala sebagai Rabb adalah ridha kepada segala perintah dan larangan-
Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan dicegah-Nya. Inilah syarat
untuk mencapai tingkatan ridha kepada-Nya sebagai Rabb secara utuh dan sepenuhnya[6].

- Makna ridha kepada Islam sebagai agama adalah merasa cukup dengan mengamalkan syariat Islam
dan tidak akan berpaling kapada selain Islam. Demikian pula ridha kepada nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam sebagai rasul artinya hanya mencukupkan diri dengan mengikuti petunjuk dan sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, serta tidak
menginginkan selain petunjuk dan sunnah beliau shallallahu alaihi wa sallam *7+.

- Sifat yang mulia inilah dimiliki oleh para sahabat Rasulullah, generasi terbaik umat ini, yang semua itu
mereka capai dengan taufik dari Allah Taala, kemudian karena ketekunan dan semangat mereka dalam
menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah Taala. Sebagaimana dalam firman-Nya,

{

}

Tetapi Allah menjadikan kamu sekalian (wahai para sahabat) cinta kepada keimanan dan menjadikan
iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan perbuatan
maksiat. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus (QS al-Hujuraat:7).

Juga yang disebutkan dalam hadits shahih: Memang demikian (keadaan) iman ketika
kemanisan/kelezatan iman itu telah masuk dan menyatu ke dalam hati manusia (para sahabat
radhiyallahu anhum)*8+.

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, MA

Artikel www.muslim.or.id


Dari artikel 'Keutamaan Ridho Kepada Allah, Rasul dan Agama Islam Muslim.Or.Id'





















Ridho primacy to God, Apostle and Islam

Category: Hadith

12 Comments / / May 6, 2010

Of 'Abbas ibn' Abd al-Muttalib radi 'anhu, that he had heard the Prophet sallallaahu' alaihi wa
sallam said,

(( )

"It would feel the delicacy / sweetness of faith, the person's approval to God as his Lord and
Islam as a religion as well as the (Prophet) Muhammad as his prophet" [1].

This hadith shows the great virtue of the amount of pleasure to Allaah, His Messenger and the
religion of Islam, even nature is a sign of true and perfect one's faith [2].

Imam an-Nawawi - may Allaah have mercy on him - when explaining the meaning of this
hadith, he said: "People who do not want than (pleasure) of Allah Ta'ala, and do not take apart
the religion of Islam, and not to worship but to what in accordance with the Shari'a (brought by)
the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam, is no doubt that anyone who has this trait, the sweetness
of faith will undoubtedly come into his heart so that he could feel the sweetness and delicacy of
the faith (real) " [3].

Some important faidah contained in this hadith:

- Meaning "pleasure to something" and was feeling pretty satisfied with it, and not wanting in
others "[4].

- Meaning "felt the delicacy / sweetness of faith" is to feel pleasure when doing worship and
obedience to Allah Ta'ala, be patient in the face of difficulties (for) the pleasure of Allah Ta'ala
and His Messenger sallallaahu 'alaihi wa sallam, and put all of it above the mundane replies,
along with the love of Allah and His Messenger to perform (all) His commands and avoid His
prohibitions [5].

- Meaning "pleasure of the Almighty Allah as Rabb" is a pleasure to all His commands and
prohibitions, for his provision and choice, as well as to what is given and prevented him. This is
the requirement to achieve the level of pleasure in Him as Lord and fully intact [6].

- Meaning "pleasure to Islam as a religion" is being content with the practice of Islamic law and
will not turn kapada than Islam. Similarly, "the pleasure of the Prophet Muhammad sallallaahu
'alaihi wa sallam as an apostle" means simply to be content with following the instructions and
the Sunnah of the Prophet sallallaahu' alaihi wa sallam in worship and draw closer to God, and
no more than a hint and sunnah he sallallaahu 'alaihi wa sallam [7].

- Property that is owned by the noble Companions of the Messenger, the best people of this
generation, which is all that they accomplished with taufik of Allah Ta'ala, then due diligence
and their zeal in performing worship and obedience to Allah Ta'ala. As in his word,

{
{

"But God made you all (oh the friends) love to faith and faith to make it beautiful in your hearts
and make you hate to disbelief, wickedness and immoral acts. They are the ones who follow the
straight path "(Sura al-Hujuraat: 7).

Also mentioned in the hadeeth: "Indeed it (the state) when the sweetness of faith / faith delicacy
that has been entered and fused into the human heart (the companions radi 'anhum)" [8].

Author: Ustadz Abdullah Taslim, MA

Www.muslim.or.id article


From the article: 'The virtue Ridho To Allah, the Messenger and Islam - Muslim.Or.Id'















Agama Islam untuk Seluruh Manusia

Kategori: Aqidah

5 Komentar // 14 Juni 2011

Nabi Muhammad memiliki banyak keistimewaan. Salah satunya adalah beliau diutus oleh Allah untuk
seluruh manusia dan jin. Adapun seluruh Nabi sebelum beliau hanyalah diutus untuk umatnya masing-
masing.

Allah Taala berfirman:



Katakanlah: Hai manusia, sesung-guhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu semua, yaitu Alloh yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang
menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Alloh dan RosulNya, Nabi yang
ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya) dan ikutilah dia,
supaya kamu mendapat petunjuk. [QS. Al-Arof (7): 158]

Perintah Allah dalam ayat ini Katakanlah: Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk seluruh manusia,
sebagaimana firman Allah,



Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada menge-tahui. *QS. Saba
(34): 28]

Oleh karena itulah siapa saja yang telah mendengar dakwah agama Islam, agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad , yang membawa kitab suci Al-Quran, kemudian tidak beriman, tidak percaya dan tidak
tunduk, maka dia adalah orang kafir dan di akhirat menjadi penghuni neraka, kekal selamanya. Allah
Taala berfirman,



Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada al-
Quran, maka nerakalah tempat yang diancam-kan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu
terhadap al-Quran itu. Sesungguhnya (al-Quran) itu benar-benar dari Robbmu, tetapi kebanyakan
manusia tidak beriman. *QS. Hud (11): 17+

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda,



Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad di tanganNya, tidaklah seorangpun di kalangan umat ini, Yahudi atau
Nashrani, mendengar tentang aku, kemudian dia mati, dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus
dengan-nya, kecuali dia termasuk para peng-huni neraka. [Hadits Shohih Riwayat Muslim, no: 153, dari
Abu Huroiroh]

NABI-NABI DAHULU KHUSUS UNTUK KAUMNYA

Adapun seluruh Nabi sebelum Nabi Muhammad , maka mereka semua di utus khusus kepada umatnya
masing-masing. Perkara ini merupakan perkara yang telah pasti di dalam agama Islam, sebagaimana
disebutkan di dalam hadits di bawah ini,



Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi Muhammad bersabda: Aku diberi (oleh Allah) lima perkara, yang
itu semua tidak diberikan kepada seorang-pun sebelumku.
Aku ditolong (oleh Allah) dengan kegentaran (musuh sebelum kedata-nganku) sejauh perjalanan
sebulan;
Bumi (tanah) dijadikan untukku sebagai masjid (tempat sholat) dan alat bersuci (untuk tayammum-pen).
Maka siapa saja dari umatku yang (waktu) sholat menemuinya, hendaklah dia sholat.
Ghonimah (harta rampasan perang) dihalalkan untukku, dan itu tidaklah halal untuk seorangpun
sebelumku.
Aku diberi syafaat (oleh Allah).
Dan Nabi-Nabi dahulu (sebelum-ku) diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada
manusia semuanya.
[Hadits Shohih Riwayat Bukhori, no: 335]

Di zaman ini banyak orang-orang Kristen menyebarkan agama mereka ke berbagai pelosok dunia.
Mereka menisbatkan agama mereka kepada Nabi Isa bin Maryam , yang mereka menyebutnya dengan
Yesus. Padahal Nabi Isa bin Maryam hanya diutus kepada Bani Isroil. Allah Taala berfirman,



Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Alloh
kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurot dan memberi khabar gembira
dengan (datangnya) seorang Rosul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).
Maka tatkala Rosul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: Ini adalah sihir yang nyata. *QS. Ash-Shoff (61): 6]

KESAKSIAN AYAT BIBEL

Dan ternyata kita masih menda-patkan di antara ayat-ayat Bibel (Kitab yang dianggap suci oleh orang-
orang Nashoro) menjelaskan dengan tegas bahwa Nabi Isa (yang mereka sebut Yesus) hanya diutus
kepada Bani Isroil saja. Marilah kita perhatikan ayat-ayat di dalam kitab mereka:

1-Disebutkan di dalam Bibel: Jawab Yesus: Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari
umat Israel. (Matius 15: 24)
2-Disebutkan di dalam Bibel: Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka:
Janganlah kamu menyim-pang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melain-
kan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (Matius 10: 6)

Walaupun ayat-ayat Bibel di atas begitu jelas menyatakan bahwa ajaran Kristen hanya untuk Bani Israel,
namun pengikut-pengikut Kristen begitu giat menyebarkan agamanya kepada semua bangsa, termasuk
di Indonesia. Bahkan sampai ke ber-bagai pelosok yang tidak ada orang Bani Israel di sana! Maka apakah
manfaat bangsa selain Bani Israel yang mengikuti agama Kristen, yang pembawa agama itu telah mene-
gaskan bahwa agamanya hanya untuk umat Israel?!

Atau mungkin mereka berpegang ayat lain pada kitab mereka yang memerintahkan untuk menyebarkan
agama Kristen kepada seluruh bangsa. Ayat itu berbunyi: Karena itu pergi-lah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku, dan baptiskan mereka dalam nama Bapa dan anak dan Roh Kudus. (Matius 28:19)

Ini berarti ayat ini bertentangan dengan ayat-ayat di atasnya! Maka manakah yang benar? Yang pasti
bahwa tidak ada jaminan kebenaran terhadap semua isi kitab Bibel, bahkan bukti-bukti menunjukkan
banyak ayat yang dipalsukan. Maha benar Allah Taala yang telah berfirman di dalam kitab suci Al-
Quran,



Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka
(Ahli Kitab) mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang
mereka menge-tahui? [QS. Al-Baqoroh (2): 75]

Dan Allah mengancam dengan keras terhadap orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap
Allah dengan firmanNya,



Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri,
lalu dikatakannya: Ini dari Allah, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit (yakni
kesenangan duniawi-pen) dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari apa
yang telah mereka tulis dengan tangan-tangan mereka, dan kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari
apa yang mereka kerjakan. [QS. Al-Baqoroh (2): 79]

Semoga Allah selalu menetapkan kita di atas jalan yang lurus. -

Penulis: Ustadz Muslim Atsari

Artikel www.muslim.or.id





















Islamic Religion for All Humans

Category: Aqidah

5 Comments / / June 14, 2011

Prophet Muhammad had many privileges. One is he was sent by God to all mankind and jinn. The whole
Prophet before he was sent to his people respectively.

Allah the Exalted says:



Say: "O people, in fact I am the messenger of Allah to you all, that is Allah who has dominion of the
heavens and the earth: there is no Ilah (worthy of worship) but Him, and that turn deadly, then you have
faith to Allah and RosulNya, unlettered Prophet who believes in Allah and his words to the sentence-(His
book books) and follow it, that ye may be guided. [QS. Al-A'rof (7): 158]

Allah commands in this verse "Say:" O people, verily I am the messenger of Allah to you all ", this
indicates that the Prophet Muhammad was sent to all mankind, as Allah says,


And We sent thee not, but to all mankind, as a carrier of good news and as a warner, but most people
knew nothing. [QS. Saba '(34): 28]

Therefore anyone who has heard the preaching of Islam, the religion brought by Prophet Muhammad,
who took the holy book of the Qur'an, then no faith, no trust and no subject, then he is a kafir and the
next person to be the inhabitants of hell , forever. Allah the Exalted says,


And whoever among them (Quraish) and its allies who reject the Qur'an, then the Fire place-right
threatened him, so be not in doubt concerning the Quran. Indeed (the Qur'an) is actually from Robbmu,
but most people do not believe. " [QS. Hud (11): 17]

Prophet Muhammad sallallaahu 'alaihi wasallam said,



For the sake of (Allah) The soul of Muhammad in His hands, not one among this people, Jewish or
Nashrani, heard about me, and then he died, and did not believe what I was sent with her, but he was
among the lawyers inhabit hell. [Hadith Saheeh Muslim history, no: 153, from Abu Huroiroh]

PROPHETS SPECIAL NOTICE FOR his people

The whole prophet before Prophet Muhammad, then they all were requested specifically to his people
respectively. This case is a case that was definitely in the religion of Islam, as mentioned in the hadith
below,




Of Jabir ibn Abdulloh, that the Prophet Muhammad said: "I was given (by God) five cases, which were all
given to a not-even before me.
I helped (by Allah) to fear (an enemy before kedata with me) as far as a month's journey;
Earth (soil) made for me as a mosque (prayer place) and purification equipment (for Tayammum-pen).
So anyone from my Ummah who (while) praying to see him, let him pray.
Booty (spoils of war) is lawful for me, and it is not lawful for one before.
I was given intercession (by Allah).
Prophets and advance (before me) was sent specifically to his people, while I was sent to the whole
people.
[Hadith Saheeh Bukhari history, no: 335]

In this day and age many Christians spread their religion to every corner of the world. They attribute
their religion to the Prophet Isa ibn Maryam, which they call by Jesus. Though Prophet Isa ibn Maryam
just sent to Bani Isroil. Allah the Exalted says,



And (remember) when Jesus son of Mary said: "O children of Israel, verily I am the messenger of Allah
unto you, confirming the book (which is down) before me, namely Taurot and gave khabar excited
(come) a Prophet who will come after me, whose name is Ahmad (Muhammad) ". So when the Prophet
came to them with tangible evidence, they said: "This is the real magic". [QS. Ash-Saff (61): 6]

TESTIMONY OF VERSES Bible The

And it turns out we are still deep in the Menda-between Biblical verses (the book that is sacred to the
people Nashoro) made it clear that the Prophet Jesus (which they call Jesus) was sent only to the
Children Isroil alone. Let us look at the verses in the book of them:

1-It is mentioned in the Bible: "Jesus said:" I was sent only to the lost sheep of the house of Israel ".
(Matthew 15: 24)
2-It is mentioned in the Bible: "These twelve Jesus sent forth by Jesus and He sent word to them:" Do
not stray among the Gentiles or enter the city of the Samaritans, but took go to the lost sheep of the
Israel ". (Matthew 10: 6)

Although the Bible verses above are so clear that Christianity is only for the Israelites, but the followers
of Christianity are so keen to spread his religion to all nations, including Indonesia. Even up to the
various corners that no one of the Israelites in there! So if the benefits of the nation than the Israelites
who followed the Christian religion, the religion of the bearer had been protesting that his religion is
only for the people of Israel?!

Or maybe they hold another verse in the book of those who are ordered to spread Christianity to the
nation. The verse reads: "Since Then go and make disciples of all nations, and baptize them in the name
of the Father and the son and the Holy Spirit". (Matthew 28:19)

This means that these verses conflicted with the verses on it! So what was truth? To be sure that there is
no guarantee of truth to all of the content of the Bible, even the evidence suggests many verses are
forged. Righteous God Almighty who has said in the holy book of the Qur'an,


Do you still expect them to believe you, but a party of them (People of the Book) hear the word of God,
then they mengubahya after they had understood it, they knew? [QS. Al-Baqoroh (2): 75]

And God is threatened with harsh against those who invent a lie against Allah by His Word,



Then woe to those who write the Book with their own hands and then say: "This is from Allah", (with
intent) to gain a little (ie, worldly-pen) with the deed. Woe to them the consequences of what they have
written with their hands, and woe to them the consequences of what they do. [QS. Al-Baqoroh (2): 79]

- May God always set us on the right path. -

Author: Ustadz Muslim Atsari

Www.muslim.or.id article


From the article 'Islam for All People - Muslim.Or.Id'




Ketika Agama Telah Mengharamkan

Kategori: Fiqh dan Muamalah

11 Komentar // 23 Mei 2010

Islam yang dibawa oleh Al Musthafa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, datang sebagai
rahmat bagi semesta alam. Allah Taala berfirman,



Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia
(QS. Al Anbiya: 107)

Secara bahasa,

:



rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab).

Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi dapat kita katakan bahwa
datangnya Islam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh makhluk.

Kasih sayang tersebut tersurat dan tersirat dalam seluruh ajaran Islam, baik yang berupa larangan
maupun perintah. Namun, benarlah firman Allah Taala,



Hanya sedikit hamba-Ku yang bersyukur (QS. Saba: 13)

Karena kita masih sering melihat di tengah-tengah kaum muslimin zaman ini, ada orang yang ketika
dijelaskan kepadanya hal-hal yang dilarang oleh agama, dengan congkaknya ia berkata: Sedikit-sedikit
koq haram!. Padahal larangan agama adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

Yang Haram Itu Berbahaya dan Merugikan

Salah satu konsekuensi Islam sebagai rahmatan lil alamin adalah, setiap ajaran Islam mengajak kepada
perkara yang baik bagi manusia dan melarang perkara yang buruk bagi manusia. Sebagaimana
diungkapkan dalam kaidah fiqhiyyah:



Islam tidak memerintahkan sesuatu kecuali mengandung 100% kebaikan, atau kebaikan-nya lebih
dominan. Dan Islam tidak melarang sesuatu kecuali mengandung 100% keburukan, atau keburukannya
lebih dominan

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sadi berkata, Kaidah ini meliputi seluruh ajaran Islam, tanpa
terkecuali. Sama saja, baik hal-hal ushul (pokok) maupun furu (cabang), baik yang berupa hubungan
terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia. Allah Taala berfirman,



Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (QS. An Nahl: 90)


Dalam ayat ini dijelaskan bahwa setiap keadilan, kebaikan, silaturahim pasti diperintahkan oleh syariat.
Setiap kekejian dan kemungkaran terhadap Allah, setiap gangguan terhadap manusia baik berupa
gangguan terhadap jiwa, harta, kehormatan, pasti dilarang oleh syariat. Allah juga senantiasa
mengingatkan hamba-Nya tentang kebaikan perintah-perintah syariat, manfaatnya dan memerintahkan
menjalankannya. Allah juga senantiasa mengingatkan tentang keburukan hal-hal dilarang agama,
kejelekannya, bahayanya dan melarang mereka terhadapnya*1+.

Dan tidak diragukan lagi bahwa setiap makhluk dan benda di alam ini pasti memiliki manfaat dan
kebaikan meski hanya sedikit. Benda yang paling hina di dunia ini pun masih mengandung manfaat
walau kecil sekali. Jika semua hal yang memiliki kebaikan itu dihalalkan niscaya semua hal di dunia ini
akan halal dan tidak ada yang haram. Oleh karena itulah Islam melarang segala sesuatu yang
keburukannya lebih dominan meski ia memiliki sedikit kebaikan atau manfaat. Allah Taala berfirman,



Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya
(QS. Al Baqarah: 219)

Terkadang seseorang enggan meninggalkan apa yang telah diharamkan oleh agama karena menganggap
hal tersebut bermanfaat baginya. Seseorang enggan meninggalkan korupsi karena berjudi membuatnya
mendapat uang, seseorang enggan meninggalkan daging babi karena rasanya enak, seseorang enggan
meninggalkan musik karena membuat hatinya terhibur, seseorang enggan meninggalkan rokok karena
membuat pikirannya plong, dan seterusnya. Lihatlah bagaimana para sahabat ridwanullah alaihim
ajmain, bersikap terhadap larangan agama, mereka berkata,

- -



Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam pernah melarang sesuatu yang kami anggap lebih bermanfaat.
Namun taat kepada Allah dan Rasul-Nya tentu lebih bermanfaat bagi kami (HR. Muslim, no. 4027)

Apalah artinya sedikit mengorbankan manfaat duniawi demi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya?
Apalah artinya merelakan sedikit keuntungan duniawi untuk menjunjung aturan agama? Apalah artinya
sedikit melewatkan kemudahan hidup di dunia, untuk menjadi seorang hamba yang setia dan taat?
Apalah artinya sedikit bagian dari dunia yang fana ini untuk mendapatkan dunia yang lebih kekal?



Akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (QS. Al-Alaa: 17)

Bahkan lebih dari itu, pelanggaran terhadap aturan agama tidak hanya mendatangkan kerugian di
akhirat, bahkan juga menjadi sebab datangnya bencana di dunia. Dan ini jelas sebuah kerugian. Allah
Taala berfirman:



Hendaknya orang yang menentang ajaran Rasulullah itu takut, akan datangnya musibah atau adzab
besar yang menimpa mereka (QS. An Nuur: 63)

Oleh karena itu, bagi orang-orang yang hendak melanggar larangan agama, hendaknya lebih bijak
menimbang untung-rugi bagi dirinya.

Yang Haram Lebih Sedikit Dari Yang Halal

Orang yang berkata: sedikit-sedikit koq haram tidak menyadari betapa Allah Taala menghalalkan jauh
lebih banyak hal baginya dari pada yang haram. Misalnya, makanan yang halal jauh lebih banyak dari
pada yang haram. Allah Taala tidak membatasi makanan halal dengan menyebutkan jenis-jenisnya,
sedangkan pada makanan yang haram Allah memberikan batasan dengan menyebutkan jenis-jenisnya.
Artinya, seluruh makanan yang ada di bumi itu halal kecuali beberapa jenis saja. Allah Taala berfirman,
menghalalkan makanan dan minuman secara umum,



Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan (QS. Al Aaraf: 31)

Lalu Allah Taala berfirman menyebutkan beberapa jenis saja Ia diharamkan,



Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika
menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-
Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya (QS. Al Anam: 119)

Dan beberapa jenis lagi dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dari sini para
ulama menarik sebauh kaidah fiqih:

,

Hukum asal ibadah adalah terlarang, hukum asal adah adalah boleh

Adah adalah semua perkara non-ibadah, misalnya makanan, minuman, pakaian, pekerjaan, alat-alat,
dan lainnya. Semuanya halal dan boleh selama tidak diketahui ada dalil yang mengharamkannya. Syaikh
Abdurrahman bin Nashir As Sadi menjelaskan: Semua perkara adah baik berupa makanan, minuman,
pakaian, kegiatan-kegiatan non-ibadah, muamalah, pekerjaan, hukum asalnya mubah dan halal. Orang
yang mengharam perkara adah, padahal Allah dan Rasul-Nya tidak mengharamkan, ia adalah
mubtadi*2+

Jika demikian kita ketahui betapa banyak hal yang hukumnya mubah dan halal. Sungguh kalau kita mau
menghitung hal-hal yang dihalalkan oleh Allah tidak akan terhitung banyaknya,



Jika engkau menghitung nikmat Allah engkau tidak akan sanggup (QS. Ibrahim: 34)

Dari nikmat yang tidak terhingga banyaknya ini, mengapa ketika Allah melarang sedikit saja kita masih
merasa berat meninggalkannya??

Setiap Orang Mampu Meninggalkan Yang Haram

Allah Taala menurunkan Islam sebagai agama yang mudah dilaksanakan oleh manusia. Rasulullah
Shallallahualaihi Wasallam bersabda,



Sesungguhnya agama itu mudah. Orang yang berlebihan dalam agama akan kesusahan. Maka
istiqamahlah, atau mendekati istiqamah, lalu bersiaplah menerima kabar gembira (HR. Bukhari no.39)

Sebagian orang salah paham terhadap hadits ini sehingga berkata: Bagi saya shalat 5 kali sehari itu
susah, karena agama itu mudah maka tidak shalat tidak mengapa. Sehingga dengan alasan ini banyak
orang menerjang larangan syariat dengan alasan sulit meninggalkannya. Dengan kata lain, mereka
memaknai mudah dan susah sesuai selera masing-masing. Apa yang menurutnya susah ia tinggalkan
walau syariat memerintahkannya, apa yang menurutnya mudah ia kerjakan walau agama melarangnya.

Tentu tidak demikian maksud hadits ini. Cukuplah firman Allah Taala menafsirkan hadits yang mulia ini:



Allah tidak membebani manusia kecuali sesuai kemampuannya (QS. Al Baqarah: 286)

Ayat ini tegas menyatakan bahwa setiap ajaran agama yang diturunkan oleh Allah Taala melalui Rasul-
Nya sudah sesuai dengan kemampuan manusia untuk mengerjakannya. Dengan kata lain, setiap ajaran
agama itu sudah mudah dan mampu dilaksanakan oleh manusia secara umum.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sadi menjelaskan makna hadits tersebut, Maksudnya, agama Islam
itu ringan dan mudah, baik dalam aqidah, akhlak, amal-amal ibadah, perintah dan larangannya.
semuanya ringan dan mudah. Setiap mukallaf akan merasa mampu melaksanakannya, tanpa kesulitan
dan tanpa merasa terbebani. Aqidah Islam itu ringan, akan diterima oleh akan sehat dan fitrah yang
lurus. Kewajiban-kewajiban dalam Islam juga perkara yang sangat mudah *3+

Jadi, Anda merasa berat meninggalkan hal yang haram? Yakinlah bahwa sebenarnya Anda mampu.

Samina Wa Athana

Jika atasan anda, atau orang yang anda hormati melarang anda terhadap sesuatu, tentu anda pun akan
mematuhinya bukan? Maka bagaimana lagi jika larangan itu datang dari Dzat yang menciptakan anda,
memberikan nikmat berlimpah, menghembuskan kehidupan pada diri anda, Dzat Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, Dzat Yang Menguasai Hari Pembalasan kelak, tentu lebih layak kita mematuhinya
bukan?

Demikianlah sikap seorang hamba Allah yang sejati. Sebagaimana dicirikan sendiri oleh Allah Taala:



Hanya ucapan orang-orang beriman, yaitu ketika mereka diajak menaati Allah dan Rasul-Nya agar
Rasul-Nya tersebut memutuskan hukum diantara kalian, maka mereka berkata: Samina Wa Athana
(Kami telah mendengar hukum tersebut dan kami akan taati). Merekalah orang-orang yang beruntung
(QS. An Nuur: 51)

Jadi, ketika agama telah mengharamkan sesuatu, akan taatkah Anda?

Semoga Allah memberi taufik.

Penulis: Yulian Purnama

Artikel www.muslim.or.id
*1+ Qawaid Wal Ushul Al Jamiah, hal.27

*2+ Qawaid Wal Ushul Al Jamiah, hal.74

[3] Bahjah Qulub Al Abrar, hal. 106


Dari artikel 'Ketika Agama Telah Mengharamkan Muslim.Or.Id'










When religion has Proscribe

Category: Fiqh and Tenets

11 Comments / / May 23, 2010

Islam brought by Muhammad Mustafa Al sallallaahu 'alaihi wa sallam, came as a mercy to the
worlds. Allah the Exalted says,



"We have not sent thee, O Muhammad, but as a mercy to all mankind" (Surat al-Anbiya: 107)

In language,

:

grace means softness combined with compassion (See Lisaanul Arabic).

Or in other words can be interpreted with the grace of love. So we can say that the rise of Islam
is a form of God's love to all beings.

That love is explicit and implicit in all the teachings of Islam, either in the form of prohibition or
command. However, it is true word of Allah Ta'ala,



"Just a bit of My servants are grateful" (Surah Saba ': 13)

Because we are still often seen in the midst of the Muslims of this age, there are people who
when it was explained to him the things that are prohibited by religion, a cocky way he said: 'A
little bit of a scar-haram!'. Though religious restrictions is mercy of Allah to His servant.

The Haram That Dangerous and Harmful

One of the consequences of Islam as rahmatan lil 'alamin is, every teaching of Islam invites to
things that are good for people and banning things that are bad for humans. As revealed in
Fiqhiyyah rules:



"Islam does not command anything except containing 100% goodness, or goodness of his more
dominant. And Islam does not forbid anything except containing 100% evil, or more dominant
ugliness "

Shaykh 'Abdurrahman ibn Nasir As Sa'di said, "This rule covers all the teachings of Islam,
without exception. Same thing, good things ushul (principal) and furu '(branches), either in the
form of relationship to God and to fellow human beings. Allah the Exalted says,




"Verily Allah tells (you) to be fair and do good, giving to kinsfolk, and God forbid from
indecency, kemungkaran and hostility. He teaches you that ye may take heed "(Surat an-Nahl:
90)

In this verse explained that each justice, kindness, friendship certainly ordered by law. Every
abomination against God and munkar, any disruption to either the disruption of human life,
property, honor, surely prohibited by law. God also always remind him of the good servant
commandments Shari'a, benefits and ordered it to run. God also constantly reminded about the
evils of religion forbidden things, ugliness, danger and forbid them to it "[1].

And no doubt that every creature and object in this universe definitely has its benefits and
goodness if only slightly. The most despicable thing in this world still contains the benefits of
modest though. If all the good things that have the lawful undoubtedly all things on earth will be
halal and haram nothing. Hence Islam forbids everything that ugliness is more dominant,
although it has little merit or benefit. Allah the Exalted says,



"They ask thee concerning wine and gambling. Say: "In them there is great sin, and some profit,
for men, but the sin is greater than the profit '" (Surat al-Baqara: 219)

Sometimes a person reluctant to leave what has been forbidden by religion because they think it
is beneficial for him. Someone corruption reluctantly left him to get money for gambling, a
person reluctant to leave the pork because it feels good, someone reluctant to abandon music
because it makes her entertained, a person reluctant to leave cigarettes because it makes his mind
relieved, and so on. Look at how the companions ridwanullah 'alaihim ajma'in, being against
religious restrictions, they say,

- -

"Rasulullah SAW Shallallahu'alaihi ever forbid something that we think is more useful. But
obedience to Allah and His Messenger would be more beneficial to us "(Narrated by Muslim, no.
4027)

What's a little sacrifice for the sake of worldly benefit obedience to Allah and His Messenger?
What does it mean to give up a little worldly advantage to uphold the rules of religion? What's a
slight miss the ease of living in the world, to be a faithful and obedient servant? What's a little
part of the world that the mortal world to get a more lasting?



"Hereafter is better and more lasting" (Surat al-a'laa: 17)

Even more than that, a violation of the rules of religion not only bring losses in the afterlife, even
the cause of the coming disaster in the world. And this is definitely a loss. Allah the Exalted
says:



"Let those who oppose the teachings of the Messenger of fear, of impending disaster or great
wrath upon them" (Surat an-Nuur: 63)

Therefore, for those who want to violate religious prohibitions, should be wise to weigh the
benefits for themselves.

Over the Haram Halal Bit Of That

People who say: 'a little scar haram' do not realize how Allah Ta'ala justifies far more things
forbidden to him than that. For example, halal food far more than in the haram. Allah Ta'ala does
not restrict halal food to mention the types, whereas the forbidden foods that God imposes limits
to the types mentioned. That is, all food on earth is lawful unless some kind of course. Allah
Ta'ala says, justifies food and beverages in general,



"Eat and drink, and do not exaggerate. Allah does not love the extravagant "(Surat al A'araf: 31)

Then Allah the Exalted says he only mentions some kind of forbidden,



"Why do you not want to eat (halal animals) which Allah's name hath called, when in fact God
has told you what his anathema upon you, but what you were forced to eat" (Surat al-An'am:
119)

And again some kind described in the hadiths the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam. From
here the scholars of fiqh rules sebauh interesting:

,

"The law is the origin of worship forbidden, legal origin 'Adah is allowed"

'Adah is all non-religious matters, such as food, drink, clothing, jobs, tools, and more. Everything
is halal and allowed as long as there are no known arguments mengharamkannya. Shaykh
'Abdurrahman ibn Nasir As Sa'di explained: "All the cases' Adah in the form of food, drink,
clothing, activities of non-worship, mu'amalah, job, legal or permissible and lawful origin.
People who mengharam case 'Adah, when Allah and His Messenger forbid, he is mubtadi' "[2]

If so we know how many things are legal or permissible and lawful. Indeed, if we were to count
the things that God would not be permitted by the number,



"If you count the favors of Allah you will not prevail" (Surah Ibrahim: 34)

Of the innumerable favors which do not is, why when God forbid we still feel a little heavy
leave??

Everyone Capable Leaving The Haram

Allah Ta'ala degrade Islam as a religion that easily carried by humans. Shallallahu'alaihi
Rasulullah SAW said,

, ,

"Surely religion is easy. Excessive people in religion will be trouble. So istiqamahlah, or
approaching constancy, then be prepared to receive the good news "(Narrated by Bukhari no.39)

Some people misunderstand this Hadith that says: "For me prayer 5 times a day is hard, because
religion was easy then why not pray." So for this reason many people braved the prohibition law
on the grounds it difficult to leave. In other words, they interpret the 'easy' and 'hard' suit
individual taste. What he thinks is 'hard' law commanded it left though, what he thinks is 'easy'
though he did forbid religion.

Certainly not the intent of this hadith. Suffice it to interpret the word of Allah Ta'ala this noble
hadith:



"God does not burden the people except according to his ability" (Surat al-Baqara: 286)

This verse clearly states that every religion revealed by Allah Almighty through His Messenger
is in conformity with the human ability to do it. In other words, every religion it is easy and
affordable training by humans in general.

As Shaykh Abdurrahman ibn Nasir Sa'di describes the meaning of the hadith, "I mean, Islam is
light and easy, both in aqidah, morals, deeds of worship, orders and prohibitions .... everything is
light and easy. Each mukallaf will feel able to do so, without difficulty and without feeling
burdened. Islamic belief that light, will be received by the healthy and upright nature.
Obligations in Islam is also a very easy matter "[3]

So, you find it hard to leave things forbidden? Rest assured that you are actually capable of.

Sami'na Wa Atha'na

If your supervisor, or someone who you respect forbid you to something, of course you will not
stick with it? So what if the ban was to come from the One who created you, providing abundant
favors, breathes life in you, the One, Most Gracious, Most Merciful, Master of the Day of
Judgment the Essence of the future, certainly not worthy we obey?

Such is the attitude of a true man of God. As characterized by the Almighty himself:




"Just saying the believers, when they are asked to obey Allah and His Messenger that His
Messenger is the judgment of you, then they say: Wa Sami'na Atha'na (We have heard the law
and we will obey) . They're the lucky ones "(Surah An Nuur: 51)

So, when religion has forbid something, you will taatkah?

May God give taufik.

Author: Julian Purnama

Www.muslim.or.id article
[1] Qawaid Wal Usul Al Jami'ah, p.27

[2] Qawaid Wal Usul Al Jami'ah, p.74

[3] Bahjah Qulub Al Abrar, p. 106


From the article 'When Religion Has Proscribe - Muslim.Or.Id'









Adab Masuk Kamar Mandi atau WC
You Are Here : Home Akhlaq Adab Masuk Kamar Mandi atau WC

Categories: Akhlaq


Adab Masuk Kamar Mandi atau WC
1. Berdoa Sebelum Masuk WC

WC dan yang semisalnya merupakan salah satu tempat yang dihuni oleh setan. Maka sepantasnya
seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wataala dari kejelekan makhluk
tersebut. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengajarkan doa ketika akan masuk
WC:






(Dengan menyebut nama Allah) Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan
setan laki-laki dan setan perempuan. (HR. Al-Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375. Adapun tambahan
basmalah diawal hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani)

2. Mendahulukan Kaki Kiri Ketika Masuk WC Dan Mendahulukan Kaki Kanan Ketika Keluar

Dalam masalah ini tidak terdapat hadits shahih yang secara khusus menyebutkan disukainya
mendahulukan kaki kiri ketika hendak masuk WC. Hanya saja terdapat hadits Aisyah radhiyallahu anha,
ia berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyukai mendahulukan yang kanan pada setiap
perkara yang baik. (HR. Muslim). Oleh karena itu, beberapa ulama seperti Al-Imam An-Nawawi dalam
kitab beliau, Syarhu Shahih Muslim, dan juga Al-Imam Ibnu Daqiqil Id menyebutkan disukainya
seseorang yang masuk WC dengan mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar dengan mendahulukan kaki
kanan.

3. Tidak Membawa Sesuatu Yang Terdapat Padanya Nama Allah

Sesuatu apapun yang terdapat padanya nama Allah subhanahu wataala, atau terdapat padanya ayat Al-
Quran, atau terdapat padanya nama yang disandarkan kepada salah satu dari nama Allah subhanahu
wataala seperti Abdullah, Abdurrahman dan yang lainnya, maka tidak sepantasnya dimasukkan ke
tempat buang hajat (WC). Allah subhanahu wataala berfirman: Barangsiapa yang mengagungkan
syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. (QS. Al-Hajj: 32)

4. Berhati-hati Dari Percikan Najis

Tidak berhati-hati dari percikan kencing merupakan salah satu penyebab diadzabnya seseorang di alam
kubur. Tetapi perkara ini sering disepelekan oleh kebanyakan orang. Suatu ketika Rasulullah shalallahu
alaihi wasallam melewati dua kuburan, seraya beliau shalallahu alaihi wasallam bersabda:

Sungguh dua penghuni kubur ini sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab melainkan karena
menganggap sepele perkara besar. Adapun salah satunya, ia diadzab karena tidak menjaga dirinya dari
kencing. Sedangkan yang lainnya, ia diadzab karena suka mengadu domba. (HR. Al-Bukhari no. 216
dan Muslim no. 292)

5. Tidak Menampakkan Aurat

Menutup aurat merupakan perkara yang wajib dalam Islam. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam melarang seseorang dalam keadaan apapun, termasuk ketika buang hajat, untuk
menampakkan auratnya di hadapan orang lain. Beliau shalallahu alaihi wasallam bersabda: Apabila
dua orang buang hajat, maka hendaklah keduanya saling menutup auratnya dari yang lain dan janganlah
keduanya saling berbincang-bincang. Sesungguhnya Allah sangat murka dengan perbuatan tersebut.
(HR. Ahmad dishahihkan Ibnus Sakan, Ibnul Qathan, dan Al-Albani, dari Jabir bin Abdillah radhiallahu
anhu)

6. Tidak Beristinja dengan Tangan Kanan

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang beristinja dengan tangan kanan sebagaimana sabda
beliau shalallahu alaihi wasallam: Janganlah seseorang diantara kalian memegang kemaluan dengan
tangan kanannya ketika sedang kencing dan jangan pula cebok dengan tangan kanan. (HR. Al-Bukhari
dan Muslim dari shahabat Abu Qotadah radhiallahu anhu)

7. Boleh Bersuci dengan Batu (Istijmar)

Diantara bentuk kemudahan dari Allah subhanahu wataala ialah dibolehkan bagi seseorang untuk
bersuci dengan batu (istijmar). Abdullah bin Masud radhiallahu anhu berkata: Suatu hari Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam buang hajat, lalu beliau meminta kepadaku tiga batu untuk bersuci. (HR. Al-
Bukhari No. 156)

8. Larangan Beristinja dengan Tulang dan Kotoran Binatang

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang beristinja dengan tulang atau kotoran binatang,
disamping keduanya merupakan benda yang tidak dapat menyucikan. Jabir bin Abdillah radhiallahu
anhu berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah melarang beristinja dengan tulang dan
kotoran binatang. (HR. Muslim)

9. Tidak Menghadap Atau Membelakangi Kiblat Ketika Buang Hajat

Para ulama berbeda pendapat dalam permasalahan ini. Sebagian ulama berpendapat dilarangnya buang
hajat dengan menghadap atau membelakangi kiblat secara mutlak, baik di tempat terbuka maupun di
tempat tertutup. Inilah pendapat Ibnu Taimiyyah, Asy-Syaukani, Asy-Syaikh Al-Albani dan yang lainnya.
Berdalil dengan hadits dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam bersabda:

Apabila seseorang dari kalian buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya.
Akan tetapi hendaknya ia menyamping dari arah kiblat. (HR. Al-Bukhari No. 394 dan Muslim No. 264)

10. Berdoa Setelah Keluar WC

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengajarkan doa yang dibaca ketika keluar dari tempat buang
hajat. Aisyah radhiyallahu anha berkata: Bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam jika keluar
dari tempat buang hajat membaca doa:



(Aku memohon pengampunanmu). (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah dan
dishahihkan Al-Albani dalam Irwaul Ghalil No. 52)

wallahu'alam


0 7 0 28

Diposkan oleh Admin Islamic.Net di 21.18






















SITUATION OF HUMAN NATURE IN THE GRAVE
Every human being living in this world will surely pass the grave. This is also called natural nature
Barzakh which means an intermediary between the natural world with the hereafter, as Allah says which
means k, "When death comes to a person from them, he said," Yes I Rabbku return it (to the world) that
I could do righteous good deeds to which I had abandoned. Sekalikali not. Indeed it is the only word
she's saying. And before them there Barzakh (barrier) until the Day of Resurrection. [Al-Mukminn/23:
100]

The commentators of the Salaf Ulema agreed saying, "Barzakh is the intermediary between the world
and the next, or middlemen between the period after the death and the resurrection. [1].



Alam Barzakh called the grave is due to a common state. Because generally if the human dies, he is
buried in the ground. However, that does not mean people are not buried apart from natural events
barzakh. Like people who eat wild animals, drowning in the ocean, burned or burning. For God hath
power over all things. As told by the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam in his saying:






From Abu Hurayrah that the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said, "A good deed is never the
slightest said to his family: if he dies then burn him, then mash bones as smooth-smooth. Then spread
when the wind blew, partly on land and partly in the sea. Then he said, 'By God, if God is able to turn it
on, surely Allah will punish him with a punishment that was not punished with none of the natural
population. Then Allah ordered the sea and land to collect his ashes contained therein. Then suddenly
he stood upright. Then God asked him, "What drove her to do that? He replied, "for fear of thee and
thou better know (my heart)". Then Allah forgive him. [2]

From the story above, we can see how someone is trying to escape from the punishment of Allah
Almighty in a way that reasonable minds can make it through and escape from the punishment of Allah
Almighty. But it can not weaken the power of God Almighty. If if there is someone willing to do the trick
against Allaah so that he in spite of the grave punishment, verily Allah Almighty power is much stronger
than his deceit. In essence that is deceived himself.

In the grave Barzakh man will experience life to trumpet angel trumpet is blown by Israfil. There, there
are joyful and some are sad, some are happy and some are suffering. As narrated by Bara 'bin' Azib radi
'anhu, that the Prophet sallallaahu' alaihi wa sallam said: "Indeed a servant will see the afterlife when
parting with life and the world, the angels came down, their faces like the sun. They brought the shroud
and fragrant oil from heaven. The angels are sitting at a distance as far as the eye could see. Then the
angel of death came and sat near his head and said, "O good soul move out to forgiveness and pleasure
of Allah." Then came the soul is like water flowing from the mouth of a container of drinking water.
Then the angel of death took his soul. When the soul has been taken, the angels (who took the shroud
and fragrant oils) are not allowed to be on hand to take a moment though. Then they wrap it with soul
shroud and the fragrant oils. Then came her scent, aroma oils like kasturi most fragrant on earth. They
brought it up to the spirit (to the sky). They passed the angels who ask, "Who is this fragrant aroma?" So
they called it the best call in the world. Up up to the sky, and then they ask the heavens opened the
door, then opened it for her. Angel occupants accompanying each sky next to the sky. And they end up
on the seventh heaven. God said, 'Write the book of my servant in' Illiyyin (high place) and return it to
the earth, behold, I create them from the earth, then that's where they returned and will be resurrected
someday. Furthermore, his soul is returned to his body. Then came to him two angels, they told him to
sit down. Both the angel asked him, 'Who is your Lord?' He replied, "Rabbku is God". 'What is your
religion?' He replied, my religion Islam '. 'Who is the person who sent this to you?' He replied, 'He is the
Messenger of Allah. 'What is your knoweldge?' He replied, 'I read the book of Allah and the believers
with him'. So called from heaven, 'twas true servant'. Then spread Your him from heaven my mat. And
opened the doors of heaven for him. Then came to him the perfume of paradise and dilapangkan grave
as far as the eye could see. Furthermore, people who come to her handsome, well dressed and fragrant
scent. He (handsome guy) said, "Cheer up with all that pleases you. This is the day you promised. "Then
she (corpse) was asked," Who are you, who bring good face? "And he said," I was amalmu pious ". He
asked again, "O Allah, segerakanlah Doomsday so I can get back to my family and my property."

And if a Gentile, he moved from the world and go to the netherworld. And the angels descend from the
sky towards him with a black face. They brought a rough hemp fabric, they sit at a distance from the
body as far as the eye could see. Then came the angel of death sitting near his head. He said, "O my dirty
soul, come out to the wrath of God." Furthermore, his spirit had spread throughout his body and his
soul reaper strongly revoke such mencaput of iron comb the wet fibers. When the soul has been taken,
the angels do not let it glance at the hand of the angel of death, till the angels put on the rough hemp
fabric. Then he pulled out the most foul smell on earth. Furthermore the angels bring up the spirit. No
angels they passed unless they say, 'What's that smell so vile this?' He was called by his name the worst
time in the world. when his spirit world until the sky opened and the angels ask for the door, but not
allowed. Then the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam read the word of God:



Not opened their doors to the sky, and they will not enter Paradise until the camel goes into pinhole ".
[Al-A'raf / 7:40]

After that, Allah Almighty said, "Write a note on his credit in Sijjn layer of the earth." And his soul
thrown away. Then the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam read the verse:



Any person who commits shirk to Allah, it is as if he had fallen from the sky and struck by birds, or blown
by the wind over long distances [al-Hajj/22: 31]

After that his soul is returned to his body and two angels come to him who told him to sit down. The
angels asked, 'Who is your Lord? he replied, 'Ha ha, I do not know'. They asked again, "Who is the
person who sent this to you?" He replied, "Ha ha, I do not know." Then someone called from the sky,
"Indeed he has lied." Expand mat for her from the fires of hell and open the one Pinti hell for him. Then
came to him the hot winds of hell. Then his grave is collapsible so that his ribs each huddle. Then came
to him a ugly, smelly, ugly dress. The man said, "Blessed with what hurt you, this is the day you
promised." Then she (corpse) asked, "Who are you that ugly?" He replied, "I am vile deeds." Then the
body was saying, " My Lord you shall not bring Doomsday. "[3]

If Muslims want to reflect for a moment how the state and condition of life later in the grave, he will
stay away from immoral deeds and sins. Imagine, how are we doing when it is in a narrow hole more
dark, and no light at all. How eerie and dark atmosphere it creates fear that deep, heaving breath,
becoming more and more difficult to breathe, thirst, hunger, heat, want to scream no one heard.

But the grave is much different from all that. Not only limited to what is reflected when we are in a
narrow and dark hole. The atmosphere there will be determined by our deeds while in the world. Those
who labor pious time in the world, he will pass the angel answering questions. Sleeping on a bed mat
from heaven, accompanied by the smell fragrant and handsome. Then always smell the fragrant breeze
of heaven.

As for the people who live in the world as sinful and immoral, let alone commit shirk. He will not be able
to answer the question of angels. Sleeping on a bed mat from the fire of hell, are accompanied by the
stink and ugly. Then he always smelled a strong smell of hot blast of hellfire. In fact, every human being
will be shown in homes while in the grave in the morning and afternoon. It is, as mentioned by the
Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam in his saying:




If someone has died, will be disclosed to him his residence in the morning and afternoon. If it includes
the people of Paradise, it is shown his place in paradise. And if he is from the dwellers of Hell then
shown his place in Hell. Then it was said to him, "This is where you are going you live on the Day of
Resurrection". [Reported by Muslim no. 5110, Ahmad no. 5656, Malik no. 502]

Among the lessons truthfulness place in the hereafter later when someone was in the grave is that the
cause of gratitude in those who labor pious. This is one form of pleasure he felt in his grave. As for sin,
then it will further add to the sense of disappointment and regret in him. This is one form of punishment
they experienced in the grave. It mentioned the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam in his saying:




No one goes into heaven unless shown him his place in hell, if he did badly, in order to increase
gratitude. And does not anyone go to hell unless shown him his place in heaven, if he is doing good, so
increasing his regret it ". [Bukhari no. 6084 and Ahmad]

In another narration: "When a servant is laid in his grave, and the pelayatnya gone away, in fact he
heard clattering their sandals. Then the two angels came to him and told him to sit down. They asked
him, 'What is your word about this man?' As for the believers, he would have replied, I testify that he is
the servant of Allah and His messenger. Then say to him, 'Look at your place in hell. Indeed, God has
exchange with heaven, then he saw them. Qatadah said, "It said to us that the grave with disseminated
seventy cubits, which is filled with green plants until the Day of Resurrection." [Bukhari no. 1285, no
Muslim. 5115, Ahmad no. 11823]

CONCLUSION:
1. Punishment of the grave is common to all human beings, not specifically for the people of the Prophet
Muhammad sallallaahu 'alaihi wa sallam.
2. Among the grave punishment or favor anyone associated with the soul and body together, and some
are specifically related to the spirit alone.
3. The souls of all those who have died in the realm of Barzakh, though he was eaten by wild beasts or
burned.
4. A person will not go to heaven or hell but after a whole day of Judgement and dibangkitnya man from
his grave.

LESSONS BEHIND faith in doom GRAVE
1. Instill in one's attitude in a left introspective religious commandments.
2. Have a high willingness to perform righteous deeds, that got lucky in the grave.
3. Inspire fear in a person to commit adultery, to avoid the punishment of the grave.
And Allaah knows best.




Meraih Berbagai Pahala dengan Sebuah Amalan: Sebuah Kaidah Fiqih

Meraih banyak pahala dengan sebuah amal. Image courtesy of http://www.islamicfinder.org



Apabila berkumpul dua ibadah yang satu jenis, maka dengan mengerjakan salah satunya sudah
mencukupi untuk keduanya jika maksudnya sama.
Makna Kaidah

Maksud dari kaidah ini adalah apabila ada beberapa jenis ibadah yang sama bentuk dan mempunyai
satu tujuan yang sama, maka dengan mengerjakan salah satu perbuatan saja bisa mewakili amal
perbuatan lainnya jika diniatkan untuk semuanya.

Al-Hafizh Ibnu Rajab mengungkapkan kaidah ini dalam Qawaid beliau no 18 dengan lafazh:



Apabila ada dua ibadah yang satu jenis dan dikerjakan dalam satu waktu sedangkan salah satunya
bukan dikerjakan untuk mengqadha juga bukan karena mengikuti ibadah lainnya yang satu waktu, maka
dengan mengerjakan satu saja bisa mewakili lainnya.

Berarti kesimpulannya bahwa yang bisa masuk dalam kaidah ini apabila memenuhi beberapa syarat:

Keduanya satu jenis, misalkan sama-sama puasa atau shalat atau thawaf atau lainnya.
Salah satunya bukan mengikuti yang lainnya. Oleh karena itu shalat qabliyah subuh tidak bisa
digabungkan dengan shalat subuhnya karena shalat qabliyah mengikuti shalat wajibnya.
Keduanya dikerjakan dalam satu waktu.
Salah satunya bukan dikerjakan untuk mengqadha ibadah wajib yang pernah ditinggalkannya. Oleh
karena itu tidak boleh menggabungkan niat puasa syawal dengan puasa qadha Ramadhan yang dia
tinggalkan.

Ini adalah salah satu kaidah penting yang harus dipahami oleh seorang muslim, karena dengannya
seseorang akan mendapatkan banyak pahala dengan satu amal perbuatan, sedangkan bagi yang tidak
memahaminya maka dia hanya akan mendapatkan satu pahala. Syaikh Abdur Rahman as-Sadi berkata,
Ini adalah satu nikmat Allah Azza wa Jalla dan kemudahan-Nya, karena satu amal perbuatan bisa
mewakili banyak amal. (Lihat al-Qawaid hal. 73)

Masalah ini secara umum masuk dalam keumuman hadits:



Dari Umar bin Khathab berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang itu
tergantung terhadap apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-
Nya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan
dunia maka dia akan mendapatkannya atau hijrahnya untuk seorang wanita maka dia akan menikahinya,
maka hijrahnya itu tergantung pada apa yang dia hijrah untuknya. (HR Bukhari 1, Muslim 1907)
Contoh Penerapan Kaidah

Di antara permasalahan yang masuk dalam kaidah ini adalah:

Jika ada seseorang yang berwudhu lalu dia masuk ke dalam masjid setelah adzan zhuhur misalnya
maka dia disyariatkan untuk melakukan tiga shalat, yaitu shalat sunnah wudhu, shalat tahiyyatul masjid
dan shalat qabliyah zhuhur. Padahal tujuan, waktu, jenis dan cara melakukannya satu. Maka dalam
kondisi demikian boleh bagi orang tersebut untuk melakukan shalat dua rakaat dengan tiga niat dan
insya Allah dia akan mendapatkan pahala tiga shalat.
Apabila seseorang mendapatkan beberapa hal yang membatalkan wudhu, misalnya dia kentut, lalu
kencing lalu berak, maka cukup berwudhu sekali saja dan sudah mencukupi untuk semuanya.
Demikian juga kalau ada beberapa sebab yang mengharuskan dia mandi besar, misalnya dia mimpi
basah pada hari jumat, lalu jimak dengan isterinya lalu akan pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat
Jumat, maka cukup bagi dia untuk mandi sekali dengan tiga niat menurut madzhab yang rajih di
kalangan para ulama.
Demikian juga jika seseorang mempunyai hadats besar dan hadats kecil, maka jika dia melakukan
mandi saja, maka telah mencukupi untuk menghilangkan hadats besar maupun kecil. Syaikh Muhammad
bin Shalih al-Utsaimin mempunyai perincian yang bagus dalam masalah ini, beliau berkata, Kaidah
dalam masalah ini bahwa apabila berkumpul beberapa hadats yang satu jenis, maka mungkin dia
meniatkan untuk menghilangkan semua hadats atau mungkin dia meniatkan menghilangkan sebagian
hadats dan meniatkan tidak menghilangkan hadats lainnya, dan kemungkinan ketiga dia meniatkan
menghilangkan sebagian hadats dan tidak mengingat sebagian hadats lainnya. Jika dia meniatkan untuk
semuanya, maka semua hadatsnya hilang (dengan satu wudhu) semacam kalau dia makan daging unta,
tidur, berak, kencing dan kentut. Maka kalau dia berwudhu sekali dengan meniatkan untuk semuanya,
maka semua hadatsnya hilang. Juga jika dia berwudhu berniat untuk menghilangkan hadats kentut
tanpa ingat hadats lainnya, maka yang shahih juga sudah mencukupi untuk semuanya. Namun jika dia
berwudhu berniat menghilangkan hadats kentut saja dan berniat untuk tidak menghilangkan yang
lainnya, maka madzhab Ahmad mengatakan bahwa wudhu ini hanya menghilangkan hadats kentut saja
bukan lainnya, sedangkan dalam madzhab lainnya wudhu ini cukup untuk menghilangkan semua hadats.
Dan yang shahih madzhab kedua. (Lihat taliq beliau pada Qawaid Ibnu Rajab hal. 107 dengan sedikit
perubahan)
Jika seseorang lupa beberapa kali dalam satu shalat, maka cukup baginya untuk sujud sahwi sekali
saja.
Jika ada seseorang yang mendengarkan dua ayat sajdah secara bersamaan, maka cukup baginya untuk
sujud tilawah sekali saja.
Dan masalah-masalah lainnya yang mirip bisa dikiaskan dengannya.

Wallahu alam.

***

Sumber:

Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf, Kaedah-Kaedah Praktis Memahami Fiqih Islami, penulis ,
Pustaka al-Furqon, 2011
Various reward earned by a practice was: A Rule Fiqh

Won many rewards to a charity. Image courtesy of http://www.islamicfinder.org


When the two come together is a kind of worship, then by doing one of them is sufficient for both if it
means the same.
The meaning of Rule

The purpose of this rule is if there is some kind of worship the same shape and have the same goal, then
by doing one act alone could represent other deeds if intended for everything.

Al-Hafiz Ibn Rajab said this rule in his qawa'id No. 18 with wording:




"If there are two kinds of worship are one and done at a time while one of them is not done well not to
make up the other by following a time of worship, then the work can only represent one other."

Meaningful conclusion that can be entered in this rule if they meet several requirements:

Both are one type, eg both fasting or prayer or tawaf or other.
One of them is not to follow the others. Therefore qabliyah dawn prayer can not be combined with
prayer because prayer qabliyah subuhnya following obligatory prayers.
Both are done in one time.
One of them is not done to make up the obligatory worship ever left. Therefore should not combine
intention Shawwal fasts Ramadan with fasting qadha he left.

This is one of the important rules that must be understood by a Muslim, because with someone will get
many rewards with a charitable deed, while those who do not understand it then he will only get one
reward. Shaykh Abdur Rahman as-Sa'di said, "This is the favor of Allah 'Azza wa Jalla and his ease,
because the charity can represent many charitable deeds." (See al-qawa'id thing. 73)

This problem is generally included in the generality of the hadith:

: : ,
.


Of Umar ibn Khathab said, "I heard the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said," Verily the deeds
depends on intentions, and there is no one that depends on what he's intending, then whoever
emigration was for Allah and His Messenger, then emigration was for Allah and His Messenger. And
those who hijrah to get the world then he will get it or emigration to a woman he would marry her, then
emigration it depends on what he emigrated for him. "(Bukhari 1, Muslim 1907)
Example Application of Rule

Among the issues included in this rule are:

If there is someone who ablution and then he goes into a mosque after the Dhuhr prayer - for
example - then he is prescribed to perform three prayers, the Sunnah prayer ablution, prayer tahiyyatul
qabliyah mosque and pray Dhuhr. Whereas the purpose, time, type and how to do one. So in such
circumstances should these people have to perform two rak'ah prayer with three intentions and God
willing, he will get the reward of three prayers.
If someone gets a few things that nullify ablution, for example, he farts and pee and defecate, then
simply ablution once only and is sufficient for all of them.
Similarly, if there are several reasons that require him great shower, for example, he's wet dream on
Friday, then sexual intercourse with his wife then would go to the mosque for Friday prayers, it is
enough for him to bathe once with three intentions according to the Shafi'i that rajih among scholars.
Similarly, if a person has hadats hadats large and small, so if he did shower alone, then it has been
sufficient to eliminate hadats both large and small. Shaykh Muhammad ibn Salih al-Uthaymeen has good
detail on the issue, he said, "the rule is that if the issue gathered some hadats that one type, then
perhaps he has intended to eliminate all hadats or maybe he has intended it and removes most hadats
not intend hadats eliminate other, and a third possibility he has intended it and removes most hadats
not remember some other hadats. If he has intended for all, then all is lost hadatsnya (with one
ablution) kind camel if he eats meat, sleep, defecate, piss and fart. So if he has intended to perform
ablution once with all of them, then all is lost hadatsnya. Also if he intends to eliminate hadats ablution
fart without hadats remember other, then the hadeeth is also sufficient for everything. But if he were to
remove hadats fart ablution only and does not intend to eliminate the other, then the schools of Ahmad
said that it only removes hadats ablution fart just not the other, while in other schools of ablution is
sufficient to eliminate all hadats. And that is authentic schools of both. "(See his ta'liq on qawa'id Ibn
Rajab thing. 107 with a few changes)
If someone forgets a few times in the prayer, it is enough for him to bow down sahwi once.
If there is someone who listens to two Sajdah verses together, it was enough for him to bow down
recitations once.
And other matters that could resemble figured him.

And Allaah knows best.

***

Sources:

Sabiq Ahmad bin Abdul-Latif Abu Yusuf, Practical Understanding Siwak Siwak-Fiqh al-Islami, author,
Library al-Furqan, 2011
New!Sign in and click the star to save this translation into your Phrasebook.
Sign inDismiss
Would you mind answering some questions to help improve translation quality?
Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder
Turn off instant translationAbout Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback



















AlQur'an tentang kehidupan di Planet lain - Thread Not Solved Yet
Kita semua mengetahui bahwa bumi yang kita diami ini tak lebih dari sebutir debu dialam semesta yang
amat besar dan megah, dan yang penuh dengan kehidupan dan makhluk hidup. Memang mungkin saja
bumi kita ini adalah sebutir pasir diatas pantai wujud semesta yang amat sangat luas, yang batas-
batasnya tak terjangkau oleh khayalan kita !

Kita lebih lagi merasakan luasnya kerajaan langit apabila kita ikuti hasil penelitian para ahli ilmu falak
atau Astronomi sebagai hasil dari pengamatan mereka yang tidak henti-hentinya terhadap ruang
angkasa.

Kita akan menjadi orang-orang dungu apabila mengira bahwa hanya kitalah satu-satunya makhluk hidup
dalam wujud semesta yang maha luas ini yang dikatakan juga dalam AlQur'an sebagai 'Arsy Allah.

Logikanya, seseorang yang membangun gedung pencakar langit tidak akan membiarkan angin menerpa
bagian terbesar dari sisi-sisinya yang dibiarkannya kosong, seraya merasa cukup dengan penghunian
satu kamar saja diantara lorong-lorongnya !

Sesungguhnyalah alam ini penuh sesak dengan makhluk hidup yang dicipta oleh Allah Swt yang
merupakan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Maka jika manusia mengira bahwa mereka
adalah satu-satunya yang meliputi kehidupan, sungguh mereka telah terkelabuhi oleh diri sendiri.

Selain itu adanya ketidak percayaan manusia bahwa jika dalam setiap planet-planet diluar bumi kita ini
berhunikan makhluk hidup sebagaimana halnya dengan manusia, akan menyebabkan gagalnya konsep
dari ajaran agama Kristen Trinitas yang dipeluk oleh mayoritas penduduk dunia saat ini dengan
menyatakan bahwa Tuhan itu beranak dibumi ini dengan nama Jesus.

Mereka kehilangan daya untuk menentukan apakah Tuhan telah beranak pula diplanet lain dalam tata
surya ini mengingat diplanet-planet itu ada masyarakat manusia pula, lalu apakah sedemikian genitnya
Tuhan itu dengan keranjingan beranak pinak ?

Dengan memperhatikan AlQur'an suci, wahyu Allah yang diberikan kepada Rasulullah Muhammad Saw
Al-Amin sang Nabi penutup, kita akan mengetahui hal tersebut dengan jelas bahwa Allah itu adalah
Tuhan yang Maha Esa, Tidak beranak dan Tidak diperanakkan serta Dia maha Kuasa atas segala
sesuatunya tanpa harus ada partner didalam menjalankan kesemuanya itu.

Khusus untuk masalah yang menjadi tanda tanya para ahli pikir abad 20 mengenai kehidupan diluar
planet bumi kita ini Allah berfirman dalam AlQur'an :

Dan diantara ayat-ayatNya adalah menciptakan langit dan bumi
Dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya.
Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
(QS. 42:29)

Kepada Allah sajalah bersujud semua makhluk hidup yang berada di langit dan di bumi dan para
malaikat, sedang mereka /malaikat/ tidak menyombongkan diri. (QS. 16:49)

Tasbih bagiNya planet-planet, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Bahwa mereka itu hanya tasbih
dengan memuji Dia, tetapi kamu tidak mengerti caranya mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi
Maha Pengampun. (QS. 17:44)

Hai manusia ! Sembahlah Tuhan-mu yang telah menjadikan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar
kamu terpelihara.
(QS. 2:21)

Makhluk-makhluk yang ada diplanet dan bumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan.
(QS. 55:29)

Tidak ada satu makhlukpun diplanet dan di bumi, kecuali akan datang kepada Yang Maha Pemurah
selaku seorang hamba. (QS. 19:93)

Ayat-ayat seperti itu banyak sekali. Dari sana kita mengetahui bahwa Bani Adam yang ada diplanet bumi
kita ini hanyalah satu jenis makhluk diantara makhluk-makhluk hidup lainnya, bukan satu-satunya
makhluk hidup.

Pada pembahasan yang lalu, yaitu tentang Nabi Adam dan istrinya yang dulu bertempat tinggal di bumi
Muntaha sebagai bumi yang letaknya pada galaksi terjauh dan tertinggi dimensinya serta pembahasan
mengenai perjalanan Mi'raj Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin kembali pada dimensi tertinggi itu, kita
sudah mengenal ada banyaknya langit dan bumi didalam bentangan alam semesta ini.
Dan sekedar untuk mengingatkan kita saja, mari kita perhatikan kembali firman Allah berikut ini :

Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
(QS. 65:12)

Dari ayat 65/12 diatas nyatalah bahwa yang dimaksud Qur'an dengan istilah Samawaat adalah planet-
planet yang bersamaan wujud dan rupanya dengan bumi kita ini.

Menurut ketentuan tata bahasa, istilah itu berasal dari Samaa' sebagai singular dari samawaat, namun
wujud dan keadaannya ternyata berbeda. Samaa' berarti angkasa atau atmosfir dimana hujan turun
membasahi bumi, sedangkan samawaat berarti planet-planet yang bersamaan wujudnya dengan bumi.

Jika kita memperhatikan maksud dari ayat 42/29 yang kita tuliskan pada bagian awal, maka akan
semakin jelas diketahui bahwa Samawaat adalah planet-planet dimana makhluk yang berjiwa hidup
berkembang biak seperti yang berlaku diplanet bumi kita ini, dan menurut ayat 24/45 berikut dapat kita
ketahui bahwa yang dimaksud dengan makhluk berjiwa atau istilah Qur'annya Dabbah adalah yang
berjalan dengan perutnya, dengan empat kaki (sama halnya dengan hewan) dan atas dua kaki
sebagaimana keadaan manusia.

Dan Allah telah menciptakan semua jenis makhluk hidup dari Almaa', diantara mereka ada yang berjalan
atas perutnya /melata/, dan dari mereka ada yang berjalan atas dua kaki /manusia/ serta dari mereka
ada yang atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, karena sesungguhnya Allah
berkuasa atas segala sesuatu.
(QS. 24:45)

Tentu ada orang yang mengartikan istilah Dabbah yang termuat pada ayat 42/29 itu dengan berbagai
istilah, tetapi ayat 24/45 telah menerangkan arti istilah itu sejelas-jelasnya. Dan dari semua itu
didapatlah kepastian bahwa dipermukaan planet dalam tata surya juga hidup makhluk-makhluk yang
berupa hewan melata atau hewan berkaki empat serta makhluk hidup yang berupa manusia, berjalan
dengan kedua kakinya seperti yang berkembang biak diplanet bumi kita ini.

Sementara itu Allah menyatakan mengenai aneka ragam jenis dan sifat Dabbah itu, sebagaimana pada
surah 8:22 bahwa Dabbah yang jahat ialah orang-orang yang tidak memikirkan hidupnya, dan pada
surah 8:55 dinyatakan pula sebagai Dabbah yang kafir menurut hukum Islam.

Kembali pada surah 65/12 diatas bahwa Samawaat adalah planet-planet yang bersamaan wujud dan
rupanya dengan bumi kita ini. Dalam ayat-ayatnya yang lain secara tersirat, AlQur'an juga mempertegas
dengan mengatakan bahwa dibumi-bumi lainnya itu ada tumbuhan, bebatuan dan lain sebagainya.

"Hai anakku, sekiranya ada seberat biji sawi yang berada dalam batu karang yang besar atau di planet
ataupun didalam bumi ini, Allah akan menunjukkannya. Sungguh, Allah itu Maha Halus lagi Maha
Mengetahui." (QS. 31:16)

Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah telah mengedarkan untukmu apa yang diplanet dan apa yang di
bumi serta menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin ? Dan di antara manusia ada yang
membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi
penerangan. (QS. 31:20)

Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap selain Allah ! Tidaklah mereka memiliki seberat
zarrahpun diplanet dan tidak pula di bumi ini, karena mereka tidak bersekutu pada keduanya dan tiada
mereka sebagai pembantu bagiNya". (QS. 34:22)

Adanya kehidupan dipermukaan planet-planet pada bahagian langit yang lainnya sebagaimana maksud
ayat-ayat suci yang telah kita kutipkan diatas, dapatlah dijadikan anak kunci bagi membuka lembaran
baru tentang Astronomi yang dalam teori sarjana-sarjana barat selama ini terkandung keraguan dan
kontradiksi yang tidak terpecahkan.

Adanya UFO /Unidentifiet Flying Objects/ yang pesawatnya berbentuk piring terbang, ribuan kali telah
terlihat nyata diangkasa bumi, begitupun pendapat-pendapat yang sering kita dengar bahwa pesawat
itu dikendalikan dan diawaki oleh manusia cerdas dari planet lain /ETI = Extra Terrestrial Intelligence
Being/ menjadi alasan positif yang menguatkan pendapat adanya kehidupan manusia dan juga makhluk-
makhluk hidup lainnya yang bermasyarakat sebagaimana yang berlaku dibumi.

Peradaban mereka yang sedemikian majunya sehingga mereka bisa melawan hukum-hukum alam yang
manusia bumi abad ke-20 ini belum mampu melakukannya, hal ini terlihat dengan mampunya UFO itu
terbang mengambang diatas permukaan bumi tanpa adanya pengaruh apapun dari gaya gravitasi bumi
yang didalam AlQur'an disebut dengan Rawasia yang selalu diterjemahkan oleh para penafsir Qur'an
selama ini dengan pengertian Gunung.

Kita bisa menerima kenyataan ini bila kita mau berpikir bahwa sebelum Nabi Adam as dan istrinya
bertempat tinggal diplanet bumi kita ini, mereka terlebih dahulu singgah dan menetap serta
berketurunan dibumi-bumi lainnya dalam bentangan tata surya Tuhan hingga pada masa waktu tertentu
sesuai dengan ketetapan yang diberikan oleh Allah, mereka hijrah kebumi yang lainnya sampai pada
planet bumi kita ini sebagai bumi terakhir yang akhirnya pula sebagai tempat wafat mereka dan
bersemayamnya jasad mereka.

Menurut riwayat yang ada, makam atau kuburan dari istri Nabi Adam yang sering disebut orang dengan
nama Siti Hawa, terletak dikota Jeddah, berukuran sangat panjang (ingat bahwa manusia pertama
kalinya diciptakan oleh Allah dengan bentuk dan tubuh tinggi - lihat Hadist Qudsi yang pernah saya
tuliskan pada artikel : Misteri Adam manusia pertama).

Kota Jeddah sendiri berartikan "Nenek".
Hanya saja bagaimanapun rujukan yang pasti, termasuk Hadist Rasulullah Saw yang menjelaskan
mengenai kuburan Hawa tersebut belum pernah saya dapatkan dan saya baca.

Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, hal yang ditentukan dan hal yang ditumpangkan.
Sungguh telah Kami jelaskan pertanda-pertanda Kami kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. 6:98)

Tidak heran jika penduduk bumi lain diluar planet kita ini yang secara silsilah adalah masih saudara kita
sendiri, sudah mencapai tekhnologi yang begitu tinggi karena memang mereka sudah lebih dulu ada
daripada kita, sehingga sedikit banyaknya mereka telah berhasil menyibak beberapa rahasia alam,
termasuk masalah penolakan kepada gaya alami, gravitasi bumi.

Allah selalu menekankan kepada manusia agar mau memikirkan penciptaan langit dan bumi dalam
hampir setiap ayat-ayat AlQur'an, ini menunjukkan betapa Allah sebenarnya ingin agar manusia
menaruh perhatian mereka dalam sektor penerbangan luar angkasa agar mereka lebih bisa menyaksikan
kemaha kuasaan Tuhan yang terbentang luas dialam semesta dan menepis isyu-isyu sesat bahwa Allah
mempunyai sekutu didalam kebesaranNya.

Ada dua kendaraan yang pada umumnya dipakai manusia dalam catatan sejarah para ahli, yaitu : yang
memakai tenaga menolak untuk maju seperti hewan, mobil, kapal laut atau kapal udara; yang lainnya
memakai tenaga lenting atau centrifugal seperti pesawat terbang.

Dan Dialah yang menciptakan semuanya berpasang-pasangan. Dan Dia jadikan untukmu yang kamu
kendarai dari benda terapung /fulku/ dan binatang ternak. Agar kamu duduk di atas punggungnya
kemudian kamu memikirkan nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu
mengucapkan:"Maha Suci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami
tidak mampu menguasainya, sungguh kami akan kembali kepada Tuhan kami.
(QS. 43:12-14)

Kedua macam kendaraan ini oleh ayat 43/12-14 diatas disebutkan dengan kendaraan terapung dan
ternak.
Yang dimaksud dengan ternak adalah kuda, unta, keledai dan sebagainya. Benda terapung adalah segala
macam kendaraan yang diwujudkan oleh tekhnologi manusia tentulah termasuk dalamnya piring
terbang !

MasyaAllah, sejak 14 abad yang lalu, AlQur'an sudah menyatakan bahwa manusia pada saatnya nanti
akan mampu mengendarai suatu benda terapung yang dulu tidak bisa dilakukannya.

Hal tersebut untuk sejarah umat manusia bumi pra Rasulullah hingga kini baru sekarang dapat
melakukan pendudukan atas benda terapung itu, yaitu kapal laut dengan segala jenisnya serta pesawat
terbang dengan berbagai bentuk dan kemampuannya, dan mengingat AlQur'an itu sebagai wahyu Allah
yang bersifat sepanjang jaman, maka ramalan Qur'an itu akan terus berkelanjutan hingga pada
puncaknya nanti manusia mampu pula menciptakan dan mengendarai piring terbang sebagai salah satu
benda terapung yang sebelumnya tidak mampu menguasainya.

Semua itu membuktikan bahwa manusia pada waktunya kelak InsyaAllah, akan mampu melakukan
perjalanan antar planet dan antar galaksi serta berkomunikasi dan bahkan membentuk satu community
bersama makhluk-makhluk hidup lainnya dari berbagai bumi disemesta alam ini pada masanya kelak
sebagaimana yang selama ini hanya kita khayalkan melalui serial StarTrex, Babilon 5, Superman,
Independence Day dan lain sebagainya.

Dalam peradaban modern masa depan itu, manusia bumi umumnya akan memakai piring terbang atau
malah yang lebih canggih lagi daripada itu sebagai kendaraannya, yang kecepatannya mendekati
kecepatan sinar atau juga malah melebihinya hingga mendekati kecepatan Buraq sebagai kendaraan
inter dimensi Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin 14 abad yang lampau.

sumber:http://www.geocities.com










Qur'an about life on other planets - Thread Not Solved Yet
We all know that the earth we live in is nothing more than a grain of dust in the universe is very large
and majestic, and full of life and living things. It is possible that our earth is a grain of sand on the beach
of the universe form an extremely broad, which limits unattainable by our imaginations!

Moreover we feel the breadth of the heavens if we follow the results of research experts or astronomy
Astronomy as a result of their observations were not cease to space.

We would be fools to think that if only we are the only living beings in the form of this vast universe also
says in the Qur'an as "Throne of God.

Logically, a person who build skyscrapers will not let the wind blowing in the largest part of the sides
which she left empty, as he had enough with occupancy of one room between the aisles!

Indeed nature is crowded with the living beings created by Allah which is a part of God's signs. So if
people think that they are the only one that covers the life, indeed they have been fooled by yourself.

In addition to the unbelief of human existence that if in any planets beyond our earth berhunikan living
beings as well as humans, will lead to the failure of the concept of the Trinity Christian religion followed
by the majority of the world population is now stating that the earth is the Lord's birth with the name of
Jesus.

They lose the power to determine whether God has also begat another planet in this solar system
planet-planet given that no human society as well, and whether such a God is with avid genitnya breed?

Having regard to the holy Qur'an, God's revelation given to Prophet Muhammad Al-Amin Prophet cover,
we will know it clearly that it is the Lord God Almighty, not birth and are begotten and He has power
over all things maha without having to have a partner in all of it's run.

Specific to the problem that had puzzled the experts think about life beyond the 20th century our planet
Allah says in the Qur'an:

And between the verses is created the heavens and the earth
And the living creatures that He spread on both.
And He is Able to collect everything if He wills.
(Qur'an 42:29)

To Allah prostrate all living things that are in heaven and on earth and the angels, are they / angel / does
not boast. (Qur'an 16:49)

Him beads planets, the earth and all that is in it. That they were simply the rosary with praising Him, but
you do not understand how they are. Truly, He is Most Forbearing, Oft-Forgiving. (Qur'an 17:44)

O man! Worship your Lord who made you and those before you, that ye may be maintained.
(Surah 2:21)

Existing beings and planet earth need him, every time he in the bustle.
(Qur'an 55:29)

No single creature on the earth planet and, except to come to the Most Gracious as a servant. (Qur'an
19:93)

Verses like it a lot. From there we know that the children of Adam that is planet earth is just one type of
creature among other creatures, are not the only living things.

In the discussion of the past, which is about the Prophet Adam and his wife who used to reside in the
earth as the earth Muntaha is located at the most distant galaxies and dimensions as well as the
discussion of the supreme journey Mi'raj Prophet Muhammad Al-Amin back at the highest dimension,
we already know there are many heavens and the earth in the expanse of the universe.
And just to remind us alone, let us consider again the word of God the following:

It is Allah Who created the seven heavens and the earth that way anyway.
Orders / laws / God apply to her, so that you may know that Allah hath power over all things and that
God, His knowledge really covers everything.
(Qur'an 65:12)

From verse 65/12 above it is obvious that what is meant by the term Samawaat Qur'an is the same
planets form and apparently with our earth.

Under the terms of grammar, the term was derived from Samaa 'as a singular of samawaat, but the
form and the situation was different. Samaa 'means the space or atmosphere where rain washes the
world, while samawaat mean the same planets with the earth its form.

If we look at the purpose of paragraph 42/29 which we write in the beginning, it will be clearly known
that Samawaat are planets where living creatures are soulless breed as we apply this planet earth, and
under paragraph 24/45 the following can be we know that is a soulless creature or Dabbah Quran is the
term that runs on its belly, with four legs (as well as animals) and on two legs as the human condition.

And Allah has created every living thing from Almaa ', among them running over her stomach / reptiles
/, and from there they were walking on two legs / man / and of those there were over four feet. Allah
creates what He wills, for verily Allah hath power over all things.
(Qur'an 24:45)

Sure there are people who interpret the term Dabbah contained in paragraph 42/29 with a variety of
terms, but verse 24/45 has explained the meaning of the term clearly. And of all the didapatlah certainty
that the planet surface in the solar system are also living beings or animals such as reptiles and four-
legged creatures such as humans, walking on two feet like that breed this planet earth.

Meanwhile God revealed the diversity of the types and nature Dabbah, as in Sura 8:22 that Dabbah evil
are those who do not think about her life, and in sura 8:55 is also declared as infidels Dabbah that
according to Islamic law.

Back in sura 65/12 is above that Samawaat planets form and apparently the same with our earth. In
another verse implicitly, the Qur'an also reinforce by saying that the earth-the earth no more plants,
rocks, and so forth.

"My son, should there be heavy as a mustard seed in a large rock or on the planet or in the earth, Allah
will show it. Indeed, Allah is the Subtle, the Aware." (Qur'an 31:16)

Do you not see that Allah has circulated what planet you are on the earth and what is perfect for you
and His favors outwardly and inwardly? And among mankind is he who argue about Allah without
knowledge or guidance and without the Book that enlighten. (Qur'an 31:20)

Say: "Call upon those whom you think besides Allah!'s Not as heavy as they have zarrahpun planet nor
on earth, because they are not in communion with them and they are not as helpers for Him". (Qur'an
34:22)

The existence of life on the surface of the planets in the sky portion as mean other verses we have
quoted above, it can be used as a key to opening a new chapter in the theory of Astronomy that western
scholars had been contained doubts and unresolved contradictions.

UFO / Unidentifiet Flying Objects / a saucer-shaped aircraft, thousands of times the earth have seen the
real sky, as well as the opinions that we often hear that the aircraft was controlled and manned by
intelligent human beings from other planets / ETI = Extra Terrestrial Intelligence Being / a positive
reason which upheld the existence of human life and other living creatures that society as a force on
earth.

They are so rapid advancement of civilization so they can fight the laws of human nature that the earth
20th century has not been able to do so, it is seen by the inability to fly UFO floating above the earth's
surface in the absence of any influence of the force of gravity is in the Qur'an Rawasia are always called
by the interpreter translated the Qur'an with understanding for the Mount.

We can accept this reality if we want to think that before Prophet Adam and his wife reside our earth
planet, they stopped and settled first earth-earth and other thoroughbred in the expanse of the solar
system on the Lord until a certain time period in accordance with the provisions given by God, they
migrated to the other earth on our planet earth as well as the eventual last place they died and their
bodies abode.

According to the existing history, tomb or grave of the wife of Prophet Adam who is often called by the
name of Eve, located in the city of Jeddah, the size is very long (remember that the first humans were
created by God with body shape and height - see Hadith Qudsi I ever write the article: Mystery of Adam
the first man).

Jeddah city itself berartikan "Grandma".
It's just a reference however is certain, including Hadith of the Prophet, which explained the tomb of Eve
has not ever get and I read.

It is He who created you from a single self, it is determined and it is superimposed. We really have
explained the omens Us to people who know. (Surah 6:98)

No wonder if people other than our planet earth is that genealogy is still our brother alone, technology
has reached such a high because they had already been there than we are, so that they have more or
less managed to uncover some of the secrets of nature, including the refusal to issue natural force,
gravity.

God always emphasize to people that want to think about the creation of the heavens and the earth in
nearly every Koran verses, this shows how God actually wants them to pay attention in human
spaceflight sector so that they can see God's omniscience kuasaan the sprawling dialam universe and
dismissed the misguided issues that have an ally in the greatness of God.

There are two vehicles that are generally used in the annals of human experts, namely: who refused to
wear power forward like animals, cars, ships or aircraft, others wear Resilience or centrifugal force like
an airplane.

It is He who created everything in pairs. And He made you who you drive from floating objects / fulku /
and livestock. In order for you to sit on his back and then you think of favors of your Lord when you
were sitting on it, and so you say: "Glory to Him who has subjected this to us whereas before we were
not able to master it, really, we will return to our Lord.
(Qur'an 43:12-14)

Both of these kinds of vehicles by the above mentioned verses 43/12-14 with floating vehicles and
livestock.
The definition of livestock are horses, camels, donkeys and so on. Floating objects are all kinds of
vehicles that would have been realized by human technology, including inside a flying saucer!

MasyaAllah, since 14 centuries ago, the Qur'an has stated that human beings will eventually be able to
drive a floating object that once could not do.

It is to pre-history of mankind Prophet earth until now only now able to perform the occupation of the
floating objects, which ships with every kind as well as aircraft of all shapes and ability, and remember it
as the Qur'an is the revelation of God throughout the ages, the Quran is forecast to continue until at its
peak sustainable human future also be able to create and drive a flying saucer as a floating object that
previously was not able to master it.

All that proves that man someday Hopefully in time, will be able to travel between planets and galaxies
as well as communicate and even form a community with other living creatures of various natural
disemesta earth in his time later as we have only imagined through serial StarTrex, Babylon 5,
Superman, Independence Day, and so forth.

In modern civilization the future, humans will generally wear earth flying saucer or even more
sophisticated than it was as a vehicle, a speed approaching the speed of light or even surpass them also
to near the speed of inter-dimensional vehicle Buraq as Prophet Muhammad Al-Amin 14 centuries the
past.

source: http://www.geocities.com
New!Sign in and click the star to save this translation into your Phrasebook.
Sign inDismiss
Would you mind answering some questions to help improve translation quality?
Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder
Turn off instant translationAbout Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback










Penerapan Ikhlas Dalam Kehidupan Sehari-hari
/ Kategori: Akhlak
3
Ikhlas merupakan batasan sifat yang paling tinggi dalam hati, dikarenakan orang ikhlas akan selalu
mengabdikan dirinya dalam kehidupan di jalan Allah. Alangkah indahnya hidup ini jika kita dapat
menerapkan sikap ini dalam kehidupan kita di dunia.

Sayyid Sabiq merumuskan definisi ikhlas sebagai berikut:



Ikhlas adalah menyengaja manusia dengan perkataannya, amalnya, dan jihadnya karena Allah
semata-mata dan karena mengharap ridho-Nya. Bukan karena mengharap harta, pujian, gelar,
kemasyhuran, atau maju mundurnya. Amalnya terangkat dari kekurangan-kekurangan dan terangkat
dari akhlak yang tercela dan dengan demikian ia menemukan kesukaan.

Penerapan Ikhlas Dalam Kehidupan Sehari-hari
Illustration from image google
Dalam kerangka yang lebih kecil dalam kehidupan, kita dapat menerapkan sifat ikhlas ini dalam sebuah
perbuatan karena niscaya semua hal yang kita perbuat akan selalu mendapatkan kemudahan,
kelapangan, dan ridho dari Allah. Perbuatan atau pekerjaan apapun yang tidak didasari keikhlasan akan
mudah putus asa, tidak bisa langgeng, gampang goyah, mudah rapuh, dan hasil dari kerjanya sangat
buruk, kurang memuaskan. Karena ia kerja bukan dorongan hatinya tetapi karena faktor lain. Bila faktor
lain yang diharapkan itu tidak kunjung tiba maka dengan sendirinya pekerjaannya atau amal ibadahnya
itu akan kendur dan berhenti begitu saja.

Orang-orang yang melakukan perbuatan dengan didasari keikhlasan, baik urusan pribadinya,
masyarakat, dan agamanya, pasti akan mengundang daya tarik yang hebat, memperoleh kejutan dan
dukungan yang berarti, mendapat bantuan dan dorongan untuk mencapai cita-citanya. Dengan
demikian maka semangatnya berkobar, kemauannya semakin membakar, dan kesungguhannya semakin
menyala-nyala karena orang yang ikhlas akan sungguh-sungguh dalam melakukan aktifitasnya sehingga
ia akan tekun dengan pekerjaannya agar didapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi cita-cita
dan idamannya.

Begitu juga sebaliknya, orang-orang yang melakukan pekerjaan apapun tidak dengan ikhlas, bahkan
setiap pekerjaannya dititikberatkan pada suatu keuntungan yang akan didapatnya dan tidak jelas maka
cepat atau lambat aibnya akan terbongkar, pamrihnya akan diketahui dan orang-orang di sekitarnya
akan menghindar, teman dekatnya akan melupakannya, pembantu maupun pengagum-pengagumnya
akan tidak mengindahkan dirinya lagi, karenanya semangatnya menjadi kendur, kemauan dan gairahnya
semakin lemah, dan akhirnya hati dan jiwanya dihinggapi putus asa. Maka segala rencana berantakan,
usahanya terhenti dan ia menderita kerugian besar, hidup merasa tanpa suatu harapan dan tujuan yang
jelas.

"Anda sedang membaca artikel atau pun makalah tentang Penerapan Ikhlas Dalam Kehidupan Sehari-
hari dan Anda bisa menemukan artikel atau pun makalah Penerapan Ikhlas Dalam Kehidupan Sehari-hari
ini dengan url http://hikmah-kata.blogspot.com/2012/08/penerapan-ikhlas-dalam-kehidupan-
sehari.html, Anda boleh menyebarluaskannya atau mengcopypaste-nya jika artikel atau pun makalah
Penerapan Ikhlas Dalam Kehidupan Sehari-hari ini sangat bermanfaat bagi Anda sekalian, namun jangan
lupa untuk meletakkan link Penerapan Ikhlas Dalam Kehidupan Sehari-hari sebagai sumbernya. Terima
kasih."











Application of Ikhlas In Everyday Life
/ Category: Morals
3
Ikhlas is the nature of the highest limits in the liver, because people will always be sincerely devoted
himself to life in the way of Allah. How wonderful life is if we can apply this attitude in our lives in the
world.

Sayyid Sabiq sincere formulate the following definition:

,


"Ikhlas is menyengaja man by his words, deeds, and jihad for Allah and solely because of the blessings of
His. Not because I wanted treasure, honors, titles, fame, or reciprocation. Charity of the deficiencies
raised and lifted from the despicable morals and thus he found joy. "

Application of Ikhlas In Everyday Life
Illustration from google images
In a smaller frame in life, we can apply this candor in an act because surely all the things that we do will
always have easy, spaciousness, and a blessing from God. Deed or any work based on sincerity will not
easily discouraged, can not be lasting, easy waver, easy fragile, and the results of his very bad, less than
satisfactory. Because he is not working his impulses but because of other factors. Another factor that is
expected when it is not forthcoming then the work itself or the charity of worship that will be slack and
stop.

The people who do the deed with the underlying sincerity, good personal affairs, society, and religion,
will surely invite great appeal, and a surprise gain significant support, assistance and encouragement to
achieve his goal. Thus her spirits, his will more burn, and the burning of his sincerity because people
would truly sincere in doing activities that he will persevere with his work in order to get results that
match what the ideals and dreams.

Vice versa, people who do not do any work with sincerity, even every work focused on the benefits to be
gained, and it is not clear that sooner or later it will be discovered embarrassments, unconditional will
be known and the people around him will dodge, close friend will forget, maids and admirers admirers
would not heed him anymore, so his spirit becomes loose, the willingness and passion getting weaker,
and finally seized his heart and soul to despair. So all the plans fall apart, business stalled and he
suffered great loss of life was without a hope and a clear purpose.

"You're reading an article or paper on the application of Ikhlas In Everyday Life, and you can find an
article or a paper application Ikhlas In Everyday Life with the url http://hikmah-
kata.blogspot.com/2012/08/ application-sincerity-in-life-sehari.html, you may distribute his or
mengcopypaste if the article or paper application Ikhlas In Everyday Life is very useful for all of you, but
do not forget to put a link Ikhlas Application In Daily Life day as its source. thank you. "










Materi Agama Islam Adab Berhias
Adab Berhias

1. Pengertian Adab Berhias
Allah telah memperbolehkan hamba-Nya untuk memakai Perhiasan yang baik-baik, terutama ketika
menghasap-Nya (beribadah). Ada seorang laki- laki bertanya kepada Rosululloh saw. "Sesungguhnya
seseorang suka pakaiannya bagus dan seandainya bagus". Beliau, Nabi saw bersabda : " Sesungguhnya
Allah itu indah lagi menyukai keindahan." (HR. Muslim). Berhias tidak hanya sebatas meakai perhiasa
akan tetapi juga termasuk berpakaian dan wewangian . Allah SWT. Berfirman: " Katakanlah, semua itu
(di sediakan) bagi orang -orang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari
kiamat. Demikianlah kami menjelaskan itu bagi orang-orang yang mengetahui." (Q.S Al-A'raf :32). Itulah
yang menjadi landasan buat kita agar kita memakai perhiasan yang baik-baik.


2. Berhias Menurut Ajaran Islam
Berhias merupakan sunah alamiah manusia. Sebagaimana hadist yag di riwayatkan dari Aisyah
Radhiyallahu Anha, Rosululloh saw. Telah bersabda: " Sepuluh hal yang termasuk fitrah : mencukur
kumis, memotong kuku, menyela-nyela jari jemari, memanjangkan jengot, siwak, istinsyaq, mencabut
bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan intiqashul maa'." Mush'ab bin Syaibah mengatakan : "Aku
lupa yang ke sepuluh, melainkan Berkumur."

Materi Agama Islam Adab Berhias

Adapun Tata Cara Berhias Adalah Sebagai Berikut :

Tidak memakai perhiasan secara berlebihan.
Untuk perempuan yang sedang berkabung, Tidak boleh memakai perhiasan.
Jangan memakai perhiasan yang di larang, Seperti wewangian yang mengandung Alkohol, Khusus laki-
laki tidak boleh memakai Emas dan Sutra.
Jangan berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliah, Yaitu mengunakan perhiasan untuk
menimbulkan Fitnah.
Anjuran untuk memotong kuku, memendekan kumis, menyisir rambut, dan merapikan jenggot.
Jangan mencukur Botak sebagian kepada.
Di perbolehkan memakai pakean Sutra bagi kaum wanita.
Jangan membuat Tato, mencukur kumis dan merenggangkan Gigi.
Larangan menjulurkan pakaian.
Larangan berhias diri dengan mengubah wujud aslinya seperti mengeriting rambut dan muncukur alis
mata (Secara Permanen).

Walaupun sedikit...... materi yang saya sampaikan.. Terapi semoga dengan adanyan materi ini kalian bisa
mengetahua Adab dalam Berhias baik Seorang Laki-laki Terutama Perempuan. Demikian dulu yang
dapat saya sampaikan bila ada kata-kata yang kurang pas...keliru maupun salah.... Saya Minta Maaf yang
sebesar -besarnya Demikian Terimakasih ... Wasalamualaikum Wr. Wb.

By Galedeg ===== Semoga Bermanfaat ^-^












Fancy material Islamic Adab
Adab Fancy

1. Understanding Adab Fancy
God has allowed His servants to wear fine jewelry, especially when menghasap him (worship). There
is a man asking Rosululloh saw. "Surely someone likes nice clothes and had nice". He, the Holy Prophet
said: "Verily Allah loves beauty is beautiful again." (Narrated by Muslim). Fancy is not just limited to
meakai perhiasa but also include dressing and fragrances. Allah SWT. Said: "Say, all of it (supplied) for
the believers in the life of the world, special (to them anyway) on the Day of Resurrection. Thus we
explain it to people who know." (Q.S Al-A'raf: 32). That is the foundation for us to be wearing fine
jewelry.

2. Ornate According to Islamic teaching
Ornate is the Sunnah of human nature. As yag hadith from Aisha radi at riwayatkan Anha, Rosululloh
saw. It has been said: "Ten things including fitrah: shaving the mustache, cutting the nails, interrupting
interrupting fingers, lengthening beard, Siwak, istinsyaq, plucking the armpit hairs, shaving the pubic
hair, and intiqashul maa '." Mus'ab bin Syaibah said: "I've forgotten the tenth, but Gargle."

Fancy material Islamic Adab

The Fancy Procedure Is As Follows:

Do not wear excessive jewelry.
For women who are mourning, not allowed to wear jewelry.
Do not wear jewelry banned, like fragrances that contain alcohol, special men should not wear gold
and silk.
Do not ornate and behave like ignorant, That use jewelry to cause Fitnah.
Prompts for cutting nails, shorten his mustache, combing hair, and tidy beard.
Do not shave the bald part.
Pakean are allowed to wear silk for women.
Do not make tattoos, shaving and teeth loosen.
Prohibition poked clothes.
Prohibition ornate themselves by changing the original form as perming hair and eyebrows muncukur
(Permanent).

Although a bit ...... matter what I said .. Therapy adanyan hopefully with this material you can
mengetahua Adab in both A Fancy Boys Especially Women. So first thing I can tell if there are words that
are not right or wrong ... wrong .... I Apologize profusely So thanks ... Wasalamualaikum Wr. Wb.

By Galedeg ===== Hopefully Helpful ^ - ^
New!Sign in and click the star to save this translation into your Phrasebook.
Sign inDismiss
Would you mind answering some questions to help improve translation quality?
Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder
Turn off instant translationAbout Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback





















Jalan Menuju Iman

Selasa, 15 April 2008 15:03
Redaksi

Jalan Menuju Iman

Jalan Menuju Iman

Syabab.Com - Kaum muslim yang sudah menginjak akil baligh wajib menempuh keimanan dengan jalan
yang benar. Dengan memahami jalan menuju iman yang benar akan membentuk keimanan yang kuat.
Imam Syafi'i berkata bahwa kewajiban pertama bagi orang yang sudah akil baligh adalah memikirkan
tentang keberadaan Allah Swt. Untuk itulah, berfikir menjadi salah satu jalan menuju keimanan.

Buku ini sangat tepat bagi Anda yang haus keimanan. Bagi Anda yang ingin memiliki buku ini silahkan
kontak bagian pustaka kami. Semoga bermanfaat. Kaum muslim yang sudah menginjak akil baligh wajib
menempuh keimanan dengan jalan yang benar. Dengan memahami jalan menuju iman yang benar akan
membentuk keimanan yang kuat. Imam Syafi'i berkata bahwa kewajiban pertama bagi orang yang sudah
akil baligh adalah memikirkan tentang keberadaan Allah Swt. Untuk itulah, berfikir menjadi salah satu
jalan menuju keimanan.

Kaum muslim yang sudah menginjak akil baligh wajib menempuh keimanan dengan jalan yang benar.
Dengan memahami jalan menuju iman yang benar akan membentuk keimanan yang kuat. Imam Syafi'i
berkata bahwa kewajiban pertama bagi orang yang sudah akil baligh adalah memikirkan tentang
keberadaan Allah Swt. Untuk itulah, berfikir menjadi salah satu jalan menuju
keimanan.[pustaka/syabab.com]




The Road to Faith

Tuesday, April 15, 2008 15:03
redaction

The Road to Faith

The Road to Faith

Syabab.Com - Muslims who had stepped baligh legally obliged to take faith in the right way. By
understanding the way to the true faith will form a strong faith. Imam Shafi'i said that the first duty for
people who are legally baligh is to think about the existence of Allah. For this reason, thought to be one
way to faith.

This book is very appropriate for those who thirst for faith. For those of you who want to have this book
please contact our library section. Hopefully useful. The Muslims who have stepped baligh legally
obliged to go through with the right faith. By understanding the way to the true faith will form a strong
faith. Imam Shafi'i said that the first duty for people who are legally baligh is to think about the
existence of Allah. For this reason, thought to be one way to faith.

The Muslims who have stepped baligh legally obliged to go through with the right faith. By
understanding the way to the true faith will form a strong faith. Imam Shafi'i said that the first duty for
people who are legally baligh is to think about the existence of Allah. For this reason, thought to be one
way to faith. [Libraries / syabab.com]
New!Sign in and click the star to save this translation into your Phrasebook.
Sign inDismiss
Would you mind answering some questions to help improve translation quality?
Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder
Turn off instant translationAbout Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback





Artikel Islam Tentang Manfaat Memakai Jilbab
Posted on Januari 15, 2013 by evajaniar

Sebagai Seorang muslimah. Kita diwajibkan untuk memakai jilbab. Wanita, apa yang sahabat ingat kalau
seseorang berbicara tentang wanita? Ya. Indah sekarang akan bahas tentang wanita. Wanita itu,
derajatnya lebih mulia daripada laki-laki. Wanita itu, sangat dijaga kemuliaannya oleh Allah. Namun,
yang terjadi pada zaman ini adalah wanita banyak yang tidak mempergunakan kemuliaannya dengan
optimal. Wanita itu mulia sahabatku. Lihatlah! Perintah Allah yang diwahyukan kepada Nabi:

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Al Ahzab : 59)

Coba lihat, Allah telah memberikan kepada kita, para muslimah. Agar memakai jilbab, benar apa yang
dikatakan oleh firman-Nya. supaya mereka lebih mudah untuk dikenal Sahabat pernah lihat seseorang
yang memakai kerudung panjang? Biasanya muslimah yang berkerudung panjang itu lebih mudah
dikenali. Lihat, misalkan ada seorang muslimah berkerudung panjang berkumpul bersama banyak
muslimah yang berkerudungnya lebih pendek. Jadi, muslimah yang berkerudung pasti lebih dikenali
daripada muslimah yang disekelilingnya itu. Iya bukan? Iyalah. Toh kan beda sendirian! ^_^

Pernah gak sih kalian. Ya, sahabatku. Saudara muslimah. Pernahkah bertanya-tanya dalam hati diri
sendiri, Kenapa sih? Perempuan yang itu pakai kerudungnya puanjannngg.?, pernah tidak terucap
dalam hati seperti itu? Sepertinya pernah. Indah dulu pun juga begitu kok sahabat. Tapi, tahukah engkau
banyak muslimah juga kok yang pakai kerudungnya panjang sampai ke bawah-bawah. Tahu tidak
alasannya?

Tak usah panjang lebar untuk menjelaskan alasannya. Cukup dengan firman-Nya:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita (An-Nur:31).

Tahukan sahabat? Berarti kalau kita pakai jilbab harus mengulurkannya. Lebih baik lagi jika lebih panjang
dari dada. Oke, kalau sahabat masih ragu. Pikirkan lagi, ini perintah Allah. Ini bukan hadits. Ini adalah
ayat Al-Quran. Kalau ini hadits, masih bisalah kalau mau diragukan. Karena sekarang banyak hadits
palsu. Dan kita harus tau pperawi haditsnya dan azbabul wurudnya. Lalu tata bahasa arab yang bagus.
Tapi, ini ayat al-quran sahabat. Masihkah sahabat ragu untuk taat?

Memang tak mudah untuk menjadi jilbabers yang jilbabnya panjang. Atau sampai-sampai memakai
cadar. haduh! Malah dikira teroris ya, kalau pakai cadar. Hmm, okelah. Sahabat muslimah, kita lanjut
pada topik. Tapi bagaimanapun kita harus bisa menjadi seorang muslim yang Samina wa atthona
(kami dengar dan kami taat)!

Indah mau kasih tau keuntungan/manfaat/profit kita memakai hijab (jilbab):

1.Terlindungi dari sengatan panas matahari.

Faktanya sekarang adalah wanita-wanita yang tak mengenakan jilbab jika keluar rumah dan berjalan
pasti akan merasakan panas, rambut yang lembab, lepek, dan mungkin karena kepanasan rambut
hitamnya menjadi berubah warna lebih orange. Jadi, nutrisi rambut pun berkurang. tapi muslimah-
muslimah yang memakai jilbab pasti akan terlindungi. Sebab rambutnya ditutupi oleh kain yang panjang
dan tidak tipis. Ini membuat rambut tak akan kehilangan nutrisinya.

2.Terjaga kehormatannya dan Pria pun segan untuk menggodanya

Sadar tidak? Jika wanita yang tidak memakai jilbab lalu jalan di depan laki-laki. Sering sekali laki-laki itu
berkata, Siut..Siut!. Iya bukan? Tapi jika muslimah berjalan tapi mungkin saja karena tak ada jalan lain
harus melewati seorang laki-laki, laki-laki itu malah berkata Assalamuaalikum. Kalau sahabat
mengalami seperti ini cukup jawab dalam hati. Tidak perlu, dijawab dengan suara terdengar. Nah
sekarang Indah mau tanya, sahabat muslimah mau pilih yang mana? Itu pilihan diri sendiri kok.

3.Termotivasi untuk terus menuntut ilmu

walau ilmu tidak bersalah, tapi wanita yang jilbab mungkin suka ditanya-tanya oleh orang yang belum
tahu sesuatu. Ia tidak? Makanya itu pentingnya menuntut ilmu secara kaffah. Kita orang muslim! Harus
bisa pintar menjawab suatu pertanyaan.

4.Terjaga dari polusi dan debu

Siapa sih yang tidak tahu Jakarta? Ibukota Indonesia. Sudah tentu cuaca panas, penuh debu dan polusi.
Kita tak perlu terhipnotis dengan iklan shampoo yang menggiurkan. Yang memakai extras gingseng lah,
kulit buaya, daun sirih, rempah-rempah. Ditambah lagi dengan conditioner dan lain-lainnya. Tak perlu
repot membeli segala macam rupa untuk dipakai. Beli shampoo yang menurut sahabat cocok. Tak usah
pakai yang macam-macam lagi. Kemudian, ada lagi. Yang namanya Jakarta pasti banyak debu sama
polusi. Apalagi kalau anak SMP jalan dari rumah ke sekolahnya. Pasti banyak deh debu-debunya
kemudian pulang-pulang suruh cuci muka agar jerawat enggak tumbuh (Kok jadi cerita pengalaman?)
Hehe, Kalau yang ini sih, pakai cadar aja :D Biar tetap terlindungi!

5.Kemuliaan Terlihat

Allah dan Rasul-Nya sangat memuliakan wanita. Mereka inginagar wanita-wanita muslimah menutup
auratnya sesuai syariat. Agar mereka terjaga kemuliaannya. Rambut wanita yang diperlihatkan menjadi
mahkota yang biasa-biasa saja. Karena semua orang sudah tahu seperti apa mahkotanya. tapi wanita
muslimah yang memakai jilbabnya menjadikan dirinya mulia dan tertanda bahwa tidak sembarangan
orang yang boleh tahu seperti apa rambutnya. Wahai muslimah yakinlah. Dirimu ini mulia!

Ini dari Indah, selebihnya sahabat bisa tahu manfaatnya. Selamat memakai jilbab yang syari ya. Semoga
selalu dalam berkahan dan limpahan rahmat dari-Nya. Wahai muslimah, engkau ini permata. Tak semua
orang dapat memilikimu. Hanya orang-orang pilihan yang bisa mendapatkannya. Sungguh! Kamu itu
mulia sahabat muslimah :)

Salam ukhuwah
Indah Fatmawati

sumber : http://www.indahislam.com/artikel-islam-tentang-manfaat-memakai-jilbab/
Share this:





















Islam Articles About Benefits of Wearing Hijab
Posted on January 15, 2013 by evajaniar

As A Muslim. We are required to wear the hijab. Women, what are friends remember when someone
talks about women? Yes. Lovely now will discuss about women. The woman, noble rank more than
males. The woman, very guarded glory of God. However, what happened in the days of these are
women who do not use a lot of glory to the optimum. She was noble friend. Look at it! Commands of
God as revealed to the Prophet:

"O Prophet, tell your wives, daughters and wives of the believers:" Let them extend their scarf to the
whole body. "That is that they are easier to be recognized, therefore they are not alone. And Allah is
Oft-Forgiving, Most Merciful. "(Al-Ahzab: 59)

Let's see, God has given us, the Muslim. In order to wear the hijab, is what is said by his word. "So that
they are easier to be known" Friends never seen someone wearing a long veil? Usually long hooded
Muslim who is more easily recognized. See, eg, there is a long hooded Muslim gathering together many
Muslim women who berkerudungnya shorter. Thus, a veiled Muslim women would have been more
recognizable than the surrounding Muslim it. Yes is not it? Iyalah. After all, the difference alone! ^ _ ^

Ever the hell not you. Yes, my friend. Muslim brothers. Ever wondered to myself to myself, "What's
wrong? The woman who was wearing her veil puanjannngg.? ", Had not spoken to myself like that? It
seems like ever. Beautiful first was also so really friends. But, do you know why a lot of Muslim women
wearing the veil too long to down-under. You know why?

No need to explain at length why. Simply by his word:

"Say to the believing women:" Let them hold his views, and his cock, and they do not show her jewelry,
except for a (regular) appear thereof. And let them cover with cloth kedadanya maimed, and not to
show her jewelry except to their husbands, or their fathers, or their husband's fathers, or their sons, or
the sons of their husbands, or their brothers, their men, or sons -sons of their brothers, or the sons of
their sisters, or Muslim women, or the slaves that they have, or the servants of men who do not have
the desire (for women) or children who do not understand about female genitalia ... "(An-Nur: 31).

Announcing friend? Mean that we have to wear hijab handed. Better still if it is longer than the chest.
Okay, if friends are still in doubt. Think again, this is the command of God. This is not a hadith. These are
verses of the Qur'an. If this hadith, if you want bisalah still doubtful. Because now many false hadith.
And we must know pperawi hadith and azbabul wurudnya. Then a good Arabic grammar. But, this verse
the Qur'an friends. Shall companions hesitate to obey?

It's not easy to be a "jilbabers" a long scarf. Or as to wear the veil. haduh! In fact mistaken for terrorists,
yes, if you wear a veil. Hmm, OK. Muslim companions, we continued on the topic. But anyway we should
be able to be a Muslim who "Sami'na at'thona wa" (we hear and we obey)!

Beautiful would love to know the advantages / benefits / profit we wear the hijab (headscarf):

1.Terlindungi from the heat of the sun.

The fact now is that women do not wear the hijab when out of the house and walking will definitely feel
the heat, damp hair, limp, and may be due to overheating black hair to change color more orange. Thus,
nutrition hair was reduced. but Muslim-Muslim women who wear the hijab would be protected.
Because her hair covered by a fabric long and thin. It makes the hair will not lose nutrients.

2.Terjaga honor and the man was reluctant to tease

Conscious not? If women do not wear the hijab and the road in front of men. Often the man said, "Siut ..
Siut". Yes is not it? But if a Muslim goes but it might be because there was no other way to pass a man,
the man instead said "Assalamua'alikum". If a friend had such a pretty responsible in the liver. No need
to, be answered in a voice audible. Well now Indah want to ask, Muslim friends want to choose which
one? That choice yourself really.

3.Termotivasi to continue their studies

though science is not guilty, but the woman who veils might like questions asked by people who do not
know anything. He did not? Hence the importance of studying a fanatic. We are Muslims! Must be smart
to answer a question.

4.Terjaga of pollution and dust

Who does not know Jakarta? Capital of Indonesia. Of course the weather is hot, full of dust and
pollution. We do not need to be hypnotized by the seductive advertising shampoo. Extras is taking
ginseng, crocodile skin, betel leaf, spices. Coupled with the conditioner and others. No need to bother
buying all sorts of way to wear. Buy a shampoo according to suitable companions. No need to use all
sorts again. Then, there's more. Whose name is the same Jakarta certainly a lot of dust pollution.
Especially if junior high way from home to school. Definitely a lot of dust-dust deh then come home told
a face wash for acne baseball growing (Kok so the story experience?) Hehe, if that is really, wear veils
aja: D I'll stay protected!

Looks 5.Kemuliaan

Allah and His Messenger glorifies women. They inginagar Muslim women cover her nakedness according
Shari'a. So they awake glory. Her hair is shown to be the crown mediocre. Because everyone already
knows what kind of crown. but Muslim women who wear hijab made him glorious and marked that
person may not recklessly know what her hair. O muslimah assured. Love is glorious!

This is from the beautiful, the remaining friends can know the benefits. Congratulations to wear veils
syar'i yes. Hope is always in berkahan and abundance of His grace. O Muslim, you are a gem. Not
everyone can have you. Only those options that can get it. Really! You are a noble Muslim friends :)

Regards ukhuwah
Beautiful Fatmawati

source: http://www.indahislam.com/artikel-islam-tentang-manfaat-memakai-jilbab/
Share this:

Twitter1
Facebook

Like this:
New!Sign in and click the star to save this translation into your Phrasebook.
Sign inDismiss
Would you mind answering some questions to help improve translation quality?
Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder
Turn off instant translationAbout Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback

You might also like