You are on page 1of 1

RESENSI CERPEN

Judul : Negeri Kabut


Penulis : Seno Gumira Ajidarma
Cetakan : kedua, Juli 1999
Penerbit : Grasindo
Tebal : 122
Mengutip dari sinopsis, Buku Negeri Kabut ini berisi tiga
belas cerpen tentang perjuangan manusia dalam mencapai
keinginannya. Terkadang, untuk mencapai semua itu, tanpa
disadari sang tokoh harus bertindak di luar kemampuannya.
Ada pula keinginan yang di luar kendalinya: sang tokoh
terjebak dalam suatu konlik yang tak mungkin dapat
dihindari lagi. !. "egala sesuatu terjadi begitu saja. Tanpa
siasat, tanpa rencana.#
$erita pertama yang sekaligus menjadi judul buku ini adalah Negeri Kabut. Negeri kabut
berkisah tentang seorang laki%laki yang selama hidupnya terus berpetualang. &alam
'erjalanannya menuju Negeri Kabut, ia banyak bertemu dengan pengembara lainnya. 'ara
pengembara itu menyampaikan berita%berita dari tempat mereka yang jauh( peperangan, )abah
penyakit, pembunuhan, dan kisah sedih lainnya. 'ara pengembara selalu mengatakan kepada
lelaki itu bah)a setiap orang harus peduli dengan keadaan dunia yang dihidupinya. Mereka
bilang, orang yang mencari ilmu harus kembali pulang untuk menyelamatkan bangsanya. *elaki
itu terdiam. +a merenung, bertanya%tanya apakah pengembaraannya selama ini untuk mencari
ilmu, *elaki itu ragu. Mungkin yang sebenarnya ia hanya melarikan diri dari segala persoalan,
dari kenyataan, karena ia sebenarnya tak cukup tabah untuk menghadapi penderitaan.
Kedua belas cerpen lainnya sama menariknya dengan Negeri Kabut. Namun seperti yang banyak
dikatakan orang, tulisan "eno di buku Negeri Kabut ini adalah sebuah karya sastra surealis.
"etiap pembaca mempunyai interpretasi yang berbeda atas karya sastra yang dibacanya. Maka,
pesan dan makna yang ingin disampaikan dalam setiap cerita di buku ini akan lebih mengena
jika Anda membacanya langsung.
"aya sendiri paling suka kisah Negeri kabut. Menggambarkan bah)a sesuatu yang sempurna,
nyaris tak memberikan tantangan di dalamnya. Kesempurnaan tidaklah selalu memberikan rasa
nyaman, seperti yang kita kira. Kita, manusia membutuhkan ketegangan, kesulitan, serta
tantangan dalam hidup untuk memahami arti perjuangan dan kehidupan itu sendiri.

You might also like