You are on page 1of 4

TINJAUAN PUSTAKA

BPH


1. DEFINISI
Pembesaran jinak kelenjar prostat disebabkan oleh karena hiperplasia
beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/
jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars
prostatika (lab/ UPF Ilmu Bedah RSU dr.Soetomo, 1994:193).
Neoplasma jinak (hiperplasi) yang mengenai kelenjar prostat
(Hardjowijoto, 1999:1).
Hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli
ke perifer dan menjadi simpai bedah (Mansjoer, 1999:329).

2. ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui secara
pasti, kemungkinan 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya BPH yaitu testis dan
usia lanjut.
Karena etiologi yang belum jelas, maka melahirkan beberapa hipotesa
yang diduga sebagai penyebab timbulnya BPH antara lain:
Hipotesis Dihydrotestosteron (DHT)
Ketidakseimbangan estrogen-testosteron
Interaksi stroma-epitel
Penurunan sel yang mati
Teori stem cell

3. ANATOMI & FISIOLOGI KELENJAR PROSTAT
Kelenjar prostat terletak dibawah kandung kemih dan mengelilingi uretra
posterior dan dibagian proximalnya berhubungan dengan buli-buli, sedangkan
bagian distalnya menempel pada diafragma urogenital yang sering disebut
sebagai otot dasar panggul. Kelenjar ini pada laki-laki dewasa kurang lebih
sebesar buah kemiri atau jeruk nipis, panjang sekitar 4-6 cm, lebar 3-4 cm dan
tebalnya 2-3 cm. Prostat terdiri dari :
Jaringan kelenjar
Jaringan stroma (penyangga)
Kapsul/ muskuler
Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang banyak mengandung enzim
yang berfungsi untuk pengenceran sperma setelah mengalami koagulasi dalam
testis yang membawa sel-sel sperma. Pada waktu orgasme otot-otot di sekitar
prostat akan bekerja memeras cairan prostat keluar melalui uretra. Jumlah cairan
yang dihasilkan meliputi 10-30% dari ejakulasi. Kelainan pada prostat yang
dapat mengganggu proses produksi adalah keradangan (prostatitis). Kelainan
yang lain seperti pertumbuhan yang abnormal (tumor) baik jinak maupun ganas,
tidak memegang peranan penting pada proses reproduksi tetapi lebih berperan
pada terjadinya gangguan aliran kencing. Kelainan yang disebut terakhir ini
manifestasi klinis timbul pada laki-laki berusia lanjut.

4. GEJALA KLINIK
2
Gejala obtruktif
Hesitansi
Intermitency
Terminal dribling
Pancaran lemah
Rasa tidak puas setelah berakhirnya BAK dan terasa belum puas.
Gejala iritasi
Urgency
Frekwensi
Disuria

5. PENATALAKSANAAN
Non pembedahan
Menghindari minum banyak dalam waktu singkat, menghindari
alkohol dan diuretik mencegah over distensi kandung kemih
akibat tonus otot destrussor menurun.
Menghindari obat-obat penyebab retensi urin seperti
anticholinergik, antihistamin, decongestan.
Observasi Watchfull waiting
Terapi medikamentosa pada BPH, seperti fitoterapy, golongan
supressor androgen dan golongan Alfa Bloker.
Bila terjadi retensi urin dilakukan :
Kateterisasi
Pungsi blass
cystostomy
Prostetron (Trans Uretral Microwave Thermoteraphy/ TUMT)
Pembedahan
Trans Uretral Reseksi Prostat

6. FAKTOR PENYULIT
BPH yang tidak ditangani lama kelamaan dapat timbul penyulit yang berupa:
Menurunnya kualitas hidup
Infeksi saluran kencing
Terbentuknya batu buli-buli
Terbentuknya sakulasi dan divertikel pada dinding buli-buli
Hernia
Haemorhoid
Residual urin yang makin banyak sampai retensio urin akut maupun
kronis
Gangguan fungsi ginjal
Hidronephrosis
Hematuria
Inkontinensia paradoksa
3

WOC :

Penekanan
pusat nafas
Peristaltic
usus
Penurunan
kesadaran
Bising usus -
Imobilisasi
extremitas
As.lambung
MK:
Gg.pola
nafas
MK:
Gg.perfusi
jar.serebral
MK:
Gg.mobilitas fisik
(ekstremitas bwh)
MK:
* Nutrisi < dr kebut.tbh
* Resiko aspirasi
Mual, muntah
Gg. aliran spoling
catheter/ cloting
Obstruksi
sal. catheter
MK:
Resti infeksi
MK:
Resti retensi urin
B4
Hipotesis Dihidrotestosteron (DHT)
Ketidakseimbangan estrogen-progesteroon
Interaksi stroma-epitel
Penurunan sel yang mati
Teori stem cell
BPH
Usia lanjut
Testis
B1 B3 B5 B6
B2
Tindakan pembedahan
(TUR-P)

Efek obat anesthesi
Terputusnya
kontinuitas
jaringan
Port de
entry
bacteremia
perdarahan
PK:
Perdarahan
4
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan
(terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Doengoes, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan(terjemahan). PT EGC.
Jakarta.
Engram, Barbara (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I
(terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Hardjowijoto S.(1999). Benigna Prostatic Hyperplasia. Airlangga University Press.
Surabaya.
Sumartono,M. Gardjito, W. Hardjowijoto, S. (1983). Reseksi Transuretral pada
Hyperplasia Benigna dari kelenjar prostat. Bagian Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.

You might also like