Professional Documents
Culture Documents
"
&
'
"
+
,
.
/
$ 0
2
.rtinya- tidak mungkin seorang ,abi berkhianat dalam urusan harta
rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan
perang itu, Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang
dikhianatkannya itu, kemudian tiap&tiap diri akan diberi pembalasan
tentang apa yang ia kerjakan dengan #pembalasan$ setimpal, sedang
mereka tidak dianiaya. Q.S. Ali 6!mran (=*' 4C4.
#alam sebuah asbabun nuVuul" Ayat ke- 4C4 dari QS. Ali 6!mran tersebut
diduga berkaitan dengan hilangnya permadani berwarna merah pada perang
;adar. Hal ini disampaikan oleh !bnu Abbas ra. WAyat ini turun berkenaan dengan
hilangnya permadani merah pada perang ;adar. $ata sebagian orang" WMungkin
,asulullah saw. telah mengambilnya.X .leh karena itu turunlah ayat ini (Hadits
43 Al-Quran beserta tasir" Ta'sir .s&Sa!dy (1ersi o line" edisi. 7. 4.*
www.islamspirit.&om
44 !bnu :aVierah" /ukum orupsi, Riswah dan +hulul" majalah Al-Muslimun" tahun 4>>D"
No. ==3" hlm. 2U.
9
hasan lighairih" riwayat Abu #aud" TirmidVi dan Thabrani*.
12
%endapat !bnu
Abbas ra. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Abu 68baid" bahwa
ungkapan ghulul pada ayat tersebut di atas se&ara khusus tertuju pada harta
rampasan perang. Terungkapnya peristiwa ghulul pada ayat ke 4C4 surah Ali
6!mran menyiratkan dugaan adanya konlik kepentingan.
13
#ugaan adanya konlik
kepentingan tersebut diidentiikasi dari peristiwa hilangnya permadani merah
pada perang ;adar sebagaimana diriwayatkan oleh Abu #aud" TirmidVi dan
Thabrani yang bersumber pada !bnu Abbas r.a. di atas. %ara pakar tasir seperti
!bnu $atsir" Qurthubi dan Shihab sepakat bahwa ayat ke 4C4 surah Ali 6!mran
tersebut berbi&ara tentang ghulul (khianat*. 8ngkapan ghulul pada ayat tersebut
disebut tiga kali. %ertama dengan ungkapan an yaghulla pada kalimat maa kaana
linabiyyin an yaghulla. ;ila ungkapan an yaghulla diartikan berkhianat berarti
merujuk kepada makna iil mudlari (kata kerja bentuk sekarang*. ;ila ungkapan
an yaghulla diartikan khianat berarti merujuk kepada makna masdar (kata
42 Ahmad Hatta et. al." The +reat 1uran, Re'erensi Terlengkap Ilmu&Ilmu .l&1ur!an"
Maghirah %ustaka" :akarta" 234=" :ilid. 4" hlm. 2>C. ,iwayat yang bersumber dari shahabat !bnu
Abbas terkait dengan asbabun nuVul QS. Ali !mran (=*' 4C4 tersebut juga terdapat dalam tasir
!bnu $atsir (Al-Quran beserta tasir" ta'sir Ibnu atsir (1ersi o line" edisi. 7. 4.*
www.islamspirit.&om* sebagai berikut'
!#34 5* #34 5678 #34 59: 34 3"; #34 <=> ! ? 3"; 3@ #34 ABBC DE
BF$1 5(G8 H DI= J AK# LJ D1 5=3 31 MB4 -NE !1 )O. P !"# $ Q
?
/
+
M
...ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang
pezina", %otongan ayat di atas merupakan ungkapan keheranan dengan kelahriran putrra Maryam
(!sa As*. Mereka" yakni anggota masyarakat Maryam tersebut" menggunakan kata maaB [J\ " karena
mereka tidak dapat menjangkau keadaan ibu Maryam se&ara rin&i sejak awal hingga pengu&apan
kalimat mereka itu. Mereka hanya dapat menaikan se&ara umum atau tidak terperin&i. #emikian
menurut %ro" #r. M. Quraish Shihab" aidah Ta'sir, Syarat, etentuan dan .turan yang Patut
.nda etahui dalam Memahami .yat&.yat .l&1ur!an" Aentera Hati" Tangerang" 234=" hlm. U>->3.
11
maadliBkata kerja lampau* pada kalimat ya!ti bimaa ghalla yaumal 0iyaamah
(Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu*.
/ukum Tindakan atau Perbuatan +hulul
Nabi Muhammad Saw menjatuhkan sanksi atau hukuman moral kepada pelaku
tindakan atau perbuatan ghulul setelah benar-benar didapati bukti bahwa pelaku
telah melakukannya. Hukuman moral yang diberikan Nabi Muhammad Saw yaitu
berupa tidak ikut sertanya Nabi Muhammad Saw untuk menyolati pelaku tindakan
atau perbuatan ghulul. Hukuman moral yang diberikan Nabi Muhammad Saw
terhadap pelaku tindakan atau perbuatan ghulul tersebut terekam dalam sebuah
riwayat Abu #aud" !bnu Majah" TirmidVi dan Ahmad yang bersumber pada
sahabat ]aid bin $halid Al-:uhani sebagai berikut'
.rtinya- *ari 7aid bin halid .l&5uhani bahwa seorang laki&laki dari
kaum muslimin mati di haibar. Mereka #sahabat$ memberitahu hal itu
kepada Rasulullah Saw, lalu ia bersabda- Shalatlah kalian untuk
temanmu8 arena itu berubahlah wajah&wajah para shahabat. etika ia
#Rasulullah Saw$ melihat apa yang ada pada mereka, ia #Rasulullah Saw$
bersabda- Sesungguhnya temanmu ini telah ghulul #khianat$ di jalan
.llah. Maka kami #Shahabat$ periksa barang&barangnya, lalu kami dapati
mutiara milik orang 9ahudi senilai dua dirham (H,. Abu #aud" !bnu
Majah" TirmidVi dan Ahmad*.
Sayyid Sabi+ dalam i+h as-Sunnah" mengharamkan perbuatan atau
tindakan ghulul yang benar-benar terbukti se&ara meyakinkan. %endapat tentang
haramnya tindakan ghulul tersebut didasarkan pada penunjukan QS. Ali 6!mran
(=* ayat 4C4 tepatnya pada penggalan ayat tidak mungkin seorang ,abi
berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat
12
dalam urusan rampasan perang itu, Maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu.
16
Selain ghulul pada harta rampasan perang" terdapat bentuk lain dari ghulul
yaitu menerima hadiah bagi orang yang telah diangkat pegawai ketika
menjalankan tugasnya. Ehulul jenis ini terekam dalam sebuah riwayat Abu #aud
dalam Musnadnya dan Muslim dalam shahihnya yang bersumber dari shahabat
Abu Hamid As-Saa-6idy'
Z; H 0] !"# U3;* 34 ! ; Z@@] !1 * Z##I !1 99 ^=
M_1 `E37 0; "2a bB* DE "S Z D 9:a cC= JSI I
0# H 3@1 B"# 0; I Z; H 0] !"# 1 Y! U3( G( d G( AD1
Z ) !1 ,C ' ! U3( G( d G( D1 M!_1 ZFJ". J D e ADE Z;
' Zf ^3g B Z `
.rtinya- *ari .bu /amid .s&Saa&6idy, bahwa ,abi Muhammad Saw
mempekerjakan seseorang yang berasal dari .:ad yang dikenal dengan
Ibnu .l&(utbiyyah #Ibnu .l&.tbiyyah menurut pendapat Ibnu .s&Sarh$
atas tugas memungut shada0ah #7akat$, kemudian ia kembali dari
tugasnya lalu berkata- ;Ini #:akat$ untukmu #Muhammad Saw$ dan
hadiah ini untukku.3 Maka ,abi Muhammad Saw berdiri di atas mimbar,
lalu memuji dan menyanjung .llah Swt dan bersabda-3.pa kehendak
seorang pegawai, kami mengutusnya lalu ia #pegawai$ kembali seraya
melapor-3Ini #:akat$ untukmu #,abi Muhammad Saw$ dan ini hadiah
yang diberikan untukku. Tidakkah ia duduk&duduk di rumah ayah atau
ibunya, lalu lihatlah apakah ia mendapat hadiah atau tidak.3 #/R.
Muslim dan .bu *aud$.
17
,iwayat Muslim dan Abu #aud yang bersumber dari Abu Hamid As-
Saa-6idy di atas memberikan arahan bagi seseorang yang telah diangkat menjadi
16 Sayyid Sabi+" <i0h .s&Sunnah= .s&Silmu wa al&/arbu& Mu!amalaat" #arul al-/ikr"
;eirut" 4>U=" jilid ke- =" hlm. U=
4DAl-Quran beserta tasir" Ta'sir 1urthuby (1ersi o line" edisi. 7. 4.*
www.islamspirit.&om
13
pegawai melaksanakan tugas yang diembannya dengan &ara sebaik-baiknya dan
berakhlak. Hal ini se&ara implisit diahami dari pujian dan sanjungan kepada
Allah' Maka ,abi Muhammad Saw berdiri di atas mimbar, lalu memuji dan
menyanjung .llah Swt, ketika hendak memberikan penjelasannya. $arena bila
tugas yang telah diembankan pada pegawai tersebut tidak dilakukannya se&ara
baik dan berakhlak" maka tentunya akan men&emarkan dan memalukan pegawai
itu sendiri atau bahkan atasannya langsung. .leh karenanya ghulul kategori ini
juga disebut al&'adliihah oleh Qurthuby dalam tasirnya ketika mengawali
komentarnya terkait penjelasan dari QS. Ali 6!mran (=* ayat 4C4. #emikian pula
menurut %ro. #r. Quraish Shihab bahwa ghulul ini dinamai al&<aadlihah" yakni
sesuatu yang men&emarkan dan memalukan.
18
Hal ini dapat diahami karena orang
atau oknum yang telah melakukan ghulul kategori ini telah membuat &emar dan
membuat malu nama baik dan wibawa dirinya sebagai pegawai maupun
atasannya. ,iwayat di atas juga menegaskan ke&aman Nabi Muhammad Saw
terhadap seseorang yang telah dipekerjakan atau dijadikan pegawai yang dalam
melaksanakan tugas yang diembannya ia menerima hadiah. $e&aman tersebut
merupakan sebuah bentuk hukuman moral terhadap pegawai yang telah terbukti
menerima hadiah berdasarkan laporannya sendiri. Hadiah yang diterima oleh
seorang pegawai ketika menjalankan tugasnya dikategorikan sebagai ghulul.
%engertian ghulul jenis ini sejalan dengan apa yang dideskripsikan oleh Nabi
Muhammad Saw dalam sebuah riwayat berikut'
4U %ro" #r. M. Quraish Shihab" Ta'sir .l&Mishbah= Pesan, esan dan eserasian
.l&1ur!an" Aentera Hati" Tangerang" 2343" 1ol. 2" hlm. =24
14
^
_LJ
R
`abK cH IJJK d
R
e
R
c[
R
Jf g
R
hJ
R
J
^
JLJ
R
Jd
R
i
a
j
H
JkJ
R
JJLJ
R
JlKm n
o
PJ
R
JpJR l
R
_Ll[
R
JqJ
H
LJJ
R
pJ H rJRsJJ H dt
a
uJ
R
\
v cH I
K
JLJ
K
M R wJ
a
x
R
yR z
H
JrJ
R
{
R
|JJ R }
R
~[J
R
Jp
R
J[
F
JJf
H
a
e[JJRqJ
H
Jf R
R
J
R
K itR IJ
K
J{
R
t
K
t
R
i
R
e
.rtinya- Rasulullah saw bersabda- Barangsiapa kami angkat sebagai
pegawai atas suatu pekerjaan dan telah kami tentukan gajinya, maka apa
yang ia ambil #terima$ selain dari gaji itu adalah +hullul #/R. .bu
*aud$.
#eskripsi yang dipaparkan pada riwayat di atas se&ara jelas menyebutkan
dan menguatkan riwayat Muslim dan Abu #aud yang bersumber dari Abu Hamid
As-Saaidy bahwa apa saja yang diambil (terima* selain gaji oleh seorang setelah
diangkat pengawai" maka ia telah melakukan tindakan atau perbuatan ghulul.
Selain sanksi di dunia berupa tidak dishalati se&ara langsung oleh Nabi
Saw terhadap jenaVah pelaku tindakan atau perbuatan ghulul dalam konteks
ghanimah (harta rampasan perang* seperti riwayat Abu #aud" !bnu Majah"
TirmidVi dan Ahmad dari ]aid bin $halid Al-:uhani dan ke&aman terhadap pelaku
tindakan atau perbuatan ghulul seperti riwayat ,iwayat Muslim dan Abu #aud
yang bersumber dari Abu Hamid As-Saa-6idy di atas" terdapat sanksi hukuman
akhirat juga atas pelaku tindakan atau perbuatan ghulul seperti deskripsi riwayat
berikut'
R
c[J
R
Jf
a
a
\[
R
J ^
^
xt
a
uH {R [
R
JJK l H uR l n
^
_LJ
R
`abK cH IJJK d
R
e
R
c[
R
Jf g
R
hJ
R
J
^
JLJ
R
Jd
R
i
a
j
H
JkJ
R
JJLJ
R
JlKm n
R
JJ
a
}
H
t
R
i[
R
kJ
H
JO zJxt
a
a
jJ
a
{[J
R
J H `Z
R
_LJR l v e[J R l
R
i v e[
R
J
R
cH IJL
K
JQJ
H
Jxt T Y
a
J
R
t H I
O
JLJ
K
JQJ
R
J R G
15
.rtinya- *ari 6>badah bin .sh&Shamit, ia berkata- Rasulullah saw
bersabda- 5anganlah kalian ghulul= karena ghulul itu #perbuatan yang
membawa ke$ neraka dan #perbuatan$ ter"ela di dunia dan akhirat atas
pelakunya #/R. .hmad dan ,asa!i$.
%ada riwayat di atas se&ara jelas dideskripsikan pelarangan ghulul yang
diikuti penyebutan hukuman neraka atas pelakunya dan ter&elanya pelaku baik di
dunia maupun di akhirat. Se&ara implisit (tersirat* pendahuluan penyebutan
hukuman atau sanksi akhirat ini mengindikasikan bahwa ghulul merupakan
persoalan serius dan an&aman sanksi atau hukuman atas pelakunya sangat berat.
Risywah
,usywah" rasywah atau risywah" artinya (uang* suap" sogok. ,isywah adalah apa-
apa yang diberikan untuk membatalkan atau menggugurkan (yang hak* atau
berusaha untuk memiliki (sesuatu* dengan &ara yang batil" tidak benar.
19
%engertian umum risywah ialah pemberian atau penerimaan guna memperoleh
atau memberi sesuatu yang tidak sah.
20
%ro. #r. M. Quraish Shihab mengomentari
pengertian umum risywah tersebut dengan mengajukan sebuah pertanyaan
.pakah memberi guna memperoleh hak yang sah tidak dinamai sogok, dan
dengan dengan demikian dapat dibenarkan< %ada pengertian risywah se&ara
umum tersebut Shihab menyamakan pengertian risywah dengan sogok-menyogok.
!a juga memperluas batas pengertian riswah atau sogok-menyogok tidak hanya
4> $arim Al-;ustaani" .l& Munjid 'ii al&(ughah wa al& .!laam" Maktabah Syar+iyyah"
;eirut" Aibanon" 4>UD" hlm. 2C2.
23 %ro" #r. M. Quraish Shihab" (entera .l&1ur!an9 isah dan /ikmah ehidupan Aentera
Hati" Tangerang" 233U" hlm. 272.
16
pemberian atau penerimaan guna memperoleh atau memberi sesuatu yang tidak
sah saja tetapi pemberian atau penerimaan guna memperolah hak yang sah juga
termasuk risywah atau sogok menyogok. %enegertian ini bisa diperoleh dengan
memahami pertanyaan bernada keberatan yang dikemukakannya W.pakah
memberi guna memperoleh hak yang sah tidak dinamai sogok, dan dengan
dengan demikian dapat dibenarkan< %engertian lain tentang risywah
dikemukakan oleh Syamsuddin AdV-#Vahabi yang menyamakan pengertian
riswah dengan suap dalam deskripsinya tentang riswah yaitu memberikan sesuatu"
baik berupa uang maupun yang lain" kepada penegak hukum agar ia dalam
menyelesaikan masalah hukum mendapat keistimewaan dan dapat terlepas dari
an&aman hukuman.
21
%engertian yang dikemukakan tersebut AdV-#Vahabi lebih
khusus dan hanya menekankan nilai pemberian dan tidak menyertakan kata-kata
menerima" tepatnya pemberian uang atau barang lain kepada penegak hukum
dengan tujuan mendapat keistimewaan atau terbebas dari an&aman hukuman.
%engertian lain tentang risywah dikemukakan oleh !bnu :aVierah yaitu suatu
tindakan" baik memberi maupun menerima uang atau lainnya dengan tujuan
mengubah hukum atau undang-undang" yang haram menjadi halal atau yang benar
disalahkan.
22
%engertian yang dikemukakan oleh !bnu :aVierah ini lebih terokus
pada mengubah hukum dari semula halal menjadi haram atau sebaliknya
24 Syamsuddin AdV-#Vahabi" .l&abair4?@ *osa Besar (terj. .leh M. AadVi Sarony*"
Media !daman %ress" Surabaya" thn. 4>>2" hlm. 4>C.
22 !bnu :aVierah" /ukum orupsi, Riswah dan +hulul" majalah Al-Muslimun" tahun 4>>D"
No. ==3" hlm. 2D.
17
meskipun juga menyebutkan pemberian atau penerimaan uang atau lainnya
tersebut dimaksudkan untuk mengubah hukum atau undang-undang se&ara umum.
;erdasarkan sejumlah pengertian tentang risywah yang telah dikemukan
para pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa risywah atau suap adalah menerima
(bagi penegak hukum* atau memberi (oleh penyuapBtersangkaBterdakwa* sesuatu
baik berupa uang" barang ataupun lainnya kepada penegak hukum dengan maksud
atau tujuan yaitu pertama mengubah hukum atau undang-undang" yang haram
menjadi halal atau yang benar disalahkan" dan kedua agar ia (penyuap* dalam
menyelesaikan masalah hukum mendapat keistimewaan dan dapat terlepas dari
an&aman hukuman.
/ukum Tindakan atau Perbuatan Risywah atau Suap
Sejumlah pakar seperti Syamsuddin AdV-#Vahabi menyatakan bahwa tindakan
atau perbuatan risywah atau suap adalah terlarang dan pelakunya telah melakukan
salah satu perbuatan dosa besar. !a mendasarkan pendapatnya tersebut pada nash
Al-Quran berikut'
@ 0
"
'
K#
H
pJJ R l
a
uJH {t
a
b
a
zJJH J
R
Jl
H
u
R
JJl n hJ
R
J
^
JJLJ
R
d
R
i
a
jH kJ
R
JLJ
R
JlKbR_^LJ
R
`
a
b K cH I
K
Jd
R
e
R
c[f
_
R
JLJ R l
a
bJJJRqJJJ H rJ
R
Jx g
T
x g
a
JJ
R
JJ
H
J
K
pxtiJ
a
I{ttie g ii g i|\sx g ij[\u{ g zp
.rtinya- dari .bdullah bin 6.mr, ia berkata- Rasulullah saw. bersabda-
(aknat .llah terhadap orang yang menyuap dan orang yang menerima
suap. (H,. Abu #aud" TirmidVi" !bnu Majah dan Ahmad*.
%endapat lain mengenai hukum terlarangnya risywah atau suap
dikemukakan oleh Muhammad bin !smail Al-$ahlani (dalam Subul Al-Salam*
dan Al-Syaukani (dalam Nail al-Authar* seperti dikutip oleh %ro. #r. M. Quraish
Shihab. Namun keduanya membolehkan pemberian dalam rangka memperoleh
hak yang sah. Sementara pendapat Shihab sendiri terkait risywah sejalan dengan
Al-$ahlani dan Al-Syaukani yaitu tidak memperkenankan pemberian sesuatu
untuk mengambil hak orang lain dengan melakukan dosa dan dalam mengetahui
bahwa pelakunya sebenarnya tidak berhak.
24
;erbeda dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Al-$ahlani dan Al-Syaukani yang membolehkan pemberian
dalam rangka memperoleh hak yang sah" Shihab menolak pendapat Al-$ahlani
dan Al-Syaukani dalam pernyataanya WBukankah dengan memberi&walau dengan
dalih meraih hak yang sah& seseorang telah membantu sipenerima melakukan
2= Syamsuddin AdV-#Vahabi" .l&abair4?@ *osa Besar (terj. .leh M. AadVi Sarony*"
Media !daman %ress" Surabaya" thn. 4>>2" hlm. 4>C-4>U.
27 %ro" #r. M. Quraish Shihab" Ta'sir .l&Mishbah= Pesan, esan dan eserasian
.l&1ur!an" Aentera Hati" Tangerang" 2343" 1ol. 4" hlm. 7>>
19
sesuatu yang haram dan terkutuk dan dengan demikian ia memperoleh pula&
sedikit atau banyak&sanksi keharaman dan kutukan ituA3
25
KESIMPULAN
;erdasarkan pembahasan dan analisa atas penelusuran pada nash baik yang
berupa ayat Al-Quran" hadits Nabi Muhammad Saw dan pendapat para ulama
pakar muslim tentang ghulul dan risywah terkait korupsi dapat disimpulkan
sebagai berikut'
Ghulul
Pertama" ghulul ialah mengambil dari milik bersama atau orang lain dengan &ara
yang tidak shah dan meminta atau menerima pemberian atas suatu pekerjaan yang
untuk pekerjaan itu sudah mendapat pembayaran atau gaji.
edua" se&ara i+ih (hukum*" ghulul merupakan tindakBperbuatan buruk
yang dilarang oleh !slam apabila benar-benar terbukti se&ara shah dan
meyakinkan. Terlarangnya tindakan atau perbuatan ghulul ini didasarkan pada
Vahir QS. Ali 6!mran (=* ayat 4C4 dan beberapa hadits Nabi Muhammad Saw yang
tersebut pada sub bahasan ghulul.
etiga" terdapat dua jenis tindakan ghulul. ?akni ghulul dalam hal harta
rampasan perang (ghanuimah* dan ghulul menerima hadiah bagi orang yang telah
diangkat pegawai ketika menjalankan tugasnya. $edua-duanya terlarang dan
dikenakan sanksi bbagi para pelakunya.
25 %ro" #r. M. Quraish Shihab" (entera .l&1ur!an9 isah dan /ikmah ehidupan Aentera
Hati" Tangerang" 233U" hlm. 27=.
20
Risywah
Pertama" risywah atau suap adalah menerima (bagi penegak hukum* atau
memberi (oleh penyuapBtersangkaBterdakwa* sesuatu baik berupa uang" barang
ataupun lainnya kepada penegak hukum dengan maksud atau tujuan yaitu pertama
mengubah hukum atau undang-undang" yang haram menjadi halal atau yang benar
disalahkan" dan kedua agar ia (penyuap* dalam menyelesaikan masalah hukum
mendapat keistimewaan dan dapat terlepas dari an&aman hukuman.
edua" Syamsuddin AdV-#Vahabi menyatakan bahwa tindakan atau
perbuatan risywah atau suap adalah terlarang dan pelakunya telah melakukan
salah satu perbuatan dosa besar. !a mendasarkan pendapatnya berdasarkan
pengertian Vahir dari QS. Al-;a+arah (2* ayat 4UU. %endapat lain mengenai
hukum terlarangnya risywah atau suap dikemukakan oleh Muhammad bin !smail
Al-$ahlani (dalam Subul Al-Salam* dan Al-Syaukani (dalam Nail al-Authar*
seperti dikutip oleh %ro. #r. M. Quraish Shihab. Namun keduanya membolehkan
pemberian dalam rangka memperoleh hak yang sah. Sementara pendapat Shihab
sendiri terkait risywah sejalan dengan Al-$ahlani dan Al-Syaukani yaitu tidak
memperkenankan pemberian sesuatu untuk mengambil hak orang lain dengan
melakukan dosa dan dalam mengetahui bahwa pelakunya sebenarnya tidak
berhak.
SARAN
;erdasarkan kesimpulan mengenai ghulul dan risywah" maka disarankan'
21
Pertama" kepada stake holder (pemilik kepentingan* yaitu %emerintah ($%$"
;%$" $ejaksaan" %.A,!" $ehakiman* melibatkan ummat !slam dalam
merumuskan setiap perundangan" peraturan maupun kebijakan terkait dengan
pemberantasan tindak pidana korupsi agar terdapat kesamaan persepsi dan -isi.
edua" kepada pihak penyelenggara seminar agar mensosialisasikan hasil dari
penelitian ini kepada masyarakat luas.
22
DAFTAR PUSTAKA
A. ,iai" ,usdy" 2337. Manajemen" Aembaga %enerbit /akultas konomi
8ni-ersitas Muhammadiyah %alembang (8M%*" %alembang.
Abu ]ahrah" Muhammad" 4>>7. >shul <i0ih" terj. .leh Saeullah Mashum"
%T. %ustaka /irdaus" :akarta.
Al-#Vahabi" Syamsuddin" 4>>2. .l&abair4?@ *osa Besar" (terj. .leh M. AadVi
Sarony*" Media !daman %ress" Surabaya.
Al- Ehalayayni" Musthaa" 4>UD. 5amii!u .d&*uruus .l&6.rabiyyah" Maktabah
Ashriyyah" ;eirut.
Al- Qardhawi" ?usu" 233=. Masyarakat Berbasis Syariat Islam #II$, ra
!ntermedia" Solo.
Alitra" 2342. /ukum Pembuktian dalam Bera"ara Pidana, Perdata dan orupsi
di Indonesia" %enerbit ,aih Asa Sukses" #epok.
Hatta" Ahmad" et. al." 234=. The +reat 1uran, Re'erensi Terlengkap Ilmu&Ilmu
.l&1ur!an" Maghirah %ustaka" :akarta.
!lyas" ?unahar" 2332. uliah .khla0" Aembaga %engkajian dan %engamalan !slam
(A%%!*" ?ogyakarta.
!smail bin 8mar bin $atsir" Abu Al-/ida" Ta'sir Ibnu atsir" (1ersi o line" edisi.
7. 4.* www.islamspirit.&om
Mukantardjo" ,udy Satriyo" 2343. >ndang& >ndang Tindak Pidana orupsi dan
Sejarah Perkembangannya" Materi %elatihan Hakim dalam %erkara $orupsi"
%usat %endidikan dan %elatihan (%8S#!$AAT* MA- ,!" ;ogor.
,omli" $homsahrial" 2344. omunikasi 2rganisasi" %T. Erasindo" :akarta.
,osadisastra" Andi" 2342. Metode Ta'sir .yat&.yat Sains dan Sosial, .m:ah"
:akarta.
Sabi+" Sayyid" 4>U=. <i0h .s&Sunnah= .s&Silmu wa al&/arbu& Mu!amalaat" #arul
al-/ikr" ;eirut.
Shihab" M. Quraish" 234=. aidah Ta'sir, Syarat, etentuan dan .turan yang
Patut .nda etahui dalam Memahami .yat&.yat .l&1ur!an" Aentera Hati"
Tangerang.
23
--------------------------" 2343. Ta'sir .l&Mishbah, Pesan, esan dan eserasian
.l&1ur!an" 1ol. 4 dan 2" Aentera Hati" :akarta.
--------------------------" 233U. (entera .l&1ur!an, isah dan /ikmah ehidupan"
%enerbit MiVan" ;andung.
--------------------------" 233D. Membumikan .l&1ur!an, <ungsi dan Peran Wahyu
dalam ehidupan Masyarakat" %enerbit MiVan" ;andung.
-------------------------" 233C. Menyingkap Tabir Ilahi= .l&.smaa! .l&/usnaa dalam
Perspekti' .l&1ur!an" Aentera Hati" :akarta Selatan.
Syaei" ,a&hmat" 233D. Ilmu >shul <i0ih" %ustaka Setia" ;andung.
Majalah Al-Muslimun. Siklus orupsi, ikis /abis ;angil" disi September
4>>D" No. ==3.
Majalah SA$S!. Menakar .n"aman. :akarta" disi April 2332" No. 45" tahun !1.
Sumb! I"#!"#
Al-Quran beserta tasir (1ersi o line" edisi. 7. 4.* www.islamspirit.&om
Abuar+ub" Mamoun" 233>. Islami" Imperati%es to )urb )orruption and Promote
Sustainable *e%elopment" !slami& ,elie @orldwide" ;irmingham" 8nited
$ingdom. www.islami&-relie.&om
Araa" Mohamed A" 2342. )orruption and Bribery in Islami" (aw= .re Islami"
Ideals being Met in Pra"ti"e" Annual Sur-ey o !ntl and 0omp. Aaw" 1ol. 1!!!.
http'BBssm.&omBabstra&t247U42D.
Hassan ;ello" Abdulmajeed" 234=. )orruption and *emo"rati" +o%ernan"e in
,igeria- .n Islami" Perspe"ti%e on Solution" !nternational :ournal o Ad-an&ed
,esear&h in Management and So&ial S&ien&es" 1ol. 2" No. 4" #epartment o
,eligious 0ultural Study" 8ni-ersity o 8?. A$@A !;.M" State Nigeria.
Muhardiansyah" #oni" et. al." 2343. Buku Saku Memahami +rati'ikasi" $omisi
%emberantasan $orupsi ($%$* ,epublik !ndonesia" :akarta.
$litgaard" ,obert" 4>>U. International )ooperation .gainst )orruption" :urnal
/inan&e and #e-elopment.
Strategi Nasional %en&egahan dan %emberantasan $orupsi9 :angka %anjang
(2342-2325* dan :angka Menengah (2342-2347*" 2342" :akarta.
24