You are on page 1of 27

20.

Heat transfer
1. PERPINDAHAN PANAS (HEAT TRANSFER)
Perpindahan panas merupakan salah satu dari perpindahan energi.
Perpindahan panas dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi. Perpindahan panas ini digunakan dalam
berbagai macam aplikasi salah satunya penghitungan beban sebuah
ruangan atau gedung dalam perancangan Air Conditioner.
2. KONDUKSI
Konduksi merupakan perpindahan panas tanpa adanya perpindahan
zat. Biasanya konduksi terjadi pada zat padat. Contohnya adalah
jika kita panaskan sebuah logam di salah satu ujungnya, maka di
ujung lainnya akan terasa panas juga.
Hal ini dapat terjadi karena adanya getaran dalam zat padat
tersebut. Awalnya molekul-molekul logam yang dipanaskan
bergetar terlebih dahulu, namun getaran molekul ini merambat ke
arah yang belum bergetar (kea rah ujung lainnya) sehingga bagian
yang tidak dipanaskan ikut panas juga.
Besarnya perpindahan panas dengan cara konduksi dipengaruhi
oleh luas lermukaan (A), panjang (l), dan perbedaan suhu antara
kedua ujung. Semakin besar luas permukaan maka semakin besar
perpindahan panasnya begitu pula dengan perbedaan suhu. Namun,
semakin panjang benda tersebut semakin kecil perpindahan
panasnya. Dengan kata lain Perpindahan panas berbanding lurus
dengan Luas dan Perbedaan suhu, berbanding terbalik dengan
panjang/tebal benda.

Atau dapat dituliskan seperti :

3. KONVEKSI
Konveksi merupakan perpindahan panas melalui perpindahan
molekul. Biasanya terjadi pada zat yang mengalir (fluida), bias gas
atau zat cair. Konveksi dapat terjadi karena adanya perpindahan
molekul yang lebih panas. Zat alir (fluida) yang memiliki suhu
lebih tinggi massa jenisnya lebih kecil dan menjadi lebih ringan
dari pada zat tersbut yang lebih dingin. Akibatnya zat yang panas
itu akan bergerak keatas. Contohnya adalah pada saat mendidihkan
air, di bagian bawah lebih panas dari pada bagian atas, sehingga air
yang berada dibawah bergerak ke atas dan air yang lebih dingin
menggantikan posisi dibawah.
4. RADIASI
Berbeda dengan konveksi dan konduksi, radiasi tidak memerlukan
media perantara apapun untuk perpindahan panasnya. Selama ada
perbedaan suhu maka ada pada benda tersebut. Besarnya
perpindahan panas secara radiasi adalah:


22. Convected energy
Konveksi adalah perpindahan panas melalui suatu zat perantara (umumnya
zat cair) dengan disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Fluida
adalah zat cair (contohnya air) atau pada gas (contohnya udara).
Contohnya:
Ketika bunda sedang memasak air, air yang berada di bagian atas
permukaan di dalam panci dapat menjadi panas karena panas yang
berasal dari air yang berada di bawah permukaan mengalir ke
bagian atas permukaan air.
Contoh lainnya adalah angin. Angin adalah udara yang bergerak
atau mengalir, dari tempat yang dingin ke tempat yang lebih panas.

2.4 Lumped formulation
Lumped formulation atau disebut Analisis Sistem Lumped. Analisis sistem
lumped secara umum terjadi pada proses konduksi, yang dapat digunakan
setiap kali konduksi panas dalam obyek, yang lebih cepat daripada
konduksi panas di seluruh batas dari objek. Analisis sistem lumped ini
adalah metode yang sesuai perkiraan mengurangi satu aspek sistem
konduksi sementara (yang di dalam objek) ke salah satu bagian yang setara
stabil sistem (yakni, diasumsikan bahwa suhu di dalam obyek benar-benar
sama, meskipun nilai tersebut mungkin perubahan dalam waktu).
Dalam metode ini, yang dikenal dengan istilah nomor Biot dihitung, yang
didefinisikan sebagai rasio tahan panas mentransfer seluruh objek dari
perbatasan dengan seragam yang berbeda suhu, ke konduktif tahan panas
di dalam objek. Bila panas tahan panas yang ditransfer ke dalam obyek
yang lebih rendah dari tahan panas yang sepenuhnya yg disebarkan dalam
objek, Biot angka yang kecil, dan perkiraan dari spatially seragam suhu di
dalam obyek dapat digunakan. Karena ini merupakan cara perkiraan, Biot
nomor yang harus kurang dari 0,1 untuk perkiraan yang akurat dan analisis
heat transfer. Sekalipun Biot nomor tidak kurang dari 0,1, analisis dapat
terus, tetapi ketepatan hasil mengurangi. Mode ini analisis telah diterapkan
untuk ilmu forensik untuk menganalisa waktu kematian manusia. Juga
dapat diterapkan ke HVAC (heating, ventilating dan udara, atau
membangun iklim kontrol).
2.6 Shaft work (Kerja poros)
Dalam memudahkan mendapatkan bentuk umum dari persamaan energi
proses alir, Pertimbangkan suatu proses alir seperti pada Gambar berikut.

Gambar . Proses Alir Steady-state
Suatu fluida mengalir melalui peralatan-peralatan seperti tersebut pada
gambar, dari titik inlet (1) ke titik outlet (2). Pada titik inlet (1)
kondisi fluida ditandai dengan subskrip 1. Pada titik ini pula fluida berada
pada ketinggian z
1
dari bidang datumnya, dengan kecepatan v
1
, memiliki
volume spesifik v
1
, tekanan P
1
dan energi dalam (U
1
). Dengan cara yang
sama, untuk titik outlet ditandai dengan subskrip 2. Sistem dianalisis
dalam besaran per satuan massa fluida. Perubahan energi per satuan
massa untuk sistem tersebut melibatkan perubahan energi kinetik,
potensial dan energi dalamnya.

Keterangan :



sehingga secara umum, persamaan energi untuk proses alir steady-state
dapat ditulis sebagai :
m(u
2
u
1
) +
1
/
2
m(u
2
2
u
1
2
)+mg(z
2
z
1
) =Q W (1)
W pada persamaan (1) menyatakan semua kerja yang dilakukan oleh
fluida, dan nila kerja (W) tesebut merupakan jumlah dari Kerja Poros
(Shaft Work, Ws) dan Kerja hasil kali PV dari fluida yang mengalir.
kerja poros (W
s
) adalah kerja yang yang dilakukan atau diterima oleh
fluida yang mengalir melalui suatu peralatan sehingga dihasilkan suatu
kerja mekanik (misalnya dapat memutar suatu poros atau menggerakan
baling-baling pada turbin dan banyak lagi lainnya). Secara matematis
dapat dituliskan :
W =W
s
+P
2
V
2
P
1
V
1
(2)
selanjutnya substitusikan persamaan (2) ke dalam persamaan (1), sehingga
diperoleh :
m(u
2
u
1
) +
1
/
2
m(u
2
2
u
1
2
)+mg(z
2
z
1
) =Q [W
s
+P
2
V
2
P
1
V
1
] (3)
diketahui bahwa, V
2
= mv
2
dan V
1
= mv
1
, dengan menyusun kembali
persamaan akan diperoleh :
m[(u
2
+P
2
V
2
) (U
1
+P
1V1
)] +mg(z
2
z
1
) =Q W
s
(4)
oleh karena h = u + P V, maka persamaan (2) menjadi :
m(h
2
h
1
) +
1
/
2
m(u
2
2
u
1
2
)+mg(z
2
z
1
) =Q W
s
(5)
atau (6)
Persamaan (6) merupakan persamaan umum proses alir steady-state.
Untuk kebanyakan pemakaian di dalam thermodinamika,
perubahan energi kinetik dan energi potensial aliran relatif lebih kecil
(sering diabaikan) jika dibandingkan dengan energi bentuk lainnya,
sehingga persamaan (6) menjadi :
, atau (7)
dalam hal ini, diketahui bahwa enthapi (h) adalah fungsi keadaan,
sehingga ia punyai nilai tertentu pada kondisi P dan T tertentu pula, untuk
itu sering juga nilai enthalpi ini dapat dilihat pada Tabel-tabel data
thermodinamika untuk zat-zat murni tertentu.
2.8 Fluid Flow field
Fluida adalah zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara kontinu
bila terkena tegangan geser walaupun relatif kecil. Gaya geser adalah
komponen gaya yang menyinggung permukaan dan jika dibagi dengan
luas permukaan tersebut menjadi tegangan geser rata-rata pada permukaan
itu.
Transportasi fluida dalam teknik kimia jauh lebih mudah daripada padatan.
Karena itu ahli teknik kimia berupaya sedapat mungkin untuk dapat
melakukan transportasi bahan dalam bentuk cairan, larutan atau
suspensinya. Bila hal itu tidak mungkin barulah mereka melakukan
pengangkutan bahan padat dalam bentuk padat. Walaupun begitu masih
diusahakan cara tambahan untuk memudahkan pengangkutan, misalnya
menghaluskan padatan lalu diangkut dengan aliran gas atau cairan seperti
operasi fluidisasi. Hidrodinamika yang menjadi dasar aliran fluida dalam
Operasi Teknik Kimia, dibagi menjadi tiga pokok bahasan :
1. yang berhubungan dengan aliran fluida dalam saluran sehingga
aliran terarah mengikuti bentuk saluran (internal flow), misalnya :
pemompaan cairan, kompresi gas dan aliran fluida dalam kanal
terbuka.
2. Yang membahas masalah aliran fluida lewat di sekitar benda padat
(eksternal flow), misalnya : sedimentasi dan pemisahan dengan
sentrifugasi dan pencampuran.
3. Masalah campuran dari kedua hal diatas, seperti fluidisasi dan
aliran dua fase gas-cair.
Selama fluida bergerak, harus selalu ada gaya geser yang bekerja terhadap
fluida. Hal ini dilakukan dengan penambahan energi dari luar. Tanpa
penambahan energi dari luar, aliran fluida akan terhenti. Jumlah energi
yang diperlukan untuk mempertahankan aliran ini dianggap sebagai energi
yang hilang, karena tidak dapat diambil sebagai energi yang bermanfaat.
Dalam aliran fluida di dalam saluran, energi yang hilang disebut Head
loss. Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi aliran fluida adalah
yang menyangkut dengan sifat fisik dari fluida yang dapat didefinisikan
pada :
1. tekanan
2. temperatur
3. densitas
4. viskositas
Transformasi dalam sistem perpipaan yang kompleks akan mengikuti
hukum kekekalan energi.
1) Viskositas Fluida
Fluida adalah benda yang dapat mengalami perubahan bentuk
secara terus menerus karena gaya gesek yang bekerja terhadapnya.
Sifat yang erat hubungannya dengan definisi ini adalah viskositas.
Harga viskositas fluida mungkin dipengaruhi oleh besar dan lama
aksi gaya yang bekerja terhadapnya. Viskositas fluida juga
dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur.
2) Densitas Fluida
Disamping viskositas, sifat fluida yang penting lainnya adalah
densitas (masa persatuan volume). Seperti viskositas, karakteristik
gas dan cairan dalam sifat densitas ini bebeda satu dengan lainnya.
Densitas gas sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperaturnya,
karena itu gas juga disebut fluida termampatkan (compressible
fluid). Hubungan antara densitas dengan tekanan dan temperatur
gas banyak dibahas dalam bidang termodinamika, misalnya
Hukum Gas Ideal dan persamaan Van Der Waals. Densitas cairan
sedikit sekali dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur, karena itu
cairan disebut juga fluida tak termampatkan (incompressible fluid).
Bedasarkan sifat kemampatan ini, aliran fluida dibagi menjadi dua,
yaitu aliran fluida termampatkan dan tak termampatkan. Seringkali
bila perubahan temperatur dan tekanan relatif kecil, permasalahan
aliran gas diselesaikan dengan cara untuk fluida tak termampatkan.
3) Neraca Massa
Fluida dinamik adalah fluida bergerak. Umunya fluida bergerak
dari satu tempat ke tempat yang lain dengan suatu alat mekanik
seperti pompa atau blower, oleh perbedaan gravitasi, atau dengan
tekanan, dan mengalir melalui sistem perpipaan atau alat proses.
4) Neraca Energi mekanik keseluruhan
Suatu tipe neraca energi sangat berguna bagi fluida mengalir dan
didapatkan neraca energi total dengan perlakuan seperti energi
mekanis. Para insinyur teknik sering berhadapan dengan jenis
energi ini yang disebut energi mekanis, yang meliputi kerja energi
kinetik, energi potensial dan kerja aliran sebagai bagian dari
entalpy. Energi mekanik adalah bentuk lain dari kerja atau suatu
bentuk energi yang secara langsung dapat dirubah menjadi kerja.
Pertimbangan lain pada persamaan neraca energi, panas dan
internal energi, tidak dapat dirubah secara sederhanamenjadi kerja
karena Hukum II termodinamika dan efisiensi konversinya, yang
tergantung pada temperatur. Pembahasan energi mekanis tidak
terbatas dan dapat dikonversi dengan hampir sempurna menjadi
kerja. Energi yang dikonversi menjadi panas atau energi dalam
merupakan kerja yang hilang atau kehilangan energi mekanik yang
disebabkan tekanan gesekan aliran.
5) Energi Hilang Gesekan
Tidak seperti bentuk-bentuk lainnya yang sangat diperhatikan di
titik awal dan akhir suatu sistem, energi hilang gesekan terjadi
disepanjang aliran. Energi ini terjadi dari perubahan energi
mekanik menjadi energi panas yang tidak dapat diubah kembali
menjadi bentuk energi asalnya atau energi lain. Energi hilang
gesekan dapat terjadi antar elemen fluida dan antara fluida dengan
dinding sepanjang saluran. Energi hilang gesekan disebut skin
friction atau frictional resistance. Peranan gesekan antar
elemen dan gesekan antara elemen dengan dinding tergantung pada
pola aliran. Pada laju alir relatif rendah, gesekan antar elemen
(viscous section) sangat berperan. Bila laju alir meningkat, adanya
arus gejolak (eddy current) menambah besarnya energi hilang
gesekan. Gesekan antara elemen fluida dan dinding pun sangat
berperan pada laju alir tinggi. Bila aliran mengalami pemisahan
elemen-elemen, maka energi hilang gesekan bertambah besar. Hal
ini terjadi misalnya pada belokan, penyempitan maupun pelebaran,
kran, sambungan, adanya padatan yang menghalangi aliran dan
sebagainya. Besarnya energi hilang gesekan merupakan jumlah
dari kedua hal diatas : F = F
fr
+ F
lr
(2.13) Dengan F
fr
dan F
lr

masing masing menyatakan energi hilang gesekan karena
separation of boundary layers. Besarnya frictional resistance
tergantung pada laju alir (energi kinetik), sifat fluida dan sifat
permukaan dinding, panjang dan diameter saluran.
6) Pompa
Daya dan kerja yang dibutuhkan
Energi mekanik yang diberikan W
s
dalam J/kg yang diberikan ke
fluida sering digambarkan sebagai Head pompa dalam m dari
fluida yang dipompakan dimana ;
-W
S
= H.g (2.19)
Banyak faktor yang menentukan efisiensi aktual dan karakteristik
unjuk kerja pompa. Unjuk kerja suatu pompa digambarkan oleh
kurva yang disebut kurva karakteristik , biasanya menggunakan
fluida air. Head (H) yang dihasilkan akan sama untuk setiap cairan
yang memiliki viskositas sama. Pada kebanyakan pompa,
kecepatan umumnya bervariasi. Kurva karakteristik untuk pompa
sentrifugal tahap tunggal yang bekerja pada kecepatan konstan,
kebanyakan laju pompa berbasis pada head dan kapasitas pada titik
efisiensi puncak. Efisiensi mencapai puncak pada laju alir kurang
lebih 50 galon/menit, sementara bila harga laju alir meningkat head
yang dihasilkan akan menurun.
7) Sistem perpipaan
Sudden Enlargment
Suatu sudden enlargment pada daerah alir fluida membesar tiba-
tiba sehingga kecepatannya menurun. Saat fluida memasuki pipa
besar, suatu pancaran terbentuk disaat fluida terpisah dari dinding
tabung kecil. Karena tidak ada dinding pipa yang mengendalikan
pancaran fluida yang dihasilkan dari pipa kecil, maka pancaran itu
akan berekspansi sehingga mengisi seluruh permukaan. Sebagian
kecil fluida terpisah dari pancarannya dan bersirkulasi diantara
dinding dan pancaran. Pengaruh pusaran dan expansi fluida sesuai
dengan tiga perubahan pada profil kecepatan . Ada
8) Sudden Contraction
Suatu pengecilan tiba-tiba sering juga disebut reduksi. Fenomena
aliran pada kasus kontraksi sangat berbeda dari pada ekspansi.
Profil kecepatan adalah profil fluida yang mengalir pada bagian
yang besar. Kontraksi menyebabkan fluida berakselerasi saat
memasuki daerah yang lebih kecil.
9) Fitting dan Valve
Valve dan fitting dapat meningkatkan penurunan tekanan pada
sistem perpipaan aliran fluida bila dibandingkan dengan pipa lurus
tanpa valve dan fitting. Bahkan suatu sambungan ynag
menggabungkan dua pipa yang panjang, mengganggu profil
kecepatan pada aliran turbulen sehingga cukup untuk
meningkatkan penurunan tekanan. Ada dua prosedur standar untuk
menentukan pressure loss dalam aliran turbulen dengan adanya
fitting. Prosedur pertama ialah menggunakan tabel panjang
ekivalen, cara kedua dengan menggunakan koofisien kehilangan
(k) untuk setiap tipe fitting.
10) Alat Ukur Fluida
Pengukuran fluida merupakan suatu aplikasi penting pada neraca
energi. Dasarnya flow meter dirancang untuk menyebabkan
penurunan tekanan yang dapat diukur dan dihubungkan dengan
laju alir. Penurunan tekanan ini diakibatkan oleh perubahan energi
kinetik, oleh gesekan dan lain-lain.
11) Manometer
karena kebanyakan fluid meter dapat menyebabkan perbedaan
tekanan sepanjang bagian pengukuran, suatu alat ukur sederhana
dapat digunakan untuk menentukan perbedaan ini. Salah satu alat
yang sederhana adalah manometer pipa U.
12) Pitot Tube
Tabung pitot digunakan untuk mengukur kecepatan lokal pada
suatu titik tertentu dalam arus aliran dan bukan kecepatan rata-rata
pada pipa. Salah satu tabung, yaitu tabung inpeact, memiliki
bukaan yang sejajar terhadap arah aliran dan tabung statif memiliki
bukaan paralel terhadap arah aliran. Fluida mengalir kedalam
bukaan, terjadilah tekanan dan kemudian menjadi tetap pada
disebut titik stagnasi. Perbedaan pada tekanan stagnasi ini dan
tekanan statis yang diukur dengan tabung statif menggambarkan
kenaikan tekanan dengan deselarasi fluida. Manometer mengukur
kenaikan kecil pada tekanan ini. Bila fluida non kompressible, kita
dapat menuliskan persamaan Bernoulli antara kecepatan V
1
adalah
kecepatan sebelum fluida terdeselarasi dan kecepatan V
2
adalah 0
13) Ventury Meter
Sebuah ventury meter selalu diletakkan pada perpipaan. Sebuah
manometer atau peralatan lain dihubungkan terhadap 2 kran
tekanan dan mengukur beda tekanan antara titik 1 dan titik 2.
Kecepatan rata-rata pada titik 1 adalah V
1
dan diameter d
1
, dan
pada titik 2 kecepatan adalah V
2
dan diameter d
2
. Penyempitan dari
d
1
ke d
2
dan ekspansi balik dari d
2
ke d
1
berlangsung secara
perlahan-lahan. Friction loss yang kecil selama kontraksi dan
ekspansi dapat diabaikan.
Untuk menurunkan persamaan pada ventury meter, friksi diabaikan
dan pipa diasumsikan horizontal. Asumsi aliran turbulen dan
persamaan neraca energi mekanik antara titik 1 dan 2 untuk fluida
incompressible
14) Orifice Meter
Pada instalasi-instalasi diproses plant penggunaan ventury meter
memiliki beberapa kerugian. Ventury memerlukan ruangan yang
luas dan juga mahal. Juga diameter throat yang tetap, sehingga laju
alir berubah drastis maka pembacaan perbedaan tekanan menjadi
tidak akurat. Ventury dapat diganti dengan suatu orifice meter
walaupun menimbulkan head loss yang lebih besar. Suatu plat
yang memiliki lubang dengan diameter d
0
diletakkan diantara dua
plat pipa dengan diameter d
1
. Lubang pengukur tekanan pada titik
1 dan titik 2 akan mengukur P
1
P
2
. Arus fluida melewati plat
orifice membentuk suatu vena kontrakta atau arus pancar bebas.


3.2 volume integral
1. Usaha Luar
Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan (dipanaskan)
atau kalor dikurangi (didinginkan) terhadap sistem. Jika kalor diterapkan
kepada gas yang menyebabkan perubahan volume gas, usaha luar akan
dilakukan oleh gas tersebut. Usaha yang dilakukan oleh gas ketika volume
berubah dari volume awal V
1
menjadi volume akhir V
2
pada tekanan p
konstan dinyatakan sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan
volumenya.
W = pV= p(V
2
V
1
)
Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap
perubahan volume yang ditulis sebagai
Tekanan dan volume dapat diplot dalam grafik p V. jika
perubahan tekanan dan volume gas dinyatakan dalam bentuk grafik p V,
usaha yang dilakukan gas merupakan luas daerah di bawah grafik p V.
hal ini sesuai dengan operasi integral yang ekuivalen dengan luas daerah di
bawah grafik.
Gas dikatakan melakukan usaha apabila
volume gas bertambah besar (atau mengembang) dan V
2
> V
1
. sebaliknya,
gas dikatakan menerima usaha (atau usaha dilakukan terhadap gas) apabila
volume gas mengecil atau V
2
< V
1
dan usaha gas bernilai negatif.
2. Energi Dalam
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi
dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan
merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan
atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak
tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau
secara mikroskopik. Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-
partikel yang berada dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini
disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel yang bergerak.
Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam
dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial
yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut
dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding dengan suhu
mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam
gas dinyatakan sebagai untuk gas monoatomik

untuk gas diatomik

Dimana U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas,
R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol
1
K
1
, dan T adalah
perubahan suhu gas (dalam kelvin).
3. Hukum I Termodinamika
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan
bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas).
Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan
berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum
kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan volume akan
melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan
mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada
sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan
energi dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika. Secara
matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai
Q = W + U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah perubahan energi
dalam. Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang
berarti diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah
volumenya yang berarti melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan
bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti
mengalami perubahan energi dalam U.
4. Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi
perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi
berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik.
Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi
dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang
diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini.
Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai
Dimana V
2
dan V
1
adalah volume akhir dan awal gas.

5. Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan,
gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam
volume konstan (V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor
yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini
dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan Q
V
.
Q
V
= U
6. Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap
konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada
dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = pV). Kalor di sini
dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Q
p
. Berdasarkan
hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam
sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
Q
V
=U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W = Q
p
Q
V

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih
energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Q
p
) dengan energi
(kalor) yang diserap gas pada volume konstan (Q
V
).

7. Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun
keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang
dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan
volume masing-masing p
1
dan V
1
mengalami proses adiabatik sehingga
tekanan dan volume gas berubah menjadi p
2
dan V
2
, usaha yang dilakukan
gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana adalah konstanta yang diperoleh
perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan
dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 ( > 1).

Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p V dengan bentuk
kurva yang mirip dengan grafik p V pada proses isotermik namun
dengan kelengkungan yang lebih curam.
3.4 Energy system
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan.
Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat
raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika
berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi,
kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara
sistem dan lingkungan:
sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja
dengan lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah
terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi
tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau
adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas
tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah
suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya
dipertimbangkanh sebagai sifat pembatasnya:
o pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran
panas.
o pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan
benda dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan
pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh
dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari
lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya
penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi,
energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.

Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini
disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem).
Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem
dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana
sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari
sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan
properti, yang merupakan fungsi keadaan.
Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan
keadaan dari sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya
seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah
minimal tersebut.
Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan
dimungkinkan. Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut.
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem
termodinamika, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan
setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling
setimbang satu dengan lainnya.
Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem
termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor
yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap
sistem.
Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada
bunyi untuk hukum kedua termodinamika yang ada hanyalah
pernyataan kenyataan eksperimental yang dikeluarkan oleh kelvin-
plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu
sistem apapun bekerja sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya
adalah perpindahan energi sebagai panas dari sistem dengan
temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang lebih tinggi.
Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi
dalam siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja
kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir
termal.(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics
(Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. - 2007 - Wiley) Bab5). "total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi"
merupakan korolari dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum
kedua termodinamika untuk proses dengan menggunakan sifat
entropi)(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics
(Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. - 2007 - Wiley) Bab6).
Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol
absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem
mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol.

3.6 Nozzle
Nozzle adalah alat untuk mengekspansikan fluida sehingga kecepatannya
bertambah. Sebuah nozzle exhaust dapat dianggap sebagai perangkat
membagi daya yang tersedia dari kompor gas keluar utama antara
kebutuhan turbin dan kekuatan jet. Jadi nosel berfungsi sebagai
backpressure kontrol untuk mesin dan perangkat percepatan konversi
energi gas panas menjadi energi kinetik. Fungsi sekunder dari nozzle ini
adalah untuk memberikan dorongan yang pada bagian ini terjadi proses
pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara
bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi
panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke bagian pengubah yang juga berfungsi sebagai nozzle.
Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke
siklus turbin (V Ganesan, 2003).

3.8 Expansion process
Ekspansi adalah proses yang menyebabkan volume menjadi besar dan
menimbukan perubahan suhu dan tekanan yang semakin kecil.
U = Q + W
energi sekeliling = Q W
energi system = U + Ek + Ep
Ditinjau dari perpindahan dari dan ke dalam sistem, proses ekspansi dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Ekspansi adiabatik, yaitu apabila tidak ada panas yang melewati
sistem dan kerja yang diterima oleh sistem digunakan seluruhnya
untuk mengubah energi di dalam sistem.
2. Ekspansi non-adiabatik, yaitu apabila ada panas yang pindah
melewati sistem tersebut dan kerja yang diterima oleh sistem
sebagian di ubah dalam bentuk panas yang keluar melalui batas
sistem, dengan rumus : E = q W
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari
empat proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan
kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal dengan
pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral sebuah
kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka
kuantitas tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai
yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli
bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal
ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal
dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan
keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut. Hukum kedua
termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses
alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan
berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak
di dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan
lingkungannya semakin besar".
Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan
hukum kedua termodinamika di dalam proses-proses alami
cenderung bertambah ekivalen dengan menyatakan, kekacauan dari
sistem dan lingkungan cenderung semakin besar. Di dalam
ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan
ruang kotak adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul
gas tersebut menempati setengah ruang kotak. Jika dua benda yang
memiliki temperatur berbeda T
1
dan T
2
berinteraksi, sehingga
mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan
bahwa sistem tersebut menjadi lebih kacau, dalam arti, pernyataan
"semua molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan
temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan dengan
pernyataan semua molekul di dalam benda A bersesuaian dengan
temperatur T
1
dan benda B bersesuaian dengan temperatur T
2
".
Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan
parameter kekacauan adalah, pers. (1): S = k log w
dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w
adalah parameter kekacauan, yakni kemungkinan beradanya sistem
tersebut relatif terhadap semua keadaan yang mungkin ditempati.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi
isotermal, dimana banyaknya molekul dan temperatur tak berubah
sedangkan volumenya semakin besar, maka kemungkinan sebuah
molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah
sebanding dengan V; yakni semakin besar V maka semakin besar
pula peluang untuk menemukan molekul tersebut di dalam V.
Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam
V adalah, pers. (2):
W
1
= c V dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N
molekul secara serempak di dalam volume V adalah hasil kali lipat
N dari w. Yakni, kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri
dari N molekul berada di dalam volume V adalah, pers.(3):
w = w
1
N
= (cV)
N
.
Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka perbedaan entropi
gas ideal dalam proses ekspansi isotermal dimana temperatur dan
banyaknya molekul tak berubah, adalah bernilai positip. Ini berarti
entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal tersebut
bertambah besar.
Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (1),
menghubungkan gambaran termodinamika dan gambaran
mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum
kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana proses
alami akan terjadi menuju entropi yang lebih tinggi ditentukan
oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan yang
lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah
keadaan dimana entropi maksimum secara termodinamika dan
keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan tetapi
fluktuasi, misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi
kesetimbangan. Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa
entropi akan semakin besar di dalam tiap-tiap proses spontan.
Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika cukup lama
ditunggu, keadaan yang paling tidak mungkin sekali pun dapat
terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari
musim panas yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara
tiba-tiba dalam suatu ruangan. Hukum kedua termodinamika
memperlihatkan arah peristiwa-peristiwa yang paling mungkin,
bukan hanya peristiwa-peristiwa yang mungkin.

You might also like